SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
HARIRI, SE., M.Ak
Universitas Islam Malang
2020
 PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 UU PPh.
 PPh Pasal 26 adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 UU PPh.
 Penyelenggara kegiatan adalah WP orang pribadi
atau WP badan sebagai penyelenggara kegiatan
tertentu yang melakukan pembayaran imbalan
dengan nama dan dalam bentuk apapun kepada
orang pribadi sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan tersebut.
 Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada
pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau
pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas
berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja
baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.
 Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima
atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan
komisaris dan anggota dewan pengawas yang
secara teratur terus-menerus ikut mengelola
kegiatan perusahaan secara langsung.
 Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah
pegawai yang hanya menerima penghasilan
apabila pegawai yang bersangkutan bekerja,
berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit
hasil pekerjaan yang dihasilkan atas jenis
pekerjaan yang diminta pleh pemberi kerja.
 Penerima penghasilan bukan pegawai atau
orang pribadi selain pegawai tetap dan
pegawai tidak tetap yang memperoleh
perhasilan dengan nama dan dalam bentuk
apapun dari pemotong PPh Pasal 21/PPh
Pasal 26 sebagai imbalan atas pekerjaan.
 Peserta kegiatan adalah orang pribadi yang
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
(olahraga) dan memperoleh imbalan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam
kegiatan tersebut.
 Penghasilan pegawai tetap adalah penghasilan
bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala
macam tunjangan, dan imbalan dengan nama
apapun yang diberikan secara periodik
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
pemberi kerja.
 Upah harian adalah upah atau imbalan yang
diterima atau diperoleh pegawai yang terutang
atau dibayarkan secara harian.
 Upah mingguan adalah upah atau imbalan yang
diterima atau diperoleh pegawai yang terutang
atau dibayarkan secara mingguan.
 Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi
dan badan, baik merupakan pusat maupun
cabang, perwakilan atau unit.
 Bendaharawan pemerintah baik pusat
maupun daerah termasuk institusi TNI/POLRI,
pemerintah daerah, instansi atau lembaga
pemerintah, lembaga-lembaga negara lain,
dan Kedutaan Besar RI di luar negeri.
 Dana pensiun atau badan lain seperti jaminan
sosial tenaga kerja, PT Taspen.
 Perusahaan dan BUT
 Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi,
perkumpulan, organisasi massa, organisasi
sosial politik dan organisasi lainnya serta
organisasi internasional yang telah
ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan.
 Penyelenggara kegiatan
 Pegawai
 Penerima uang pesangon, pensiun atau uang
manfaat pensiun, THT, atau jaminan hari tua,
termasuk ahli warisnya.
 Bukan pegawai yang menerima atau
memperoleh penghasilan sehubungan
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.
 Peserta kegiatan yang menerima atau
memperoleh penghasilan sehubungan
dengan keikutsertaannya dalam suatu
kegiatan.
 Pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan
atau pejabat lain dari negara asing, dan
orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pada dan bertempat
tinggal bersama mereka, dengan syarat
bukan WNI dan di Indonesia tidak menerima
atau memperoleh penghasilan lain di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta
negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik
 Pejabat perwakilan organisasi internasional
 Penghasilan yang diterima atau diperileh
pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang
bersifat teratur maupun tidak teratur;
 Penghasilan yang diterima atau diperoleh
penerima pensiun secara teratur berupa uang
pensiun atau penghasilan sejenisnya;
 Penghasilan berupa uang pesangon, uang
manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau
jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus,
yang pembayarannya melewati jangka waktu
2 tahun sejak pegawai berhenti bekerja;
 Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga
kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan,
upah satuan, upah borongan atau upah yang
dibayarkan secara bualanan;
 Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain
berupa honorium, komisi, fee, dan imbalan
sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan;
 Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain
berupa uang saku, uang representasi, uang
rapat, honorium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan
imbalan sejenis dengan nama apapun;
 Penghasilan berupa honorium atau imabalan
yang bersifat tidak teratur yang diterima atau
diperoleh anggota dewan komisaris atau
dewan pengawas yang tidak merangkap
sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang
sama;
 Penghasilan berupa jasa produksi, gratifikasi,
bonus atau imabalan lain yang bersifat tidak
teratur yang diterima atau diperoleh mantan
pegawai;
 Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto untuk penghitungan
pemotongan pajak penghasilan bagi pegawai
tetap, ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan
bruto, setinggi-tingginya Rp. 6.000.000 setahun
atau Rp. 500.000 sebulan.
 Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto untuk penghitungan
pemotongan pajak penghasilan bagi pensiunan,
ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp. 2.400.000 setahun atau
Rp. 200.000 sebulan.
Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh
Pasal 21 yang tidak memiliki NPWP, dikenakan
pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih
tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan
terhadap WP yang memiliki NPWP. Artinya
jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong
adalah sebesar 120% dari jumlah PPh Pasal 21
yang seharusnya dipotong dalam hal yang
bersangkutan memiliki NPWP. Pemotongan PPh
Pasal 21 seperti ini hanya berlaku untuk
pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.
101/PMK.010/2016 perubahan nilai PTKP sebagai
berikut:
1. Rp.54.000.000 (lima puluh empat juta rupiah)
tambahan untuk WP Orang Pribadi.
2. Rp.4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah)
tambahan untuk WP yang kawin.
3. Rp.54.000.000 (lima puluh empat juta rupiah)
tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami seba gaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).
4. Rp.4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah)
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah
dan semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya
paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (1) UU PPh, besarnya tarif Pajak
Penghasilan yang diterapkan atas PKP atas WP dalam negeri dan WP
luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia melalui BUT di Indonesia, sebagai berikut:
 Untuk WP Orang Pribadi Dalam Negeri
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp.50.000.000 5%
Di atas Rp.50.000.000 sampai dengan
Rp.250.000.000
15%
Di atas Rp.250.000.000 sampai dengan
Rp.500.000.000
25%
Di atas Rp.500.000.000 30%
 Contoh penghitungan Pajak Penghasilan
tahun 2019
untuk WP Orang Pribadi.
PKP WP Orang Pribadi = Rp.580.200.000
PPh Terutang:
5% x Rp.50.000.000 = Rp.2.5000.000
15% x Rp.200.000.000 = Rp.30.000.000
25% x Rp.250.000.000 = Rp.62.500.000
30% x Rp.80.200.000 = Rp.24.060.000
Total = Rp.119.060.000
 Contoh soal ada di Materi 3 Pdf

More Related Content

Similar to Materi 3 Pajak.pptx

Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxIrwanMusic
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Barunekzho
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21alarif-aholic
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptxAlleAldine
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21Fitri Bersahabat
 
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONIPengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONIRiki Ardoni
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxGilangAntono
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxWidiaNoviaShafira
 
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadiPajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadissuser676e10
 

Similar to Materi 3 Pajak.pptx (20)

Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
PPh pasal 21
PPh pasal 21PPh pasal 21
PPh pasal 21
 
PPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP BaruPPH Pasal 21 PTKP Baru
PPH Pasal 21 PTKP Baru
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21
 
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONIPengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
Pengenaan PPh 21 Dan Contoh Perhitungannya - RIKI ARDONI
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
Makalah pph21
Makalah pph21Makalah pph21
Makalah pph21
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptx
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
 
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadiPajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
 
P ph pasal 21 new
P ph pasal 21 newP ph pasal 21 new
P ph pasal 21 new
 
PPh 21
PPh 21PPh 21
PPh 21
 
01. p ph 21
01. p ph 2101. p ph 21
01. p ph 21
 

Recently uploaded

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 

Recently uploaded (17)

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 

Materi 3 Pajak.pptx

  • 1. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2020
  • 2.  PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 UU PPh.  PPh Pasal 26 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 UU PPh.
  • 3.  Penyelenggara kegiatan adalah WP orang pribadi atau WP badan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu yang melakukan pembayaran imbalan dengan nama dan dalam bentuk apapun kepada orang pribadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut.  Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
  • 4.  Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.  Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atas jenis pekerjaan yang diminta pleh pemberi kerja.
  • 5.  Penerima penghasilan bukan pegawai atau orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang memperoleh perhasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari pemotong PPh Pasal 21/PPh Pasal 26 sebagai imbalan atas pekerjaan.  Peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu kegiatan tertentu (olahraga) dan memperoleh imbalan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut.
  • 6.  Penghasilan pegawai tetap adalah penghasilan bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan, dan imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi kerja.  Upah harian adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan secara harian.  Upah mingguan adalah upah atau imbalan yang diterima atau diperoleh pegawai yang terutang atau dibayarkan secara mingguan.
  • 7.  Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit.  Bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk institusi TNI/POLRI, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lain, dan Kedutaan Besar RI di luar negeri.  Dana pensiun atau badan lain seperti jaminan sosial tenaga kerja, PT Taspen.
  • 8.  Perusahaan dan BUT  Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi massa, organisasi sosial politik dan organisasi lainnya serta organisasi internasional yang telah ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.  Penyelenggara kegiatan
  • 9.  Pegawai  Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya.  Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.  Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan.
  • 10.  Pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan WNI dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik  Pejabat perwakilan organisasi internasional
  • 11.  Penghasilan yang diterima atau diperileh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur;  Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;  Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun sejak pegawai berhenti bekerja;
  • 12.  Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bualanan;  Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan;  Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun;
  • 13.  Penghasilan berupa honorium atau imabalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama;  Penghasilan berupa jasa produksi, gratifikasi, bonus atau imabalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai;
  • 14.  Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan pajak penghasilan bagi pegawai tetap, ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 6.000.000 setahun atau Rp. 500.000 sebulan.  Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan pajak penghasilan bagi pensiunan, ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 2.400.000 setahun atau Rp. 200.000 sebulan.
  • 15. Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki NPWP, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan terhadap WP yang memiliki NPWP. Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar 120% dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki NPWP. Pemotongan PPh Pasal 21 seperti ini hanya berlaku untuk pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final.
  • 16. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 101/PMK.010/2016 perubahan nilai PTKP sebagai berikut: 1. Rp.54.000.000 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk WP Orang Pribadi. 2. Rp.4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk WP yang kawin. 3. Rp.54.000.000 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami seba gaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). 4. Rp.4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
  • 17.
  • 18. Berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (1) UU PPh, besarnya tarif Pajak Penghasilan yang diterapkan atas PKP atas WP dalam negeri dan WP luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui BUT di Indonesia, sebagai berikut:  Untuk WP Orang Pribadi Dalam Negeri Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp.50.000.000 5% Di atas Rp.50.000.000 sampai dengan Rp.250.000.000 15% Di atas Rp.250.000.000 sampai dengan Rp.500.000.000 25% Di atas Rp.500.000.000 30%
  • 19.  Contoh penghitungan Pajak Penghasilan tahun 2019 untuk WP Orang Pribadi. PKP WP Orang Pribadi = Rp.580.200.000 PPh Terutang: 5% x Rp.50.000.000 = Rp.2.5000.000 15% x Rp.200.000.000 = Rp.30.000.000 25% x Rp.250.000.000 = Rp.62.500.000 30% x Rp.80.200.000 = Rp.24.060.000 Total = Rp.119.060.000
  • 20.  Contoh soal ada di Materi 3 Pdf