SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
24
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Kebun
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang
Perusahaan Kebun Segayung Batang merupakan salah satu unit
produksi PT. Pagilaran yang ada di beberapa daerah yang tersebar di
Yogyakarta dan Jawa Tengah, sehingga Kebun Segayung merupakan
anakan perusahaan dari PT. Pagilaran. Bermula pada tahun 1840, seorang
warga negara berkebangsaan Belanda bernama E. Blink membuka tanah
hutan di daerah Pagilaran kemudian ditanami dengan tanaman teh, kina
dan kopi. Perkebunan tersebut diambil alih oleh Maskapai Belanda yang
berkedudukan di Semarang, dalam kekuasaan Belanda ini perkebunan teh
mengalami perkembangan pesat. Hal ini terbukti dengan adanya
penambahan areal perkebunan, yaitu dengan cara melelang tanah
disekitarnya.
Tahun 1922, Maskapai Belanda mengalami kebakaran sehingga
usaha dan kegiatannya berhenti total. Akhirnya pada tahun 1922,
perkebunan teh dibeli oleh bangsa Inggris yang kemudian diadakan
perbaikan. Tahun 1928 oleh Inggris, perkebunan Pagilaran digabungkan
dengan P & T Land (Pemanukan dan Tjiasem). Tahun 1947 – 1949,
perkebunan dikuasai oleh bangsa Inggris lagi, kemudian dilakukan
pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan
Jepang. Tanggal 23 Mei 1964, diserahkan kepada Fakultas Pertanian
UGM, untuk mengenangnya maka tanggal 23 Mei dijadikan hari lahirnya
PT. Pagilaran.
Besarnya potensi yang terdapat di daerah Batang maka
dibangunlah beberapa unit perusahaan cabang yang bertugas menggali
potensi yang terdapat di daerah Batang. Salah satunya adalah Kebun
Segayung. Sejak tahun 1978-1980, PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung
mulai melakukan penanaman tanaman pokok, yaitu kakao (Theobroma
cacao L.) dan kelapa (Cocos nuciferaL.). Luasan PT. Pagilaran Kebun
24
25
Segayung yang ditanami berbagai macam komoditas adalah sebagai
berikut:
a. Kelapa Tall tumpang sari kakao, ditanam tahun 1978 dengan luas
25,46 ha yang terdiri dari:
1) Blok I seluas 16,68 ha
2) Blok VIIIb seluas 8,78 ha
b. Kakao Monokultur, ditanam tahun 1979 dengan luas 47,18 ha.
c. Kelapa Hibrida tumpang sari, ditanam tahun 1980 dengan luas 117,78
ha yang terdiri dari:
1) Blok III seluas 1,100 ha
2) Blok IV seluas 18,10 ha
3) Blok Va seluas 15,59 ha
4) Blok Vb seluas 21,20 ha
5) Blok VI seluas 19,82 ha
6) Blok VII seluas 23,34 ha
7) Blok VIIIa seluas 18,73 ha
Wilayah PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung secara
administratif berada di Desa Simbang Jati, Kecamatan Tulis, Kabupaten
Batang, Provinsi Jawa Tengah. Jarak dari Ibukota Provinsi kurang lebih 80
km ke arah barat. Kebun Segayung terletak dengan batas-batas sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara: berbatasan dengan Desa Wonokerso dan Desa Kencono
Rejo.
b. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kebun Dinas Perkebunan Propinsi
Jawa Tengah.
c. Sebelah Timur: berbatasan dengan Desa Simbang Jati dan Dukuh
Tegal Sari.
d. Sebelah Barat: berbatasan dengan Dukuh Sraman dan Desa
Wonokerso.
26
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang
Tahun 1840, seorang warga Negara berkebangsaan Belanda
bernama E. Blink membuka tanah hutan di daerah Pagilaran kemudian
ditanami dengan tanaman teh, kina dan kopi. Perkebunan diambil alih oleh
Maskapai Belanda yang berkedudukan di Semarang. Dikekuasaan Belanda
ini, perkebunan teh mengalami perkembangan pesat. Terbukti dengan
adanya penambahan areal perkebunan, yaitu dengan cara melelang tanah
disekitarnya.
Tahun 1920, Maskapai Belanda mengalami kebakaran sehingga
usaha dan kegiatannya berhenti total. Akhirnya pada tahun 1922,
perkebunan teh ini dibeli oleh Bangsa Inggris yang kemudian diadakan
perbaikan kembali. Tahun 1928 oleh Inggris, perkebunan Pagilaran
digabungkan dengan P & T Lands (Pemanukan dan Tjiasem). Tahun 1947
– 1949, perkebunan dikuasai oleh Bangsa Inggris lagi, kemudian
dilakukan pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat
perusakan Jepang.
Tanggal 23 Mei 1964, diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM,
untuk mengenangnya maka tanggal 23 Mei dijadikan hari lahirnya PT.
Pagilaran. Tanggal 1 Januari 1974, status perusahaan diganti dari PN
Pagilaran menjadi PT. Perkebunan Perindustrian Perdagangan dan
Konsultasi PT. Pagilaran. Perusahaan ini mendapatkan tugas dari
Pemerintah untuk mengembangkan perkebunan dengan pola PIR
(Perkebunan Inti Rakyat) sejak tahun 1985/1986 sampai dengan sekarang
dengan areal yang tersebar dibeberapa Propinsi (DIY, Jawa Tengah dan
Jawa Timur).
Areal lahan kebun teh Pagilaran dibagi menjadi dua yaitu areal
tanaman teh dengan luas 970.849 ha dan areal aneka tanaman dengan luas
86.010 ha, selain itu terdapat areal emplasemen dan lain-lain dengan luas
61.839 ha. PT. Pagilaran memilliki beberapa bidang usaha antara lain
perkebunan teh, coklat, kopi, cengkeh, kina dan kelapa dan perdagangan
teh hitam dan teh hijau ekspor maupun lokal. PT. Pagilaran juga bergerak
27
sebagai biro konsultasi dalam penelitian dan pengembangan perkebunan,
serta dalam usaha pengadaan bibit tanaman perkebunan teh. Perusahaan
ini berperan serta sebagai kebun inti dalam pelaksanaan proyek-proyek
pemerintahan dalam pengembangan perkebunan melalui pola PIR. Salah
satunya sebagai kebun inti dalam melaksanakan proyek PIR Lokal Teh
Jawa Tengah yang mencakup areal 3 000 ha. PT. Pagilaran juga berperan
sebagai kebun inti dalam pengembangan perkebunan teh rakyat Kabupaten
Kulon Progo dan Kabupaten Kendal, pengembangan perkebunan Kakao
rakyat Kabupaten Wonogiri, dan pengembangan perkebunan kopi Arabika
Kabupaten Wonosobo.Terdapat juga sebagai kebun inti dalam pelaksanaan
KIK-Plasma-PIR-Kakao-Banpres di Kabupaten Gunung Kidul yang
meliputi areal 3 000 ha.
Tahun 2003, PT. Pagilaran memulai pengembangan agrowisata
yang meliputi pemandangan dan pesona hamparan kebun teh di ketinggian
700–1.600 m dpl, dengan fasilitas melihat proses pembuatan teh, paket
kesenian daerah, penginapan dan transportasi keliling kebun, ruang sidang
dan ruang pertemuan dengan kapasitas 400 orang, lapangan olahraga tenis,
badminton, sepakbola, bola volley dan bilyard. PT. Pagilaran juga
mempunyai pabrik tehPagilaran untuk pengolahan teh hitam dan teh hijau.
Kebun Unit Produksi Teh memiliki ketinggian tempat yang
bervariasi dengan ketinggian tempat tertinggi yaitu 92,5 m dpl dan
ketinggian tempat terendah yaitu 40 m dpl. Curah hujan di kebun Unit
Produksi Teh, rata-rata curah hujan mencapai 2.804,5 mm per tahun.
Curah hujan yang dikehendaki sekurang-kurangnya 1.800 mm/tahun
dengan penyebaran merata sepanjang tahun (150 mm/bulan). Suhu di
kebun Unit Produksi Teh berkisar antara 24–36ºC. Jarak kebun teh dengan
pusat kota sekitar kurang lebih 10 km, dikarenakan kebun teh Pagilaran
berada di daerah dataran tinggi maka sangatlah memungkinkan dijadikan
sebagai tempat wisata yang menyediakan berbagai fasilitas yang ada.
Manajemen perusahaan diartikan sebagai cara untuk mengatur
perusahaan agar dapat berkembang dan rencana yang ditetapkan dapat
28
terealisasikan semaksimal mungkin. Manajemen perusahaan di Kebun Teh
Pagilaran dipegang oleh Administratur, mempunyai wewenang untuk
mengatur urusan dalam kebun, pabrik maupun dalam pembukuan kantor.
Kebijakan dalam pemasaran, pengadaan jenis tanaman maupun peralatan
yang akan digunakan berada pada Direksi PT. Pagilaran. Menjalankan
tugasnya, administratur menggunakan sistem organisasi garis. Sistem
organisasi garis membagi kekuasaan didalam setiap tingkat jabatan.
Kekuasaan yang didelegasikan menjadi suatu tanggungjawab bagi
pemegangnya dan sekaligus memberi wewenang untuk menentukan
kebijakan tugas operasional yang diembannya. PT. Pagilaran dipimpin
oleh seorang Direksi serta Administratur. Administratur dibantu oleh
beberapa kepala bagian (sinder). Masing-masing pegawai memiliki tugas
dan wewenang yang harus dijalankan sebaik-baiknya. Tugas dari masing-
masing anggota pada struktur organisasi adalah sebagai berikut:
a. Administratur, bertugas memimpin dan mengelola operasional kebun
untuk sasaran yang telah ditentukan, mengkoordinir penyusunan
rencana kerja dan anggaran perusahaan kebun serta mengkoordinir
kegiatan pengamanan dan pemeliharaan harta perusahaan dikebun.
b. Sinder Kepala, bertugas membantu administratur dalam melaksanakan
tugasnya terutama di bidang produksi dengan berpedoman kepada
RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang telah disahkan
terutama dalam bidang tanaman baik perencanaan, pelaksanaan
maupun pengawasan dan membantu administratur dalam
mengkoordinir sinder afdeling serta untuk mengatur kegiatan
operasional tanaman untuk memenuhi target produksi.
c. Sinder Teknik/Teknologi, bertugas mengatur kegiatan operasional
teknologi dan teknis penyimpanan serta pengiriman produksi serta
bertanggungjawab atas tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai sehingga aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
d. Sinder Kantor, bertugas mengatur kegiatan administrasi keuangan dan
penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta
29
pengendaliannya, menyusun permintaan modal kerja dan daftar
pemintaan barang serta mengatur administrasi semua transaksi
keuangan dan administrasi aktiva benda.
e. Sinder Kebun, bertugas mengatur kegiatan oprasional tanaman untuk
memenuhi target produksi dan bertanggungjawab atas tersedianya
bahan baku teh untuk diolah sesuai dengan kualitas yang telah
ditentukan, melaksanakan sistem jaminan kontaminan mutu mulai dari
panen atau bahan baku sampai dengan penyerahan di TPH serta
menyusun, menghitung dan membayar upah pada karyawan yang
berada dalam kebun.
B. Budidaya
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
Tanaman kakao memerlukan kondisi tanah yang mempunyai
kandungan bahan organik yang cukup, lapisan olah yang dalam untuk
membantu pertumbuhan akar, serta struktur tanah yang gembur dan sistem
drainase yang baik. pH tanah yang ideal berkisar antara 6 – 7. Tanaman
kakao dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 600 m dpl. Curah
hujan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kakao berkisar antara
1.500 – 2.000 mm setiap tahun. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan
tanaman kakao adalah sekitar 25 – 27˚C dengan fluktuasi suhu yang tidak
terlalu besar. Rata-rata suhu minimum adalah 13 – 21˚C dan rata-rata suhu
maksimum adalah 30 – 32˚C. Berdasarkan kesesuaian terhadap suhu
tersebut, maka tanaman kakao secara komersial sangat baik dikembangkan
di daerah tropis. Untuk terjaminnya keseimbangan metabolisme, maka
kelembaban yang dikehendaki tanaman kakao adalah 80% sesuai dengan
iklim tropis. Intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman kakao
berpengaruh terhadap pertumbuhan. Kebutuhan tanaman terhadap
intensitas cahaya matahari bervariasi, tergantung pada fase pertumbuhan
dan umur tanaman. Intensitas cahaya yang ideal bagi tanaman kakao
adalah antara 50 – 70%.
30
Budidaya tanaman kakao yang diterapkan PT. Pagilaran Kebun
Segayung secara garis besar terdiri dari pembibitan, pengolahan lahan,
penanaman, perawatan, panen dan pascapanen. Perbanyakan bibit kakao
dilakukan dengan dua cara yaitu perbanyakan secara generatif (biji) dan
vegetatif (akar, batang, cabang dan daun melalui okulasi dan kultur
jaringan). Perbanyakan cara generatif lebih banyak dilakukan
dibandingkan cara vegetatif yang terlampau sulit dan ribet dalam
penerapannya. Perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu
perawatan dalam fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase
tanaman menghasilkan (TM). Perawatan dalam fase TBM adalah
pembersihan gulma secara manual pada piringan tanaman, pemupukan,
pemangkasan penaung tetap dan penaung sementara, pemangkasan bentuk
tanaman kakao, dan pengendalian hama maupun penyakit. Pengendalian
gulma pada fase TBM dilakukan pada piringan tanaman kakao atau pada
jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau cangkul. Fase ini
pengendalian gulma secara kimiawi dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman kakao karena sebagian herbisidanya dapat mengenai daun kakao
TBM. Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket
yang dimaksudkan untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat
dan seimbang. Hasil dari 4 – 5 cabang primer yang terbentuk, dipilih tiga
buah cabang primer yang masing-masing tersebar merata membentuk
sudut 120 derajat, sedangkan cabang primer lainnya dipangkas. Cabang-
cabang sekunder sampai dengan 60 cm dari pusat percabangan dipangkas.
Pemupukan pada fase TBM dilakukan 3 – 4 kali setahun sesuai
dengan dosis anjuran dengan menggunakan pupuk organik. Fase TM,
kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan tanaman kakao dan
pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah, pengendalian hama dan
penyakit. Pemangkasan pada fase TM yakni meliputi pemangkasan
pemeliharaan dan produksi, seperti membuang bagian tanaman yang tidak
dikehendaki, misalnya tunas air, cabang sakit, patah, menggantung dan
cabang balik. Hal ini berguna untuk memacu tanaman agar menumbuhkan
31
daun baru yang potensial sebagai produsen asimilat, menekan resiko
terjadinya serangan hama dan penyakit, menjaga agar tinggi tajuk tanaman
terus terkontrol pendek guna mempermudah panen dan pengendalian
hama/penyakit, serta meningkatkan produksi buah. Pemangkasan
pemeliharaan dilakukan 3 – 4 kali per tahun, sedangkan pemangkasan
produksi identik dengan pemangkasan berat yang dilakukan dua kali
setahun (bulan Oktober/November dan April).
Pengendalian pada organisme pengganggu tanaman (OPT)
meliputi hama, penyakit, dan gulma. Dalam budidaya tanaman kakao,
pencegahan meluasnya serangan OPT melalui penerapan teknik budidaya
yang baik sangat penting, dengan demikian dapat dihindari eksploitasi
hama dan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian besar.
Terdapat lima hama utama kakao di PT. Pagilaran Kebun Segayung, yaitu
penggerekbuah kakao(Conopormorpha cramerella snell), penghisap buah
(Helopeltis spp), ulat kilan (Hyposidra talaca), dan ulat api (Darna trima).
Pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao diutamakan dilakukan
melalui sistem pengendalian terpadu, dimana menggunakan pestisida
untuk mengendalikan hama atau penyakit adalah sebagai pelengkap dan
bukan merupakan komponen pengendalian yang paling utama.
Panen merupakan kegiatan memetik buah dari pohon dan
memecahnya untuk memanfaatkan biji basah didalamnya. Pemetikan
buah dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah. Tangkai buah
disisakan kurang dari 0,5 cm untuk menghindari kerusakan pada bantalan
buah. Pemetikan buah menggunakan pisau berbentuk seperti huruf L yang
disematkan pada galah panjang. Pemetikan buah yang sulit dengan
menancapkan ujung pisau kait yang runcing pada buah kemudian diputar
atau pemanen memanjat pohon. Hal ini dapat meningkatkan kerusakan
bantalan buah. Kegiatan pascapanen dimulai dari pengupasan buah,
fermentasi, pencucian, pengeringan dan penentuan mutu serta pengepakan.
Setiap tahapan kegiatan dalam pascapanen akan menetukkan mutu kakao
yang dihasilkan, terutama proses fermentasi. Biji kakao kering yang
32
difermentasi dan yang tidak difermentasi akan mempunyai mutu yang
berbeda.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
Syarat tumbuh dari tanaman teh dengan curah hujan sebaiknya
tidak kurang dari 2.000 mm/tahun, suhu udara harian optimum adalah
13 – 25o
C dan kelembaban udara kurang dari 70%. Tanaman teh
memerlukan sinar matahari yang cerah untuk dapat berfotosintesis secara
maksimal. Jenis tanahyang cocok bagi tanaman teh adalah Andosol,
Regosol dan Latosol. Teh juga dapat dibudidayakan di tanah Podsolik
(Ultisol), Gley Humik, Litosol dan Aluvia. Teh menyukai tanah dengan
lapisan atas yang tebal, struktur remah, berlempung sampai berdebu,
gembur. Derajat keasaman tanah (pH) berkisar antara 4,5 – 6 merupakan
pH optimum untuk tanaman teh tumbuh dengan baik. Berdasarkan
ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi: dataran rendah
sampai 800 m dpl;dataran sedang 800 – 1.200 m dpl; dan dataran tinggi>
1.200 m dpl. Perbedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan
pertumbuhan dan kualitas teh.
Penerapan budidaya tanaman teh PT. Pagilaran antara lain pada
saat proses pembibitan tanaman teh yang dilakukan melalui dua cara yaitu
vegetatif dan generatif. Perkembangan vegetatif, diperoleh melalui stek
batang dari tanaman teh. Melalui perkembangan vegetatif akan diperoleh
tanaman teh dengan sistem perakarannya kurang kuat dan memiliki sifat
yang sama seperti teh indukannya. Perkembangan tanaman teh secara
generatif, diperoleh dari penanaman benih tanaman teh pada media tanam
yang khusus. Perkembangbiakan secara generatif akan menghasilkan
tanaman teh yang mempunyai sistem perakaran yang kuat, namun
memerlukan waktu yang cukup lama serta dapat mempunyai sifat yang
berbeda dengan induknya. Proses selanjutnya adalah penanaman, terdiri
dari beberapa langkah yaitu pembebasan semak dan gulma, penggemburan
tanah, pembuatan lubang tanam, penentuan jarak tanam 90 x 120 cm dan
70 x 100 cm.
33
Proses pemeliharaan teh yang dilakukan pada PT. Pagilaran yaitu
pemangkasan dan pemupukan. Pemangkasan pada tanaman teh bertujuan
untuk meremajakan tanaman agar dapat tetap memberikan produksi daun
yang maksimal. Tanaman teh tidak dilakukan regenarasi dengan
mengganti tanaman asli, karena semakin tua tanaman teh akan membuat
perakaran tanaman menjadi semakin kuat serta berproduksi semakin baik
juga. Tanaman teh dilakukan peremajaan setiap 4 tahun sekali, dengan
cara memangkas tanaman teh hingga ketinggian 5 cm dari permukaan
tanah, dan sekitar 3 – 4 bulan setelah pemangkasan tanaman teh baru bisa
dipetik kembali. Proses pemeliharaan lain yaitu seperti pemupukan pada
tanaman teh dengan mengaplikasikan pupuk organik (kompos) dan
anorganik. Kompos terbuat dari bahan-bahan alami yang terdiri dari
limbah rumah tangga organik, kotoran sapi, media jamur tiram, limbah
pertanian organik, dan limbah pabrik organik. Bahan-bahan tersebut
disusun bersaf dan didiamkan 7 – 10 hari, lalu siap diaplikasikan di lubang
yang terdapat pada sela garis. Dosis pupuk yaitu 2 kg/pohon untuk pupuk
organik dan 45 gram/pohon untuk pupuk anorganik yaitu NPK. Melalui
pemupukan pada tanaman teh, kesuburan pada tanah dapat ditingkatkan
sehingga produksi daun teh dapat maksimal.
Salah satu proses pengolahan panen dalam budidaya tanaman teh
pada PT. Pagilaran yaitu saat proses pemetikan daun teh. Proses pemetikan
daun teh sangat krusial dikarenakan akan menentukan kualitas serta
produk teh yang diinginkan. Proses pemetikan yang dilakukan dengan dua
cara, yaitu manual dan menggunakan gunting. Cara manual yaitu memetik
daun teh dengan tangan secara langsung tanpa bantuan alat. Ada dua
gunting yang digunakan dalam memetik teh yaitu gunting manual dan
gunting mesin. Daur pemetikan daun teh adalah 10 – 15 hari, sedangkan
bila menggunakan gunting menjadi 25 – 35 hari. Rotasi pemetikan
disesuaikan berdasarkan keadaan musim. Ketika musim penghujan, rotasi
pemetikan dilakukan 6 – 7 hari sekali, sedangkan pada musim kemarau
dilakukan 20 hari sekali. Waktu lamanya rotasi ditentukan oleh cepat
34
lambatnya pembentukan pucuk, saat musim penghujan pembentukan
pucuk lebih cepat dari pada musim kemarau, sehingga rotasi pada musim
hujan akan lebih cepat yaitu hanya sekitar 6 – 7hari.
Petikan teh di PT. Pagilaran Kabupaten Batang ada tiga macam
yaitu petikan halus, petikan medium, dan petikan kasar. Apabila dilihat
berdasarkan banyaknya daun yang diambil yakni peko+3 daun muda,
peko+2 daun tua, pucuk burung dan daun muda. Peko merupakan pucuk
teh yang belum mekar, dan peko inilah yang digunakan sebagai bahan
utama pembuatan teh putih. Pucuk burung merupakan istilah yang
digunakan untuk menyebut dua daun yang sudah tidak ada pekonya,
sedangkan kepel adalah daun pertama pembungkus yang berbentuk kecil
dan tidak bergerigi.
C. Biofisika
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
Kebun Segayung terletak pada ketinggian 15 – 100 m dpl yang
didominasi oleh tanah latosol. Tanah latosol berwarna merah dengan
tekstur lempung sampai geluh, struktur remah sampai gumpal lemah,dan
nilai pH tanah kurang dari 6. Jika terkena hujan akan lengket dan jika
kekeringan tanah akan menjadi keras dan pecah-pecah. Kebun Segayung
mempunyai curah hujan merata sepanjang tahun sebesar < 2.000 mm per
tahunnya, dimana rata-rata curah hujannya rendah, yaitu rata-rata 4.014
mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 151 hari.
Kandungan bahan organik yang terdapat di PT. Pagilaran Kebun
Segayung tergolong tinggi. Hal ini diakibatkan karena seresah-seresah dari
pohon yang kembali lagi ke tanah dan terjadi dekomposisi sekaligus
perombakan. Keadaan tanah seperti ini menggambarkan bahwa kondisi
tanah terbilang subur karena kandungan bahan organiknya yang tinggi.
Kebun Segayung hampir tidak pernah terjadi erosi meskipun begitu
tetap harus dilakukan perlindungan tanah. Teknik perlindungan tanah yang
dilakukan pada Kebun Segayung adalah dengan pengolahan lahan yang
35
tepat. Keanekaragaman hayati kebun Segayung sangatlah beranekaragam,
karena selain budidaya kakao disana juga ada budidaya kelapa.
Tanah di kebun Segayung termasuk tanah yang subur dan cocok
untuk budidaya kakao karena memiliki kandungan unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan kakao. Perlidungan tanah di kebun
Segayung juga dilakukan disini dengan pemanfaatan pupuk organik yang
dibuat sendiri dengan memanfaatkan bagian kakao yang tidak terpakai.
Pemupukan tersebut juga tidak berlebihan dan sesuai dosis yang
diperlukan untuk tanaman kakao. Budidaya di kebun Segayung juga
dibutuhkan naungan terutama saat masih tahap pembibitan. Pemberian
naungan tersebut kar hanya memerlukan intensitas cahaya 50 – 70 % saja.
Konservasi di kebun Segayung ini memanfaatkan sisa tanaman (daun-daun
dan ranting pohon) yang dijadikan sebagai mulsa. Mulsa sisa tanaman ini
dipilih untuk konservasi karena dapat memperbaiki kesuburan, struktur
dan cadangan air tanah serta dapat menghalangi pertumbuhan gulma.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
Kebun Pagilaran pada ketinggian > 1.000 m dpl didominasi oleh
tanah andosol,sedangkan ketinggian < 1.000 m dpl didominasi oleh tanah
latosol. Tanah andosol berwarna coklat kekuning-kuningan, tekstur geluh,
dan berstruktur remah, lunak, dan sangat halus. Tanah andosol mempunyai
daya pengikat air yang tinggi, tanah gemburdan ketahanan struktur tinggi,
mudah diolah, permeabilitas (peresapan air) tinggi dan pH rendah
(4,5 – 6), sehingga sangatsesuai untuk pertumbuhan tanaman teh. Tanah
latosol berwarna merah dengan tekstur lempung sampai geluh, struktur
remah sampai gumpal lemah,dan nilai pH tanah kurang dari 6. Jika terkena
hujan akan lengket dan jika kekeringan tanah akan menjadi keras dan
pecah-pecah.
Kebun Pagilaran mempunyai suhu 17 – 23°C dengan curah hujan
merata sepanjang tahun sebesar 4.000 – 6.000 mm per tahun, kelembaban
tinggi yaitu sebesar 70 – 98 %, serta lama penyinaran 3 – 8 jam per hari.
Angin yang bertiup disini mempunyai kecepatan angin sedang dan
36
merupakan angin basah. Angin basah ini sesuai untuk pertumbuhan teh
sehingga dapat tumbuh subur.
Kandungan bahan organik yang terdapat pada tanah PT. Pagilaran
Kebun Teh tergolong tinggi. Hal ini diakibatkan karena seresah-seresah
dari pohon yang kembali lagi ke tanah dan terjadi dekomposisi sekaligus
perombakan. Keadaan tanah seperti ini menggambarkan bahwa kondisi
tanah terbilang subur karena kandungan bahan organiknya yang tinggi.
Kondisi Kebun Teh Pagilaran yang terletak pada ketinggian 700 –
1.600 m dpl ini dengan topografi lahan miring danberbukit-bukit, perlu
dilakukan terasering di perkebunan sehingga akan mengurangiresiko
terjadinya erosi dan terkikisnya tanah pada lapisan top soil.
Tanah di kebun Teh Pagilaran termasuk tanah yang subur dan
cocok untuk budidaya teh karena memiliki kandungan unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan teh. Perlidungan tanah di kebun Teh
Pagilaran juga dilakukan disini dengan pemanfaatan pupuk organik yang
dibuat sendiri dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak yang dijadikan
pupuk kompos. Pemupukan tersebut juga tidak berlebihan dan sesuai dosis
yang diperlukan untuk tanaman teh. Budidaya di kebun Teh Pagilaran juga
dibutuhkan naungan terutama saat masih tahap pembibitan. Pemberian
naungan tersebut agar bibit tanaman teh dapat tumbuh dengan baik.
Konservasi di kebun Teh Pagilaran ini memanfaatkan sisa tanaman (daun-
daun dan ranting pohon) yang dijadikan sebagai mulsa. Mulsa sisa
tanaman ini dipilih untuk konservasi karena dapat memperbaiki
kesuburan, struktur dan cadangan air tanah serta dapat menghalangi
pertumbuhan gulma.
D. Penanganan Erosi
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,
dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik
hujan, creep pada tanah dan material lain dibawah pengaruh gravitasi, atau
oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini
37
disebut bioerosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang
mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses
kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dilihat dari aspek
pengendalian erosi, dapat dilakukan dengan pemberian mulsa. Peran
langsung bahan mulsa adalah melindungi permukaan tanah dari pukulan
butir-butir hujan, mempertahankan kelembaban tanah sehingga
pemanfaatan kelembaban tanah menjadi lebih efisien, mencegah
tumbuhnya tanaman pengganggu dan meningkatkan aktifitas jasad renik
(mikroorganisme tanah) sehingga memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Peranan dari mulsa secara tidak langsung adalah memperbaiki struktur
tanah.
Kebun Segayung hampir tidak pernah terjadi erosi. Hal ini sangat
menguntungkan, karena tanah tidak akan kehilangan kesuburannya dan
bahan organiknya tidak akan hilang karena terkikis oleh erosi. Tanah yang
tidak pernah terkena erosi juga memberikan mulsa yang banyak untuk
melindungi permukaan tanah dan membuat keadaan di permukaan tanah
tetap lembab, hal ini membuat mikroorganisme lebih cepat merombak
seresah daun yang jatuh sehingga akan terdekomposisi dengan baik.
Lahan di kebun Segayung selain ditanami oleh tanaman kakao juga
ditanami oleh kelapa sawit meskipun sudah tidak banyak. Kedua tanaman
tersebut merupakan jenis tanaman tahunan sehingga memiliki perakaran
yang dalam. Perakaran tersebut dapat mencegah terjadinya erosi.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
Usaha untuk mencegah erosi dilakukan dengan pengolahan pada
tanah. Usaha ini sering disebut konservasi tanah. Untuk mengetahui cara
konservasi tanah, sebelumnya harus mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan peranannya. Faktor iklim,
terutama curah hujan dapat menyebabkan erosi. Curah hujan yang tinggi
dengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya erosi.
Erosi pada kebun Teh Pagilaran jarang terjadi, walaupun
kemungkinan terjadi sangat besar. Erosi kemungkinan terjadi di blok-blok
38
teh yang baru saja dilakukan penanaman teh sehingga perakarannya masih
belum dalam. Blok-blok tanaman teh yang tanamannya sudah lama
ditanam memiliki perakaran yang dalam sehingga resiko terjadinya erosi
sangat kecil. Hal ini karena perakaran yang dalam tersebut dapat
mencegah terkikisnya tanah oleh air.
Kebun Teh Pagilaran umumnya terletak pada ketinggian 700–
1.600 m dpl dengan topografi lahan miring dan berbukit-bukit, maka perlu
dilakukan terasering di perkebunan sehingga akan mengurangi resiko
terjadinya erosi dan terkikisnya tanah pada lapisan top soil. Penanaman
tanaman pelindung disekitar perkebunan juga dilakukan selain untuk
melindungi tanaman dari cahaya matahari tapi juga untuk melindungi
tanah dari erosi. Pembuatan got panjang juga dilakukan agar tidak terjadi
erosi dan pencucian hara. Pembuatan rorak untuk menimbun hasil
penyiangan yang tidak tertutup juga dilakukan untuk mencegah terjadinya
erosi.
E. Sosial Ekonomi
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
PT. Pagilaran memiliki komitmen untuk mengembangkan
perkebunan di negeri ini bekerja sama dengan petani melalui program
Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Sejak tahun 1985, dan masih berjalan
hingga saat ini, pemerintah mempercayakan pengembangan PIR di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Timur kepada PT. Pagilaran dengan fokus pada
komoditas teh di dataran tinggi dan kakao di dataran rendah. Program
Perkebunan Inti Rakyat (PIR) menurut PT. Pagilaran memiliki kelebihan,
dimana perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya produksi untuk lahan
dan sistem budidaya, tetapi program ini memiliki kelemahan yakni
perusahaan tidak dapat mengontrol kualitas kakao. Kemitraan yang
dibangun oleh PT. Pagilaran, berperan dalam menyiapkan bibit dan tenaga
penyuluh, sementara petani hanya menyiapkan lahan dan menangani
budidaya tanaman hingga berbuah. Seluruh hasil panen akan ditampung
oleh PT. Pagilaran dengan harga yang telah disepakati, dan tentunya harga
39
yang diberi pun fluktuatif mengikuti perkembangan ataupun perubahan
harga kakao di pasaran. Peranan adanya perkebunan PT. Pagilaran, dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar maupun di luar areal
perkebunan, serta meningkatkan devisa negara melalui ekspor non migas.
Fasilitas dan kesejahteraan yang diberikan oleh PT. Pagilaran
kepada karyawan berupa:
a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), untuk karyawan
bulanan yang diberikan asuransi tunjangan kecelakaan kerja, jaminan
hari tua, dan kematian.
b. Cuti, untuk karyawan harian tetap maupun bulanan, diberi hak cuti
sebanyak 12 hari dalam setahun. Karyawan wanita diberi hak cuti
hamil selama 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan.
c. Tunjangan Kesejahteraan, untuk pegawai atau karyawan berupa:
tunjangan pensun, THR (Tunjangan Hari Raya), santunan kematian,
tunjangan kesehatan, transportasi bagi karyawan yang bertempat
tinggal di wilayah pabrik PT. Pagilaran inti, dan perumahan.
d. Fasilitas dan konstruksi bangunan yang baik, berdasarkan persyaratan
teknis dan kesehatan. Hal tersebut untuk mengurangi adanya
kemungkinan pencemaran.
PT. Pagilaran memiliki enam Unit Produksi di beberapa tempat,
salah satu diantaranya yaitu Unit Produksi di Segayung Utara yang
dipimpin oleh Kepala Unit bernama Bapak Haryoso Setiyo Utomo.
Produksi yang berada di Segayung Utara yaitu Coklat, Kelapa Tall, Kelapa
Hybrida, dengan luas kebun inti 208,05 hektar dan areal binaan PIR kakao
670,00 hektar. Adapun pelaksanaan tugas sehari-hari diawasi oleh seorang
pengawas kebun yaitu Bapak Zaenal Acheroh. Pengawas kebun dibantu
oleh dua mandor besar, yaitu mandor besar kakao dan mandor besar
kelapa, serta mandor litbang. Masing-masing mandor tersebut kecuali
mandor litbang, membawahi mandor pemeliharaan untuk kegiatan
pemeliharaan di kebun, mandor petik untuk kegiatan petik, serta mandor
40
gudang khusus untuk komoditas kelapa. Mandor tersebut langsung bekerja
di lapangan dan mengawasi pekerjaan pekerja setiap hari.
Sebagian besar tenaga kerja perkebunan PT. Pagilaran pada
umumnya berdomisili di daerah perkebunan. Status tenaga kerja
PT. Pagilaran dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan yaitu
1) Pegawai Bulanan, merupakan pegawai yang diangkat oleh direksi dan
diberi gaji setiap bulan pada tanggal 10 dalam jumlah tetap dan
mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk mempertahankan
kelangsungan proses produksi. 2) Pegawai Harian Tetap, merupakan
karyawan harian yang diangkat oleh pemimpin kebun, besar gajinya
dihitung berdasarkan jumlah gajinya dihitung berdasarkan jumlah hari
kerja dalam sebulan dan diberikan dua kali setiap bulan pada tanggal 5 dan
20. Untuk periode tanggal 1 – 15 dibayarkan pada tanggal 20, sedangkan
periode tanggal 16 – 31 dibayarkan pada tanggal 5. (3) Pegawai Harian
Kontan/Lepas, merupakan karyawan yang bekerja atas tanggungan
mandor besar. Besar gaji pegawai harian lepas dihitung berdasarkan hari
kerja. Pembayaran upah dilakukan tiap dua minggu sekali setiap tanggal 5
dan 20. Total tenaga kerja di PT Pagilaran kebun inti Pagilaran Batang
berjumlah 1896 orang, meliputi Kepala Bagian 8 orang, pegawai 102
orang, karyawan harian tetap 215 orang dan karyawan harian kontan 1570
orang.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
PT. Pagilaran Kebun Teh memiliki karyawan pabrik dan tenaga
pemetik. Adapun status tenaga kerja di PT. Pagilaran terbagi atas empat
jenis golongan yaitu staff, pegawai, karyawan harian tetap dan karyawan
harian kontan. Karyawan staff dan pegawai diangkat oleh pihak direksi
dan diberi gaji setiap bulannya pada tanggal 10 dengan jumlah yang telah
ditetapkan. Karyawan harian tetap diangkat oleh pimpinan kebun dan
diberi gaji berdasarkan jumlah hari kerja dalam sebulan, diberikan 2 kali
setiap tanggal 10 dan tanggal 25. Karyawan harian kontan bekerja atas
tanggungan mandor besar dengan pemberian upah setiap tanggal 5 dan
41
tanggal 20. Karyawan harian tetap, tetap diberi gaji walaupun tidak masuk
atau hari libur, sedangkan karyawan yang harian kontan apabila tidak
masuk dan hari libur tidak mendapat upah. Saat pensiun, karyawan harian
tetap mendapat tunjangan pensiun berupa gaji selama sembilan bulan,
masing-masing per bulan sebesar Rp. 400.000,- sedangkan karyawan
harian kontan mendapat tunjangan selama empat bulan. Total tenaga kerja
di PT. Pagilaran kebun inti Pagilaran Batang berjumlah 1896 orang,
meliputi Kepala Bagian 8 orang, pegawai 102 orang, karyawan harian
tetap 215 orang dan karyawan harian kontan 1570 orang. Adapun ratio
tenaga kerja kebun Pagilaran adalah 1.50, kebun Andongsili 1,44 dan
kebun Kayulandak ialah 1,49.
Kondisi wilayah Kabupaten Batang sebelah selatan seperti daerah
pegunungan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi wilayah
pembangunan dengan basis agroindustri, agrowisata maupun agribisnis.
Kegiatan ini dapat memperbaiki perekonomian suatu negara serta
memperbaiki kesejahteraan rakyat dan petani. Sekitar 28% wilayah
Kabupaten Batang dimanfaatkan untuk areal sawah yang menyerap 49%
tenaga kerja penduduk berusia > 17 tahun. Berdasarkan hal tersebut
diketahui dari besarnya penyerapan tenaga kerja, menjadikan pertanian
maupun produk pertanian tetap menjadi prioritas untuk dikembangkan.
Kabupaten Batang pun terkenal sebagai penghasil teh. Sekitar 40% areal
perkebunan teh di PT. Pagilaran milik Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Peranan adanya perkebunan PT. Pagilaran,
dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar maupun di luar
areal perkebunan, serta meningkatkan devisa negara melalui ekspor non
migas.
Kualitas mutu teh yang dihasilkan sangat dipengaruhi dari kondisi
pucuk teh dan cara pengolahannya. Pucuk teh yang baik diperoleh dari
hasil panen yang dipelihara secara baik, mulai sejak pemetikan,
pengumpulan, pengangkutan sampai penerimaan pucuk di pabrik pun juga
harus diperhatikan. Kondisi pucuk teh yang baik, memiliki kuncup serta 2
42
– 3 daun muda (tingkat kerusakan rendah). Pengolahan teh yang dibuat
dari pucuk tentunya membutuhkan teknologi pengolahan yang benar dan
menggunakan mesin-mesin yang memadai agar kualitasnya baik. Adapun
lingkungan serta tempat yang digunakan dalam pengolahan teh harus
memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, salah satunya seperti
lingkungan proses produksi teh, karena dapat mempengaruhi kualitas yang
dihasilkan.
F. Manajemen
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
Struktur organisasi yang terdapat di PT. Pagilaran Unit Produksi
Segayung Utara antara lain dimulai dari yang teratas ada Direksi; lalu
dibawahnya Kepala Unit mengawasi Mandor Besar Pengolahan Kakao
dan Kelapa; Kepala Tata Usaha, Pengawas Kebun mengawasi Mandor
Besar Tanaman Kakao (Mandor Pemeliharaan, Mandor Petik Kakao,
Karyawan), Mandor Besar Tanaman Kelapa, dan Mandor Litbang
Tanaman; dan Kepala Satpam. PT. Pagilaran Kebun Segayung merupakan
pabrik pengolahan biji kakao dengan kapasitas produksi ± 500 ton, terdiri
dari biji fermentasi dan biji tanpa fermentasi. Biji kakao yang dihasilkan
petani yaitu biji tanpa fermentasi. Serangkaian proses fermentasi kakao
sulit dilakukan karena beberapa hal:
a. Dominasi trader asing dengan agen/perwakilan di Indonesia yang
sangat kuat, dimana mereka bebas masuk dan sengaja mengkondisikan
kakao Indonesia tidak perlu difermentasi.
b. Pelaku usaha budidaya kakao mayoritas dilakukan petani dengan
keragaman budaya.
c. Belum adanya peraturan pemerintah dalam mengatur permasalahan
produksi kakao, seperti permasalahan rendahnya produksi buah kakao,
dimana petani di Indonesia masih kesulitan untuk menghasilkan kakao
yang terfermentasi, sehingga kualitas kakao yang dihasilkan masih
rendah dan nilai jualnya pun rendah. Umumnya, proses fermentasi
43
yang dilakukan oleh petani di Indonesia pun masih belum sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Mutu kakao yang baik perlu didukung dengan adanya penerapan
Research and Development sejak dari bahan baku, pengolahan, sampai
siap untuk dikonsumsi. Penelitian dan pengembangan (Research and
Development) merupakan sebuah rangkaian proses atau langkah-langkah
dalam rangka mengembangkan produk baru. Adanya Research and
Development untuk menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat
dipertanggungjawabkan. Research and Development yang dilakukan oleh
PT. Pagilaran adalah dengan mengevaluasi produk yang dihasilkan guna
memperbaiki mutu produk, sehingga terus dapat bersaing di pasar lokal
maupun ekspor.
Tujuan utama pemasaran kakao yaitu pasar domestik. Pemasaran
biji kakao yang dilakukan PT. Pagilaran tidak dijual secara langsung tetapi
melalui Direksi. Pemasaran tersebut melalui Kantor Pemasaran Bersama
(KBP) dan sebagian besar di ekspor seperti ke Belanda, pasar Asia serta
Eropa. Penjualan biji kakao yang diproduksi PT. Pagilaran memperoleh
penerimaan yang sangat besar, karena harga dari biji kakao sangat tinggi
dan sangat diminati baik diluar negeri maupun dalam negeri. Penjualan
harga biji kakao juga tergantung dengan harga dollar, apabila harga dollar
naik maka keuntungan yang didapat juga akan naik.
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang menunjang
pelaksanaan manajemen kebun dalam hal pencatatan, pengolahan dan
pengarsipan data kebun baik berupa data finansial maupun non finansial.
Tujuan dari kegiatan administrasi adalah agar seluruh kegiatan di kebun
dapat diawasi dan diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setiap bagian di kebun Pagilaran memiliki bagian tata usaha untuk
melaksanakan kegiatan administrasi di tiap bagiannya. Tahap awal dari
kegiatan administrasi adalah perencanaan (planning). Kegiatan tersebut
dengan pembuatan rencana anggaran dan kerja tahunan yang didalamnya
terdapat juga rencana kerja bulanan. Rencana anggaran dan kerja tahunan
44
adalah rangkuman rencana kerja dan anggaran biaya seluruh kegiatan
kebun selama satu tahun. Rencana ini diajukan oleh tiap-tiap bagian kebun
yang merupakan data jenis pekerjaan, kebutuhan barang/bahan dan biaya
yang diperlukan, nilainya diusahakan tidak melebihi dari anggaran yang
ditetapkan pihak direksi. Setiap bagian kebun mengajukan rencana
anggaran dan kerja tahunan tersebut ke pimpinan kebun yang kemudian
diperiksa, dikoreksi dan dibahas, kemudian diajukan ke pihak direksi.
Setelah disetujui, maka rencana tersebut diberikan kepada mandor besar
sebagai pelaksana dengan koordinasi pengawas dan mandor-mandor
dibawahnya. Permintaan modal kerja dilakukan satu bulan dua kali pada
awal dan pertengahan bulan, yang merupakan pengajuan biaya operasional
dan investasi selama setengah bulan sebelumnya meliputi penggunaan
bahan, dan gaji karyawan.
PT. Pagilaran Kebun Segayung dalam menjaga kelestarian
lingkungan, memanfaatkan hasil sisa produksi kakao, limbahnya tidak ada
yang dibuang. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi yakni kulit
buah kakao dan buah kakao yang rusak/busuk. Hasil olahan limbah
digunakan sebagai pakan ternak, bahan untuk membuat biogas, dan untuk
pembuatan pupuk organik.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
Manajemen perusahaan di Kebun Teh Pagilaran dipegang oleh
Administratur, mempunyai wewenang untuk mengatur urusan dalam
kebun, pabrik maupun dalam pembukuan kantor. Kebijakan dalam
pemasaran, pengadaan jenis tanaman maupun peralatan yang akan
digunakan berada pada Direksi PT. Pagilaran. Menjalankan tugasnya,
administratur menggunakan sistem organisasi garis. Sistem organisasi
garis membagi kekuasaan didalam setiap tingkat jabatan. Kekuasaan yang
didelegasikan menjadi suatu tanggungjawab bagi pemegangnya dan
sekaligus memberi wewenang untuk menentukan kebijakan tugas
operasional yang diembannya. PT. Pagilaran dipimpin oleh seorang
Direksi serta Administratur. Administratur dibantu oleh beberapa kepala
45
bagian (sinder). Masing-masing pegawai memiliki tugas dan wewenang
yang harus dijalankan sebaik-baiknya. Penjabaran tugas dan wewenang
dari masing-masing anggota pada struktur organisasi adalah sebagai
berikut:
a. Administratur, bertugas memimpin dan mengelola operasional kebun
untuk sasaran yang telah ditentukan, mengkoordinir penyusunan
rencana kerja dan anggaran perusahaan kebun serta mengkoordinir
kegiatan pengamanan dan pemeliharaan harta perusahaan di kebun.
b. Sinder Kepala, bertugas membantu administratur dalam melaksanakan
tugasnya terutama di bidang produksi dengan berpedoman kepada
RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang telah disahkan
terutama dalam bidang tanaman baik perencanaan, pelaksanaan
maupun pengawasan dan membantu administratur dalam
mengkoordinir sinder afdeling serta untuk mengatur kegiatan
operasional tanaman untuk memenuhi target produksi.
c. Sinder Teknik/Teknologi, bertugas mengatur kegiatan operasional
teknologi dan teknis penyimpanan serta pengiriman produksi serta
bertanggungjawab atas tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai sehingga aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
d. Sinder Kantor, bertugas mengatur kegiatan administrasi keuangan dan
penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta
pengendaliannya, menyusun permintaan modal kerja dan daftar
pemintaan barang serta mengatur administrasi semua transaksi
keuangan dan administrasi aktiva benda.
e. Sinder Kebun, bertugas mengatur kegiatan oprasional tanaman untuk
memenuhi target produksi dan bertanggungjawab atas tersedianya
bahan baku teh untuk diolah sesuai dengan kualitas yang telah
ditentukan, melaksanakan sistem jaminan kontaminan mutu mulai dari
panen atau bahan baku sampai dengan penyerahan di TPH serta
menyusun, menghitung dan membayar upah pada karyawan yang
berada dalam kebun.
46
PT. Pagilaran Kebun Teh memproduksi teh ± 7.000 ton, terdiri dari
70% black tea, sisanya 30% green tea dan jasmine tea. Produksi teh
tersebut dipilih berdasarkan kualitas yang terbaik untuk memasuki pasar
ekspor. Proses pengolahan teh yang dilakukan pabrik PT. Pagilaran,
awalnya adalah mengelola teh hitam dan teh hijau, namun saat-saat ini
yang dilakukan hanya pengolahan teh hitam, karena permintaan teh hijau
menurun sehingga pengolahan teh hijau dilakukan hanya apabila ada
permintaan. PT. Pagilaran Kebun Teh memiliki kapasitas produksi ± 2.250
ton teh hitam kering per tahunnya untuk tujuan ekspor domestik.
PT. Pagilaran Kebun Teh menyuplai bibit teh secara keseluruhan
diambil terpusat dari afdeling Pagilaran. Pengolahan teh hitam di PT.
Pagilaran menggunakan sistem Orthodox Rotorvane. Proses pengolahan
sistem ini terdiri dari beberapa tahap antara lain pelayuan, penggulungan,
penggilingan dan sortasi basah, fermentasi, pengeringan, sortasi kering,
pengemasan dan penyimpanan. Sebelum dilakukan pengolahan teh hitam,
terlebih dahulu dilakukan analisis pucuk. Analisis pucuk adalah pemisahan
pucuk teh berdasarkan tingkat mudanya pucuk atau halus kasarnya pucuk
dan untuk mengetahui tingkat kerusakan pucuk. Analisis pucuk dilakukan
untuk menjaga mutu produksi pucuk sebelum masuk ke proses
selanjutnya.
Produk olahan dan kemasan teh di PT. Pagilaran: 1) Teh hitam,
dari pucuk teh yang diolah menjadi teh kering melalui proses fermentasi
pada tahapan prosesnya. Teh hitam sendiri memiliki beberapa jenis
olahan, antara lain teh hitam orthodox dan teh wangi. Teh wangi (teh
melati) disebut juga teh bunga yang diproses dengan campuran kuncup
bunga dan merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. 2) Teh
hijau, pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses
fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan
pasar maka pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang
lebih maju. Pada dasarnya, pengolahan teh hijau itu merupakan rangkaian
proses fisik dan mekanis tanpa atau dengan sedikit proses fermentasi
47
terhadap pucuk teh dengan menggunakan sistem panning. 3) Teh oolong,
bukan merupakan teh hitam, teh hijau maupun teh putih. Meskipun dari
segi rasa dan cara pengolahan mirip dengan teh hitam, tapi yang
membedakan disini adalah teh oolong pada saat proses pengolahan, teh
hanya mengalami fermentasi yang sangat singkat. 4) Teh putih, teh yang
diolah melalui fermentasi tetapi dalam waktu yang sangat singkat,
sehingga pigmen pada teh belum menjadi coklat keemasan maupun merah
saat diseduh.
Setelah produk selesai dibuat, perlu dilakukannya pengemasan dan
penyimpanan (penggudangan). Penyimpanan produk sementara,
mempermudah stok produksi dan pengangkutan. Berikut ini hal-hal yang
perlu diperhatikan: suhu ruangan 20 – 240
C, didalam gudang penyimpanan
paper sack distapel sesuai jenis mutunya dan diberi alas pallet, jumlah 1
chop terdiri 20 paper sack, tinggi maksimal 220 cm, lebar maksimal 117
cm, saat pengiriman paper sack terbungkus dengan plastik sheet, jarak
antar stapelan dan dengan dinding minimal 30 cm. Biasanya teh dibungkus
dengan kemasan yang bernama Sigma Rasa dan Kepodang (Hitam dan
Hijau) ataupun Bukit Menoreh.
Kualitas teh yang baik perlu didukung dengan adanya penerapan
Research and Development sejak dari bahan baku, pengolahan, sampai
siap untuk dikonsumsi. PT. Pagilaran Kebun Teh memiliki kebun
poliklonal seluas 2,5 hektar untuk kepentingan Research and
Development, hasilnya perkebunan terebut berhasil mengembangkan tujuh
klon teh hasil silangan. Ketujuh klon teh tersebut antara lain SA 40,
Malabar 2, TRI 2025, PS1, Kiara 8, SKM 118, dan Cinyuruan.
Perkebunan teh PT. Pagilaran sering dijadikan tempat untuk pendidikan
dan penelitian mahasiswa dari berbagai universitas. Biasanya mahasiswa
ditempatkan selama tiga minggu untuk belajar tentang pengelolaan
perkebunan dan mengenal pabrik teh, dimulai dari awal budidaya sampai
pengolahan dan pengepakan.
48
Tujuan utama pemasaran teh PT. Pagilaran yaitu Amerika Serikat,
Jepang, Singapura, Malaysia, Jerman, Rusia, Kanada, Timur Tengah.
Persentase 75% pasar ekspor dan 25% pasar domestik. Pemasaran yang
dilakukan PT. Pagilaran mayoritas ke luar negeri, untuk dalam negeri
dengan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan ekspor. Pemasaran
didalam negeri seperti ke PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Sariwangi, CV.
Padakersa, PT. Gunung Subur, PT. Vaan Rees, PT. Pucuk Mas Tiga Daun,
PT. Trijasa Prima Selaras, Puskoveri, PT. Selamat Prima Arta, dan
sebagainya. Pemasaran teh hitam dilakukan dengan dua cara, yaitu lelang
yang dikoordinasi oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB) dan pemasaran
langsung di pasar lokal. Pemasaran PT. Pagilaran dengan cara pemesanan
yang disebut Delivery Order dari Kantor Direksi.
Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang menunjang
pelaksanaan manajemen kebun dalam hal pencatatan, pengolahan dan
pengarsipan data kebun baik berupa data finansial maupun non finansial.
Tujuan dari kegiatan administrasi adalah agar seluruh kegiatan di kebun
dapat diawasi dan diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setiap bagian di Kebun Pagilaran memiliki bagian tata usaha untuk
melaksanakan kegiatan administrasi di tiap bagiannya. Tahap awal dari
kegiatan administrasi adalah perencanaan (planning). Kegiatan tersebut
dengan pembuatan rencana anggaran dan kerja tahunan yang didalamnya
terdapat juga rencana kerja bulanan. Rencana anggaran dan kerja tahunan
adalah rangkuman rencana kerja dan anggaran biaya seluruh kegiatan
kebun selama satu tahun. Rencana ini diajukan oleh tiap-tiap bagian kebun
yang merupakan data jenis pekerjaan, kebutuhan barang/bahan dan biaya
yang diperlukan, nilainya diusahakan tidak melebihi dari anggaran yang
ditetapkan pihak direksi. Setiap bagian kebun mengajukan rencana
anggaran dan kerja tahunan tersebut ke pimpinan kebun yang kemudian
diperiksa, dikoreksi dan dibahas, kemudian diajukan ke pihak direksi.
Setelah disetujui, maka rencana tersebut diberikan kepada mandor besar
sebagai pelaksana dengan koordinasi pengawas dan mandor-mandor
49
dibawahnya. Permintaan modal kerja dilakukan satu bulan dua kali pada
awal dan pertengahan bulan, yang merupakan pengajuan biaya operasional
dan investasi selama setengah bulan sebelumnya meliputi penggunaan
bahan, dan gaji karyawan.
Prosedur gudang pemupukan, kebun Pagilaran memiliki
gudang untuk penyimpanan pupuk serta kebutuhan kebun lainnya,
penanggungjawab bagian ini adalah kepala gudang yang masih berada
dibawah bagian kantor induk, dan tiap afdeling juga memiliki gudang
penyimpanan. Distribusi pupuk diawasi oleh satpam. Pupuk diangkut dari
gudang ke kebun dengan truk. Pelaksanaan pemupukan harus melalui ijin
kepala bagian untuk mengambil pupuk di gudang yang kemudian
pelaksanaan dilakukan oleh mandor besar dan mandor pemeliharaan.
Kegiatan pangkasan di lapangan dipimpin oleh 4 orang mandor
pangkas yang masing-masing membawahi satu kegiatan pangkasan.
Keempat mandor tersebut adalah mandor pangkas, mandor kubur ranggas,
mandor kerik lumut dan mandor penggarpuan. Masing-masing mandor
membawahi kurang lebih 20 orang pekerja. Mandor pangkasan berada
dibawah pengawasan mandor besar pemeliharaan.
Sanitasi yang baik, maka hasil olahan akan terjaga dari pencemaran
dan kerusakan. Di PT. Pagilaran, sanitasi yang dilakukan meliputi
beberapa hal, yaitu 1) Sanitasi Bahan Baku, Bahan Antara dan Produk
Jadi. Sanitasi terhadap bahan di seluruh proses menjamin produk yang
dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Bahan baku berupa pucuk teh
yang berasal dari kebun teh. Kebun teh yang memasok bagian pabrik
adalah kebun teh bagian Pagilaran, Kayulandak, Andongsili serta
perkebunan rakyat. Sanitasi dilakukan mulai dari perawatan tanaman teh,
sebelum pucuk teh dipetik. Perawatan tanaman teh diusahakan untuk tidak
menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari pucuk teh. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk organik, bukan pupuk kimia. Pucuk teh dipetik
dibawah pengawasan mandor petik. Pucuk teh yang telah dipetik
kemudian dimasukkan ke dalam waring. Penggunaan waring ditujukan
50
agar pucuk teh mendapatkan udara segar dan tidak terjadi pemanasan
berlebihan yang dapat merusak pucuk daun teh. Sesampainya di pabrik,
teh kemudian diolah dengan pengawasan agar tidak ada barang yang
mencemari. Produk antara dipindahkan dari satu bagian ke bagian
berikutnya dengan hati-hati agar tidak rusak. Untuk produk jadi, produk
disimpan dalam gudang. Produk jadi diletakkan diatas pallet agar tidak
langsung bersentuhan dengan lantai, sehingga dapat meminimalisir adanya
pencemaran. Selain itu, bahan kemasan untuk produk jadi yang digunakan
adalah kemasan yang kedap udara. 2) Sanitasi Lingkungan Industri,
dilakukan dengan pembuatan fasilitas dan konstruksi bangunan yang baik.
Fasilitas dibangun berdasarkan persyaratan teknis dan kesehatan.
Konstruksi bangunan pabrik dibuat sedemikian rupa agar bangunan kokoh.
Konstruksi bangunan juga disesuaikan dengan peralatan yang digunakan.
Lantai di pabrik pengolahan teh di PT. Pagilaran adalah lantai yang
dilapisi keramik. Dinding bangunan pabrik pengolahan teh PT. Pagilaran
sebagian besar berupa dinding tembok. Pada beberapa bagian, dinding
berupa perpaduan antara dinding tembok dan strimmin. Penggunaan
strimmin sebagai salah satu bagian dinding adalah untuk tempat masuknya
udara segar ke dalam ruangan tetapi dapat mencegah masuknya hewan
seperti burung. Ruangan yang menggunakan strimmin adalah ruang
pelayuan pucuk teh. Ruangan sortasi kering, dinding dilengkapi dengan
penghisap debu yang berfungsi untuk menghisap debu yang berterbangan
didalam ruangan. Atap bangunan pabrik terbuat dari seng yang
bergelombang, karena mampu melindungi dari hujan, sinar matahari, dan
angin kencang. Selain itu, atap seng dapat menjaga suhu ruangan agar
tidak terlalu dingin mengingat pabrik berada di daerah yang tinggi dan
dingin. Ventilasi dipasang diseluruh ruangan. Penerangan utama untuk
pabrik adalah penerangan dari sinar matahari yang masuk melalui kaca
jendela, ventilasi atau atap transparan. Selain itu juga digunakan lampu di
ruangan yang sedikit celah atau ketika intensitas cahaya matahari kecil.
3) Sanitasi Mesin dan Peralatan, peralatan yang digunakan secara rutin
51
dibersihkan dari sisa-sisa bahan teh dengan cara disapu. Pada bagian
sortasi basah, pembersihan dengan cara penyiraman peralatan dengan air.
4) Sanitasi Pekerja, yang dilengkapi oleh Masker, Tutup Kepala, Celemek,
Sarung tangan, Alas Kaki. 5) Sanitasi Penanganan Limbah, Limbah padat,
di bagian pabrik sebagian besar berasal dari sisa-sisa pucuk teh yang
tercecer di lantai atau pun di mesin-mesin pengolahan seperti palung
pelayuan, OTR, konveyor, Rotorvane, RRB, dan peralatan sortasi kering.
Untuk limbah dari pucuk teh, dapat ditangani dengan mengolah menjadi
kompos. Selain limbah pucuk teh, penanganan limbah padat sisa bahan
bakar, hanya ditumpuk di bagian belakang pabrik. Limbah cair, dari hasil
penggilingan, sortasi basah, dan dari air sisa pencucian mesin-mesin yang
rutin dilakukan setiap pekannya. Penanganan dengan dibuang melalui
saluran pembuangan yang telah dibuat. Limbah gas, dihasilkan dari sisa
pembakaran kayu dan batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar
kompor pemanas. Limbah gas dibuang melalui saluran cerobong asap.
G. Limbah dan Pengolahan Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
maupun domestik (rumah tangga). Limbah terdiri dari bahan kimia
senyawa organik dan bahan kimia senyawa anorganik, dengan konsentrasi
dan kuantitas tertentu kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama kesehatan. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi PT. Pagilaran Kebun
Segayung yaitu kulit buah kakao dan buah kakao yang rusak/busuk.
Limbah tersebut dapat digunakan sebagai pakan ternak, bahan untuk
membuat biogas, dan bahan untuk pembuatan pupuk organik. Pengolahan
limbah yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Kebun Segayung yaitu
membuat pupuk organik atau pupuk kompos.
Kelebihan dari pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan
limbah kulit buah kakao dan buah kakao yang rusak/busuk yaitu
52
tersedianya limbah yang dihasilkan setiap harinya dan limbah tersebut
bersifat sustainable atau dapat dimanfaatkan lagi. Kelemahan dari limbah
yang dihasilkan tersebut yaitu kandungan hara yang rendah. Kandungan
hara yang terdapat didalam limbah kulit buah kakao hanya terdiri dari 1%
Nitrogen dan 5,5% Phospat dengan pH 5,5.
Pengolahan limbah kulit kakao dan buah kakao rusak/busuk yaitu
dengan cara dikumpulkan kedalam satu tempat, setelah itu didiamkan
beberapa hari dengan ditambah aktivator untuk menambah kandungan
hara. Dekomposer yang digunakan untuk membantu mengikat senyawa
yaitu Tricoderma. Buah kakao yang busuk/rusak harus dimasukan
kedalam mesin penggiling atau pencacah terlebih dahulu, agar berbentuk
lebih kecil dan mudah dalam proses pengomposan. Hasil dari proses
tersebut adalah pupuk kompos.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi PT Pagilaran Kebun
Teh Kabupaten Batang yaitu berupa limbah pabrik. Limbah pabrik
tersebut nantinya dapat diolah menjadi pupuk organik dan pupuk kompos.
Pengolahan limbah tersebut dilakukan di rumah kompos yang dapat
menampung pupuk 100.000 m3
.
Pembuatan kompos yang dilakukan dirumah kompos
membutuhkan beberapa macam bahan lainnya antara lain rumput, kotoran
sapi, sekam bekas tanaman jamur, dan limbah pabrik. Limbah rumah
tangga yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar pabrik juga digunakan
dalam pembuatan kompos.Waktu yang diperlukan untuk membuat pupuk
kompos sekitar 20 – 30 hari.
Langkah pertama dalam membuat pupuk kompos, yaitu
menghamparkan limbah pabrik dengan ketebalan 15 cm, setelah itu
hamparkan limbah pertanian dan limbah rumah tangga dengan ketebalan
15 cm. Langkah kedua, yaitu menghamparkan kotoran sapi dan sekam
dengan ketebalan masing-masing 15 cm. Langkah ketiga, hamparan
tersebut disiram dengan menggunakan springkle agar keadaannya lembab,
53
setelah itu ditutup rapat dengan menggunakan terpal. Langkah keempat,
setelah 10 hari didiamkan, dicampur dengan cara mengaduknya secara
merata, setelah diaduk diberi air lagi dan ditutup dengan terpal selama 10
hari. Langkah kelima, yaitu mengaduknya lagi secara merata dan sudah
menjadi pupuk kompos.
H. CSR
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggungjawab
perusahaan terhadap sosial maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan
itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas
masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut
berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah
fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi
kebutuhan dan kepentingan stakeholder. CSR dimulai sejak era dimana
kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih
penting daripada sekedar profitability perusahaan.
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat
diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai
peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah komunitas
melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan
komunitas. CSR bukanlah sekadar kegiatan amal, melainkan CSR
mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar
dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh
pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan
hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan
antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan
54
kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku
kepentingan internal.
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang
Manfaat PT. Pagilaran Kebun Segayung bagi masyarakat dapat
dilihat dengan adanya banyak program CSR yang diberikan. Masyarakat
sekitar diberdayakan untuk bekerja di pabrik dan di kebun. Para ibu-ibu
yang ada di daerah tersebut dapat bekerja dalam proses pascapanen, dan
bapak-bapak dapat bekerja di kebun.
PT. Pagilaran Kebun Segayung juga memberikan penyuluhan
tentang budidaya kakao kepada para petani kakao yang berada di
lingkungan sekitarnya. Hal ini dilakukan untuk membantu para petani agar
mendapatkan hasil panen yang lebih baik, selain itu juga efisien. Hasil dari
panen petani kakao sendiri juga dapat dijual langsung ke PT. Pagilaran
Kebun Segayung dengan harga yang pantas.
Keberadaan pabrik yang berada didekat pemukiman penduduk juga
menjadikan masyarakat sekitar untuk membuka usaha baru baik itu berupa
tempat makan, toko, ataupun bengkel. Hal tersebut karena daerah sekitar
pabrik pasti banyak orang yang melaluinya. Banyaknya pengunjung
terutama dari para mahasiswa baik kunjungan ataupun magang di PT.
Pagilaran Kebun Segayung.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang
PT. Pagilaran Kebun Teh yang berlokasi di Desa Keteleng,
Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah tidak terlalu
dekat dengan pemukiman warga, lebih banyak villa dan penginapan yang
ada disana. Masyarakat disekitar sana tidak langsung terlibat dengan
proses produksi di perkebunan, namun rasa tanggungjawab sosial
perusahaan ditunjukkan melalui beberapa aplikasi kegiatan. Sekolah
lapang adalah salah satu aplikasi kegiatan CSR. Sasaran utama
diadakannya sekolah lapang yaitu agar mindset para petani dapat terbuka,
meningkatkan ekonomi pendapaan petani teh, serta menjalin kemitraan
dengan para petani.
55
Kegiatan lapangan sengaja diarahkan agar para petani dapat
melakukan pemotretan profil kebun teh dan kelembagaan masing-masing
kelompok, mengamati permasalahan, pembuatan program, dan kegiatan-
kegiatan lapangan sebagai solusi atas permasalahan tersebut, sehingga
dilematis yang selama ini dirasakan oleh para petani teh khususnya
mengenai program dan peningkatan kinerja serta peningkatan ekonomi
para petani dapat teratasi. Kegiatan CSR yang lain adalah peningkatan
pendidikan masyarakat disekitar dengan dibangunnya PAUD, TPA, dan
TK sehingga meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat disekitar.
Balai Pengobatan juga menjadi salah satu program CSR karena
masyarakat dapat periksa dan berobat disana secara gratis. Tenaga kerja
masyarakat sekitar juga digunakan untuk mengurangi tanaman
pengganggu disekitar tanaman teh.
Program CSR lain yang akan dilaksanakan oleh PT. Pagilaran
Kebun Teh adalah dengan mendirikan peternakan ayam petelur. Tujuan
didirikannya peternakan ayam petelur ini adalah untuk menyerap tenaga
kerja masyarakat disekitarnya, selain itu juga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Rencana program yang kedua adalah akan didirikannya
peternakan sapi. Program ini bertujuan membantu PT. Pagilaran untuk
memenuhi kebutuhan bahan organik tanaman teh yang ditanam.
I. Pengendalian Hama dan Penyakit
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
Gejala serangan dari hama kakao memberikan dampak yang sangat
jelas karena dengan dilihat secara fisik akan tampak jelas, penyerangan
hama ini biasanya pada pagi hari dan sore hari. Hama ini tidak menyukai
sinar matahari langsung, demikian saat siang hari mereka cenderung
bersembunyi dibalik daun atau diselah yang tidak terkena matahari
langsung. Jika siang hari anda mengontrol tanmanan yang sedang anda
budidayakan maka perhatikan hama ini yang sedang bersembunyi,
tujuanya kita dapat menghitung populasi yang dampak serangan yang akan
terjadi dan penanggulanganya akan sesuai dengan populasi yang ada.
56
Serangan dapat pula terjadi pada pucuk daun muda. Daun muda
yang terserang biasanya dalam beberapa hari langsung layu, mengering,
dan akhirnya mati. Daun-daun tersebut pada akhirnya akan gugur dan
ranting akan merangas kering dan akan menjadi seperti lidi. Lima hama
utama kakao di PT. Pagilaran Kebun Segayung, yaitu penggerek buah
kakao (Conopormorpha cramerella snell), penghisap buah (Helopeltis
spp), ulat kilan (Hyposidra talaca), dan ulat api (Darna trima). Berikut
ada beberapa cara pengendalian hama dan penyakit kakao dengan
pengendalian biologis dan secara kultur teknis, berikut adalah cara
pengendalianya:
a. Pengendalian Biologis
Pengendalian dengan cara biologis anda dapat lakukan dengan
inokulasi kutu putih, tujuanya anda memanfaatkan musuh alami dari
imago. Adanya kutu putih dapat mengundang semut hitam yang
menyukai telur imago sebagai makanan mereka, dengan begitu akan
memutus siklus hidup dari hama ini, yang kemudian perbanyakan dari
hama ini lama kelamaan akan berkurang dengan sendirinya. Semut
hitam juga dapat diundang dengan cara membuatkan rumah
menggunakan seresah yang diikatkan pada percabangan.
Cendawan parasitoid hama ini berupa Beauveria bassiana.
penggunaan cendawan ini bertujuan untuk menginfeksi hama, biasanya
serangga yang sudah terkena cendawan akan mati setelah 2 – 5 hari
dihitung ketika menyemprot cairan yang mengandung cendawan.
Penyemprotan pada imago umumnya lebih efektif dilakukan pada
serangga dalam fase imago, dimana dosis 25 – 50 gram spora/ha.
b. Pengendalian Kultur Teknis
Cara kedua yang dapat dilakukan dengan melakukan
pemangkasan pada cabang-cabang yang sudah tidak produktif, yang
bertumpang tindih pada cabang lainnya. Kita ketahui, hama ini tidak
menyukai dengan sinar matahari langsung, hal ini bisa kita manfaatkan
untuk menghilangkan tempat bersembunyi ketika hama yang ada
57
kehilangan tempat yang lembab dan teduh. Pengendalian hama
penghisap buah kakao secara kultur teknis, juga dapat dilakukan
dengan penggunaan pohon penaung yang dapat menjadi rumah bagi
semut hitam yang tak lain adalah musuh alami dari hama penghisap
buah. Beberapa pohon penaung tersebut adalah kelapa, lamtoro, dan
sengon.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
Keadaan hama dan penyakit yang menyerang di PT. Pagilaran
Kebun Segayung adalah penyerangan hama kutu putih biasanya pagi
dan sore hari. Serangan dapat terjadi pada pucuk daun muda. Daun
muda yang terserang biasanya dalam beberapa hari langsung layu,
mengering, dan akhirnya mati. Cara pengendalian hama dan penyakit
kakao, dengan pengendalian biologis seperti inokulasi kutu putih dan
mengundang semut hitam dengan membuatkan rumah menggunakan
seresah yang diikatkan pada percabangan. Secara kultur teknis, seperti
pemangkasan pada cabang-cabang yang sudah tidak produktif yang
bertumpang tindih dan penggunaan pohon penaung (kelapa, lamtoro,
dan sengon) untuk rumah bagi semut hitam yang tak lain adalah
musuh alami dari hama penghisap buah.
Pengendalian gulma di perkebunan teh merupakan salah satu
kegiatan rutin yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman teh.
Populasi gulma yang tumbuh tidak terkendali, akan merugikan
tanaman teh karena terjadinya persaingan didalam memperoleh unsur
hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Jenis-jenis gulma
tertentu diduga pula mengeluarkan senyawa racun (allelopati) yang
membahayakan tanaman teh. Gulma akan menimbulkan masalah
besar terutama pada areal tanaman teh muda atau pada areal tanaman
teh produktif yang baru dipangkas. Hal ini sebabkan sebagian besar
permukaan tanah terbuka dan secara langsung mendapatkan sinar
matahari, sehingga perkecambahan maupun laju pertumbuhan
berbagai jenis gulma berlangsung sangat cepat. Pengendalian gulma
58
pada pertanaman teh bertujuan untuk menekan serendah mungkin
kerugian yang ditimbulkan akibat gulma, sehingga diperoleh laju
pertumbuhan tanaman teh dan produksi pucuk yang maksimal.
Pengendalian penyakit cacar yang disebabkan oleh jamur
Exobasidium Vexans Massae berasal dari Assam, India. Pertama
kalinya, penyakit ini ditemukan di Indonesia pada tahun 1949, yaitu di
perkebunan Bah Butong, Sumatera Utara. Sejak saat ini, penyakit
cacar meluas ke hampir seluruh perkebunan teh di Indonesia, dan
menjadi penyakit yang paling merugikan, terutama untuk kebun-
kebun teh di dataran tinggi. Penyakit cacar dapat mengakibatkan
kehilangan hasil sampai dengan 40% dan penurunan kualitas teh jadi,
yang ditandai berkurangnya kandungan theaflavin, thearubigin,
kafein, substansi polimer tinggi, dan fenol total pucuk. Intensitas
serangan 28% sudah dapat mengakibatkan penurunan kualitas teh jadi,
sedangkan kehilangan hasil baru dapat terjadi pada intensitas serangan
35%. Sampai saat ini, tindakan pengendalian penyakit cacar yang
paling umum dilakukan di kebun-kebun teh adalah penggunaan
fungisida sintetik, terutama fungisida tembaga, karena dianggap
sebagai suatu teknik pengendalian yang efektif, praktis, dan ekonomis.
Petani pada umumnya merasa puas dengan hasil yang
diperoleh, sehingga kurang memperhatikan dampak negatif yang
dapat ditimbulkan dari penggunaan fungisida tembaga. Kenyataannya,
penggunaan fungisida tembaga dapat memacu perkembangan populasi
tungau atau Brevipalpus phoenicis, walaupun sampai saat ini terbukti
bahwa penggunaan fungisida tembaga merupakan cara yang paling
efektif untuk mengendalikan penyakit cacar, namun mengingat
dampak negatif yang ditimbulkannya, maka perlu dipertimbangkan
untuk mulai menerapkan strategi pengendalian penyakit cacar yang
meminimalkan penggunaan fungisida sintetik umumnya, dan
fungisida tembaga khususnya, yaitu suatu strategi pengendalian yang
tidak hanya menggantungkan diri pada penerapan satu teknik
59
pengendalian penyakit saja, tetapi mengkombinasikan berbagai teknik
pengendalian penyakit yang sesuai dan kompatibel berdasarkan
pertimbangan ekologi dan ekonomi, atau yang disebut dengan
pengendalian penyakit tanaman terpadu.
J. Diversifikasi Usaha
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao)
Diversifikasi usaha merupakan kegiatan penganekaragaman
jenis usaha. Kegiatan ini tidak hanya terfokus pada satu jenis usaha
saja melainkan dengan menambah usaha lain yang produktif sehingga
akan memberi tambahan pendapatan bagi perusahaan. Kegiatan
praktikum Ekonomi Sumberdaya Pertanian yang dilaksanakan di PT.
Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang salah satunya
mengamati tentang diversifikasi usaha.
PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang belum
mengusahakan untuk membuat suatu produk dari kakao, karena
keterbatasan sarana dan prasarana. Saat ini masih fokus terhadap
pengembangan usaha komoditas kakao saja. Komoditas kakao yang
diusahakan yaitu kakao jenis Warastero. Sebagian besar kakao di
ekspor ke beberapa Negara seperti Belanda.
Kualitas kakao yang dijual atau diekspor disesuaikan dengan
permintaan pembeli atau eksportir. Kegiatan sortasi grading, kakao
yang sudah difermentasi dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan kualitas. Beberapa kelompok kakao tersebut diantaranya
kakao 100 biji, 140 biji, anggar, 160 biji dan 200 biji, kakao yang baik
maksimal memiliki kadar air sebesar 7% serta berwarna coklat pekat
berbau coklat agak pedas dan bersih dari jamur atau penyakit.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh)
Kegiatan diversifikasi usaha di PT. Pagilaran Kebun Teh di
Kabupaten Batang selain membudidayakan komoditas teh juga
menambah usaha budidaya cengkeh dan kopi. Kedepannya akan
ditambah dengan komoditas kina (masih dalam proses). Saat ini,
60
perusahaan PT. Pagilaran masih fokus terhadap teh dan kakao saja,
untuk cengkeh dan kopi belum menjadi prioritas usaha.
Teh yang di produksi di PT. Pagilaran bisa mencapai kurang
lebih 7000 ton per tahun. Produksi teh kering sebesar 700 – 800 ton
per tahun. Sebesar 70 – 80% di ekspor ke beberapa Negara seperti
Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan sisanya dijual didalam negeri.
Diversifikasi produk di PT. Pagilaran untuk jenis teh yang
dijual yaitu Premium Quality Tea yang berupa teh seduh dan masih
berbentuk daun. Teh hitam dan teh hijau yang sudah berbentuk
serbuk. Dasarnya, sebagian perkebunan teh ini milik rakyat sehingga
sulit untuk mengontrol kualitas.
K. Peran Pemerintah
Peran pemerintah atau campur tangan pemerintah adalah
melakukan pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan. Semua
kegiatan yang ada dalam suatu negara pasti akan menjadi
tanggungjawab pemerintah. Tidak ada satu negarapun yang tidak
melibatkan pemerintah dalam mengambil keputusan. Sistem
perekonomian suatu negara pasti juga berpengaruh terhadap kebijakan
yang digunakan dalam perusahaan di negara tersebut.
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang
Peran pemerintah yang mempengaruhi PT. Pagilaran Kebun
Segayung yaitu adanya pembangunan PLTU dan program pusat
inkubasi dan edukasi kakao. Pembangunan PLTU yang dicanangkan
pada tahun 2015, maka PT. Pagilaran harus kehilangan luas lahan
sebesar 20 Ha untuk lahan pembuatan PLTU tersebut. Hal ini tentunya
berpotensi mengurangi jumlah hasil panen kakao, oleh karena itu PT.
Pagilaran memangkas pohon kelapa yang awalnya berfungsi sebagai
naungan untuk memperbanyak jumlah tanaman kakao.
Pusat inkubasi dan edukasi kakao yang akan dibangun
disekitar PT. Pagilaran Kebun Segayung tentunya mempunyai
manfaat lebih, antara lainmembantu meningkatkan riset untuk
61
memperbaiki kualitas dan perbaikan dalam sistem budidaya. Pusat
inkubasi, dapat membantu petani kakao untuk meningkatkan hasil
panen yang awalnya mempunyai probabilitas rendah. Pusat edukasi
kakao, dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen
dengan adanya edukasi yang lebih mengenai tatacara budidaya kakao
yang efisien.
Pemerintah tidak memberikan dorongan untuk meningkatkan
pengolahan kakao untuk menjadi produk jadi atau setengah jadi.
Pabrik pengolahan kakao yang berdiri di Indonesia merupakan milik
pengusaha asing yang ingin menghemat biaya produksi karena bea
ekspor kakao yang tinggi. Pemerintah harusnya mendorong
kemudahan dalam pembangunan pabrik untuk mengolah kakao
menjadi produk jadi atau setengah jadi.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang
Pemerintah merupakan stakeholders yang sangat berpengaruh
terhadap regulasi dan pergerakan perkebunan teh, baik pergerakan
dalam negeri maupun luar negeri. Kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah dibuat untuk memperlancar gerak dimulai dari proses
produksi hingga distribusi dalam dan luar negeri. Tidak sedikit juga
kebijakan dari pemerintah yang memberatkan gerak dari perusahaan
itu sendiri.
Omset PT. Pagilaran kurang lebih 7000 ton yang terdiri dari
70% teh hitam, 30% teh hijau dan teh wangi. Pemasaran teh hasil
produksi PT. Pagilaran sebagian besar di ekspor ke Eropa, USA,
Jepang, Cina, UEA, Rusia, Yunani, Malaysia, Turki, dan ke pasar
domestik. PT. Pagilaran merupakan perusahaan perkebunan
swasta sehingga peran pemerintah terhadap perkembangan perusahaan
hampir tidak ada. Peran pemerintah pada PT. Pagilaran hanya
mencakup seperti kebijakan umum untuk sektor perkebunan dan
kebijakan pajak ekspor. Tarif PPN untuk produk ekspor adalah 10%
(Pasal 7 Ayat 1) yang dapat diubah paling rendah 5% dan paling
62
tinggi 15%, dimana perubahan tarif tersebut diatur dengan Peraturan
Pemerintah (Pasal 7 Ayat 3).
Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang ketentuan
penetapan harga pembelian pucuk teh produksi petani dalam
Keputusan Menteri Kehutanan No 629 Tahun 1998. Tujuan dari
kebijakan tersebut adalah untuk menjamin perolehan harga yang wajar
dari pucuk teh produksi petani dan mencegah persaingan tidak sehat
diantara pabrik pengolahan teh. Keputusan tersebut mensyaratkan
adanya penetapan harga pucuk teh ditingkat petani yang dilakukan
oleh masing-masing.
63
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum yang dilaksanakan di
PT. Pagilaran Kebun Segayung dan Kebun Teh Kabupaten Batang, dapat
disimpulkan bahwa:
1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang
a. Profil tentang PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah anakan
perusahaan dari PT. Pagilaran. Tanggal 23 Mei 1964 diserahkan
kepada Fakultas Pertanian UGM. Bergerak di bidang tanaman kakao
dan kelapa. Unit Produksi Segayung berada di Desa Simbang Jati,
Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah.
b. Budidaya yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Segayung umumnya
terdiri dari pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan,
panen dan pascapanen. Perbanyakan bibit kakao cara generatif lebih
sering dilakukan.
c. Keadaan biofisika PT. Pagilaran Kebun Segayung pada ketinggian 15
– 100 m dpl, tanah latosol, curah hujan < 2000 mm/th. Kandungan
bahan organik yang terdapat di Kebun Segayung tergolong tinggi.
d. Penanganan erosi yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Segayung
hampir tidak pernah. Kelapa sawit dan kakao merupakan jenis tanaman
tahunan sehingga memiliki perakaran yang dalam, perakaran tersebut
dapat mencegah terjadinya erosi.
e. PT. Pagilaran Kebun Segayung sebagian besar memanfaatkan tenaga
kerja berdomisili di daerah perkebunan, memberikan fasilitas dan
kesejahteraan kepada karyawan. Warga setempat pun dapat
memanfaatkan adanya perkebunan untuk melakukan usaha. Seluruh
hasil panen kakao petani ditampung oleh PT. Pagilaran.
f. Kondisi manajemen PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah dengan
struktur yang teratas Direksi dan terbagi atas beberapa divisi, yang
saling berkaitan. Manajemen dilakukan secara sistematis sehingga
63
63
64
memudahkan dalam koordinasi untuk mengelola perusahaan. Tujuan
utama pemasaran kakao yaitu pasar domestik, pemasaran biji kakao
melalui Kantor Pemasaran Bersama (KBP) dan sebagian besar di
ekspor seperti ke Belanda, pasar Asia serta Eropa.
g. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Kebun
Segayung dengan memanfaatkan kulit buah kakao dan buah kakao
yang rusak/busuk sebagai pakan ternak, untuk membuat biogas, dan
pupuk organik.
h. Bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosial PT. Pagilaran Kebun
Segayung adalah masyarakat sekitar diberdayakan bekerja di kebun.
Adanya penyuluhan tentang budidaya kakao, hasil panen kakao petani
dapat ditampung PT. Pagilaran.
i. Cara pengendalian hama dan penyakit kakao, dapat memberikan
perlakuan dengan pengendalian biologis dan secara kultur teknis.
j. PT. Pagilaran Kebun Segayung belum melaksanakan diversifikasi
usaha, karena keterbatasan sarana dan prasarana. Saat ini masih fokus
terhadap pengembangan usaha komoditas kakao yaitu jenis Warastero.
k. Peran pemerintah terhadap PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah
memberikan pembangunan PLTU dan program pusat inkubasi dan
edukasi kakao. Pemerintah tidak memberikan dorongan untuk
meningkatkan pengolahan kakao untuk menjadi produk jadi atau
setengah jadi.
2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang
a. Profil tentang PT. Pagilaran Kebun Teh adalah 1 Januari 1974 status
perusahaan diganti dari PN Pagilaran menjadi PT. Perkebunan
Perindustrian Perdagangan dan Konsultasi PT. Pagilaran. Areal lahan
tanaman teh dengan luas 970.849 ha dan areal aneka tanaman 86.010
ha, selain itu terdapat areal emplasemen dan lain-lain dengan luas
61.839 ha.
65
b. Budidaya yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Teh dari proses
pembibitan dilakukan melalui vegetatif dan generatif. Tanaman teh
tidak dilakukan regenarasi dengan mengganti tanaman asli.
Pemupukan dengan pupuk organik (kompos) dan anorganik. Petikan
teh di PT. Pagilaran Kebun Teh ada 3 macam yaitu petikan halus,
petikan medium, dan petikan kasar.
c. Keadaan biofisika PT. Pagilaran Kebun Teh pada ketinggian > 1.000
m dpl tanah andosol, ketinggian < 1.000 m dpl tanah latosol. Suhu
17°C - 23°C, curah hujan 4.000 - 6.000 mm/th, kelembaban 70 - 98 %,
serta lama penyinaran 3 – 8 jam per hari. Kebun Pagilaran terletak
700-1.600 m dpl topografi lahan miring dan berbukit-bukit.
d. Penanganan erosi yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Teh dengan
konservasi tanah.
e. PT. Pagilaran Kebun Teh sebagian besar memanfaatkan tenaga kerja
berdomisili di daerah perkebunan, memberikan fasilitas dan
kesejahteraan kepada karyawan. Warga setempat pun dapat
memanfaatkan adanya perkebunan untuk melakukan usaha. Adapun
ratio tenaga kerja kebun Pagilaran adalah 1,50; kebun Andongsili 1,44;
dan kebun Kayulandak ialah 1,49.
f. Kondisi manajemen dari PT. Pagilaran Kebun Teh dipegang oleh
Administratur. Kebijakan dalam pemasaran, pengadaan jenis tanaman
maupun peralatan yang akan digunakan berada pada Direksi.
Menyuplai bibit teh secara keseluruhan diambil terpusat dari afdeling
Pagilaran. Tujuan utama pemasaran teh 75% pasar ekspor dan 25%
pasar domestik. Pemasaran teh hitam dilakukan dengan dua cara, yaitu
lelang yang dikoordinasi oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB) dan
pemasaran langsung di pasar lokal, dengan Delivery Order dari Kantor
Direksi.
g. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Kebun Teh
adalah dengan mengolah daun teh yang berguguran menjadi pupuk
organik dan pupuk kompos.
66
h. Bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosial PT. Pagilaran Kebun Teh
adalah mengadakan sekolah lapang untuk para petani, membangun
Balai Pengobatan, PAUD, TPA, dan TK, menggunakan tenaga kerja
masyarakat sekitar, serta mendirikan peternakan ayam petelur.
i. Terdapat penyakit cacar pada tanaman teh yang disebabkan oleh jamur
Exobasidium Vexans Massae. Pengendalian dengan menggunakan
teknik pengandalian terpadu.
j. Kegiatan diversifikasi usaha selain membudidayakan komoditas teh
juga menambah usaha budidaya cengkeh dan kopi, kedepannya akan di
tambah dengan komoditas kina (masih dalam proses). Diversifikasi
produk untuk jenis teh yang dijual yaitu Premium Quality Tea.
k. Peran pemerintah terhadap PT. Pagilaran Kebun Teh adalah sebatas
mencakup kebijakan umum untuk sektor perkebunan dan kebijakan
pajak ekspor.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum Ekonomi Sumber Daya Pertanian
yang dilaksanakan di PT. Pagilaran Kebun Segayung dan Kebun Teh
Kabupaten Batang:
1. Bagi PT. Pagilaran Kabupaten Batang, laporan praktikum ini
diharapkan mampu membantu perusahaan dalam pengelolaan budidaya
tanaman kakao maupun teh, serta pengembangan sumber daya pertanian
yang digunakan untuk perusahaan dalam jangka waktu ke depan.
Sebaiknya strategi pengendalian hama ataupun penyakit yang tidak
hanya menggantungkan pada penerapan satu teknik pengendalian saja,
tetapi dengan mengkombinasikan berbagai teknik dengan pertimbangan
ekologi dan ekonomi (pengendalian terpadu). Perlunya melakukan
terasering di perkebunan, penanaman tanaman pelindung, pembuatan got
panjang dan pembuatan rorak untuk menimbun hasil penyiangan yang
tidak tertutup untuk mencegah terjadinya erosi.
67
2. Bagi Pemerintah, perlunya peran pemerintah untuk mendorong
kemudahan dalam pembangunan pabrik mengolah kakao menjadi produk
jadi atau setengah jadi, mengolah teh menjadi produk yang bersaing,
memperbaiki kualitas kakao maupun teh dengan penerapan Research
and Development, terutama komoditas kakao yang sedang
dikembangkan.
3. Bagi Pihak lain, sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, semua
pelaksana praktikum baik Co Ass maupun praktikan memperhatikan
kembali alokasi waktu yang sudah dibuat untuk menghindari
kemunduran waktu praktikum.

More Related Content

What's hot

Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutanPenyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutanCIFOR-ICRAF
 
Budidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunBudidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunErick Syaputra
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakRumbi Oztecilopasunexiss
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
Pengenalan alat-semprot
Pengenalan alat-semprotPengenalan alat-semprot
Pengenalan alat-semprotaevraury
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 
Climate change impact and adaptation in wheat
Climate change impact and adaptation in wheatClimate change impact and adaptation in wheat
Climate change impact and adaptation in wheatICARDA
 
Pengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptx
Pengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptxPengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptx
Pengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptxZwingCADAcademy
 
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu MeteTeknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu MeteWarta Wirausaha
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Wahyu Setyawan
 
03. unsur dasar perancangan percobaan
03. unsur dasar perancangan percobaan03. unsur dasar perancangan percobaan
03. unsur dasar perancangan percobaanUNTAN
 

What's hot (20)

Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutanPenyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Penyiapan lahan tanpa bakar untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan
 
Budidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman MentimunBudidaya Tanaman Mentimun
Budidaya Tanaman Mentimun
 
Dasar dasar pht
Dasar dasar phtDasar dasar pht
Dasar dasar pht
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Pengenalan alat-semprot
Pengenalan alat-semprotPengenalan alat-semprot
Pengenalan alat-semprot
 
Split plot design
Split plot designSplit plot design
Split plot design
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Climate change impact and adaptation in wheat
Climate change impact and adaptation in wheatClimate change impact and adaptation in wheat
Climate change impact and adaptation in wheat
 
Pengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptx
Pengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptxPengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptx
Pengantar Teknologi INDUSTRI AGRO.pptx
 
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu MeteTeknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Bab 1 Pengantar Ilmu Pertanian
Bab 1 Pengantar Ilmu PertanianBab 1 Pengantar Ilmu Pertanian
Bab 1 Pengantar Ilmu Pertanian
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
 
03. unsur dasar perancangan percobaan
03. unsur dasar perancangan percobaan03. unsur dasar perancangan percobaan
03. unsur dasar perancangan percobaan
 

Similar to Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan

Reframing demfarm jayakerta bimtek 22 feb 2021 (yuti)
Reframing demfarm jayakerta   bimtek 22 feb 2021 (yuti)Reframing demfarm jayakerta   bimtek 22 feb 2021 (yuti)
Reframing demfarm jayakerta bimtek 22 feb 2021 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Perkembangan demfarm januari 2021
Perkembangan demfarm   januari 2021Perkembangan demfarm   januari 2021
Perkembangan demfarm januari 2021Syahyuti Si-Buyuang
 
Budidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasarBudidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasarDuwi Yahya
 
PRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARA
PRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARAPRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARA
PRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARAErdhenyParatama1
 
Hasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapanganHasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapanganGielank Manaloe
 
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptxKorporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptxsyahyuti2
 
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptxKorporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,KaranganyarLaporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,KaranganyarNatalia Nainggolan
 
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...Natalia Nainggolan
 
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyarLaporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyarNatalia Nainggolan
 
CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)
CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)
CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)RANDI AKHY
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGWelly Febrianto
 
Master kelompok ternak domba poldes
Master kelompok ternak domba poldesMaster kelompok ternak domba poldes
Master kelompok ternak domba poldesjams jamaludin
 
PERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU ARO
PERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU AROPERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU ARO
PERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU ARODickySetiawan54
 

Similar to Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan (20)

Reframing demfarm jayakerta bimtek 22 feb 2021 (yuti)
Reframing demfarm jayakerta   bimtek 22 feb 2021 (yuti)Reframing demfarm jayakerta   bimtek 22 feb 2021 (yuti)
Reframing demfarm jayakerta bimtek 22 feb 2021 (yuti)
 
Perkembangan demfarm januari 2021
Perkembangan demfarm   januari 2021Perkembangan demfarm   januari 2021
Perkembangan demfarm januari 2021
 
Rktm kp kayuagung
Rktm kp kayuagungRktm kp kayuagung
Rktm kp kayuagung
 
Budidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasarBudidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasar
 
PRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARA
PRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARAPRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARA
PRESENTASI TTG - AGUS WAHONO 2024 BPPN UTARA
 
Hasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapanganHasil laporan praktek kerja lapangan
Hasil laporan praktek kerja lapangan
 
PORANG.docx
PORANG.docxPORANG.docx
PORANG.docx
 
Proposal pertanian
Proposal pertanianProposal pertanian
Proposal pertanian
 
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptxKorporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptx
 
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptxKorporasi petani  - HORTI Yogya (yuti).pptx
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptx
 
Lkin
LkinLkin
Lkin
 
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,KaranganyarLaporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
Laporan pkl 1 pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,Karanganyar
 
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
Natalia Nainggolan Mahasiswi Akuntansi Politeknik Lpp laporan PKL I pengenala...
 
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyarLaporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
Laporan PKL I pengenalan administrasi di PG Tasikmadu,karanganyar
 
Proposal ternak sapi kabupaten muna
Proposal ternak sapi kabupaten munaProposal ternak sapi kabupaten muna
Proposal ternak sapi kabupaten muna
 
CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)
CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)
CONTOH Laporan kunjungan industri tahu (2)(1)
 
Prospek membangun kilang sagu
Prospek membangun kilang saguProspek membangun kilang sagu
Prospek membangun kilang sagu
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
 
Master kelompok ternak domba poldes
Master kelompok ternak domba poldesMaster kelompok ternak domba poldes
Master kelompok ternak domba poldes
 
PERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU ARO
PERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU AROPERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU ARO
PERKEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TEH KAYU ARO
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian bagian pembahasan

  • 1. 24 III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kebun 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang Perusahaan Kebun Segayung Batang merupakan salah satu unit produksi PT. Pagilaran yang ada di beberapa daerah yang tersebar di Yogyakarta dan Jawa Tengah, sehingga Kebun Segayung merupakan anakan perusahaan dari PT. Pagilaran. Bermula pada tahun 1840, seorang warga negara berkebangsaan Belanda bernama E. Blink membuka tanah hutan di daerah Pagilaran kemudian ditanami dengan tanaman teh, kina dan kopi. Perkebunan tersebut diambil alih oleh Maskapai Belanda yang berkedudukan di Semarang, dalam kekuasaan Belanda ini perkebunan teh mengalami perkembangan pesat. Hal ini terbukti dengan adanya penambahan areal perkebunan, yaitu dengan cara melelang tanah disekitarnya. Tahun 1922, Maskapai Belanda mengalami kebakaran sehingga usaha dan kegiatannya berhenti total. Akhirnya pada tahun 1922, perkebunan teh dibeli oleh bangsa Inggris yang kemudian diadakan perbaikan. Tahun 1928 oleh Inggris, perkebunan Pagilaran digabungkan dengan P & T Land (Pemanukan dan Tjiasem). Tahun 1947 – 1949, perkebunan dikuasai oleh bangsa Inggris lagi, kemudian dilakukan pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan Jepang. Tanggal 23 Mei 1964, diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM, untuk mengenangnya maka tanggal 23 Mei dijadikan hari lahirnya PT. Pagilaran. Besarnya potensi yang terdapat di daerah Batang maka dibangunlah beberapa unit perusahaan cabang yang bertugas menggali potensi yang terdapat di daerah Batang. Salah satunya adalah Kebun Segayung. Sejak tahun 1978-1980, PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung mulai melakukan penanaman tanaman pokok, yaitu kakao (Theobroma cacao L.) dan kelapa (Cocos nuciferaL.). Luasan PT. Pagilaran Kebun 24
  • 2. 25 Segayung yang ditanami berbagai macam komoditas adalah sebagai berikut: a. Kelapa Tall tumpang sari kakao, ditanam tahun 1978 dengan luas 25,46 ha yang terdiri dari: 1) Blok I seluas 16,68 ha 2) Blok VIIIb seluas 8,78 ha b. Kakao Monokultur, ditanam tahun 1979 dengan luas 47,18 ha. c. Kelapa Hibrida tumpang sari, ditanam tahun 1980 dengan luas 117,78 ha yang terdiri dari: 1) Blok III seluas 1,100 ha 2) Blok IV seluas 18,10 ha 3) Blok Va seluas 15,59 ha 4) Blok Vb seluas 21,20 ha 5) Blok VI seluas 19,82 ha 6) Blok VII seluas 23,34 ha 7) Blok VIIIa seluas 18,73 ha Wilayah PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung secara administratif berada di Desa Simbang Jati, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Jarak dari Ibukota Provinsi kurang lebih 80 km ke arah barat. Kebun Segayung terletak dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara: berbatasan dengan Desa Wonokerso dan Desa Kencono Rejo. b. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kebun Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Tengah. c. Sebelah Timur: berbatasan dengan Desa Simbang Jati dan Dukuh Tegal Sari. d. Sebelah Barat: berbatasan dengan Dukuh Sraman dan Desa Wonokerso.
  • 3. 26 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang Tahun 1840, seorang warga Negara berkebangsaan Belanda bernama E. Blink membuka tanah hutan di daerah Pagilaran kemudian ditanami dengan tanaman teh, kina dan kopi. Perkebunan diambil alih oleh Maskapai Belanda yang berkedudukan di Semarang. Dikekuasaan Belanda ini, perkebunan teh mengalami perkembangan pesat. Terbukti dengan adanya penambahan areal perkebunan, yaitu dengan cara melelang tanah disekitarnya. Tahun 1920, Maskapai Belanda mengalami kebakaran sehingga usaha dan kegiatannya berhenti total. Akhirnya pada tahun 1922, perkebunan teh ini dibeli oleh Bangsa Inggris yang kemudian diadakan perbaikan kembali. Tahun 1928 oleh Inggris, perkebunan Pagilaran digabungkan dengan P & T Lands (Pemanukan dan Tjiasem). Tahun 1947 – 1949, perkebunan dikuasai oleh Bangsa Inggris lagi, kemudian dilakukan pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan Jepang. Tanggal 23 Mei 1964, diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM, untuk mengenangnya maka tanggal 23 Mei dijadikan hari lahirnya PT. Pagilaran. Tanggal 1 Januari 1974, status perusahaan diganti dari PN Pagilaran menjadi PT. Perkebunan Perindustrian Perdagangan dan Konsultasi PT. Pagilaran. Perusahaan ini mendapatkan tugas dari Pemerintah untuk mengembangkan perkebunan dengan pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat) sejak tahun 1985/1986 sampai dengan sekarang dengan areal yang tersebar dibeberapa Propinsi (DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur). Areal lahan kebun teh Pagilaran dibagi menjadi dua yaitu areal tanaman teh dengan luas 970.849 ha dan areal aneka tanaman dengan luas 86.010 ha, selain itu terdapat areal emplasemen dan lain-lain dengan luas 61.839 ha. PT. Pagilaran memilliki beberapa bidang usaha antara lain perkebunan teh, coklat, kopi, cengkeh, kina dan kelapa dan perdagangan teh hitam dan teh hijau ekspor maupun lokal. PT. Pagilaran juga bergerak
  • 4. 27 sebagai biro konsultasi dalam penelitian dan pengembangan perkebunan, serta dalam usaha pengadaan bibit tanaman perkebunan teh. Perusahaan ini berperan serta sebagai kebun inti dalam pelaksanaan proyek-proyek pemerintahan dalam pengembangan perkebunan melalui pola PIR. Salah satunya sebagai kebun inti dalam melaksanakan proyek PIR Lokal Teh Jawa Tengah yang mencakup areal 3 000 ha. PT. Pagilaran juga berperan sebagai kebun inti dalam pengembangan perkebunan teh rakyat Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Kendal, pengembangan perkebunan Kakao rakyat Kabupaten Wonogiri, dan pengembangan perkebunan kopi Arabika Kabupaten Wonosobo.Terdapat juga sebagai kebun inti dalam pelaksanaan KIK-Plasma-PIR-Kakao-Banpres di Kabupaten Gunung Kidul yang meliputi areal 3 000 ha. Tahun 2003, PT. Pagilaran memulai pengembangan agrowisata yang meliputi pemandangan dan pesona hamparan kebun teh di ketinggian 700–1.600 m dpl, dengan fasilitas melihat proses pembuatan teh, paket kesenian daerah, penginapan dan transportasi keliling kebun, ruang sidang dan ruang pertemuan dengan kapasitas 400 orang, lapangan olahraga tenis, badminton, sepakbola, bola volley dan bilyard. PT. Pagilaran juga mempunyai pabrik tehPagilaran untuk pengolahan teh hitam dan teh hijau. Kebun Unit Produksi Teh memiliki ketinggian tempat yang bervariasi dengan ketinggian tempat tertinggi yaitu 92,5 m dpl dan ketinggian tempat terendah yaitu 40 m dpl. Curah hujan di kebun Unit Produksi Teh, rata-rata curah hujan mencapai 2.804,5 mm per tahun. Curah hujan yang dikehendaki sekurang-kurangnya 1.800 mm/tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun (150 mm/bulan). Suhu di kebun Unit Produksi Teh berkisar antara 24–36ºC. Jarak kebun teh dengan pusat kota sekitar kurang lebih 10 km, dikarenakan kebun teh Pagilaran berada di daerah dataran tinggi maka sangatlah memungkinkan dijadikan sebagai tempat wisata yang menyediakan berbagai fasilitas yang ada. Manajemen perusahaan diartikan sebagai cara untuk mengatur perusahaan agar dapat berkembang dan rencana yang ditetapkan dapat
  • 5. 28 terealisasikan semaksimal mungkin. Manajemen perusahaan di Kebun Teh Pagilaran dipegang oleh Administratur, mempunyai wewenang untuk mengatur urusan dalam kebun, pabrik maupun dalam pembukuan kantor. Kebijakan dalam pemasaran, pengadaan jenis tanaman maupun peralatan yang akan digunakan berada pada Direksi PT. Pagilaran. Menjalankan tugasnya, administratur menggunakan sistem organisasi garis. Sistem organisasi garis membagi kekuasaan didalam setiap tingkat jabatan. Kekuasaan yang didelegasikan menjadi suatu tanggungjawab bagi pemegangnya dan sekaligus memberi wewenang untuk menentukan kebijakan tugas operasional yang diembannya. PT. Pagilaran dipimpin oleh seorang Direksi serta Administratur. Administratur dibantu oleh beberapa kepala bagian (sinder). Masing-masing pegawai memiliki tugas dan wewenang yang harus dijalankan sebaik-baiknya. Tugas dari masing- masing anggota pada struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Administratur, bertugas memimpin dan mengelola operasional kebun untuk sasaran yang telah ditentukan, mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan kebun serta mengkoordinir kegiatan pengamanan dan pemeliharaan harta perusahaan dikebun. b. Sinder Kepala, bertugas membantu administratur dalam melaksanakan tugasnya terutama di bidang produksi dengan berpedoman kepada RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang telah disahkan terutama dalam bidang tanaman baik perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan dan membantu administratur dalam mengkoordinir sinder afdeling serta untuk mengatur kegiatan operasional tanaman untuk memenuhi target produksi. c. Sinder Teknik/Teknologi, bertugas mengatur kegiatan operasional teknologi dan teknis penyimpanan serta pengiriman produksi serta bertanggungjawab atas tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sehingga aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar. d. Sinder Kantor, bertugas mengatur kegiatan administrasi keuangan dan penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta
  • 6. 29 pengendaliannya, menyusun permintaan modal kerja dan daftar pemintaan barang serta mengatur administrasi semua transaksi keuangan dan administrasi aktiva benda. e. Sinder Kebun, bertugas mengatur kegiatan oprasional tanaman untuk memenuhi target produksi dan bertanggungjawab atas tersedianya bahan baku teh untuk diolah sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan, melaksanakan sistem jaminan kontaminan mutu mulai dari panen atau bahan baku sampai dengan penyerahan di TPH serta menyusun, menghitung dan membayar upah pada karyawan yang berada dalam kebun. B. Budidaya 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) Tanaman kakao memerlukan kondisi tanah yang mempunyai kandungan bahan organik yang cukup, lapisan olah yang dalam untuk membantu pertumbuhan akar, serta struktur tanah yang gembur dan sistem drainase yang baik. pH tanah yang ideal berkisar antara 6 – 7. Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 600 m dpl. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman kakao berkisar antara 1.500 – 2.000 mm setiap tahun. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kakao adalah sekitar 25 – 27˚C dengan fluktuasi suhu yang tidak terlalu besar. Rata-rata suhu minimum adalah 13 – 21˚C dan rata-rata suhu maksimum adalah 30 – 32˚C. Berdasarkan kesesuaian terhadap suhu tersebut, maka tanaman kakao secara komersial sangat baik dikembangkan di daerah tropis. Untuk terjaminnya keseimbangan metabolisme, maka kelembaban yang dikehendaki tanaman kakao adalah 80% sesuai dengan iklim tropis. Intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman kakao berpengaruh terhadap pertumbuhan. Kebutuhan tanaman terhadap intensitas cahaya matahari bervariasi, tergantung pada fase pertumbuhan dan umur tanaman. Intensitas cahaya yang ideal bagi tanaman kakao adalah antara 50 – 70%.
  • 7. 30 Budidaya tanaman kakao yang diterapkan PT. Pagilaran Kebun Segayung secara garis besar terdiri dari pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, panen dan pascapanen. Perbanyakan bibit kakao dilakukan dengan dua cara yaitu perbanyakan secara generatif (biji) dan vegetatif (akar, batang, cabang dan daun melalui okulasi dan kultur jaringan). Perbanyakan cara generatif lebih banyak dilakukan dibandingkan cara vegetatif yang terlampau sulit dan ribet dalam penerapannya. Perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu perawatan dalam fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase tanaman menghasilkan (TM). Perawatan dalam fase TBM adalah pembersihan gulma secara manual pada piringan tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung tetap dan penaung sementara, pemangkasan bentuk tanaman kakao, dan pengendalian hama maupun penyakit. Pengendalian gulma pada fase TBM dilakukan pada piringan tanaman kakao atau pada jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau cangkul. Fase ini pengendalian gulma secara kimiawi dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kakao karena sebagian herbisidanya dapat mengenai daun kakao TBM. Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket yang dimaksudkan untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Hasil dari 4 – 5 cabang primer yang terbentuk, dipilih tiga buah cabang primer yang masing-masing tersebar merata membentuk sudut 120 derajat, sedangkan cabang primer lainnya dipangkas. Cabang- cabang sekunder sampai dengan 60 cm dari pusat percabangan dipangkas. Pemupukan pada fase TBM dilakukan 3 – 4 kali setahun sesuai dengan dosis anjuran dengan menggunakan pupuk organik. Fase TM, kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan tanaman kakao dan pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah, pengendalian hama dan penyakit. Pemangkasan pada fase TM yakni meliputi pemangkasan pemeliharaan dan produksi, seperti membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki, misalnya tunas air, cabang sakit, patah, menggantung dan cabang balik. Hal ini berguna untuk memacu tanaman agar menumbuhkan
  • 8. 31 daun baru yang potensial sebagai produsen asimilat, menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit, menjaga agar tinggi tajuk tanaman terus terkontrol pendek guna mempermudah panen dan pengendalian hama/penyakit, serta meningkatkan produksi buah. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan 3 – 4 kali per tahun, sedangkan pemangkasan produksi identik dengan pemangkasan berat yang dilakukan dua kali setahun (bulan Oktober/November dan April). Pengendalian pada organisme pengganggu tanaman (OPT) meliputi hama, penyakit, dan gulma. Dalam budidaya tanaman kakao, pencegahan meluasnya serangan OPT melalui penerapan teknik budidaya yang baik sangat penting, dengan demikian dapat dihindari eksploitasi hama dan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian besar. Terdapat lima hama utama kakao di PT. Pagilaran Kebun Segayung, yaitu penggerekbuah kakao(Conopormorpha cramerella snell), penghisap buah (Helopeltis spp), ulat kilan (Hyposidra talaca), dan ulat api (Darna trima). Pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao diutamakan dilakukan melalui sistem pengendalian terpadu, dimana menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama atau penyakit adalah sebagai pelengkap dan bukan merupakan komponen pengendalian yang paling utama. Panen merupakan kegiatan memetik buah dari pohon dan memecahnya untuk memanfaatkan biji basah didalamnya. Pemetikan buah dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah. Tangkai buah disisakan kurang dari 0,5 cm untuk menghindari kerusakan pada bantalan buah. Pemetikan buah menggunakan pisau berbentuk seperti huruf L yang disematkan pada galah panjang. Pemetikan buah yang sulit dengan menancapkan ujung pisau kait yang runcing pada buah kemudian diputar atau pemanen memanjat pohon. Hal ini dapat meningkatkan kerusakan bantalan buah. Kegiatan pascapanen dimulai dari pengupasan buah, fermentasi, pencucian, pengeringan dan penentuan mutu serta pengepakan. Setiap tahapan kegiatan dalam pascapanen akan menetukkan mutu kakao yang dihasilkan, terutama proses fermentasi. Biji kakao kering yang
  • 9. 32 difermentasi dan yang tidak difermentasi akan mempunyai mutu yang berbeda. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) Syarat tumbuh dari tanaman teh dengan curah hujan sebaiknya tidak kurang dari 2.000 mm/tahun, suhu udara harian optimum adalah 13 – 25o C dan kelembaban udara kurang dari 70%. Tanaman teh memerlukan sinar matahari yang cerah untuk dapat berfotosintesis secara maksimal. Jenis tanahyang cocok bagi tanaman teh adalah Andosol, Regosol dan Latosol. Teh juga dapat dibudidayakan di tanah Podsolik (Ultisol), Gley Humik, Litosol dan Aluvia. Teh menyukai tanah dengan lapisan atas yang tebal, struktur remah, berlempung sampai berdebu, gembur. Derajat keasaman tanah (pH) berkisar antara 4,5 – 6 merupakan pH optimum untuk tanaman teh tumbuh dengan baik. Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi: dataran rendah sampai 800 m dpl;dataran sedang 800 – 1.200 m dpl; dan dataran tinggi> 1.200 m dpl. Perbedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh. Penerapan budidaya tanaman teh PT. Pagilaran antara lain pada saat proses pembibitan tanaman teh yang dilakukan melalui dua cara yaitu vegetatif dan generatif. Perkembangan vegetatif, diperoleh melalui stek batang dari tanaman teh. Melalui perkembangan vegetatif akan diperoleh tanaman teh dengan sistem perakarannya kurang kuat dan memiliki sifat yang sama seperti teh indukannya. Perkembangan tanaman teh secara generatif, diperoleh dari penanaman benih tanaman teh pada media tanam yang khusus. Perkembangbiakan secara generatif akan menghasilkan tanaman teh yang mempunyai sistem perakaran yang kuat, namun memerlukan waktu yang cukup lama serta dapat mempunyai sifat yang berbeda dengan induknya. Proses selanjutnya adalah penanaman, terdiri dari beberapa langkah yaitu pembebasan semak dan gulma, penggemburan tanah, pembuatan lubang tanam, penentuan jarak tanam 90 x 120 cm dan 70 x 100 cm.
  • 10. 33 Proses pemeliharaan teh yang dilakukan pada PT. Pagilaran yaitu pemangkasan dan pemupukan. Pemangkasan pada tanaman teh bertujuan untuk meremajakan tanaman agar dapat tetap memberikan produksi daun yang maksimal. Tanaman teh tidak dilakukan regenarasi dengan mengganti tanaman asli, karena semakin tua tanaman teh akan membuat perakaran tanaman menjadi semakin kuat serta berproduksi semakin baik juga. Tanaman teh dilakukan peremajaan setiap 4 tahun sekali, dengan cara memangkas tanaman teh hingga ketinggian 5 cm dari permukaan tanah, dan sekitar 3 – 4 bulan setelah pemangkasan tanaman teh baru bisa dipetik kembali. Proses pemeliharaan lain yaitu seperti pemupukan pada tanaman teh dengan mengaplikasikan pupuk organik (kompos) dan anorganik. Kompos terbuat dari bahan-bahan alami yang terdiri dari limbah rumah tangga organik, kotoran sapi, media jamur tiram, limbah pertanian organik, dan limbah pabrik organik. Bahan-bahan tersebut disusun bersaf dan didiamkan 7 – 10 hari, lalu siap diaplikasikan di lubang yang terdapat pada sela garis. Dosis pupuk yaitu 2 kg/pohon untuk pupuk organik dan 45 gram/pohon untuk pupuk anorganik yaitu NPK. Melalui pemupukan pada tanaman teh, kesuburan pada tanah dapat ditingkatkan sehingga produksi daun teh dapat maksimal. Salah satu proses pengolahan panen dalam budidaya tanaman teh pada PT. Pagilaran yaitu saat proses pemetikan daun teh. Proses pemetikan daun teh sangat krusial dikarenakan akan menentukan kualitas serta produk teh yang diinginkan. Proses pemetikan yang dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan menggunakan gunting. Cara manual yaitu memetik daun teh dengan tangan secara langsung tanpa bantuan alat. Ada dua gunting yang digunakan dalam memetik teh yaitu gunting manual dan gunting mesin. Daur pemetikan daun teh adalah 10 – 15 hari, sedangkan bila menggunakan gunting menjadi 25 – 35 hari. Rotasi pemetikan disesuaikan berdasarkan keadaan musim. Ketika musim penghujan, rotasi pemetikan dilakukan 6 – 7 hari sekali, sedangkan pada musim kemarau dilakukan 20 hari sekali. Waktu lamanya rotasi ditentukan oleh cepat
  • 11. 34 lambatnya pembentukan pucuk, saat musim penghujan pembentukan pucuk lebih cepat dari pada musim kemarau, sehingga rotasi pada musim hujan akan lebih cepat yaitu hanya sekitar 6 – 7hari. Petikan teh di PT. Pagilaran Kabupaten Batang ada tiga macam yaitu petikan halus, petikan medium, dan petikan kasar. Apabila dilihat berdasarkan banyaknya daun yang diambil yakni peko+3 daun muda, peko+2 daun tua, pucuk burung dan daun muda. Peko merupakan pucuk teh yang belum mekar, dan peko inilah yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan teh putih. Pucuk burung merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut dua daun yang sudah tidak ada pekonya, sedangkan kepel adalah daun pertama pembungkus yang berbentuk kecil dan tidak bergerigi. C. Biofisika 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) Kebun Segayung terletak pada ketinggian 15 – 100 m dpl yang didominasi oleh tanah latosol. Tanah latosol berwarna merah dengan tekstur lempung sampai geluh, struktur remah sampai gumpal lemah,dan nilai pH tanah kurang dari 6. Jika terkena hujan akan lengket dan jika kekeringan tanah akan menjadi keras dan pecah-pecah. Kebun Segayung mempunyai curah hujan merata sepanjang tahun sebesar < 2.000 mm per tahunnya, dimana rata-rata curah hujannya rendah, yaitu rata-rata 4.014 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 151 hari. Kandungan bahan organik yang terdapat di PT. Pagilaran Kebun Segayung tergolong tinggi. Hal ini diakibatkan karena seresah-seresah dari pohon yang kembali lagi ke tanah dan terjadi dekomposisi sekaligus perombakan. Keadaan tanah seperti ini menggambarkan bahwa kondisi tanah terbilang subur karena kandungan bahan organiknya yang tinggi. Kebun Segayung hampir tidak pernah terjadi erosi meskipun begitu tetap harus dilakukan perlindungan tanah. Teknik perlindungan tanah yang dilakukan pada Kebun Segayung adalah dengan pengolahan lahan yang
  • 12. 35 tepat. Keanekaragaman hayati kebun Segayung sangatlah beranekaragam, karena selain budidaya kakao disana juga ada budidaya kelapa. Tanah di kebun Segayung termasuk tanah yang subur dan cocok untuk budidaya kakao karena memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kakao. Perlidungan tanah di kebun Segayung juga dilakukan disini dengan pemanfaatan pupuk organik yang dibuat sendiri dengan memanfaatkan bagian kakao yang tidak terpakai. Pemupukan tersebut juga tidak berlebihan dan sesuai dosis yang diperlukan untuk tanaman kakao. Budidaya di kebun Segayung juga dibutuhkan naungan terutama saat masih tahap pembibitan. Pemberian naungan tersebut kar hanya memerlukan intensitas cahaya 50 – 70 % saja. Konservasi di kebun Segayung ini memanfaatkan sisa tanaman (daun-daun dan ranting pohon) yang dijadikan sebagai mulsa. Mulsa sisa tanaman ini dipilih untuk konservasi karena dapat memperbaiki kesuburan, struktur dan cadangan air tanah serta dapat menghalangi pertumbuhan gulma. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) Kebun Pagilaran pada ketinggian > 1.000 m dpl didominasi oleh tanah andosol,sedangkan ketinggian < 1.000 m dpl didominasi oleh tanah latosol. Tanah andosol berwarna coklat kekuning-kuningan, tekstur geluh, dan berstruktur remah, lunak, dan sangat halus. Tanah andosol mempunyai daya pengikat air yang tinggi, tanah gemburdan ketahanan struktur tinggi, mudah diolah, permeabilitas (peresapan air) tinggi dan pH rendah (4,5 – 6), sehingga sangatsesuai untuk pertumbuhan tanaman teh. Tanah latosol berwarna merah dengan tekstur lempung sampai geluh, struktur remah sampai gumpal lemah,dan nilai pH tanah kurang dari 6. Jika terkena hujan akan lengket dan jika kekeringan tanah akan menjadi keras dan pecah-pecah. Kebun Pagilaran mempunyai suhu 17 – 23°C dengan curah hujan merata sepanjang tahun sebesar 4.000 – 6.000 mm per tahun, kelembaban tinggi yaitu sebesar 70 – 98 %, serta lama penyinaran 3 – 8 jam per hari. Angin yang bertiup disini mempunyai kecepatan angin sedang dan
  • 13. 36 merupakan angin basah. Angin basah ini sesuai untuk pertumbuhan teh sehingga dapat tumbuh subur. Kandungan bahan organik yang terdapat pada tanah PT. Pagilaran Kebun Teh tergolong tinggi. Hal ini diakibatkan karena seresah-seresah dari pohon yang kembali lagi ke tanah dan terjadi dekomposisi sekaligus perombakan. Keadaan tanah seperti ini menggambarkan bahwa kondisi tanah terbilang subur karena kandungan bahan organiknya yang tinggi. Kondisi Kebun Teh Pagilaran yang terletak pada ketinggian 700 – 1.600 m dpl ini dengan topografi lahan miring danberbukit-bukit, perlu dilakukan terasering di perkebunan sehingga akan mengurangiresiko terjadinya erosi dan terkikisnya tanah pada lapisan top soil. Tanah di kebun Teh Pagilaran termasuk tanah yang subur dan cocok untuk budidaya teh karena memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan teh. Perlidungan tanah di kebun Teh Pagilaran juga dilakukan disini dengan pemanfaatan pupuk organik yang dibuat sendiri dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak yang dijadikan pupuk kompos. Pemupukan tersebut juga tidak berlebihan dan sesuai dosis yang diperlukan untuk tanaman teh. Budidaya di kebun Teh Pagilaran juga dibutuhkan naungan terutama saat masih tahap pembibitan. Pemberian naungan tersebut agar bibit tanaman teh dapat tumbuh dengan baik. Konservasi di kebun Teh Pagilaran ini memanfaatkan sisa tanaman (daun- daun dan ranting pohon) yang dijadikan sebagai mulsa. Mulsa sisa tanaman ini dipilih untuk konservasi karena dapat memperbaiki kesuburan, struktur dan cadangan air tanah serta dapat menghalangi pertumbuhan gulma. D. Penanganan Erosi 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain dibawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini
  • 14. 37 disebut bioerosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dilihat dari aspek pengendalian erosi, dapat dilakukan dengan pemberian mulsa. Peran langsung bahan mulsa adalah melindungi permukaan tanah dari pukulan butir-butir hujan, mempertahankan kelembaban tanah sehingga pemanfaatan kelembaban tanah menjadi lebih efisien, mencegah tumbuhnya tanaman pengganggu dan meningkatkan aktifitas jasad renik (mikroorganisme tanah) sehingga memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Peranan dari mulsa secara tidak langsung adalah memperbaiki struktur tanah. Kebun Segayung hampir tidak pernah terjadi erosi. Hal ini sangat menguntungkan, karena tanah tidak akan kehilangan kesuburannya dan bahan organiknya tidak akan hilang karena terkikis oleh erosi. Tanah yang tidak pernah terkena erosi juga memberikan mulsa yang banyak untuk melindungi permukaan tanah dan membuat keadaan di permukaan tanah tetap lembab, hal ini membuat mikroorganisme lebih cepat merombak seresah daun yang jatuh sehingga akan terdekomposisi dengan baik. Lahan di kebun Segayung selain ditanami oleh tanaman kakao juga ditanami oleh kelapa sawit meskipun sudah tidak banyak. Kedua tanaman tersebut merupakan jenis tanaman tahunan sehingga memiliki perakaran yang dalam. Perakaran tersebut dapat mencegah terjadinya erosi. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) Usaha untuk mencegah erosi dilakukan dengan pengolahan pada tanah. Usaha ini sering disebut konservasi tanah. Untuk mengetahui cara konservasi tanah, sebelumnya harus mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan peranannya. Faktor iklim, terutama curah hujan dapat menyebabkan erosi. Curah hujan yang tinggi dengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya erosi. Erosi pada kebun Teh Pagilaran jarang terjadi, walaupun kemungkinan terjadi sangat besar. Erosi kemungkinan terjadi di blok-blok
  • 15. 38 teh yang baru saja dilakukan penanaman teh sehingga perakarannya masih belum dalam. Blok-blok tanaman teh yang tanamannya sudah lama ditanam memiliki perakaran yang dalam sehingga resiko terjadinya erosi sangat kecil. Hal ini karena perakaran yang dalam tersebut dapat mencegah terkikisnya tanah oleh air. Kebun Teh Pagilaran umumnya terletak pada ketinggian 700– 1.600 m dpl dengan topografi lahan miring dan berbukit-bukit, maka perlu dilakukan terasering di perkebunan sehingga akan mengurangi resiko terjadinya erosi dan terkikisnya tanah pada lapisan top soil. Penanaman tanaman pelindung disekitar perkebunan juga dilakukan selain untuk melindungi tanaman dari cahaya matahari tapi juga untuk melindungi tanah dari erosi. Pembuatan got panjang juga dilakukan agar tidak terjadi erosi dan pencucian hara. Pembuatan rorak untuk menimbun hasil penyiangan yang tidak tertutup juga dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi. E. Sosial Ekonomi 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) PT. Pagilaran memiliki komitmen untuk mengembangkan perkebunan di negeri ini bekerja sama dengan petani melalui program Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Sejak tahun 1985, dan masih berjalan hingga saat ini, pemerintah mempercayakan pengembangan PIR di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur kepada PT. Pagilaran dengan fokus pada komoditas teh di dataran tinggi dan kakao di dataran rendah. Program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) menurut PT. Pagilaran memiliki kelebihan, dimana perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya produksi untuk lahan dan sistem budidaya, tetapi program ini memiliki kelemahan yakni perusahaan tidak dapat mengontrol kualitas kakao. Kemitraan yang dibangun oleh PT. Pagilaran, berperan dalam menyiapkan bibit dan tenaga penyuluh, sementara petani hanya menyiapkan lahan dan menangani budidaya tanaman hingga berbuah. Seluruh hasil panen akan ditampung oleh PT. Pagilaran dengan harga yang telah disepakati, dan tentunya harga
  • 16. 39 yang diberi pun fluktuatif mengikuti perkembangan ataupun perubahan harga kakao di pasaran. Peranan adanya perkebunan PT. Pagilaran, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar maupun di luar areal perkebunan, serta meningkatkan devisa negara melalui ekspor non migas. Fasilitas dan kesejahteraan yang diberikan oleh PT. Pagilaran kepada karyawan berupa: a. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), untuk karyawan bulanan yang diberikan asuransi tunjangan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan kematian. b. Cuti, untuk karyawan harian tetap maupun bulanan, diberi hak cuti sebanyak 12 hari dalam setahun. Karyawan wanita diberi hak cuti hamil selama 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan. c. Tunjangan Kesejahteraan, untuk pegawai atau karyawan berupa: tunjangan pensun, THR (Tunjangan Hari Raya), santunan kematian, tunjangan kesehatan, transportasi bagi karyawan yang bertempat tinggal di wilayah pabrik PT. Pagilaran inti, dan perumahan. d. Fasilitas dan konstruksi bangunan yang baik, berdasarkan persyaratan teknis dan kesehatan. Hal tersebut untuk mengurangi adanya kemungkinan pencemaran. PT. Pagilaran memiliki enam Unit Produksi di beberapa tempat, salah satu diantaranya yaitu Unit Produksi di Segayung Utara yang dipimpin oleh Kepala Unit bernama Bapak Haryoso Setiyo Utomo. Produksi yang berada di Segayung Utara yaitu Coklat, Kelapa Tall, Kelapa Hybrida, dengan luas kebun inti 208,05 hektar dan areal binaan PIR kakao 670,00 hektar. Adapun pelaksanaan tugas sehari-hari diawasi oleh seorang pengawas kebun yaitu Bapak Zaenal Acheroh. Pengawas kebun dibantu oleh dua mandor besar, yaitu mandor besar kakao dan mandor besar kelapa, serta mandor litbang. Masing-masing mandor tersebut kecuali mandor litbang, membawahi mandor pemeliharaan untuk kegiatan pemeliharaan di kebun, mandor petik untuk kegiatan petik, serta mandor
  • 17. 40 gudang khusus untuk komoditas kelapa. Mandor tersebut langsung bekerja di lapangan dan mengawasi pekerjaan pekerja setiap hari. Sebagian besar tenaga kerja perkebunan PT. Pagilaran pada umumnya berdomisili di daerah perkebunan. Status tenaga kerja PT. Pagilaran dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan yaitu 1) Pegawai Bulanan, merupakan pegawai yang diangkat oleh direksi dan diberi gaji setiap bulan pada tanggal 10 dalam jumlah tetap dan mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk mempertahankan kelangsungan proses produksi. 2) Pegawai Harian Tetap, merupakan karyawan harian yang diangkat oleh pemimpin kebun, besar gajinya dihitung berdasarkan jumlah gajinya dihitung berdasarkan jumlah hari kerja dalam sebulan dan diberikan dua kali setiap bulan pada tanggal 5 dan 20. Untuk periode tanggal 1 – 15 dibayarkan pada tanggal 20, sedangkan periode tanggal 16 – 31 dibayarkan pada tanggal 5. (3) Pegawai Harian Kontan/Lepas, merupakan karyawan yang bekerja atas tanggungan mandor besar. Besar gaji pegawai harian lepas dihitung berdasarkan hari kerja. Pembayaran upah dilakukan tiap dua minggu sekali setiap tanggal 5 dan 20. Total tenaga kerja di PT Pagilaran kebun inti Pagilaran Batang berjumlah 1896 orang, meliputi Kepala Bagian 8 orang, pegawai 102 orang, karyawan harian tetap 215 orang dan karyawan harian kontan 1570 orang. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) PT. Pagilaran Kebun Teh memiliki karyawan pabrik dan tenaga pemetik. Adapun status tenaga kerja di PT. Pagilaran terbagi atas empat jenis golongan yaitu staff, pegawai, karyawan harian tetap dan karyawan harian kontan. Karyawan staff dan pegawai diangkat oleh pihak direksi dan diberi gaji setiap bulannya pada tanggal 10 dengan jumlah yang telah ditetapkan. Karyawan harian tetap diangkat oleh pimpinan kebun dan diberi gaji berdasarkan jumlah hari kerja dalam sebulan, diberikan 2 kali setiap tanggal 10 dan tanggal 25. Karyawan harian kontan bekerja atas tanggungan mandor besar dengan pemberian upah setiap tanggal 5 dan
  • 18. 41 tanggal 20. Karyawan harian tetap, tetap diberi gaji walaupun tidak masuk atau hari libur, sedangkan karyawan yang harian kontan apabila tidak masuk dan hari libur tidak mendapat upah. Saat pensiun, karyawan harian tetap mendapat tunjangan pensiun berupa gaji selama sembilan bulan, masing-masing per bulan sebesar Rp. 400.000,- sedangkan karyawan harian kontan mendapat tunjangan selama empat bulan. Total tenaga kerja di PT. Pagilaran kebun inti Pagilaran Batang berjumlah 1896 orang, meliputi Kepala Bagian 8 orang, pegawai 102 orang, karyawan harian tetap 215 orang dan karyawan harian kontan 1570 orang. Adapun ratio tenaga kerja kebun Pagilaran adalah 1.50, kebun Andongsili 1,44 dan kebun Kayulandak ialah 1,49. Kondisi wilayah Kabupaten Batang sebelah selatan seperti daerah pegunungan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi wilayah pembangunan dengan basis agroindustri, agrowisata maupun agribisnis. Kegiatan ini dapat memperbaiki perekonomian suatu negara serta memperbaiki kesejahteraan rakyat dan petani. Sekitar 28% wilayah Kabupaten Batang dimanfaatkan untuk areal sawah yang menyerap 49% tenaga kerja penduduk berusia > 17 tahun. Berdasarkan hal tersebut diketahui dari besarnya penyerapan tenaga kerja, menjadikan pertanian maupun produk pertanian tetap menjadi prioritas untuk dikembangkan. Kabupaten Batang pun terkenal sebagai penghasil teh. Sekitar 40% areal perkebunan teh di PT. Pagilaran milik Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Peranan adanya perkebunan PT. Pagilaran, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar maupun di luar areal perkebunan, serta meningkatkan devisa negara melalui ekspor non migas. Kualitas mutu teh yang dihasilkan sangat dipengaruhi dari kondisi pucuk teh dan cara pengolahannya. Pucuk teh yang baik diperoleh dari hasil panen yang dipelihara secara baik, mulai sejak pemetikan, pengumpulan, pengangkutan sampai penerimaan pucuk di pabrik pun juga harus diperhatikan. Kondisi pucuk teh yang baik, memiliki kuncup serta 2
  • 19. 42 – 3 daun muda (tingkat kerusakan rendah). Pengolahan teh yang dibuat dari pucuk tentunya membutuhkan teknologi pengolahan yang benar dan menggunakan mesin-mesin yang memadai agar kualitasnya baik. Adapun lingkungan serta tempat yang digunakan dalam pengolahan teh harus memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, salah satunya seperti lingkungan proses produksi teh, karena dapat mempengaruhi kualitas yang dihasilkan. F. Manajemen 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) Struktur organisasi yang terdapat di PT. Pagilaran Unit Produksi Segayung Utara antara lain dimulai dari yang teratas ada Direksi; lalu dibawahnya Kepala Unit mengawasi Mandor Besar Pengolahan Kakao dan Kelapa; Kepala Tata Usaha, Pengawas Kebun mengawasi Mandor Besar Tanaman Kakao (Mandor Pemeliharaan, Mandor Petik Kakao, Karyawan), Mandor Besar Tanaman Kelapa, dan Mandor Litbang Tanaman; dan Kepala Satpam. PT. Pagilaran Kebun Segayung merupakan pabrik pengolahan biji kakao dengan kapasitas produksi ± 500 ton, terdiri dari biji fermentasi dan biji tanpa fermentasi. Biji kakao yang dihasilkan petani yaitu biji tanpa fermentasi. Serangkaian proses fermentasi kakao sulit dilakukan karena beberapa hal: a. Dominasi trader asing dengan agen/perwakilan di Indonesia yang sangat kuat, dimana mereka bebas masuk dan sengaja mengkondisikan kakao Indonesia tidak perlu difermentasi. b. Pelaku usaha budidaya kakao mayoritas dilakukan petani dengan keragaman budaya. c. Belum adanya peraturan pemerintah dalam mengatur permasalahan produksi kakao, seperti permasalahan rendahnya produksi buah kakao, dimana petani di Indonesia masih kesulitan untuk menghasilkan kakao yang terfermentasi, sehingga kualitas kakao yang dihasilkan masih rendah dan nilai jualnya pun rendah. Umumnya, proses fermentasi
  • 20. 43 yang dilakukan oleh petani di Indonesia pun masih belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Mutu kakao yang baik perlu didukung dengan adanya penerapan Research and Development sejak dari bahan baku, pengolahan, sampai siap untuk dikonsumsi. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan sebuah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan produk baru. Adanya Research and Development untuk menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Research and Development yang dilakukan oleh PT. Pagilaran adalah dengan mengevaluasi produk yang dihasilkan guna memperbaiki mutu produk, sehingga terus dapat bersaing di pasar lokal maupun ekspor. Tujuan utama pemasaran kakao yaitu pasar domestik. Pemasaran biji kakao yang dilakukan PT. Pagilaran tidak dijual secara langsung tetapi melalui Direksi. Pemasaran tersebut melalui Kantor Pemasaran Bersama (KBP) dan sebagian besar di ekspor seperti ke Belanda, pasar Asia serta Eropa. Penjualan biji kakao yang diproduksi PT. Pagilaran memperoleh penerimaan yang sangat besar, karena harga dari biji kakao sangat tinggi dan sangat diminati baik diluar negeri maupun dalam negeri. Penjualan harga biji kakao juga tergantung dengan harga dollar, apabila harga dollar naik maka keuntungan yang didapat juga akan naik. Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang menunjang pelaksanaan manajemen kebun dalam hal pencatatan, pengolahan dan pengarsipan data kebun baik berupa data finansial maupun non finansial. Tujuan dari kegiatan administrasi adalah agar seluruh kegiatan di kebun dapat diawasi dan diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap bagian di kebun Pagilaran memiliki bagian tata usaha untuk melaksanakan kegiatan administrasi di tiap bagiannya. Tahap awal dari kegiatan administrasi adalah perencanaan (planning). Kegiatan tersebut dengan pembuatan rencana anggaran dan kerja tahunan yang didalamnya terdapat juga rencana kerja bulanan. Rencana anggaran dan kerja tahunan
  • 21. 44 adalah rangkuman rencana kerja dan anggaran biaya seluruh kegiatan kebun selama satu tahun. Rencana ini diajukan oleh tiap-tiap bagian kebun yang merupakan data jenis pekerjaan, kebutuhan barang/bahan dan biaya yang diperlukan, nilainya diusahakan tidak melebihi dari anggaran yang ditetapkan pihak direksi. Setiap bagian kebun mengajukan rencana anggaran dan kerja tahunan tersebut ke pimpinan kebun yang kemudian diperiksa, dikoreksi dan dibahas, kemudian diajukan ke pihak direksi. Setelah disetujui, maka rencana tersebut diberikan kepada mandor besar sebagai pelaksana dengan koordinasi pengawas dan mandor-mandor dibawahnya. Permintaan modal kerja dilakukan satu bulan dua kali pada awal dan pertengahan bulan, yang merupakan pengajuan biaya operasional dan investasi selama setengah bulan sebelumnya meliputi penggunaan bahan, dan gaji karyawan. PT. Pagilaran Kebun Segayung dalam menjaga kelestarian lingkungan, memanfaatkan hasil sisa produksi kakao, limbahnya tidak ada yang dibuang. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi yakni kulit buah kakao dan buah kakao yang rusak/busuk. Hasil olahan limbah digunakan sebagai pakan ternak, bahan untuk membuat biogas, dan untuk pembuatan pupuk organik. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) Manajemen perusahaan di Kebun Teh Pagilaran dipegang oleh Administratur, mempunyai wewenang untuk mengatur urusan dalam kebun, pabrik maupun dalam pembukuan kantor. Kebijakan dalam pemasaran, pengadaan jenis tanaman maupun peralatan yang akan digunakan berada pada Direksi PT. Pagilaran. Menjalankan tugasnya, administratur menggunakan sistem organisasi garis. Sistem organisasi garis membagi kekuasaan didalam setiap tingkat jabatan. Kekuasaan yang didelegasikan menjadi suatu tanggungjawab bagi pemegangnya dan sekaligus memberi wewenang untuk menentukan kebijakan tugas operasional yang diembannya. PT. Pagilaran dipimpin oleh seorang Direksi serta Administratur. Administratur dibantu oleh beberapa kepala
  • 22. 45 bagian (sinder). Masing-masing pegawai memiliki tugas dan wewenang yang harus dijalankan sebaik-baiknya. Penjabaran tugas dan wewenang dari masing-masing anggota pada struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Administratur, bertugas memimpin dan mengelola operasional kebun untuk sasaran yang telah ditentukan, mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan kebun serta mengkoordinir kegiatan pengamanan dan pemeliharaan harta perusahaan di kebun. b. Sinder Kepala, bertugas membantu administratur dalam melaksanakan tugasnya terutama di bidang produksi dengan berpedoman kepada RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang telah disahkan terutama dalam bidang tanaman baik perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan dan membantu administratur dalam mengkoordinir sinder afdeling serta untuk mengatur kegiatan operasional tanaman untuk memenuhi target produksi. c. Sinder Teknik/Teknologi, bertugas mengatur kegiatan operasional teknologi dan teknis penyimpanan serta pengiriman produksi serta bertanggungjawab atas tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sehingga aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar. d. Sinder Kantor, bertugas mengatur kegiatan administrasi keuangan dan penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta pengendaliannya, menyusun permintaan modal kerja dan daftar pemintaan barang serta mengatur administrasi semua transaksi keuangan dan administrasi aktiva benda. e. Sinder Kebun, bertugas mengatur kegiatan oprasional tanaman untuk memenuhi target produksi dan bertanggungjawab atas tersedianya bahan baku teh untuk diolah sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan, melaksanakan sistem jaminan kontaminan mutu mulai dari panen atau bahan baku sampai dengan penyerahan di TPH serta menyusun, menghitung dan membayar upah pada karyawan yang berada dalam kebun.
  • 23. 46 PT. Pagilaran Kebun Teh memproduksi teh ± 7.000 ton, terdiri dari 70% black tea, sisanya 30% green tea dan jasmine tea. Produksi teh tersebut dipilih berdasarkan kualitas yang terbaik untuk memasuki pasar ekspor. Proses pengolahan teh yang dilakukan pabrik PT. Pagilaran, awalnya adalah mengelola teh hitam dan teh hijau, namun saat-saat ini yang dilakukan hanya pengolahan teh hitam, karena permintaan teh hijau menurun sehingga pengolahan teh hijau dilakukan hanya apabila ada permintaan. PT. Pagilaran Kebun Teh memiliki kapasitas produksi ± 2.250 ton teh hitam kering per tahunnya untuk tujuan ekspor domestik. PT. Pagilaran Kebun Teh menyuplai bibit teh secara keseluruhan diambil terpusat dari afdeling Pagilaran. Pengolahan teh hitam di PT. Pagilaran menggunakan sistem Orthodox Rotorvane. Proses pengolahan sistem ini terdiri dari beberapa tahap antara lain pelayuan, penggulungan, penggilingan dan sortasi basah, fermentasi, pengeringan, sortasi kering, pengemasan dan penyimpanan. Sebelum dilakukan pengolahan teh hitam, terlebih dahulu dilakukan analisis pucuk. Analisis pucuk adalah pemisahan pucuk teh berdasarkan tingkat mudanya pucuk atau halus kasarnya pucuk dan untuk mengetahui tingkat kerusakan pucuk. Analisis pucuk dilakukan untuk menjaga mutu produksi pucuk sebelum masuk ke proses selanjutnya. Produk olahan dan kemasan teh di PT. Pagilaran: 1) Teh hitam, dari pucuk teh yang diolah menjadi teh kering melalui proses fermentasi pada tahapan prosesnya. Teh hitam sendiri memiliki beberapa jenis olahan, antara lain teh hitam orthodox dan teh wangi. Teh wangi (teh melati) disebut juga teh bunga yang diproses dengan campuran kuncup bunga dan merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. 2) Teh hijau, pucuk daun muda tanaman teh yang diolah tanpa melalui proses fermentasi. Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan permintaan pasar maka pengolahan teh hijau dilaksanakan dengan teknologi yang lebih maju. Pada dasarnya, pengolahan teh hijau itu merupakan rangkaian proses fisik dan mekanis tanpa atau dengan sedikit proses fermentasi
  • 24. 47 terhadap pucuk teh dengan menggunakan sistem panning. 3) Teh oolong, bukan merupakan teh hitam, teh hijau maupun teh putih. Meskipun dari segi rasa dan cara pengolahan mirip dengan teh hitam, tapi yang membedakan disini adalah teh oolong pada saat proses pengolahan, teh hanya mengalami fermentasi yang sangat singkat. 4) Teh putih, teh yang diolah melalui fermentasi tetapi dalam waktu yang sangat singkat, sehingga pigmen pada teh belum menjadi coklat keemasan maupun merah saat diseduh. Setelah produk selesai dibuat, perlu dilakukannya pengemasan dan penyimpanan (penggudangan). Penyimpanan produk sementara, mempermudah stok produksi dan pengangkutan. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan: suhu ruangan 20 – 240 C, didalam gudang penyimpanan paper sack distapel sesuai jenis mutunya dan diberi alas pallet, jumlah 1 chop terdiri 20 paper sack, tinggi maksimal 220 cm, lebar maksimal 117 cm, saat pengiriman paper sack terbungkus dengan plastik sheet, jarak antar stapelan dan dengan dinding minimal 30 cm. Biasanya teh dibungkus dengan kemasan yang bernama Sigma Rasa dan Kepodang (Hitam dan Hijau) ataupun Bukit Menoreh. Kualitas teh yang baik perlu didukung dengan adanya penerapan Research and Development sejak dari bahan baku, pengolahan, sampai siap untuk dikonsumsi. PT. Pagilaran Kebun Teh memiliki kebun poliklonal seluas 2,5 hektar untuk kepentingan Research and Development, hasilnya perkebunan terebut berhasil mengembangkan tujuh klon teh hasil silangan. Ketujuh klon teh tersebut antara lain SA 40, Malabar 2, TRI 2025, PS1, Kiara 8, SKM 118, dan Cinyuruan. Perkebunan teh PT. Pagilaran sering dijadikan tempat untuk pendidikan dan penelitian mahasiswa dari berbagai universitas. Biasanya mahasiswa ditempatkan selama tiga minggu untuk belajar tentang pengelolaan perkebunan dan mengenal pabrik teh, dimulai dari awal budidaya sampai pengolahan dan pengepakan.
  • 25. 48 Tujuan utama pemasaran teh PT. Pagilaran yaitu Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Malaysia, Jerman, Rusia, Kanada, Timur Tengah. Persentase 75% pasar ekspor dan 25% pasar domestik. Pemasaran yang dilakukan PT. Pagilaran mayoritas ke luar negeri, untuk dalam negeri dengan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan ekspor. Pemasaran didalam negeri seperti ke PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Sariwangi, CV. Padakersa, PT. Gunung Subur, PT. Vaan Rees, PT. Pucuk Mas Tiga Daun, PT. Trijasa Prima Selaras, Puskoveri, PT. Selamat Prima Arta, dan sebagainya. Pemasaran teh hitam dilakukan dengan dua cara, yaitu lelang yang dikoordinasi oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB) dan pemasaran langsung di pasar lokal. Pemasaran PT. Pagilaran dengan cara pemesanan yang disebut Delivery Order dari Kantor Direksi. Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang menunjang pelaksanaan manajemen kebun dalam hal pencatatan, pengolahan dan pengarsipan data kebun baik berupa data finansial maupun non finansial. Tujuan dari kegiatan administrasi adalah agar seluruh kegiatan di kebun dapat diawasi dan diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap bagian di Kebun Pagilaran memiliki bagian tata usaha untuk melaksanakan kegiatan administrasi di tiap bagiannya. Tahap awal dari kegiatan administrasi adalah perencanaan (planning). Kegiatan tersebut dengan pembuatan rencana anggaran dan kerja tahunan yang didalamnya terdapat juga rencana kerja bulanan. Rencana anggaran dan kerja tahunan adalah rangkuman rencana kerja dan anggaran biaya seluruh kegiatan kebun selama satu tahun. Rencana ini diajukan oleh tiap-tiap bagian kebun yang merupakan data jenis pekerjaan, kebutuhan barang/bahan dan biaya yang diperlukan, nilainya diusahakan tidak melebihi dari anggaran yang ditetapkan pihak direksi. Setiap bagian kebun mengajukan rencana anggaran dan kerja tahunan tersebut ke pimpinan kebun yang kemudian diperiksa, dikoreksi dan dibahas, kemudian diajukan ke pihak direksi. Setelah disetujui, maka rencana tersebut diberikan kepada mandor besar sebagai pelaksana dengan koordinasi pengawas dan mandor-mandor
  • 26. 49 dibawahnya. Permintaan modal kerja dilakukan satu bulan dua kali pada awal dan pertengahan bulan, yang merupakan pengajuan biaya operasional dan investasi selama setengah bulan sebelumnya meliputi penggunaan bahan, dan gaji karyawan. Prosedur gudang pemupukan, kebun Pagilaran memiliki gudang untuk penyimpanan pupuk serta kebutuhan kebun lainnya, penanggungjawab bagian ini adalah kepala gudang yang masih berada dibawah bagian kantor induk, dan tiap afdeling juga memiliki gudang penyimpanan. Distribusi pupuk diawasi oleh satpam. Pupuk diangkut dari gudang ke kebun dengan truk. Pelaksanaan pemupukan harus melalui ijin kepala bagian untuk mengambil pupuk di gudang yang kemudian pelaksanaan dilakukan oleh mandor besar dan mandor pemeliharaan. Kegiatan pangkasan di lapangan dipimpin oleh 4 orang mandor pangkas yang masing-masing membawahi satu kegiatan pangkasan. Keempat mandor tersebut adalah mandor pangkas, mandor kubur ranggas, mandor kerik lumut dan mandor penggarpuan. Masing-masing mandor membawahi kurang lebih 20 orang pekerja. Mandor pangkasan berada dibawah pengawasan mandor besar pemeliharaan. Sanitasi yang baik, maka hasil olahan akan terjaga dari pencemaran dan kerusakan. Di PT. Pagilaran, sanitasi yang dilakukan meliputi beberapa hal, yaitu 1) Sanitasi Bahan Baku, Bahan Antara dan Produk Jadi. Sanitasi terhadap bahan di seluruh proses menjamin produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Bahan baku berupa pucuk teh yang berasal dari kebun teh. Kebun teh yang memasok bagian pabrik adalah kebun teh bagian Pagilaran, Kayulandak, Andongsili serta perkebunan rakyat. Sanitasi dilakukan mulai dari perawatan tanaman teh, sebelum pucuk teh dipetik. Perawatan tanaman teh diusahakan untuk tidak menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari pucuk teh. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik, bukan pupuk kimia. Pucuk teh dipetik dibawah pengawasan mandor petik. Pucuk teh yang telah dipetik kemudian dimasukkan ke dalam waring. Penggunaan waring ditujukan
  • 27. 50 agar pucuk teh mendapatkan udara segar dan tidak terjadi pemanasan berlebihan yang dapat merusak pucuk daun teh. Sesampainya di pabrik, teh kemudian diolah dengan pengawasan agar tidak ada barang yang mencemari. Produk antara dipindahkan dari satu bagian ke bagian berikutnya dengan hati-hati agar tidak rusak. Untuk produk jadi, produk disimpan dalam gudang. Produk jadi diletakkan diatas pallet agar tidak langsung bersentuhan dengan lantai, sehingga dapat meminimalisir adanya pencemaran. Selain itu, bahan kemasan untuk produk jadi yang digunakan adalah kemasan yang kedap udara. 2) Sanitasi Lingkungan Industri, dilakukan dengan pembuatan fasilitas dan konstruksi bangunan yang baik. Fasilitas dibangun berdasarkan persyaratan teknis dan kesehatan. Konstruksi bangunan pabrik dibuat sedemikian rupa agar bangunan kokoh. Konstruksi bangunan juga disesuaikan dengan peralatan yang digunakan. Lantai di pabrik pengolahan teh di PT. Pagilaran adalah lantai yang dilapisi keramik. Dinding bangunan pabrik pengolahan teh PT. Pagilaran sebagian besar berupa dinding tembok. Pada beberapa bagian, dinding berupa perpaduan antara dinding tembok dan strimmin. Penggunaan strimmin sebagai salah satu bagian dinding adalah untuk tempat masuknya udara segar ke dalam ruangan tetapi dapat mencegah masuknya hewan seperti burung. Ruangan yang menggunakan strimmin adalah ruang pelayuan pucuk teh. Ruangan sortasi kering, dinding dilengkapi dengan penghisap debu yang berfungsi untuk menghisap debu yang berterbangan didalam ruangan. Atap bangunan pabrik terbuat dari seng yang bergelombang, karena mampu melindungi dari hujan, sinar matahari, dan angin kencang. Selain itu, atap seng dapat menjaga suhu ruangan agar tidak terlalu dingin mengingat pabrik berada di daerah yang tinggi dan dingin. Ventilasi dipasang diseluruh ruangan. Penerangan utama untuk pabrik adalah penerangan dari sinar matahari yang masuk melalui kaca jendela, ventilasi atau atap transparan. Selain itu juga digunakan lampu di ruangan yang sedikit celah atau ketika intensitas cahaya matahari kecil. 3) Sanitasi Mesin dan Peralatan, peralatan yang digunakan secara rutin
  • 28. 51 dibersihkan dari sisa-sisa bahan teh dengan cara disapu. Pada bagian sortasi basah, pembersihan dengan cara penyiraman peralatan dengan air. 4) Sanitasi Pekerja, yang dilengkapi oleh Masker, Tutup Kepala, Celemek, Sarung tangan, Alas Kaki. 5) Sanitasi Penanganan Limbah, Limbah padat, di bagian pabrik sebagian besar berasal dari sisa-sisa pucuk teh yang tercecer di lantai atau pun di mesin-mesin pengolahan seperti palung pelayuan, OTR, konveyor, Rotorvane, RRB, dan peralatan sortasi kering. Untuk limbah dari pucuk teh, dapat ditangani dengan mengolah menjadi kompos. Selain limbah pucuk teh, penanganan limbah padat sisa bahan bakar, hanya ditumpuk di bagian belakang pabrik. Limbah cair, dari hasil penggilingan, sortasi basah, dan dari air sisa pencucian mesin-mesin yang rutin dilakukan setiap pekannya. Penanganan dengan dibuang melalui saluran pembuangan yang telah dibuat. Limbah gas, dihasilkan dari sisa pembakaran kayu dan batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar kompor pemanas. Limbah gas dibuang melalui saluran cerobong asap. G. Limbah dan Pengolahan Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi maupun domestik (rumah tangga). Limbah terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan bahan kimia senyawa anorganik, dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama kesehatan. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) Limbah yang dihasilkan dari proses produksi PT. Pagilaran Kebun Segayung yaitu kulit buah kakao dan buah kakao yang rusak/busuk. Limbah tersebut dapat digunakan sebagai pakan ternak, bahan untuk membuat biogas, dan bahan untuk pembuatan pupuk organik. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Kebun Segayung yaitu membuat pupuk organik atau pupuk kompos. Kelebihan dari pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan limbah kulit buah kakao dan buah kakao yang rusak/busuk yaitu
  • 29. 52 tersedianya limbah yang dihasilkan setiap harinya dan limbah tersebut bersifat sustainable atau dapat dimanfaatkan lagi. Kelemahan dari limbah yang dihasilkan tersebut yaitu kandungan hara yang rendah. Kandungan hara yang terdapat didalam limbah kulit buah kakao hanya terdiri dari 1% Nitrogen dan 5,5% Phospat dengan pH 5,5. Pengolahan limbah kulit kakao dan buah kakao rusak/busuk yaitu dengan cara dikumpulkan kedalam satu tempat, setelah itu didiamkan beberapa hari dengan ditambah aktivator untuk menambah kandungan hara. Dekomposer yang digunakan untuk membantu mengikat senyawa yaitu Tricoderma. Buah kakao yang busuk/rusak harus dimasukan kedalam mesin penggiling atau pencacah terlebih dahulu, agar berbentuk lebih kecil dan mudah dalam proses pengomposan. Hasil dari proses tersebut adalah pupuk kompos. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) Limbah yang dihasilkan dari proses produksi PT Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang yaitu berupa limbah pabrik. Limbah pabrik tersebut nantinya dapat diolah menjadi pupuk organik dan pupuk kompos. Pengolahan limbah tersebut dilakukan di rumah kompos yang dapat menampung pupuk 100.000 m3 . Pembuatan kompos yang dilakukan dirumah kompos membutuhkan beberapa macam bahan lainnya antara lain rumput, kotoran sapi, sekam bekas tanaman jamur, dan limbah pabrik. Limbah rumah tangga yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar pabrik juga digunakan dalam pembuatan kompos.Waktu yang diperlukan untuk membuat pupuk kompos sekitar 20 – 30 hari. Langkah pertama dalam membuat pupuk kompos, yaitu menghamparkan limbah pabrik dengan ketebalan 15 cm, setelah itu hamparkan limbah pertanian dan limbah rumah tangga dengan ketebalan 15 cm. Langkah kedua, yaitu menghamparkan kotoran sapi dan sekam dengan ketebalan masing-masing 15 cm. Langkah ketiga, hamparan tersebut disiram dengan menggunakan springkle agar keadaannya lembab,
  • 30. 53 setelah itu ditutup rapat dengan menggunakan terpal. Langkah keempat, setelah 10 hari didiamkan, dicampur dengan cara mengaduknya secara merata, setelah diaduk diberi air lagi dan ditutup dengan terpal selama 10 hari. Langkah kelima, yaitu mengaduknya lagi secara merata dan sudah menjadi pupuk kompos. H. CSR CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggungjawab perusahaan terhadap sosial maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan. Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukanlah sekadar kegiatan amal, melainkan CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan
  • 31. 54 kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal. 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang Manfaat PT. Pagilaran Kebun Segayung bagi masyarakat dapat dilihat dengan adanya banyak program CSR yang diberikan. Masyarakat sekitar diberdayakan untuk bekerja di pabrik dan di kebun. Para ibu-ibu yang ada di daerah tersebut dapat bekerja dalam proses pascapanen, dan bapak-bapak dapat bekerja di kebun. PT. Pagilaran Kebun Segayung juga memberikan penyuluhan tentang budidaya kakao kepada para petani kakao yang berada di lingkungan sekitarnya. Hal ini dilakukan untuk membantu para petani agar mendapatkan hasil panen yang lebih baik, selain itu juga efisien. Hasil dari panen petani kakao sendiri juga dapat dijual langsung ke PT. Pagilaran Kebun Segayung dengan harga yang pantas. Keberadaan pabrik yang berada didekat pemukiman penduduk juga menjadikan masyarakat sekitar untuk membuka usaha baru baik itu berupa tempat makan, toko, ataupun bengkel. Hal tersebut karena daerah sekitar pabrik pasti banyak orang yang melaluinya. Banyaknya pengunjung terutama dari para mahasiswa baik kunjungan ataupun magang di PT. Pagilaran Kebun Segayung. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang PT. Pagilaran Kebun Teh yang berlokasi di Desa Keteleng, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah tidak terlalu dekat dengan pemukiman warga, lebih banyak villa dan penginapan yang ada disana. Masyarakat disekitar sana tidak langsung terlibat dengan proses produksi di perkebunan, namun rasa tanggungjawab sosial perusahaan ditunjukkan melalui beberapa aplikasi kegiatan. Sekolah lapang adalah salah satu aplikasi kegiatan CSR. Sasaran utama diadakannya sekolah lapang yaitu agar mindset para petani dapat terbuka, meningkatkan ekonomi pendapaan petani teh, serta menjalin kemitraan dengan para petani.
  • 32. 55 Kegiatan lapangan sengaja diarahkan agar para petani dapat melakukan pemotretan profil kebun teh dan kelembagaan masing-masing kelompok, mengamati permasalahan, pembuatan program, dan kegiatan- kegiatan lapangan sebagai solusi atas permasalahan tersebut, sehingga dilematis yang selama ini dirasakan oleh para petani teh khususnya mengenai program dan peningkatan kinerja serta peningkatan ekonomi para petani dapat teratasi. Kegiatan CSR yang lain adalah peningkatan pendidikan masyarakat disekitar dengan dibangunnya PAUD, TPA, dan TK sehingga meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat disekitar. Balai Pengobatan juga menjadi salah satu program CSR karena masyarakat dapat periksa dan berobat disana secara gratis. Tenaga kerja masyarakat sekitar juga digunakan untuk mengurangi tanaman pengganggu disekitar tanaman teh. Program CSR lain yang akan dilaksanakan oleh PT. Pagilaran Kebun Teh adalah dengan mendirikan peternakan ayam petelur. Tujuan didirikannya peternakan ayam petelur ini adalah untuk menyerap tenaga kerja masyarakat disekitarnya, selain itu juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rencana program yang kedua adalah akan didirikannya peternakan sapi. Program ini bertujuan membantu PT. Pagilaran untuk memenuhi kebutuhan bahan organik tanaman teh yang ditanam. I. Pengendalian Hama dan Penyakit 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) Gejala serangan dari hama kakao memberikan dampak yang sangat jelas karena dengan dilihat secara fisik akan tampak jelas, penyerangan hama ini biasanya pada pagi hari dan sore hari. Hama ini tidak menyukai sinar matahari langsung, demikian saat siang hari mereka cenderung bersembunyi dibalik daun atau diselah yang tidak terkena matahari langsung. Jika siang hari anda mengontrol tanmanan yang sedang anda budidayakan maka perhatikan hama ini yang sedang bersembunyi, tujuanya kita dapat menghitung populasi yang dampak serangan yang akan terjadi dan penanggulanganya akan sesuai dengan populasi yang ada.
  • 33. 56 Serangan dapat pula terjadi pada pucuk daun muda. Daun muda yang terserang biasanya dalam beberapa hari langsung layu, mengering, dan akhirnya mati. Daun-daun tersebut pada akhirnya akan gugur dan ranting akan merangas kering dan akan menjadi seperti lidi. Lima hama utama kakao di PT. Pagilaran Kebun Segayung, yaitu penggerek buah kakao (Conopormorpha cramerella snell), penghisap buah (Helopeltis spp), ulat kilan (Hyposidra talaca), dan ulat api (Darna trima). Berikut ada beberapa cara pengendalian hama dan penyakit kakao dengan pengendalian biologis dan secara kultur teknis, berikut adalah cara pengendalianya: a. Pengendalian Biologis Pengendalian dengan cara biologis anda dapat lakukan dengan inokulasi kutu putih, tujuanya anda memanfaatkan musuh alami dari imago. Adanya kutu putih dapat mengundang semut hitam yang menyukai telur imago sebagai makanan mereka, dengan begitu akan memutus siklus hidup dari hama ini, yang kemudian perbanyakan dari hama ini lama kelamaan akan berkurang dengan sendirinya. Semut hitam juga dapat diundang dengan cara membuatkan rumah menggunakan seresah yang diikatkan pada percabangan. Cendawan parasitoid hama ini berupa Beauveria bassiana. penggunaan cendawan ini bertujuan untuk menginfeksi hama, biasanya serangga yang sudah terkena cendawan akan mati setelah 2 – 5 hari dihitung ketika menyemprot cairan yang mengandung cendawan. Penyemprotan pada imago umumnya lebih efektif dilakukan pada serangga dalam fase imago, dimana dosis 25 – 50 gram spora/ha. b. Pengendalian Kultur Teknis Cara kedua yang dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan pada cabang-cabang yang sudah tidak produktif, yang bertumpang tindih pada cabang lainnya. Kita ketahui, hama ini tidak menyukai dengan sinar matahari langsung, hal ini bisa kita manfaatkan untuk menghilangkan tempat bersembunyi ketika hama yang ada
  • 34. 57 kehilangan tempat yang lembab dan teduh. Pengendalian hama penghisap buah kakao secara kultur teknis, juga dapat dilakukan dengan penggunaan pohon penaung yang dapat menjadi rumah bagi semut hitam yang tak lain adalah musuh alami dari hama penghisap buah. Beberapa pohon penaung tersebut adalah kelapa, lamtoro, dan sengon. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) Keadaan hama dan penyakit yang menyerang di PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah penyerangan hama kutu putih biasanya pagi dan sore hari. Serangan dapat terjadi pada pucuk daun muda. Daun muda yang terserang biasanya dalam beberapa hari langsung layu, mengering, dan akhirnya mati. Cara pengendalian hama dan penyakit kakao, dengan pengendalian biologis seperti inokulasi kutu putih dan mengundang semut hitam dengan membuatkan rumah menggunakan seresah yang diikatkan pada percabangan. Secara kultur teknis, seperti pemangkasan pada cabang-cabang yang sudah tidak produktif yang bertumpang tindih dan penggunaan pohon penaung (kelapa, lamtoro, dan sengon) untuk rumah bagi semut hitam yang tak lain adalah musuh alami dari hama penghisap buah. Pengendalian gulma di perkebunan teh merupakan salah satu kegiatan rutin yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman teh. Populasi gulma yang tumbuh tidak terkendali, akan merugikan tanaman teh karena terjadinya persaingan didalam memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Jenis-jenis gulma tertentu diduga pula mengeluarkan senyawa racun (allelopati) yang membahayakan tanaman teh. Gulma akan menimbulkan masalah besar terutama pada areal tanaman teh muda atau pada areal tanaman teh produktif yang baru dipangkas. Hal ini sebabkan sebagian besar permukaan tanah terbuka dan secara langsung mendapatkan sinar matahari, sehingga perkecambahan maupun laju pertumbuhan berbagai jenis gulma berlangsung sangat cepat. Pengendalian gulma
  • 35. 58 pada pertanaman teh bertujuan untuk menekan serendah mungkin kerugian yang ditimbulkan akibat gulma, sehingga diperoleh laju pertumbuhan tanaman teh dan produksi pucuk yang maksimal. Pengendalian penyakit cacar yang disebabkan oleh jamur Exobasidium Vexans Massae berasal dari Assam, India. Pertama kalinya, penyakit ini ditemukan di Indonesia pada tahun 1949, yaitu di perkebunan Bah Butong, Sumatera Utara. Sejak saat ini, penyakit cacar meluas ke hampir seluruh perkebunan teh di Indonesia, dan menjadi penyakit yang paling merugikan, terutama untuk kebun- kebun teh di dataran tinggi. Penyakit cacar dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai dengan 40% dan penurunan kualitas teh jadi, yang ditandai berkurangnya kandungan theaflavin, thearubigin, kafein, substansi polimer tinggi, dan fenol total pucuk. Intensitas serangan 28% sudah dapat mengakibatkan penurunan kualitas teh jadi, sedangkan kehilangan hasil baru dapat terjadi pada intensitas serangan 35%. Sampai saat ini, tindakan pengendalian penyakit cacar yang paling umum dilakukan di kebun-kebun teh adalah penggunaan fungisida sintetik, terutama fungisida tembaga, karena dianggap sebagai suatu teknik pengendalian yang efektif, praktis, dan ekonomis. Petani pada umumnya merasa puas dengan hasil yang diperoleh, sehingga kurang memperhatikan dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan fungisida tembaga. Kenyataannya, penggunaan fungisida tembaga dapat memacu perkembangan populasi tungau atau Brevipalpus phoenicis, walaupun sampai saat ini terbukti bahwa penggunaan fungisida tembaga merupakan cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit cacar, namun mengingat dampak negatif yang ditimbulkannya, maka perlu dipertimbangkan untuk mulai menerapkan strategi pengendalian penyakit cacar yang meminimalkan penggunaan fungisida sintetik umumnya, dan fungisida tembaga khususnya, yaitu suatu strategi pengendalian yang tidak hanya menggantungkan diri pada penerapan satu teknik
  • 36. 59 pengendalian penyakit saja, tetapi mengkombinasikan berbagai teknik pengendalian penyakit yang sesuai dan kompatibel berdasarkan pertimbangan ekologi dan ekonomi, atau yang disebut dengan pengendalian penyakit tanaman terpadu. J. Diversifikasi Usaha 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang (Kakao) Diversifikasi usaha merupakan kegiatan penganekaragaman jenis usaha. Kegiatan ini tidak hanya terfokus pada satu jenis usaha saja melainkan dengan menambah usaha lain yang produktif sehingga akan memberi tambahan pendapatan bagi perusahaan. Kegiatan praktikum Ekonomi Sumberdaya Pertanian yang dilaksanakan di PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang salah satunya mengamati tentang diversifikasi usaha. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang belum mengusahakan untuk membuat suatu produk dari kakao, karena keterbatasan sarana dan prasarana. Saat ini masih fokus terhadap pengembangan usaha komoditas kakao saja. Komoditas kakao yang diusahakan yaitu kakao jenis Warastero. Sebagian besar kakao di ekspor ke beberapa Negara seperti Belanda. Kualitas kakao yang dijual atau diekspor disesuaikan dengan permintaan pembeli atau eksportir. Kegiatan sortasi grading, kakao yang sudah difermentasi dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kualitas. Beberapa kelompok kakao tersebut diantaranya kakao 100 biji, 140 biji, anggar, 160 biji dan 200 biji, kakao yang baik maksimal memiliki kadar air sebesar 7% serta berwarna coklat pekat berbau coklat agak pedas dan bersih dari jamur atau penyakit. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang (Teh) Kegiatan diversifikasi usaha di PT. Pagilaran Kebun Teh di Kabupaten Batang selain membudidayakan komoditas teh juga menambah usaha budidaya cengkeh dan kopi. Kedepannya akan ditambah dengan komoditas kina (masih dalam proses). Saat ini,
  • 37. 60 perusahaan PT. Pagilaran masih fokus terhadap teh dan kakao saja, untuk cengkeh dan kopi belum menjadi prioritas usaha. Teh yang di produksi di PT. Pagilaran bisa mencapai kurang lebih 7000 ton per tahun. Produksi teh kering sebesar 700 – 800 ton per tahun. Sebesar 70 – 80% di ekspor ke beberapa Negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan sisanya dijual didalam negeri. Diversifikasi produk di PT. Pagilaran untuk jenis teh yang dijual yaitu Premium Quality Tea yang berupa teh seduh dan masih berbentuk daun. Teh hitam dan teh hijau yang sudah berbentuk serbuk. Dasarnya, sebagian perkebunan teh ini milik rakyat sehingga sulit untuk mengontrol kualitas. K. Peran Pemerintah Peran pemerintah atau campur tangan pemerintah adalah melakukan pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan. Semua kegiatan yang ada dalam suatu negara pasti akan menjadi tanggungjawab pemerintah. Tidak ada satu negarapun yang tidak melibatkan pemerintah dalam mengambil keputusan. Sistem perekonomian suatu negara pasti juga berpengaruh terhadap kebijakan yang digunakan dalam perusahaan di negara tersebut. 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang Peran pemerintah yang mempengaruhi PT. Pagilaran Kebun Segayung yaitu adanya pembangunan PLTU dan program pusat inkubasi dan edukasi kakao. Pembangunan PLTU yang dicanangkan pada tahun 2015, maka PT. Pagilaran harus kehilangan luas lahan sebesar 20 Ha untuk lahan pembuatan PLTU tersebut. Hal ini tentunya berpotensi mengurangi jumlah hasil panen kakao, oleh karena itu PT. Pagilaran memangkas pohon kelapa yang awalnya berfungsi sebagai naungan untuk memperbanyak jumlah tanaman kakao. Pusat inkubasi dan edukasi kakao yang akan dibangun disekitar PT. Pagilaran Kebun Segayung tentunya mempunyai manfaat lebih, antara lainmembantu meningkatkan riset untuk
  • 38. 61 memperbaiki kualitas dan perbaikan dalam sistem budidaya. Pusat inkubasi, dapat membantu petani kakao untuk meningkatkan hasil panen yang awalnya mempunyai probabilitas rendah. Pusat edukasi kakao, dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen dengan adanya edukasi yang lebih mengenai tatacara budidaya kakao yang efisien. Pemerintah tidak memberikan dorongan untuk meningkatkan pengolahan kakao untuk menjadi produk jadi atau setengah jadi. Pabrik pengolahan kakao yang berdiri di Indonesia merupakan milik pengusaha asing yang ingin menghemat biaya produksi karena bea ekspor kakao yang tinggi. Pemerintah harusnya mendorong kemudahan dalam pembangunan pabrik untuk mengolah kakao menjadi produk jadi atau setengah jadi. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang Pemerintah merupakan stakeholders yang sangat berpengaruh terhadap regulasi dan pergerakan perkebunan teh, baik pergerakan dalam negeri maupun luar negeri. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dibuat untuk memperlancar gerak dimulai dari proses produksi hingga distribusi dalam dan luar negeri. Tidak sedikit juga kebijakan dari pemerintah yang memberatkan gerak dari perusahaan itu sendiri. Omset PT. Pagilaran kurang lebih 7000 ton yang terdiri dari 70% teh hitam, 30% teh hijau dan teh wangi. Pemasaran teh hasil produksi PT. Pagilaran sebagian besar di ekspor ke Eropa, USA, Jepang, Cina, UEA, Rusia, Yunani, Malaysia, Turki, dan ke pasar domestik. PT. Pagilaran merupakan perusahaan perkebunan swasta sehingga peran pemerintah terhadap perkembangan perusahaan hampir tidak ada. Peran pemerintah pada PT. Pagilaran hanya mencakup seperti kebijakan umum untuk sektor perkebunan dan kebijakan pajak ekspor. Tarif PPN untuk produk ekspor adalah 10% (Pasal 7 Ayat 1) yang dapat diubah paling rendah 5% dan paling
  • 39. 62 tinggi 15%, dimana perubahan tarif tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah (Pasal 7 Ayat 3). Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang ketentuan penetapan harga pembelian pucuk teh produksi petani dalam Keputusan Menteri Kehutanan No 629 Tahun 1998. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk menjamin perolehan harga yang wajar dari pucuk teh produksi petani dan mencegah persaingan tidak sehat diantara pabrik pengolahan teh. Keputusan tersebut mensyaratkan adanya penetapan harga pucuk teh ditingkat petani yang dilakukan oleh masing-masing.
  • 40. 63 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum yang dilaksanakan di PT. Pagilaran Kebun Segayung dan Kebun Teh Kabupaten Batang, dapat disimpulkan bahwa: 1. PT. Pagilaran Kebun Segayung Kabupaten Batang a. Profil tentang PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah anakan perusahaan dari PT. Pagilaran. Tanggal 23 Mei 1964 diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM. Bergerak di bidang tanaman kakao dan kelapa. Unit Produksi Segayung berada di Desa Simbang Jati, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah. b. Budidaya yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Segayung umumnya terdiri dari pembibitan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, panen dan pascapanen. Perbanyakan bibit kakao cara generatif lebih sering dilakukan. c. Keadaan biofisika PT. Pagilaran Kebun Segayung pada ketinggian 15 – 100 m dpl, tanah latosol, curah hujan < 2000 mm/th. Kandungan bahan organik yang terdapat di Kebun Segayung tergolong tinggi. d. Penanganan erosi yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Segayung hampir tidak pernah. Kelapa sawit dan kakao merupakan jenis tanaman tahunan sehingga memiliki perakaran yang dalam, perakaran tersebut dapat mencegah terjadinya erosi. e. PT. Pagilaran Kebun Segayung sebagian besar memanfaatkan tenaga kerja berdomisili di daerah perkebunan, memberikan fasilitas dan kesejahteraan kepada karyawan. Warga setempat pun dapat memanfaatkan adanya perkebunan untuk melakukan usaha. Seluruh hasil panen kakao petani ditampung oleh PT. Pagilaran. f. Kondisi manajemen PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah dengan struktur yang teratas Direksi dan terbagi atas beberapa divisi, yang saling berkaitan. Manajemen dilakukan secara sistematis sehingga 63 63
  • 41. 64 memudahkan dalam koordinasi untuk mengelola perusahaan. Tujuan utama pemasaran kakao yaitu pasar domestik, pemasaran biji kakao melalui Kantor Pemasaran Bersama (KBP) dan sebagian besar di ekspor seperti ke Belanda, pasar Asia serta Eropa. g. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Kebun Segayung dengan memanfaatkan kulit buah kakao dan buah kakao yang rusak/busuk sebagai pakan ternak, untuk membuat biogas, dan pupuk organik. h. Bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosial PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah masyarakat sekitar diberdayakan bekerja di kebun. Adanya penyuluhan tentang budidaya kakao, hasil panen kakao petani dapat ditampung PT. Pagilaran. i. Cara pengendalian hama dan penyakit kakao, dapat memberikan perlakuan dengan pengendalian biologis dan secara kultur teknis. j. PT. Pagilaran Kebun Segayung belum melaksanakan diversifikasi usaha, karena keterbatasan sarana dan prasarana. Saat ini masih fokus terhadap pengembangan usaha komoditas kakao yaitu jenis Warastero. k. Peran pemerintah terhadap PT. Pagilaran Kebun Segayung adalah memberikan pembangunan PLTU dan program pusat inkubasi dan edukasi kakao. Pemerintah tidak memberikan dorongan untuk meningkatkan pengolahan kakao untuk menjadi produk jadi atau setengah jadi. 2. PT. Pagilaran Kebun Teh Kabupaten Batang a. Profil tentang PT. Pagilaran Kebun Teh adalah 1 Januari 1974 status perusahaan diganti dari PN Pagilaran menjadi PT. Perkebunan Perindustrian Perdagangan dan Konsultasi PT. Pagilaran. Areal lahan tanaman teh dengan luas 970.849 ha dan areal aneka tanaman 86.010 ha, selain itu terdapat areal emplasemen dan lain-lain dengan luas 61.839 ha.
  • 42. 65 b. Budidaya yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Teh dari proses pembibitan dilakukan melalui vegetatif dan generatif. Tanaman teh tidak dilakukan regenarasi dengan mengganti tanaman asli. Pemupukan dengan pupuk organik (kompos) dan anorganik. Petikan teh di PT. Pagilaran Kebun Teh ada 3 macam yaitu petikan halus, petikan medium, dan petikan kasar. c. Keadaan biofisika PT. Pagilaran Kebun Teh pada ketinggian > 1.000 m dpl tanah andosol, ketinggian < 1.000 m dpl tanah latosol. Suhu 17°C - 23°C, curah hujan 4.000 - 6.000 mm/th, kelembaban 70 - 98 %, serta lama penyinaran 3 – 8 jam per hari. Kebun Pagilaran terletak 700-1.600 m dpl topografi lahan miring dan berbukit-bukit. d. Penanganan erosi yang dilakukan PT. Pagilaran Kebun Teh dengan konservasi tanah. e. PT. Pagilaran Kebun Teh sebagian besar memanfaatkan tenaga kerja berdomisili di daerah perkebunan, memberikan fasilitas dan kesejahteraan kepada karyawan. Warga setempat pun dapat memanfaatkan adanya perkebunan untuk melakukan usaha. Adapun ratio tenaga kerja kebun Pagilaran adalah 1,50; kebun Andongsili 1,44; dan kebun Kayulandak ialah 1,49. f. Kondisi manajemen dari PT. Pagilaran Kebun Teh dipegang oleh Administratur. Kebijakan dalam pemasaran, pengadaan jenis tanaman maupun peralatan yang akan digunakan berada pada Direksi. Menyuplai bibit teh secara keseluruhan diambil terpusat dari afdeling Pagilaran. Tujuan utama pemasaran teh 75% pasar ekspor dan 25% pasar domestik. Pemasaran teh hitam dilakukan dengan dua cara, yaitu lelang yang dikoordinasi oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB) dan pemasaran langsung di pasar lokal, dengan Delivery Order dari Kantor Direksi. g. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT. Pagilaran Kebun Teh adalah dengan mengolah daun teh yang berguguran menjadi pupuk organik dan pupuk kompos.
  • 43. 66 h. Bentuk kepedulian dan tanggungjawab sosial PT. Pagilaran Kebun Teh adalah mengadakan sekolah lapang untuk para petani, membangun Balai Pengobatan, PAUD, TPA, dan TK, menggunakan tenaga kerja masyarakat sekitar, serta mendirikan peternakan ayam petelur. i. Terdapat penyakit cacar pada tanaman teh yang disebabkan oleh jamur Exobasidium Vexans Massae. Pengendalian dengan menggunakan teknik pengandalian terpadu. j. Kegiatan diversifikasi usaha selain membudidayakan komoditas teh juga menambah usaha budidaya cengkeh dan kopi, kedepannya akan di tambah dengan komoditas kina (masih dalam proses). Diversifikasi produk untuk jenis teh yang dijual yaitu Premium Quality Tea. k. Peran pemerintah terhadap PT. Pagilaran Kebun Teh adalah sebatas mencakup kebijakan umum untuk sektor perkebunan dan kebijakan pajak ekspor. B. Saran Adapun saran untuk praktikum Ekonomi Sumber Daya Pertanian yang dilaksanakan di PT. Pagilaran Kebun Segayung dan Kebun Teh Kabupaten Batang: 1. Bagi PT. Pagilaran Kabupaten Batang, laporan praktikum ini diharapkan mampu membantu perusahaan dalam pengelolaan budidaya tanaman kakao maupun teh, serta pengembangan sumber daya pertanian yang digunakan untuk perusahaan dalam jangka waktu ke depan. Sebaiknya strategi pengendalian hama ataupun penyakit yang tidak hanya menggantungkan pada penerapan satu teknik pengendalian saja, tetapi dengan mengkombinasikan berbagai teknik dengan pertimbangan ekologi dan ekonomi (pengendalian terpadu). Perlunya melakukan terasering di perkebunan, penanaman tanaman pelindung, pembuatan got panjang dan pembuatan rorak untuk menimbun hasil penyiangan yang tidak tertutup untuk mencegah terjadinya erosi.
  • 44. 67 2. Bagi Pemerintah, perlunya peran pemerintah untuk mendorong kemudahan dalam pembangunan pabrik mengolah kakao menjadi produk jadi atau setengah jadi, mengolah teh menjadi produk yang bersaing, memperbaiki kualitas kakao maupun teh dengan penerapan Research and Development, terutama komoditas kakao yang sedang dikembangkan. 3. Bagi Pihak lain, sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, semua pelaksana praktikum baik Co Ass maupun praktikan memperhatikan kembali alokasi waktu yang sudah dibuat untuk menghindari kemunduran waktu praktikum.