1. PENGEMBANGANAGROINDUSTRI TEH KAYU ARO DI KECAMATAN
KAYU ARO KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI
NAMA MAHASISWA:
DICKY SETIAWAN
NIM.A1A123043
R-003/Semester 1(Satu)
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Drs H. H. Khairinal, Dpt. BA, MS,i
PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSANPENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DANILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan bantuan serta rahman dan
rahim-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Bisnis mengenai “ Pengembangan
Usaha Agroindustri Teh Kayu Aro Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi
“ denganbaik.SholawatdansalamsemogatetaptercurahkankepadaNabiMuhammadSAWbeserta
keluarganyadanpengikutnyasampaiakhirzamankelak.Kamimengucapkanterimakasihkepada
bapakBudiPurnomo,M.Hum.,M.PdProf.Dr.Drs.H.H.Khairinal,Dpt.BA.,M.Si.selakudosen
pengampumatakuliahPengantarBisnisdansemuapihakyangtelahmembantudanmengarahkan
penulis hingga selesainya makalah ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan
serta kekeliruan yang perlu diperbaiki lagi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikankedepannya.
Jambi, 20 September 2023
Dicky Setiawan
4. iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangMasalah
Pada hakikatnya, Indonesia telah mengenal sistem kebun sebagai sistem perekonomian
tradisional dengan penanaman tanaman-tanaman seperti kopi, lada, kapur barus dan rempah-
rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia yang kemudian memperkenalkan sistem
perkebunan dengan menanamkan tanaman-tanaman seperti tembakau, sawit, karet, teh dan tebu,
yang diwujudkan dalam bentuk usaha yang berskala besar, penggunaan lahan yang luas,
pembagian kerja, penggunaan tenaga kerja upahan, teknologi yang modern, serta pemasaran
Internasional. Di Indonesia, sistem perkebunan berkembang pesat seiring dengan berakhirnya
sistem tanam paksa 1870. Walaupun tanaman-tanaman ekspor seperti kopi, lada, indigo (pewarna
kain), tembakau, dan gula, sudah diusahakan rakyat dalam sistem tanam paksa (1830-1870).
Namun dengan adanya sistem liberal dan dengan di umumkannya Undang-undang Agraria 1870,
benar-benar membuka Pada hakikatnya, Indonesia telah mengenal sistem kebun sebagai sistem
perekonomiantradisionaldenganpenanamantanaman-tanamansepertikopi,lada,kapurbarusdan
rempah-rempah,jauhsebelumbangsaBaratdatangkeIndonesiayangkemudianmemperkenalkan
sistemperkebunandenganmenanamkantanaman-tanamansepertitembakau,sawit,karet,tehdan tebu,
yang diwujudkan dalam bentuk usaha yang berskala besar, penggunaan lahan yang luas,
pembagian kerja, penggunaan tenaga kerja upahan, teknologi yang modern, serta pemasaran
Internasional. Di Indonesia, sistem perkebunan berkembang pesat seiring dengan berakhirnya
sistem tanam paksa1870.
KolonialBelandamelakukanekspansiekonomidiKerincipadatahun1925melaluisebuah
perusahaan bernama Namlodse Venotchhaaf Handle Veriniging Amsterdam (NV. HVA). Mereka
melakukan penebangan hutan di kaki Gunung Kerinci tepatnya di suatu daerah yang bernama
Kayu Aro untuk dijadikan perkebunan teh. Kayu Aro yang pada masa itu masih menjadi bagian
dariwilayahSumateraBaratjugamenjadisalahsatuwilayahyangdijadikanperkebunantehyang terluas
di SumateraBarat.
Perkebunan yang dirintis tahun 1925 ini merupakan perkebunan teh tertua di Indonesia.
Selainitu,kinidengan luas3.014,60Halinimembuat perkebunantehinimenjadiperkebunanteh
5. iii
dalam satu hamparan terluas di dunia. Disamping itu, dengan ketinggian mencapai 1.400-1.600
Mdpl (meter diatas permukaan laut), kebun teh Kayu Aro merupakan perkebunan teh tertinggi
kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeeling di kaki Gunung Himalaya, India. Bibit tanaman
teh mulai ditanam pada tahun 1929, dan dikarenakan tanaman teh mulai menghasilkan pucuk-
pucuk teh yang berkualitas, maka pada tahun 1932 perusahaan NV. HVA mendirikan pabrik. Dan
mulai sejak itu teh Kayu Aro menghasilkan jenis teh hitam atau dikenal juga dengan nama teh
Orthodoks. Dikarenakan pengawasan dengan kualitas tinggi dimulai dari pemeliharaan,
pemetikan, pengolahan, pengemasan hingga pengiriman menjadikan teh ini sebagai teh dengan
kualitas terbaik di dunia. Namun, tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal teh Kayu
Aro ini, apalagi perkebunannya. Hal ini di karenakan hasil produksinya dengan kualitas terbaik
atau Grade 1 di ekspor keluar negeri seperti Eropa, Russia, Timur Tengah, Amerika Serikat, Asia
Tengah, Pakistan, dan banyak lagi. Sementara di Indonesia sendiri jarang sekali kita menemui teh
ini, jika pun ada maka kita hanya akan menemukannya di Kerinci dan Sumatera Barat serta
beberapa daerah lain namun dalam jumlah yang tidak banyak dengan kualitas campuran atau
Grade II dan Grade III.
Pada tahun 1959, perkebunan milik Belanda ini diambil alih oleh Pemerintah Republik
Indonesia. Sejak saat itu perkebunan Kayu Aro mengalami beberapa kali perubahan status dan
manajemen,yanghinggapadaakhirnyapadatahun1996,perkebunantehKayuArodanbeberapa PTP
lainnya yang ada di Sumatera Barat dan Jambi di konsilidasi menjadi PTP Nusantara VI
(Persero). Salah satu alasan yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut adalah
mengenaiprosesproduksitehinihinggamenjaditehyangdisebutsebutsebagaitehdengankualitas
terbaik yang membuatnya menjadi teh yang di konsumsi oleh keluarga kerajaan Inggris dan
Belanda. Di samping itu, hal lain yang menarik peneliti adalah mengapa teh dengan kualitas
terbaikyangdieksporhinggakenegeriEropainitidakdapatdinikmatiolehmasyarakatIndonesia.
Dengan ini peneliti akan melakukan penelitian dengan judul ”Perkembangan Perkebunan Teh
Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, 1996-2013” dengan menggunakan sudut analisis sejarah
perekonomian.
1.2. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan teh kayu aro kerinci,Jambi
2. Untuk mengetahui gambaran umum usaha agroindustri teh kayu aro Kerinci,Jambi
6. iii
3. UntukmengetahuigambaranproduksiusahaagroindustriolahantehkayuaroKerinci,Jambi
1.3. ManfaatPenulisan
Manfaat penelitian merupakan proses penelitian yang dapat menghasilkan sesuatu dan
memberikan guna tertentu. Adapun manfaat penelitian yang dapat di peroleh antara lain:
1. Bagi peneliti,penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam menuangkan tulisan dan
pemikiran dalam penulisanini.
2. Bagi masyarakat, sebagai sumbangan pemikiran dan sumber informasi yang terkait dalam
analisis kelayakan usaha agroindustri teh kayu aro Kerinci,Jambi.
7. iii
BAB II
Pembahasan
2.1. Sejarah BerdirinyaUsaha
Kabupaten Kerinci merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia. Kerinci
ditetapkan sebagai kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi dengan pusat pemerintahan di
Sungai Penuh pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke siulak. Kabupaten kerinci
memiliki luas 3.355,27 km terdiri atas 12 kecamatan.
Namakerinciberasaldaribahasatamilyaitukurinji,yangmerupakannamabungayang tumbuh
di daerah pegunungan India Selatan.Lokasi perkebunan Teh Kayu Aroterletakdi Kecamatan
Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Kebun teh inidibangunoleh
pemerintahkoonialBelandapadasekitartahun1928bersamaandenganpabriknya.Lahanyang
dulunyaberupahutan,diubahmenjadisebuahperkebunanyangmulanyaditanamikopi.Namun
yanghasilnyakurangmemuaskan,belandapunakhirnyamenanamikebuninidengantanamanteh.
Sepenggal cerita, dulunya para pekerja yang dikerahkan untuk bekerja di perkebunan teh
adalah orang-orang yang di datangkan oleh Belanda dari Pulau Jawa. Akan tetapi belanda
memperlakukan dengan tidak manusiawi mereka menjadi korban atas kekejaman orang Belanda.
Halinimenjadisebabbanyaknyaketurunanorang-orangJawayanghinggakinimasih menetapdi
Kerinci.
Saat ini perkebunan teh kayu aro dibuka secara resmi sebagai salah satu destinasi wisata.
Minatdaripengunjungpucukupbanyak,karenakeindahankebuntehinidenganudarasejukyang
khaspegunungansertamegahnyaGunungKerinci.TakhanyabisaberkunjungdiKebunTehsaja,
wisatawan juga bisa berkunjung ke pabriknyalangsung.
2.2. BahanBaku
Bahan baku pucuk teh yang baik yaitu daun muda yang dipetik sampai daun pertama atau
kedua yang terdiri dari peko dan satu atau dua daun muda. Tetapi, pucuk teh yang dipetik di
perusahaaninitidakhanyapekodansatuatauduadaunmuda,bahkanhinggadaunkeenamsampai
8. iii
ketujuh.Haliniakanmenyebabkanpenurunankualitashasilakhirtehkering,yaitusedikitnyahasil grade
I dan II serta banyaknya produk low grade yang dihasilkan. Tidak hanya kualitas produk akhir,
tetapi juga akan mengganggu proses produksi dimana pucuk yang terlalu panjang akan
tersangkut saat proses pelayuan. Pengendalian mutu bahan baku pucuk teh di PT Rumpun Sari
Kemuning I dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu pucuk halus, pucuk kasar, dan pucuk rusak.
Ketigajenispucuktersebutmenjadistandarbagiperusahaanapakahbahanbakusudahmemenuhi syarat
atau belum. Untuk mempertahankan kualitas pucuk teh yang baik harus menghindari atau
mengurangi penyebab turunnya kualitas, seperti cacat fisik pucuk teh dan jenis petikan daun teh.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu suatu metode untuk mengidentifikasi masalah menggunakan
Statistical Quality Control dengan control chart untuk mengetahui pucuk masih dalam batas atau
tidak,diagramparetountukmengetahuipucukyangpalingdominanpadahasilpanen,dandiagram
Ishikawa untuk megetahui faktor-faktor penyebab pucuk yang tidak sesuai dengan standar
perusahaan. Pengamatan dilakukan selama satu bulan dengan pengambilan data terhadap analisis
pucuk.
Standarmutudariperusahaanuntukjenispetikanmasing-masingyaitupucukhalus>50%,
pucuk kasar <40%, dan pucuk rusak <5% dari total bahan baku. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa rata-rata persentase bahan baku pucuk teh yaitu pucuk halus sebesar 20,8%, pucuk kasar
sebesar72,95%,danpucukrusaksebesar6,25%.Berdasarkanhasilanalisismenggunakancontrol chart,
diagram pareto, dan diagram Ishikawa menunjukkan persentase pucuk halus, pucuk kasar, dan
pucuk rusak tidak sesuai dengan standar yang ada di perusahaan yang disebabkan oleh tiga faktor
yaitu metode, manusia, dan lingkungan. Hal tersebut mengakibatkan produk akhir menghasilkan
teh kering yang berkualitas rendah (tulang, bubuk,kempring).
2.3. Produksi
Berikut ini proses pembuatan teh:
1. Penanamandaun
teh Sebelum diolah menjadi minuman siap konsumsi, daun teh harus ditanam terlebih
dahulu. Tanaman teh bisa tumbuh di kawasan tropis, tetapi harus berada di dataran tinggi
dengan ketinggian tertentu.
2. Pemetikan daunteh
9. iii
Setelah ditanam, daun teh dipetik pada saat yang tepat. Proses pemetikan ini tidak boleh
sembarangan, karena metode pemetikannya bisa memengaruhi rasa teh. Biasanya bagian
tanaman teh yang dipetik adalah pucuknya. Pemetikan sebaiknya dilakukan dengan cara
manual, yakni menggunakan tangan.
3. Pelayuan daunteh
Pucuk daun teh yang telah dipetik kemudian ditebar serta diaduk-aduk, guna mengurangi
tingkatkadarairpadadaun.Caralainprosespelayuanadalahmenjemurdauntehditempat yang
mempunyai sirkulasi udarabaik.
4. Penggilingan daunteh
Proses pembuatan teh yang selanjutnya adalah penggilingan daun teh. Penggilingan ini
dilakukan untuk menciptakan rasa teh yang lebih tepat dan nikmat. Masing-masing jenis
teh memiliki waktu penggilingan yang berbeda.
5. Oksidasi daunteh
Setelah digiling, daun teh akan melalui proses oksidasi. Pada tahapan ini, daun teh akan
berubah warna dan semakin layu.
6. Pengeringan daunteh
Daun teh yang telah digiling dan dioksidasi, selanjutnya akan dikeringkan. Proses ini
dilakukan menggunakan mesin dengan suhu yang harus diatur tepat. Pengaturan suhu dan
waktu pengeringan sangat berpengaruh pada rasa teh.
7. Pengemasan daunteh
Langkah terakhir dari proses pembuatan teh adalah pengemasan. Artinya daun teh yang
sudah kering dan siap dikonsumsi, dimasukkan dalam kemasan untuk dijual.
2.4. Permodalan
1. Biaya Pengelolaan Lahan: Termasuk biaya sewa atau akuisisi lahan, biaya pemeliharaan
dan perbaikan infrastruktur, dan biaya pemantauantanaman.
2. Biaya Benih dan Bibit: Pembelian benih dan bibit berkualitas tinggi untuk tanamanteh.
3. Biaya Peralatan Pertanian: Pemeliharaan dan pembelian peralatan pertanian seperti mesin
pengolah teh, mesin pemetikan, dan alat pertanianlainnya.
10. iii
4. Biaya Tenaga Kerja: Biaya gaji dan insentif bagi karyawan yang terlibat dalam operasi
perkebunan, termasuk petani, pekerja panen, dan stafmanajemen.
5. Biaya Pengolahan: Jika PTPN memiliki fasilitas pengolahan teh, biaya untuk operasi
pengolahan dan perawatanpabrik.
6. Biaya Pemasaran dan Distribusi: Biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan dan
mendistribusikan produk teh kepasar.
7. Biaya Pemeliharaan Tanaman: Biaya pemeliharaan tanaman teh, termasuk pemupukan,
penyiraman, perlindungan tanaman dari hama dan penyakit, dan perawatanlainnya.
8. Biaya Administrasi dan Manajemen: Biaya administrasi dan manajemen yang mencakup
gajistafadministrasidanmanajemen, biayaperkantoran,danbiayalainnyaterkaitoperasi
perusahaan.
9. Biaya Energi: Biaya untuk sumber daya energi seperti listrik dan bahan bakar yang
diperlukan untuk operasi perkebunan dan pabrik pengolahanteh.
2.5. TenagaKerja
Pembagian kerja pada perkebunan teh Kayu Aro antara laki-laki dan perempuan berdasarkan
perbedaan fisik dalam perkebunan yaitu; perempuan sering ditempatkan pada pekerjaan yang
berhubungandenganpemetikanteh,pemeliharaantanamanteh,bekerjadipabrik,mengurusanak, dan
menjadi pembantu rumah tangga para majikan. Sementara itu, tenaga kerja laki-laki menangani
pekerjaan berat seperti pembukaan lahan, perbaikan mesin, pemeliharaan tanaman teh dan
lainnya. pembagian kerja menurut gender lebih dikarenakan oleh lingkungan sosial yang bersifat
determinisme yaitu paham yang produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh jenis
kelamin.33 Hal inilah yang membuat buruh perempuan dan lakilaki memiliki tuga kerja yang
berbeda guna meningkatkan efisiensi waktu dan hasilkerja.
Tuntutan kerja yang dibebankan oleh perkebunan kepada para buruh tidak terlalu
dipermasalahkan oleh para buruh, dikarenakan buruh mendapatkan upah dan tunjangan dari
perkebunan yang mencukupi kebutuhan hidup. Rata-rata para buruh akan mendapatkan upah
sebesar f.30 sampai f.40 perbulan.34 Selain upah para buruh juga mendapatkan tunjangan atau
yang biasa disebut ransum berupa makanan, pakaian, perlengkapan untuk bekerja.
11. iii
2.6. Pengepakan
Tahap pengemasan teh yang digunakan yaitu dengan menngunakan alat berupa peti atau
bungkusan yang disesuaikan dengan jenis pasarnya. Untuk pasar ekspor biasanya menggunakan
peti kayu yang didalamnya dilapisi kertas timah atau aluminium. Sedangkan untuk pasar dalam
negeri menggunakan bungkusan dari kertas berlapis-lapis. Saat ini sistem pengemasan dan bahan
yang dipakai untuk kemasan teh sudah berkembang dengan pesat.
2.7. Pemasaran
1. Product Mix (Bauran Produk) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 1997). Keanekaragaman produk, mutu atau
kualitas produk, merek produk, kemasan, desain dan pelabelan produk, ukuran, pelayanan,
jaminan, maupun pengembalian produk, adalah beberapa komponen yang menjadi penentu
keberhasilan suatu strategi bauranproduk.
2. Price Mix (Bauran Harga) Tjiptono (1997) menjelaskan bahwa agar dapat sukses dalam
memasarkansuatubarangataujasa,setiapperusahaanharusmenetapkanharganyasecaratepat.
Strategi bauran harga yang dilakukan oleh suatu perusahaan meliputi strategi penetapan harga,
tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga, kesesuaian harga dengan kualitas serta
syarat-syaratpembayaran.
3. Promotion Mix (Bauran Promosi) Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara
komunikasi utama, yaitu: a. Personal selling, merupakan komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan. b. Mass selling, merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi
untukmenyampaikaninformasikepadakhalayakdalamsatuwaktu,yangterdiriatasperiklanan
danpublisitas.Periklanandapatberbentukkegiatanperiklananlinibawah(belowtehline)yaitu
jenisiklanyangtidak mengharuskanadanyakomisiataupembayarankepadabiroiklan, seperti
melalui penyebaran brosur dan leaflet, dan kegiatan periklanan lini atas (above teh line) yaitu
jenis iklan yang mengharuskan adanya pembayaran kepada biro iklan, seperti iklan ditelevisi,
12. iii
radio, media cetak dan lainnya. c. Promosi penjualan, merupakan bentuk persuasi langsung
melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. d. Public relation, merupakan upaya
komunikasimenyeluruhsuatuperusahaanuntukmempengaruhipersepsi,opini,keyakinandan
sikap berbagai kelompok terhadap perusahaantersebut.
2.8. Penjualan
Teh Kayu Aro terus meningkat seiring dengan promosi yang ada. Hal ini terungkap, kala
awak media bertemu Ardian, salah seorang staf Sub di PTPN VI baru-baru ini. Dalam
perbincanganitu,Ardianmengatakan,masapandemiini,justrumenarikmarketinguntuklebih
agresif dalam pemasaran. Sesuatu hal yang berbeda, kala penjualan menurun seiringnya
waktu pendapatan yang turun masa pandemi. Lantas, bagaimana maksud Ardian, penjualan
justru meningkat? Rupanya, marketing memanfaatkan pandemi dari masyarakat yang banyak
diamdirumah.TermasuksaatWorkFormHome(WFH).“Banyakyangdiamdirumah,momen itu
kita manfaatkan. Kan mereka bisa ngeteh sambil kerja,” katanya. Meningkatnya penjualan itu
terlihat dari angka penjualan hingga Mei 2021 yang tercatat 73 ribu peaches. Sementara
tahun2020lalutercatat59ribupeaches.TehKemasanKajoeAroprodukdariPTPNVIdengan kualitas
yang tinggi dan menghasilkan aroma dan cita rasa yang tinggi, punya caraunik.
Marketing menjalankan promosi sekaligus mendapatkan berkah. Ardian menyebutkan,
mereka melakukan promosi di Masjid Al Falah pada puasa lalu. “ Kita turun ke situ untuk,
Promositehkayuaro.Disitu kitajugaberbagitehdalamkemasangelas,cupuntukwargayang berbuka
puasa,” terangnya. Selain di Masjid seribu tiang itu, Ardian juga mengatakan hal serupa
berlangsung di kawasan Kota Baru. Ia berharap, upaya ini membuat produk dari Bumi
SepucukJambiSembilanLurahitubisa menjadikebanggaanwargaJambidansekitarnyatutup
ardian.(sbh)
2.9. KendalaUsaha
Dalam mengelola mutu produk teh kayu aro Perkebunan Kerinci tidak terlepas dari
masalah-masalah yang dihadapi dan munculnya hambatan dan kendala. Kesemuanya itu
mempengaruhi usaha-usaha Perkebunan untuk mencapai optimalisasi mutu teh. Masalah yang
dihadapi oleh Perkebunan teh kayu aro dalam mengelola mutu meliputi masalah menurunnya
13. iii
kualitasdankuantitaspucuktehdantehkeringyangdihasilkan,sertaadanyapeningkatanbiaya
produksi dan pengolahan. Jumlah dan mutu pucuk teh sangat menentukan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan teh kering yang sesuai dengan standar. Mutu pucuk teh yang
rendah akan 12 mengakibatkan menurunnya jumlah teh kering mutu utama sehingga nilai
penjualannya menjadi rendah. Sedangkan jumlah yang rendah akan menyebabkan tidak
terpenuhinya kapasitas prooduksi sehingga terjadi peningkatan biaya produksi danpengolahan
teh kering per satuanberat.
2.10. Kemungkinan PerkembanganKedepan
Kayu Aro merupakan penghasil teh premium dan menjadi salah satu teh termahal di
dunia. Teh Kayu Aro juga menjadi minuman bagi para ratu di Eropa, seperti Belgia, Inggris,
dan Belanda. Silalahi mengatakan, teh tak lagi memberikan keuntungan besar bagi perusahaan
saat ini. Penanaman kopi yang sudah dilakukan, lanjutnya, merupakan strategi perusahaan
untuk mencari pendapatan lain agar keuangan perusahaan tidak kolaps. ”Kopi ini sebagai
pelampung.Saatpendapatandaritehtidakbagus,adapendapatandarikopiyangmenutupinya,”
ujarnya.
14. iii
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berbicara Perkebunan di Hindia Belanda tidak lepas dari pengaruh Pemerintahan
Kolonial Belanda. Tujuan kolonialisasi mendapatkan keuntungan dari negara jajahannya
membawa Pemerintah mengembangkan sektor industri perkebunan di seluruh wilayah Hindia
Belanda. Berbagai sektor perkebunan di kembangkan tidakter kecuali tanaman Teh.
Perkembangan tanaman teh mula-mula dilakukan di wilayah Jawa. Pada tahun 1912dilakukan
penanaman teh di Sumatera Utara, kemudian di kembangkan kembali oleh perusahaan swasta
BelandadiwilayahSumateraBarattepatnyadiPerkebunanTehAkarGadangpadatahun1903.
Keberhasilan penanaman di perkebunan ini membawa perluasan besar-besaran di seluruh
wilayah Sumatera Barat, hingga mencapai wilayah Kerinci pada tahun 1927. Pembukaan
Perkebunan Teh Kayu Aro di lakukan pada tahun 1925 sampai 1928. Pada tahun 1929
mengingat perkebunan mulai menunjukan hasilnya, pihak perkebunan N.V.HVA mulai
membangun pabrik pengolahan teh, dan kemudian pada tahun 1931 hasil perkebunan suadah
di produksi dan di pasarkan ke wilayahEropa.
Damapak depresi yang terjadi pada tahun 1930 melanda di seluruh wilayah Hindia
Belanda,memaksaPemerintahmengelurakanperaturanpembatasanjumlahproduksidiseluruh
perkebunan. Depresi ekonomi ini tidak begitu dirasakan bagi Perkebunan Kayu Aro, hal ini
disebabkanumurperkebunanrelatifmuda,hasilproduksitidakbegitubesar masihdalambatas
produksi yang ditentukan, serta adanya bantuan modal bagi perkebunan teh oleh Pemrintah
Hindia Belanda.
BerdirinyaPerkebunanKayuAromembawaperubahanbagimasyarakatKerinciterutama
dalam pekerjaan. Banyak penduduk di sekitar perkebunan menggantungkan hidup mereka
sebagai pemetik teh dan buruh pabrik. Pembukaan lahan perkebunan berdampak pada
pembangunan sarana penunjang kegiatan produksi. Pembangunan akses jalan, rumah sakit,
listrik, telfon, dan sekolahan oleh perusahaan N.V.HVA juga dapat di rasakan rakyatKerinci.
Pembukaan lahan Perkebunan Kayu Aro membuat pemerintah mendatangkan tenaga
kerjaburuhperkebunandariwilayahJawa.JumlahorangJawayangdidatangakancukupbesar.
15. iii
Parapekerjainiditempatkandisekitarperkebuananyangmenyebabkanterjadinyapernikahan antar
suku, yaitu Kerinci dan Jawa. Kebudayaan kedua suku ini dapat hidup berdampingan tanpa
menghilangkan kebudayaan satu sama lain sampaisekarang.
3.2. Rekomendasi
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer dikalangan masyarakat secara
luas. Bahkan hampir sebagian besar masyarakat di Indonesia pernah menikmati minuman teh.
Teh saat ini banyak dijual dalam bentuk kemasan produk baik berupa minuman ataupun
kemasan teh kering. Kebutuhan teh banyak dicari oleh masyarakat secara luas sehingga
membuat potensi dari budidaya tanaman teh sangat menguntungkan untuk dijalani sebagai
bisnis perkebunan teh. Tanaman teh sangat efisien jika dibudidayakan di dataran tinggi. Perlu
Anda ketahui jika budidaya tanaman teh tidak semudah aa yang Anda bayangkan.
Bagi Anda yang ingin membudidayakan tanaman teh perlu mengetahui syarat tumbuh
dari tanaman teh itu sendiri. Tanaman teh dapat tumbuh subur dengan penyebaran tanaman di
daerahdengangarislintang30derajatutaraatauselatanKatulistiwa.PHtanahyangbaikuntuk
tanamantehyaituberkisarantara4.5hingga5.6.Jenistanahyangbaikadalahtanahlatosoldan padzolik.
Kedalaman tanah yang efisien berstruktur remah lebih dari 40 C. Suhu yang efisien berikisar
antara 13 derajat C hingga 25 derajat C. Kelembapan relatif saat siang hari tidak kurang dari
20 %. Banyaknya hujan setiap tahunnya sebaiknya 2.000 mm. Pertumbuhan tanaman teh akan
lebih cepat apabila banyak terkena sinar matahari dengan curah hujan yang masih mencukupi.
Ketinggian tempat yang efisien yaitu antara 800 mdpl hingga 2.000mdpl.
16. iii
DAFTAR PUSTAKA
http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-budidaya-tanaman-teh-dan-analisa-
usahanya.htm
Volkstelling 1930 Deel IV Inheemsche Bevolking van Sumatra.
Uitkomsten “Der In De November 1920 Gehouden.
http://repository.sb.ipb.ac.id/1501/5/R27-05-Muswadi-Bab_1.pdf
https://jamberita.com/read/2022/11/30/5976061/sejarah-perkembangan-perkebunan-teh-
kayu-aro-di-kerinci-tahun-19251959/
https://online-journal.unja.ac.id/siginjai/article/download/11881/11137/36241
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Teh_Kayu_Aro
https://ameera.republika.co.id/berita/qcwlhi463/bisnis-teh-di-indonesia-saat-ini-dinilai-
tak-menguntungkan