SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22
Pajak Penghasilan Pasal 22
Pajak penghasilan pasal 22, merupakan pajak yang dipungut
oleh bendaharawan pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan
lembaga-lembaga negara lain,berkenaan dengan pembayaran
atas penyerahan barang dan badan-badan tertentu baik badan
pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di
bidang impor aTau kegiatan usaha di bidang lain.
Pemungut Pajak
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
154/PMK.03/2010 .
Pemungut PPh pasal 22 adalah:
 Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea Cukai,atas impor
barang
 Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
 Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan
dengan mekanisme uang persediaan (UP)
 Kuasa pengguna anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat
Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA
 Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri
semen, industri kertas, industri baja dan industri otomotif
 Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas
 Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor
kehutanan, perkebunan pertanian dan perikanan
Kegiatan yang Dikenakan PPH Pasal 22
• Impor barang
• Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan
oleh bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)
• Pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang
persediaan (UP) oleh bendahara pengeluaran
• Pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan
dengan mekanisme pembayaran langsung (LS) oleh
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat
penerbit surat perintah membayar
• Industri baja dan industri otomotif
• Penjualan bahan bakar minyak, gas dan
pelumas
• Penjualan hasil industri dalam negeri
• Pembelian bahan-bahan untuk keperluan
industri atau ekspor dari pedagang pengumpul
oleh industri dan ekspotir
Kegiatan yang Dikenakan PPH Pasal 22
Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pasal 22
 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang dilaksanakan
dengan cara penyetoran oleh importir yang bersangkutan atau
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke kas negara melalui Kantor
Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh
Pemungut Pajak (bendahara pemerintah, KPA, bendahara
pengeluaran, pejabat penerbit spm) wajib disetor oleh pemungut ke
kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang
telah di isi atas nama rekanan serta ditandatangani oleh pemungut
pajak.
 Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan bahan bakar
minyak, gas dan pelumas, dan penjualan hasil produksi industri
semen, industri kertas, industri baja dan industri otomotif, wajib
disetor oleh pemungut ke kas negara malalui Kantor Pos, bank
devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak.
Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pasal 22
 Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan
untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau
eksportir yang bergerak dalam sektor
kehutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan wajib disetor oleh
pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos , bank devisa, atau bank
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak.
 Penyetoran PPH Pasal 22 oleh importir, Direktorat Jendral Bea dan
Cukai dan pemungut menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang
berlaku sebagai bukti pemungutan pajak.
 Pemungutan pajak wajib menerbitkan bukti Pemungutan PPH Pasal 22
dalam rangka 3 (tiga),yaitu:
a. Lembar kesatu untuk wajib pajak(pembeli/pedagang pengumpul)
b. Lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor
Pelayanan Pajak(dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa PPh
Pasal 22)
c. Lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.
Sifat Pemungut
Pemungutan pajak
bersifat final
Pemungutan pajak
bersifat tidak final
Pemungutan pajak bersifat final
Artinya bahwa pajak yang telah dibayar oleh Wajib
Pajak melalui pemungutan oleh pihak lain dalam tahun
berjalan tersebut tidak dapat dikreditkan pada total
PPh yang terutang pada akhir suatu tahun tahun pada
saat pengisian SPT Tahunan PPh.
Pemungutan pajak bersifat tidak final
Berarti pajak yang sudah di pungut oleh pemungut
atau dibayarkan dapat dikreditkan/diperhitungkan
sebagai pembayaran pajak penghasilan dalam tahun
berjalan oleh wajib pajak yang dipungut.
Dasar Pemungutan
1. Nilai impor, yaitu nilai
berupa uang yang menjadi
dasar perhitungan Bea
Masuk yang terdiri atas
cost insurance and freight
(CIF) ditambah dengan Bea
Masuk dan pungutan
lainnya yang dikenakan
berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-
undangan kepabeanan di
bidang impor;
2. Dasar pengenaan pajak
pertambahan nilai (DPP
PPN) yang dapat
berupa harga
pembelian/penjualan.
Tarif Pemungut
• Tarif 2,5% dari nilai impor diterapkan untuk impor yang menggunakan
Angka Pengenal Impor (API)
• Tarif 0,5% dari nilai impor diterapkan untuk impor
kedelai, gandum, dan tepung terigu yang menggunakan Angka
Pengenal Impor (API)
• Tarif 7,5% dari nilai impor diterapkan untuk impor yang tidak
menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
• Tarif 7,5% dari harga jual lelang diterapkan untuk impor yang
dikuasai.
• Tarif 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan
bahan bakar minyak kepada SPBU Pertamina
• Tarif 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan bahan
bakar minyak kepada SPBU bukan pertamina dan Non SPBU
• Tarif 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan bahan
bakar gas
• Tarif 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan
pelumas
• Tarif 1,5% dari harga pembelian untuk pembelian barang yang
dilakukan oleh bendahara pemerintah, bendahara
pengeluaran, Kuasa Pengguna Anggaran, dan pejabat penerbit Suarat
Perintah Membayar
• Tarif 0,25% dari DPP PPN untuk penjualan semua jenis semen hasil
produksi di dalam negeri oleh industri semen
• Tarif 0,45% dari DPP PPN untuk penjualan semua jenis kendaraan
bermotor beroda dua atau lebih didalam negeri oleh industry
otomotif
• Tarif 0,3% dari DPP PPN untuk penjualan baja di dalam negeri oleh
industry baja
• Tarif 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN untuk
pembelian bahan-bahan untuk keperluan industry atau ekspor oleh
badan usaha industry atau eksportir yang bergerak dalam sektor
kehutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan.
• Tarif 0,1% dari DPP PPN untuk penjualan kertas hasil produksi di
dalam negeri oleh industri kertas
Berdasarkan tarif pungutan yang diterapkan
terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100% (seratus
persen) dari pada tarif yang diterapkan terhadap
Wajib Pajak yang dapat menunjukan Nomor
Pokok Wajib Pajak.
Contoh Perhitungan
Contoh 1: Menghitung PPh Pasal 22 atas impor
PT Perdana adalah importir barang-barang elektrik yang
mempunyai API, pada bulan Mei 2011 melakukan impor
barang Jepang dengan harga faktur US $100,000.00. Biaya
asuransi yang dibayar diluar negeri dan biaya angkut
pengapalan barang dari Jepang ke dalam daerah pabean
(Indonesia) masing-masing sebesar 2% dan 5% dari harga
faktur. Tarif bea masuk dan bea msuk tambahan masing-
masing sebesar 20% dan 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah US $1.00 = Rp
8.500,00. Hitunglah PPh pasal 22!
a) Menentukan Nilai Impor
-Harga faktur (cost) US $ 100,000.00
-Biaya asuransi (insurance):
2% x US $100,000,00 US $ 2,000.00
-Biaya angkut (freight):
5% x US $ 100,000.00 US $ 5,000.00
CIF (cost,insurance,freight) US $ 107,000.00
Kurs US $1,00 = Rp8.500,00
CIF (dalam rupiah):
US $107,000.00 x Rp8.500,00 = Rp 909.500.000,00
Ditambah:
- Bea masuk:
20% x Rp 909.500.000,00 Rp 181.900.000,00
- Bea masuk tambahan:
10% x Rp909.500.000,00 Rp 90.950.000,00
Nilai impor Rp1.182.350.000,00
b) Menghitung PPh pasal 22-impor
2,5% x Rp1.182.350.000,00 = Rp 29.558.750,00
Jika importir yang bersangkutan tidak mempunyai
API, besarnya PPh Pasal22 adalah:
7,5%x Rp1.182.350.000,00 = Rp 88.676.250,00
PT Pertamina adalah produsen dan importir bahan bakar
minyak, gas dan pelumas, pada bulan Agustus 2011 melakukan
penyerahan sebagai baerikut:
a) Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp816.000.000,00
kepada SPBU pertamina;
b) Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp523.000.000,00
kepada non SPBU;
c) Penyerahan bahan bakar gas senilai Rp179.800.000,00
kepada Blue Gas Distributor
d) Penyerahan pelumas senilai Rp278.900.000,00 Kepada PT Oil
Contoh 2:
Menghitung pph pasal 22 atas penjualan hasil produksi
oleh produsen atau importir bahan baku dan pelumas
Besar PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT Pertamina atas
penyerahan tersebut adalah:
 Atas penyerahan bahan bakar minyak kepada SPBU:
0,25% x Rp816.000.000,00 Rp 2.040.000,00
 Atas penyerahan bahan bakar minyak kepada non SPBU:
0,3% x Rp523.000.000,00 Rp 1.569.000,00
 Atas penyerahan bahan bakar gas kepada Blue Gas
Distributor:
0,3% x Rp179.800.000,00 Rp 539.400,00
 Atas penyerahan pelumas kepada PT Oil:
0,3% x Rp278.900.000,00 Rp 836.400,00
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH :D

More Related Content

What's hot

Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15SilvaSandiarini
 
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiIqbal Fauzi
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmTarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmVeD VeD
 
Bagian 5 selvi
Bagian 5 selviBagian 5 selvi
Bagian 5 selvienjiem
 
Tarif pajak penghasilan pasal 22 impor
Tarif pajak penghasilan pasal 22 imporTarif pajak penghasilan pasal 22 impor
Tarif pajak penghasilan pasal 22 imporAhsan Fauzi
 
perpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bmperpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bmrensykartika
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahraSinduaji
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Ffffffffffffffebri2nd
 
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VATPajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VATIrvan Desmal
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22Dede Azis Nagara
 

What's hot (20)

Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22
 
Pph psl 22
Pph psl 22Pph psl 22
Pph psl 22
 
Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15Pengertian p ph pasal 15
Pengertian p ph pasal 15
 
PPT PPNBM - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT PPNBM - Risal Fadhil RahardiansyahPPT PPNBM - Risal Fadhil Rahardiansyah
PPT PPNBM - Risal Fadhil Rahardiansyah
 
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmTarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
 
Bagian 5 selvi
Bagian 5 selviBagian 5 selvi
Bagian 5 selvi
 
Tarif pajak penghasilan pasal 22 impor
Tarif pajak penghasilan pasal 22 imporTarif pajak penghasilan pasal 22 impor
Tarif pajak penghasilan pasal 22 impor
 
Ppn & p pn bm
Ppn & p pn bmPpn & p pn bm
Ppn & p pn bm
 
PPN dan PPnbm
PPN dan PPnbmPPN dan PPnbm
PPN dan PPnbm
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
Pajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbmPajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbm
 
perpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bmperpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bm
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Fffffffffffff
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VATPajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
 

Similar to Pphpasal22

Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Sidik Abdullah
 
Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22Dudi Wahyudi
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Maiya Maiya
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajakpuspa
 
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.pptyudhaerlianto
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahJuwita W'tio
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniRiki Ardoni
 
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanBbe Mee
 
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxHukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxMSULTHANALVI1
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpadlah1984
 
PERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .ppt
PERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .pptPERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .ppt
PERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .pptAtomeFinance
 
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxPPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxREFALDIRIHSAN
 

Similar to Pphpasal22 (20)

Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
 
Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
 
PPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptxPPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptx
 
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
(6) PPh 22_MATERI VERSI ONLINE.ppt
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
 
PPH 22.pptx
PPH 22.pptxPPH 22.pptx
PPH 22.pptx
 
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
 
Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23
 
Ukin
UkinUkin
Ukin
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
KPP812 SE 24 2018.pdf
KPP812 SE 24 2018.pdfKPP812 SE 24 2018.pdf
KPP812 SE 24 2018.pdf
 
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
 
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptxHukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
Hukum Pajak Kel 1 Materi 4.pptx
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptx
 
PERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .ppt
PERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .pptPERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .ppt
PERTEMUAN 4-5 PPH 24 DAN 25 .ppt
 
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxPPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Pphpasal22

  • 2. Pajak Penghasilan Pasal 22 Pajak penghasilan pasal 22, merupakan pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lain,berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor aTau kegiatan usaha di bidang lain.
  • 3. Pemungut Pajak Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 . Pemungut PPh pasal 22 adalah:  Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea Cukai,atas impor barang  Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)  Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP)  Kuasa pengguna anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA  Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja dan industri otomotif  Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas  Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan pertanian dan perikanan
  • 4. Kegiatan yang Dikenakan PPH Pasal 22 • Impor barang • Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) • Pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP) oleh bendahara pengeluaran • Pembayaran kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS) oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit surat perintah membayar
  • 5. • Industri baja dan industri otomotif • Penjualan bahan bakar minyak, gas dan pelumas • Penjualan hasil industri dalam negeri • Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul oleh industri dan ekspotir Kegiatan yang Dikenakan PPH Pasal 22
  • 6. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pasal 22  Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh importir yang bersangkutan atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.  Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh Pemungut Pajak (bendahara pemerintah, KPA, bendahara pengeluaran, pejabat penerbit spm) wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah di isi atas nama rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak.  Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, gas dan pelumas, dan penjualan hasil produksi industri semen, industri kertas, industri baja dan industri otomotif, wajib disetor oleh pemungut ke kas negara malalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.
  • 7. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pasal 22  Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos , bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.  Penyetoran PPH Pasal 22 oleh importir, Direktorat Jendral Bea dan Cukai dan pemungut menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang berlaku sebagai bukti pemungutan pajak.  Pemungutan pajak wajib menerbitkan bukti Pemungutan PPH Pasal 22 dalam rangka 3 (tiga),yaitu: a. Lembar kesatu untuk wajib pajak(pembeli/pedagang pengumpul) b. Lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak(dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 22) c. Lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.
  • 8. Sifat Pemungut Pemungutan pajak bersifat final Pemungutan pajak bersifat tidak final
  • 9. Pemungutan pajak bersifat final Artinya bahwa pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak melalui pemungutan oleh pihak lain dalam tahun berjalan tersebut tidak dapat dikreditkan pada total PPh yang terutang pada akhir suatu tahun tahun pada saat pengisian SPT Tahunan PPh.
  • 10. Pemungutan pajak bersifat tidak final Berarti pajak yang sudah di pungut oleh pemungut atau dibayarkan dapat dikreditkan/diperhitungkan sebagai pembayaran pajak penghasilan dalam tahun berjalan oleh wajib pajak yang dipungut.
  • 11. Dasar Pemungutan 1. Nilai impor, yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan Bea Masuk yang terdiri atas cost insurance and freight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan kepabeanan di bidang impor; 2. Dasar pengenaan pajak pertambahan nilai (DPP PPN) yang dapat berupa harga pembelian/penjualan.
  • 12. Tarif Pemungut • Tarif 2,5% dari nilai impor diterapkan untuk impor yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API) • Tarif 0,5% dari nilai impor diterapkan untuk impor kedelai, gandum, dan tepung terigu yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API) • Tarif 7,5% dari nilai impor diterapkan untuk impor yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API) • Tarif 7,5% dari harga jual lelang diterapkan untuk impor yang dikuasai.
  • 13. • Tarif 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan bahan bakar minyak kepada SPBU Pertamina • Tarif 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan bahan bakar minyak kepada SPBU bukan pertamina dan Non SPBU • Tarif 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan bahan bakar gas • Tarif 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan pelumas • Tarif 1,5% dari harga pembelian untuk pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara pemerintah, bendahara pengeluaran, Kuasa Pengguna Anggaran, dan pejabat penerbit Suarat Perintah Membayar
  • 14. • Tarif 0,25% dari DPP PPN untuk penjualan semua jenis semen hasil produksi di dalam negeri oleh industri semen • Tarif 0,45% dari DPP PPN untuk penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih didalam negeri oleh industry otomotif • Tarif 0,3% dari DPP PPN untuk penjualan baja di dalam negeri oleh industry baja • Tarif 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN untuk pembelian bahan-bahan untuk keperluan industry atau ekspor oleh badan usaha industry atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan. • Tarif 0,1% dari DPP PPN untuk penjualan kertas hasil produksi di dalam negeri oleh industri kertas
  • 15. Berdasarkan tarif pungutan yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100% (seratus persen) dari pada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukan Nomor Pokok Wajib Pajak.
  • 16. Contoh Perhitungan Contoh 1: Menghitung PPh Pasal 22 atas impor PT Perdana adalah importir barang-barang elektrik yang mempunyai API, pada bulan Mei 2011 melakukan impor barang Jepang dengan harga faktur US $100,000.00. Biaya asuransi yang dibayar diluar negeri dan biaya angkut pengapalan barang dari Jepang ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing-masing sebesar 2% dan 5% dari harga faktur. Tarif bea masuk dan bea msuk tambahan masing- masing sebesar 20% dan 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah US $1.00 = Rp 8.500,00. Hitunglah PPh pasal 22!
  • 17. a) Menentukan Nilai Impor -Harga faktur (cost) US $ 100,000.00 -Biaya asuransi (insurance): 2% x US $100,000,00 US $ 2,000.00 -Biaya angkut (freight): 5% x US $ 100,000.00 US $ 5,000.00 CIF (cost,insurance,freight) US $ 107,000.00 Kurs US $1,00 = Rp8.500,00 CIF (dalam rupiah): US $107,000.00 x Rp8.500,00 = Rp 909.500.000,00 Ditambah: - Bea masuk: 20% x Rp 909.500.000,00 Rp 181.900.000,00 - Bea masuk tambahan: 10% x Rp909.500.000,00 Rp 90.950.000,00 Nilai impor Rp1.182.350.000,00
  • 18. b) Menghitung PPh pasal 22-impor 2,5% x Rp1.182.350.000,00 = Rp 29.558.750,00 Jika importir yang bersangkutan tidak mempunyai API, besarnya PPh Pasal22 adalah: 7,5%x Rp1.182.350.000,00 = Rp 88.676.250,00
  • 19. PT Pertamina adalah produsen dan importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas, pada bulan Agustus 2011 melakukan penyerahan sebagai baerikut: a) Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp816.000.000,00 kepada SPBU pertamina; b) Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp523.000.000,00 kepada non SPBU; c) Penyerahan bahan bakar gas senilai Rp179.800.000,00 kepada Blue Gas Distributor d) Penyerahan pelumas senilai Rp278.900.000,00 Kepada PT Oil Contoh 2: Menghitung pph pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh produsen atau importir bahan baku dan pelumas
  • 20. Besar PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT Pertamina atas penyerahan tersebut adalah:  Atas penyerahan bahan bakar minyak kepada SPBU: 0,25% x Rp816.000.000,00 Rp 2.040.000,00  Atas penyerahan bahan bakar minyak kepada non SPBU: 0,3% x Rp523.000.000,00 Rp 1.569.000,00  Atas penyerahan bahan bakar gas kepada Blue Gas Distributor: 0,3% x Rp179.800.000,00 Rp 539.400,00  Atas penyerahan pelumas kepada PT Oil: 0,3% x Rp278.900.000,00 Rp 836.400,00