SlideShare a Scribd company logo
1 of 244
Download to read offline
1
BAHAN AJAR
KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA
ARNI, S.Kom., M.I.Kom
Sumber Gambar: https://sites.google.com/site/interculturalstudies2113/conclusion
2
Drawing by jcsteck
“I truly believe the only way we can create global peace is
through not only educating our minds, but our hearts and our
souls.”
< Malala yousafzai>
Sumber Gambar: https://www.deviantart.com/jcsteck/art/Malala-Yousafzai-Portrait-522225104
DAFTAR ISI
1. Pertemuan Minggu 1, Mengapa kita harus belajar komunikasi antar budaya
2. Pertemuan Minggu 2, Apa Itu fleksibilitas Komunikasi Antar Budaya?
3. Pertemuan Minggu 3 dan 4, Apakah pola nilai budaya merupakan hal yang mendasar?
4. Pertemuan Minggu 5 dan 6, Identitas Dan Komunikasi Antar Budaya
5. Pertemuan Minggu 7, Gegar Budaya
6. Pertemuan Minggu 9, Apa Hubungan Antara Komunikasi Verbal Dan Budaya?
7. Pertemuan Minggu 10, Perbedaan komunikasi nonverbal lintas budaya
8. Pertemuan Minggu 11, Budaya popular dan komunikasi antar budaya
9. Pertemuan Minggu 12, ApaYang Menyebabkan Kita Memiliki BiasTerhadap Outgroups?
10. Pertemuan Minggu 13, Budaya, komunikasi dan konflik
11. Pertemuan Minggu 14, Apa masalah komunikasi yang menghadapi identitas global?
12. Pertemuan Minggu 15, Bagaimana kita dapat menjadi komunikator antar budaya yang etis?
3
Mengapa Kita Belajar Komunikasi Antar Budaya?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
MK. Komunikasi Antar Budaya
Pertemuan Minggu Pertama
Sumber Gambar: https://www.adrianswinscoe.com/tag/wellness/
4
Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi alasan
mengapa kita harus mempelajari komunikasi
antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa kita
harus belajar komunikasi antar budaya
2. Mahasiswa dapat menjelaskan budaya:
system makna yang dipelajari
Sumber Gambar: https://rssa.com/what-you-will-get/
5
Mengapa Harus Belajar Komunikasi
Antar Budaya, Menurut Stella Ting-
Toomey
Adapting to Domestic Workforce Diversity
Adjusting to Global Workforce Heterogeneity
Comprehending the Role of Technology In Global Communication
Engaging in Creative Multicultural Problem Solving
Facilitating Better Multicultural Health Care Communication
Deepening Self-Awareness and Other-Awareness
Enhancing Intercultural Relationship Satisfaction
Fostering Global and Intrapersonal Peace
1
2
3
4
5
6
7
8
6
WHY
THE SELF-
AWARENESS
IMPERATIVE
THE
DEMOGRAPHIC
IMPERATIVE
THE ECONOMIC
IMPERATIVE
THE
TECHNOLOGICAL
IMPERATIVE
THE PEACE
IMPERATIVE
THE ETHICAL
IMPERATIVE
Mengapa Harus Belajar Komunikasi
Antar Budaya, Menurut Judith N.
Martin DanThomas K. Nakayama
7
THE SELF-AWARENESS IMPERATIVE
1
1. Kesadaran yang ditimbulkan akan
identitas dan latar belakang budaya
sendiri.
2. Kesadaran pada posisi/tempat kita di
masyarakat
Sumber Gambar: https://gritdaily.com/if-you-cant-beat-them-join-them-a-i-vs-paralegals/
8
THE DEMOGRAPHIC IMPERATIVE
2
Demografi merupakan karakteristik suatu
populasi, terutama yang diklasifikasikan
menurut ras, etnis, jenis kelamin, dan
pendapatan
1. Komposisi penduduk Indonesia, 10,88%
Post Gen Z, 27,94% Gen Z, 25,87%
Milenial, 21,88% Gen X, 11,56% Baby
Boomer
2. Penduduk usia produktif (15-64) 70,72%
3. Globalisasi mendorong terbentuknya dunia
heterogenitas/keanekaragaman budaya.
Sumber Gambar: https://id.pinterest.com/pin/588423507561349125/
9
THE ECONOMIC IMPERATIVE
3
1.Tran terkini menunjukkan bahwa globalisasi
semakin menghubungkan Indonesia dengan
negara lain.
2. Glogalisasi mendorong perusahaan untuk
memahami bagaimana bisnis dilakukan
dengan negara lain
Sumber Gambar: https://nitter.net/pic/orig/media%2FE-_5WqQXsAE30i8.jpg
10
THE TECHNOLOGICAL IMPERATIVE
4
1. Peningkatan informasi tentang
masyarakat dan budaya
2. Meningkatkan kontak dengan orang-
orang yang berbeda budaya dengan kita
3. Meningkatkan kontak dengan orang-
oorang yang mirip dengan kita yang
dapat memerikan dukungan komunitas
4. Identitas budaya dan teknologi, serta
5. Akses kedeferensial ke teknologi
komunikasi Sumber Gambar: https://medium.com/nerd-for-tech/technology-and-human-culture-33a1d973108d
11
THE PEACE IMPERATIVE
5
Dapatkah individu dari jenis kelamin,
usia, etnis, ras, bahasa, ststus social
ekonomi, dan latar belakang budaya
yang berbeda hidup berdampingan di
planet ini?
Sumber Gambar: https://www.boston.com/news/local-news/2020/06/05/6-readers-share-
their-experienced-from-george-floyd-protests/
12
THE ETHICAL IMPERATIVE
6
1. RealitasVersus Universalitas
Adakah perilaku budaya yang benar dan
salah? jaeabannya tergantung pada
perpektif seseorang
2. Menjadi Mahasiswa berbudaya etis
a. Mengembangkan refleksi diri
b. Belajar tentang orang lain
c. Memperoleh rasa keadilan sosial
Sumber Gambar: https://www.haikudeck.com/presentations/Benita.Orie
13
BUDAYA: SISTEM MAKNA YANG DIPELAJARI
Budaya: Fenomena Gunung Es
a. Budaya di tingkat permukaan: budaya
populer
b. Budaya di tingkat menengah: Simbol,
makna dan norma-norma
c. Budaya di tingkat yang paling dalam:
Tradisi, keyakinan dan nilai
14
1. Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C.
Chung. — 2nd ed.
2. Intercultural communication in contexts , Judith Martin, Thomas Nakayama.
— 5th ed.
3. Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan
Sumber Gambar: https://web.facebook.com/EnglishLiteratureNetwork/photos
15
Makapulu Sama'
Terima Kasih
Sumber Gambar: https://www.childfund.org.au/where-we-work/papua-new-guinea/
16
MK. KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA
Apa Itu Fleksibilitas?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
Pertemuan Minggu Kedua
Sumber Gambar: https://www.justgiving.com/fundraising/minz-and-sau-for-yemen
17
Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep fleksibilitas dalam
komunikasi antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa memahami proses komunikasi antar budaya
melalui sebuah model;
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen-komponen
komunikasi antar budaya yang fleksibel dan tidak fleksibel;
3. Mahasiswa dapat memahami fleksibilitas komunikasi antar
budaya yang dikonsepsikan melalui model tangga (Staircase
Model)
4. Mahasiswa memahami proses komunikasi antar budaya
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kemampuan sebagai
komunikasi komunikasi antar budaya yang fleksibel dan
dinamis
Sumber
Gambar:
http://m.myipwallpapers.com/hiking-wallpapers/
18
DEFINISI MODEL KOMUNIKSI ANTAR BUDAYA
Proses Komunikasi Antar Budaya
19
Komunikasi Antarbudaya: Karakteristik Makna
Tujuan umum dari setiap pertemuan
komunikasi antar budaya adalah Pemaknaan,
proses pemaknaan komunikasi antar budaya
mengacu pada:
1. Negosiasi
2. Gagasan
3. Societal embedded system (Tatanan system
masyarakat)
Sumber
Gambar:
https://www.thephoblographer.com/2017/03/03/jp-stones-documents-aztec-culture-mexico-stunning-
portraiture/
20
Bagaimana kita tahu bahwa individu dalam proses
komunikasi telah berkomunikasi secara tidak
fleksibel atau fleksibel?
1. Komunikasi antar budaya yang fleksibel
menekankan pentingnya mengintegrasikan
pengetahuan dan sikap berpikiran terbuka serta
menempatkannya dalam praktik adaptif dan
kreatif dalam komunikasi sehari-hari.
2. Komunikasi antar budaya yang tidak fleksibel
menekankan pada penggunaan nilai-nilai
budaya, penilaian, dan rutinitas kita sendiri
dalam berkomunikasi dengan orang lain yang
berbeda budaya.
3. Komunikasi antar budaya yang fleksibel
mencerminkan sikap etnorelatif
4. Komunikasi antar budaya yang tidak fleksibel
mencerminkan pola pikir etnosentris.
MEMPRAKTEKKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Sumber
Gambar:
https://www.wallpaperflare.com/personal-network-social-media-photo-album-world-population-
wallpaper-aoben
21
Mempraktekkan Fleksibilitas komunikasi
antar budaya diukur dari tiga (3)
komponen isi yaitu Pengetahuan, Sikap dan
keterampilan. Sedangkan untuk
mengevaluasi apakah anggota budaya
dalam proses tersebut berperilaku secara
fleksibel atau tidak fleksibel di ukur dengan
tiga (3) karakteristik yaitu, Kesesuaian,
Efektivitas dan Adaptasi.
MEMPRAKTEKKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Sumber
Gambar:
https://fineartamerica.com/featured/the-power-of-hope-kelly-simpson.html
22
Unconscious incompetence stage
Conscious incompetence stage
Conscious competence stage
Unconscious competence stage
Gambar Kompetensi Komunikasi Antarbudaya: Model Tangga
MENGEMBANGKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Memahami fleksibilitas komunikasi antar
budaya melalui model tangga. Komunikasi
antar budaya yang flaksibel dapat
dikonseptualisasikan melalui tahap berikut:
1. Ketidakmampuan yang tidak disadari
2. Ketidakmampuan yang disadari
3. Kompetensi sadar
4. Kompetensi bawah dasar
23
Fleksibilitas komunikasi menuntut kita untuk
peka terhadap perbedaan dan persamaan
antara budaya yang berbeda. Ini juga menuntut
kita untuk menyadari bias etnosentris kita
sendiri saat membuat evaluasi pendekatan
komunikasi orang lain. Itu juga meminta kita
untuk berkomunikasi secara tepat, efektif, dan
adaptif dengan cara yang menghormati budaya.
Seorang komunikator yang fleksibel adalah
individu yang terlatih dengan banyak
pengetahuan dalam domain komunikasi antar
budaya. Ia mampu membuat koneksi kreatif
antara nilai-nilai budaya, gaya komunikasi, dan
isu-isu situasional.
Hook Esensial: Sebuah Mindful Perspektif
Sumber
Gambar:
https://www.casieonline.org/blog
24
MEMAHAMI PROSES ANTAR BUDAYA
Tujuan umum komunikasi antarbudaya adalah
untuk menciptakan makna bersama secara
kompeten — sehingga apa yang ingin saya
katakan atau tersirat secara akurat
diterjemahkan oleh orang lain yang berbeda
secara budaya dan, secara bersamaan, dengan
cara yang berbudaya.
Sumber
Gambar:
https://www.freepik.com/premium-photo/portrait-smiley-african-child-
holding-hands-face_12402050.htm
25
Proses Kesadaran: Prinsip yang Menyadari
Pada tingkat komunikasi antar budaya sehari-hari, kita
harus mengembangkan kesadaran yang cermat tentang
prinsip-prinsip berikut:
PRINSIP 1, Komunikasi antar budaya sering kali
melibatkan ekspektasi yang tidak sesuai, sebagian,
berasal dari anggota kelompok budaya yang berbeda
PRINSIP 2, Komunikasi antar budaya sering kali
melibatkan berbagai tingkat bias persepsi
antarkelompok
PRINSIP 3, Komunikasi antar budaya melibatkan
pengkodean dan penguraian pesan verbal dan
nonverbal secara bersamaan dalam proses pertukaran
pesan
PRINSIP 4, Komunikasi antar budaya melibatkan
banyak tujuan, dan tujuan yang dimiliki orang
sebagian besar bergantung pada bagaimana mereka
mendefinisikan kisa dalam interaksi
Sumber
Gambar:
https://global.chinadaily.com.cn/a/202009/23/WS5f6ae647a31024ad0ba7b46b.html
26
Proses Kesadaran: Prinsip yang Menyadari
PRINSIP 5, Komunikasi antar budaya membutuhkan
pemahaman dan penerimaan berbagai pendekatan
dan gaya komunikasi
PRINSIP 6, Banyak pertemuan antar budaya
melibatkan well-meaning dalam benturan atau
bentrokan budaya
PRINSIP 7, Komunikasi antar budaya selalu terjadi
dalam konteks
PRINSIP 8, Komunikasi antar budaya selalu terjadi
dalam sistem yang tertanam/tatanan sistem
Sumber
Gambar:
https://www.genevaenvironmentnetwork.org/
27
PERIKSA REALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA: KEMAMPUAN
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel menekankan
pendekatan yang berfokus pada proses untuk komunikasi antar
budaya.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel mengenali realitas
etnosentris yang terpisah yang memisahkan individu dan kelompok.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel bersedia untuk
menangguhkan penilaian cepat evaluatif tentang perbedaan gaya
verbal dan nonverbal berbasis budaya.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel dapat menangani
ambiguitas dan paradoks dalam situasi antar budaya yang tidak
pasti.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel dapat
berkomunikasi secara tepat, efektif, adaptif, dan kreatif melalui
penggunaan berbagai keterampilan komunikasi verbal dan
nonverbal yang konstruktif.
Sumber Gambar:
https://www.chinadaily.com.cn/a/201803/02/WS5a9
88e09a3106e7dcc13f030.html
28
“Dengan memahami
pandangan dunia dan nilai-
nilai yang mempengaruhi
pendekatan komunikasi orang
lain, kita dapat memahami
logika yang memotivasi dan
mendorong tindakan atau
perilaku mereka. “
Sumber Gambar: https://www.artofit.org/image-
gallery/342977327884903475/multicultural-archives/
29
Referansi
Understanding intercultural
communication, Stella Ting-Toomey,
Leeva C. Chung. — 2nd ed.
Artikel yang relevan dengan materi
perkuliahan
Sumber
Gambar:
https://www.inc.com/nicolas-cole/5-books-that-will-inspire-you-to-
never-give-up-on-your-dreams.html
30
Hatur Nuhun
Terima Kasih
Sumber Gambar: https://www.northcountrypublicradio.org/news/npr/153032668/the-polyphonic-spree-in-concert
31
APAKAH POLA BUDAYA PENTING?
MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Sumber
Gambar:
https://blog.compassion.com/the-shunammite-womans-faith/
P E R T E M UA N M I N G G U K E T I G A D A N E M PAT
Arni, S.Kom., M.I.Kom
32
Kepercayaan Anda menjadi
pemikiran Anda. Pemikiran
Anda menjadi kata-kata
Anda. Kata-kata Anda
menjadi tindakan Anda.
Tindakan Anda menjadi
kebiasaan Anda. Kebiasaan
Anda menjadi karakter
Anda. Karakter Anda
menjadi takdir Anda
MAHATMAGANDHI
Sumber Gambar: https://delhidarshan.com/mahatma-gandhi-mark-at-delhi/
33
Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pola
nilai budaya dan menjelaskan bagaimana
perbedaan nilai budaya dapat mempengaruhi
komunikasi antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa mengetahui fungsi nilai budaya
2. Mahasiswa mampu menganalisis dimensi
nilai budaya
3. Mahasiswa mampu menganalisis Orientasi
Nilai Kluckhohn Dan Strodtbeck
4. Mahasiswa mengetahui cara
Pengembangan Sosialisasi Individu
Sumber Gambar: https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct
34
Perceptions
PERSEPSI adalah tindakan
menyusun, mengenali, dan
menafsirkan informasi sensoris
guna memberikan gambaran dan
pemahaman tentang lingkungan.
Sumber Gambar: https://www.iconspng.com/image/73713/reality-conundrum
35
KEPERCAYAAN adalah
Kepercayaan secara umum dapat
dipandang sebagai kemungkinan-
kemungkinan subjektif yang
diyakini individu bahwa suatu
objek atau peristiwa memiliki
karakteristik-karakteristik
tertentu.
Kepercayaan
Sumber Gambar: https://www.9pic.cn/tubiaoyuansu/yisilanjiao-0-0-0-4-0-0-2-1.html
36
NILAI adalah Nilai –nilai budaya
biasanya berasal dari isu-isu filosofis
lebih besar yang merupakan bagian dari
suatu milieu budaya. Nilai-nilai
umumnya bersifat normatif dalam arti
bahwa nilai-nilai tersebut menjadi
rujukan seseorang antara budaya
tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, yang benar dan salah, positif
dan negatif dan sebagainya.
Nilai
Sumber Gambar: https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct
37
Fungsi Nilai Budaya
Menganalisis Nilai Budaya
Identitas
Penjelasan
Motivasi
Evaluasi Ingroup-Outgroup
1
2
3
4
5
Sumber
Gambar:
https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-
Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct
38
Menganalisis Dimensi Nilai Budaya
Dimensi Nilai Hofstede
• Individualisme Dan Kolektivisme
• Menghindari Ketidakpastian
• Menghindari Ketidakpastian YangTinggi
• Menghindari Ketidakpastian Yang Rendah
• Pengaruh Kekuasaan
• Pengaruh KekuasaanYangTinggi
• Pengaruh KekuasaanYang Rendah
• Maskulin Dan Feminin
39
https://americanext.org/bobby-jindal-in-the-wall-street-journal-trump-wins-
every-democratic-debate/
Individualisme Dan Kolektivisme
Dimensi pertama dan terpenting yang membentuk
perasaan diri kita adalah pola nilai individualistis-
kolektivis.
Individualisme mengacu pada kecenderungan nilai budaya
yang menekankan pentingnya identitas individu di atas
identitas kelompok, hak individu atas hak kelompok, dan
kebutuhan individu di atas kebutuhan kelompok.
Individualisme mempromosikan efisiensi diri, tanggung
jawab individu, dan otonomi pribadi. Kolektivisme
mengacu pada kecenderungan nilai budaya dalam
menekankan pentingnya identitas "kami" di atas identitas
"saya", hak kelompok atas hak individu, dan kebutuhan
dalam kelompok atas keinginan individu. Kolektivisme
mempromosikan saling ketergantungan relasional, harmoni
ingroup, dan semangat kolaboratif ingroup.
40
https://www.tctmd.com/news/hospital-mortality-patients-fib-higher-rural-areas
Nilai Karakteristik Dalam Budaya
Individualistik Dan Kolektivistik
Situasi Budaya individualistis Budaya kolektivis
Umum Identitas "saya" Identitas "Kami"
Keluarga Keluarga inti Keluarga besar
Hubungan Peraturan privasi Harmoni relasional
Sekolah Persaingan individu Kerja tim
Tempat kerja Kompetensi pribadi Penekanan kelompok
Komunikasi Pola komunikasi langsung Pola komunikasi tidak langsung
Kesetaraan kepribadian Diri mandiri Diri yang saling bergantung
41
Menilai Kecenderungan Nilai
Individualisme Dan Kolektivisme Anda
Petunjuk: tabel ini menjelaskan bagaimana orang berpikir tentang diri mereka sendiri dan berkomunikasi dalam berbagai situasi.
SA MA MD SD
Bertindak tegas untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. 4 3 2 1
Peka terhadap kebutuhan orang lain. 4 3 2 1
Bersikaplah kompetitif dan maju. 4 3 2 1
Berbaur secara harmonis dengan kelompok. 4 3 2 1
Bertindak berdasarkan pemikiran independen. 4 3 2 1
Hormati keputusan kelompok. 4 3 2 1
Hargai kemandirian dan kebebasan pribadi. 4 3 2 1
Berkonsultasi dengan keluarga dan teman sebelum membuat keputusan. 4 3 2 1
Menyuarakan pendapat pribadi saya ketika semua orang tidak setuju. 4 3 2 1
Peka terhadap pandangan mayoritas dalam kelompok. 4 3 2 1
42
Menghindari Ketidakpastian
Penghindaran ketidakpastian mengacu pada sejauh mana
anggota suatu budaya tidak keberatan dengan konflik atau
situasi yang tidak pasti dan sejauh mana mereka mencoba
untuk menghindari situasi yang tidak pasti tersebut. Budaya
penghindaran ketidakpastian yang lemah (atau rendah)
mendorong mode pengambilan risiko dan pendekatan
konflik. Budaya penghindaran ketidakpastian yang kuat
(atau tinggi) lebih menyukai prosedur yang jelas dan
perilaku penghindaran konflik. negara2 penghindaran
ketidakpastian yang lemah, misalnya, ditemukan di
Singapura, Jamaika, Denmark, Swedia, Hong Kong, Irlandia,
Inggris Raya, dan Amerika Serikat. Skor penghindaran
ketidakpastian yang kuat, misalnya, ditemukan diYunani,
Portugal, Guatemala, Uruguay, Belgia, El Salvador, dan
Jepang
43
https://chameleon-coaching.com/en/cultural-dimensions-part-ii/
Situasi Budaya UA yang lemah Budaya UA yang kuat
Umum Ketidakpastian dihargai Ketidakpastian adalah ancaman
Keluarga Dinamis dan berubah Perkuat aturan keluarga
Hubungan Mobilitas tinggi Mobilitas rendah
Sekolah Tantangan dipersilakan Rutinitas dipersilakan
Tempat kerja Dorong pengambilan risiko Dorong prosedur yang jelas
Komunikasi Konflik bisa menjadi positif Konflik itu negatif
Kesetaraan kepribadian Toleransi tinggi terhadap ambiguitas Toleransi rendah untuk ambiguitas
Value Characteristics In Weak And Strong
Uncertainty Avoidance (Ua) Cultures
44
Pengaruh Kekuasaan
Orang-orang dalam budaya pengaruh
kekuasaan yang tinggi cenderung menerima
distribusi kekuasaan yang tidak setara,
hierarkis, hubungan peran yang asimetris,
dan penghargaan serta hukuman berdasarkan
usia, pangkat, status, gelar, dan senioritas.
Untuk budaya pengaruh kekuasaan rendah,
kesetaraan hak pribadi merupakan cita-cita
untuk diupayakan dalam suatu sistem.
Untuk budaya pengaruh kekuasaan yang
tinggi, menghormati hierarki kekuasaan
dalam sistem apapun adalah cara hidup yang
fundamental
45
https://transcend-intl.com/calendar/team-coaching-programs-module-2/
Karakteristik Nilai Dalam Budaya
Power Distance (PD) Kecil Dan Besar
Situasi Budaya PD kecil Budaya PD besar
Umum Tekankan persamaan interpersonal Tekankan perbedaan berdasarkan status
Keluarga Anak-anak mungkin bertentangan dengan
orang tua
Anak-anak harus mematuhi orang tua
Hubungan Orang yang lebih muda itu pintar Orang tua itu bijak
Sekolah Guru meminta umpan balik Guru memberikan kuliah
Tempat kerja Bawahan mengharapkan konsultasi Bawahan mengharapkan bimbingan
Komunikasi Pola komunikasi informal Pola komunikasi formal
Kesetaraan kepribadian Diri horizontal Diri vertikal
46
Maskulin Dan Feminin
Budaya "feminin" menekankan perilaku peran
jenis kelamin yang fleksibel dan budaya
"maskulin" merujuk pada nilai dominan dalam
suatu masyarakat teroriantasi pada laki-laki.
Swedia, Norwegia, Belanda, Denmark, Kosta
Rika,Yugoslavia, dan Finlandia, misalnya,
memiliki skor kewanitaan yang tinggi. Sebagai
perbandingan, Jepang, Austria,Venezuela, Italia,
Swiss, Meksiko, dan Irlandia, misalnya, memiliki
skor maskulinitas yang tinggi. Amerika Serikat
menempati urutan kelima belas dalam skala
maskulin (yaitu, lebih dekat dengan pola nilai
maskulin) dari lima puluh negara dan tiga wilayah
yang diteliti (Hofstede, 1998, 2001) 47
https://www.theblaze.com/news/womens-college-will-no-longer-use-female-
gender-symbol
Situasi Budaya "feminin" Budaya "maskulin"
Umum Peran seks yang fleksibel Peran seks pelengkap
Keluarga Tekankan pengasuhan Tekankan prestasi
Hubungan Keduanya mengambil inisiatif Laki-laki mengambil inisiatif
Sekolah Penyesuaian sosial sangat
penting
Kinerja akademis sangat penting
Tempat kerja Bekerja untuk hidup Hidup untuk bekerja
Komunikasi Komunikasi gender yang lancar Ketangguhan "maskulin" dan kelembutan
"feminin"
Kesetaraan kepribadian Peran gender yang tumpang
tindih
Peran gender maskulin / feminin yang jelas
Nilai Karakteristik Dalam Budaya
“Feminine” Dan “Masculine”
48
Orientasi Nilai Kluckhohn Dan Strodtbeck
Para ahli antar budaya ini mengamati bahwa
manusia di semua budaya menghadapi
serangkaian masalah kemanusiaan atau
pertanyaan eksistensial yang sama ini. Dari
rangkaian pertanyaan yang diajukan, tiga
pertanyaan berikut adalah yang paling relevan
dengan pemahaman kita tentang pola nilai
pelengkap: (1) Apa yang orang anggap
bermakna atau berharga dalam aktivitas sehari-
hari mereka? (orientasi nilai aktivitas); (2) Apa
hubungan antara manusia dan alam? (orang -
orientasi nilai alam); dan (3) berfokus pada
waktu apa kita dalam kehidupan? (orientasi
nilai temporal).
49
https://mobile.wattpad.com/1052217448-lo-que-nadie-te-ense%C3%B1a-
naturaleza%E2%9A%AA
Menemukan Orientasi Nilai Pribadi
Baca setiap pernyataan dan centang (a), (b), atau (c). Cek berarti pernyataan tersebut terdengar sangat mirip dengan preferensi nilai
Anda.
1. a. Saya merasa tidak berguna jika saya tidak melakukan sesuatu yang bermakna, setiap hari.
b. Saya lebih suka menikmati hidup dengan kelima indra saya di setiap momen.
c. Mengembangkan pemahaman batin tentang siapa saya lebih penting daripada pencapaian nyata lainnya.
2. a. Saya percaya kita, sebagai manusia, memiliki banyak kekuatan dalam pengambilan keputusan merupakan cara kita membentuk
dan mengelola takdir hidup kita.
b. Dalam kehidupan sehari-hari, saya berusaha untuk hidup sederhana dan mengalir bersamanya serta lebih dekat dengan alam.
c. Saya percaya bahwa tidak peduli seberapa banyak kita mencoba untuk merencanakan dan mengendalikan sesuatu, ada kekuatan
yang bekerja di luar kita dan mengarahkan takdir kita.
3. a. Saya cenderung menyimpan daftar jadwal dan tugas yang harus saya selesaikan hari ini dan besok.
b. Saya cenderung "mengikuti arus". Khawatir tentang masa lalu atau masa depan adalah pemborosan waktu dan energi saya.
c. Saya cenderung menghormati orang yang lebih tua untuk pengalaman hidup dan kebijaksanaan mereka.
Penilaian: Jawaban Anda atas pernyataan di atas harus meningkatkan kesadaran Anda tentang preferensi orientasi nilai pribadi Anda.
Interpretasi skor:
1a = Melakukan 1b = Menjadi 1c = sedang menjadi
2a = Mengontrol 2b = Harmonisasi 2c = Menghasilkan
3a = Masa Depan 3b = Sekarang 3c = Dulu
50
Pola Orientasi Tiga Nilai. Diadaptasi dari Strodbeck (1961) dan Kohls (1996).
Makna: Orientasi Nilai Aktivitas
Orientasi aktivitas mengajukan pertanyaan
Apakah aktivitas manusia dalam budaya
difokuskan pada mode doing, being, atau
being-in-becoming? Solusi “doing” berarti
aktivitas yang berorientasi pada
pencapaian. Solusi "being" berarti hidup
dengan vitalitas emosional dan terhubung
secara relasional dengan orang-orang
terdekat. Solusi “being-in-becoming”
berarti hidup dengan penekanan pada
pembaruan dan regenerasi spiritual.
Orientasi Jarak
Berarti Doing
(berorientasi
tindakan)
Being-in-
becoming
(perkembang
an batin)
Being
(ekspresif /
emosional)
Takdir Mengontrol alam
(menguasai)
Harmoni
dengan alam
(mengalir)
Tunduk pada
alam
(menghasilkan)
Waktu Berorientasi
masa depan
(terikat jadwal)
Berorientasi
saat ini (di
sini-dan-
sekarang)
Berorientasi
masa lalu
(terikat tradisi)
51
Perbedaan antara konsepso mengenai
hubungan antara manusia dan alam
menghasilkan gambaran yang berbeda
mengenai keinginan, sikap, dan perlilaku
manusia. Di satu sisi seperti yang dijelaskan
oleh Kluckhohn dan Strodtbeck adalah
pandangan bahwa manusia tunduk pada
alam. Budaya yang mengikuti pandangan ini
percaya bahwa kekuatan besar dalam hidup
jauh di luar kuasa manusia. Apakah kekuatan
itu adalah Tuhan, takdir atau hal magis,
sesorang tidak dapat mengatasinya dan harus
belajar untuk menerimanya.
Takdir: Orientasi Nilai Manusia-Alam
52
Foto: Timothy Allen / Frederking & Thaler
Pengertian waktu yang berorientasi masa depan
berarti merencanakan perkembangan jangka
pendek dan menengah yang diinginkan dan
menetapkan tujuan yang jelas untuk
merealisasikannya. Pengertian waktu yang
berorientasi saat ini berarti menghargai sekarang
dan saat ini, terutama hubungan antarpribadi yang
sedang berlangsung saat ini. Arti waktu
pastoriented berarti menghormati ikatan sejarah
dan leluhur ditambah menghormati kebijaksanaan
para tetua.
Waktu: Orientasi Nilai Temporal
53
https://www.linkedin.com/in/ackermanlinda
Orientasi Konteks-tinggi Dan
Konteks – Rendah Hall
Menurut EdwardT. Hall , budaya dapat
diklasifikasikan ke dalam gaya komunikasi
konteks tinggi dan gaya komunikasi konteks
rendah. Secara sederhana komunikasi konteks
tinggi bisa diartikan sebagai gaya komunikasi
yang bersifat ambigu, yang menuntut penerima
pesan untuk menafsirkannya sendiri. Sedangkan
komunikasi konteks rendah merupakan gaya
komunikasi yang bersifat langsung, apa adanya,
dan tak berbelit-belit.
54
https://id.pinterest.com/pin/communication-styles-cultural-differences-
communication--217439488242345475/
Pengembangan Sosialisasi Individu
Di luar nilai-nilai keanggotaan kelompok
budaya-etnis, individu mengembangkan
identitas pribadi yang khas karena sejarah
kehidupan, pengalaman, dan ciri
kepribadian yang unik. Kita
mengembangkan identitas pribadi kita —
konsepsi kita sebagai individu yang unik
atau “diri yang unik” —melalui
pengamatan kita terhadap teladan di
sekitar kita dan dorongan kita sendiri,
pengalaman relasional, pengalaman
budaya, dan konstruksi identitas.
55
https://tehtalk.com/bangsar-village-murder/
Menilai Trait Diri Anda Yang
Independen Versus Interdependen
Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama
Anda menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan keseluruhan kesan Anda tentang diri
Anda. Skala berikut digunakan untuk setiap item:
4 =YA! = sangat setuju — INI AKU!
3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya
2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya
1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA!
SA MA MD SD
Merasa terhubung secara emosional dengan orang lain adalah bagian penting dari definisi diri saya. 4 3 2 1
Saya percaya saya harus dinilai berdasarkan pencapaian saya sendiri. 4 3 2 1
Keluarga dan kerabat dekat saya penting bagi siapa saya. 4 3 2 1
Saya menghargai privasi pribadi saya di atas privasi orang lain. 4 3 2 1
Saya sering berkonsultasi dengan teman dekat saya untuk meminta nasihat sebelum bertindak. 4 3 2 1
Saya lebih suka menjadi mandiri daripada bergantung pada orang lain. 4 3 2 1
Grup pertemanan dekat saya penting untuk kesejahteraan saya. 4 3 2 1
Saya sering memikul tanggung jawab penuh atas tindakan saya sendiri. 4 3 2 1
Saya senang bergantung pada orang lain untuk mendapatkan dukungan emosional. 4 3 2 1
Identitas pribadi saya sangat penting bagi saya. 4 3 2 1
56
Istilah independent self-construal and
interdependent self-construal (Markus &
Kitayama, 1991, 1994) mengacu pada sejauh
mana orang memahami diri mereka sendiri
apakah terpisah atau terhubung dengan orang
lain. Interdependent self-construal, di sisi lain,
melibatkan penekanan pada pentingnya
menyesuaikan diri dengan orang lain yang
relevan dan keterhubungan ingroup (Markus
& Kitayama, 1991). Individu yang mandiri
cenderung ditemukan dalam masyarakat
individualistik, dan individu dengan diri yang
saling bergantung cenderung berada dalam
masyarakat kolektivis.
Independent versus
Interdependent Self-Construal
57
https://sharemylesson.com/teaching-resource/interdependence-lesson-400241
Horizontal versus Vertical Self-Construal
Individu yang mendukung horizontal self-construal
lebih memilih interaksi informal-simetris (yaitu,
perlakuan yang sama) terlepas dari posisi, status,
pangkat, atau usia orang. Mereka lebih suka mendekati
masalah antar budaya secara langsung dan
menggunakan s`tandar yang tidak memihak untuk
menyelesaikan masalah. Sebaliknya, individu yang
menekankan vertical self-construal lebih memilih
interaksi formal-asimetris (yaitu, perlakuan berbeda)
sehubungan dengan posisi, gelar, pengalaman hidup,
dan usia orang. Mereka menerapkan standar “kasus per
kasus” untuk menilai perilaku yang benar atau salah
sesuai dengan peran yang ditempati dalam jaringan
hierarki.
58
https://www.shutterstock.com/id/image-illustration/egalitarianism-type-
discrimination-word-cloud-1317334961
Assessing Your Horizontal Versus
Vertical Personality Traits
Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama Anda
menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan kesan Anda secara keseluruhan tentang diri Anda
sendiri. Skala berikut digunakan untuk setiap item:
4 =YA! = sangat setuju — INI AKU!
3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya
2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya
1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA!
SA MA MD SD
Saya biasanya mematuhi aturan orang tua saya tanpa pertanyaan. 4 3 2 1
Saya percaya dalam menghormati kemampuan orang — bukan usia atau pangkat mereka. 4 3 2 1
Saya percaya guru harus dihormati. 4 3 2 1
Saya menghormati orang yang kompeten — bukan peran atau jabatan mereka. 4 3 2 1
Saya percaya orang yang lebih tua biasanya lebih bijaksana. 4 3 2 1
Saya percaya semua orang harus memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing demi apa yang mereka
inginkan.
4 3 2 1
Saya pikir kakak harus menjaga mereka 4 3 2 1
Saya percaya keluarga harus mendorong anak-anak mereka untuk menantang pendapat orang tua mereka. 4 3 2 1
Saya menghargai nasihat orang tua atau kerabat saya yang lebih tua. 4 3 2 1
Saya menghormati orang tua yang mendorong anak-anak mereka untuk berbicara. 4 3 2 1
59
Internal versus External
Locus of Control
Lokus kendali mencerminkan orientasi nilai takdir (kontrol vs. hasil) pada tingkat budaya. Dilihat dari
dimensi locus of control personality, terdapat dua tipe kepribadian yaitu internal dan eksternal
(Rotter, 1966). Individu lokus kontrol internal memiliki kecenderungan menguasai-over-nature yang
kuat, dan individu lokus kontrol eksternal memiliki kecenderungan fatalistik yang kuat. 60
https://twitter.com/ap_psychology/status/1248391154954985476?lang=zh-Hant
Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama Anda
menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan keseluruhan kesan Anda tentang diri Anda. Skala
berikut digunakan untuk setiap item:
4 =YA! = sangat setuju — INI AKU!
3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya
2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya
1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA!
Assessing Your Internal Versus External
Locus Of Control
SA MA MD SD
Saya percaya saya adalah penguasa takdir saya sendiri. 4 3 2 1
Saya biasanya menyerahkan keberuntungan atau nasib saya saat melakukan sesuatu. 4 3 2 1
Saya didorong oleh motivasi dan usaha saya sendiri. 4 3 2 1
"Ibu Pertiwi" biasanya berkuasa dan menang. 4 3 2 1
Saya bertanggung jawab atas masa depan dan perencanaan saya sendiri. 4 3 2 1
Saya yakin sulit untuk melampaui takdir. 4 3 2 1
Saya percaya kemauan pribadi dapat menaklukkan segalanya. 4 3 2 1
Saya melakukan yang terbaik dan kemudian membiarkan takdir mengambil alih. 4 3 2 1
Saya yakin saya memiliki kendali penuh atas apa yang akan terjadi besok. 4 3 2 1
Hidup tidak dapat diprediksi — hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah mengikuti takdir kita. 4 3 2 1
61
Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed.
Komunikasi Lintas Budaya, Larry A. Samoval, Richard E. Poster, Edwin R. McDaniel, edisi 7
Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan
Referansi
62
https://anunslife.org/tags/spiritual-direction
TERIMA KASIH
63
https://id.quora.com/Dalam-hal-apa-saja-Indonesia-merupakan-yang-nomor-1-di-dunia
Identitas Dan Komunikasi Antar Budaya
Pertemuan Minggu Ke Lima dan Enam
MK. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Arni, S.Kom., M.I.Kom
64
Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep identitas dan
komunikasi antara budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tiga pendekatan
komunikasi dan identitas,
2. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungaan antara identitas
dan bahasa
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagaimana masalah
minoritas dan mayoritas berkembang
4. Mahasiswa Mampu mendeskripsikan sembilan identitas
social dan budaya
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi identitas social dan
budaya
6. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Multicultural people
7. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara identitas,
stereotip, dan prasangka
8. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana identitas dapat
mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi 65
Ilmu Sosial Interpretatif Kritis
Identitas diciptakan
oleh diri sendiri
(dengan berhubungan
dengan kelompok)
Identitas dibentuk
melalui komunikasi
dengan orang lain
Identitas dibentuk
melalui kekuatan sosial
dan historis
Menekankan diri
individual,
kekeluargaan, dan
spiritual (perspektif
lintas budaya)
Menekankan dimensi
pengakuan dan penilaian
Menekankan konteks dan
menolak identitas yang
dianggap berasal
TIGA PERSPEKTIF TENTANG IDENTITAS DAN KOMUNIKASI
66
PERSPEKTIF ILMU SOSIAL
Perspektif ilmu sosial menekankan bahwa
identitas diciptakan sebagian oleh diri sendiri
dan sebagian dalam kaitannya dengan
keanggotaan kelompok. Menurut perspektif
ini, diri terdiri dari banyak identitas, dan
pengertian tentang identitas ini terikat
budaya. Lalu, bagaimana kita bisa memahami
siapa kita? Itu sangat tergantung pada latar
belakang budaya kita.
67
PERSPEKTIF INTERAKTIF
Perspektif interpretatif dibangun di atas gagasan
pembentukan identitas yang telah dibahas
sebelumnya, tetapi mengambil arah yang lebih
dinamis. Artinya, ia menekankan bahwa identitas
dinegosiasikan, diciptakan bersama, diperkuat,
dan ditantang melalui komunikasi dengan orang
lain; mereka muncul ketika pesan dipertukarkan
antara orang-orang (Hecht,Warren, Jung, &
Krieger, 2005;Ting-Toomey, 2005).
68
https://aminoapps.com/c/language-exchange/page/blog/how-did-brazilian-portuguese-
come-to-be/J86a_gGRcduVeJqE4anx54eBJ5mQ8gl3KWq
PERSPEKTIF KRITIS
Perspektif kritis menekankan sifat
dinamis dari identitas, tetapi di samping
itu, menekankan pada elemen kontekstual
dan seringkali konfliktual dari
pengembangan identitas. Perspektif ini
memberikan perhatian khusus pada
struktur dan institusi masyarakat yang
membatasi identitas dan seringkali
menjadi akar dari ketidakadilan dan
penindasan (Collier, 2005).
69
https://www.xinjiapo.news/news/80394
IDENTITY
AND LANGUAGE
Sarjana komunikasi DoloresTanno (2000)
menjelaskan identitasnya sendiri yang beragam yang
tercermin dalam berbagai label yang diterapkan
padanya. Misalnya, label "Spanyol" diterapkan oleh
keluarganya dan menunjukkan asal leluhur di
Spanyol. Label "Amerika Meksiko" mencerminkan
dua budaya penting yang berkontribusi pada
identitasnya. "Latina" mencerminkan keterkaitan
budaya dan sejarah dengan orang lain keturunan
Spanyol (misalnya, Puerto Rico dan Amerika
Selatan), dan "Chicana" mempromosikan
ketegasan politik dan budaya dalam mewakili
identitasnya. Dia menekankan bahwa dia adalah
semua ini, bahwa masing-masing mengungkapkan
aspek yang berbeda dari identitasnya: simbolik,
sejarah, budaya, dan politik.
70
https://iccc.group/what-does-language-have-to-do-with-identity
MASALAH PENGEMBANGAN IDENTITAS
Orang dapat mengidentifikasi dengan banyak
kelompok: jenis kelamin, usia, agama,
kebangsaan, dan lain-lain. Bagaimana kita
bisa mengembangkan rasa identitas?, identitas
kita berkembang selama periode waktu
tertentu dan selalu melalui interaksi dengan
orang lain. Bagaimana identitas individu
berkembang sebagian bergantung pada posisi
relatif atau lokasi identitas dalam hierarki
masyarakat. Beberapa identitas memiliki
posisi yang lebih tinggi dalam hierarki sosial.
71
https://westpapuastory.com/obstacles-in-the-development-of-west-papua-market/
PENGEMBANGAN IDENTITAS MINORITAS
Identitas minoritas seringkali
berkembang dalam tahapan-
tahapan berikut:
1. Identitas TidakTeruji
2. Kesesuaian
3. Perlawanan dan Separatisme
4. Integrasi
identitas minoritas. Rasa memiliki pada
kelompok yang tidak dominan. 72
https://designyoutrust.com/tag/tribes/
PENGEMBANGAN IDENTITAS MAYORITAS
Identitas mayoritas seringkali
berkembang dalam tahapan-tahapan
berikut:
1. IdentitasTidakTeruji
2. Penerimaan
3. Resistensi
4. Redefinition (Daur Ulang)
5. Integrasi
identitas mayoritas. Rasa memiliki
kelompok dominan
73
https://continuum.utah.edu/departments/discovery-fall18/
IDENTITAS SOSIAL DAN BUDAYA
Identitas Gender
identitas gender. Identifikasi dengan
gagasan budaya maskulinitas dan
feminitas dan apa artinya menjadi
pria atau wanita.
74
https://rozelinks.groenlinks.nl/nieuws/nederland-gebruikt-nog-
weinig-genderneutrale-voornaamwoorden
Identitas Seksual
identitas seksual. Identifikasi
seseorang dengan berbagai
kategori seksualitas.
75
Identitas Usia
identitas usia. Identifikasi dengan
konvensi budaya tentang bagaimana
kita harus bertindak, berpenampilan,
dan berperilaku sesuai dengan usia
kita.
76
https://www.josieahlquist.com/studentdigitalidentity/
Identitas Ras dan Etnis
identitas rasial. Mengidentifikasi
dengan kelompok ras tertentu.
Meskipun di masa lalu kelompok ras
diklasifikasikan berdasarkan
karakteristik biologis, sebagian besar
ilmuwan sekarang mengakui bahwa
ras dibangun dalam konteks sosial
dan sejarah yang berubah-ubah.
Identitas etnik. (1) Seperangkat
gagasan tentang keanggotaan
kelompok etnis seseorang; (2)
rasa memiliki kelompok
tertentu dan mengetahui
sesuatu tentang pengalaman
bersama kelompok.
77
https://www.sankofalead.com/
Identitas Keagamaan
identitas agama. Rasa memiliki
suatu kelompok agama.
78
https://bangkok-18-trading-and-service-coltd.business.site/
Identitas Kelas
identitas kelas. Rasa memiliki
suatu kelompok yang memiliki
status ekonomi, pekerjaan, atau
sosial yang serupa.
79
https://www.ft.com/content/04179370-4741-11e3-b4d3-00144feabdc0
Identitas Nasional
identitas nasional.
Kewarganegaraan nasional
Kebangsaan, tidak seperti identitas
ras atau etnis, mengacu pada status
hukum seseorang dalam
hubungannya dengan suatu bangsa.
80
https://www.pngwing.com/en/search?q=world+Language
Identitas Regional
identitas daerah. Identifikasi dengan
wilayah geografis tertentu suatu negara.
Terkait erat dengan kebangsaan adalah
pengertian tentang identitas daerah.
Banyak wilayah di dunia memiliki
identitas budaya yang terpisah, tetapi
vital dan penting.
81
https://pl.wikipedia.org/wiki/Stowarzyszenie_Narod%C3%B3w_Azji_Po%C5%82udniowo-Wschodniej
IDENTITAS DIRI
identitas diri. Siapa kita pikir kita dan siapa yang
orang lain pikirkan tentang kita.
Perspektif dialektis memungkinkan kita melihat
identitas dengan cara yang lebih kompleks. Kami
adalah yang kami pikir kami; pada saat yang
sama, bagaimanapun, kekuatan kontekstual dan
eksternal membatasi dan mempengaruhi persepsi
diri kita.
82
https://www.sourdough.art/
MULTICULTURAL PEOPLE
Multicultural people, sering berjuang untuk mendamaikan dua perangkat nilai,
norma, pandangan dunia, dan gaya hidup yang sangat berbeda. Beberapa
multikultural sebagai hasil dari orang tua yang berbeda ras, etnis, agama, atau
budaya nasional atau mereka diadopsi ke dalam keluarga yang berbeda secara ras
dari keluarga asal mereka sendiri.Yang lain multikultural karena orang tua
mereka tinggal di luar negeri dan mereka dibesarkan dalam budaya yang berbeda
dari budaya mereka sendiri, atau karena mereka menghabiskan waktu lama di
budaya lain sebagai orang dewasa, atau menikah dengan seseorang dari latar
belakang budaya lain.
sebuah kelompok yang hidup
“di perbatasan” di antara dua
budaya atau lebih.
83
https://www.cbcity.nsw.gov.au/community/library-knowledge-centres/library-services/multicultural-services-community-languages
IDENTITAS, STEREOTIPE, DAN PRASANGKA
stereotip. Keyakinan yang dianut secara luas
tentang sekelompok orang.
model minoritas. Stereotip yang mencirikan
semua orang Asia dan Amerika Asia sebagai
pekerja keras dan serius dan merupakan
minoritas yang "baik".
Prasangka. Sikap (biasanya negatif) terhadap
kelompok budaya berdasarkan sedikit atau
tidak ada bukti.
84
https://yoast.com/gender-stereotypes-prejudice-sociology/
IDENTITAS DAN KOMUNIKASI
Identitas memiliki pengaruh besar pada proses komunikasi
antar budaya. Kita dapat menggunakan beberapa dialektika.
Pertama, kita dapat menggunakan dinamika individu-
budaya untuk memeriksa masalah yang muncul ketika kita
bertemu dengan orang-orang yang identitasnya tidak kita
ketahui. Dalam interaksi komunikasi antar budaya,
kesalahan identitas seringkali diperburuk dan dapat
menimbulkan masalah komunikasi.Terkadang kami
mengasumsikan pengetahuan tentang identitas orang lain
berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok budaya
tertentu. Saat kita melakukannya, kita mengabaikan aspek
individu.
85
https://www.offset.com/search/toraja,
https://www.survivalinternational.org/news/6380
https://www.nichetopsites.com/ugly-chinese-milf.html
Intercultural communication in
contexts , Judith Martin, Thomas
Nakayama. — 5th ed.
Referansi
86
https://id.quora.com/Dalam-hal-apa-saja-Indonesia-merupakan-yang-nomor-1-di-dunia
“BUJUR”
Terima Kasih
87
https://www.recyrculate.com/about
MK. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://st2.depositphotos.com/4428871/7728/i/450/depositphotos_77280210-stock-photo-culture-shock.jpg
Pertemuan Minggu ke 7
88
Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep gegar
budaya, proses penyesuaiaan antar budaya dan
strategi dalam menghadapi masalah gegar
budaya.
Indikator Sub CPMK
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep
Unpacking Culture Shock, cara membangun
pola penyesuaiaan antarbudaya, Reentry
Culture Shock, dan Intercultural Reality
Check: Do-Ables
https://toppandigital.com/translation-blog/coping-culture-shock-five-stages/
89
GEGAR BUDAYA
1
Lundstedt (1963) mengatakan
bahwa gegar budaya merupakan
ketidakmampuan individu dalam
menyesuaikan diri, yang merupakan reaksi
terhadap upaya sementara yang gagal
untuk beradaptasi dengan lingkungan dan
orang-orang baru (Mulyana, 2005).
https://iowalum.com/what-is-culture-shock/
90
Karakteristik Gegar Budaya
https://stock.adobe.com/search?k=%22culture+shock%22&asset_id=109233661
Guncangan budaya meliputi (1) rasa
kehilangan identitas dan deprivasi identitas
berkenaan dengan nilai, status, profesi,
teman, dan kepemilikan; (2) ketegangan
identitas sebagai akibat dari upaya yang
diperlukan untuk membuat adaptasi
psikologis yang diperlukan; (3) penolakan
identitas oleh anggota budaya baru; (4)
kebingungan identitas, terutama mengenai
ambiguitas peran dan ketidakpastian; dan (5)
ketidakberdayaan identitas akibat tidak
mampu menghadapi lingkungan baru
(Furnham, 1988).
91
Dampak Nagatif dan Positif Gegar Budaya
https://dubeat.com/2020/07/dilli-ab-door-nahi-culture-shock-and-homesickness-in-du/
Negatif:
Masalah psikosomatik (misalnya, sakit kepala, sakit
perut) yang disebabkan oleh stres berkepanjangan; (2)
gejolak afektif yang terdiri dari perasaan kesepian,
isolasi, depresi, perubahan suasana hati yang drastis, dan
kecanggungan interaksi yang disebabkan oleh
ketidakmampuan untuk tampil secara optimal dalam
bahasa baru; dan (3) kelelahan kognitif yang disebabkan
oleh kesulitan dalam membuat atribusi yang akurat.
Positif:
Di sisi lain, Gegar budaya, jika dikelola secara efektif,
dapat memiliki efek positif pada pendatang baru:
peningkatan harga diri positif, kekayaan emosional dan
peningkatan toleransi terhadap ambiguitas, kompetensi
perilaku dalam interaksi sosial, kognitif. Keterbukaan,
fleksibilitas, dan peningkatan optimisme tentang diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sehari-hari.
92
Faktor Yang Mendasari Gegar Budaya
1. Kognitif
2. Behavior
3. Fenomenologis
4. Sosio-Psikologis
https://www.inlandtown.com/these-three-signs-might-tell-you-have-culture-shock-and-heres-what-to-do/
93
Tips Mengelolah Gegar Budaya
https://dothegap.com/blog/en/what-is-culture-shock-and-how-could-a-cultural-
exchange-help-ease-the-process/
Pendatang baru dapat mengelolah ancaman gegar budaya
dengan: (1) meningkatkan motivasi belajar tentang budaya
baru; (2) menjaga harapan agar tetap realistis dan
meningkatkan keakraban mengenai beragam aspek budaya
baru (3) meningkatkan kefasihan linguistik dan
mempelajari mengapa, bagaimana, dan dalam situasi apa
frasa atau gerakan tertentu sesuai, ditambah pemahaman
nilai-nilai budaya inti yang terkait dengan perilaku
tertentu; (4) toleransi terhadap ambiguitas dan atribut
pribadi fleksibel lainnya; (5) mengembangkan ikatan kuat
(teman dekat) dan ikatan lemah (perkenalan); dan (6)
memperhatikan perilaku interpersonal dan menangguhkan
evaluasi etnosentris dari budaya tuan rumah.
94
PENYESUAIAN ANTAR BUDAYA: POLA PEMBANGUNAN
2
https://locationindependenttherapists.com/culture-shock-and-how-to-deal-with-it/
1. Wisatawan
wisatawan adalah pengunjung yang lama tinggalnya
melebihi dua puluh empat jam di lokasi yang jauh
dari rumah dan yang telah melakukan perjalanan
untuk tujuan kesenangan liburan yang bersifat
rekreasi dan sukarela
2. Pendatang
Pendatang adalah penduduk sementara yang secara
sukarela pergi ke luar negeri untuk jangka waktu
tertentu yang biasanya terkait dengan tujuan berbasis
tugas atau instrumental.
3. Pengungsi
Warga negara yang dipaksa keluar dari asal negara
4. Imigran
Warga negara asing yang datang ke negara
tujuan/tuan rumah 95
Model Kurva U
Lysgaard (1955)
Lysgaard (1955) mengembangkan model
penyesuaian antarbudaya tiga fase yang mencakup:
1. penyesuaian awal/bulan madu, adalah fase
optimis atau kegembiraan dari proses
penyesuaian pendatang,
2. krisis, adalah fase stres, ketika kenyataan muncul
dan pendatang diliputi oleh ketidakmampuan
beradaptasi,
3. 3 penyesuaian kembali adalah fase menetap,
ketika pendatang belajar untuk mengatasi secara
efektif lingkungan barunya.
96
Model W-Shape yang Direvisi
a. Honeymoon stage
b. Hostility stage
c. Humorous stage
d. In-sync stage
e. Ambivalence stage
f. Reentry culture shock stage
g. Resocialization Stage
1. Honeymoon stage, individu merasa senang dengan lingkungan
budaya baru mereka
2. Hostility stage, pendatang mengalami pergolakan emosional
yang besar
3. Humorous stage, para pendatang belajar menertawakan
kecerobohan budaya mereka dan mulai menyadari bahwa ada
hal positif dan negative di setiap budaya—sama seperti ada
orang baik dan jahat di setiap masyarakat,
4. In-sync stage, pendatang merasa "di rumah" dan mengalami
keamanan dan inklusi identitas
5. Ambivalence stage, pendatang mengalami kesedihan, nostalgia,
dan kebanggaan, dengan perasaan campur aduk antara lega dan
sedih bahwa mereka akan pulang
6. Reentry culture shock stage, pendatang menghadapi kejutan
yang tidak terduga,
7. Resocialization Stage, seseorang yang mengasimilasi diri
mereka kembali ke peran dan perilaku lama mereka tanpa
membuat banyak "gelombang" atau tampil berbeda dari
rekan-rekan atau kolega mereka
97
GEGAR BUDAYA MASUK KEMBALI
3
https://jurnalpalopo.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-43735754/
Fenomena reentry culture shock
melibatkan penataan kembali identitas
baru seseorang dengan lingkungan
rumah yang dulu akrab. Setelah
tinggal di luar negeri untuk jangka
waktu yang lama, kejutan budaya
masuk kembali tidak dapat dihindari.
98
Kejutan Budaya Masuk Kembali: Elemen Mengejutkan
https://workwide.de/archives/2018/04
/
Menurut penelitian (misalnya, Chang, 2009; Osland, 1995), elemen
mengejutkan yang sering tidak terduga yang mempengaruhi kejutan budaya
masuk kembali meliputi:
1. Perubahan identitas pendatang
2. Nostalgia dan gambaran ideal dari budaya asal mereka;
3. Kesulitan pendatang dalam mengintegrasikan kembali diri mereka ke
dalam jalur karir lama atau peran karir mereka karena lensa budaya
baru mereka;
4. Kekecewaan pendatang dalam harapan mereka untuk menjalin
hubungan dekat dengan anggota keluarga dan teman yang menjadi
lebih jauh karena perpisahan yang lama;
5. Kurangnya minat keluarga dan teman-teman untuk mendengarkan
kisah-kisah mereka;
6. Tuntutan budaya rumah akan kesesuaian dan harapan untuk kinerja
seperti peran yang dulu;
7. Tidak adanya perubahan dalam budaya rumah atau terlalu banyak
perubahan.
99
Resosialisasi: Profil Pengungsi yang Kembali Berbeda
Photo:
Unsplash
Adler (1997) mengidentifikasi 3 profiles dari
returnee managers in relationship, yaitu:
resocialized returnees, alienated returnees, dan
proactive returnees. Resocialized returnees adalah
mereka yang tidak menyadari telah mempelajari
keterampilan baru dalam budaya baru. Alienated
returnees adalah mereka yang sadar akan
keterampilan dan gagasan baru dalam pengalaman
mereka di luar negeri. Namun, mereka mengalami
kesulitan dalam menerapkan pengetahuan baru
mereka di organisasi asal. proactive returnees
adalah mereka yang menyadari perubahan dalam
diri mereka sendiri dan nilai-nilai serta
keterampilan baru yang telah mereka pelajari di
luar negeri.
100
INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES
3
https://fineartamerica.com/featured/cat-in-the-sun-jolina-anthony.html
Secara keseluruhan, berikut adalah beberapa alat praktis untuk
mengelola gegar budaya secara efektif:
1. Pendatang baru harus menyadari bahwa gegar budaya tidak dapat
dihindari
2. Pendatang baru harus memahami bahwa gegar budaya muncul
karena lingkungan yang tidak dikenal
3. Berusaha membangun pertemanan yang luas dengan anggota
budaya tuan rumah dan belajar berkomunikasi dengan mereka
dapat meningkatkan pengetahuan lokal.
4. Semakin banyak anggota budaya tuan rumah membantu dan
semakin mereka berusaha untuk meningkatkan keakraban mereka
dengan pendatang baru, semakin mereka dapat meningkatkan
rasa aman dan inklusi
5. Guncangan budaya sebagian disebabkan oleh perasaan tidak
kompeten yang kuat
6. Pendatang baru harus menyadari bahwa gegar budaya adalah fase
afektif transisi dari stres yang surut dan mengalir dari intensitas
tinggi ke rendah
101
Intercultural communication in
contexts , Judith Martin, Thomas
Nakayama. — 5th ed.
Referansi
http://www.goodhairandbeautydiaries.co.za/
102
EPANGGAWANG
Terima Kasih
https://euromedmonitor.org/en/country/23/Europe?page=10
103
MK.KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Apa Hubungan Antara Komunikasi Verbal Dan Budaya?
Perkuliahan Minggu ke 9
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://www.hitchedmag.com/article.php?id=2627
104
Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
https://www.callcentrehelper.com/6-rules-for-mastering-the-art-of-conversation-115900.htm
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan
antara komunikasi verbal dan budaya
Indekator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fitur dan
pola aturan Bahasa manusia yang
berdeda
2. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagi
fungsi Bahasa
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi gaya
komunikasi verbal
105
BAHASA MANUSIA: FITUR KHAS DAN POLA ATURAN
https://www.freepik.com/premium-vector/
Bahasa adalah sistem simbolik yang arbitrer
yang memberi label dan mengkategorikan
objek, peristiwa, kelompok, orang, ide,
perasaan, pengalaman, dan banyak
fenomena lainnya. Bahasa juga diatur oleh
aturan berlapis yang dikembangkan oleh
anggota komunitas sosiokultural tertentu.
Meskipun kesamaan luas ada di antara
bahasa, variasi tetap ada dalam bunyi,
simbol tertulis, tata bahasa, dan nuansa
makna dari sekitar 6.700 varietas bahasa di
seluruh budaya di seluruh dunia.
106
Fitur Bahasa Khas
https://rickconlow.com/communicate-difficult-conversations/
Arbitrariness adalah Bahasa manusia bersifat arbitrer
dalam fonemik (yaitu, unit suara) dan representasi
grafis (yaitu, alfabet atau karakter). Bahasa dipandang
sebagai sistem simbolik yang arbitrer karena kata-kata
yang dirangkai tidak memiliki makna bawaan.
Keabstrakan adalah Bahasa, bagaimanapun, juga
memungkinkan manusia untuk terlibat dalam
pemikiran abstrak atau pemikiran hipotetis.
Keterpusatan-Arti adalah Untuk memahami
penggunaan bahasa asing budaya, kita harus
memperoleh arti kamus kata dan arti subjektif dari
kata atau frase.
Kreativitas adalah Ada tiga elemen khas dalam fitur
kreativitas linguistik: produktivitas, perpindahan, dan
fitur metakomunikatif (Crystal, 2010).
107
Beberapa Pola Aturan
https://www.atlassian.com/blog/teamwork/how-to-navigate-diverse-communication-styles-at-work
5 pola aturan bahasa berikut di sini: fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Aturan Fonologi suatu bahasa mengacu pada prosedur yang
diterima berbeda untuk menggabungkan fonem. Fonem adalah
satuan bunyi terkecil dari suatu kata.
Aturan Morfologi adalah mengacu pada bagaimana kombinasi
suara yang berbeda membentuk kata atau bagian yang
bermakna dari sebuah kata (misalnya, "lead" dan "er-ship"
membentuk "lead-er-ship"; atau kata-kata seperti "caff-eine"
dan "flow-er").
Syntactic Rules, suatu bahasa mengacu pada bagaimana kata-
kata diurutkan bersama sesuai dengan praktik tata bahasa dari
komunitas linguistik.
Aturan Semantik adalah bahasa menyangkut fitur makna yang
kita sematkan pada kata-kata. Kata-kata itu sendiri tidak
memiliki arti yang jelas.
Aturan Pragmatis, bahasa mengacu pada aturan kontekstual
yang mengatur penggunaan bahasa dalam budaya tertentu.
108
MENGHARGAI BERAGAM FUNGSI BAHASA
https://novoresume.com/career-blog/communication-skills
Orientasi nilai budaya mendorong penggunaan
bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi
nilai budaya mendorong penggunaan bahasa
dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
individualisme yang tinggi dalam komunikasi
sehari-hari sering menggunakan kata-kata dan
frasa seperti “I,” “me,” “my goal,” “my opinion,”
“self-help,” dan“self-service”. Budayai
kolektivisme dalam komunikasi sehari-hari
sering menggunakan kata-kata/frasa seperti
“our work team,” “our goal,” “our future
together,” dan “we as a group”.
109
Fungsi Pandangan Dunia Budaya
https://www.trainerslibrary.org/seven-dimensions-of-culture/
Pandangan dunia mengacu pada
pandangan filosofis kita yang lebih
besar atau cara memandang dunia dan
bagaimana pandangan ini, pada
gilirannya, memengaruhi pola pikir
dan penalaran kita. Pakar antarbudaya
telah mengusulkan dua pandangan
dunia yang membagi budaya Barat dan
non-Barat: pandangan dunia linier dan
pandangan dunia relasional (Stewart &
Bennett, 2005).
110
Fungsi Realitas Sosial Sehari-hari
https://www.fluentu.com/blog/educator-english/esl-culture-questions/
Bahasa sehari-hari berfungsi sebagai
prisma atau cermin di mana individu
menekankan peristiwa "penting"
versus "tidak penting" "menarik"
versus "tidak menarik" dalam
komunitas tutur budaya.
Bahasa sehari-hari kita memiliki
kategori berulang yang menangkap
pengalaman sosial kita dan pada
akhirnya membentuk ekspektasi
budaya dan gender kita
111
Fungsi Pembentuk Kognitif
https://www.global-integration.com/virtual-teams-training/cross-cultural-training/
Bahasa juga berfungsi sebagai filter
yang kuat antara apa yang kita pikirkan
dan bagaimana pola berpikir kita
dibentuk oleh struktur gramatikal
sistem bahasa kita. BenjaminWhorf
(1952, 1956), menggambar dari karya
mentornya, Edward Sapir (1921),
menguji hipotesis "bahasa adalah
pembentuk ide".
112
Fungsi Identitas Keanggotaan Grup
https://www.communicationtheory.org/cultural-identity-theory/
Bahasa mewakili titik temu untuk
membangkitkan sentimen kelompok
dan identitas bersama. Bahasa melayani
fungsi identitas budaya-etnis yang
lebih besar karena merupakan lambang
solidaritas kelompok.
113
Fungsi Perubahan Sosial
https://www.humanrightscareers.com/issues/what-is-social-change/
Sebagai makhluk sosial yang inovatif,
kita adalah pencipta alat sosial bahasa
manusia. Kita juga terkadang terjebak
oleh kebiasaan sistem linguistik kita
sendiri.
114
GAYA KOMUNIKASI VERBAL: KERANGKA UMUM
https://www.liquidplanner.com/blog/did-you-just-say-that-understanding-gender-specific-communication-styles/
Gaya komunikasi verbal adalah gaya
yang biasa kita lakukan saat
berkomunikasi dengan orang lain,
seperti: gaya komunikasi yang berterus
terang atau tidak, berbicara dengan
suara yang pelan, berbicara dengan gaya
cepat dll. Gaya komunikasi umumnya
dipengaruhi oleh budaya
115
Mendefinisikan Pola Interaksi Konteks Rendah dan
Konteks Tinggi
https://usahello.org/life-in-usa/culture/communication/#gref
Hall (1976) menyatakan bahwa interaksi
manusia, pada tingkat yang luas, dapat dibagi
menjadi sistem komunikasi konteks rendah dan
konteks tinggi. Dalam komunikasi konteks
rendah, penekanannya adalah pada bagaimana
maksud atau makna diungkapkan melalui pesan
verbal yang eksplisit. Dalam komunikasi
konteks tinggi, penekanannya adalah pada
bagaimana maksud atau makna dapat
disampaikan dengan baik melalui konteks yang
tertanam (misalnya, peran atau posisi sosial,
jenis hubungan, sejarah antarkelompok) dan
saluran nonverbal (misalnya, jeda, keheningan,
nada suara) dari pesan verbal.
116
Gaya Verbal Langsung dan Tidak Langsung
https://www.wikihow.com/Communicate-Well-With-People-from-Other-Cultures
Gaya langsung dan tidak langsung berbeda
dalam cara mengungkapkan maksud
pembicara melalui nada suara dan
keterusterangan isi pesan. Dalam gaya
langsung, pernyataan cenderung
mengungkapkan maksud pembicara dengan
jelas dan diucapkan dengan nada suara yang
terus terang. Dalam gaya tidak langsung,
pernyataan cenderung menyamarkan maksud
sebenarnya dari pembicara dan dilakukan
dengan nada yang lebih lembut.
117
Gaya Verbal Peningkatan Diri dan Merendahkan Diri
https://www.edutopia.org/article/teaching-students-how-have-meaningful-conversations
Gaya peningkatan diri menekankan
pentingnya menarik perhatian atau melebih-
lebihkan kredensial seseorang, prestasi luar
biasa, dan kemampuan khusus. Gaya
merendahkan diri, di sisi lain, menekankan
pentingnya meremehkan diri sendiri melalui
pembicaraan sederhana, menahan diri, ragu-
ragu, dan penggunaan pesan penghinaan diri
mengenai kinerja atau usaha seseorang.
118
Keyakinan yang Diekspresikan dalam Bicara dan
Keheningan
https://www.rw-3.com/blog/cultural-implications-of-silence
Hall (1983) mengklaim bahwa
keheningan, atau ma, berfungsi sebagai
alat komunikasi penting dalam banyak
pola komunikasi penduduk asli Amerika
dan Asia. Ma lebih dari sekadar berhenti
di antara kata-kata; alih-alih, ini seperti
titik koma yang mencerminkan jeda
batin dari pikiran pembicara.
119
PEMERIKSAAN REALITAS ANTARBUDAYA: DO-ABLES
https://www.internations.org/guide/global/cross-cultural-training-for-business-15380
Untuk menjadi komunikator verbal yang fleksibel, coba
praktikkan panduan berikut:
1. Memahami budaya bahasa. Pahami secara mendasar
ciri-ciri budaya bahasa yang akan Anda temui.
2. Praktek pelacakan verbal. Perhatikan baik-baik
makna isi pesan. Ingatlah bahwa setiap orang
berbicara dengan aksen.
3. Latih kesabaran verbal. Gunakan empati dan
kesabaran verbal untuk penutur asing dari budaya
yang berbeda.
4. Perhatikan nada suara nonverbal.
5. Gunakan beberapa mode presentasi. Gunakan
pernyataan ulang visual, seperti gambar, grafik,
gerakan, atau ringkasan tertulis, untuk memperkuat
poin Anda.
6. Menguasai aturan pragmatis budaya.
120
https://junipereducation.org/blog/i-hate-reading-what-makes-a-reader-reluctant/
Referansi
Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed.
Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan
121
https://factsofindonesia.com/indonesian-traditional-childrens-songs
TERIMA KASIH
Merci
122
https://www.fideliotranslations.com/en/nonverbal-communication-russian-culture
KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA
Pertemuan Minggu ke Sepuluh
APA BERBEDA CARA
BERKOMUNIKASI NONVERBAL
LUAR BUDAYA?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
123
Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep
komunikasi nonverbal lintas budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak
komunikasi nonverbal
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk
bentuk komunikasi nonverbal
3. Mahasiswa dapat menjelaskan batasan
aturan
https://id.pinterest.com/pin/699535754612409754/
124
DAMPAK KOMUNIKASI NONVERBAL
https://www.humanresourcemag.com/news/817/tips-for-understanding-nonverbal-communication
Banyak ahli nonverbal memperkirakan
bahwa dalam setiap pertemuan, sekitar 65
persen makna pesan disimpulkan melalui
saluran nonverbal (Burgoon, Guerrero, &
Floyd, 2010
Pesan nonverbal sering kali merupakan
sarana utama untuk menunjukkan emosi
kita, sikap kita, dan sifat hubungan kita
dengan orang lain. Pesan-pesan ini bisa
disengaja atau disengaja, cepat dibaca, atau
lupa maknanya.
125
Memahami Komunikasi Nonverbal
https://www.primevideo.com/detail/Understanding-Nonverbal-Communication/0ND9OID6BOVLVGYXD66CIJ6345
Komunikasi nonverbal didefinisikan
sebagai proses pertukaran pesan yang
melibatkan penggunaan isyarat
nonlinguistik dan paralinguistik yang
diekspresikan melalui berbagai saluran
komunikasi dalam pengaturan
sosiokultural tertentu.
Intinya, komunikasi nonverbal
melampaui kata-kata lisan atau tertulis
(Hickson, Stacks, & Moore, 2004).
126
Satu Kode, Interpretasi yangTakTerhitung
Isyarat nonverbal yang sama dapat
berarti hal yang berbeda bagi orang yang
berbeda dalam budaya, misalnya, tanda
jempol artinya baik-baik saja atau "OK"
di Amerika Serikat dan Inggris tetapi
dapat menandakan makna kutukan di
Thailand dan makna yang benar-benar
menghina di Afghanistan, Iran, Nigeria,
dan sebagian Italia dan Yunani
127
PerbandinganVerbal dan Nonverbal
https://www.communicationtheory.org/non-verbal-communication/
Pesan verbal menekankan makna isi, pesan
nonverbal menekankan makna analogis atau
relasional melalui nada suara atau isyarat
ekspresif tubuh lainnya. Penggunaan pesan
verbal bisa sangat strategis, penggunaan
perilaku nonverbal bisa disengaja (misalnya,
dengan pakaian yang kita kenakan dan
bagaimana kita ingin menampilkan diri) dan
tidak disengaja, seperti yang ditafsirkan oleh
penerima. Isyarat nonverbal dapat digunakan
secara mandiri atau bersama-sama dengan pesan
verbal.
128
BENTUK KOMUNIKASI NONVERBAL
https://www.rw-3.com/blog/cross-cultural-awareness-communication-culture
Ada tujuh bentuk komunikasi nonverbal
yang berbeda: penampilan fisik,
parabahasa (isyarat vokal), ekspresi
wajah, kinesik (gerakan tubuh), haptics
(sentuhan), oculesics (kontak mata),
dan proxemics (ruang).
129
https://2012books.lardbucket.org/books/a-primer-on-communication-studies/s02-01-perception-process.html
Penampilan fisik
Penampilan fisik meliputi tipe tubuh, tinggi
badan, berat badan, rambut, dan warna kulit.
Penampilan kami, seperti pakaian dan artefak
berfungsi sebagai penanda identitas unik atau
subkultur kita. Artefak adalah ornamen atau
perhiasan yang kita gunakan untuk
berkomunikasi, seperti perhiasan, sepatu,
kacamata, sarung tangan, cat kuku, tato, lidah,
tindik di wajah, dan tubuh, serta lukisan wajah
mengomunikasikan usia, keanggotaan kelompok,
status dan kelas sosial ekonomi, kepribadian, dan
jenis kelamin kita.
130
https://www.thoughtco.com/paralinguistics-paralanguage-term-1691568
Parabahasa
Parabahasa adalah suara dan nada yang
kita gunakan dalam percakapan dan
perilaku bicara yang menyertai pesan.
Sederhananya, Parabahasa adalah
bagaimana sesuatu dikatakan, bukan
apa yang dikatakan. Aspek fitur
paralinguistik mencakup berbagai
kualitas suara, seperti berikut:
Aksen, Rentang nada, Intensitas nada,
Volume, Artikulasi, dan Rate.
131
https://www.businesstopia.net/communication/non-verbal-communication-different-cultures
Ekspresi wajah
Kinesik adalah studi tentang postur,
gerakan tubuh, gerak tubuh, dan
ekspresi wajah.Wajah mampu
menghasilkan sekitar 250.000
ekspresi berbeda. Peneliti nonverbal
umumnya setuju bahwa ada
universalitas relatif dalam decoding
ekspresi wajah dasar (Matsumoto,
Olide, Schug,Willingham, & Callan,
2009).
132
1 2 3
4 5 6
(1) anger; (2) surprise; (3) fear; (4) happiness; (5) disgust; (6) sadness. Missing: interest.
133
https://www.researchgate.net/figure/Body-language-includes-different-types-of-nonverbal-indicators-such-as-facial_fig3_322674507
Gestures
Gestur adalah bentuk komunikasi nonverbal yang
spesifik secara budaya dan signifikan. Empat
kategori dasar gerakan tangan dan gerakan tubuh
(Ekman & Friesen, 1975) yaitu: emblem, ilustrator,
regulator, dan adaptor.
Emblem adalah isyarat yang menggantikan kata dan
frasa.
Ilustrator adalah gerakan tangan nonverbal yang
kita gunakan bersama dengan pesan lisan
Regulator adalah perilaku nonverbal yang kita
gunakan dalam percakapan untuk mengontrol,
mempertahankan, atau "mengatur" kecepatan dan
alur percakapan.
Adaptor adalah kebiasaan atau gerak tubuh yang
memenuhi beberapa jenis kebutuhan psikologis atau
fisik.
134
1 2 3 4
5 6 7
(1) U.S. peace; (2) Asian swear; (3) Hawaiian hang loose; (4)Texan hook ‘em horns; (5) American Sign
Language love; (6) OK gesture; (7)Thumbs up.
135
https://www.communicationtheory.org/haptic-communication/
Haptik
Fungsi nonverbal haptics memeriksa persepsi
dan makna dari perilaku sentuhan. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku
sentuhan digunakan untuk memenuhi lima
fungsi komunikatif: sebagai ritual salam,
untuk mengekspresikan kasih sayang, untuk
bermain-main, memiliki perilaku
mengendalikan, dan memiliki fungsi yang
berhubungan dengan tugas (Andersen, 2007).
136
BOUNDARY REGULATIONS
https://www.verywellmind.com/understanding-the-covert-narcissist-4584587
Ruang dan waktu adalah masalah
regulasi batas. Sebagai manusia, kita
adalah hewan territorial.
Menandai wilayah kita lebih berkaitan
dengan kepemilikan psikologis daripada
kepemilikan fisik. Ini adalah perasaan
yang kita miliki untuk memiliki tempat
tertentu.
137
Mengatur Batas Interpersonal
https://www.sheknows.com/health-and-wellness/articles/2416323/pandemic-life-setting-boundaries/
Good Studio/AdobeStock Ashley Britton/SheKnows
EdwardT. Hall adalah salah satu antropolog
pertama yang menulis secara ekstensif tentang
bagaimana kita “menandai” dan
mendefinisikan wilayah kita. Mengatur batas
interpesonal adalah studi tentang proxemics.
Proxemics adalah studi tentang ruang antara
orang, kontak fisik, dan kecemasan batin yang
kita miliki ketika orang melanggar ruang kita.
Di Amerika Serikat, menurut Hall, kami
memiliki empat zona spasial: intim, pribadi,
sosial, dan publik (Hall, 1959, 1966).
138
Batas Lingkungan
https://www.scientificamerican.com/article/covid-expanded-the-boundaries-of-personal-space-maybe-for-good1/
Batas lingkungan didefinisikan sebagai
rasa ruang dan keterikatan emosional
yang diklaim yang kita bagi dengan orang
lain di komunitas kita. Konsep wilayah
dan identitas saling berhubungan karena
kita biasanya menginvestasikan waktu,
tenaga, emosi, dan harga diri di tempat-
tempat yang kita klaim sebagai wilayah
utama kita.
139
Batas Psikologis
https://psychologyconquers.com/how-to-set-boundaries/
Ruang intrapersonal mengacu pada kebutuhan
privasi informasi atau keheningan psikologis
antara diri sendiri dan orang lain. Regulasi
privasi menjadi perhatian utama di banyak
lingkungan sosial Barat, masalah ini mungkin
tidak dianggap penting dalam budaya
berorientasi kolektif, konsep privasi ditafsirkan
sebagai menyinggung di banyak budaya
kolektif
140
Mengatur Waktu
https://www.pentasia.com/blog/2022/05/new-job-healthy-boundaries-how-to-start-right?source=google.com
Regulasi temporal didefinisikan
sebagai sikap yang kita miliki
tentang waktu. Studi tentang waktu
dikenal sebagai studi kronemik.
Chronemics menyangkut bagaimana
orang-orang dalam budaya yang
berbeda menyusun, menafsirkan,
dan memahami dimensi waktu.
141
INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES
https://www.businesstopia.net/communication/non-verbal-communication-different-cultures
Poin nonverbal untuk dipertimbangkan dalam berkomunikasi
lintas budaya:
1. Bersikaplah fleksibel saat Anda mengamati dan
mengidentifikasi aturan tampilan nonverbal.
2. Masuk lebih dalam: makna dan harapan yang berbeda dari
norma dan aturan nonverbal lebih dari apa yang dilihat
seseorang,
3. Ppa yang dikatakan seseorang tidak sepenting bagaimana
dikatakan.
4. Sebagai komunikator nonverbal yang fleksibel, ekspresikan
emosi dan sikap yang sesuai dengan tingkat kenyamanan
Anda tetapi, pada saat yang sama, adaptif dan peka
terhadap aturan tampilan nonverbal yang sesuai dalam
situasi tertentu dan dalam komunitas budaya tertentu.
5. Karena perilaku nonverbal seringkali sangat ambigu dan
bergantung pada situasi, belajarlah untuk tidak terlalu
menghakimi dan lebih tentatif dalam menafsirkan sinyal
nonverbal orang lain yang tidak dikenal.
142
Referansi
Understanding intercultural communication,
Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed.
Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan
https://www.bbc.com/future/article/20220228-the-best-age-for-learning-to-read
143
TERIMA KASIH
Syukron
https://stock.adobe.com/images/happy-playful-children/24265491
144
https://www.hollywoodreporter.com/news/music-news/beyonce-super-bowl-halftime-show-406745/
Pertemuan Minggu ke 11
MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Budaya Populer dan Komunikasi Antarbudaya
Arni, S.Kom., M.I.Kom
Beyonce
145
Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/people-managers/pages/goals-for-new-year-.aspx
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep budaya popular dan
komunikasi antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa mengetahui cara belajar budaya tanpa
pengalaman pribadi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa seseorang
mengkomsumsi dan melawan budaya populer
3. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana kelompok
budaya digambarkan melalui lensa budaya popular
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara kekuatan
dan dinamika budaya populer
146
BELAJAR TENTANG BUDAYA TANPA PENGALAMAN PRIBADI
Banyak dari apa yang kita ketahui
mungkin berasal dari budaya
populer—pengalaman media film,
televisi, musik, video, buku, dan
majalah yang sebagian besar dari kita
ketahui dan bagikan. Bagaimana
pengalaman ini mempengaruhi
komunikasi antarbudaya?
https://www.vox.com/culture/2018/2/16/16915672/what-is-kpop-history-explained
147
The Power of Popular Culture
https://www.amazon.ca/Abbey-Road-180g-Vinyl-LP/dp/B0041KVZ1I
"Budaya populer mewakili
denominator umum, sesuatu yang
melintasi sebagian besar
hambatan ekonomi, sosial dan
pendidikan." - Edward Jay
Whetmore
148
What Is Popular Culture?
Budaya populer mengacu pada sistem atau
artefak yang dimiliki sebagian besar orang dan
diketahui oleh kebanyakan orang“. Menurut
definisi ini, televisi, video musik, YouTube,
Disney, iklan, sinetron, dan majalah populer
adalah sistem budaya populer. Sedangkan,
simfoni dan balet tidak bukann bagian dari
budaya populer karena kebanyakan orang tidak
dapat mengidentifikasi banyak tentang hal
tersebut kecuali mereka telah mempelajarinya.
Definis lain dari budaya popular adalah Sebuah
nama baru untuk budaya rendah, mengacu pada
produk budaya yang dimiliki dan diketahui oleh
kebanyakan orang, termasuk televisi, musik,
video, dan majalah populer.
The Simpsons (Fox via IMDb)
149
CONSUMING AND RESISTING POPULAR CULTURE
Consuming Popular Culture
Model encoding/decoding Stuart Hall (1980)
menempatkan “makna” pada beberapa tahap dalam
proses komunikasi, sehingga tidak pernah tetap tetapi
selalu dikonstruksi dalam berbagai konteks. Dalam
modelnya, Hall menempatkan encoding —atau
konstruksi makna tekstual oleh institusi budaya
populer—dalam konteks sosial tertentu. Decoding—
penafsiran makna teks oleh penerima—dilakukan oleh
berbagai audiens dalam konteks sosial yang berbeda, yang
anggotanya memiliki kepentingan berbeda yang
dipertaruhkan. Dengan cara ini, makna dari berbagai teks
budaya populer dapat dilihat sebagai dinegosiasikan
selama proses komunikasi. “Makna sebenarnya” dari teks
budaya populer tidak bisa begitu saja ditemukan baik di
pengirim maupun penerima.
Encoding Decoding
Production of meaning I
Social context
Production of meaning II
Social context
Meaningful discourse
Model encoding/decoding Stuart Hall. Coba gunakan model ini untuk
mendiskusikan bagaimana orang yang berbeda mungkin sampai pada interpretasi
yang berbeda dari acaraTV favorit Anda 150
Resisting Popular Culture
https://dubeat.com/2020/09/popular-culture-and-its-toxic-approach/
Terkadang orang secara aktif mencari
teks budaya populer tertentu untuk
dikonsumsi; di lain waktu mereka
menolak teks-teks budaya.
Perlawanan terhadap budaya populer
juga dapat dikaitkan dengan peran
sosial.
Budaya populer memainkan peran yang
kuat dalam cara kita berpikir dan
memahami kelompok lain.
151
Orang sering kali diperkenalkan dengan
budaya lain melalui lensa budaya populer.
kita juga harus memikirkan bagaimana
kelompok budaya ini digambarkan melalui
lensa budaya populer itu.Tidak semua orang
melihat penggambaran dengan cara yang sama.
Studi ilmu sosial tentang liputan televisi
tentang tindakan afirmatif dan orang Afrika-
Amerika, peneliti komunikasi AlexisTan,Yuki
Fujioka, dan GerdeanTan (2000)
Mary Beth Oliver dan rekan-rekannya (2004)
memeriksa ingatan pembaca berita tentang
fitur wajah rasial orang-orang dalam berita
REPRESENTING CULTURAL GROUPS
https://www.spiralytics.com/blog/boost-relevance-with-pop-culture/
152
Citra budaya populer seringkali lebih
berpengaruh dalam membangun cara-cara
tertentu untuk memahami kelompok budaya
lain daripada kita sendiri.
Katz dan Liebes menemukan bahwa orang
Amerika AS di Los Angeles jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk menganggap Dallas
sebagai gambaran kehidupan di Amerika
Serikat. Sebaliknya, orang Israel, Arab, dan
imigran lebih cenderung percaya bahwa acara
televisi ini memang tentang kehidupan di
Amerika Serikat.
Persepsi Migran tentang Budaya Arus Utama
https://www.imdb.com/title/tt0108778/
153
Budaya Populer dan Stereotip
Dengan cara apa ketergantungan pada
budaya populer menciptakan dan
memperkuat stereotip budaya yang
berbeda? Pengetahuan kita tentang tempat
lain, bahkan tempat yang pernah kita
kunjungi, sebagian besar dipengaruhi oleh
budaya populer. Bagi orang-orang yang
tidak bepergian dan yang berinteraksi
dalam lingkungan sosial yang relatif
homogen, dampak budaya populer
mungkin lebih besar.
https://www.e-ir.info/2015/05/05/on-captain-america-and-doing-popular-culture-in-the-social-sciences/
154
U.S. POPULAR CULTURE AND POWER
sebagian besar budaya populer yang beredar secara
internasional adalah budaya populer AS. Film buatan
AS, misalnya, didistribusikan secara luas oleh industri
yang didukung oleh sumber daya keuangan yang cukup
besar.
Banyak media AS lainnya tersedia secara luas di luar
Amerika Serikat, termasuk televisi dan surat kabar.
Misalnya, MTV dan CNN secara internasional.
Tidak semua budaya populer berasal dari Amerika
Serikat. Misalnya, James Bond adalah fenomena Inggris,
tetapi karakter terkenalnya telah diekspor ke Amerika
Serikat.
Fenomena budaya populerWave ( Hallyu) telah
“menjadi seruan di Korea atas keberhasilan yang
dirasakan industri budayanya di Asia” (J. Kim, 2007,
hlm. 48).
https://www.qureta.com/post/konsep-pop-culture-dalam-hegemoni-gramsci
155
Imprealisme budaya adalah Dominasi atau kontrol melalui
media. Dominasi atau eksploitasi memanfaatkan bentuk-
bentuk teknologi. Dominasi dilakukan melalui penyebaran
produk budaya.
Dalam surveinya tentang perdebatan imperialisme budaya,
sarjana JohnTomlinson (1991) mengidentifikasi lima cara
berpikir tentang imperialisme budaya: (1) sebagai dominasi
budaya, (2) sebagai imperialisme media, (3) sebagai wacana
nasionalis, (4) sebagai kritik terhadap kapitalisme global, dan
(5) sebagai Sementara televisi, sebagai cermin, terkadang
mencerminkan beberapa budaya Pantai Gading, yang terakhir
diharapkan untuk menyetujui budaya nasional tunggal dalam
citra Partai, yang juga identik dengan citra budaya Barat. . . .
Prioritas budaya adalah keterbukaan demi modernisasi dalam
pencarian identitas nasional Pantai Gading. (Tanah, 1992, hlm.
25)kritik terhadap modernitas (hlm. 19-23).
Imperialisme Budaya
https://www.vox.com/2015/12/29/10683812/2015-pop-culture-timeline
156
Referansi
Intercultural
communication in
contexts , Judith
Martin, Thomas
Nakayama. — 5th ed.
Artikel yang relevan
dengan materi yang
dibahas
https://unsplash.com/photos/AmqMRgODit8
157
TERIMA KASIH
Matur Suksma
https://id.pinterest.com/pin/545428204869503045/
158
Pertemuan Minggu ke 12
MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
ApaYang Menyebabkan Kita Memiliki Bias
Terhadap Outgroups?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://ethicsunwrapped.utexas.edu/glossary/in-groupout-group 159
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep apa yang
menyebabkan komunikator memiliki bias terhadap
outgroups?
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan persepsi manusia
terhadap outgroups
2. Mahasiswa dapat menjelaskan bias antar kelompok
yang disebabkan etnosentrisme dan stereotip
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi batasan
keanggotaan ingroup- outgroups
4. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep Prasangka,
diskriminasi, dan rasisme pada outgroup
Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/people-managers/pages/goals-for-new-year-.aspx
160
Kecenderungan Persepsi Manusia: Suatu Prinsip Umum
Pandangan kita tentang dunia dan informasi
yang kita serap terjadi melalui proses
penyaringan yang kompleks. Filter kognitif
(mental) dan afektif (emosi) berfungsi
sebagai satu set kacamata tak terlihat yang
kita pakai untuk menafsirkan dan
mengevaluasi perilaku antarbudaya orang
asing.
Persepsi manusia adalah proses memilih
isyarat dengan cepat dari lingkungan,
mengorganisasikannya ke dalam pola yang
koheren dan memberi label pada pola
tersebut, dan menafsirkan pola itu sesuai
dengan harapan kita.
https://www.optimisticlearner.com/ingroup-vs-outgroup/
161
Perhatian yang selektif
https://www.mentalup.co/blog/selective-attention
https://www.verywellmind.com/what-is-selective-attention-2795022
Dalam proses perhatian selektif, kita mengambil isyarat
dengan cepat dari lanskap budaya kita. Dalam
lingkungan yang tidak dikenal, kita cenderung untuk
lebih memperhatikan isyarat yang cocok dengan identitas
kita yang menonjol (misalnya, kelompok usia yang
sama), isyarat yang berbeda dari kelompok (misalnya,
warna kulit yang berbeda), dan isyarat yang memnuhi
harapan interaksi atau tujuan kita (misalnya, ritual salam
berjabat tangan)
162
Menyeleksi Organisasi dan Melabeli
Kami telah belajar dari sosialisasi
budaya/etnis kami untuk mengatur
persepsi kami dengan
mengelompokkan objek, orang, atau
hal serupa dan memberi label dengan
simbol atau nama.
Bagaimana Kita memilih untuk
mengatur persepsi Kita dan
"menamai" persepsi Kita bergantung
pada identitas, nilai, sikap, label
bahasa, dan konteks Kita.
Sumber Gambar: Social Science LibreTexts
163
Interpretasi Selektif
o Interpretasi memungkinkan kita untuk
melampirkan makna pada data yang kita
terima, dan ini termasuk harapan kita.
Harapan melibatkan apa yang kita
antisipasi dan prediksi tentang bagaimana
orang lain akan berkomunikasi dengan kita
selama interaksi.
o Harapan adalah filter persepsi kita tentang
orang lain.
o Ketiga filter persepsi (perhatian selektif,
organisasi selektif, dan interpretasi selektif)
bertindak sebagai hambatan utama untuk
komunikasi antar budaya yang efektif.
https://www.chegg.com/writing/guides/research/control-group-in-science/
164
FILTER ANTAR KELOMPOK BIAS: ETNOSENTRISME DAN STEREOTIPE
Etnosentrisme dan Komunikasi
o Etnosentrisme berasal dari dua kataYunani dan dapat
dipecah menjadi komponen-komponennya. Etno mengacu
pada "kelompok etnis atau budaya sendiri," dan sentrisme
berarti bahwa "kelompoknya sendiri harus dipandang sebagai
pusat dunia.“
o Etnosentrisme memiliki cara yang memungkinkan kita untuk
fokus secara khusus pada peristiwa yang lebih penting di
tanah kita daripada sepuluh ribu mil jauhnya.
o Etnosentrisme adalah mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melihat budaya kita lebih unggul dari budaya lain dan
dengan demikian kita menganggap cara hidup kita sebagai
yang paling masuk akal dan tepat.
https://www.anthromania.com/2021/07/06/ethnocentrism-and-cultural-relativism-is-everyone-the-same-as-you/
https://opensea.io/assets/matic/
165
Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) dari J. Bennett dan M.
Bennett (2004).
Penyangkalan Pertahanan
Minimalisasi
Integrasi
Adaptasi
Penerimaan
Pengalaman perbedaan
Pengembangan kepekaan antarbudaya
Negara etnosentris Negara etnorelatif
166
Stereotip dan Komunikasi
Stereotip adalah gambaran berlebihan
yang kita buat tentang sekelompok orang
berdasarkan keyakinan dan harapan kita
yang tidak fleksibel tentang karakteristik
atau perilaku kelompok (Lippman, 1936;
Stephan & Stephan, 1992, 1996).
Stereotip adalah generalisasi berlebihan
terhadap sekelompok orang tanpa ada
upaya untuk memahami variasi individu.
Isi stereotip dapat menyampaikan
informasi positif dan negatif (misalnya,
"Orang Asia pandai matematika" atau
"Orang Padang Pelit").
https://www.npr.org/2012/07/12/156664337/stereotype-threat-why-women-quit-science-jobs
167
A Two-Dimensional Stereotype Content Model dari Cuddy et al. (2009
Note: HW-LC = high warmth–low competence; LW-HC = low warmth–high competence; LLW-HHC = lowest
warmth–highest competence 168
Citra media membentuk cara kita memandang orang lain yang berbeda
dari kelompok budaya-etnis yang berbeda. Akibatnya, kami
mengasosiasikan stereotip yang berbeda sebagai "tipe karakter" atau
sebagai kelompok etnis tertentu yang mewakili gambar terkait (Mastro,
Behm-Morawitz, & Kopacz, 2008).
Tidak dapat dihindari bahwa semua individu stereotip. Kunci untuk
menangani masalah secara efektif adalah belajar membedakan antara
stereotip yang tidak fleksibel dan stereotip yang fleksibel.
Stereotip: Kami Adalah Apa yang Kami Tonton
https://mobile.twitter.com/stereotypes_nft
Inflexible stereotyping Flexible stereotyping
Automatic-pilot reaction Mindful of categorization
Rigid categories Open-ended categories
Premature closure First best-guesses
Polarized evaluations Loose interpretations
Information distortion Information openness
Unwilling to change categories Willingness to change categories
TABLE INFLEXIBLE/MINDLESS VERSUS FLEXIBLE/MINDFUL STEREOTYPING
169
MENANDAI BATASAN KEANGGOTAAN OUTGROUP–OUTGROUP
Kami versus Mereka
Teori identitas sosial adalah studi tentang keanggotaan
ingroup dan outgroup, khususnya bagaimana keterikatan
emosional Kita dengan kelompok sosial memainkan peran
kunci dalam pembentukan identitas sosial dan pribadi Kita.
Anggota ingroup adalah orang-orang dengan siapa Kita
merasa terhubung, seperti anggota keluarga dan teman
dekat, sedangkan anggota outgroup adalah mereka dari
siapa Kita merasa terpisah secara emosional dan psikologis,
seperti orang asing atau kelompok agama yang berlawanan
(Pettigrew, 1978; Pettigrew & Tropp, 2008). ;Phoenix,
2010).
Ketika in-group dan outgroup berkomunikasi satu sama
lain, komunikasi antarkelompok terjadi. Komunikasi
antarkelompok terjadi setiap kali individu yang tergabung
dalam satu kelompok berinteraksi, secara kolektif atau
individual, dengan kelompok lain atau anggotanya dalam
hal identifikasi ingroup mereka (Sherif, 1966).
https://theschurething.wordpress.com/2013/08/27/5-ways-to-overcome-us-vs-them/
170
Perjuangan Keanggotaan Grup
Keanggotaan dalam ingroup adalah
masalah derajat dan variasi. Jika norma,
nilai, dan hubungan sosial dalam suatu
kelompok mempengaruhi pola
komunikasi anggota kelompok,
pengaruh kelompok pada satu individu
tertentu harus bergantung pada sejauh
mana seseorang berbagi norma (Kim,
1988, 2000).
Penerimaan ke ingroup dan penerimaan
oleh ingroup, atas dasar norma dan nilai
bersama, saling terkait: semakin banyak
individu bergaul dengan ingroup,
semakin besar konformitas yang
diharapkan dan diperkuat.
Meskipun ingroup kita menawarkan kita
rasa memiliki dan keamanan, mereka
juga memiliki kekuatan untuk menolak
kita.
https://thedecisionlab.com/biases/in-group-bias
171
Bias Atribusi Antarkelompok
Salah satu hasil interaksi dengan anggota outgroup adalah atribusi
antarkelompok. Proses atribusi antarkelompok membantu kita
memahami pertemuan kita dengan memungkinkan kita untuk
menafsirkan dan mengevaluasi perilaku anggota kelompok luar
(Dovidio, Hewstone, Glick, & Esses, 2010a, 2010b).
Setiap hari, kami mencoba mencari tahu mengapa orang berperilaku
seperti itu. Jika ekspektasi mengacu pada antisipasi kita tentang apa
yang akan terjadi dalam interaksi tertentu, atribusi adalah
penjelasannya—makna mengapa orang berperilaku seperti itu.
Atribusi Disposisional
Positif
Atribusi situasional
Atribusi situasional Atribusi Disposisional
Negatif
Ingroup
Outgrou
Attribution
process
Positive event Negative event
Perbedaan Atribusi Ingroup dan Outgroup
https://americanmind.org/salvo/the-woke-islamist-axis-against-free-speech/
https://scroll.in/article/810589/why-bad-news-for-one-muslim-american-is-bad-news-for-all-muslims
172
SHATTERED LENS: PRAJUDI, DISKRIMINASI, DAN RASISME
https://www.researchprofessionalnews.com/rr-news-europe-germany-2022-4-cologne-appoints-anti-racism-representative/
https://www.learningforjustice.org/magazine/fall-2015/extreme-prejudice
Istilah prasangka umumnya menggambarkan perasaan dan
kecenderungan individu terhadap anggota kelompok luar
dalam arah yang merendahkan atau negatif. Namun,
prasangka sebenarnya dapat merujuk pada kecenderungan
dan perasaan negatif atau positif tentang anggota kelompok.
Asalan orang beprasangka:
1. Pola pikir berprasangka bertindak sebagai mekanisme
pertahanan ego, bertindak sebagai perisai untuk
melindungi ego kita yang rapuh.
2. Di dunia kita yang kacau, kita membutuhkan keteraturan.
3. Tidak memiliki pengetahuan budaya yang akurat.
Fungsi prasangka ini memungkinkan kita untuk memahami
sifat dari sikap bermusuhan dan bias terhadap anggota
outgroup
Prejudice: Multiple Explanations and Functions
173
Prejudiced Remarks or Innocent Jokes?
Perilaku berprasangka memiliki banyak bentuk.
Salah satu aspek termasuk komentar atau ucapan
"innocent" atau lelucon yang bias. Mari kita
pikirkan pertanyaan ini sejenak: Apakah ucapan
innocent atau lelucon bias yang ditujukan pada
individu atau kelompok etnis membuat itu dapat
ditoleransi atau diterima?
Pertanyaannya berikutnya: Di mana kita menarik
garis? Kapan lelucon etnis hanya lelucon, bentuk
prasangka, atau komentar rasis (lihat Gambar)?
Apakah “boleh” melihatnya sebagai lelucon jika
humor itu datang langsung dari ingroup kita?
Renungkan beberapa lelucon terbaru yang Kita
terima secara online atau melalui teman. Berapa
banyak yang didasarkan pada stereotip
antarkelompok atau beberapa bentuk prasangka?
Keterangan Gambar:Tempat garam dan merica dijual di
toko Eropa. Apakah Anda akan membelinya?
174
Four Discriminatory Practices
Menurut Feagin dan Feagin (2011), ada empat tipe dasar
praktik diskriminasi dalam masyarakat: (1) isolate
discrimination; (2) small-group discrimination; (3) direct
institutional discrimination; and (4) indirect institutional
discrimination.
1. Perilaku diskriminatif ini terjadi secara individual.
Mulai dari penggunaan hinaan rasis hingga tindakan
fisik yang keras
2. Ketika sekelompok individu dari ingroup terlibat dalam
tindakan bermusuhan dan kasar terhadap anggota
outgroup, ini dikenal sebagai diskriminasi kelompok
kecil.
3. Jika ada dukungan terhadap diskriminasi yang
ditentukan oleh komunitas, kita dapat menyebutnya
sebagai diskriminasi institusional langsung. Praktik
semacam itu bukanlah insiden yang terisolasi tetapi
dilakukan secara rutin oleh sejumlah besar individu yang
dilindungi oleh hukum dari komunitas skala besar.
4. Diskriminasi institusional tidak langsung adalah praktik
luas yang secara tidak langsung mempengaruhi anggota
kelompok tanpa disengaja.
https://drcherrycoaching.com/how-to-approach-discriminatory-complaints-as-a-victim-or-as-a-manager/
175
DifferentTypes of Racism
Efek langsung dari diskriminasi dan
praktiknya adalah rasisme. Rasisme dapat
diringkas dengan tiga prinsip berikut:
o Perasaan superioritas berdasarkan
perbedaan biologis atau ras, atau
keduanya,
o Preferensi dan solidaritas ingroup yang
kuat; penolakan terhadap kelompok luar
yang menyimpang dari kebiasaan dan
kepercayaan kelompok dalam, dan
o Sebuah doktrin yang memberikan
keuntungan khusus bagi mereka yang
berkuasa (Jones, 1997, hal. 373).
Racial Profiling
Undang-Undang tentang ras dan etnis di
Indonesia diatur dalam Undang-undang
Dasar Republik Indonesia Nomor 40Tahun
2008. Tentang menghapuskan diskriminasi
Ras dan Etnis
176
Perpetuating Stereotypic Images
Rasisme ditampilkan sebagai “fenomena
top-down” (Jones, 1997). Hal ini terjadi
ketika anggota kelompok mayoritas
mempresentasikan kelompok mereka secara
positif dan minoritas dalam cahaya negatif.
Seluruh proses ini dikemas dalam istilah
"melindungi citra kelompok mayoritas
tentang keadilan dan objektivitas, sambil
membuat komentar yang meremehkan atau
merendahkan tentang kelompok lain"
(Jones, 1997, hlm. 385).
Hate Crimes
Kejahatan kebencian biasanya dimotivasi
oleh permusuhan terhadap korban sebagai
anggota suatu kelompok (misalnya, atas
dasar etnis/ras, kecacatan, usia, agama, jenis
kelamin, atau orientasi seksual). Kejahatan
ini dapat mencakup tindakan seperti
penyerangan fisik, penyerangan dengan
senjata, pelecehan, vandalisme, perampokan,
pemerkosaan, pelecehan verbal, penyerangan
terhadap rumah atau tempat ibadah orang,
dan bahkan pembunuhan
Bullying, termasuk cyberbullying, dapat
dikaitkan dengan kejahatan kebencian.
177
Mulailah dengan jujur pada diri
sendiri.. Tanyakan pada diri
sendiri, “Apa yang
menyebabkan saya bereaksi
seperti ini?” "Di mana atau dari
siapa saya belajar ini?" "Apakah
saya mendasarkan penilaian
reaktif saya pada fakta yang
akurat, atau apakah reaksi saya
didasarkan pada interpretasi
subjektif tentang perilaku
anggota outgroup?"
Mengurangi Prasangka dan Diskriminasi
Periksa diri Kita sebelum Kita
mengevaluasi perilaku anggota
outgroup.Tanyakan pada diri
sendiri, “Apakah saya terlalu
menggeneralisasi? Apakah saya
menggunakan proses atribusi
yang seimbang?” Bias akan
tercipta jika kita menilai
seseorang terlalu cepat sehingga
interaksi berjalan dengan cara
yang dapat diprediksi. Untuk
terlibat dalam komunikasi
antarbudaya yang efektif,
meluangkan waktu mengenal
seseorang tanpa bergantung
pada stereotip
Ingatlah bahwa gambaran
negatif tentang anggota
outgroup akan mengubah
persepsi Kita. Jika Kita
memendam segala bentuk
prasangka terhadap anggota
outgroup, Kita baru saja
menerima prinsip favoritisme
ingroup dan negativisme
outgroup.
Komunikasikan perasaan Kita
dengan menyampaikannya di
forum yang paling nyaman. Jika
Anda mengamati, membaca,
atau mendengar sesuatu yang
tidak adil, angkat suara Anda
dengan tegas
178
INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES
Apa yang akan Anda lakukan untuk menjadi agen
perubahan? Bagaimana Anda bisa membuat perbedaan?
1. Mulailah dengan yang bersih. Bersikaplah fleksibel
dengan tebakan terbaik pertama Anda.
2. Gunakan hadiah Anda yang paling berharga: otak
Anda
3. Teruslah belajar, membaca, dan menambah
pengetahuan tentang orang-orang di sekitar Anda.
4. Ingat, kita semua sedang bekerja. Menganalisis
kecenderungan etnosentris Anda dengan cara yang
jujur memaksa Anda untuk mempertimbangkan
keyakinan, nilai, dan cara berpikir Anda yang sudah
mengakar.
https://www.freepik.com/free-photos-vectors/stop-racism
https://abcnews.go.com/US/20-years-911-islamophobia-continues-haunt-muslims/story?id=79732049
179
Referansi
1. Understanding intercultural
communication, StellaTing-Toomey,
Leeva C. Chung. — 2nd ed.
2. Artikel yang relevan dengan materi
perkuliahan
https://twitter.com/malala/status/1181970940911144960
180
TERIMA KASIH
Foto oleh MeYouVern di flickr
https://www.flickr.com/photos/13787013@N00/5529702765/in/photostream/
Thank You
181
Pertemuan Minggu ke 13
MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Bagaimana kita dapat mengelola konflik antar
budaya secara fleksibel?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://www.verywellmind.com/reframing-defined-2610419
182
Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep mengelola
konflik antar budaya secara fleksibel?
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan latarbelakang yang
menyebabkan konflik antarbudaya
2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya
konflik antarbudaya
3. Mahasiswa mengetahui cara menjadi seorang
komunikator yang fleksibel dalam mengelola
konflik antarbudaya
Foto: projectmanager.com
183
KONFLIK ANTAR BUDAYA: FAKTOR-FAKTOR LATAR BELAKANG BUDAYA
o Ting-Toomey mendefinisikan konflik antar budaya
sebagai perjuangan emosional implisit atau eksplisit
atau frustrasi antara orang-orang dari budaya yang
berbeda atas nilai-nilai yang dirasakan tidak sesuai,
norma, orientasi wajah, tujuan, sumber daya yang
langka, proses, dan / atau hasil dalam situasi
komunikasi (Ting-Toomey, 2005b, 2009; Ting-
Toomey & Oetzel, 2001).
o Konflik Antarbudaya seringkali dimulai dengan
ekspektasi yang berbeda mengenai perilaku konflik
yang pantas atau tidak pantas dalam sebuah adegan
interaksi.
o Sebuah konflik antarbudaya sering kali melibatkan
faktor-faktor yang kompleks dan berlapis-lapis.
Faktor-faktor ini termasuk lensa konflik budaya yang
berbeda, persepsi konflik yang berbeda, tujuan konflik
yang berbeda, dan sudut pandang yang berbeda
tentang sumber daya yang langka.
https://news.mongabay.com/2022/05/conflict-over-resources-in-kenya-hits-deadly-highs-with-firearms-in-play/
184
Lensa Konflik Berbasis Budaya
Pola nilai budaya seperti individualisme dan
kolektivisme sering mewarnai sikap, harapan, dan
perilaku konflik kita ketika kita terlibat dalam
kisah yang membuat frustrasi secara emosional
(Cohen, 1987, 1991). Lensa dan asumsi budaya
yang berbeda berfungsi sebagai faktor pertama
yang berkontribusi pada awal iritasi antar budaya.
Tipe kepribadian individualis atau mandiri,
resolusi Konflik antarbudaya sering kali mengikuti
model yang berorientasi pada hasil.
Tipe kepribadian kolektivis atau tipe kepribadian
interdependen diri, relative mengelolah manajemen
konflik antarbudaya sering mengikuti model
"berorientasi proses".
https://indvstrvs.org/next-gen-leadership/
185
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf
Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf

More Related Content

What's hot

Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKinanti Tyas
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasionalmankoma2013
 
Komunikasi dan Perubahan Sosial
Komunikasi dan Perubahan SosialKomunikasi dan Perubahan Sosial
Komunikasi dan Perubahan SosialdanishEPratiwi
 
07 komunikasi verbal dan non verbal v2
07 komunikasi verbal dan non verbal v207 komunikasi verbal dan non verbal v2
07 komunikasi verbal dan non verbal v2Imansyah Lubis
 
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptTEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptOrielArdian
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Bentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiBentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiValny Majid
 
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi.ppt
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi.pptKomunikasi sosial. hakikat komunikasi.ppt
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi.pptSalma Van Licht
 
psikologi komunikasi
psikologi komunikasipsikologi komunikasi
psikologi komunikasiHartono Ikawy
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)Diana Amelia Bagti
 
Proses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbalProses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbalNur Alfiyatur Rochmah
 
Komunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudayaKomunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudayaLulu Luffiyah
 
Unsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasi
Unsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasiUnsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasi
Unsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasiErwin Rasyid
 
variasi lintas budaya
variasi lintas budayavariasi lintas budaya
variasi lintas budayaWitha Dainy
 
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptKOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptashrafkhairulAzam
 

What's hot (20)

Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Komunikasi dan Perubahan Sosial
Komunikasi dan Perubahan SosialKomunikasi dan Perubahan Sosial
Komunikasi dan Perubahan Sosial
 
07 komunikasi verbal dan non verbal v2
07 komunikasi verbal dan non verbal v207 komunikasi verbal dan non verbal v2
07 komunikasi verbal dan non verbal v2
 
Sistem Komunikasi Intrapersonal
Sistem Komunikasi IntrapersonalSistem Komunikasi Intrapersonal
Sistem Komunikasi Intrapersonal
 
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptTEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK.ppt
 
Komunikasi Verbal
Komunikasi VerbalKomunikasi Verbal
Komunikasi Verbal
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Bentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasiBentuk bentuk komunikasi
Bentuk bentuk komunikasi
 
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi.ppt
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi.pptKomunikasi sosial. hakikat komunikasi.ppt
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi.ppt
 
psikologi komunikasi
psikologi komunikasipsikologi komunikasi
psikologi komunikasi
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
 
Proses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbalProses komunikasi verbal dan non verbal
Proses komunikasi verbal dan non verbal
 
Komunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudayaKomunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudaya
 
Unsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasi
Unsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasiUnsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasi
Unsur unsur, Fungsi dan Hambatan komunikasi
 
variasi lintas budaya
variasi lintas budayavariasi lintas budaya
variasi lintas budaya
 
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptKOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
 
Hambatan dalam komunikasi
Hambatan dalam komunikasiHambatan dalam komunikasi
Hambatan dalam komunikasi
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 

Similar to Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf

Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiputiandinis
 
PPT PKN kelompok 4.pptx
PPT PKN kelompok 4.pptxPPT PKN kelompok 4.pptx
PPT PKN kelompok 4.pptxAndini70675
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1maneicon22
 
Cultural Sensitivity For School Managers
Cultural Sensitivity For School ManagersCultural Sensitivity For School Managers
Cultural Sensitivity For School Managersguest9e9d35
 
meeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptx
meeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptxmeeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptx
meeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptxRakay Indramayapanna
 
10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistory10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistoryIda Putri
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosialSarahBela25
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanOkta-Shi Sama
 
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdfBAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdfzulaikha zubir
 
3. Manusi dan Budaya.ppt
3. Manusi dan Budaya.ppt3. Manusi dan Budaya.ppt
3. Manusi dan Budaya.pptMohZaini6
 
Masyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaMasyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaUnnes
 
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin Amq
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxRintaArina
 
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdfsdn9barurejo
 
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docxJurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docxRayyanIrsyad
 

Similar to Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf (20)

Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
 
PPT PKN kelompok 4.pptx
PPT PKN kelompok 4.pptxPPT PKN kelompok 4.pptx
PPT PKN kelompok 4.pptx
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1
 
Cultural Sensitivity For School Managers
Cultural Sensitivity For School ManagersCultural Sensitivity For School Managers
Cultural Sensitivity For School Managers
 
meeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptx
meeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptxmeeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptx
meeting 15. presentasi mahasiswa PPT Konsep Komunikasi Lintas Budaya.pptx
 
10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistory10 learn theoryhistory
10 learn theoryhistory
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosial
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
Budaya konteks pendidikan
Budaya konteks pendidikanBudaya konteks pendidikan
Budaya konteks pendidikan
 
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdfBAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
BAB 1_PENGENALAN KEPADA KOMUNIKASI ANTARABUDAYA.pdf
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
3. Manusi dan Budaya.ppt
3. Manusi dan Budaya.ppt3. Manusi dan Budaya.ppt
3. Manusi dan Budaya.ppt
 
Uts
UtsUts
Uts
 
Masyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaMasyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budaya
 
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
 
Model komunikasi
Model komunikasiModel komunikasi
Model komunikasi
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
 
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
 
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docxJurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
 
PPT Tugas Besar Kelompok 15.pptx
PPT Tugas Besar Kelompok 15.pptxPPT Tugas Besar Kelompok 15.pptx
PPT Tugas Besar Kelompok 15.pptx
 

Recently uploaded

FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdfskp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdfpenmadbara
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxUlfaBasyarewan
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxssuserd986061
 

Recently uploaded (7)

FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdfskp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdf
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
 

Bahan Ajar MK. Komunikasi Antarbudaya.pdf

  • 1. 1 BAHAN AJAR KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ARNI, S.Kom., M.I.Kom Sumber Gambar: https://sites.google.com/site/interculturalstudies2113/conclusion
  • 2. 2 Drawing by jcsteck “I truly believe the only way we can create global peace is through not only educating our minds, but our hearts and our souls.” < Malala yousafzai> Sumber Gambar: https://www.deviantart.com/jcsteck/art/Malala-Yousafzai-Portrait-522225104
  • 3. DAFTAR ISI 1. Pertemuan Minggu 1, Mengapa kita harus belajar komunikasi antar budaya 2. Pertemuan Minggu 2, Apa Itu fleksibilitas Komunikasi Antar Budaya? 3. Pertemuan Minggu 3 dan 4, Apakah pola nilai budaya merupakan hal yang mendasar? 4. Pertemuan Minggu 5 dan 6, Identitas Dan Komunikasi Antar Budaya 5. Pertemuan Minggu 7, Gegar Budaya 6. Pertemuan Minggu 9, Apa Hubungan Antara Komunikasi Verbal Dan Budaya? 7. Pertemuan Minggu 10, Perbedaan komunikasi nonverbal lintas budaya 8. Pertemuan Minggu 11, Budaya popular dan komunikasi antar budaya 9. Pertemuan Minggu 12, ApaYang Menyebabkan Kita Memiliki BiasTerhadap Outgroups? 10. Pertemuan Minggu 13, Budaya, komunikasi dan konflik 11. Pertemuan Minggu 14, Apa masalah komunikasi yang menghadapi identitas global? 12. Pertemuan Minggu 15, Bagaimana kita dapat menjadi komunikator antar budaya yang etis? 3
  • 4. Mengapa Kita Belajar Komunikasi Antar Budaya? Arni, S.Kom., M.I.Kom MK. Komunikasi Antar Budaya Pertemuan Minggu Pertama Sumber Gambar: https://www.adrianswinscoe.com/tag/wellness/ 4
  • 5. Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah Sub-CPMK 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi alasan mengapa kita harus mempelajari komunikasi antar budaya Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa kita harus belajar komunikasi antar budaya 2. Mahasiswa dapat menjelaskan budaya: system makna yang dipelajari Sumber Gambar: https://rssa.com/what-you-will-get/ 5
  • 6. Mengapa Harus Belajar Komunikasi Antar Budaya, Menurut Stella Ting- Toomey Adapting to Domestic Workforce Diversity Adjusting to Global Workforce Heterogeneity Comprehending the Role of Technology In Global Communication Engaging in Creative Multicultural Problem Solving Facilitating Better Multicultural Health Care Communication Deepening Self-Awareness and Other-Awareness Enhancing Intercultural Relationship Satisfaction Fostering Global and Intrapersonal Peace 1 2 3 4 5 6 7 8 6
  • 7. WHY THE SELF- AWARENESS IMPERATIVE THE DEMOGRAPHIC IMPERATIVE THE ECONOMIC IMPERATIVE THE TECHNOLOGICAL IMPERATIVE THE PEACE IMPERATIVE THE ETHICAL IMPERATIVE Mengapa Harus Belajar Komunikasi Antar Budaya, Menurut Judith N. Martin DanThomas K. Nakayama 7
  • 8. THE SELF-AWARENESS IMPERATIVE 1 1. Kesadaran yang ditimbulkan akan identitas dan latar belakang budaya sendiri. 2. Kesadaran pada posisi/tempat kita di masyarakat Sumber Gambar: https://gritdaily.com/if-you-cant-beat-them-join-them-a-i-vs-paralegals/ 8
  • 9. THE DEMOGRAPHIC IMPERATIVE 2 Demografi merupakan karakteristik suatu populasi, terutama yang diklasifikasikan menurut ras, etnis, jenis kelamin, dan pendapatan 1. Komposisi penduduk Indonesia, 10,88% Post Gen Z, 27,94% Gen Z, 25,87% Milenial, 21,88% Gen X, 11,56% Baby Boomer 2. Penduduk usia produktif (15-64) 70,72% 3. Globalisasi mendorong terbentuknya dunia heterogenitas/keanekaragaman budaya. Sumber Gambar: https://id.pinterest.com/pin/588423507561349125/ 9
  • 10. THE ECONOMIC IMPERATIVE 3 1.Tran terkini menunjukkan bahwa globalisasi semakin menghubungkan Indonesia dengan negara lain. 2. Glogalisasi mendorong perusahaan untuk memahami bagaimana bisnis dilakukan dengan negara lain Sumber Gambar: https://nitter.net/pic/orig/media%2FE-_5WqQXsAE30i8.jpg 10
  • 11. THE TECHNOLOGICAL IMPERATIVE 4 1. Peningkatan informasi tentang masyarakat dan budaya 2. Meningkatkan kontak dengan orang- orang yang berbeda budaya dengan kita 3. Meningkatkan kontak dengan orang- oorang yang mirip dengan kita yang dapat memerikan dukungan komunitas 4. Identitas budaya dan teknologi, serta 5. Akses kedeferensial ke teknologi komunikasi Sumber Gambar: https://medium.com/nerd-for-tech/technology-and-human-culture-33a1d973108d 11
  • 12. THE PEACE IMPERATIVE 5 Dapatkah individu dari jenis kelamin, usia, etnis, ras, bahasa, ststus social ekonomi, dan latar belakang budaya yang berbeda hidup berdampingan di planet ini? Sumber Gambar: https://www.boston.com/news/local-news/2020/06/05/6-readers-share- their-experienced-from-george-floyd-protests/ 12
  • 13. THE ETHICAL IMPERATIVE 6 1. RealitasVersus Universalitas Adakah perilaku budaya yang benar dan salah? jaeabannya tergantung pada perpektif seseorang 2. Menjadi Mahasiswa berbudaya etis a. Mengembangkan refleksi diri b. Belajar tentang orang lain c. Memperoleh rasa keadilan sosial Sumber Gambar: https://www.haikudeck.com/presentations/Benita.Orie 13
  • 14. BUDAYA: SISTEM MAKNA YANG DIPELAJARI Budaya: Fenomena Gunung Es a. Budaya di tingkat permukaan: budaya populer b. Budaya di tingkat menengah: Simbol, makna dan norma-norma c. Budaya di tingkat yang paling dalam: Tradisi, keyakinan dan nilai 14
  • 15. 1. Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed. 2. Intercultural communication in contexts , Judith Martin, Thomas Nakayama. — 5th ed. 3. Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan Sumber Gambar: https://web.facebook.com/EnglishLiteratureNetwork/photos 15
  • 16. Makapulu Sama' Terima Kasih Sumber Gambar: https://www.childfund.org.au/where-we-work/papua-new-guinea/ 16
  • 17. MK. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Apa Itu Fleksibilitas? Arni, S.Kom., M.I.Kom Pertemuan Minggu Kedua Sumber Gambar: https://www.justgiving.com/fundraising/minz-and-sau-for-yemen 17
  • 18. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep fleksibilitas dalam komunikasi antar budaya Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa memahami proses komunikasi antar budaya melalui sebuah model; 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen-komponen komunikasi antar budaya yang fleksibel dan tidak fleksibel; 3. Mahasiswa dapat memahami fleksibilitas komunikasi antar budaya yang dikonsepsikan melalui model tangga (Staircase Model) 4. Mahasiswa memahami proses komunikasi antar budaya 5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kemampuan sebagai komunikasi komunikasi antar budaya yang fleksibel dan dinamis Sumber Gambar: http://m.myipwallpapers.com/hiking-wallpapers/ 18
  • 19. DEFINISI MODEL KOMUNIKSI ANTAR BUDAYA Proses Komunikasi Antar Budaya 19
  • 20. Komunikasi Antarbudaya: Karakteristik Makna Tujuan umum dari setiap pertemuan komunikasi antar budaya adalah Pemaknaan, proses pemaknaan komunikasi antar budaya mengacu pada: 1. Negosiasi 2. Gagasan 3. Societal embedded system (Tatanan system masyarakat) Sumber Gambar: https://www.thephoblographer.com/2017/03/03/jp-stones-documents-aztec-culture-mexico-stunning- portraiture/ 20
  • 21. Bagaimana kita tahu bahwa individu dalam proses komunikasi telah berkomunikasi secara tidak fleksibel atau fleksibel? 1. Komunikasi antar budaya yang fleksibel menekankan pentingnya mengintegrasikan pengetahuan dan sikap berpikiran terbuka serta menempatkannya dalam praktik adaptif dan kreatif dalam komunikasi sehari-hari. 2. Komunikasi antar budaya yang tidak fleksibel menekankan pada penggunaan nilai-nilai budaya, penilaian, dan rutinitas kita sendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. 3. Komunikasi antar budaya yang fleksibel mencerminkan sikap etnorelatif 4. Komunikasi antar budaya yang tidak fleksibel mencerminkan pola pikir etnosentris. MEMPRAKTEKKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Sumber Gambar: https://www.wallpaperflare.com/personal-network-social-media-photo-album-world-population- wallpaper-aoben 21
  • 22. Mempraktekkan Fleksibilitas komunikasi antar budaya diukur dari tiga (3) komponen isi yaitu Pengetahuan, Sikap dan keterampilan. Sedangkan untuk mengevaluasi apakah anggota budaya dalam proses tersebut berperilaku secara fleksibel atau tidak fleksibel di ukur dengan tiga (3) karakteristik yaitu, Kesesuaian, Efektivitas dan Adaptasi. MEMPRAKTEKKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Sumber Gambar: https://fineartamerica.com/featured/the-power-of-hope-kelly-simpson.html 22
  • 23. Unconscious incompetence stage Conscious incompetence stage Conscious competence stage Unconscious competence stage Gambar Kompetensi Komunikasi Antarbudaya: Model Tangga MENGEMBANGKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Memahami fleksibilitas komunikasi antar budaya melalui model tangga. Komunikasi antar budaya yang flaksibel dapat dikonseptualisasikan melalui tahap berikut: 1. Ketidakmampuan yang tidak disadari 2. Ketidakmampuan yang disadari 3. Kompetensi sadar 4. Kompetensi bawah dasar 23
  • 24. Fleksibilitas komunikasi menuntut kita untuk peka terhadap perbedaan dan persamaan antara budaya yang berbeda. Ini juga menuntut kita untuk menyadari bias etnosentris kita sendiri saat membuat evaluasi pendekatan komunikasi orang lain. Itu juga meminta kita untuk berkomunikasi secara tepat, efektif, dan adaptif dengan cara yang menghormati budaya. Seorang komunikator yang fleksibel adalah individu yang terlatih dengan banyak pengetahuan dalam domain komunikasi antar budaya. Ia mampu membuat koneksi kreatif antara nilai-nilai budaya, gaya komunikasi, dan isu-isu situasional. Hook Esensial: Sebuah Mindful Perspektif Sumber Gambar: https://www.casieonline.org/blog 24
  • 25. MEMAHAMI PROSES ANTAR BUDAYA Tujuan umum komunikasi antarbudaya adalah untuk menciptakan makna bersama secara kompeten — sehingga apa yang ingin saya katakan atau tersirat secara akurat diterjemahkan oleh orang lain yang berbeda secara budaya dan, secara bersamaan, dengan cara yang berbudaya. Sumber Gambar: https://www.freepik.com/premium-photo/portrait-smiley-african-child- holding-hands-face_12402050.htm 25
  • 26. Proses Kesadaran: Prinsip yang Menyadari Pada tingkat komunikasi antar budaya sehari-hari, kita harus mengembangkan kesadaran yang cermat tentang prinsip-prinsip berikut: PRINSIP 1, Komunikasi antar budaya sering kali melibatkan ekspektasi yang tidak sesuai, sebagian, berasal dari anggota kelompok budaya yang berbeda PRINSIP 2, Komunikasi antar budaya sering kali melibatkan berbagai tingkat bias persepsi antarkelompok PRINSIP 3, Komunikasi antar budaya melibatkan pengkodean dan penguraian pesan verbal dan nonverbal secara bersamaan dalam proses pertukaran pesan PRINSIP 4, Komunikasi antar budaya melibatkan banyak tujuan, dan tujuan yang dimiliki orang sebagian besar bergantung pada bagaimana mereka mendefinisikan kisa dalam interaksi Sumber Gambar: https://global.chinadaily.com.cn/a/202009/23/WS5f6ae647a31024ad0ba7b46b.html 26
  • 27. Proses Kesadaran: Prinsip yang Menyadari PRINSIP 5, Komunikasi antar budaya membutuhkan pemahaman dan penerimaan berbagai pendekatan dan gaya komunikasi PRINSIP 6, Banyak pertemuan antar budaya melibatkan well-meaning dalam benturan atau bentrokan budaya PRINSIP 7, Komunikasi antar budaya selalu terjadi dalam konteks PRINSIP 8, Komunikasi antar budaya selalu terjadi dalam sistem yang tertanam/tatanan sistem Sumber Gambar: https://www.genevaenvironmentnetwork.org/ 27
  • 28. PERIKSA REALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA: KEMAMPUAN Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel menekankan pendekatan yang berfokus pada proses untuk komunikasi antar budaya. Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel mengenali realitas etnosentris yang terpisah yang memisahkan individu dan kelompok. Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel bersedia untuk menangguhkan penilaian cepat evaluatif tentang perbedaan gaya verbal dan nonverbal berbasis budaya. Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel dapat menangani ambiguitas dan paradoks dalam situasi antar budaya yang tidak pasti. Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel dapat berkomunikasi secara tepat, efektif, adaptif, dan kreatif melalui penggunaan berbagai keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal yang konstruktif. Sumber Gambar: https://www.chinadaily.com.cn/a/201803/02/WS5a9 88e09a3106e7dcc13f030.html 28
  • 29. “Dengan memahami pandangan dunia dan nilai- nilai yang mempengaruhi pendekatan komunikasi orang lain, kita dapat memahami logika yang memotivasi dan mendorong tindakan atau perilaku mereka. “ Sumber Gambar: https://www.artofit.org/image- gallery/342977327884903475/multicultural-archives/ 29
  • 30. Referansi Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed. Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan Sumber Gambar: https://www.inc.com/nicolas-cole/5-books-that-will-inspire-you-to- never-give-up-on-your-dreams.html 30
  • 31. Hatur Nuhun Terima Kasih Sumber Gambar: https://www.northcountrypublicradio.org/news/npr/153032668/the-polyphonic-spree-in-concert 31
  • 32. APAKAH POLA BUDAYA PENTING? MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Sumber Gambar: https://blog.compassion.com/the-shunammite-womans-faith/ P E R T E M UA N M I N G G U K E T I G A D A N E M PAT Arni, S.Kom., M.I.Kom 32
  • 33. Kepercayaan Anda menjadi pemikiran Anda. Pemikiran Anda menjadi kata-kata Anda. Kata-kata Anda menjadi tindakan Anda. Tindakan Anda menjadi kebiasaan Anda. Kebiasaan Anda menjadi karakter Anda. Karakter Anda menjadi takdir Anda MAHATMAGANDHI Sumber Gambar: https://delhidarshan.com/mahatma-gandhi-mark-at-delhi/ 33
  • 34. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pola nilai budaya dan menjelaskan bagaimana perbedaan nilai budaya dapat mempengaruhi komunikasi antar budaya Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa mengetahui fungsi nilai budaya 2. Mahasiswa mampu menganalisis dimensi nilai budaya 3. Mahasiswa mampu menganalisis Orientasi Nilai Kluckhohn Dan Strodtbeck 4. Mahasiswa mengetahui cara Pengembangan Sosialisasi Individu Sumber Gambar: https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct 34
  • 35. Perceptions PERSEPSI adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Sumber Gambar: https://www.iconspng.com/image/73713/reality-conundrum 35
  • 36. KEPERCAYAAN adalah Kepercayaan secara umum dapat dipandang sebagai kemungkinan- kemungkinan subjektif yang diyakini individu bahwa suatu objek atau peristiwa memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Kepercayaan Sumber Gambar: https://www.9pic.cn/tubiaoyuansu/yisilanjiao-0-0-0-4-0-0-2-1.html 36
  • 37. NILAI adalah Nilai –nilai budaya biasanya berasal dari isu-isu filosofis lebih besar yang merupakan bagian dari suatu milieu budaya. Nilai-nilai umumnya bersifat normatif dalam arti bahwa nilai-nilai tersebut menjadi rujukan seseorang antara budaya tentang apa yang baik dan apa yang buruk, yang benar dan salah, positif dan negatif dan sebagainya. Nilai Sumber Gambar: https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct 37
  • 38. Fungsi Nilai Budaya Menganalisis Nilai Budaya Identitas Penjelasan Motivasi Evaluasi Ingroup-Outgroup 1 2 3 4 5 Sumber Gambar: https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4- Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct 38
  • 39. Menganalisis Dimensi Nilai Budaya Dimensi Nilai Hofstede • Individualisme Dan Kolektivisme • Menghindari Ketidakpastian • Menghindari Ketidakpastian YangTinggi • Menghindari Ketidakpastian Yang Rendah • Pengaruh Kekuasaan • Pengaruh KekuasaanYangTinggi • Pengaruh KekuasaanYang Rendah • Maskulin Dan Feminin 39 https://americanext.org/bobby-jindal-in-the-wall-street-journal-trump-wins- every-democratic-debate/
  • 40. Individualisme Dan Kolektivisme Dimensi pertama dan terpenting yang membentuk perasaan diri kita adalah pola nilai individualistis- kolektivis. Individualisme mengacu pada kecenderungan nilai budaya yang menekankan pentingnya identitas individu di atas identitas kelompok, hak individu atas hak kelompok, dan kebutuhan individu di atas kebutuhan kelompok. Individualisme mempromosikan efisiensi diri, tanggung jawab individu, dan otonomi pribadi. Kolektivisme mengacu pada kecenderungan nilai budaya dalam menekankan pentingnya identitas "kami" di atas identitas "saya", hak kelompok atas hak individu, dan kebutuhan dalam kelompok atas keinginan individu. Kolektivisme mempromosikan saling ketergantungan relasional, harmoni ingroup, dan semangat kolaboratif ingroup. 40 https://www.tctmd.com/news/hospital-mortality-patients-fib-higher-rural-areas
  • 41. Nilai Karakteristik Dalam Budaya Individualistik Dan Kolektivistik Situasi Budaya individualistis Budaya kolektivis Umum Identitas "saya" Identitas "Kami" Keluarga Keluarga inti Keluarga besar Hubungan Peraturan privasi Harmoni relasional Sekolah Persaingan individu Kerja tim Tempat kerja Kompetensi pribadi Penekanan kelompok Komunikasi Pola komunikasi langsung Pola komunikasi tidak langsung Kesetaraan kepribadian Diri mandiri Diri yang saling bergantung 41
  • 42. Menilai Kecenderungan Nilai Individualisme Dan Kolektivisme Anda Petunjuk: tabel ini menjelaskan bagaimana orang berpikir tentang diri mereka sendiri dan berkomunikasi dalam berbagai situasi. SA MA MD SD Bertindak tegas untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. 4 3 2 1 Peka terhadap kebutuhan orang lain. 4 3 2 1 Bersikaplah kompetitif dan maju. 4 3 2 1 Berbaur secara harmonis dengan kelompok. 4 3 2 1 Bertindak berdasarkan pemikiran independen. 4 3 2 1 Hormati keputusan kelompok. 4 3 2 1 Hargai kemandirian dan kebebasan pribadi. 4 3 2 1 Berkonsultasi dengan keluarga dan teman sebelum membuat keputusan. 4 3 2 1 Menyuarakan pendapat pribadi saya ketika semua orang tidak setuju. 4 3 2 1 Peka terhadap pandangan mayoritas dalam kelompok. 4 3 2 1 42
  • 43. Menghindari Ketidakpastian Penghindaran ketidakpastian mengacu pada sejauh mana anggota suatu budaya tidak keberatan dengan konflik atau situasi yang tidak pasti dan sejauh mana mereka mencoba untuk menghindari situasi yang tidak pasti tersebut. Budaya penghindaran ketidakpastian yang lemah (atau rendah) mendorong mode pengambilan risiko dan pendekatan konflik. Budaya penghindaran ketidakpastian yang kuat (atau tinggi) lebih menyukai prosedur yang jelas dan perilaku penghindaran konflik. negara2 penghindaran ketidakpastian yang lemah, misalnya, ditemukan di Singapura, Jamaika, Denmark, Swedia, Hong Kong, Irlandia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat. Skor penghindaran ketidakpastian yang kuat, misalnya, ditemukan diYunani, Portugal, Guatemala, Uruguay, Belgia, El Salvador, dan Jepang 43 https://chameleon-coaching.com/en/cultural-dimensions-part-ii/
  • 44. Situasi Budaya UA yang lemah Budaya UA yang kuat Umum Ketidakpastian dihargai Ketidakpastian adalah ancaman Keluarga Dinamis dan berubah Perkuat aturan keluarga Hubungan Mobilitas tinggi Mobilitas rendah Sekolah Tantangan dipersilakan Rutinitas dipersilakan Tempat kerja Dorong pengambilan risiko Dorong prosedur yang jelas Komunikasi Konflik bisa menjadi positif Konflik itu negatif Kesetaraan kepribadian Toleransi tinggi terhadap ambiguitas Toleransi rendah untuk ambiguitas Value Characteristics In Weak And Strong Uncertainty Avoidance (Ua) Cultures 44
  • 45. Pengaruh Kekuasaan Orang-orang dalam budaya pengaruh kekuasaan yang tinggi cenderung menerima distribusi kekuasaan yang tidak setara, hierarkis, hubungan peran yang asimetris, dan penghargaan serta hukuman berdasarkan usia, pangkat, status, gelar, dan senioritas. Untuk budaya pengaruh kekuasaan rendah, kesetaraan hak pribadi merupakan cita-cita untuk diupayakan dalam suatu sistem. Untuk budaya pengaruh kekuasaan yang tinggi, menghormati hierarki kekuasaan dalam sistem apapun adalah cara hidup yang fundamental 45 https://transcend-intl.com/calendar/team-coaching-programs-module-2/
  • 46. Karakteristik Nilai Dalam Budaya Power Distance (PD) Kecil Dan Besar Situasi Budaya PD kecil Budaya PD besar Umum Tekankan persamaan interpersonal Tekankan perbedaan berdasarkan status Keluarga Anak-anak mungkin bertentangan dengan orang tua Anak-anak harus mematuhi orang tua Hubungan Orang yang lebih muda itu pintar Orang tua itu bijak Sekolah Guru meminta umpan balik Guru memberikan kuliah Tempat kerja Bawahan mengharapkan konsultasi Bawahan mengharapkan bimbingan Komunikasi Pola komunikasi informal Pola komunikasi formal Kesetaraan kepribadian Diri horizontal Diri vertikal 46
  • 47. Maskulin Dan Feminin Budaya "feminin" menekankan perilaku peran jenis kelamin yang fleksibel dan budaya "maskulin" merujuk pada nilai dominan dalam suatu masyarakat teroriantasi pada laki-laki. Swedia, Norwegia, Belanda, Denmark, Kosta Rika,Yugoslavia, dan Finlandia, misalnya, memiliki skor kewanitaan yang tinggi. Sebagai perbandingan, Jepang, Austria,Venezuela, Italia, Swiss, Meksiko, dan Irlandia, misalnya, memiliki skor maskulinitas yang tinggi. Amerika Serikat menempati urutan kelima belas dalam skala maskulin (yaitu, lebih dekat dengan pola nilai maskulin) dari lima puluh negara dan tiga wilayah yang diteliti (Hofstede, 1998, 2001) 47 https://www.theblaze.com/news/womens-college-will-no-longer-use-female- gender-symbol
  • 48. Situasi Budaya "feminin" Budaya "maskulin" Umum Peran seks yang fleksibel Peran seks pelengkap Keluarga Tekankan pengasuhan Tekankan prestasi Hubungan Keduanya mengambil inisiatif Laki-laki mengambil inisiatif Sekolah Penyesuaian sosial sangat penting Kinerja akademis sangat penting Tempat kerja Bekerja untuk hidup Hidup untuk bekerja Komunikasi Komunikasi gender yang lancar Ketangguhan "maskulin" dan kelembutan "feminin" Kesetaraan kepribadian Peran gender yang tumpang tindih Peran gender maskulin / feminin yang jelas Nilai Karakteristik Dalam Budaya “Feminine” Dan “Masculine” 48
  • 49. Orientasi Nilai Kluckhohn Dan Strodtbeck Para ahli antar budaya ini mengamati bahwa manusia di semua budaya menghadapi serangkaian masalah kemanusiaan atau pertanyaan eksistensial yang sama ini. Dari rangkaian pertanyaan yang diajukan, tiga pertanyaan berikut adalah yang paling relevan dengan pemahaman kita tentang pola nilai pelengkap: (1) Apa yang orang anggap bermakna atau berharga dalam aktivitas sehari- hari mereka? (orientasi nilai aktivitas); (2) Apa hubungan antara manusia dan alam? (orang - orientasi nilai alam); dan (3) berfokus pada waktu apa kita dalam kehidupan? (orientasi nilai temporal). 49 https://mobile.wattpad.com/1052217448-lo-que-nadie-te-ense%C3%B1a- naturaleza%E2%9A%AA
  • 50. Menemukan Orientasi Nilai Pribadi Baca setiap pernyataan dan centang (a), (b), atau (c). Cek berarti pernyataan tersebut terdengar sangat mirip dengan preferensi nilai Anda. 1. a. Saya merasa tidak berguna jika saya tidak melakukan sesuatu yang bermakna, setiap hari. b. Saya lebih suka menikmati hidup dengan kelima indra saya di setiap momen. c. Mengembangkan pemahaman batin tentang siapa saya lebih penting daripada pencapaian nyata lainnya. 2. a. Saya percaya kita, sebagai manusia, memiliki banyak kekuatan dalam pengambilan keputusan merupakan cara kita membentuk dan mengelola takdir hidup kita. b. Dalam kehidupan sehari-hari, saya berusaha untuk hidup sederhana dan mengalir bersamanya serta lebih dekat dengan alam. c. Saya percaya bahwa tidak peduli seberapa banyak kita mencoba untuk merencanakan dan mengendalikan sesuatu, ada kekuatan yang bekerja di luar kita dan mengarahkan takdir kita. 3. a. Saya cenderung menyimpan daftar jadwal dan tugas yang harus saya selesaikan hari ini dan besok. b. Saya cenderung "mengikuti arus". Khawatir tentang masa lalu atau masa depan adalah pemborosan waktu dan energi saya. c. Saya cenderung menghormati orang yang lebih tua untuk pengalaman hidup dan kebijaksanaan mereka. Penilaian: Jawaban Anda atas pernyataan di atas harus meningkatkan kesadaran Anda tentang preferensi orientasi nilai pribadi Anda. Interpretasi skor: 1a = Melakukan 1b = Menjadi 1c = sedang menjadi 2a = Mengontrol 2b = Harmonisasi 2c = Menghasilkan 3a = Masa Depan 3b = Sekarang 3c = Dulu 50
  • 51. Pola Orientasi Tiga Nilai. Diadaptasi dari Strodbeck (1961) dan Kohls (1996). Makna: Orientasi Nilai Aktivitas Orientasi aktivitas mengajukan pertanyaan Apakah aktivitas manusia dalam budaya difokuskan pada mode doing, being, atau being-in-becoming? Solusi “doing” berarti aktivitas yang berorientasi pada pencapaian. Solusi "being" berarti hidup dengan vitalitas emosional dan terhubung secara relasional dengan orang-orang terdekat. Solusi “being-in-becoming” berarti hidup dengan penekanan pada pembaruan dan regenerasi spiritual. Orientasi Jarak Berarti Doing (berorientasi tindakan) Being-in- becoming (perkembang an batin) Being (ekspresif / emosional) Takdir Mengontrol alam (menguasai) Harmoni dengan alam (mengalir) Tunduk pada alam (menghasilkan) Waktu Berorientasi masa depan (terikat jadwal) Berorientasi saat ini (di sini-dan- sekarang) Berorientasi masa lalu (terikat tradisi) 51
  • 52. Perbedaan antara konsepso mengenai hubungan antara manusia dan alam menghasilkan gambaran yang berbeda mengenai keinginan, sikap, dan perlilaku manusia. Di satu sisi seperti yang dijelaskan oleh Kluckhohn dan Strodtbeck adalah pandangan bahwa manusia tunduk pada alam. Budaya yang mengikuti pandangan ini percaya bahwa kekuatan besar dalam hidup jauh di luar kuasa manusia. Apakah kekuatan itu adalah Tuhan, takdir atau hal magis, sesorang tidak dapat mengatasinya dan harus belajar untuk menerimanya. Takdir: Orientasi Nilai Manusia-Alam 52 Foto: Timothy Allen / Frederking & Thaler
  • 53. Pengertian waktu yang berorientasi masa depan berarti merencanakan perkembangan jangka pendek dan menengah yang diinginkan dan menetapkan tujuan yang jelas untuk merealisasikannya. Pengertian waktu yang berorientasi saat ini berarti menghargai sekarang dan saat ini, terutama hubungan antarpribadi yang sedang berlangsung saat ini. Arti waktu pastoriented berarti menghormati ikatan sejarah dan leluhur ditambah menghormati kebijaksanaan para tetua. Waktu: Orientasi Nilai Temporal 53 https://www.linkedin.com/in/ackermanlinda
  • 54. Orientasi Konteks-tinggi Dan Konteks – Rendah Hall Menurut EdwardT. Hall , budaya dapat diklasifikasikan ke dalam gaya komunikasi konteks tinggi dan gaya komunikasi konteks rendah. Secara sederhana komunikasi konteks tinggi bisa diartikan sebagai gaya komunikasi yang bersifat ambigu, yang menuntut penerima pesan untuk menafsirkannya sendiri. Sedangkan komunikasi konteks rendah merupakan gaya komunikasi yang bersifat langsung, apa adanya, dan tak berbelit-belit. 54 https://id.pinterest.com/pin/communication-styles-cultural-differences- communication--217439488242345475/
  • 55. Pengembangan Sosialisasi Individu Di luar nilai-nilai keanggotaan kelompok budaya-etnis, individu mengembangkan identitas pribadi yang khas karena sejarah kehidupan, pengalaman, dan ciri kepribadian yang unik. Kita mengembangkan identitas pribadi kita — konsepsi kita sebagai individu yang unik atau “diri yang unik” —melalui pengamatan kita terhadap teladan di sekitar kita dan dorongan kita sendiri, pengalaman relasional, pengalaman budaya, dan konstruksi identitas. 55 https://tehtalk.com/bangsar-village-murder/
  • 56. Menilai Trait Diri Anda Yang Independen Versus Interdependen Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama Anda menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan keseluruhan kesan Anda tentang diri Anda. Skala berikut digunakan untuk setiap item: 4 =YA! = sangat setuju — INI AKU! 3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya 2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya 1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA! SA MA MD SD Merasa terhubung secara emosional dengan orang lain adalah bagian penting dari definisi diri saya. 4 3 2 1 Saya percaya saya harus dinilai berdasarkan pencapaian saya sendiri. 4 3 2 1 Keluarga dan kerabat dekat saya penting bagi siapa saya. 4 3 2 1 Saya menghargai privasi pribadi saya di atas privasi orang lain. 4 3 2 1 Saya sering berkonsultasi dengan teman dekat saya untuk meminta nasihat sebelum bertindak. 4 3 2 1 Saya lebih suka menjadi mandiri daripada bergantung pada orang lain. 4 3 2 1 Grup pertemanan dekat saya penting untuk kesejahteraan saya. 4 3 2 1 Saya sering memikul tanggung jawab penuh atas tindakan saya sendiri. 4 3 2 1 Saya senang bergantung pada orang lain untuk mendapatkan dukungan emosional. 4 3 2 1 Identitas pribadi saya sangat penting bagi saya. 4 3 2 1 56
  • 57. Istilah independent self-construal and interdependent self-construal (Markus & Kitayama, 1991, 1994) mengacu pada sejauh mana orang memahami diri mereka sendiri apakah terpisah atau terhubung dengan orang lain. Interdependent self-construal, di sisi lain, melibatkan penekanan pada pentingnya menyesuaikan diri dengan orang lain yang relevan dan keterhubungan ingroup (Markus & Kitayama, 1991). Individu yang mandiri cenderung ditemukan dalam masyarakat individualistik, dan individu dengan diri yang saling bergantung cenderung berada dalam masyarakat kolektivis. Independent versus Interdependent Self-Construal 57 https://sharemylesson.com/teaching-resource/interdependence-lesson-400241
  • 58. Horizontal versus Vertical Self-Construal Individu yang mendukung horizontal self-construal lebih memilih interaksi informal-simetris (yaitu, perlakuan yang sama) terlepas dari posisi, status, pangkat, atau usia orang. Mereka lebih suka mendekati masalah antar budaya secara langsung dan menggunakan s`tandar yang tidak memihak untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, individu yang menekankan vertical self-construal lebih memilih interaksi formal-asimetris (yaitu, perlakuan berbeda) sehubungan dengan posisi, gelar, pengalaman hidup, dan usia orang. Mereka menerapkan standar “kasus per kasus” untuk menilai perilaku yang benar atau salah sesuai dengan peran yang ditempati dalam jaringan hierarki. 58 https://www.shutterstock.com/id/image-illustration/egalitarianism-type- discrimination-word-cloud-1317334961
  • 59. Assessing Your Horizontal Versus Vertical Personality Traits Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama Anda menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan kesan Anda secara keseluruhan tentang diri Anda sendiri. Skala berikut digunakan untuk setiap item: 4 =YA! = sangat setuju — INI AKU! 3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya 2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya 1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA! SA MA MD SD Saya biasanya mematuhi aturan orang tua saya tanpa pertanyaan. 4 3 2 1 Saya percaya dalam menghormati kemampuan orang — bukan usia atau pangkat mereka. 4 3 2 1 Saya percaya guru harus dihormati. 4 3 2 1 Saya menghormati orang yang kompeten — bukan peran atau jabatan mereka. 4 3 2 1 Saya percaya orang yang lebih tua biasanya lebih bijaksana. 4 3 2 1 Saya percaya semua orang harus memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing demi apa yang mereka inginkan. 4 3 2 1 Saya pikir kakak harus menjaga mereka 4 3 2 1 Saya percaya keluarga harus mendorong anak-anak mereka untuk menantang pendapat orang tua mereka. 4 3 2 1 Saya menghargai nasihat orang tua atau kerabat saya yang lebih tua. 4 3 2 1 Saya menghormati orang tua yang mendorong anak-anak mereka untuk berbicara. 4 3 2 1 59
  • 60. Internal versus External Locus of Control Lokus kendali mencerminkan orientasi nilai takdir (kontrol vs. hasil) pada tingkat budaya. Dilihat dari dimensi locus of control personality, terdapat dua tipe kepribadian yaitu internal dan eksternal (Rotter, 1966). Individu lokus kontrol internal memiliki kecenderungan menguasai-over-nature yang kuat, dan individu lokus kontrol eksternal memiliki kecenderungan fatalistik yang kuat. 60 https://twitter.com/ap_psychology/status/1248391154954985476?lang=zh-Hant
  • 61. Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama Anda menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan keseluruhan kesan Anda tentang diri Anda. Skala berikut digunakan untuk setiap item: 4 =YA! = sangat setuju — INI AKU! 3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya 2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya 1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA! Assessing Your Internal Versus External Locus Of Control SA MA MD SD Saya percaya saya adalah penguasa takdir saya sendiri. 4 3 2 1 Saya biasanya menyerahkan keberuntungan atau nasib saya saat melakukan sesuatu. 4 3 2 1 Saya didorong oleh motivasi dan usaha saya sendiri. 4 3 2 1 "Ibu Pertiwi" biasanya berkuasa dan menang. 4 3 2 1 Saya bertanggung jawab atas masa depan dan perencanaan saya sendiri. 4 3 2 1 Saya yakin sulit untuk melampaui takdir. 4 3 2 1 Saya percaya kemauan pribadi dapat menaklukkan segalanya. 4 3 2 1 Saya melakukan yang terbaik dan kemudian membiarkan takdir mengambil alih. 4 3 2 1 Saya yakin saya memiliki kendali penuh atas apa yang akan terjadi besok. 4 3 2 1 Hidup tidak dapat diprediksi — hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah mengikuti takdir kita. 4 3 2 1 61
  • 62. Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed. Komunikasi Lintas Budaya, Larry A. Samoval, Richard E. Poster, Edwin R. McDaniel, edisi 7 Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan Referansi 62 https://anunslife.org/tags/spiritual-direction
  • 64. Identitas Dan Komunikasi Antar Budaya Pertemuan Minggu Ke Lima dan Enam MK. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Arni, S.Kom., M.I.Kom 64
  • 65. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep identitas dan komunikasi antara budaya Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tiga pendekatan komunikasi dan identitas, 2. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungaan antara identitas dan bahasa 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagaimana masalah minoritas dan mayoritas berkembang 4. Mahasiswa Mampu mendeskripsikan sembilan identitas social dan budaya 5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi identitas social dan budaya 6. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Multicultural people 7. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara identitas, stereotip, dan prasangka 8. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana identitas dapat mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi 65
  • 66. Ilmu Sosial Interpretatif Kritis Identitas diciptakan oleh diri sendiri (dengan berhubungan dengan kelompok) Identitas dibentuk melalui komunikasi dengan orang lain Identitas dibentuk melalui kekuatan sosial dan historis Menekankan diri individual, kekeluargaan, dan spiritual (perspektif lintas budaya) Menekankan dimensi pengakuan dan penilaian Menekankan konteks dan menolak identitas yang dianggap berasal TIGA PERSPEKTIF TENTANG IDENTITAS DAN KOMUNIKASI 66
  • 67. PERSPEKTIF ILMU SOSIAL Perspektif ilmu sosial menekankan bahwa identitas diciptakan sebagian oleh diri sendiri dan sebagian dalam kaitannya dengan keanggotaan kelompok. Menurut perspektif ini, diri terdiri dari banyak identitas, dan pengertian tentang identitas ini terikat budaya. Lalu, bagaimana kita bisa memahami siapa kita? Itu sangat tergantung pada latar belakang budaya kita. 67
  • 68. PERSPEKTIF INTERAKTIF Perspektif interpretatif dibangun di atas gagasan pembentukan identitas yang telah dibahas sebelumnya, tetapi mengambil arah yang lebih dinamis. Artinya, ia menekankan bahwa identitas dinegosiasikan, diciptakan bersama, diperkuat, dan ditantang melalui komunikasi dengan orang lain; mereka muncul ketika pesan dipertukarkan antara orang-orang (Hecht,Warren, Jung, & Krieger, 2005;Ting-Toomey, 2005). 68 https://aminoapps.com/c/language-exchange/page/blog/how-did-brazilian-portuguese- come-to-be/J86a_gGRcduVeJqE4anx54eBJ5mQ8gl3KWq
  • 69. PERSPEKTIF KRITIS Perspektif kritis menekankan sifat dinamis dari identitas, tetapi di samping itu, menekankan pada elemen kontekstual dan seringkali konfliktual dari pengembangan identitas. Perspektif ini memberikan perhatian khusus pada struktur dan institusi masyarakat yang membatasi identitas dan seringkali menjadi akar dari ketidakadilan dan penindasan (Collier, 2005). 69 https://www.xinjiapo.news/news/80394
  • 70. IDENTITY AND LANGUAGE Sarjana komunikasi DoloresTanno (2000) menjelaskan identitasnya sendiri yang beragam yang tercermin dalam berbagai label yang diterapkan padanya. Misalnya, label "Spanyol" diterapkan oleh keluarganya dan menunjukkan asal leluhur di Spanyol. Label "Amerika Meksiko" mencerminkan dua budaya penting yang berkontribusi pada identitasnya. "Latina" mencerminkan keterkaitan budaya dan sejarah dengan orang lain keturunan Spanyol (misalnya, Puerto Rico dan Amerika Selatan), dan "Chicana" mempromosikan ketegasan politik dan budaya dalam mewakili identitasnya. Dia menekankan bahwa dia adalah semua ini, bahwa masing-masing mengungkapkan aspek yang berbeda dari identitasnya: simbolik, sejarah, budaya, dan politik. 70 https://iccc.group/what-does-language-have-to-do-with-identity
  • 71. MASALAH PENGEMBANGAN IDENTITAS Orang dapat mengidentifikasi dengan banyak kelompok: jenis kelamin, usia, agama, kebangsaan, dan lain-lain. Bagaimana kita bisa mengembangkan rasa identitas?, identitas kita berkembang selama periode waktu tertentu dan selalu melalui interaksi dengan orang lain. Bagaimana identitas individu berkembang sebagian bergantung pada posisi relatif atau lokasi identitas dalam hierarki masyarakat. Beberapa identitas memiliki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki sosial. 71 https://westpapuastory.com/obstacles-in-the-development-of-west-papua-market/
  • 72. PENGEMBANGAN IDENTITAS MINORITAS Identitas minoritas seringkali berkembang dalam tahapan- tahapan berikut: 1. Identitas TidakTeruji 2. Kesesuaian 3. Perlawanan dan Separatisme 4. Integrasi identitas minoritas. Rasa memiliki pada kelompok yang tidak dominan. 72 https://designyoutrust.com/tag/tribes/
  • 73. PENGEMBANGAN IDENTITAS MAYORITAS Identitas mayoritas seringkali berkembang dalam tahapan-tahapan berikut: 1. IdentitasTidakTeruji 2. Penerimaan 3. Resistensi 4. Redefinition (Daur Ulang) 5. Integrasi identitas mayoritas. Rasa memiliki kelompok dominan 73 https://continuum.utah.edu/departments/discovery-fall18/
  • 74. IDENTITAS SOSIAL DAN BUDAYA Identitas Gender identitas gender. Identifikasi dengan gagasan budaya maskulinitas dan feminitas dan apa artinya menjadi pria atau wanita. 74 https://rozelinks.groenlinks.nl/nieuws/nederland-gebruikt-nog- weinig-genderneutrale-voornaamwoorden
  • 75. Identitas Seksual identitas seksual. Identifikasi seseorang dengan berbagai kategori seksualitas. 75
  • 76. Identitas Usia identitas usia. Identifikasi dengan konvensi budaya tentang bagaimana kita harus bertindak, berpenampilan, dan berperilaku sesuai dengan usia kita. 76 https://www.josieahlquist.com/studentdigitalidentity/
  • 77. Identitas Ras dan Etnis identitas rasial. Mengidentifikasi dengan kelompok ras tertentu. Meskipun di masa lalu kelompok ras diklasifikasikan berdasarkan karakteristik biologis, sebagian besar ilmuwan sekarang mengakui bahwa ras dibangun dalam konteks sosial dan sejarah yang berubah-ubah. Identitas etnik. (1) Seperangkat gagasan tentang keanggotaan kelompok etnis seseorang; (2) rasa memiliki kelompok tertentu dan mengetahui sesuatu tentang pengalaman bersama kelompok. 77 https://www.sankofalead.com/
  • 78. Identitas Keagamaan identitas agama. Rasa memiliki suatu kelompok agama. 78 https://bangkok-18-trading-and-service-coltd.business.site/
  • 79. Identitas Kelas identitas kelas. Rasa memiliki suatu kelompok yang memiliki status ekonomi, pekerjaan, atau sosial yang serupa. 79 https://www.ft.com/content/04179370-4741-11e3-b4d3-00144feabdc0
  • 80. Identitas Nasional identitas nasional. Kewarganegaraan nasional Kebangsaan, tidak seperti identitas ras atau etnis, mengacu pada status hukum seseorang dalam hubungannya dengan suatu bangsa. 80 https://www.pngwing.com/en/search?q=world+Language
  • 81. Identitas Regional identitas daerah. Identifikasi dengan wilayah geografis tertentu suatu negara. Terkait erat dengan kebangsaan adalah pengertian tentang identitas daerah. Banyak wilayah di dunia memiliki identitas budaya yang terpisah, tetapi vital dan penting. 81 https://pl.wikipedia.org/wiki/Stowarzyszenie_Narod%C3%B3w_Azji_Po%C5%82udniowo-Wschodniej
  • 82. IDENTITAS DIRI identitas diri. Siapa kita pikir kita dan siapa yang orang lain pikirkan tentang kita. Perspektif dialektis memungkinkan kita melihat identitas dengan cara yang lebih kompleks. Kami adalah yang kami pikir kami; pada saat yang sama, bagaimanapun, kekuatan kontekstual dan eksternal membatasi dan mempengaruhi persepsi diri kita. 82 https://www.sourdough.art/
  • 83. MULTICULTURAL PEOPLE Multicultural people, sering berjuang untuk mendamaikan dua perangkat nilai, norma, pandangan dunia, dan gaya hidup yang sangat berbeda. Beberapa multikultural sebagai hasil dari orang tua yang berbeda ras, etnis, agama, atau budaya nasional atau mereka diadopsi ke dalam keluarga yang berbeda secara ras dari keluarga asal mereka sendiri.Yang lain multikultural karena orang tua mereka tinggal di luar negeri dan mereka dibesarkan dalam budaya yang berbeda dari budaya mereka sendiri, atau karena mereka menghabiskan waktu lama di budaya lain sebagai orang dewasa, atau menikah dengan seseorang dari latar belakang budaya lain. sebuah kelompok yang hidup “di perbatasan” di antara dua budaya atau lebih. 83 https://www.cbcity.nsw.gov.au/community/library-knowledge-centres/library-services/multicultural-services-community-languages
  • 84. IDENTITAS, STEREOTIPE, DAN PRASANGKA stereotip. Keyakinan yang dianut secara luas tentang sekelompok orang. model minoritas. Stereotip yang mencirikan semua orang Asia dan Amerika Asia sebagai pekerja keras dan serius dan merupakan minoritas yang "baik". Prasangka. Sikap (biasanya negatif) terhadap kelompok budaya berdasarkan sedikit atau tidak ada bukti. 84 https://yoast.com/gender-stereotypes-prejudice-sociology/
  • 85. IDENTITAS DAN KOMUNIKASI Identitas memiliki pengaruh besar pada proses komunikasi antar budaya. Kita dapat menggunakan beberapa dialektika. Pertama, kita dapat menggunakan dinamika individu- budaya untuk memeriksa masalah yang muncul ketika kita bertemu dengan orang-orang yang identitasnya tidak kita ketahui. Dalam interaksi komunikasi antar budaya, kesalahan identitas seringkali diperburuk dan dapat menimbulkan masalah komunikasi.Terkadang kami mengasumsikan pengetahuan tentang identitas orang lain berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok budaya tertentu. Saat kita melakukannya, kita mengabaikan aspek individu. 85 https://www.offset.com/search/toraja, https://www.survivalinternational.org/news/6380 https://www.nichetopsites.com/ugly-chinese-milf.html
  • 86. Intercultural communication in contexts , Judith Martin, Thomas Nakayama. — 5th ed. Referansi 86 https://id.quora.com/Dalam-hal-apa-saja-Indonesia-merupakan-yang-nomor-1-di-dunia
  • 88. MK. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Arni, S.Kom., M.I.Kom https://st2.depositphotos.com/4428871/7728/i/450/depositphotos_77280210-stock-photo-culture-shock.jpg Pertemuan Minggu ke 7 88
  • 89. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep gegar budaya, proses penyesuaiaan antar budaya dan strategi dalam menghadapi masalah gegar budaya. Indikator Sub CPMK Mahasiswa dapat menjelaskan konsep Unpacking Culture Shock, cara membangun pola penyesuaiaan antarbudaya, Reentry Culture Shock, dan Intercultural Reality Check: Do-Ables https://toppandigital.com/translation-blog/coping-culture-shock-five-stages/ 89
  • 90. GEGAR BUDAYA 1 Lundstedt (1963) mengatakan bahwa gegar budaya merupakan ketidakmampuan individu dalam menyesuaikan diri, yang merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru (Mulyana, 2005). https://iowalum.com/what-is-culture-shock/ 90
  • 91. Karakteristik Gegar Budaya https://stock.adobe.com/search?k=%22culture+shock%22&asset_id=109233661 Guncangan budaya meliputi (1) rasa kehilangan identitas dan deprivasi identitas berkenaan dengan nilai, status, profesi, teman, dan kepemilikan; (2) ketegangan identitas sebagai akibat dari upaya yang diperlukan untuk membuat adaptasi psikologis yang diperlukan; (3) penolakan identitas oleh anggota budaya baru; (4) kebingungan identitas, terutama mengenai ambiguitas peran dan ketidakpastian; dan (5) ketidakberdayaan identitas akibat tidak mampu menghadapi lingkungan baru (Furnham, 1988). 91
  • 92. Dampak Nagatif dan Positif Gegar Budaya https://dubeat.com/2020/07/dilli-ab-door-nahi-culture-shock-and-homesickness-in-du/ Negatif: Masalah psikosomatik (misalnya, sakit kepala, sakit perut) yang disebabkan oleh stres berkepanjangan; (2) gejolak afektif yang terdiri dari perasaan kesepian, isolasi, depresi, perubahan suasana hati yang drastis, dan kecanggungan interaksi yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk tampil secara optimal dalam bahasa baru; dan (3) kelelahan kognitif yang disebabkan oleh kesulitan dalam membuat atribusi yang akurat. Positif: Di sisi lain, Gegar budaya, jika dikelola secara efektif, dapat memiliki efek positif pada pendatang baru: peningkatan harga diri positif, kekayaan emosional dan peningkatan toleransi terhadap ambiguitas, kompetensi perilaku dalam interaksi sosial, kognitif. Keterbukaan, fleksibilitas, dan peningkatan optimisme tentang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sehari-hari. 92
  • 93. Faktor Yang Mendasari Gegar Budaya 1. Kognitif 2. Behavior 3. Fenomenologis 4. Sosio-Psikologis https://www.inlandtown.com/these-three-signs-might-tell-you-have-culture-shock-and-heres-what-to-do/ 93
  • 94. Tips Mengelolah Gegar Budaya https://dothegap.com/blog/en/what-is-culture-shock-and-how-could-a-cultural- exchange-help-ease-the-process/ Pendatang baru dapat mengelolah ancaman gegar budaya dengan: (1) meningkatkan motivasi belajar tentang budaya baru; (2) menjaga harapan agar tetap realistis dan meningkatkan keakraban mengenai beragam aspek budaya baru (3) meningkatkan kefasihan linguistik dan mempelajari mengapa, bagaimana, dan dalam situasi apa frasa atau gerakan tertentu sesuai, ditambah pemahaman nilai-nilai budaya inti yang terkait dengan perilaku tertentu; (4) toleransi terhadap ambiguitas dan atribut pribadi fleksibel lainnya; (5) mengembangkan ikatan kuat (teman dekat) dan ikatan lemah (perkenalan); dan (6) memperhatikan perilaku interpersonal dan menangguhkan evaluasi etnosentris dari budaya tuan rumah. 94
  • 95. PENYESUAIAN ANTAR BUDAYA: POLA PEMBANGUNAN 2 https://locationindependenttherapists.com/culture-shock-and-how-to-deal-with-it/ 1. Wisatawan wisatawan adalah pengunjung yang lama tinggalnya melebihi dua puluh empat jam di lokasi yang jauh dari rumah dan yang telah melakukan perjalanan untuk tujuan kesenangan liburan yang bersifat rekreasi dan sukarela 2. Pendatang Pendatang adalah penduduk sementara yang secara sukarela pergi ke luar negeri untuk jangka waktu tertentu yang biasanya terkait dengan tujuan berbasis tugas atau instrumental. 3. Pengungsi Warga negara yang dipaksa keluar dari asal negara 4. Imigran Warga negara asing yang datang ke negara tujuan/tuan rumah 95
  • 96. Model Kurva U Lysgaard (1955) Lysgaard (1955) mengembangkan model penyesuaian antarbudaya tiga fase yang mencakup: 1. penyesuaian awal/bulan madu, adalah fase optimis atau kegembiraan dari proses penyesuaian pendatang, 2. krisis, adalah fase stres, ketika kenyataan muncul dan pendatang diliputi oleh ketidakmampuan beradaptasi, 3. 3 penyesuaian kembali adalah fase menetap, ketika pendatang belajar untuk mengatasi secara efektif lingkungan barunya. 96
  • 97. Model W-Shape yang Direvisi a. Honeymoon stage b. Hostility stage c. Humorous stage d. In-sync stage e. Ambivalence stage f. Reentry culture shock stage g. Resocialization Stage 1. Honeymoon stage, individu merasa senang dengan lingkungan budaya baru mereka 2. Hostility stage, pendatang mengalami pergolakan emosional yang besar 3. Humorous stage, para pendatang belajar menertawakan kecerobohan budaya mereka dan mulai menyadari bahwa ada hal positif dan negative di setiap budaya—sama seperti ada orang baik dan jahat di setiap masyarakat, 4. In-sync stage, pendatang merasa "di rumah" dan mengalami keamanan dan inklusi identitas 5. Ambivalence stage, pendatang mengalami kesedihan, nostalgia, dan kebanggaan, dengan perasaan campur aduk antara lega dan sedih bahwa mereka akan pulang 6. Reentry culture shock stage, pendatang menghadapi kejutan yang tidak terduga, 7. Resocialization Stage, seseorang yang mengasimilasi diri mereka kembali ke peran dan perilaku lama mereka tanpa membuat banyak "gelombang" atau tampil berbeda dari rekan-rekan atau kolega mereka 97
  • 98. GEGAR BUDAYA MASUK KEMBALI 3 https://jurnalpalopo.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-43735754/ Fenomena reentry culture shock melibatkan penataan kembali identitas baru seseorang dengan lingkungan rumah yang dulu akrab. Setelah tinggal di luar negeri untuk jangka waktu yang lama, kejutan budaya masuk kembali tidak dapat dihindari. 98
  • 99. Kejutan Budaya Masuk Kembali: Elemen Mengejutkan https://workwide.de/archives/2018/04 / Menurut penelitian (misalnya, Chang, 2009; Osland, 1995), elemen mengejutkan yang sering tidak terduga yang mempengaruhi kejutan budaya masuk kembali meliputi: 1. Perubahan identitas pendatang 2. Nostalgia dan gambaran ideal dari budaya asal mereka; 3. Kesulitan pendatang dalam mengintegrasikan kembali diri mereka ke dalam jalur karir lama atau peran karir mereka karena lensa budaya baru mereka; 4. Kekecewaan pendatang dalam harapan mereka untuk menjalin hubungan dekat dengan anggota keluarga dan teman yang menjadi lebih jauh karena perpisahan yang lama; 5. Kurangnya minat keluarga dan teman-teman untuk mendengarkan kisah-kisah mereka; 6. Tuntutan budaya rumah akan kesesuaian dan harapan untuk kinerja seperti peran yang dulu; 7. Tidak adanya perubahan dalam budaya rumah atau terlalu banyak perubahan. 99
  • 100. Resosialisasi: Profil Pengungsi yang Kembali Berbeda Photo: Unsplash Adler (1997) mengidentifikasi 3 profiles dari returnee managers in relationship, yaitu: resocialized returnees, alienated returnees, dan proactive returnees. Resocialized returnees adalah mereka yang tidak menyadari telah mempelajari keterampilan baru dalam budaya baru. Alienated returnees adalah mereka yang sadar akan keterampilan dan gagasan baru dalam pengalaman mereka di luar negeri. Namun, mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan pengetahuan baru mereka di organisasi asal. proactive returnees adalah mereka yang menyadari perubahan dalam diri mereka sendiri dan nilai-nilai serta keterampilan baru yang telah mereka pelajari di luar negeri. 100
  • 101. INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES 3 https://fineartamerica.com/featured/cat-in-the-sun-jolina-anthony.html Secara keseluruhan, berikut adalah beberapa alat praktis untuk mengelola gegar budaya secara efektif: 1. Pendatang baru harus menyadari bahwa gegar budaya tidak dapat dihindari 2. Pendatang baru harus memahami bahwa gegar budaya muncul karena lingkungan yang tidak dikenal 3. Berusaha membangun pertemanan yang luas dengan anggota budaya tuan rumah dan belajar berkomunikasi dengan mereka dapat meningkatkan pengetahuan lokal. 4. Semakin banyak anggota budaya tuan rumah membantu dan semakin mereka berusaha untuk meningkatkan keakraban mereka dengan pendatang baru, semakin mereka dapat meningkatkan rasa aman dan inklusi 5. Guncangan budaya sebagian disebabkan oleh perasaan tidak kompeten yang kuat 6. Pendatang baru harus menyadari bahwa gegar budaya adalah fase afektif transisi dari stres yang surut dan mengalir dari intensitas tinggi ke rendah 101
  • 102. Intercultural communication in contexts , Judith Martin, Thomas Nakayama. — 5th ed. Referansi http://www.goodhairandbeautydiaries.co.za/ 102
  • 104. MK.KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Apa Hubungan Antara Komunikasi Verbal Dan Budaya? Perkuliahan Minggu ke 9 Arni, S.Kom., M.I.Kom https://www.hitchedmag.com/article.php?id=2627 104
  • 105. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah https://www.callcentrehelper.com/6-rules-for-mastering-the-art-of-conversation-115900.htm Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan antara komunikasi verbal dan budaya Indekator Sub-CPMK 1. Mahasiswa dapat menjelaskan fitur dan pola aturan Bahasa manusia yang berdeda 2. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagi fungsi Bahasa 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi gaya komunikasi verbal 105
  • 106. BAHASA MANUSIA: FITUR KHAS DAN POLA ATURAN https://www.freepik.com/premium-vector/ Bahasa adalah sistem simbolik yang arbitrer yang memberi label dan mengkategorikan objek, peristiwa, kelompok, orang, ide, perasaan, pengalaman, dan banyak fenomena lainnya. Bahasa juga diatur oleh aturan berlapis yang dikembangkan oleh anggota komunitas sosiokultural tertentu. Meskipun kesamaan luas ada di antara bahasa, variasi tetap ada dalam bunyi, simbol tertulis, tata bahasa, dan nuansa makna dari sekitar 6.700 varietas bahasa di seluruh budaya di seluruh dunia. 106
  • 107. Fitur Bahasa Khas https://rickconlow.com/communicate-difficult-conversations/ Arbitrariness adalah Bahasa manusia bersifat arbitrer dalam fonemik (yaitu, unit suara) dan representasi grafis (yaitu, alfabet atau karakter). Bahasa dipandang sebagai sistem simbolik yang arbitrer karena kata-kata yang dirangkai tidak memiliki makna bawaan. Keabstrakan adalah Bahasa, bagaimanapun, juga memungkinkan manusia untuk terlibat dalam pemikiran abstrak atau pemikiran hipotetis. Keterpusatan-Arti adalah Untuk memahami penggunaan bahasa asing budaya, kita harus memperoleh arti kamus kata dan arti subjektif dari kata atau frase. Kreativitas adalah Ada tiga elemen khas dalam fitur kreativitas linguistik: produktivitas, perpindahan, dan fitur metakomunikatif (Crystal, 2010). 107
  • 108. Beberapa Pola Aturan https://www.atlassian.com/blog/teamwork/how-to-navigate-diverse-communication-styles-at-work 5 pola aturan bahasa berikut di sini: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Aturan Fonologi suatu bahasa mengacu pada prosedur yang diterima berbeda untuk menggabungkan fonem. Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari suatu kata. Aturan Morfologi adalah mengacu pada bagaimana kombinasi suara yang berbeda membentuk kata atau bagian yang bermakna dari sebuah kata (misalnya, "lead" dan "er-ship" membentuk "lead-er-ship"; atau kata-kata seperti "caff-eine" dan "flow-er"). Syntactic Rules, suatu bahasa mengacu pada bagaimana kata- kata diurutkan bersama sesuai dengan praktik tata bahasa dari komunitas linguistik. Aturan Semantik adalah bahasa menyangkut fitur makna yang kita sematkan pada kata-kata. Kata-kata itu sendiri tidak memiliki arti yang jelas. Aturan Pragmatis, bahasa mengacu pada aturan kontekstual yang mengatur penggunaan bahasa dalam budaya tertentu. 108
  • 109. MENGHARGAI BERAGAM FUNGSI BAHASA https://novoresume.com/career-blog/communication-skills Orientasi nilai budaya mendorong penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi nilai budaya mendorong penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Budaya individualisme yang tinggi dalam komunikasi sehari-hari sering menggunakan kata-kata dan frasa seperti “I,” “me,” “my goal,” “my opinion,” “self-help,” dan“self-service”. Budayai kolektivisme dalam komunikasi sehari-hari sering menggunakan kata-kata/frasa seperti “our work team,” “our goal,” “our future together,” dan “we as a group”. 109
  • 110. Fungsi Pandangan Dunia Budaya https://www.trainerslibrary.org/seven-dimensions-of-culture/ Pandangan dunia mengacu pada pandangan filosofis kita yang lebih besar atau cara memandang dunia dan bagaimana pandangan ini, pada gilirannya, memengaruhi pola pikir dan penalaran kita. Pakar antarbudaya telah mengusulkan dua pandangan dunia yang membagi budaya Barat dan non-Barat: pandangan dunia linier dan pandangan dunia relasional (Stewart & Bennett, 2005). 110
  • 111. Fungsi Realitas Sosial Sehari-hari https://www.fluentu.com/blog/educator-english/esl-culture-questions/ Bahasa sehari-hari berfungsi sebagai prisma atau cermin di mana individu menekankan peristiwa "penting" versus "tidak penting" "menarik" versus "tidak menarik" dalam komunitas tutur budaya. Bahasa sehari-hari kita memiliki kategori berulang yang menangkap pengalaman sosial kita dan pada akhirnya membentuk ekspektasi budaya dan gender kita 111
  • 112. Fungsi Pembentuk Kognitif https://www.global-integration.com/virtual-teams-training/cross-cultural-training/ Bahasa juga berfungsi sebagai filter yang kuat antara apa yang kita pikirkan dan bagaimana pola berpikir kita dibentuk oleh struktur gramatikal sistem bahasa kita. BenjaminWhorf (1952, 1956), menggambar dari karya mentornya, Edward Sapir (1921), menguji hipotesis "bahasa adalah pembentuk ide". 112
  • 113. Fungsi Identitas Keanggotaan Grup https://www.communicationtheory.org/cultural-identity-theory/ Bahasa mewakili titik temu untuk membangkitkan sentimen kelompok dan identitas bersama. Bahasa melayani fungsi identitas budaya-etnis yang lebih besar karena merupakan lambang solidaritas kelompok. 113
  • 114. Fungsi Perubahan Sosial https://www.humanrightscareers.com/issues/what-is-social-change/ Sebagai makhluk sosial yang inovatif, kita adalah pencipta alat sosial bahasa manusia. Kita juga terkadang terjebak oleh kebiasaan sistem linguistik kita sendiri. 114
  • 115. GAYA KOMUNIKASI VERBAL: KERANGKA UMUM https://www.liquidplanner.com/blog/did-you-just-say-that-understanding-gender-specific-communication-styles/ Gaya komunikasi verbal adalah gaya yang biasa kita lakukan saat berkomunikasi dengan orang lain, seperti: gaya komunikasi yang berterus terang atau tidak, berbicara dengan suara yang pelan, berbicara dengan gaya cepat dll. Gaya komunikasi umumnya dipengaruhi oleh budaya 115
  • 116. Mendefinisikan Pola Interaksi Konteks Rendah dan Konteks Tinggi https://usahello.org/life-in-usa/culture/communication/#gref Hall (1976) menyatakan bahwa interaksi manusia, pada tingkat yang luas, dapat dibagi menjadi sistem komunikasi konteks rendah dan konteks tinggi. Dalam komunikasi konteks rendah, penekanannya adalah pada bagaimana maksud atau makna diungkapkan melalui pesan verbal yang eksplisit. Dalam komunikasi konteks tinggi, penekanannya adalah pada bagaimana maksud atau makna dapat disampaikan dengan baik melalui konteks yang tertanam (misalnya, peran atau posisi sosial, jenis hubungan, sejarah antarkelompok) dan saluran nonverbal (misalnya, jeda, keheningan, nada suara) dari pesan verbal. 116
  • 117. Gaya Verbal Langsung dan Tidak Langsung https://www.wikihow.com/Communicate-Well-With-People-from-Other-Cultures Gaya langsung dan tidak langsung berbeda dalam cara mengungkapkan maksud pembicara melalui nada suara dan keterusterangan isi pesan. Dalam gaya langsung, pernyataan cenderung mengungkapkan maksud pembicara dengan jelas dan diucapkan dengan nada suara yang terus terang. Dalam gaya tidak langsung, pernyataan cenderung menyamarkan maksud sebenarnya dari pembicara dan dilakukan dengan nada yang lebih lembut. 117
  • 118. Gaya Verbal Peningkatan Diri dan Merendahkan Diri https://www.edutopia.org/article/teaching-students-how-have-meaningful-conversations Gaya peningkatan diri menekankan pentingnya menarik perhatian atau melebih- lebihkan kredensial seseorang, prestasi luar biasa, dan kemampuan khusus. Gaya merendahkan diri, di sisi lain, menekankan pentingnya meremehkan diri sendiri melalui pembicaraan sederhana, menahan diri, ragu- ragu, dan penggunaan pesan penghinaan diri mengenai kinerja atau usaha seseorang. 118
  • 119. Keyakinan yang Diekspresikan dalam Bicara dan Keheningan https://www.rw-3.com/blog/cultural-implications-of-silence Hall (1983) mengklaim bahwa keheningan, atau ma, berfungsi sebagai alat komunikasi penting dalam banyak pola komunikasi penduduk asli Amerika dan Asia. Ma lebih dari sekadar berhenti di antara kata-kata; alih-alih, ini seperti titik koma yang mencerminkan jeda batin dari pikiran pembicara. 119
  • 120. PEMERIKSAAN REALITAS ANTARBUDAYA: DO-ABLES https://www.internations.org/guide/global/cross-cultural-training-for-business-15380 Untuk menjadi komunikator verbal yang fleksibel, coba praktikkan panduan berikut: 1. Memahami budaya bahasa. Pahami secara mendasar ciri-ciri budaya bahasa yang akan Anda temui. 2. Praktek pelacakan verbal. Perhatikan baik-baik makna isi pesan. Ingatlah bahwa setiap orang berbicara dengan aksen. 3. Latih kesabaran verbal. Gunakan empati dan kesabaran verbal untuk penutur asing dari budaya yang berbeda. 4. Perhatikan nada suara nonverbal. 5. Gunakan beberapa mode presentasi. Gunakan pernyataan ulang visual, seperti gambar, grafik, gerakan, atau ringkasan tertulis, untuk memperkuat poin Anda. 6. Menguasai aturan pragmatis budaya. 120
  • 121. https://junipereducation.org/blog/i-hate-reading-what-makes-a-reader-reluctant/ Referansi Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed. Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan 121
  • 123. https://www.fideliotranslations.com/en/nonverbal-communication-russian-culture KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Pertemuan Minggu ke Sepuluh APA BERBEDA CARA BERKOMUNIKASI NONVERBAL LUAR BUDAYA? Arni, S.Kom., M.I.Kom 123
  • 124. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep komunikasi nonverbal lintas budaya Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak komunikasi nonverbal 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk bentuk komunikasi nonverbal 3. Mahasiswa dapat menjelaskan batasan aturan https://id.pinterest.com/pin/699535754612409754/ 124
  • 125. DAMPAK KOMUNIKASI NONVERBAL https://www.humanresourcemag.com/news/817/tips-for-understanding-nonverbal-communication Banyak ahli nonverbal memperkirakan bahwa dalam setiap pertemuan, sekitar 65 persen makna pesan disimpulkan melalui saluran nonverbal (Burgoon, Guerrero, & Floyd, 2010 Pesan nonverbal sering kali merupakan sarana utama untuk menunjukkan emosi kita, sikap kita, dan sifat hubungan kita dengan orang lain. Pesan-pesan ini bisa disengaja atau disengaja, cepat dibaca, atau lupa maknanya. 125
  • 126. Memahami Komunikasi Nonverbal https://www.primevideo.com/detail/Understanding-Nonverbal-Communication/0ND9OID6BOVLVGYXD66CIJ6345 Komunikasi nonverbal didefinisikan sebagai proses pertukaran pesan yang melibatkan penggunaan isyarat nonlinguistik dan paralinguistik yang diekspresikan melalui berbagai saluran komunikasi dalam pengaturan sosiokultural tertentu. Intinya, komunikasi nonverbal melampaui kata-kata lisan atau tertulis (Hickson, Stacks, & Moore, 2004). 126
  • 127. Satu Kode, Interpretasi yangTakTerhitung Isyarat nonverbal yang sama dapat berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda dalam budaya, misalnya, tanda jempol artinya baik-baik saja atau "OK" di Amerika Serikat dan Inggris tetapi dapat menandakan makna kutukan di Thailand dan makna yang benar-benar menghina di Afghanistan, Iran, Nigeria, dan sebagian Italia dan Yunani 127
  • 128. PerbandinganVerbal dan Nonverbal https://www.communicationtheory.org/non-verbal-communication/ Pesan verbal menekankan makna isi, pesan nonverbal menekankan makna analogis atau relasional melalui nada suara atau isyarat ekspresif tubuh lainnya. Penggunaan pesan verbal bisa sangat strategis, penggunaan perilaku nonverbal bisa disengaja (misalnya, dengan pakaian yang kita kenakan dan bagaimana kita ingin menampilkan diri) dan tidak disengaja, seperti yang ditafsirkan oleh penerima. Isyarat nonverbal dapat digunakan secara mandiri atau bersama-sama dengan pesan verbal. 128
  • 129. BENTUK KOMUNIKASI NONVERBAL https://www.rw-3.com/blog/cross-cultural-awareness-communication-culture Ada tujuh bentuk komunikasi nonverbal yang berbeda: penampilan fisik, parabahasa (isyarat vokal), ekspresi wajah, kinesik (gerakan tubuh), haptics (sentuhan), oculesics (kontak mata), dan proxemics (ruang). 129
  • 130. https://2012books.lardbucket.org/books/a-primer-on-communication-studies/s02-01-perception-process.html Penampilan fisik Penampilan fisik meliputi tipe tubuh, tinggi badan, berat badan, rambut, dan warna kulit. Penampilan kami, seperti pakaian dan artefak berfungsi sebagai penanda identitas unik atau subkultur kita. Artefak adalah ornamen atau perhiasan yang kita gunakan untuk berkomunikasi, seperti perhiasan, sepatu, kacamata, sarung tangan, cat kuku, tato, lidah, tindik di wajah, dan tubuh, serta lukisan wajah mengomunikasikan usia, keanggotaan kelompok, status dan kelas sosial ekonomi, kepribadian, dan jenis kelamin kita. 130
  • 131. https://www.thoughtco.com/paralinguistics-paralanguage-term-1691568 Parabahasa Parabahasa adalah suara dan nada yang kita gunakan dalam percakapan dan perilaku bicara yang menyertai pesan. Sederhananya, Parabahasa adalah bagaimana sesuatu dikatakan, bukan apa yang dikatakan. Aspek fitur paralinguistik mencakup berbagai kualitas suara, seperti berikut: Aksen, Rentang nada, Intensitas nada, Volume, Artikulasi, dan Rate. 131
  • 132. https://www.businesstopia.net/communication/non-verbal-communication-different-cultures Ekspresi wajah Kinesik adalah studi tentang postur, gerakan tubuh, gerak tubuh, dan ekspresi wajah.Wajah mampu menghasilkan sekitar 250.000 ekspresi berbeda. Peneliti nonverbal umumnya setuju bahwa ada universalitas relatif dalam decoding ekspresi wajah dasar (Matsumoto, Olide, Schug,Willingham, & Callan, 2009). 132
  • 133. 1 2 3 4 5 6 (1) anger; (2) surprise; (3) fear; (4) happiness; (5) disgust; (6) sadness. Missing: interest. 133
  • 134. https://www.researchgate.net/figure/Body-language-includes-different-types-of-nonverbal-indicators-such-as-facial_fig3_322674507 Gestures Gestur adalah bentuk komunikasi nonverbal yang spesifik secara budaya dan signifikan. Empat kategori dasar gerakan tangan dan gerakan tubuh (Ekman & Friesen, 1975) yaitu: emblem, ilustrator, regulator, dan adaptor. Emblem adalah isyarat yang menggantikan kata dan frasa. Ilustrator adalah gerakan tangan nonverbal yang kita gunakan bersama dengan pesan lisan Regulator adalah perilaku nonverbal yang kita gunakan dalam percakapan untuk mengontrol, mempertahankan, atau "mengatur" kecepatan dan alur percakapan. Adaptor adalah kebiasaan atau gerak tubuh yang memenuhi beberapa jenis kebutuhan psikologis atau fisik. 134
  • 135. 1 2 3 4 5 6 7 (1) U.S. peace; (2) Asian swear; (3) Hawaiian hang loose; (4)Texan hook ‘em horns; (5) American Sign Language love; (6) OK gesture; (7)Thumbs up. 135
  • 136. https://www.communicationtheory.org/haptic-communication/ Haptik Fungsi nonverbal haptics memeriksa persepsi dan makna dari perilaku sentuhan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku sentuhan digunakan untuk memenuhi lima fungsi komunikatif: sebagai ritual salam, untuk mengekspresikan kasih sayang, untuk bermain-main, memiliki perilaku mengendalikan, dan memiliki fungsi yang berhubungan dengan tugas (Andersen, 2007). 136
  • 137. BOUNDARY REGULATIONS https://www.verywellmind.com/understanding-the-covert-narcissist-4584587 Ruang dan waktu adalah masalah regulasi batas. Sebagai manusia, kita adalah hewan territorial. Menandai wilayah kita lebih berkaitan dengan kepemilikan psikologis daripada kepemilikan fisik. Ini adalah perasaan yang kita miliki untuk memiliki tempat tertentu. 137
  • 138. Mengatur Batas Interpersonal https://www.sheknows.com/health-and-wellness/articles/2416323/pandemic-life-setting-boundaries/ Good Studio/AdobeStock Ashley Britton/SheKnows EdwardT. Hall adalah salah satu antropolog pertama yang menulis secara ekstensif tentang bagaimana kita “menandai” dan mendefinisikan wilayah kita. Mengatur batas interpesonal adalah studi tentang proxemics. Proxemics adalah studi tentang ruang antara orang, kontak fisik, dan kecemasan batin yang kita miliki ketika orang melanggar ruang kita. Di Amerika Serikat, menurut Hall, kami memiliki empat zona spasial: intim, pribadi, sosial, dan publik (Hall, 1959, 1966). 138
  • 139. Batas Lingkungan https://www.scientificamerican.com/article/covid-expanded-the-boundaries-of-personal-space-maybe-for-good1/ Batas lingkungan didefinisikan sebagai rasa ruang dan keterikatan emosional yang diklaim yang kita bagi dengan orang lain di komunitas kita. Konsep wilayah dan identitas saling berhubungan karena kita biasanya menginvestasikan waktu, tenaga, emosi, dan harga diri di tempat- tempat yang kita klaim sebagai wilayah utama kita. 139
  • 140. Batas Psikologis https://psychologyconquers.com/how-to-set-boundaries/ Ruang intrapersonal mengacu pada kebutuhan privasi informasi atau keheningan psikologis antara diri sendiri dan orang lain. Regulasi privasi menjadi perhatian utama di banyak lingkungan sosial Barat, masalah ini mungkin tidak dianggap penting dalam budaya berorientasi kolektif, konsep privasi ditafsirkan sebagai menyinggung di banyak budaya kolektif 140
  • 141. Mengatur Waktu https://www.pentasia.com/blog/2022/05/new-job-healthy-boundaries-how-to-start-right?source=google.com Regulasi temporal didefinisikan sebagai sikap yang kita miliki tentang waktu. Studi tentang waktu dikenal sebagai studi kronemik. Chronemics menyangkut bagaimana orang-orang dalam budaya yang berbeda menyusun, menafsirkan, dan memahami dimensi waktu. 141
  • 142. INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES https://www.businesstopia.net/communication/non-verbal-communication-different-cultures Poin nonverbal untuk dipertimbangkan dalam berkomunikasi lintas budaya: 1. Bersikaplah fleksibel saat Anda mengamati dan mengidentifikasi aturan tampilan nonverbal. 2. Masuk lebih dalam: makna dan harapan yang berbeda dari norma dan aturan nonverbal lebih dari apa yang dilihat seseorang, 3. Ppa yang dikatakan seseorang tidak sepenting bagaimana dikatakan. 4. Sebagai komunikator nonverbal yang fleksibel, ekspresikan emosi dan sikap yang sesuai dengan tingkat kenyamanan Anda tetapi, pada saat yang sama, adaptif dan peka terhadap aturan tampilan nonverbal yang sesuai dalam situasi tertentu dan dalam komunitas budaya tertentu. 5. Karena perilaku nonverbal seringkali sangat ambigu dan bergantung pada situasi, belajarlah untuk tidak terlalu menghakimi dan lebih tentatif dalam menafsirkan sinyal nonverbal orang lain yang tidak dikenal. 142
  • 143. Referansi Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed. Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan https://www.bbc.com/future/article/20220228-the-best-age-for-learning-to-read 143
  • 145. https://www.hollywoodreporter.com/news/music-news/beyonce-super-bowl-halftime-show-406745/ Pertemuan Minggu ke 11 MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Budaya Populer dan Komunikasi Antarbudaya Arni, S.Kom., M.I.Kom Beyonce 145
  • 146. Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/people-managers/pages/goals-for-new-year-.aspx Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep budaya popular dan komunikasi antar budaya Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa mengetahui cara belajar budaya tanpa pengalaman pribadi 2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa seseorang mengkomsumsi dan melawan budaya populer 3. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana kelompok budaya digambarkan melalui lensa budaya popular 4. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara kekuatan dan dinamika budaya populer 146
  • 147. BELAJAR TENTANG BUDAYA TANPA PENGALAMAN PRIBADI Banyak dari apa yang kita ketahui mungkin berasal dari budaya populer—pengalaman media film, televisi, musik, video, buku, dan majalah yang sebagian besar dari kita ketahui dan bagikan. Bagaimana pengalaman ini mempengaruhi komunikasi antarbudaya? https://www.vox.com/culture/2018/2/16/16915672/what-is-kpop-history-explained 147
  • 148. The Power of Popular Culture https://www.amazon.ca/Abbey-Road-180g-Vinyl-LP/dp/B0041KVZ1I "Budaya populer mewakili denominator umum, sesuatu yang melintasi sebagian besar hambatan ekonomi, sosial dan pendidikan." - Edward Jay Whetmore 148
  • 149. What Is Popular Culture? Budaya populer mengacu pada sistem atau artefak yang dimiliki sebagian besar orang dan diketahui oleh kebanyakan orang“. Menurut definisi ini, televisi, video musik, YouTube, Disney, iklan, sinetron, dan majalah populer adalah sistem budaya populer. Sedangkan, simfoni dan balet tidak bukann bagian dari budaya populer karena kebanyakan orang tidak dapat mengidentifikasi banyak tentang hal tersebut kecuali mereka telah mempelajarinya. Definis lain dari budaya popular adalah Sebuah nama baru untuk budaya rendah, mengacu pada produk budaya yang dimiliki dan diketahui oleh kebanyakan orang, termasuk televisi, musik, video, dan majalah populer. The Simpsons (Fox via IMDb) 149
  • 150. CONSUMING AND RESISTING POPULAR CULTURE Consuming Popular Culture Model encoding/decoding Stuart Hall (1980) menempatkan “makna” pada beberapa tahap dalam proses komunikasi, sehingga tidak pernah tetap tetapi selalu dikonstruksi dalam berbagai konteks. Dalam modelnya, Hall menempatkan encoding —atau konstruksi makna tekstual oleh institusi budaya populer—dalam konteks sosial tertentu. Decoding— penafsiran makna teks oleh penerima—dilakukan oleh berbagai audiens dalam konteks sosial yang berbeda, yang anggotanya memiliki kepentingan berbeda yang dipertaruhkan. Dengan cara ini, makna dari berbagai teks budaya populer dapat dilihat sebagai dinegosiasikan selama proses komunikasi. “Makna sebenarnya” dari teks budaya populer tidak bisa begitu saja ditemukan baik di pengirim maupun penerima. Encoding Decoding Production of meaning I Social context Production of meaning II Social context Meaningful discourse Model encoding/decoding Stuart Hall. Coba gunakan model ini untuk mendiskusikan bagaimana orang yang berbeda mungkin sampai pada interpretasi yang berbeda dari acaraTV favorit Anda 150
  • 151. Resisting Popular Culture https://dubeat.com/2020/09/popular-culture-and-its-toxic-approach/ Terkadang orang secara aktif mencari teks budaya populer tertentu untuk dikonsumsi; di lain waktu mereka menolak teks-teks budaya. Perlawanan terhadap budaya populer juga dapat dikaitkan dengan peran sosial. Budaya populer memainkan peran yang kuat dalam cara kita berpikir dan memahami kelompok lain. 151
  • 152. Orang sering kali diperkenalkan dengan budaya lain melalui lensa budaya populer. kita juga harus memikirkan bagaimana kelompok budaya ini digambarkan melalui lensa budaya populer itu.Tidak semua orang melihat penggambaran dengan cara yang sama. Studi ilmu sosial tentang liputan televisi tentang tindakan afirmatif dan orang Afrika- Amerika, peneliti komunikasi AlexisTan,Yuki Fujioka, dan GerdeanTan (2000) Mary Beth Oliver dan rekan-rekannya (2004) memeriksa ingatan pembaca berita tentang fitur wajah rasial orang-orang dalam berita REPRESENTING CULTURAL GROUPS https://www.spiralytics.com/blog/boost-relevance-with-pop-culture/ 152
  • 153. Citra budaya populer seringkali lebih berpengaruh dalam membangun cara-cara tertentu untuk memahami kelompok budaya lain daripada kita sendiri. Katz dan Liebes menemukan bahwa orang Amerika AS di Los Angeles jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menganggap Dallas sebagai gambaran kehidupan di Amerika Serikat. Sebaliknya, orang Israel, Arab, dan imigran lebih cenderung percaya bahwa acara televisi ini memang tentang kehidupan di Amerika Serikat. Persepsi Migran tentang Budaya Arus Utama https://www.imdb.com/title/tt0108778/ 153
  • 154. Budaya Populer dan Stereotip Dengan cara apa ketergantungan pada budaya populer menciptakan dan memperkuat stereotip budaya yang berbeda? Pengetahuan kita tentang tempat lain, bahkan tempat yang pernah kita kunjungi, sebagian besar dipengaruhi oleh budaya populer. Bagi orang-orang yang tidak bepergian dan yang berinteraksi dalam lingkungan sosial yang relatif homogen, dampak budaya populer mungkin lebih besar. https://www.e-ir.info/2015/05/05/on-captain-america-and-doing-popular-culture-in-the-social-sciences/ 154
  • 155. U.S. POPULAR CULTURE AND POWER sebagian besar budaya populer yang beredar secara internasional adalah budaya populer AS. Film buatan AS, misalnya, didistribusikan secara luas oleh industri yang didukung oleh sumber daya keuangan yang cukup besar. Banyak media AS lainnya tersedia secara luas di luar Amerika Serikat, termasuk televisi dan surat kabar. Misalnya, MTV dan CNN secara internasional. Tidak semua budaya populer berasal dari Amerika Serikat. Misalnya, James Bond adalah fenomena Inggris, tetapi karakter terkenalnya telah diekspor ke Amerika Serikat. Fenomena budaya populerWave ( Hallyu) telah “menjadi seruan di Korea atas keberhasilan yang dirasakan industri budayanya di Asia” (J. Kim, 2007, hlm. 48). https://www.qureta.com/post/konsep-pop-culture-dalam-hegemoni-gramsci 155
  • 156. Imprealisme budaya adalah Dominasi atau kontrol melalui media. Dominasi atau eksploitasi memanfaatkan bentuk- bentuk teknologi. Dominasi dilakukan melalui penyebaran produk budaya. Dalam surveinya tentang perdebatan imperialisme budaya, sarjana JohnTomlinson (1991) mengidentifikasi lima cara berpikir tentang imperialisme budaya: (1) sebagai dominasi budaya, (2) sebagai imperialisme media, (3) sebagai wacana nasionalis, (4) sebagai kritik terhadap kapitalisme global, dan (5) sebagai Sementara televisi, sebagai cermin, terkadang mencerminkan beberapa budaya Pantai Gading, yang terakhir diharapkan untuk menyetujui budaya nasional tunggal dalam citra Partai, yang juga identik dengan citra budaya Barat. . . . Prioritas budaya adalah keterbukaan demi modernisasi dalam pencarian identitas nasional Pantai Gading. (Tanah, 1992, hlm. 25)kritik terhadap modernitas (hlm. 19-23). Imperialisme Budaya https://www.vox.com/2015/12/29/10683812/2015-pop-culture-timeline 156
  • 157. Referansi Intercultural communication in contexts , Judith Martin, Thomas Nakayama. — 5th ed. Artikel yang relevan dengan materi yang dibahas https://unsplash.com/photos/AmqMRgODit8 157
  • 159. Pertemuan Minggu ke 12 MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ApaYang Menyebabkan Kita Memiliki Bias Terhadap Outgroups? Arni, S.Kom., M.I.Kom https://ethicsunwrapped.utexas.edu/glossary/in-groupout-group 159
  • 160. Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep apa yang menyebabkan komunikator memiliki bias terhadap outgroups? Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa dapat menjelaskan persepsi manusia terhadap outgroups 2. Mahasiswa dapat menjelaskan bias antar kelompok yang disebabkan etnosentrisme dan stereotip 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi batasan keanggotaan ingroup- outgroups 4. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep Prasangka, diskriminasi, dan rasisme pada outgroup Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/people-managers/pages/goals-for-new-year-.aspx 160
  • 161. Kecenderungan Persepsi Manusia: Suatu Prinsip Umum Pandangan kita tentang dunia dan informasi yang kita serap terjadi melalui proses penyaringan yang kompleks. Filter kognitif (mental) dan afektif (emosi) berfungsi sebagai satu set kacamata tak terlihat yang kita pakai untuk menafsirkan dan mengevaluasi perilaku antarbudaya orang asing. Persepsi manusia adalah proses memilih isyarat dengan cepat dari lingkungan, mengorganisasikannya ke dalam pola yang koheren dan memberi label pada pola tersebut, dan menafsirkan pola itu sesuai dengan harapan kita. https://www.optimisticlearner.com/ingroup-vs-outgroup/ 161
  • 162. Perhatian yang selektif https://www.mentalup.co/blog/selective-attention https://www.verywellmind.com/what-is-selective-attention-2795022 Dalam proses perhatian selektif, kita mengambil isyarat dengan cepat dari lanskap budaya kita. Dalam lingkungan yang tidak dikenal, kita cenderung untuk lebih memperhatikan isyarat yang cocok dengan identitas kita yang menonjol (misalnya, kelompok usia yang sama), isyarat yang berbeda dari kelompok (misalnya, warna kulit yang berbeda), dan isyarat yang memnuhi harapan interaksi atau tujuan kita (misalnya, ritual salam berjabat tangan) 162
  • 163. Menyeleksi Organisasi dan Melabeli Kami telah belajar dari sosialisasi budaya/etnis kami untuk mengatur persepsi kami dengan mengelompokkan objek, orang, atau hal serupa dan memberi label dengan simbol atau nama. Bagaimana Kita memilih untuk mengatur persepsi Kita dan "menamai" persepsi Kita bergantung pada identitas, nilai, sikap, label bahasa, dan konteks Kita. Sumber Gambar: Social Science LibreTexts 163
  • 164. Interpretasi Selektif o Interpretasi memungkinkan kita untuk melampirkan makna pada data yang kita terima, dan ini termasuk harapan kita. Harapan melibatkan apa yang kita antisipasi dan prediksi tentang bagaimana orang lain akan berkomunikasi dengan kita selama interaksi. o Harapan adalah filter persepsi kita tentang orang lain. o Ketiga filter persepsi (perhatian selektif, organisasi selektif, dan interpretasi selektif) bertindak sebagai hambatan utama untuk komunikasi antar budaya yang efektif. https://www.chegg.com/writing/guides/research/control-group-in-science/ 164
  • 165. FILTER ANTAR KELOMPOK BIAS: ETNOSENTRISME DAN STEREOTIPE Etnosentrisme dan Komunikasi o Etnosentrisme berasal dari dua kataYunani dan dapat dipecah menjadi komponen-komponennya. Etno mengacu pada "kelompok etnis atau budaya sendiri," dan sentrisme berarti bahwa "kelompoknya sendiri harus dipandang sebagai pusat dunia.“ o Etnosentrisme memiliki cara yang memungkinkan kita untuk fokus secara khusus pada peristiwa yang lebih penting di tanah kita daripada sepuluh ribu mil jauhnya. o Etnosentrisme adalah mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melihat budaya kita lebih unggul dari budaya lain dan dengan demikian kita menganggap cara hidup kita sebagai yang paling masuk akal dan tepat. https://www.anthromania.com/2021/07/06/ethnocentrism-and-cultural-relativism-is-everyone-the-same-as-you/ https://opensea.io/assets/matic/ 165
  • 166. Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) dari J. Bennett dan M. Bennett (2004). Penyangkalan Pertahanan Minimalisasi Integrasi Adaptasi Penerimaan Pengalaman perbedaan Pengembangan kepekaan antarbudaya Negara etnosentris Negara etnorelatif 166
  • 167. Stereotip dan Komunikasi Stereotip adalah gambaran berlebihan yang kita buat tentang sekelompok orang berdasarkan keyakinan dan harapan kita yang tidak fleksibel tentang karakteristik atau perilaku kelompok (Lippman, 1936; Stephan & Stephan, 1992, 1996). Stereotip adalah generalisasi berlebihan terhadap sekelompok orang tanpa ada upaya untuk memahami variasi individu. Isi stereotip dapat menyampaikan informasi positif dan negatif (misalnya, "Orang Asia pandai matematika" atau "Orang Padang Pelit"). https://www.npr.org/2012/07/12/156664337/stereotype-threat-why-women-quit-science-jobs 167
  • 168. A Two-Dimensional Stereotype Content Model dari Cuddy et al. (2009 Note: HW-LC = high warmth–low competence; LW-HC = low warmth–high competence; LLW-HHC = lowest warmth–highest competence 168
  • 169. Citra media membentuk cara kita memandang orang lain yang berbeda dari kelompok budaya-etnis yang berbeda. Akibatnya, kami mengasosiasikan stereotip yang berbeda sebagai "tipe karakter" atau sebagai kelompok etnis tertentu yang mewakili gambar terkait (Mastro, Behm-Morawitz, & Kopacz, 2008). Tidak dapat dihindari bahwa semua individu stereotip. Kunci untuk menangani masalah secara efektif adalah belajar membedakan antara stereotip yang tidak fleksibel dan stereotip yang fleksibel. Stereotip: Kami Adalah Apa yang Kami Tonton https://mobile.twitter.com/stereotypes_nft Inflexible stereotyping Flexible stereotyping Automatic-pilot reaction Mindful of categorization Rigid categories Open-ended categories Premature closure First best-guesses Polarized evaluations Loose interpretations Information distortion Information openness Unwilling to change categories Willingness to change categories TABLE INFLEXIBLE/MINDLESS VERSUS FLEXIBLE/MINDFUL STEREOTYPING 169
  • 170. MENANDAI BATASAN KEANGGOTAAN OUTGROUP–OUTGROUP Kami versus Mereka Teori identitas sosial adalah studi tentang keanggotaan ingroup dan outgroup, khususnya bagaimana keterikatan emosional Kita dengan kelompok sosial memainkan peran kunci dalam pembentukan identitas sosial dan pribadi Kita. Anggota ingroup adalah orang-orang dengan siapa Kita merasa terhubung, seperti anggota keluarga dan teman dekat, sedangkan anggota outgroup adalah mereka dari siapa Kita merasa terpisah secara emosional dan psikologis, seperti orang asing atau kelompok agama yang berlawanan (Pettigrew, 1978; Pettigrew & Tropp, 2008). ;Phoenix, 2010). Ketika in-group dan outgroup berkomunikasi satu sama lain, komunikasi antarkelompok terjadi. Komunikasi antarkelompok terjadi setiap kali individu yang tergabung dalam satu kelompok berinteraksi, secara kolektif atau individual, dengan kelompok lain atau anggotanya dalam hal identifikasi ingroup mereka (Sherif, 1966). https://theschurething.wordpress.com/2013/08/27/5-ways-to-overcome-us-vs-them/ 170
  • 171. Perjuangan Keanggotaan Grup Keanggotaan dalam ingroup adalah masalah derajat dan variasi. Jika norma, nilai, dan hubungan sosial dalam suatu kelompok mempengaruhi pola komunikasi anggota kelompok, pengaruh kelompok pada satu individu tertentu harus bergantung pada sejauh mana seseorang berbagi norma (Kim, 1988, 2000). Penerimaan ke ingroup dan penerimaan oleh ingroup, atas dasar norma dan nilai bersama, saling terkait: semakin banyak individu bergaul dengan ingroup, semakin besar konformitas yang diharapkan dan diperkuat. Meskipun ingroup kita menawarkan kita rasa memiliki dan keamanan, mereka juga memiliki kekuatan untuk menolak kita. https://thedecisionlab.com/biases/in-group-bias 171
  • 172. Bias Atribusi Antarkelompok Salah satu hasil interaksi dengan anggota outgroup adalah atribusi antarkelompok. Proses atribusi antarkelompok membantu kita memahami pertemuan kita dengan memungkinkan kita untuk menafsirkan dan mengevaluasi perilaku anggota kelompok luar (Dovidio, Hewstone, Glick, & Esses, 2010a, 2010b). Setiap hari, kami mencoba mencari tahu mengapa orang berperilaku seperti itu. Jika ekspektasi mengacu pada antisipasi kita tentang apa yang akan terjadi dalam interaksi tertentu, atribusi adalah penjelasannya—makna mengapa orang berperilaku seperti itu. Atribusi Disposisional Positif Atribusi situasional Atribusi situasional Atribusi Disposisional Negatif Ingroup Outgrou Attribution process Positive event Negative event Perbedaan Atribusi Ingroup dan Outgroup https://americanmind.org/salvo/the-woke-islamist-axis-against-free-speech/ https://scroll.in/article/810589/why-bad-news-for-one-muslim-american-is-bad-news-for-all-muslims 172
  • 173. SHATTERED LENS: PRAJUDI, DISKRIMINASI, DAN RASISME https://www.researchprofessionalnews.com/rr-news-europe-germany-2022-4-cologne-appoints-anti-racism-representative/ https://www.learningforjustice.org/magazine/fall-2015/extreme-prejudice Istilah prasangka umumnya menggambarkan perasaan dan kecenderungan individu terhadap anggota kelompok luar dalam arah yang merendahkan atau negatif. Namun, prasangka sebenarnya dapat merujuk pada kecenderungan dan perasaan negatif atau positif tentang anggota kelompok. Asalan orang beprasangka: 1. Pola pikir berprasangka bertindak sebagai mekanisme pertahanan ego, bertindak sebagai perisai untuk melindungi ego kita yang rapuh. 2. Di dunia kita yang kacau, kita membutuhkan keteraturan. 3. Tidak memiliki pengetahuan budaya yang akurat. Fungsi prasangka ini memungkinkan kita untuk memahami sifat dari sikap bermusuhan dan bias terhadap anggota outgroup Prejudice: Multiple Explanations and Functions 173
  • 174. Prejudiced Remarks or Innocent Jokes? Perilaku berprasangka memiliki banyak bentuk. Salah satu aspek termasuk komentar atau ucapan "innocent" atau lelucon yang bias. Mari kita pikirkan pertanyaan ini sejenak: Apakah ucapan innocent atau lelucon bias yang ditujukan pada individu atau kelompok etnis membuat itu dapat ditoleransi atau diterima? Pertanyaannya berikutnya: Di mana kita menarik garis? Kapan lelucon etnis hanya lelucon, bentuk prasangka, atau komentar rasis (lihat Gambar)? Apakah “boleh” melihatnya sebagai lelucon jika humor itu datang langsung dari ingroup kita? Renungkan beberapa lelucon terbaru yang Kita terima secara online atau melalui teman. Berapa banyak yang didasarkan pada stereotip antarkelompok atau beberapa bentuk prasangka? Keterangan Gambar:Tempat garam dan merica dijual di toko Eropa. Apakah Anda akan membelinya? 174
  • 175. Four Discriminatory Practices Menurut Feagin dan Feagin (2011), ada empat tipe dasar praktik diskriminasi dalam masyarakat: (1) isolate discrimination; (2) small-group discrimination; (3) direct institutional discrimination; and (4) indirect institutional discrimination. 1. Perilaku diskriminatif ini terjadi secara individual. Mulai dari penggunaan hinaan rasis hingga tindakan fisik yang keras 2. Ketika sekelompok individu dari ingroup terlibat dalam tindakan bermusuhan dan kasar terhadap anggota outgroup, ini dikenal sebagai diskriminasi kelompok kecil. 3. Jika ada dukungan terhadap diskriminasi yang ditentukan oleh komunitas, kita dapat menyebutnya sebagai diskriminasi institusional langsung. Praktik semacam itu bukanlah insiden yang terisolasi tetapi dilakukan secara rutin oleh sejumlah besar individu yang dilindungi oleh hukum dari komunitas skala besar. 4. Diskriminasi institusional tidak langsung adalah praktik luas yang secara tidak langsung mempengaruhi anggota kelompok tanpa disengaja. https://drcherrycoaching.com/how-to-approach-discriminatory-complaints-as-a-victim-or-as-a-manager/ 175
  • 176. DifferentTypes of Racism Efek langsung dari diskriminasi dan praktiknya adalah rasisme. Rasisme dapat diringkas dengan tiga prinsip berikut: o Perasaan superioritas berdasarkan perbedaan biologis atau ras, atau keduanya, o Preferensi dan solidaritas ingroup yang kuat; penolakan terhadap kelompok luar yang menyimpang dari kebiasaan dan kepercayaan kelompok dalam, dan o Sebuah doktrin yang memberikan keuntungan khusus bagi mereka yang berkuasa (Jones, 1997, hal. 373). Racial Profiling Undang-Undang tentang ras dan etnis di Indonesia diatur dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 40Tahun 2008. Tentang menghapuskan diskriminasi Ras dan Etnis 176
  • 177. Perpetuating Stereotypic Images Rasisme ditampilkan sebagai “fenomena top-down” (Jones, 1997). Hal ini terjadi ketika anggota kelompok mayoritas mempresentasikan kelompok mereka secara positif dan minoritas dalam cahaya negatif. Seluruh proses ini dikemas dalam istilah "melindungi citra kelompok mayoritas tentang keadilan dan objektivitas, sambil membuat komentar yang meremehkan atau merendahkan tentang kelompok lain" (Jones, 1997, hlm. 385). Hate Crimes Kejahatan kebencian biasanya dimotivasi oleh permusuhan terhadap korban sebagai anggota suatu kelompok (misalnya, atas dasar etnis/ras, kecacatan, usia, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual). Kejahatan ini dapat mencakup tindakan seperti penyerangan fisik, penyerangan dengan senjata, pelecehan, vandalisme, perampokan, pemerkosaan, pelecehan verbal, penyerangan terhadap rumah atau tempat ibadah orang, dan bahkan pembunuhan Bullying, termasuk cyberbullying, dapat dikaitkan dengan kejahatan kebencian. 177
  • 178. Mulailah dengan jujur pada diri sendiri.. Tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang menyebabkan saya bereaksi seperti ini?” "Di mana atau dari siapa saya belajar ini?" "Apakah saya mendasarkan penilaian reaktif saya pada fakta yang akurat, atau apakah reaksi saya didasarkan pada interpretasi subjektif tentang perilaku anggota outgroup?" Mengurangi Prasangka dan Diskriminasi Periksa diri Kita sebelum Kita mengevaluasi perilaku anggota outgroup.Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya terlalu menggeneralisasi? Apakah saya menggunakan proses atribusi yang seimbang?” Bias akan tercipta jika kita menilai seseorang terlalu cepat sehingga interaksi berjalan dengan cara yang dapat diprediksi. Untuk terlibat dalam komunikasi antarbudaya yang efektif, meluangkan waktu mengenal seseorang tanpa bergantung pada stereotip Ingatlah bahwa gambaran negatif tentang anggota outgroup akan mengubah persepsi Kita. Jika Kita memendam segala bentuk prasangka terhadap anggota outgroup, Kita baru saja menerima prinsip favoritisme ingroup dan negativisme outgroup. Komunikasikan perasaan Kita dengan menyampaikannya di forum yang paling nyaman. Jika Anda mengamati, membaca, atau mendengar sesuatu yang tidak adil, angkat suara Anda dengan tegas 178
  • 179. INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES Apa yang akan Anda lakukan untuk menjadi agen perubahan? Bagaimana Anda bisa membuat perbedaan? 1. Mulailah dengan yang bersih. Bersikaplah fleksibel dengan tebakan terbaik pertama Anda. 2. Gunakan hadiah Anda yang paling berharga: otak Anda 3. Teruslah belajar, membaca, dan menambah pengetahuan tentang orang-orang di sekitar Anda. 4. Ingat, kita semua sedang bekerja. Menganalisis kecenderungan etnosentris Anda dengan cara yang jujur memaksa Anda untuk mempertimbangkan keyakinan, nilai, dan cara berpikir Anda yang sudah mengakar. https://www.freepik.com/free-photos-vectors/stop-racism https://abcnews.go.com/US/20-years-911-islamophobia-continues-haunt-muslims/story?id=79732049 179
  • 180. Referansi 1. Understanding intercultural communication, StellaTing-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed. 2. Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan https://twitter.com/malala/status/1181970940911144960 180
  • 181. TERIMA KASIH Foto oleh MeYouVern di flickr https://www.flickr.com/photos/13787013@N00/5529702765/in/photostream/ Thank You 181
  • 182. Pertemuan Minggu ke 13 MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Bagaimana kita dapat mengelola konflik antar budaya secara fleksibel? Arni, S.Kom., M.I.Kom https://www.verywellmind.com/reframing-defined-2610419 182
  • 183. Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah Sub-CPMK Mahasiswa mampu menjelaskan konsep mengelola konflik antar budaya secara fleksibel? Indikator Sub-CPMK 1. Mahasiswa dapat menjelaskan latarbelakang yang menyebabkan konflik antarbudaya 2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya konflik antarbudaya 3. Mahasiswa mengetahui cara menjadi seorang komunikator yang fleksibel dalam mengelola konflik antarbudaya Foto: projectmanager.com 183
  • 184. KONFLIK ANTAR BUDAYA: FAKTOR-FAKTOR LATAR BELAKANG BUDAYA o Ting-Toomey mendefinisikan konflik antar budaya sebagai perjuangan emosional implisit atau eksplisit atau frustrasi antara orang-orang dari budaya yang berbeda atas nilai-nilai yang dirasakan tidak sesuai, norma, orientasi wajah, tujuan, sumber daya yang langka, proses, dan / atau hasil dalam situasi komunikasi (Ting-Toomey, 2005b, 2009; Ting- Toomey & Oetzel, 2001). o Konflik Antarbudaya seringkali dimulai dengan ekspektasi yang berbeda mengenai perilaku konflik yang pantas atau tidak pantas dalam sebuah adegan interaksi. o Sebuah konflik antarbudaya sering kali melibatkan faktor-faktor yang kompleks dan berlapis-lapis. Faktor-faktor ini termasuk lensa konflik budaya yang berbeda, persepsi konflik yang berbeda, tujuan konflik yang berbeda, dan sudut pandang yang berbeda tentang sumber daya yang langka. https://news.mongabay.com/2022/05/conflict-over-resources-in-kenya-hits-deadly-highs-with-firearms-in-play/ 184
  • 185. Lensa Konflik Berbasis Budaya Pola nilai budaya seperti individualisme dan kolektivisme sering mewarnai sikap, harapan, dan perilaku konflik kita ketika kita terlibat dalam kisah yang membuat frustrasi secara emosional (Cohen, 1987, 1991). Lensa dan asumsi budaya yang berbeda berfungsi sebagai faktor pertama yang berkontribusi pada awal iritasi antar budaya. Tipe kepribadian individualis atau mandiri, resolusi Konflik antarbudaya sering kali mengikuti model yang berorientasi pada hasil. Tipe kepribadian kolektivis atau tipe kepribadian interdependen diri, relative mengelolah manajemen konflik antarbudaya sering mengikuti model "berorientasi proses". https://indvstrvs.org/next-gen-leadership/ 185