[Ringkasan]
Buku panduan ini membahas konsep fleksibilitas dalam komunikasi antarbudaya. Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai gaya komunikasi dan nilai-nilai budaya. Komunikasi yang fleksibel dicirikan oleh sikap terbuka, pengetahuan tentang budaya lain, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif di berbagai konteks. Buku ini menjelaskan model tangga untuk mengembangkan fleksibilitas dan aspek-
2. 2
Drawing by jcsteck
“I truly believe the only way we can create global peace is
through not only educating our minds, but our hearts and our
souls.”
< Malala yousafzai>
Sumber Gambar: https://www.deviantart.com/jcsteck/art/Malala-Yousafzai-Portrait-522225104
3. DAFTAR ISI
1. Pertemuan Minggu 1, Mengapa kita harus belajar komunikasi antar budaya
2. Pertemuan Minggu 2, Apa Itu fleksibilitas Komunikasi Antar Budaya?
3. Pertemuan Minggu 3 dan 4, Apakah pola nilai budaya merupakan hal yang mendasar?
4. Pertemuan Minggu 5 dan 6, Identitas Dan Komunikasi Antar Budaya
5. Pertemuan Minggu 7, Gegar Budaya
6. Pertemuan Minggu 9, Apa Hubungan Antara Komunikasi Verbal Dan Budaya?
7. Pertemuan Minggu 10, Perbedaan komunikasi nonverbal lintas budaya
8. Pertemuan Minggu 11, Budaya popular dan komunikasi antar budaya
9. Pertemuan Minggu 12, ApaYang Menyebabkan Kita Memiliki BiasTerhadap Outgroups?
10. Pertemuan Minggu 13, Budaya, komunikasi dan konflik
11. Pertemuan Minggu 14, Apa masalah komunikasi yang menghadapi identitas global?
12. Pertemuan Minggu 15, Bagaimana kita dapat menjadi komunikator antar budaya yang etis?
3
4. Mengapa Kita Belajar Komunikasi Antar Budaya?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
MK. Komunikasi Antar Budaya
Pertemuan Minggu Pertama
Sumber Gambar: https://www.adrianswinscoe.com/tag/wellness/
4
5. Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi alasan
mengapa kita harus mempelajari komunikasi
antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa kita
harus belajar komunikasi antar budaya
2. Mahasiswa dapat menjelaskan budaya:
system makna yang dipelajari
Sumber Gambar: https://rssa.com/what-you-will-get/
5
6. Mengapa Harus Belajar Komunikasi
Antar Budaya, Menurut Stella Ting-
Toomey
Adapting to Domestic Workforce Diversity
Adjusting to Global Workforce Heterogeneity
Comprehending the Role of Technology In Global Communication
Engaging in Creative Multicultural Problem Solving
Facilitating Better Multicultural Health Care Communication
Deepening Self-Awareness and Other-Awareness
Enhancing Intercultural Relationship Satisfaction
Fostering Global and Intrapersonal Peace
1
2
3
4
5
6
7
8
6
8. THE SELF-AWARENESS IMPERATIVE
1
1. Kesadaran yang ditimbulkan akan
identitas dan latar belakang budaya
sendiri.
2. Kesadaran pada posisi/tempat kita di
masyarakat
Sumber Gambar: https://gritdaily.com/if-you-cant-beat-them-join-them-a-i-vs-paralegals/
8
9. THE DEMOGRAPHIC IMPERATIVE
2
Demografi merupakan karakteristik suatu
populasi, terutama yang diklasifikasikan
menurut ras, etnis, jenis kelamin, dan
pendapatan
1. Komposisi penduduk Indonesia, 10,88%
Post Gen Z, 27,94% Gen Z, 25,87%
Milenial, 21,88% Gen X, 11,56% Baby
Boomer
2. Penduduk usia produktif (15-64) 70,72%
3. Globalisasi mendorong terbentuknya dunia
heterogenitas/keanekaragaman budaya.
Sumber Gambar: https://id.pinterest.com/pin/588423507561349125/
9
10. THE ECONOMIC IMPERATIVE
3
1.Tran terkini menunjukkan bahwa globalisasi
semakin menghubungkan Indonesia dengan
negara lain.
2. Glogalisasi mendorong perusahaan untuk
memahami bagaimana bisnis dilakukan
dengan negara lain
Sumber Gambar: https://nitter.net/pic/orig/media%2FE-_5WqQXsAE30i8.jpg
10
11. THE TECHNOLOGICAL IMPERATIVE
4
1. Peningkatan informasi tentang
masyarakat dan budaya
2. Meningkatkan kontak dengan orang-
orang yang berbeda budaya dengan kita
3. Meningkatkan kontak dengan orang-
oorang yang mirip dengan kita yang
dapat memerikan dukungan komunitas
4. Identitas budaya dan teknologi, serta
5. Akses kedeferensial ke teknologi
komunikasi Sumber Gambar: https://medium.com/nerd-for-tech/technology-and-human-culture-33a1d973108d
11
12. THE PEACE IMPERATIVE
5
Dapatkah individu dari jenis kelamin,
usia, etnis, ras, bahasa, ststus social
ekonomi, dan latar belakang budaya
yang berbeda hidup berdampingan di
planet ini?
Sumber Gambar: https://www.boston.com/news/local-news/2020/06/05/6-readers-share-
their-experienced-from-george-floyd-protests/
12
13. THE ETHICAL IMPERATIVE
6
1. RealitasVersus Universalitas
Adakah perilaku budaya yang benar dan
salah? jaeabannya tergantung pada
perpektif seseorang
2. Menjadi Mahasiswa berbudaya etis
a. Mengembangkan refleksi diri
b. Belajar tentang orang lain
c. Memperoleh rasa keadilan sosial
Sumber Gambar: https://www.haikudeck.com/presentations/Benita.Orie
13
14. BUDAYA: SISTEM MAKNA YANG DIPELAJARI
Budaya: Fenomena Gunung Es
a. Budaya di tingkat permukaan: budaya
populer
b. Budaya di tingkat menengah: Simbol,
makna dan norma-norma
c. Budaya di tingkat yang paling dalam:
Tradisi, keyakinan dan nilai
14
15. 1. Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C.
Chung. — 2nd ed.
2. Intercultural communication in contexts , Judith Martin, Thomas Nakayama.
— 5th ed.
3. Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan
Sumber Gambar: https://web.facebook.com/EnglishLiteratureNetwork/photos
15
17. MK. KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA
Apa Itu Fleksibilitas?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
Pertemuan Minggu Kedua
Sumber Gambar: https://www.justgiving.com/fundraising/minz-and-sau-for-yemen
17
18. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep fleksibilitas dalam
komunikasi antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa memahami proses komunikasi antar budaya
melalui sebuah model;
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi komponen-komponen
komunikasi antar budaya yang fleksibel dan tidak fleksibel;
3. Mahasiswa dapat memahami fleksibilitas komunikasi antar
budaya yang dikonsepsikan melalui model tangga (Staircase
Model)
4. Mahasiswa memahami proses komunikasi antar budaya
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kemampuan sebagai
komunikasi komunikasi antar budaya yang fleksibel dan
dinamis
Sumber
Gambar:
http://m.myipwallpapers.com/hiking-wallpapers/
18
20. Komunikasi Antarbudaya: Karakteristik Makna
Tujuan umum dari setiap pertemuan
komunikasi antar budaya adalah Pemaknaan,
proses pemaknaan komunikasi antar budaya
mengacu pada:
1. Negosiasi
2. Gagasan
3. Societal embedded system (Tatanan system
masyarakat)
Sumber
Gambar:
https://www.thephoblographer.com/2017/03/03/jp-stones-documents-aztec-culture-mexico-stunning-
portraiture/
20
21. Bagaimana kita tahu bahwa individu dalam proses
komunikasi telah berkomunikasi secara tidak
fleksibel atau fleksibel?
1. Komunikasi antar budaya yang fleksibel
menekankan pentingnya mengintegrasikan
pengetahuan dan sikap berpikiran terbuka serta
menempatkannya dalam praktik adaptif dan
kreatif dalam komunikasi sehari-hari.
2. Komunikasi antar budaya yang tidak fleksibel
menekankan pada penggunaan nilai-nilai
budaya, penilaian, dan rutinitas kita sendiri
dalam berkomunikasi dengan orang lain yang
berbeda budaya.
3. Komunikasi antar budaya yang fleksibel
mencerminkan sikap etnorelatif
4. Komunikasi antar budaya yang tidak fleksibel
mencerminkan pola pikir etnosentris.
MEMPRAKTEKKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Sumber
Gambar:
https://www.wallpaperflare.com/personal-network-social-media-photo-album-world-population-
wallpaper-aoben
21
22. Mempraktekkan Fleksibilitas komunikasi
antar budaya diukur dari tiga (3)
komponen isi yaitu Pengetahuan, Sikap dan
keterampilan. Sedangkan untuk
mengevaluasi apakah anggota budaya
dalam proses tersebut berperilaku secara
fleksibel atau tidak fleksibel di ukur dengan
tiga (3) karakteristik yaitu, Kesesuaian,
Efektivitas dan Adaptasi.
MEMPRAKTEKKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Sumber
Gambar:
https://fineartamerica.com/featured/the-power-of-hope-kelly-simpson.html
22
23. Unconscious incompetence stage
Conscious incompetence stage
Conscious competence stage
Unconscious competence stage
Gambar Kompetensi Komunikasi Antarbudaya: Model Tangga
MENGEMBANGKAN FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Memahami fleksibilitas komunikasi antar
budaya melalui model tangga. Komunikasi
antar budaya yang flaksibel dapat
dikonseptualisasikan melalui tahap berikut:
1. Ketidakmampuan yang tidak disadari
2. Ketidakmampuan yang disadari
3. Kompetensi sadar
4. Kompetensi bawah dasar
23
24. Fleksibilitas komunikasi menuntut kita untuk
peka terhadap perbedaan dan persamaan
antara budaya yang berbeda. Ini juga menuntut
kita untuk menyadari bias etnosentris kita
sendiri saat membuat evaluasi pendekatan
komunikasi orang lain. Itu juga meminta kita
untuk berkomunikasi secara tepat, efektif, dan
adaptif dengan cara yang menghormati budaya.
Seorang komunikator yang fleksibel adalah
individu yang terlatih dengan banyak
pengetahuan dalam domain komunikasi antar
budaya. Ia mampu membuat koneksi kreatif
antara nilai-nilai budaya, gaya komunikasi, dan
isu-isu situasional.
Hook Esensial: Sebuah Mindful Perspektif
Sumber
Gambar:
https://www.casieonline.org/blog
24
25. MEMAHAMI PROSES ANTAR BUDAYA
Tujuan umum komunikasi antarbudaya adalah
untuk menciptakan makna bersama secara
kompeten — sehingga apa yang ingin saya
katakan atau tersirat secara akurat
diterjemahkan oleh orang lain yang berbeda
secara budaya dan, secara bersamaan, dengan
cara yang berbudaya.
Sumber
Gambar:
https://www.freepik.com/premium-photo/portrait-smiley-african-child-
holding-hands-face_12402050.htm
25
26. Proses Kesadaran: Prinsip yang Menyadari
Pada tingkat komunikasi antar budaya sehari-hari, kita
harus mengembangkan kesadaran yang cermat tentang
prinsip-prinsip berikut:
PRINSIP 1, Komunikasi antar budaya sering kali
melibatkan ekspektasi yang tidak sesuai, sebagian,
berasal dari anggota kelompok budaya yang berbeda
PRINSIP 2, Komunikasi antar budaya sering kali
melibatkan berbagai tingkat bias persepsi
antarkelompok
PRINSIP 3, Komunikasi antar budaya melibatkan
pengkodean dan penguraian pesan verbal dan
nonverbal secara bersamaan dalam proses pertukaran
pesan
PRINSIP 4, Komunikasi antar budaya melibatkan
banyak tujuan, dan tujuan yang dimiliki orang
sebagian besar bergantung pada bagaimana mereka
mendefinisikan kisa dalam interaksi
Sumber
Gambar:
https://global.chinadaily.com.cn/a/202009/23/WS5f6ae647a31024ad0ba7b46b.html
26
27. Proses Kesadaran: Prinsip yang Menyadari
PRINSIP 5, Komunikasi antar budaya membutuhkan
pemahaman dan penerimaan berbagai pendekatan
dan gaya komunikasi
PRINSIP 6, Banyak pertemuan antar budaya
melibatkan well-meaning dalam benturan atau
bentrokan budaya
PRINSIP 7, Komunikasi antar budaya selalu terjadi
dalam konteks
PRINSIP 8, Komunikasi antar budaya selalu terjadi
dalam sistem yang tertanam/tatanan sistem
Sumber
Gambar:
https://www.genevaenvironmentnetwork.org/
27
28. PERIKSA REALITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA: KEMAMPUAN
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel menekankan
pendekatan yang berfokus pada proses untuk komunikasi antar
budaya.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel mengenali realitas
etnosentris yang terpisah yang memisahkan individu dan kelompok.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel bersedia untuk
menangguhkan penilaian cepat evaluatif tentang perbedaan gaya
verbal dan nonverbal berbasis budaya.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel dapat menangani
ambiguitas dan paradoks dalam situasi antar budaya yang tidak
pasti.
Seorang komunikator antar budaya yang fleksibel dapat
berkomunikasi secara tepat, efektif, adaptif, dan kreatif melalui
penggunaan berbagai keterampilan komunikasi verbal dan
nonverbal yang konstruktif.
Sumber Gambar:
https://www.chinadaily.com.cn/a/201803/02/WS5a9
88e09a3106e7dcc13f030.html
28
29. “Dengan memahami
pandangan dunia dan nilai-
nilai yang mempengaruhi
pendekatan komunikasi orang
lain, kita dapat memahami
logika yang memotivasi dan
mendorong tindakan atau
perilaku mereka. “
Sumber Gambar: https://www.artofit.org/image-
gallery/342977327884903475/multicultural-archives/
29
30. Referansi
Understanding intercultural
communication, Stella Ting-Toomey,
Leeva C. Chung. — 2nd ed.
Artikel yang relevan dengan materi
perkuliahan
Sumber
Gambar:
https://www.inc.com/nicolas-cole/5-books-that-will-inspire-you-to-
never-give-up-on-your-dreams.html
30
31. Hatur Nuhun
Terima Kasih
Sumber Gambar: https://www.northcountrypublicradio.org/news/npr/153032668/the-polyphonic-spree-in-concert
31
32. APAKAH POLA BUDAYA PENTING?
MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Sumber
Gambar:
https://blog.compassion.com/the-shunammite-womans-faith/
P E R T E M UA N M I N G G U K E T I G A D A N E M PAT
Arni, S.Kom., M.I.Kom
32
33. Kepercayaan Anda menjadi
pemikiran Anda. Pemikiran
Anda menjadi kata-kata
Anda. Kata-kata Anda
menjadi tindakan Anda.
Tindakan Anda menjadi
kebiasaan Anda. Kebiasaan
Anda menjadi karakter
Anda. Karakter Anda
menjadi takdir Anda
MAHATMAGANDHI
Sumber Gambar: https://delhidarshan.com/mahatma-gandhi-mark-at-delhi/
33
34. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pola
nilai budaya dan menjelaskan bagaimana
perbedaan nilai budaya dapat mempengaruhi
komunikasi antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa mengetahui fungsi nilai budaya
2. Mahasiswa mampu menganalisis dimensi
nilai budaya
3. Mahasiswa mampu menganalisis Orientasi
Nilai Kluckhohn Dan Strodtbeck
4. Mahasiswa mengetahui cara
Pengembangan Sosialisasi Individu
Sumber Gambar: https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct
34
35. Perceptions
PERSEPSI adalah tindakan
menyusun, mengenali, dan
menafsirkan informasi sensoris
guna memberikan gambaran dan
pemahaman tentang lingkungan.
Sumber Gambar: https://www.iconspng.com/image/73713/reality-conundrum
35
36. KEPERCAYAAN adalah
Kepercayaan secara umum dapat
dipandang sebagai kemungkinan-
kemungkinan subjektif yang
diyakini individu bahwa suatu
objek atau peristiwa memiliki
karakteristik-karakteristik
tertentu.
Kepercayaan
Sumber Gambar: https://www.9pic.cn/tubiaoyuansu/yisilanjiao-0-0-0-4-0-0-2-1.html
36
37. NILAI adalah Nilai –nilai budaya
biasanya berasal dari isu-isu filosofis
lebih besar yang merupakan bagian dari
suatu milieu budaya. Nilai-nilai
umumnya bersifat normatif dalam arti
bahwa nilai-nilai tersebut menjadi
rujukan seseorang antara budaya
tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, yang benar dan salah, positif
dan negatif dan sebagainya.
Nilai
Sumber Gambar: https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct
37
38. Fungsi Nilai Budaya
Menganalisis Nilai Budaya
Identitas
Penjelasan
Motivasi
Evaluasi Ingroup-Outgroup
1
2
3
4
5
Sumber
Gambar:
https://www.ltdcommodities.com/browse/Target-Practice--4-
Classic-Games-To-Test-Your-Accuracy/_/N-1z0vkseZ1z0xzct
38
39. Menganalisis Dimensi Nilai Budaya
Dimensi Nilai Hofstede
• Individualisme Dan Kolektivisme
• Menghindari Ketidakpastian
• Menghindari Ketidakpastian YangTinggi
• Menghindari Ketidakpastian Yang Rendah
• Pengaruh Kekuasaan
• Pengaruh KekuasaanYangTinggi
• Pengaruh KekuasaanYang Rendah
• Maskulin Dan Feminin
39
https://americanext.org/bobby-jindal-in-the-wall-street-journal-trump-wins-
every-democratic-debate/
40. Individualisme Dan Kolektivisme
Dimensi pertama dan terpenting yang membentuk
perasaan diri kita adalah pola nilai individualistis-
kolektivis.
Individualisme mengacu pada kecenderungan nilai budaya
yang menekankan pentingnya identitas individu di atas
identitas kelompok, hak individu atas hak kelompok, dan
kebutuhan individu di atas kebutuhan kelompok.
Individualisme mempromosikan efisiensi diri, tanggung
jawab individu, dan otonomi pribadi. Kolektivisme
mengacu pada kecenderungan nilai budaya dalam
menekankan pentingnya identitas "kami" di atas identitas
"saya", hak kelompok atas hak individu, dan kebutuhan
dalam kelompok atas keinginan individu. Kolektivisme
mempromosikan saling ketergantungan relasional, harmoni
ingroup, dan semangat kolaboratif ingroup.
40
https://www.tctmd.com/news/hospital-mortality-patients-fib-higher-rural-areas
41. Nilai Karakteristik Dalam Budaya
Individualistik Dan Kolektivistik
Situasi Budaya individualistis Budaya kolektivis
Umum Identitas "saya" Identitas "Kami"
Keluarga Keluarga inti Keluarga besar
Hubungan Peraturan privasi Harmoni relasional
Sekolah Persaingan individu Kerja tim
Tempat kerja Kompetensi pribadi Penekanan kelompok
Komunikasi Pola komunikasi langsung Pola komunikasi tidak langsung
Kesetaraan kepribadian Diri mandiri Diri yang saling bergantung
41
42. Menilai Kecenderungan Nilai
Individualisme Dan Kolektivisme Anda
Petunjuk: tabel ini menjelaskan bagaimana orang berpikir tentang diri mereka sendiri dan berkomunikasi dalam berbagai situasi.
SA MA MD SD
Bertindak tegas untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. 4 3 2 1
Peka terhadap kebutuhan orang lain. 4 3 2 1
Bersikaplah kompetitif dan maju. 4 3 2 1
Berbaur secara harmonis dengan kelompok. 4 3 2 1
Bertindak berdasarkan pemikiran independen. 4 3 2 1
Hormati keputusan kelompok. 4 3 2 1
Hargai kemandirian dan kebebasan pribadi. 4 3 2 1
Berkonsultasi dengan keluarga dan teman sebelum membuat keputusan. 4 3 2 1
Menyuarakan pendapat pribadi saya ketika semua orang tidak setuju. 4 3 2 1
Peka terhadap pandangan mayoritas dalam kelompok. 4 3 2 1
42
43. Menghindari Ketidakpastian
Penghindaran ketidakpastian mengacu pada sejauh mana
anggota suatu budaya tidak keberatan dengan konflik atau
situasi yang tidak pasti dan sejauh mana mereka mencoba
untuk menghindari situasi yang tidak pasti tersebut. Budaya
penghindaran ketidakpastian yang lemah (atau rendah)
mendorong mode pengambilan risiko dan pendekatan
konflik. Budaya penghindaran ketidakpastian yang kuat
(atau tinggi) lebih menyukai prosedur yang jelas dan
perilaku penghindaran konflik. negara2 penghindaran
ketidakpastian yang lemah, misalnya, ditemukan di
Singapura, Jamaika, Denmark, Swedia, Hong Kong, Irlandia,
Inggris Raya, dan Amerika Serikat. Skor penghindaran
ketidakpastian yang kuat, misalnya, ditemukan diYunani,
Portugal, Guatemala, Uruguay, Belgia, El Salvador, dan
Jepang
43
https://chameleon-coaching.com/en/cultural-dimensions-part-ii/
44. Situasi Budaya UA yang lemah Budaya UA yang kuat
Umum Ketidakpastian dihargai Ketidakpastian adalah ancaman
Keluarga Dinamis dan berubah Perkuat aturan keluarga
Hubungan Mobilitas tinggi Mobilitas rendah
Sekolah Tantangan dipersilakan Rutinitas dipersilakan
Tempat kerja Dorong pengambilan risiko Dorong prosedur yang jelas
Komunikasi Konflik bisa menjadi positif Konflik itu negatif
Kesetaraan kepribadian Toleransi tinggi terhadap ambiguitas Toleransi rendah untuk ambiguitas
Value Characteristics In Weak And Strong
Uncertainty Avoidance (Ua) Cultures
44
45. Pengaruh Kekuasaan
Orang-orang dalam budaya pengaruh
kekuasaan yang tinggi cenderung menerima
distribusi kekuasaan yang tidak setara,
hierarkis, hubungan peran yang asimetris,
dan penghargaan serta hukuman berdasarkan
usia, pangkat, status, gelar, dan senioritas.
Untuk budaya pengaruh kekuasaan rendah,
kesetaraan hak pribadi merupakan cita-cita
untuk diupayakan dalam suatu sistem.
Untuk budaya pengaruh kekuasaan yang
tinggi, menghormati hierarki kekuasaan
dalam sistem apapun adalah cara hidup yang
fundamental
45
https://transcend-intl.com/calendar/team-coaching-programs-module-2/
46. Karakteristik Nilai Dalam Budaya
Power Distance (PD) Kecil Dan Besar
Situasi Budaya PD kecil Budaya PD besar
Umum Tekankan persamaan interpersonal Tekankan perbedaan berdasarkan status
Keluarga Anak-anak mungkin bertentangan dengan
orang tua
Anak-anak harus mematuhi orang tua
Hubungan Orang yang lebih muda itu pintar Orang tua itu bijak
Sekolah Guru meminta umpan balik Guru memberikan kuliah
Tempat kerja Bawahan mengharapkan konsultasi Bawahan mengharapkan bimbingan
Komunikasi Pola komunikasi informal Pola komunikasi formal
Kesetaraan kepribadian Diri horizontal Diri vertikal
46
47. Maskulin Dan Feminin
Budaya "feminin" menekankan perilaku peran
jenis kelamin yang fleksibel dan budaya
"maskulin" merujuk pada nilai dominan dalam
suatu masyarakat teroriantasi pada laki-laki.
Swedia, Norwegia, Belanda, Denmark, Kosta
Rika,Yugoslavia, dan Finlandia, misalnya,
memiliki skor kewanitaan yang tinggi. Sebagai
perbandingan, Jepang, Austria,Venezuela, Italia,
Swiss, Meksiko, dan Irlandia, misalnya, memiliki
skor maskulinitas yang tinggi. Amerika Serikat
menempati urutan kelima belas dalam skala
maskulin (yaitu, lebih dekat dengan pola nilai
maskulin) dari lima puluh negara dan tiga wilayah
yang diteliti (Hofstede, 1998, 2001) 47
https://www.theblaze.com/news/womens-college-will-no-longer-use-female-
gender-symbol
48. Situasi Budaya "feminin" Budaya "maskulin"
Umum Peran seks yang fleksibel Peran seks pelengkap
Keluarga Tekankan pengasuhan Tekankan prestasi
Hubungan Keduanya mengambil inisiatif Laki-laki mengambil inisiatif
Sekolah Penyesuaian sosial sangat
penting
Kinerja akademis sangat penting
Tempat kerja Bekerja untuk hidup Hidup untuk bekerja
Komunikasi Komunikasi gender yang lancar Ketangguhan "maskulin" dan kelembutan
"feminin"
Kesetaraan kepribadian Peran gender yang tumpang
tindih
Peran gender maskulin / feminin yang jelas
Nilai Karakteristik Dalam Budaya
“Feminine” Dan “Masculine”
48
49. Orientasi Nilai Kluckhohn Dan Strodtbeck
Para ahli antar budaya ini mengamati bahwa
manusia di semua budaya menghadapi
serangkaian masalah kemanusiaan atau
pertanyaan eksistensial yang sama ini. Dari
rangkaian pertanyaan yang diajukan, tiga
pertanyaan berikut adalah yang paling relevan
dengan pemahaman kita tentang pola nilai
pelengkap: (1) Apa yang orang anggap
bermakna atau berharga dalam aktivitas sehari-
hari mereka? (orientasi nilai aktivitas); (2) Apa
hubungan antara manusia dan alam? (orang -
orientasi nilai alam); dan (3) berfokus pada
waktu apa kita dalam kehidupan? (orientasi
nilai temporal).
49
https://mobile.wattpad.com/1052217448-lo-que-nadie-te-ense%C3%B1a-
naturaleza%E2%9A%AA
50. Menemukan Orientasi Nilai Pribadi
Baca setiap pernyataan dan centang (a), (b), atau (c). Cek berarti pernyataan tersebut terdengar sangat mirip dengan preferensi nilai
Anda.
1. a. Saya merasa tidak berguna jika saya tidak melakukan sesuatu yang bermakna, setiap hari.
b. Saya lebih suka menikmati hidup dengan kelima indra saya di setiap momen.
c. Mengembangkan pemahaman batin tentang siapa saya lebih penting daripada pencapaian nyata lainnya.
2. a. Saya percaya kita, sebagai manusia, memiliki banyak kekuatan dalam pengambilan keputusan merupakan cara kita membentuk
dan mengelola takdir hidup kita.
b. Dalam kehidupan sehari-hari, saya berusaha untuk hidup sederhana dan mengalir bersamanya serta lebih dekat dengan alam.
c. Saya percaya bahwa tidak peduli seberapa banyak kita mencoba untuk merencanakan dan mengendalikan sesuatu, ada kekuatan
yang bekerja di luar kita dan mengarahkan takdir kita.
3. a. Saya cenderung menyimpan daftar jadwal dan tugas yang harus saya selesaikan hari ini dan besok.
b. Saya cenderung "mengikuti arus". Khawatir tentang masa lalu atau masa depan adalah pemborosan waktu dan energi saya.
c. Saya cenderung menghormati orang yang lebih tua untuk pengalaman hidup dan kebijaksanaan mereka.
Penilaian: Jawaban Anda atas pernyataan di atas harus meningkatkan kesadaran Anda tentang preferensi orientasi nilai pribadi Anda.
Interpretasi skor:
1a = Melakukan 1b = Menjadi 1c = sedang menjadi
2a = Mengontrol 2b = Harmonisasi 2c = Menghasilkan
3a = Masa Depan 3b = Sekarang 3c = Dulu
50
51. Pola Orientasi Tiga Nilai. Diadaptasi dari Strodbeck (1961) dan Kohls (1996).
Makna: Orientasi Nilai Aktivitas
Orientasi aktivitas mengajukan pertanyaan
Apakah aktivitas manusia dalam budaya
difokuskan pada mode doing, being, atau
being-in-becoming? Solusi “doing” berarti
aktivitas yang berorientasi pada
pencapaian. Solusi "being" berarti hidup
dengan vitalitas emosional dan terhubung
secara relasional dengan orang-orang
terdekat. Solusi “being-in-becoming”
berarti hidup dengan penekanan pada
pembaruan dan regenerasi spiritual.
Orientasi Jarak
Berarti Doing
(berorientasi
tindakan)
Being-in-
becoming
(perkembang
an batin)
Being
(ekspresif /
emosional)
Takdir Mengontrol alam
(menguasai)
Harmoni
dengan alam
(mengalir)
Tunduk pada
alam
(menghasilkan)
Waktu Berorientasi
masa depan
(terikat jadwal)
Berorientasi
saat ini (di
sini-dan-
sekarang)
Berorientasi
masa lalu
(terikat tradisi)
51
52. Perbedaan antara konsepso mengenai
hubungan antara manusia dan alam
menghasilkan gambaran yang berbeda
mengenai keinginan, sikap, dan perlilaku
manusia. Di satu sisi seperti yang dijelaskan
oleh Kluckhohn dan Strodtbeck adalah
pandangan bahwa manusia tunduk pada
alam. Budaya yang mengikuti pandangan ini
percaya bahwa kekuatan besar dalam hidup
jauh di luar kuasa manusia. Apakah kekuatan
itu adalah Tuhan, takdir atau hal magis,
sesorang tidak dapat mengatasinya dan harus
belajar untuk menerimanya.
Takdir: Orientasi Nilai Manusia-Alam
52
Foto: Timothy Allen / Frederking & Thaler
53. Pengertian waktu yang berorientasi masa depan
berarti merencanakan perkembangan jangka
pendek dan menengah yang diinginkan dan
menetapkan tujuan yang jelas untuk
merealisasikannya. Pengertian waktu yang
berorientasi saat ini berarti menghargai sekarang
dan saat ini, terutama hubungan antarpribadi yang
sedang berlangsung saat ini. Arti waktu
pastoriented berarti menghormati ikatan sejarah
dan leluhur ditambah menghormati kebijaksanaan
para tetua.
Waktu: Orientasi Nilai Temporal
53
https://www.linkedin.com/in/ackermanlinda
54. Orientasi Konteks-tinggi Dan
Konteks – Rendah Hall
Menurut EdwardT. Hall , budaya dapat
diklasifikasikan ke dalam gaya komunikasi
konteks tinggi dan gaya komunikasi konteks
rendah. Secara sederhana komunikasi konteks
tinggi bisa diartikan sebagai gaya komunikasi
yang bersifat ambigu, yang menuntut penerima
pesan untuk menafsirkannya sendiri. Sedangkan
komunikasi konteks rendah merupakan gaya
komunikasi yang bersifat langsung, apa adanya,
dan tak berbelit-belit.
54
https://id.pinterest.com/pin/communication-styles-cultural-differences-
communication--217439488242345475/
55. Pengembangan Sosialisasi Individu
Di luar nilai-nilai keanggotaan kelompok
budaya-etnis, individu mengembangkan
identitas pribadi yang khas karena sejarah
kehidupan, pengalaman, dan ciri
kepribadian yang unik. Kita
mengembangkan identitas pribadi kita —
konsepsi kita sebagai individu yang unik
atau “diri yang unik” —melalui
pengamatan kita terhadap teladan di
sekitar kita dan dorongan kita sendiri,
pengalaman relasional, pengalaman
budaya, dan konstruksi identitas.
55
https://tehtalk.com/bangsar-village-murder/
56. Menilai Trait Diri Anda Yang
Independen Versus Interdependen
Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama
Anda menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan keseluruhan kesan Anda tentang diri
Anda. Skala berikut digunakan untuk setiap item:
4 =YA! = sangat setuju — INI AKU!
3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya
2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya
1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA!
SA MA MD SD
Merasa terhubung secara emosional dengan orang lain adalah bagian penting dari definisi diri saya. 4 3 2 1
Saya percaya saya harus dinilai berdasarkan pencapaian saya sendiri. 4 3 2 1
Keluarga dan kerabat dekat saya penting bagi siapa saya. 4 3 2 1
Saya menghargai privasi pribadi saya di atas privasi orang lain. 4 3 2 1
Saya sering berkonsultasi dengan teman dekat saya untuk meminta nasihat sebelum bertindak. 4 3 2 1
Saya lebih suka menjadi mandiri daripada bergantung pada orang lain. 4 3 2 1
Grup pertemanan dekat saya penting untuk kesejahteraan saya. 4 3 2 1
Saya sering memikul tanggung jawab penuh atas tindakan saya sendiri. 4 3 2 1
Saya senang bergantung pada orang lain untuk mendapatkan dukungan emosional. 4 3 2 1
Identitas pribadi saya sangat penting bagi saya. 4 3 2 1
56
57. Istilah independent self-construal and
interdependent self-construal (Markus &
Kitayama, 1991, 1994) mengacu pada sejauh
mana orang memahami diri mereka sendiri
apakah terpisah atau terhubung dengan orang
lain. Interdependent self-construal, di sisi lain,
melibatkan penekanan pada pentingnya
menyesuaikan diri dengan orang lain yang
relevan dan keterhubungan ingroup (Markus
& Kitayama, 1991). Individu yang mandiri
cenderung ditemukan dalam masyarakat
individualistik, dan individu dengan diri yang
saling bergantung cenderung berada dalam
masyarakat kolektivis.
Independent versus
Interdependent Self-Construal
57
https://sharemylesson.com/teaching-resource/interdependence-lesson-400241
58. Horizontal versus Vertical Self-Construal
Individu yang mendukung horizontal self-construal
lebih memilih interaksi informal-simetris (yaitu,
perlakuan yang sama) terlepas dari posisi, status,
pangkat, atau usia orang. Mereka lebih suka mendekati
masalah antar budaya secara langsung dan
menggunakan s`tandar yang tidak memihak untuk
menyelesaikan masalah. Sebaliknya, individu yang
menekankan vertical self-construal lebih memilih
interaksi formal-asimetris (yaitu, perlakuan berbeda)
sehubungan dengan posisi, gelar, pengalaman hidup,
dan usia orang. Mereka menerapkan standar “kasus per
kasus” untuk menilai perilaku yang benar atau salah
sesuai dengan peran yang ditempati dalam jaringan
hierarki.
58
https://www.shutterstock.com/id/image-illustration/egalitarianism-type-
discrimination-word-cloud-1317334961
59. Assessing Your Horizontal Versus
Vertical Personality Traits
Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama Anda
menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan kesan Anda secara keseluruhan tentang diri Anda
sendiri. Skala berikut digunakan untuk setiap item:
4 =YA! = sangat setuju — INI AKU!
3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya
2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya
1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA!
SA MA MD SD
Saya biasanya mematuhi aturan orang tua saya tanpa pertanyaan. 4 3 2 1
Saya percaya dalam menghormati kemampuan orang — bukan usia atau pangkat mereka. 4 3 2 1
Saya percaya guru harus dihormati. 4 3 2 1
Saya menghormati orang yang kompeten — bukan peran atau jabatan mereka. 4 3 2 1
Saya percaya orang yang lebih tua biasanya lebih bijaksana. 4 3 2 1
Saya percaya semua orang harus memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing demi apa yang mereka
inginkan.
4 3 2 1
Saya pikir kakak harus menjaga mereka 4 3 2 1
Saya percaya keluarga harus mendorong anak-anak mereka untuk menantang pendapat orang tua mereka. 4 3 2 1
Saya menghargai nasihat orang tua atau kerabat saya yang lebih tua. 4 3 2 1
Saya menghormati orang tua yang mendorong anak-anak mereka untuk berbicara. 4 3 2 1
59
60. Internal versus External
Locus of Control
Lokus kendali mencerminkan orientasi nilai takdir (kontrol vs. hasil) pada tingkat budaya. Dilihat dari
dimensi locus of control personality, terdapat dua tipe kepribadian yaitu internal dan eksternal
(Rotter, 1966). Individu lokus kontrol internal memiliki kecenderungan menguasai-over-nature yang
kuat, dan individu lokus kontrol eksternal memiliki kecenderungan fatalistik yang kuat. 60
https://twitter.com/ap_psychology/status/1248391154954985476?lang=zh-Hant
61. Instruksi: Ingat bagaimana perasaan dan tindakan Anda secara umum dalam berbagai situasi. Biarkan kecenderungan pertama Anda
menjadi pemandu Anda dan lingkari angka dalam skala yang paling mencerminkan keseluruhan kesan Anda tentang diri Anda. Skala
berikut digunakan untuk setiap item:
4 =YA! = sangat setuju — INI AKU!
3 = ya = cukup setuju — ini seperti saya
2 = tidak = agak tidak setuju — bukan saya
1 =TIDAK! = sangat tidak setuju — INI BUKAN SAYA!
Assessing Your Internal Versus External
Locus Of Control
SA MA MD SD
Saya percaya saya adalah penguasa takdir saya sendiri. 4 3 2 1
Saya biasanya menyerahkan keberuntungan atau nasib saya saat melakukan sesuatu. 4 3 2 1
Saya didorong oleh motivasi dan usaha saya sendiri. 4 3 2 1
"Ibu Pertiwi" biasanya berkuasa dan menang. 4 3 2 1
Saya bertanggung jawab atas masa depan dan perencanaan saya sendiri. 4 3 2 1
Saya yakin sulit untuk melampaui takdir. 4 3 2 1
Saya percaya kemauan pribadi dapat menaklukkan segalanya. 4 3 2 1
Saya melakukan yang terbaik dan kemudian membiarkan takdir mengambil alih. 4 3 2 1
Saya yakin saya memiliki kendali penuh atas apa yang akan terjadi besok. 4 3 2 1
Hidup tidak dapat diprediksi — hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah mengikuti takdir kita. 4 3 2 1
61
62. Understanding intercultural communication, Stella Ting-Toomey, Leeva C. Chung. — 2nd ed.
Komunikasi Lintas Budaya, Larry A. Samoval, Richard E. Poster, Edwin R. McDaniel, edisi 7
Artikel yang relevan dengan materi perkuliahan
Referansi
62
https://anunslife.org/tags/spiritual-direction
64. Identitas Dan Komunikasi Antar Budaya
Pertemuan Minggu Ke Lima dan Enam
MK. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Arni, S.Kom., M.I.Kom
64
65. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep identitas dan
komunikasi antara budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tiga pendekatan
komunikasi dan identitas,
2. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungaan antara identitas
dan bahasa
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagaimana masalah
minoritas dan mayoritas berkembang
4. Mahasiswa Mampu mendeskripsikan sembilan identitas
social dan budaya
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi identitas social dan
budaya
6. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Multicultural people
7. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara identitas,
stereotip, dan prasangka
8. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana identitas dapat
mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi 65
66. Ilmu Sosial Interpretatif Kritis
Identitas diciptakan
oleh diri sendiri
(dengan berhubungan
dengan kelompok)
Identitas dibentuk
melalui komunikasi
dengan orang lain
Identitas dibentuk
melalui kekuatan sosial
dan historis
Menekankan diri
individual,
kekeluargaan, dan
spiritual (perspektif
lintas budaya)
Menekankan dimensi
pengakuan dan penilaian
Menekankan konteks dan
menolak identitas yang
dianggap berasal
TIGA PERSPEKTIF TENTANG IDENTITAS DAN KOMUNIKASI
66
67. PERSPEKTIF ILMU SOSIAL
Perspektif ilmu sosial menekankan bahwa
identitas diciptakan sebagian oleh diri sendiri
dan sebagian dalam kaitannya dengan
keanggotaan kelompok. Menurut perspektif
ini, diri terdiri dari banyak identitas, dan
pengertian tentang identitas ini terikat
budaya. Lalu, bagaimana kita bisa memahami
siapa kita? Itu sangat tergantung pada latar
belakang budaya kita.
67
68. PERSPEKTIF INTERAKTIF
Perspektif interpretatif dibangun di atas gagasan
pembentukan identitas yang telah dibahas
sebelumnya, tetapi mengambil arah yang lebih
dinamis. Artinya, ia menekankan bahwa identitas
dinegosiasikan, diciptakan bersama, diperkuat,
dan ditantang melalui komunikasi dengan orang
lain; mereka muncul ketika pesan dipertukarkan
antara orang-orang (Hecht,Warren, Jung, &
Krieger, 2005;Ting-Toomey, 2005).
68
https://aminoapps.com/c/language-exchange/page/blog/how-did-brazilian-portuguese-
come-to-be/J86a_gGRcduVeJqE4anx54eBJ5mQ8gl3KWq
69. PERSPEKTIF KRITIS
Perspektif kritis menekankan sifat
dinamis dari identitas, tetapi di samping
itu, menekankan pada elemen kontekstual
dan seringkali konfliktual dari
pengembangan identitas. Perspektif ini
memberikan perhatian khusus pada
struktur dan institusi masyarakat yang
membatasi identitas dan seringkali
menjadi akar dari ketidakadilan dan
penindasan (Collier, 2005).
69
https://www.xinjiapo.news/news/80394
70. IDENTITY
AND LANGUAGE
Sarjana komunikasi DoloresTanno (2000)
menjelaskan identitasnya sendiri yang beragam yang
tercermin dalam berbagai label yang diterapkan
padanya. Misalnya, label "Spanyol" diterapkan oleh
keluarganya dan menunjukkan asal leluhur di
Spanyol. Label "Amerika Meksiko" mencerminkan
dua budaya penting yang berkontribusi pada
identitasnya. "Latina" mencerminkan keterkaitan
budaya dan sejarah dengan orang lain keturunan
Spanyol (misalnya, Puerto Rico dan Amerika
Selatan), dan "Chicana" mempromosikan
ketegasan politik dan budaya dalam mewakili
identitasnya. Dia menekankan bahwa dia adalah
semua ini, bahwa masing-masing mengungkapkan
aspek yang berbeda dari identitasnya: simbolik,
sejarah, budaya, dan politik.
70
https://iccc.group/what-does-language-have-to-do-with-identity
71. MASALAH PENGEMBANGAN IDENTITAS
Orang dapat mengidentifikasi dengan banyak
kelompok: jenis kelamin, usia, agama,
kebangsaan, dan lain-lain. Bagaimana kita
bisa mengembangkan rasa identitas?, identitas
kita berkembang selama periode waktu
tertentu dan selalu melalui interaksi dengan
orang lain. Bagaimana identitas individu
berkembang sebagian bergantung pada posisi
relatif atau lokasi identitas dalam hierarki
masyarakat. Beberapa identitas memiliki
posisi yang lebih tinggi dalam hierarki sosial.
71
https://westpapuastory.com/obstacles-in-the-development-of-west-papua-market/
72. PENGEMBANGAN IDENTITAS MINORITAS
Identitas minoritas seringkali
berkembang dalam tahapan-
tahapan berikut:
1. Identitas TidakTeruji
2. Kesesuaian
3. Perlawanan dan Separatisme
4. Integrasi
identitas minoritas. Rasa memiliki pada
kelompok yang tidak dominan. 72
https://designyoutrust.com/tag/tribes/
73. PENGEMBANGAN IDENTITAS MAYORITAS
Identitas mayoritas seringkali
berkembang dalam tahapan-tahapan
berikut:
1. IdentitasTidakTeruji
2. Penerimaan
3. Resistensi
4. Redefinition (Daur Ulang)
5. Integrasi
identitas mayoritas. Rasa memiliki
kelompok dominan
73
https://continuum.utah.edu/departments/discovery-fall18/
74. IDENTITAS SOSIAL DAN BUDAYA
Identitas Gender
identitas gender. Identifikasi dengan
gagasan budaya maskulinitas dan
feminitas dan apa artinya menjadi
pria atau wanita.
74
https://rozelinks.groenlinks.nl/nieuws/nederland-gebruikt-nog-
weinig-genderneutrale-voornaamwoorden
76. Identitas Usia
identitas usia. Identifikasi dengan
konvensi budaya tentang bagaimana
kita harus bertindak, berpenampilan,
dan berperilaku sesuai dengan usia
kita.
76
https://www.josieahlquist.com/studentdigitalidentity/
77. Identitas Ras dan Etnis
identitas rasial. Mengidentifikasi
dengan kelompok ras tertentu.
Meskipun di masa lalu kelompok ras
diklasifikasikan berdasarkan
karakteristik biologis, sebagian besar
ilmuwan sekarang mengakui bahwa
ras dibangun dalam konteks sosial
dan sejarah yang berubah-ubah.
Identitas etnik. (1) Seperangkat
gagasan tentang keanggotaan
kelompok etnis seseorang; (2)
rasa memiliki kelompok
tertentu dan mengetahui
sesuatu tentang pengalaman
bersama kelompok.
77
https://www.sankofalead.com/
79. Identitas Kelas
identitas kelas. Rasa memiliki
suatu kelompok yang memiliki
status ekonomi, pekerjaan, atau
sosial yang serupa.
79
https://www.ft.com/content/04179370-4741-11e3-b4d3-00144feabdc0
80. Identitas Nasional
identitas nasional.
Kewarganegaraan nasional
Kebangsaan, tidak seperti identitas
ras atau etnis, mengacu pada status
hukum seseorang dalam
hubungannya dengan suatu bangsa.
80
https://www.pngwing.com/en/search?q=world+Language
81. Identitas Regional
identitas daerah. Identifikasi dengan
wilayah geografis tertentu suatu negara.
Terkait erat dengan kebangsaan adalah
pengertian tentang identitas daerah.
Banyak wilayah di dunia memiliki
identitas budaya yang terpisah, tetapi
vital dan penting.
81
https://pl.wikipedia.org/wiki/Stowarzyszenie_Narod%C3%B3w_Azji_Po%C5%82udniowo-Wschodniej
82. IDENTITAS DIRI
identitas diri. Siapa kita pikir kita dan siapa yang
orang lain pikirkan tentang kita.
Perspektif dialektis memungkinkan kita melihat
identitas dengan cara yang lebih kompleks. Kami
adalah yang kami pikir kami; pada saat yang
sama, bagaimanapun, kekuatan kontekstual dan
eksternal membatasi dan mempengaruhi persepsi
diri kita.
82
https://www.sourdough.art/
83. MULTICULTURAL PEOPLE
Multicultural people, sering berjuang untuk mendamaikan dua perangkat nilai,
norma, pandangan dunia, dan gaya hidup yang sangat berbeda. Beberapa
multikultural sebagai hasil dari orang tua yang berbeda ras, etnis, agama, atau
budaya nasional atau mereka diadopsi ke dalam keluarga yang berbeda secara ras
dari keluarga asal mereka sendiri.Yang lain multikultural karena orang tua
mereka tinggal di luar negeri dan mereka dibesarkan dalam budaya yang berbeda
dari budaya mereka sendiri, atau karena mereka menghabiskan waktu lama di
budaya lain sebagai orang dewasa, atau menikah dengan seseorang dari latar
belakang budaya lain.
sebuah kelompok yang hidup
“di perbatasan” di antara dua
budaya atau lebih.
83
https://www.cbcity.nsw.gov.au/community/library-knowledge-centres/library-services/multicultural-services-community-languages
84. IDENTITAS, STEREOTIPE, DAN PRASANGKA
stereotip. Keyakinan yang dianut secara luas
tentang sekelompok orang.
model minoritas. Stereotip yang mencirikan
semua orang Asia dan Amerika Asia sebagai
pekerja keras dan serius dan merupakan
minoritas yang "baik".
Prasangka. Sikap (biasanya negatif) terhadap
kelompok budaya berdasarkan sedikit atau
tidak ada bukti.
84
https://yoast.com/gender-stereotypes-prejudice-sociology/
85. IDENTITAS DAN KOMUNIKASI
Identitas memiliki pengaruh besar pada proses komunikasi
antar budaya. Kita dapat menggunakan beberapa dialektika.
Pertama, kita dapat menggunakan dinamika individu-
budaya untuk memeriksa masalah yang muncul ketika kita
bertemu dengan orang-orang yang identitasnya tidak kita
ketahui. Dalam interaksi komunikasi antar budaya,
kesalahan identitas seringkali diperburuk dan dapat
menimbulkan masalah komunikasi.Terkadang kami
mengasumsikan pengetahuan tentang identitas orang lain
berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok budaya
tertentu. Saat kita melakukannya, kita mengabaikan aspek
individu.
85
https://www.offset.com/search/toraja,
https://www.survivalinternational.org/news/6380
https://www.nichetopsites.com/ugly-chinese-milf.html
86. Intercultural communication in
contexts , Judith Martin, Thomas
Nakayama. — 5th ed.
Referansi
86
https://id.quora.com/Dalam-hal-apa-saja-Indonesia-merupakan-yang-nomor-1-di-dunia
88. MK. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://st2.depositphotos.com/4428871/7728/i/450/depositphotos_77280210-stock-photo-culture-shock.jpg
Pertemuan Minggu ke 7
88
89. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep gegar
budaya, proses penyesuaiaan antar budaya dan
strategi dalam menghadapi masalah gegar
budaya.
Indikator Sub CPMK
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep
Unpacking Culture Shock, cara membangun
pola penyesuaiaan antarbudaya, Reentry
Culture Shock, dan Intercultural Reality
Check: Do-Ables
https://toppandigital.com/translation-blog/coping-culture-shock-five-stages/
89
90. GEGAR BUDAYA
1
Lundstedt (1963) mengatakan
bahwa gegar budaya merupakan
ketidakmampuan individu dalam
menyesuaikan diri, yang merupakan reaksi
terhadap upaya sementara yang gagal
untuk beradaptasi dengan lingkungan dan
orang-orang baru (Mulyana, 2005).
https://iowalum.com/what-is-culture-shock/
90
91. Karakteristik Gegar Budaya
https://stock.adobe.com/search?k=%22culture+shock%22&asset_id=109233661
Guncangan budaya meliputi (1) rasa
kehilangan identitas dan deprivasi identitas
berkenaan dengan nilai, status, profesi,
teman, dan kepemilikan; (2) ketegangan
identitas sebagai akibat dari upaya yang
diperlukan untuk membuat adaptasi
psikologis yang diperlukan; (3) penolakan
identitas oleh anggota budaya baru; (4)
kebingungan identitas, terutama mengenai
ambiguitas peran dan ketidakpastian; dan (5)
ketidakberdayaan identitas akibat tidak
mampu menghadapi lingkungan baru
(Furnham, 1988).
91
92. Dampak Nagatif dan Positif Gegar Budaya
https://dubeat.com/2020/07/dilli-ab-door-nahi-culture-shock-and-homesickness-in-du/
Negatif:
Masalah psikosomatik (misalnya, sakit kepala, sakit
perut) yang disebabkan oleh stres berkepanjangan; (2)
gejolak afektif yang terdiri dari perasaan kesepian,
isolasi, depresi, perubahan suasana hati yang drastis, dan
kecanggungan interaksi yang disebabkan oleh
ketidakmampuan untuk tampil secara optimal dalam
bahasa baru; dan (3) kelelahan kognitif yang disebabkan
oleh kesulitan dalam membuat atribusi yang akurat.
Positif:
Di sisi lain, Gegar budaya, jika dikelola secara efektif,
dapat memiliki efek positif pada pendatang baru:
peningkatan harga diri positif, kekayaan emosional dan
peningkatan toleransi terhadap ambiguitas, kompetensi
perilaku dalam interaksi sosial, kognitif. Keterbukaan,
fleksibilitas, dan peningkatan optimisme tentang diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sehari-hari.
92
93. Faktor Yang Mendasari Gegar Budaya
1. Kognitif
2. Behavior
3. Fenomenologis
4. Sosio-Psikologis
https://www.inlandtown.com/these-three-signs-might-tell-you-have-culture-shock-and-heres-what-to-do/
93
94. Tips Mengelolah Gegar Budaya
https://dothegap.com/blog/en/what-is-culture-shock-and-how-could-a-cultural-
exchange-help-ease-the-process/
Pendatang baru dapat mengelolah ancaman gegar budaya
dengan: (1) meningkatkan motivasi belajar tentang budaya
baru; (2) menjaga harapan agar tetap realistis dan
meningkatkan keakraban mengenai beragam aspek budaya
baru (3) meningkatkan kefasihan linguistik dan
mempelajari mengapa, bagaimana, dan dalam situasi apa
frasa atau gerakan tertentu sesuai, ditambah pemahaman
nilai-nilai budaya inti yang terkait dengan perilaku
tertentu; (4) toleransi terhadap ambiguitas dan atribut
pribadi fleksibel lainnya; (5) mengembangkan ikatan kuat
(teman dekat) dan ikatan lemah (perkenalan); dan (6)
memperhatikan perilaku interpersonal dan menangguhkan
evaluasi etnosentris dari budaya tuan rumah.
94
95. PENYESUAIAN ANTAR BUDAYA: POLA PEMBANGUNAN
2
https://locationindependenttherapists.com/culture-shock-and-how-to-deal-with-it/
1. Wisatawan
wisatawan adalah pengunjung yang lama tinggalnya
melebihi dua puluh empat jam di lokasi yang jauh
dari rumah dan yang telah melakukan perjalanan
untuk tujuan kesenangan liburan yang bersifat
rekreasi dan sukarela
2. Pendatang
Pendatang adalah penduduk sementara yang secara
sukarela pergi ke luar negeri untuk jangka waktu
tertentu yang biasanya terkait dengan tujuan berbasis
tugas atau instrumental.
3. Pengungsi
Warga negara yang dipaksa keluar dari asal negara
4. Imigran
Warga negara asing yang datang ke negara
tujuan/tuan rumah 95
96. Model Kurva U
Lysgaard (1955)
Lysgaard (1955) mengembangkan model
penyesuaian antarbudaya tiga fase yang mencakup:
1. penyesuaian awal/bulan madu, adalah fase
optimis atau kegembiraan dari proses
penyesuaian pendatang,
2. krisis, adalah fase stres, ketika kenyataan muncul
dan pendatang diliputi oleh ketidakmampuan
beradaptasi,
3. 3 penyesuaian kembali adalah fase menetap,
ketika pendatang belajar untuk mengatasi secara
efektif lingkungan barunya.
96
97. Model W-Shape yang Direvisi
a. Honeymoon stage
b. Hostility stage
c. Humorous stage
d. In-sync stage
e. Ambivalence stage
f. Reentry culture shock stage
g. Resocialization Stage
1. Honeymoon stage, individu merasa senang dengan lingkungan
budaya baru mereka
2. Hostility stage, pendatang mengalami pergolakan emosional
yang besar
3. Humorous stage, para pendatang belajar menertawakan
kecerobohan budaya mereka dan mulai menyadari bahwa ada
hal positif dan negative di setiap budaya—sama seperti ada
orang baik dan jahat di setiap masyarakat,
4. In-sync stage, pendatang merasa "di rumah" dan mengalami
keamanan dan inklusi identitas
5. Ambivalence stage, pendatang mengalami kesedihan, nostalgia,
dan kebanggaan, dengan perasaan campur aduk antara lega dan
sedih bahwa mereka akan pulang
6. Reentry culture shock stage, pendatang menghadapi kejutan
yang tidak terduga,
7. Resocialization Stage, seseorang yang mengasimilasi diri
mereka kembali ke peran dan perilaku lama mereka tanpa
membuat banyak "gelombang" atau tampil berbeda dari
rekan-rekan atau kolega mereka
97
98. GEGAR BUDAYA MASUK KEMBALI
3
https://jurnalpalopo.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-43735754/
Fenomena reentry culture shock
melibatkan penataan kembali identitas
baru seseorang dengan lingkungan
rumah yang dulu akrab. Setelah
tinggal di luar negeri untuk jangka
waktu yang lama, kejutan budaya
masuk kembali tidak dapat dihindari.
98
99. Kejutan Budaya Masuk Kembali: Elemen Mengejutkan
https://workwide.de/archives/2018/04
/
Menurut penelitian (misalnya, Chang, 2009; Osland, 1995), elemen
mengejutkan yang sering tidak terduga yang mempengaruhi kejutan budaya
masuk kembali meliputi:
1. Perubahan identitas pendatang
2. Nostalgia dan gambaran ideal dari budaya asal mereka;
3. Kesulitan pendatang dalam mengintegrasikan kembali diri mereka ke
dalam jalur karir lama atau peran karir mereka karena lensa budaya
baru mereka;
4. Kekecewaan pendatang dalam harapan mereka untuk menjalin
hubungan dekat dengan anggota keluarga dan teman yang menjadi
lebih jauh karena perpisahan yang lama;
5. Kurangnya minat keluarga dan teman-teman untuk mendengarkan
kisah-kisah mereka;
6. Tuntutan budaya rumah akan kesesuaian dan harapan untuk kinerja
seperti peran yang dulu;
7. Tidak adanya perubahan dalam budaya rumah atau terlalu banyak
perubahan.
99
100. Resosialisasi: Profil Pengungsi yang Kembali Berbeda
Photo:
Unsplash
Adler (1997) mengidentifikasi 3 profiles dari
returnee managers in relationship, yaitu:
resocialized returnees, alienated returnees, dan
proactive returnees. Resocialized returnees adalah
mereka yang tidak menyadari telah mempelajari
keterampilan baru dalam budaya baru. Alienated
returnees adalah mereka yang sadar akan
keterampilan dan gagasan baru dalam pengalaman
mereka di luar negeri. Namun, mereka mengalami
kesulitan dalam menerapkan pengetahuan baru
mereka di organisasi asal. proactive returnees
adalah mereka yang menyadari perubahan dalam
diri mereka sendiri dan nilai-nilai serta
keterampilan baru yang telah mereka pelajari di
luar negeri.
100
101. INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES
3
https://fineartamerica.com/featured/cat-in-the-sun-jolina-anthony.html
Secara keseluruhan, berikut adalah beberapa alat praktis untuk
mengelola gegar budaya secara efektif:
1. Pendatang baru harus menyadari bahwa gegar budaya tidak dapat
dihindari
2. Pendatang baru harus memahami bahwa gegar budaya muncul
karena lingkungan yang tidak dikenal
3. Berusaha membangun pertemanan yang luas dengan anggota
budaya tuan rumah dan belajar berkomunikasi dengan mereka
dapat meningkatkan pengetahuan lokal.
4. Semakin banyak anggota budaya tuan rumah membantu dan
semakin mereka berusaha untuk meningkatkan keakraban mereka
dengan pendatang baru, semakin mereka dapat meningkatkan
rasa aman dan inklusi
5. Guncangan budaya sebagian disebabkan oleh perasaan tidak
kompeten yang kuat
6. Pendatang baru harus menyadari bahwa gegar budaya adalah fase
afektif transisi dari stres yang surut dan mengalir dari intensitas
tinggi ke rendah
101
104. MK.KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Apa Hubungan Antara Komunikasi Verbal Dan Budaya?
Perkuliahan Minggu ke 9
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://www.hitchedmag.com/article.php?id=2627
104
105. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
https://www.callcentrehelper.com/6-rules-for-mastering-the-art-of-conversation-115900.htm
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan
antara komunikasi verbal dan budaya
Indekator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fitur dan
pola aturan Bahasa manusia yang
berdeda
2. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagi
fungsi Bahasa
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi gaya
komunikasi verbal
105
106. BAHASA MANUSIA: FITUR KHAS DAN POLA ATURAN
https://www.freepik.com/premium-vector/
Bahasa adalah sistem simbolik yang arbitrer
yang memberi label dan mengkategorikan
objek, peristiwa, kelompok, orang, ide,
perasaan, pengalaman, dan banyak
fenomena lainnya. Bahasa juga diatur oleh
aturan berlapis yang dikembangkan oleh
anggota komunitas sosiokultural tertentu.
Meskipun kesamaan luas ada di antara
bahasa, variasi tetap ada dalam bunyi,
simbol tertulis, tata bahasa, dan nuansa
makna dari sekitar 6.700 varietas bahasa di
seluruh budaya di seluruh dunia.
106
107. Fitur Bahasa Khas
https://rickconlow.com/communicate-difficult-conversations/
Arbitrariness adalah Bahasa manusia bersifat arbitrer
dalam fonemik (yaitu, unit suara) dan representasi
grafis (yaitu, alfabet atau karakter). Bahasa dipandang
sebagai sistem simbolik yang arbitrer karena kata-kata
yang dirangkai tidak memiliki makna bawaan.
Keabstrakan adalah Bahasa, bagaimanapun, juga
memungkinkan manusia untuk terlibat dalam
pemikiran abstrak atau pemikiran hipotetis.
Keterpusatan-Arti adalah Untuk memahami
penggunaan bahasa asing budaya, kita harus
memperoleh arti kamus kata dan arti subjektif dari
kata atau frase.
Kreativitas adalah Ada tiga elemen khas dalam fitur
kreativitas linguistik: produktivitas, perpindahan, dan
fitur metakomunikatif (Crystal, 2010).
107
108. Beberapa Pola Aturan
https://www.atlassian.com/blog/teamwork/how-to-navigate-diverse-communication-styles-at-work
5 pola aturan bahasa berikut di sini: fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Aturan Fonologi suatu bahasa mengacu pada prosedur yang
diterima berbeda untuk menggabungkan fonem. Fonem adalah
satuan bunyi terkecil dari suatu kata.
Aturan Morfologi adalah mengacu pada bagaimana kombinasi
suara yang berbeda membentuk kata atau bagian yang
bermakna dari sebuah kata (misalnya, "lead" dan "er-ship"
membentuk "lead-er-ship"; atau kata-kata seperti "caff-eine"
dan "flow-er").
Syntactic Rules, suatu bahasa mengacu pada bagaimana kata-
kata diurutkan bersama sesuai dengan praktik tata bahasa dari
komunitas linguistik.
Aturan Semantik adalah bahasa menyangkut fitur makna yang
kita sematkan pada kata-kata. Kata-kata itu sendiri tidak
memiliki arti yang jelas.
Aturan Pragmatis, bahasa mengacu pada aturan kontekstual
yang mengatur penggunaan bahasa dalam budaya tertentu.
108
109. MENGHARGAI BERAGAM FUNGSI BAHASA
https://novoresume.com/career-blog/communication-skills
Orientasi nilai budaya mendorong penggunaan
bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi
nilai budaya mendorong penggunaan bahasa
dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
individualisme yang tinggi dalam komunikasi
sehari-hari sering menggunakan kata-kata dan
frasa seperti “I,” “me,” “my goal,” “my opinion,”
“self-help,” dan“self-service”. Budayai
kolektivisme dalam komunikasi sehari-hari
sering menggunakan kata-kata/frasa seperti
“our work team,” “our goal,” “our future
together,” dan “we as a group”.
109
110. Fungsi Pandangan Dunia Budaya
https://www.trainerslibrary.org/seven-dimensions-of-culture/
Pandangan dunia mengacu pada
pandangan filosofis kita yang lebih
besar atau cara memandang dunia dan
bagaimana pandangan ini, pada
gilirannya, memengaruhi pola pikir
dan penalaran kita. Pakar antarbudaya
telah mengusulkan dua pandangan
dunia yang membagi budaya Barat dan
non-Barat: pandangan dunia linier dan
pandangan dunia relasional (Stewart &
Bennett, 2005).
110
111. Fungsi Realitas Sosial Sehari-hari
https://www.fluentu.com/blog/educator-english/esl-culture-questions/
Bahasa sehari-hari berfungsi sebagai
prisma atau cermin di mana individu
menekankan peristiwa "penting"
versus "tidak penting" "menarik"
versus "tidak menarik" dalam
komunitas tutur budaya.
Bahasa sehari-hari kita memiliki
kategori berulang yang menangkap
pengalaman sosial kita dan pada
akhirnya membentuk ekspektasi
budaya dan gender kita
111
113. Fungsi Identitas Keanggotaan Grup
https://www.communicationtheory.org/cultural-identity-theory/
Bahasa mewakili titik temu untuk
membangkitkan sentimen kelompok
dan identitas bersama. Bahasa melayani
fungsi identitas budaya-etnis yang
lebih besar karena merupakan lambang
solidaritas kelompok.
113
115. GAYA KOMUNIKASI VERBAL: KERANGKA UMUM
https://www.liquidplanner.com/blog/did-you-just-say-that-understanding-gender-specific-communication-styles/
Gaya komunikasi verbal adalah gaya
yang biasa kita lakukan saat
berkomunikasi dengan orang lain,
seperti: gaya komunikasi yang berterus
terang atau tidak, berbicara dengan
suara yang pelan, berbicara dengan gaya
cepat dll. Gaya komunikasi umumnya
dipengaruhi oleh budaya
115
116. Mendefinisikan Pola Interaksi Konteks Rendah dan
Konteks Tinggi
https://usahello.org/life-in-usa/culture/communication/#gref
Hall (1976) menyatakan bahwa interaksi
manusia, pada tingkat yang luas, dapat dibagi
menjadi sistem komunikasi konteks rendah dan
konteks tinggi. Dalam komunikasi konteks
rendah, penekanannya adalah pada bagaimana
maksud atau makna diungkapkan melalui pesan
verbal yang eksplisit. Dalam komunikasi
konteks tinggi, penekanannya adalah pada
bagaimana maksud atau makna dapat
disampaikan dengan baik melalui konteks yang
tertanam (misalnya, peran atau posisi sosial,
jenis hubungan, sejarah antarkelompok) dan
saluran nonverbal (misalnya, jeda, keheningan,
nada suara) dari pesan verbal.
116
117. Gaya Verbal Langsung dan Tidak Langsung
https://www.wikihow.com/Communicate-Well-With-People-from-Other-Cultures
Gaya langsung dan tidak langsung berbeda
dalam cara mengungkapkan maksud
pembicara melalui nada suara dan
keterusterangan isi pesan. Dalam gaya
langsung, pernyataan cenderung
mengungkapkan maksud pembicara dengan
jelas dan diucapkan dengan nada suara yang
terus terang. Dalam gaya tidak langsung,
pernyataan cenderung menyamarkan maksud
sebenarnya dari pembicara dan dilakukan
dengan nada yang lebih lembut.
117
118. Gaya Verbal Peningkatan Diri dan Merendahkan Diri
https://www.edutopia.org/article/teaching-students-how-have-meaningful-conversations
Gaya peningkatan diri menekankan
pentingnya menarik perhatian atau melebih-
lebihkan kredensial seseorang, prestasi luar
biasa, dan kemampuan khusus. Gaya
merendahkan diri, di sisi lain, menekankan
pentingnya meremehkan diri sendiri melalui
pembicaraan sederhana, menahan diri, ragu-
ragu, dan penggunaan pesan penghinaan diri
mengenai kinerja atau usaha seseorang.
118
119. Keyakinan yang Diekspresikan dalam Bicara dan
Keheningan
https://www.rw-3.com/blog/cultural-implications-of-silence
Hall (1983) mengklaim bahwa
keheningan, atau ma, berfungsi sebagai
alat komunikasi penting dalam banyak
pola komunikasi penduduk asli Amerika
dan Asia. Ma lebih dari sekadar berhenti
di antara kata-kata; alih-alih, ini seperti
titik koma yang mencerminkan jeda
batin dari pikiran pembicara.
119
120. PEMERIKSAAN REALITAS ANTARBUDAYA: DO-ABLES
https://www.internations.org/guide/global/cross-cultural-training-for-business-15380
Untuk menjadi komunikator verbal yang fleksibel, coba
praktikkan panduan berikut:
1. Memahami budaya bahasa. Pahami secara mendasar
ciri-ciri budaya bahasa yang akan Anda temui.
2. Praktek pelacakan verbal. Perhatikan baik-baik
makna isi pesan. Ingatlah bahwa setiap orang
berbicara dengan aksen.
3. Latih kesabaran verbal. Gunakan empati dan
kesabaran verbal untuk penutur asing dari budaya
yang berbeda.
4. Perhatikan nada suara nonverbal.
5. Gunakan beberapa mode presentasi. Gunakan
pernyataan ulang visual, seperti gambar, grafik,
gerakan, atau ringkasan tertulis, untuk memperkuat
poin Anda.
6. Menguasai aturan pragmatis budaya.
120
124. Sub- Capaiaan Pembelajaran Matakuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep
komunikasi nonverbal lintas budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak
komunikasi nonverbal
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk
bentuk komunikasi nonverbal
3. Mahasiswa dapat menjelaskan batasan
aturan
https://id.pinterest.com/pin/699535754612409754/
124
125. DAMPAK KOMUNIKASI NONVERBAL
https://www.humanresourcemag.com/news/817/tips-for-understanding-nonverbal-communication
Banyak ahli nonverbal memperkirakan
bahwa dalam setiap pertemuan, sekitar 65
persen makna pesan disimpulkan melalui
saluran nonverbal (Burgoon, Guerrero, &
Floyd, 2010
Pesan nonverbal sering kali merupakan
sarana utama untuk menunjukkan emosi
kita, sikap kita, dan sifat hubungan kita
dengan orang lain. Pesan-pesan ini bisa
disengaja atau disengaja, cepat dibaca, atau
lupa maknanya.
125
127. Satu Kode, Interpretasi yangTakTerhitung
Isyarat nonverbal yang sama dapat
berarti hal yang berbeda bagi orang yang
berbeda dalam budaya, misalnya, tanda
jempol artinya baik-baik saja atau "OK"
di Amerika Serikat dan Inggris tetapi
dapat menandakan makna kutukan di
Thailand dan makna yang benar-benar
menghina di Afghanistan, Iran, Nigeria,
dan sebagian Italia dan Yunani
127
128. PerbandinganVerbal dan Nonverbal
https://www.communicationtheory.org/non-verbal-communication/
Pesan verbal menekankan makna isi, pesan
nonverbal menekankan makna analogis atau
relasional melalui nada suara atau isyarat
ekspresif tubuh lainnya. Penggunaan pesan
verbal bisa sangat strategis, penggunaan
perilaku nonverbal bisa disengaja (misalnya,
dengan pakaian yang kita kenakan dan
bagaimana kita ingin menampilkan diri) dan
tidak disengaja, seperti yang ditafsirkan oleh
penerima. Isyarat nonverbal dapat digunakan
secara mandiri atau bersama-sama dengan pesan
verbal.
128
130. https://2012books.lardbucket.org/books/a-primer-on-communication-studies/s02-01-perception-process.html
Penampilan fisik
Penampilan fisik meliputi tipe tubuh, tinggi
badan, berat badan, rambut, dan warna kulit.
Penampilan kami, seperti pakaian dan artefak
berfungsi sebagai penanda identitas unik atau
subkultur kita. Artefak adalah ornamen atau
perhiasan yang kita gunakan untuk
berkomunikasi, seperti perhiasan, sepatu,
kacamata, sarung tangan, cat kuku, tato, lidah,
tindik di wajah, dan tubuh, serta lukisan wajah
mengomunikasikan usia, keanggotaan kelompok,
status dan kelas sosial ekonomi, kepribadian, dan
jenis kelamin kita.
130
131. https://www.thoughtco.com/paralinguistics-paralanguage-term-1691568
Parabahasa
Parabahasa adalah suara dan nada yang
kita gunakan dalam percakapan dan
perilaku bicara yang menyertai pesan.
Sederhananya, Parabahasa adalah
bagaimana sesuatu dikatakan, bukan
apa yang dikatakan. Aspek fitur
paralinguistik mencakup berbagai
kualitas suara, seperti berikut:
Aksen, Rentang nada, Intensitas nada,
Volume, Artikulasi, dan Rate.
131
134. https://www.researchgate.net/figure/Body-language-includes-different-types-of-nonverbal-indicators-such-as-facial_fig3_322674507
Gestures
Gestur adalah bentuk komunikasi nonverbal yang
spesifik secara budaya dan signifikan. Empat
kategori dasar gerakan tangan dan gerakan tubuh
(Ekman & Friesen, 1975) yaitu: emblem, ilustrator,
regulator, dan adaptor.
Emblem adalah isyarat yang menggantikan kata dan
frasa.
Ilustrator adalah gerakan tangan nonverbal yang
kita gunakan bersama dengan pesan lisan
Regulator adalah perilaku nonverbal yang kita
gunakan dalam percakapan untuk mengontrol,
mempertahankan, atau "mengatur" kecepatan dan
alur percakapan.
Adaptor adalah kebiasaan atau gerak tubuh yang
memenuhi beberapa jenis kebutuhan psikologis atau
fisik.
134
135. 1 2 3 4
5 6 7
(1) U.S. peace; (2) Asian swear; (3) Hawaiian hang loose; (4)Texan hook ‘em horns; (5) American Sign
Language love; (6) OK gesture; (7)Thumbs up.
135
136. https://www.communicationtheory.org/haptic-communication/
Haptik
Fungsi nonverbal haptics memeriksa persepsi
dan makna dari perilaku sentuhan. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku
sentuhan digunakan untuk memenuhi lima
fungsi komunikatif: sebagai ritual salam,
untuk mengekspresikan kasih sayang, untuk
bermain-main, memiliki perilaku
mengendalikan, dan memiliki fungsi yang
berhubungan dengan tugas (Andersen, 2007).
136
138. Mengatur Batas Interpersonal
https://www.sheknows.com/health-and-wellness/articles/2416323/pandemic-life-setting-boundaries/
Good Studio/AdobeStock Ashley Britton/SheKnows
EdwardT. Hall adalah salah satu antropolog
pertama yang menulis secara ekstensif tentang
bagaimana kita “menandai” dan
mendefinisikan wilayah kita. Mengatur batas
interpesonal adalah studi tentang proxemics.
Proxemics adalah studi tentang ruang antara
orang, kontak fisik, dan kecemasan batin yang
kita miliki ketika orang melanggar ruang kita.
Di Amerika Serikat, menurut Hall, kami
memiliki empat zona spasial: intim, pribadi,
sosial, dan publik (Hall, 1959, 1966).
138
140. Batas Psikologis
https://psychologyconquers.com/how-to-set-boundaries/
Ruang intrapersonal mengacu pada kebutuhan
privasi informasi atau keheningan psikologis
antara diri sendiri dan orang lain. Regulasi
privasi menjadi perhatian utama di banyak
lingkungan sosial Barat, masalah ini mungkin
tidak dianggap penting dalam budaya
berorientasi kolektif, konsep privasi ditafsirkan
sebagai menyinggung di banyak budaya
kolektif
140
142. INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES
https://www.businesstopia.net/communication/non-verbal-communication-different-cultures
Poin nonverbal untuk dipertimbangkan dalam berkomunikasi
lintas budaya:
1. Bersikaplah fleksibel saat Anda mengamati dan
mengidentifikasi aturan tampilan nonverbal.
2. Masuk lebih dalam: makna dan harapan yang berbeda dari
norma dan aturan nonverbal lebih dari apa yang dilihat
seseorang,
3. Ppa yang dikatakan seseorang tidak sepenting bagaimana
dikatakan.
4. Sebagai komunikator nonverbal yang fleksibel, ekspresikan
emosi dan sikap yang sesuai dengan tingkat kenyamanan
Anda tetapi, pada saat yang sama, adaptif dan peka
terhadap aturan tampilan nonverbal yang sesuai dalam
situasi tertentu dan dalam komunitas budaya tertentu.
5. Karena perilaku nonverbal seringkali sangat ambigu dan
bergantung pada situasi, belajarlah untuk tidak terlalu
menghakimi dan lebih tentatif dalam menafsirkan sinyal
nonverbal orang lain yang tidak dikenal.
142
146. Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/people-managers/pages/goals-for-new-year-.aspx
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep budaya popular dan
komunikasi antar budaya
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa mengetahui cara belajar budaya tanpa
pengalaman pribadi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa seseorang
mengkomsumsi dan melawan budaya populer
3. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana kelompok
budaya digambarkan melalui lensa budaya popular
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara kekuatan
dan dinamika budaya populer
146
147. BELAJAR TENTANG BUDAYA TANPA PENGALAMAN PRIBADI
Banyak dari apa yang kita ketahui
mungkin berasal dari budaya
populer—pengalaman media film,
televisi, musik, video, buku, dan
majalah yang sebagian besar dari kita
ketahui dan bagikan. Bagaimana
pengalaman ini mempengaruhi
komunikasi antarbudaya?
https://www.vox.com/culture/2018/2/16/16915672/what-is-kpop-history-explained
147
148. The Power of Popular Culture
https://www.amazon.ca/Abbey-Road-180g-Vinyl-LP/dp/B0041KVZ1I
"Budaya populer mewakili
denominator umum, sesuatu yang
melintasi sebagian besar
hambatan ekonomi, sosial dan
pendidikan." - Edward Jay
Whetmore
148
149. What Is Popular Culture?
Budaya populer mengacu pada sistem atau
artefak yang dimiliki sebagian besar orang dan
diketahui oleh kebanyakan orang“. Menurut
definisi ini, televisi, video musik, YouTube,
Disney, iklan, sinetron, dan majalah populer
adalah sistem budaya populer. Sedangkan,
simfoni dan balet tidak bukann bagian dari
budaya populer karena kebanyakan orang tidak
dapat mengidentifikasi banyak tentang hal
tersebut kecuali mereka telah mempelajarinya.
Definis lain dari budaya popular adalah Sebuah
nama baru untuk budaya rendah, mengacu pada
produk budaya yang dimiliki dan diketahui oleh
kebanyakan orang, termasuk televisi, musik,
video, dan majalah populer.
The Simpsons (Fox via IMDb)
149
150. CONSUMING AND RESISTING POPULAR CULTURE
Consuming Popular Culture
Model encoding/decoding Stuart Hall (1980)
menempatkan “makna” pada beberapa tahap dalam
proses komunikasi, sehingga tidak pernah tetap tetapi
selalu dikonstruksi dalam berbagai konteks. Dalam
modelnya, Hall menempatkan encoding —atau
konstruksi makna tekstual oleh institusi budaya
populer—dalam konteks sosial tertentu. Decoding—
penafsiran makna teks oleh penerima—dilakukan oleh
berbagai audiens dalam konteks sosial yang berbeda, yang
anggotanya memiliki kepentingan berbeda yang
dipertaruhkan. Dengan cara ini, makna dari berbagai teks
budaya populer dapat dilihat sebagai dinegosiasikan
selama proses komunikasi. “Makna sebenarnya” dari teks
budaya populer tidak bisa begitu saja ditemukan baik di
pengirim maupun penerima.
Encoding Decoding
Production of meaning I
Social context
Production of meaning II
Social context
Meaningful discourse
Model encoding/decoding Stuart Hall. Coba gunakan model ini untuk
mendiskusikan bagaimana orang yang berbeda mungkin sampai pada interpretasi
yang berbeda dari acaraTV favorit Anda 150
152. Orang sering kali diperkenalkan dengan
budaya lain melalui lensa budaya populer.
kita juga harus memikirkan bagaimana
kelompok budaya ini digambarkan melalui
lensa budaya populer itu.Tidak semua orang
melihat penggambaran dengan cara yang sama.
Studi ilmu sosial tentang liputan televisi
tentang tindakan afirmatif dan orang Afrika-
Amerika, peneliti komunikasi AlexisTan,Yuki
Fujioka, dan GerdeanTan (2000)
Mary Beth Oliver dan rekan-rekannya (2004)
memeriksa ingatan pembaca berita tentang
fitur wajah rasial orang-orang dalam berita
REPRESENTING CULTURAL GROUPS
https://www.spiralytics.com/blog/boost-relevance-with-pop-culture/
152
153. Citra budaya populer seringkali lebih
berpengaruh dalam membangun cara-cara
tertentu untuk memahami kelompok budaya
lain daripada kita sendiri.
Katz dan Liebes menemukan bahwa orang
Amerika AS di Los Angeles jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk menganggap Dallas
sebagai gambaran kehidupan di Amerika
Serikat. Sebaliknya, orang Israel, Arab, dan
imigran lebih cenderung percaya bahwa acara
televisi ini memang tentang kehidupan di
Amerika Serikat.
Persepsi Migran tentang Budaya Arus Utama
https://www.imdb.com/title/tt0108778/
153
154. Budaya Populer dan Stereotip
Dengan cara apa ketergantungan pada
budaya populer menciptakan dan
memperkuat stereotip budaya yang
berbeda? Pengetahuan kita tentang tempat
lain, bahkan tempat yang pernah kita
kunjungi, sebagian besar dipengaruhi oleh
budaya populer. Bagi orang-orang yang
tidak bepergian dan yang berinteraksi
dalam lingkungan sosial yang relatif
homogen, dampak budaya populer
mungkin lebih besar.
https://www.e-ir.info/2015/05/05/on-captain-america-and-doing-popular-culture-in-the-social-sciences/
154
155. U.S. POPULAR CULTURE AND POWER
sebagian besar budaya populer yang beredar secara
internasional adalah budaya populer AS. Film buatan
AS, misalnya, didistribusikan secara luas oleh industri
yang didukung oleh sumber daya keuangan yang cukup
besar.
Banyak media AS lainnya tersedia secara luas di luar
Amerika Serikat, termasuk televisi dan surat kabar.
Misalnya, MTV dan CNN secara internasional.
Tidak semua budaya populer berasal dari Amerika
Serikat. Misalnya, James Bond adalah fenomena Inggris,
tetapi karakter terkenalnya telah diekspor ke Amerika
Serikat.
Fenomena budaya populerWave ( Hallyu) telah
“menjadi seruan di Korea atas keberhasilan yang
dirasakan industri budayanya di Asia” (J. Kim, 2007,
hlm. 48).
https://www.qureta.com/post/konsep-pop-culture-dalam-hegemoni-gramsci
155
156. Imprealisme budaya adalah Dominasi atau kontrol melalui
media. Dominasi atau eksploitasi memanfaatkan bentuk-
bentuk teknologi. Dominasi dilakukan melalui penyebaran
produk budaya.
Dalam surveinya tentang perdebatan imperialisme budaya,
sarjana JohnTomlinson (1991) mengidentifikasi lima cara
berpikir tentang imperialisme budaya: (1) sebagai dominasi
budaya, (2) sebagai imperialisme media, (3) sebagai wacana
nasionalis, (4) sebagai kritik terhadap kapitalisme global, dan
(5) sebagai Sementara televisi, sebagai cermin, terkadang
mencerminkan beberapa budaya Pantai Gading, yang terakhir
diharapkan untuk menyetujui budaya nasional tunggal dalam
citra Partai, yang juga identik dengan citra budaya Barat. . . .
Prioritas budaya adalah keterbukaan demi modernisasi dalam
pencarian identitas nasional Pantai Gading. (Tanah, 1992, hlm.
25)kritik terhadap modernitas (hlm. 19-23).
Imperialisme Budaya
https://www.vox.com/2015/12/29/10683812/2015-pop-culture-timeline
156
159. Pertemuan Minggu ke 12
MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
ApaYang Menyebabkan Kita Memiliki Bias
Terhadap Outgroups?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://ethicsunwrapped.utexas.edu/glossary/in-groupout-group 159
160. Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep apa yang
menyebabkan komunikator memiliki bias terhadap
outgroups?
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan persepsi manusia
terhadap outgroups
2. Mahasiswa dapat menjelaskan bias antar kelompok
yang disebabkan etnosentrisme dan stereotip
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi batasan
keanggotaan ingroup- outgroups
4. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep Prasangka,
diskriminasi, dan rasisme pada outgroup
Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/people-managers/pages/goals-for-new-year-.aspx
160
161. Kecenderungan Persepsi Manusia: Suatu Prinsip Umum
Pandangan kita tentang dunia dan informasi
yang kita serap terjadi melalui proses
penyaringan yang kompleks. Filter kognitif
(mental) dan afektif (emosi) berfungsi
sebagai satu set kacamata tak terlihat yang
kita pakai untuk menafsirkan dan
mengevaluasi perilaku antarbudaya orang
asing.
Persepsi manusia adalah proses memilih
isyarat dengan cepat dari lingkungan,
mengorganisasikannya ke dalam pola yang
koheren dan memberi label pada pola
tersebut, dan menafsirkan pola itu sesuai
dengan harapan kita.
https://www.optimisticlearner.com/ingroup-vs-outgroup/
161
162. Perhatian yang selektif
https://www.mentalup.co/blog/selective-attention
https://www.verywellmind.com/what-is-selective-attention-2795022
Dalam proses perhatian selektif, kita mengambil isyarat
dengan cepat dari lanskap budaya kita. Dalam
lingkungan yang tidak dikenal, kita cenderung untuk
lebih memperhatikan isyarat yang cocok dengan identitas
kita yang menonjol (misalnya, kelompok usia yang
sama), isyarat yang berbeda dari kelompok (misalnya,
warna kulit yang berbeda), dan isyarat yang memnuhi
harapan interaksi atau tujuan kita (misalnya, ritual salam
berjabat tangan)
162
163. Menyeleksi Organisasi dan Melabeli
Kami telah belajar dari sosialisasi
budaya/etnis kami untuk mengatur
persepsi kami dengan
mengelompokkan objek, orang, atau
hal serupa dan memberi label dengan
simbol atau nama.
Bagaimana Kita memilih untuk
mengatur persepsi Kita dan
"menamai" persepsi Kita bergantung
pada identitas, nilai, sikap, label
bahasa, dan konteks Kita.
Sumber Gambar: Social Science LibreTexts
163
164. Interpretasi Selektif
o Interpretasi memungkinkan kita untuk
melampirkan makna pada data yang kita
terima, dan ini termasuk harapan kita.
Harapan melibatkan apa yang kita
antisipasi dan prediksi tentang bagaimana
orang lain akan berkomunikasi dengan kita
selama interaksi.
o Harapan adalah filter persepsi kita tentang
orang lain.
o Ketiga filter persepsi (perhatian selektif,
organisasi selektif, dan interpretasi selektif)
bertindak sebagai hambatan utama untuk
komunikasi antar budaya yang efektif.
https://www.chegg.com/writing/guides/research/control-group-in-science/
164
165. FILTER ANTAR KELOMPOK BIAS: ETNOSENTRISME DAN STEREOTIPE
Etnosentrisme dan Komunikasi
o Etnosentrisme berasal dari dua kataYunani dan dapat
dipecah menjadi komponen-komponennya. Etno mengacu
pada "kelompok etnis atau budaya sendiri," dan sentrisme
berarti bahwa "kelompoknya sendiri harus dipandang sebagai
pusat dunia.“
o Etnosentrisme memiliki cara yang memungkinkan kita untuk
fokus secara khusus pada peristiwa yang lebih penting di
tanah kita daripada sepuluh ribu mil jauhnya.
o Etnosentrisme adalah mekanisme pertahanan yang digunakan
untuk melihat budaya kita lebih unggul dari budaya lain dan
dengan demikian kita menganggap cara hidup kita sebagai
yang paling masuk akal dan tepat.
https://www.anthromania.com/2021/07/06/ethnocentrism-and-cultural-relativism-is-everyone-the-same-as-you/
https://opensea.io/assets/matic/
165
166. Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) dari J. Bennett dan M.
Bennett (2004).
Penyangkalan Pertahanan
Minimalisasi
Integrasi
Adaptasi
Penerimaan
Pengalaman perbedaan
Pengembangan kepekaan antarbudaya
Negara etnosentris Negara etnorelatif
166
167. Stereotip dan Komunikasi
Stereotip adalah gambaran berlebihan
yang kita buat tentang sekelompok orang
berdasarkan keyakinan dan harapan kita
yang tidak fleksibel tentang karakteristik
atau perilaku kelompok (Lippman, 1936;
Stephan & Stephan, 1992, 1996).
Stereotip adalah generalisasi berlebihan
terhadap sekelompok orang tanpa ada
upaya untuk memahami variasi individu.
Isi stereotip dapat menyampaikan
informasi positif dan negatif (misalnya,
"Orang Asia pandai matematika" atau
"Orang Padang Pelit").
https://www.npr.org/2012/07/12/156664337/stereotype-threat-why-women-quit-science-jobs
167
168. A Two-Dimensional Stereotype Content Model dari Cuddy et al. (2009
Note: HW-LC = high warmth–low competence; LW-HC = low warmth–high competence; LLW-HHC = lowest
warmth–highest competence 168
169. Citra media membentuk cara kita memandang orang lain yang berbeda
dari kelompok budaya-etnis yang berbeda. Akibatnya, kami
mengasosiasikan stereotip yang berbeda sebagai "tipe karakter" atau
sebagai kelompok etnis tertentu yang mewakili gambar terkait (Mastro,
Behm-Morawitz, & Kopacz, 2008).
Tidak dapat dihindari bahwa semua individu stereotip. Kunci untuk
menangani masalah secara efektif adalah belajar membedakan antara
stereotip yang tidak fleksibel dan stereotip yang fleksibel.
Stereotip: Kami Adalah Apa yang Kami Tonton
https://mobile.twitter.com/stereotypes_nft
Inflexible stereotyping Flexible stereotyping
Automatic-pilot reaction Mindful of categorization
Rigid categories Open-ended categories
Premature closure First best-guesses
Polarized evaluations Loose interpretations
Information distortion Information openness
Unwilling to change categories Willingness to change categories
TABLE INFLEXIBLE/MINDLESS VERSUS FLEXIBLE/MINDFUL STEREOTYPING
169
170. MENANDAI BATASAN KEANGGOTAAN OUTGROUP–OUTGROUP
Kami versus Mereka
Teori identitas sosial adalah studi tentang keanggotaan
ingroup dan outgroup, khususnya bagaimana keterikatan
emosional Kita dengan kelompok sosial memainkan peran
kunci dalam pembentukan identitas sosial dan pribadi Kita.
Anggota ingroup adalah orang-orang dengan siapa Kita
merasa terhubung, seperti anggota keluarga dan teman
dekat, sedangkan anggota outgroup adalah mereka dari
siapa Kita merasa terpisah secara emosional dan psikologis,
seperti orang asing atau kelompok agama yang berlawanan
(Pettigrew, 1978; Pettigrew & Tropp, 2008). ;Phoenix,
2010).
Ketika in-group dan outgroup berkomunikasi satu sama
lain, komunikasi antarkelompok terjadi. Komunikasi
antarkelompok terjadi setiap kali individu yang tergabung
dalam satu kelompok berinteraksi, secara kolektif atau
individual, dengan kelompok lain atau anggotanya dalam
hal identifikasi ingroup mereka (Sherif, 1966).
https://theschurething.wordpress.com/2013/08/27/5-ways-to-overcome-us-vs-them/
170
171. Perjuangan Keanggotaan Grup
Keanggotaan dalam ingroup adalah
masalah derajat dan variasi. Jika norma,
nilai, dan hubungan sosial dalam suatu
kelompok mempengaruhi pola
komunikasi anggota kelompok,
pengaruh kelompok pada satu individu
tertentu harus bergantung pada sejauh
mana seseorang berbagi norma (Kim,
1988, 2000).
Penerimaan ke ingroup dan penerimaan
oleh ingroup, atas dasar norma dan nilai
bersama, saling terkait: semakin banyak
individu bergaul dengan ingroup,
semakin besar konformitas yang
diharapkan dan diperkuat.
Meskipun ingroup kita menawarkan kita
rasa memiliki dan keamanan, mereka
juga memiliki kekuatan untuk menolak
kita.
https://thedecisionlab.com/biases/in-group-bias
171
172. Bias Atribusi Antarkelompok
Salah satu hasil interaksi dengan anggota outgroup adalah atribusi
antarkelompok. Proses atribusi antarkelompok membantu kita
memahami pertemuan kita dengan memungkinkan kita untuk
menafsirkan dan mengevaluasi perilaku anggota kelompok luar
(Dovidio, Hewstone, Glick, & Esses, 2010a, 2010b).
Setiap hari, kami mencoba mencari tahu mengapa orang berperilaku
seperti itu. Jika ekspektasi mengacu pada antisipasi kita tentang apa
yang akan terjadi dalam interaksi tertentu, atribusi adalah
penjelasannya—makna mengapa orang berperilaku seperti itu.
Atribusi Disposisional
Positif
Atribusi situasional
Atribusi situasional Atribusi Disposisional
Negatif
Ingroup
Outgrou
Attribution
process
Positive event Negative event
Perbedaan Atribusi Ingroup dan Outgroup
https://americanmind.org/salvo/the-woke-islamist-axis-against-free-speech/
https://scroll.in/article/810589/why-bad-news-for-one-muslim-american-is-bad-news-for-all-muslims
172
173. SHATTERED LENS: PRAJUDI, DISKRIMINASI, DAN RASISME
https://www.researchprofessionalnews.com/rr-news-europe-germany-2022-4-cologne-appoints-anti-racism-representative/
https://www.learningforjustice.org/magazine/fall-2015/extreme-prejudice
Istilah prasangka umumnya menggambarkan perasaan dan
kecenderungan individu terhadap anggota kelompok luar
dalam arah yang merendahkan atau negatif. Namun,
prasangka sebenarnya dapat merujuk pada kecenderungan
dan perasaan negatif atau positif tentang anggota kelompok.
Asalan orang beprasangka:
1. Pola pikir berprasangka bertindak sebagai mekanisme
pertahanan ego, bertindak sebagai perisai untuk
melindungi ego kita yang rapuh.
2. Di dunia kita yang kacau, kita membutuhkan keteraturan.
3. Tidak memiliki pengetahuan budaya yang akurat.
Fungsi prasangka ini memungkinkan kita untuk memahami
sifat dari sikap bermusuhan dan bias terhadap anggota
outgroup
Prejudice: Multiple Explanations and Functions
173
174. Prejudiced Remarks or Innocent Jokes?
Perilaku berprasangka memiliki banyak bentuk.
Salah satu aspek termasuk komentar atau ucapan
"innocent" atau lelucon yang bias. Mari kita
pikirkan pertanyaan ini sejenak: Apakah ucapan
innocent atau lelucon bias yang ditujukan pada
individu atau kelompok etnis membuat itu dapat
ditoleransi atau diterima?
Pertanyaannya berikutnya: Di mana kita menarik
garis? Kapan lelucon etnis hanya lelucon, bentuk
prasangka, atau komentar rasis (lihat Gambar)?
Apakah “boleh” melihatnya sebagai lelucon jika
humor itu datang langsung dari ingroup kita?
Renungkan beberapa lelucon terbaru yang Kita
terima secara online atau melalui teman. Berapa
banyak yang didasarkan pada stereotip
antarkelompok atau beberapa bentuk prasangka?
Keterangan Gambar:Tempat garam dan merica dijual di
toko Eropa. Apakah Anda akan membelinya?
174
175. Four Discriminatory Practices
Menurut Feagin dan Feagin (2011), ada empat tipe dasar
praktik diskriminasi dalam masyarakat: (1) isolate
discrimination; (2) small-group discrimination; (3) direct
institutional discrimination; and (4) indirect institutional
discrimination.
1. Perilaku diskriminatif ini terjadi secara individual.
Mulai dari penggunaan hinaan rasis hingga tindakan
fisik yang keras
2. Ketika sekelompok individu dari ingroup terlibat dalam
tindakan bermusuhan dan kasar terhadap anggota
outgroup, ini dikenal sebagai diskriminasi kelompok
kecil.
3. Jika ada dukungan terhadap diskriminasi yang
ditentukan oleh komunitas, kita dapat menyebutnya
sebagai diskriminasi institusional langsung. Praktik
semacam itu bukanlah insiden yang terisolasi tetapi
dilakukan secara rutin oleh sejumlah besar individu yang
dilindungi oleh hukum dari komunitas skala besar.
4. Diskriminasi institusional tidak langsung adalah praktik
luas yang secara tidak langsung mempengaruhi anggota
kelompok tanpa disengaja.
https://drcherrycoaching.com/how-to-approach-discriminatory-complaints-as-a-victim-or-as-a-manager/
175
176. DifferentTypes of Racism
Efek langsung dari diskriminasi dan
praktiknya adalah rasisme. Rasisme dapat
diringkas dengan tiga prinsip berikut:
o Perasaan superioritas berdasarkan
perbedaan biologis atau ras, atau
keduanya,
o Preferensi dan solidaritas ingroup yang
kuat; penolakan terhadap kelompok luar
yang menyimpang dari kebiasaan dan
kepercayaan kelompok dalam, dan
o Sebuah doktrin yang memberikan
keuntungan khusus bagi mereka yang
berkuasa (Jones, 1997, hal. 373).
Racial Profiling
Undang-Undang tentang ras dan etnis di
Indonesia diatur dalam Undang-undang
Dasar Republik Indonesia Nomor 40Tahun
2008. Tentang menghapuskan diskriminasi
Ras dan Etnis
176
177. Perpetuating Stereotypic Images
Rasisme ditampilkan sebagai “fenomena
top-down” (Jones, 1997). Hal ini terjadi
ketika anggota kelompok mayoritas
mempresentasikan kelompok mereka secara
positif dan minoritas dalam cahaya negatif.
Seluruh proses ini dikemas dalam istilah
"melindungi citra kelompok mayoritas
tentang keadilan dan objektivitas, sambil
membuat komentar yang meremehkan atau
merendahkan tentang kelompok lain"
(Jones, 1997, hlm. 385).
Hate Crimes
Kejahatan kebencian biasanya dimotivasi
oleh permusuhan terhadap korban sebagai
anggota suatu kelompok (misalnya, atas
dasar etnis/ras, kecacatan, usia, agama, jenis
kelamin, atau orientasi seksual). Kejahatan
ini dapat mencakup tindakan seperti
penyerangan fisik, penyerangan dengan
senjata, pelecehan, vandalisme, perampokan,
pemerkosaan, pelecehan verbal, penyerangan
terhadap rumah atau tempat ibadah orang,
dan bahkan pembunuhan
Bullying, termasuk cyberbullying, dapat
dikaitkan dengan kejahatan kebencian.
177
178. Mulailah dengan jujur pada diri
sendiri.. Tanyakan pada diri
sendiri, “Apa yang
menyebabkan saya bereaksi
seperti ini?” "Di mana atau dari
siapa saya belajar ini?" "Apakah
saya mendasarkan penilaian
reaktif saya pada fakta yang
akurat, atau apakah reaksi saya
didasarkan pada interpretasi
subjektif tentang perilaku
anggota outgroup?"
Mengurangi Prasangka dan Diskriminasi
Periksa diri Kita sebelum Kita
mengevaluasi perilaku anggota
outgroup.Tanyakan pada diri
sendiri, “Apakah saya terlalu
menggeneralisasi? Apakah saya
menggunakan proses atribusi
yang seimbang?” Bias akan
tercipta jika kita menilai
seseorang terlalu cepat sehingga
interaksi berjalan dengan cara
yang dapat diprediksi. Untuk
terlibat dalam komunikasi
antarbudaya yang efektif,
meluangkan waktu mengenal
seseorang tanpa bergantung
pada stereotip
Ingatlah bahwa gambaran
negatif tentang anggota
outgroup akan mengubah
persepsi Kita. Jika Kita
memendam segala bentuk
prasangka terhadap anggota
outgroup, Kita baru saja
menerima prinsip favoritisme
ingroup dan negativisme
outgroup.
Komunikasikan perasaan Kita
dengan menyampaikannya di
forum yang paling nyaman. Jika
Anda mengamati, membaca,
atau mendengar sesuatu yang
tidak adil, angkat suara Anda
dengan tegas
178
179. INTERCULTURAL REALITY CHECK: DO-ABLES
Apa yang akan Anda lakukan untuk menjadi agen
perubahan? Bagaimana Anda bisa membuat perbedaan?
1. Mulailah dengan yang bersih. Bersikaplah fleksibel
dengan tebakan terbaik pertama Anda.
2. Gunakan hadiah Anda yang paling berharga: otak
Anda
3. Teruslah belajar, membaca, dan menambah
pengetahuan tentang orang-orang di sekitar Anda.
4. Ingat, kita semua sedang bekerja. Menganalisis
kecenderungan etnosentris Anda dengan cara yang
jujur memaksa Anda untuk mempertimbangkan
keyakinan, nilai, dan cara berpikir Anda yang sudah
mengakar.
https://www.freepik.com/free-photos-vectors/stop-racism
https://abcnews.go.com/US/20-years-911-islamophobia-continues-haunt-muslims/story?id=79732049
179
181. TERIMA KASIH
Foto oleh MeYouVern di flickr
https://www.flickr.com/photos/13787013@N00/5529702765/in/photostream/
Thank You
181
182. Pertemuan Minggu ke 13
MK. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Bagaimana kita dapat mengelola konflik antar
budaya secara fleksibel?
Arni, S.Kom., M.I.Kom
https://www.verywellmind.com/reframing-defined-2610419
182
183. Sub- Capaiaan Pembelajaran MataKuliah
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep mengelola
konflik antar budaya secara fleksibel?
Indikator Sub-CPMK
1. Mahasiswa dapat menjelaskan latarbelakang yang
menyebabkan konflik antarbudaya
2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya
konflik antarbudaya
3. Mahasiswa mengetahui cara menjadi seorang
komunikator yang fleksibel dalam mengelola
konflik antarbudaya
Foto: projectmanager.com
183
184. KONFLIK ANTAR BUDAYA: FAKTOR-FAKTOR LATAR BELAKANG BUDAYA
o Ting-Toomey mendefinisikan konflik antar budaya
sebagai perjuangan emosional implisit atau eksplisit
atau frustrasi antara orang-orang dari budaya yang
berbeda atas nilai-nilai yang dirasakan tidak sesuai,
norma, orientasi wajah, tujuan, sumber daya yang
langka, proses, dan / atau hasil dalam situasi
komunikasi (Ting-Toomey, 2005b, 2009; Ting-
Toomey & Oetzel, 2001).
o Konflik Antarbudaya seringkali dimulai dengan
ekspektasi yang berbeda mengenai perilaku konflik
yang pantas atau tidak pantas dalam sebuah adegan
interaksi.
o Sebuah konflik antarbudaya sering kali melibatkan
faktor-faktor yang kompleks dan berlapis-lapis.
Faktor-faktor ini termasuk lensa konflik budaya yang
berbeda, persepsi konflik yang berbeda, tujuan konflik
yang berbeda, dan sudut pandang yang berbeda
tentang sumber daya yang langka.
https://news.mongabay.com/2022/05/conflict-over-resources-in-kenya-hits-deadly-highs-with-firearms-in-play/
184
185. Lensa Konflik Berbasis Budaya
Pola nilai budaya seperti individualisme dan
kolektivisme sering mewarnai sikap, harapan, dan
perilaku konflik kita ketika kita terlibat dalam
kisah yang membuat frustrasi secara emosional
(Cohen, 1987, 1991). Lensa dan asumsi budaya
yang berbeda berfungsi sebagai faktor pertama
yang berkontribusi pada awal iritasi antar budaya.
Tipe kepribadian individualis atau mandiri,
resolusi Konflik antarbudaya sering kali mengikuti
model yang berorientasi pada hasil.
Tipe kepribadian kolektivis atau tipe kepribadian
interdependen diri, relative mengelolah manajemen
konflik antarbudaya sering mengikuti model
"berorientasi proses".
https://indvstrvs.org/next-gen-leadership/
185