SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu dari empat negara di dunia
dengan jumlah anak-anak terbesar yang hanya sebagian
diimunisasi atau tanpa perlindungan imunisasi sama sekali
Setiap tahun, jutaan anak-anak menjadi rentan terhadap
penyakit yang tidak hanya dapat dicegah, tapi juga dengan
konsekuensi serius seperti cacat dan kematian.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi
hambatan (bottleneck) yang mencegah anak-anak di setiap
sudut negara untuk mendpatkan manfaat dari intervensi
kesehatan yang tersedia dan sangat hemat biaya ini.
Meskipun tantangan teknis mulai dari kualitas penyediaan
pelayanan sampai logistik memiliki peran, pentingnya
komunikasi sebagai elemen kunci dalam keberhasilan
program imunisasi telah dipahami oleh Departemen
Kesehatan (Depkes) dan mitra-mitranya.
Tujuan dari panduan ini adalah untuk mencakup dasar-dasar
komunikasi strategis dan langkah-langkah penting yang
dibutuhkan untuk mengembangkan rencana aksi komunikasi
sederhana guna mendukung imunisasi rutin. Ini diharapkan
membantu tim komunikasi tingkat propinsi dan kabupaten di
lingkungan Kementrian Kesehatan untuk merancang dan
menerapkan intervensi komunikasi lokal yang relevan dan
efektif bersama-sama dengan mitra mereka, dan dalam
melibatkan masyarakat lokal.
2
Isi panduan ini didasarkan pada dua lokakarya komunikasi
imunisasi yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan di
Jakarta pada bulan November 2012 dan Januari 2013. Peserta
lokakarya ini membantu untuk menciptakan isi untuk strategi
komunikasi imunisasi rutin nasional 2013-2015 dengan
bersama-sama mengerjakan esensi desain komunikasi
strategis dan dalam menyiapkan langkah-langkah
perencanaan lokal yang dituangkan bersama dalam buku
panduan ini. Oleh karena itu, buku ini juga akan bertindak
sebagai dokumen acuan bagi mereka yang berpartisipasi
dalam lokakarya.
Perencanaan di depan sebelumnya merupakan prasyarat bagi
keberhasilan intervensi dalam setiap bidang - bukan hanya
dengan komunikasi. Dengan rencana aksi dan strategi yang
direncanakan, dikoordinasikan dan direvisi dengan baik dan
sistematis, maka akan lebih mudah untuk mencapai hasil
yang bertahan lama. Anda dan tim Anda diundang untuk
menggunakan panduan ini dan membuatnya sendiri. Panduan
ini memberi petunjuk dan memberikan ide-ide awal untuk
Anda mulai. Namun demikian, potensi Anda dalam
mengembangkan solusi kreatif dan segar untuk situasi yang
unik secara lokal dengan bantuan komunikasi tidaklah
terbatas.
-Kami berharap dan menunggu keberhasilan Anda!
3
KOMUNIKASI STRATEGIS
Apa komunikasi itu?
Komunikasi dapat dipahami sebagai tindakan berbagi atau
bertukar pikiran, ide dan pendapat antara dua orang atau
lebih. Yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari,
pertukaran ini bersifat otomatis dan berlangsung tanpa
banyak pikir. Tidak hanya kata-kata yang diucapkan (atau
ditulis), tetapi juga nada ekspresi yang menentukan apakah
orang memperhatikan apa yang dikatakan. Nada suara yang
berbeda antara lain termasuk keramahtamahan, undangan,
dorongongan positif, pemberdayaan, penghormatan, marah,
acuh tak acuh, merendahkan dan mengkritik. Nada yang Anda
gunakan akan memandu reaksi orang terhadap apa yang Anda
katakan. Misalnya, jika Anda menyambut seseorang dengan
cara yang ramah dan hormat, orang akan jauh lebih bersedia
untuk mendengar Anda dan melanjutkan komunikasi daripada
jika Anda memulai diskusi dengan nada kritis.
Selain pilihan kata dan nada suara, cara orang menggerakkan
tubuh mereka dan mimik wajah yang mereka buat akan
mempengaruhi hasil interaksi apapun. Seringkali rang tidak
menyadari tanda-tanda non-verbal ini dalam diri mereka
sendiri dan orang lain, tetapi praktik dan perhatian (atensi)
sadar setiap orang dapat belajar untuk mengenali tanda-
tanda itu, mengendalikan dan menggunakannya untuk
mempengaruhi hasil komunikasi.
4
Contoh:
Seorang ibu membawa bayinya yang berusia enam-bulan ke
klinik kesehatan untuk imunisasi yang telah dijadwalkan.
Setelah kunjungan terakhir, bayi itu mengalami demam. Ini
membuat takut ibu itu karena dia tidak mengerti mengapa
demam itu muncul. Dia ingin bertanya tentang hal itu kepada
vaksinator sekarang bahwa dia punya kesempatan, tapi
ketika tiba giliran bayi, vaksinator itu mengatakan tidak ada
apa-apa kepada ibu tersebut. Dia bahkan tidak
disambut/disalami. Bahkan, vaksinator itu tetap melihat
rekannya dan melakukan percakapan yang tidak terkait tanpa
kontak mata dengan ibu itu. Ibu itu ragu-ragu, tapi akhirnya
menemukan keberanian untuk mengajukan pertanyaan
kepadanya, dimana vaksinator hanya menjawab dengan nada
merendahkan: “Jangan khawatir tentang demam”, dengan
benar0benar menolak kekhawatiran ibu itu. Sang ibu merasa
seolah-olah vaksinator tidak tertarik kepada kekhawatirannya
atau kesehatan bayinya, dan pulang ke rumah dengan
keprihatinan yang sama tentang keamanan vaksin.
-Apakah Anda pikir dia kembali ke klinik untuk putaran
vaksinasi berikutnya? Apa yang akan Anda ubah dalam cara
komunikasi vaksinator itu dengan ibu tersebut?
Agar komunikasi berdampak, penting untuk mengubah cara
Anda berkomunikasi sesuai dengan setiap orang dan situasi.
Menunjukkan rasa hormat (respek) terhadap aturan-aturan
budaya komunikasi spesifik lokasi adalah sangat penting agar
5
hasilnya sukses. Misalnya, ketika mengunjungi sebuah
komunitas di mana seorang pemimpin desa sangat dihormati
dan adatnya harus meminta izin dari pemimpin sebelum
berbicara dengan anggota masyarakat, melanggar etika
budaya ini dengan tidak meminta izin dapat merusak akses
Anda dan anggota tim Anda ke anggota masyarakat kemudian
dan selama-lamanya. Hal ini juga dapat merusak citra
program imunisasi.
Apa itu komunikasi strategis?
Sementara komunikasi dapat berdampak bahkan tanpa
banyak usaha sadar, ketika beberapa pemikiran dan
perencanaan awal benar-benar telah dimasukkan ke
dalamnya, ia dapat mengubah interaksi menjadi sesuatu yang
benar-benar kuat. Inilah adalah apa yang dimaksud dengan
komunikasi strategis - bahwa Anda mempertimbangkan
situasi, pesan yang ingin Anda sampaikan, audien yang ingin
Anda sambut, reaksi yang hendak Anda harapkan dan
tindakan yang ingin Anda dianggap sebagai hasil dari
interaksi. Komunikasi strategis didasarkan pada bukti
(misalnya data penelitian atau informasi yang akurat),
berfokus pada mendapatkan hasil dan memungkinkan
partisipasi audien lokal. Ketika pendekatan ini dipasangkan
bersama-sama, komunikasi bisa berubah menjadi alat yang
dapat mendukung tujuan Anda, seperti membantu
berkomunikasi lebih baik dengan pengasuh untuk memastikan
bahwa mereka membawa anak-anak mereka ke titik
pelayanan imunisasi sesuai jadwal. Dengan pendekatan
6
strategis semacam ini, komunikasi dapat membantu Anda
untuk:
MENYATUKAN ORANG UNTUK BERBUAT SESUATU BERSAMA
MEMOTIVASI
PEMBERDAYAAN
MEYAKINKAN
MENGHIBUR
MENGINFORMASIKAN
MEMICU TINDAKAN
MEMPENGARUHI
MOBILISASI ORANG DAN SUMBER DAYA
MEMBANGUN KEPPEMILIKAN
MENCIPTAKAN KESADARAN
MEMPEROLEH PENGERTIAN DAN DUKUNGAN
Dalam rangka untuk mendapatkan hasil maksimal dari upaya
komunikasi yang Anda rencanakan, agar benar-benar
strategis, ada beberapa langkah yang disarankan untuk
diikuti guna memastikan hasil yang paling efektif. Langkah-
langkah ini meliputi:
1. Analisis Situasi
2. Menyatukan mitra bersama-sama
3. Mengidentifikasi perilaku kunci
4. Mengidentifikasi audien utama
5. Pengembangan pesan kunci
6. Mengidentifikasi saluran kunci
7. Pengembangan materi IEC
7
8. Implementasi
9. Pemantauan (Monitoring)
10. Evaluasi
11. Review/perencanaan ulang
Selanjutnya, kita akan bahas setiap langkah ini secara lebih
rinci.
8
Langkah 1: Analisis Situasi
- Langkah ini menjawab pertanyaan: “Apa yang hendak kita
coba capai? Apa yang kita ingin orang-orang lakukan?”
Agar Anda bisa mengembangkan strategi komunikasi yang
akan membantu memberi anak-anak Indonesia perlindungan
imunisasi penuh, maka Anda perlu memahami lingkungan
imunisasi dan komunikasi saat ini di masing-masing lokasi.
Anda harus mengajukan pertanyaan seperti: Apa yang saat ini
bekerja (berfungsi) dengan baik? Apa yang tidak bekerja
(berfungsi) dengan baik? Apa alasan di balik situasi saat ini?
Apakah ada perbedaan antara provinsi, kabupaten atau
komunitas (masyarakat)? Jika ada, apa perbedaannya dan
mengapa perbedaan itu terjadi? Apa jenis alat komunikasi
yang digunakan?
Ada banyak cara untuk menemukan jawabn untuk
pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan
lainnya. Anda bisa:
• Lakukan review data cakupan imunisasi lokal untuk
melihat mana kabupaten dan masyarakat yang
berkinerja baik dan mana yang memiliki tingkat
cakupan yang lebih rendah
• Lakukan review penelitian yang ada (misalnya Studi
Putus Skolah di Jawa 2012) untuk melihat jenis
tantangan yang dihadapi lokasi lain, juga untuk
9
mendapatkan ide untuk masalah yang mungkin Anda
ingin periksa di lokasi target Anda
• Diskusikan dengan tim imunisasi teknis untuk
mendengar tentang pengalaman mereka
• Ajak organisasi lokal untuk berbagi pengalaman dari
kegiatan yang berkaitan komunikasi kesehatan dengan
masyarakat lokal
Penelitian ilmiah dapat memberikan data kualitas yang baik
mengenai pertanyaan kunci tentang pengetahuan dan
perilaku imunisasi, tetapi jenis penelitian ini sering mahal
dan memakan waktu untuk dilakukan. Bila data tersebut
tidak ada, sangatlah 0K untuk menggunakan metode biaya
lebih cepat, lebih sederhana dan lebih rendah, selama
metode itu mampu memberi Anda informasi (atau bukti) yang
Anda butuhkan untuk kegiatan terencana dengan baik.
Contoh metode tersebut meliputi:
• Pengamatan (observasi): Anda dan tim Anda mungkin
setuju untuk mengunjungi sejumlah puskesmas atau
posyandu pada hari imunisasi untuk melihat dan
mengamati interaksi antara vaksinanotr dan pengasuh
anak. Dengan mencatat cara kedua kelompok ini
berinteraksi satu sama lain, mendengarkan jenis
informasi yang di-sharing atau yang tidak di-sharing
pekerja perawatan kesehatan atau tentang imunisasi
dengan pengasuh dan mengamati apakah ada informasi
yang terkait dengan imunisasi (misalnya jadwal, poster
imunisasi, dll) yang terlihat di tempat Anda akan dapat
10
mengidentifikasi banyak masalah komunikasi yang
mungkin membantu atau menghentikan keberhasilan
kegiatan imunisasi di lokasi tersebut.
• Wawancara (interview): Anda dan tim Anda bisa,
misalnya, mendekati ibu-ibu yang berangkat dari acara
imunisasi dan menanyakan mereka tentang jenis
informasi yang di-sharing oleh petugas kesehatan pada
hari itu untuk mendapatkan rasa kualitas dan kuantitas
informasi yang di-sharing oleh pekerja kesehatan dan
pemahaman dan ingat (memori pesan) oleh ibu-ibu ini.
• Diskusi kelompok terfokus: Anda bisa mengumpulkan
sekelompok kader bersama-sama dan mengajukan
pertanyaan tertentu yang telah disusun sebelumnya
kepada mereka, misalnya tentang pengetahuan mereka
tentang imunisasi dan cara-cara di mana mereka
mendekati pengasuh selama kegiatan mobilisasi sosial
atau kunjungan ke rumah-rumah untuk menilai
kapasitas dan efektivitas pekerjaan yang dilakukan para
kader tersebut.
Langkah 1: Analisis Situasi (lanjutan)...
Setelah setiap pelaksanaan pengumpulan bukti, penting
untuk memerintahkan semua anggota tim bersama-sama
untuk mengkompilasi data, menganalisis temuan dan
mendiskusikan wawasan, pertanyaan lebih lanjut dan
langkah-langkah berikutnya ke depan. Ingat, bagaimanapun,
bahwa sementara komponen teknis dari program imunisasi
11
benar-benar mempengaruhi intervensi komunikasi, fokus
pelaksanaan pengumpulan data awal ini (atau, titik awal)
adalah untuk memperoleh pemahaman tentang aspek-aspek
komunikasi layanan imunisasi.
Setelah Anda memiliki beberapa data yang tersedia tentang
situasi saat ini, Anda mungkin ingin mereview situasi dengan
analisis SWOT (strengh-weakness-opportunities-threats)
sederhana namun powerful. Metode ini akan membantu Anda
memahami kekuatan dan kelemahan dari situasi dan
mengidentifikasi peluang dan ancaman untuk tindakan
apapun di masa depan. Anda hanya perlu mencatat daftar
SWOT di bawah masing-masing judul. Menulis daftar SWOT
itu sehingga Anda dapat melihatnya secara visual di papan
atau selembar kertas dapat membantu memperjelas pikiran
dan memprioritaskan tindakan Anda.
Analisis SWOT di bawah ini menunjukkan beberapa masalah
komunikasi imunisasi kunci dalam komunitas fiksi X.
KEKUATAN (STRENGTH)
• Para kader aktif dan termotivasi
• vaksinator mengkomunikasikan informasi imunisasi
dasar ke pengasuh di setiap kunjungan
PELUANG (OPPORTUNITIES)
• Para kepala desa tertarik untuk terlibat dalam
pekerjaan pendidikan masyarakat, jika diberi pedoman
tentang bagaimana mereka dapat membantu
12
KELEMAHAN (WEAKNESS)
• Para kader hanya tahu sedikit tentang manfaat
imunisasi
• Tidak ada alat pendidikan imunisasi atau bahan IEC
tersedia
ANCAMAN (THREATS)
• Ada rumor yang sedang berlangsung, tentang
ketidakamanan vaksin yang beredar di masyarakat
sekitar
Dari analisis di atas, maka, kesimpulan Anda mungkin
menyebabkan Anda mengidentifikasi ide-ide awal yang
mungkin ingin Anda eksplorasi (jelajahi) lebih jauh.
Kesimpulan itu bisa meliputi:
• Memanfaatkan motivasi kader yang ada untuk
memperkuat kegiatan mobilisasi sosial di masyarakat
dengan membekali kader dengan pendidikan dasar
tentang pesan imunisasi utama, seperti manfaat dan
efek samping yang umum.
• Mengembangkan bahan visual IEC (informasi-edukasi-
komunikasi) seperti poster dan flipchart yang dapat
digunakan oleh petugas kesehatan dan kader selama
imunisasi dan acara mobilisasi sosial untuk lebih efektif
meningkatkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku
masyarakat.
• Mengundang para pemimpin desa untuk mengikuti sesi
pendidikan kesehatan untuk menunjukkan dukungan
13
mereka kepada layanan imunisasi di muka umum di
antara anggota masyarakat.
• Dalam sesi pendidikan kesehatan, selesaikan rumor
yang beredar dan koreksi kesalahan informasi ini secara
proaktif sebelum rumor mencapai komunitas X.
Langkah 2: membawa (menyatukan) mitra bersama-sama
Langkah ini akan menjawab pertanyaan: “Dengan siapa kita
akan bekerja atau berkolaborasi?”
Sementara Kementrian Kesehatan memimpin program
imunisasi rutin nasional, ada banyak pemain lain yang
terlibat dalam pekerjaan imunisasi, termasuk komunikasi
yang berhubungan dengan imunisasi dan pendidikan
masyarakat secara umum. Semakin awal Anda
mengidentifikasi calon mitra, kolaborator atau mereka yang
bekerja pada masalah yang sama, maka semakin baik. Jika
Anda tidak melakukan analisis situasi dan pelaksanaan
pengumpulan data awal (baseline data) bersama dengan para
mitra, sekarang adalah waktunya untuk mengundang mereka.
Bertukar pengalaman, pelajaran, ide-ide baru serta rencana
kegiatan dan sumber daya masing-masing instansi akan
membantu Anda untuk menghindari duplikasi usaha,
memaksimalkan sumber daya dan mendapatkan hasil yang
lebih baik.
14
Calon mitra Anda akan bervariasi tergantung pada lokasi
Anda. Sementara mungkin ada, misalnya, komunitas atau
organisasi keagamaan yang telah bermitra dengan tim Anda
untuk waktu yang sudah lama, ini selalu berguna untuk
melihatnya lebih akrab dan melihat siapa lagi yang mungkin
tertarik untuk bekerja meningkatkan cakupan imunisasi.
Apakah ada organisasi berbasis komunitas atau kelompok
sosial di daerah Anda yang peduli pada pengembangan
masyarakat atau kesehatan anak? Bagaimana perusahaan
sektor swasta (misalnya distributor vaksin atau klinik
kesehatan swasta) yang mungkin tertarik pada harmonisasi
dan kemudian mendistribusikan pesan pendidikan atau bahan
imunisasi? Lihatlah lebih akrab dan cobalah kemitraan baru.
Tidak peduli dengan siapa Anda bermitra, akan berguna
mengkaji bersama-sama temuan-temuan utama dari analisis
situasi untuk memastikan bahwa Anda berbagi pemahaman
yang sama mengenai isu-isu utama di provinsi atau
kabupaten.
S: Siapa atau organisasi, lembaga, kelompok atau perusahaan
apa yang menjadi calon mitra lokal untuk bekerja dengan tim
Anda guna meningkatkan komunikasi imunisasi di daerah
Anda?
15
Langkah 3: Mengidentifikasi perilaku kunci
Jawaban pertanyaan: “Apa yang coba kita capai? Apa yang
kita inginkan orang lakukan”
Perencanaan kegiatan komunikasi strategis mensyaratkan
bahwa perilaku yang Anda inginkan agar kelompok target
adopsi atau ubah telah diidentifikasi dengan jelas. Pikirkan
tentang tujuan akhir Anda: apa yang Anda inginkan agar
berbagai kelompok orang lakukan dalam rangka memastikan
bahwa para pengasuh membawa anak-anak mereka di bawah
umur satu tahun untuk diimunisasi sesuai jadwal, jumlah kali
yang diperlukan? Ini akan memandu Anda mengidentifikasi
perilaku yang tepat.
Perubahan perilaku terjadi pada tingkat individu. Menurut
COMBI - salah satu dari teori-teori yang menjelaskan
perubahan perilaku - perubahan perilaku merupakan proses
bertahap, di mana:
1) Pertama, kita mendengar tentang perilaku (-misalnya,
mendengar tentang imunisasi)
2) Kemudian kita belajar lebih banyak tentang hal itu dan
mengetahui informasi (- mempelajari tentang dasar-
dasar imunisasi)
3) Kemudian, kita menjadi yakin bahwa imunisasi
merupakan praktek yang berharga (- percaya bahwa
vaksinasi penuh adalah penting)
16
4) Dalam waktu yang sama, kita memutuskan untuk
bertindak atas perilaku baru (-bertujuan untuk
membawa bayi untuk diimunisasi pada acara imunisasi
berikutnya)
5) Kemudian, kita bertindak atas keputusan kita (-secara
aktual membawa bayi kita untuk diimunisasi untuk kali
pertama)
6) Kemudian, kita mempertahankan perilaku dengan
perasaan puas setelah kali pertama melaksanakan
perilaku (- kepuasaan atas kunjungan ke titik pelayanan
imunisasi)
7) Dan akhirnya, kita melanjutkan perilaku (-membawa
bayi untuk kedua kali dan semua sisa kunjungan
imunisasi) ... atau kita kambuh (-mengubah pikiran
kita, misalnya, karena desas-desus bahaya yang kita
dengar tentang vaksin).
Intervensi komunikasi di setiap langkah ini memerlukan jenis
pendekatan atau pesan yang sedikit berbeda untuk
mendukung gerakan ke tingkat berikutnya. Sebaiknya diingat,
bagaimanapun, bahwa dalam setiap komunitas, individu yang
berbeda akan berada di berbagai tahap proses, dengan
berbagai tingkat kesiapan untuk mengubah perilaku mereka.
Ini adalah sesuatu yang harus diingat ketika merencanakan
kegiatan.
Meskipun perilaku individu adalah pilihan pribadi, ada banyak
pengaruh luar yang dapat mempengaruhi pilihan ini.
17
Terutama mereka yang paling dekat dengan individu
(pasangan, anggota keluarga dan teman-teman) memiliki
kekuatan besar untuk mendukung atau mencegah perilaku
yang dipilih. Juga lingkungan di sekitar, masyarakat di mana
individu tinggal dan bersosialisasi, dan tempat kerja
semuanya dapat mempengaruhi keputusan tingkat individu.
Misalnya, jika seorang ibu sedang mempertimbangkan apakah
akan membawa anaknya untuk mendapatkan vaksinasi atau
tidak, ia akan lebih mungkin bertindak jika keluarga dan
teman-teman berbagi pemahaman yang sama tentang nilai
imunisasi, jika seluruh masyarakat mendukung dan dididik
tentang manfaat vaksinasi dan jika dia bertemu dengan
petugas kesehatan yang ramah dan mendorong ke titik
pelayanan. Dengan melihat pengaruh berlapis-lapis ini, akan
mudah untuk mengidentifikasi perilaku lain dan audien yang
dibutuhkan untuk mendukung perilaku yang diinginkan dari
pengasuh. Ketika merencanakan intervensi komunikasi Anda,
lihatlah perilaku yang diinginkan para pengasuh dan
identifikasi pemain kunci lainnya, juga. Hanya setelah Anda
tahu apa yang harus mereka lakukan, maka Anda baru bisa
melanjutkan proses merancang rencana komunikasi Anda.
Langkah 4: Mengidentifikasi audien kunci
Jawaban atas pertanyaan: “Kepada siapa atau dengan siapa
kita akan berkomunikasi?”
18
Sekarang, Anda sudah memiliki kejelasan tentang apa
masalahnya (isunya), apa sebenarnya yang ingin Anda capai
dan apa jenis perilaku yang diperlukan untuk mengubah
situasi. Selanjutnya, sekarang saatnya untuk mengidentifikasi
siapa atau kelompok mana yang tepat dari orang yang perlu
Anda libatkan dan komunikasikan melalui upaya komunikasi
Anda guna mencapai tujuan Anda.
Dengan berpikir tentang semua orang yang memiliki peran
dalam menentukan apakah seorang anak telah diimunisasi
lengkap atau belum, akan berguna untuk mereview banyak
lapisan masyarakat: individu, komunitas, dan masyarakat
secara umum, dan catat daftarnya sebanyak mungkin yang
bisa Anda pikirkan. Kemungkinan audien di kelompok-
kelompok ini antara lain termasuk orang tua, kakek-nenek,
vaksinator, pemimpin agama, dan media.
Setelah Anda telah mengidentifikasi kemungkinan audien
(atau kelompok sasaran), sekarang saatnya untuk
memprioritaskan mereka. Prioritasisasi lebih mudah ketika
Anda, sekali lagi, mempertahankan tujuan utama Anda dalam
pikiran - keinginan untuk memberi perlindungan imunisasi
lengkap kepada semua anak di Indonesia, yang mengharuskan
mereka dibawa ke fasilitas kesehatan dalam jumlah kali
(frekuensi) yang diperlukan, sesuai jadwal. Cobalah untuk
menilai kelompok orang mana yang paling penting untuk
mencapai tujuan ini di lokasi Anda? (Ini disebut audien
primer); Kelompok orang mana yang dapat mempengaruhi
19
audien primer ini? (Ini disebut audien sekunder); Siapa lagi
yang dapat mempengaruhi hasil atau pekerjaan demi
keuntungan (benefit) Anda? (Ini adalah audien tersier)
Sebuah contoh dari latihan membuat prioritas ini bisa terlihat
seperti ini:
Audien primer:
- Ibu
- Pengasuh lain
- Petugas kesehatan
- Para kader
Audien sekunder:
- Para pemimpin lokal
- Pemimpin agama lokal
- Kelompok wanita setempat, kelompok gereja, dan lain-
lain
Audien Tersier:
- Media
- Sektor swasta
- Asosiasi profesional (misalnya asosiasi dokter anak)
- Organisasi keagamaan
Adalah penting untuk menyadari bahwa sama seperti setiap
komunitas yang berbeda satu sama lain, begitu juga orang-
orang yang ada di dalam komunitas. Jika Anda memiliki
sekelompok ibu-ibu dan mulai membandingkan mereka satu
sama lain, Anda akan cenderung menemukan, misalnya,
20
bahwa mereka memiliki tingkat pendidikan yang berbeda,
tingkat pendapatan mereka bervariasi, mereka berasal dari
kelompok etnis yang berbeda, mereka berbicara dengan
bahasa yang berbeda, mereka berbeda dalam kemampuan
mereka untuk membaca dan menulis, beberapa tinggal di
perkotaan sementara yang lain tinggal di pedesaan terpencil,
mereka menganut agama dan tradisi lokal yang berbeda dan
kepentingan mereka secara keseluruhan sangat bervariasi.
Dengan melihat karakteristik ini, juga dapat perkirakan
bahwa tingkat pengetahuan mereka tentang imunisasi dan
perilaku mereka dalam mencari pelayanan juga bervariasi
dari satu sama lain. Hal yang sama berlaku untuk kelompok
audien utama serta kelompok audien sekunder dan tersier
yang semuanya mempengaruhi perilaku ibu. Dalam rangka
untuk benar-benar berkomunikasi secara efektif, biasanya
akan bijaksana untuk mensegmentasi audien – memisahkan -
dan menargetkan mereka dengan pendekatan yang akan
bekerja secara khusus untuk mereka, tapi tidak perlu dengan
kelompok lain.
Langkah 5: Pengembangan pesan
Jawaban untuk pertanyaan: “Apa yang akan kita
komunikasikan”
Sekarang Anda sudah tahu target audien Anda - orang-orang
yang kesadarannya ingin Anda tingkatkan, yang
pengetahuannya ingin Anda tingkatkan dan yang perilakunya
ingin Anda pengaruhi - Anda dapat mulai mengidentifikasi
21
apa sebenarnya yang ingin dan perlu Anda komunikasikan
dengan masing-masing audien sehingga tujuan yang Anda
inginkan dapat menjadi kenyataan.
Langkah analisis situasi telah memberi Anda beberapa
informasi dasar tentang isu-isu masalah di setiap lokasi
sementara langkah analisis perilaku telah membantu Anda
untuk mengidentifikasi tindakan (aksi) yang Anda inginkan
agar dilakukan orang-orang di audiens target Anda. Peran
pesan adalah untuk mengisi kekosongan (gap) antara perilaku
saat ini dan perilaku yang diinginkan, dengan mendorong
tindakan antara (in-between) yang diperlukan.
Berdasarkan segmentasi audien, Anda akan mengerti bahwa
orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda bahkan
jika mereka dalam kelompok yang sama. Semakin banyak
yang Anda tahu tentang audiens, maka pesan Anda akan
semakin efektif. Mari kita gunakan contoh langkah
sebelumnya dari audien primer ibu-ibu dan pengasuh sebagai
dasar ketika mencari tahu jenis pesan yang diperlukan untuk
memotivasi mereka agar mengadopsi perilaku vaksinasi yang
diinginkan:
Audien: Ibu dan pengasuh
Perilaku saat ini: Tidak ada kunjungan ke tempat pelayanan
vaksinasi; Kunjungan acak ke tempat pelayanan vaksinasi
Perilaku yang diinginkan: membawa anak-anak mereka ke
tempat pelayanan imunisasi lima kali, sesuai jadwal, untuk
cakupan imunisasi lengkap selama umur tahun pertama
22
Hambatan terhadap perilaku yang diinginkan: Kurangnya
pengetahuan; pengetahuan yang tidak akurat; takut efek
samping
Faktor yang mempengaruhi perilaku yang memfasilitasi:
Kurangnya dukungan dari para pemimpin lokal; rumor
negatif; kurangnya pengetahuan di antara seluruh anggota
masyarakat; kualitas dan kuantitas informasi yang buruk yang
disampaikan (di-sharing) oleh petugas kesehatan; kuantitas
informasi yang buruk yang disampaikan oleh para kader
Titik jual untuk membalikkan keadaan: Informasi tentang
manfaat imunisasi dan pentingnya menyelesaikan putaran
penuh vaksin sesuai jadwal untuk meningkatkan kesadaran
dan pengetahuan; informasi tentang efek samping yang
umum ditemukan (misalnya demam) untuk meredakan
kekhawatiran yang tidak perlu; pesan aspirasional tentang
kebanggaan yang dirasakan orang tua ketika mereka
memberikan anak-anak dengan bekal awal yang terbaik agar
hidup sehat dan berkembang dengan imunisasi yang lengkap
Sekali lagi, isu-isu lokal akan bervariasi dari satu komunitas
atau kabupaten ke kabupaten berikutnya; Pesan Anda harus
mencerminkan perbedaan-perbedaan ini agar benar-benar
efektif. Juga, semakin banyak pesan yang Anda modifikasi
untuk kondisi lokal dan terjemahkan ke dalam bahasa daerah
yang paling umum digunakan, maka semakin baik. Satu-
satunya cara untuk mengetahui apakah pesan Anda benar-
benar akan bekerja adalah dengan mengujinya terlebih
23
dahulu sebelum finalisasi dan implementasi. Kami nanti akan
memberikan bimbingan sampai fase ini.
Sering berguna untuk memiliki bank pesan yang saling
mendukung dan yang mungkin Anda putar sesuai kebutuhan.
Ketika pesan diselaraskan pada seluruh kegiatan dan materi,
yang dibagi (di-sharing) dengan semua mitra dan kemudian
diulang berulang kali melalui banyak saluran, dampaknya
akan lebih besar. Harus diingat, bagaimanapun, bahwa Anda
perlu mereview kembali pesan Anda di sepanjang perjalanan
dan menyesuaikannya sesuai dengan perubahan situasi lokal,
misalnya ketika sebuah distrik yang dulunya merupakan
daerah dengan pengetahuan rendah - imunisasi yang rendah
sekarang berkembang menjadi daerah dengan pengetahuan
yang baik – cakupan yang lebih baik. Kebutuhan informasi
berubah sesuai dengan perubahan situasi.
Langkah 6: Mengidentifikasi saluran
Jawaban untuk pertanyaan: “Bagaimana kita akan
berkomunikasi”
Pemilihan saluran komunikasi tergantung pada hasil
komunikasi yang dimaksudkan dan audien Anda. Ada banyak
saluran yang bisa dipilih, masing-masing dengan manfaat dan
keterbatasannya. Di bawah ini adalah daftar beberapa
saluran yang paling umum digunakan sebagai contoh:
24
SALURAN MANFAAT KETERBATASAN
1 Komunikasi
face to face
Efektif Mencapai jumlah
yang yang sedikit
dalam satu waktu
2 Media cetak
(misalnya
poster)
Baik untuk berbagi
info
Cukup mahal, tidak
efektif pada
kelompok buta
aksara
3 Radio Mencapai kelompok
audien yang besar
dengan cepat
Tidak efektif di luar
berbagi info
4 TV Mencapai kelompok
audien yang besar
Mahal, akses
terbatas
5 Media
tradisional
(drama,
musik, tari,
dll).
Menghibur; sangat
disukai, murah
Mencapai orang
dalam jumlah yang
relatif kecil
Saluran harus dipilih berdasarkan bukti. Analisis situasi Anda
idealnya mencakup pertanyaan tentang saluran komunikasi
yang saat ini digunakan atau tersedia di setiap lokasi sasaran
untuk memandu pilihan Anda. Mendistribusikan info
selebaran kepada penduduk yang buta huruf atau
mengandalkan acara TV untuk mencapai masyarakat yang
tanpa listrik dan akses ke TV akan membuang-buang uang dan
waktu. Dalam kasus apapun, campuran saluran umumnya
disarankan untuk mencapai hasil yang paling efektif.
Penelitian menunjukkan, bagaimanapun, bahwa komunikasi
face to face atau tatap muka (atau, interpersonal) cenderung
menjadi saluran yang paling efektif untuk mempengaruhi
perubahan perilaku. Dengan layanan imunisasi, saluran itu
sudah ada melalui interaksi yang terjadi antara petugas
25
kesehatan dan pengasuh di titik atau tempat pelayanan
imunisasi, atau antara pengasuh dan kader. Penggunaan
saluran ini dapat diperluas untuk mencakup audien lain juga.
Apapun saluran yang Anda gunakan, kiranya penting untuk
mempertimbangkan apa cara yang paling efektif untuk
menjangkau audien yang Anda dimaksudkan. Ibu terdidik di
perkotaan, misalnya, memiliki akses ke berbagai saluran
sementara ibu di masyarakat pedesaan yang miskin mungkin
memiliki pilihan yang sangat terbatas.Kebutuhan informasi
kedua kelompok ini cenderung sangat berbeda. Anggaran
yang tersedia, ketersediaan staf dan jadwal pelaksanaan
Anda semuanya memainkan peran dalam keputusan. Ketika
berkomunikasi, bagaimanapun, tim didorong untuk berpikir di
luar kotak dan menjadi kreatif –OK untuk mencoba sesuatu
yang baru! Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam
pengembangan kegiatan, Anda bisa membuka banyak
kemungkinan komunikasi yang Anda tidak pernah pikirkan
sebelumnya; banyak masyarakat memang memiliki saluran
komunikasi tradisional yang unik yang mungkin sangat
bermanfaat dalam menjangkau populasi mereka sendiri.
Langkah-langkah yang tersisa dari komunikasi strategis ini
akan dibahas secara lebih rinci ketika kita secara singkat
mereview langkah-langkah untuk mengembangkan rencana
aksi lokal untuk mengkomunikasi imunisasi karena ada banyak
tumpang tindih dalam dua bagian berikut ini.
26
Langkah 7: Pengembangan kegiatan dan bahan IEC
(termasuk pra pengujian)
Jawaban untuk pertanyaan: “Dengan bahan apa atau melalui
kegiatan apa kita berkomunikasi?”
Langkah 8: Implementasi
Rencana dilaksanakan dalam tindakan; pekerjaan aktual
Langkah 9: Pemantauan
Jawaban atas pertanyaan: “Apa yang terjadi di sepanjang
perjalanan? Seberapa baik yang kita lakukan?”
Langkah 10: evaluasi; dokumentasi pelajaran
Jawaban atas pertanyaan: “Bagaimana carta kita melakukan
Apa yang kita pelajari?”
Langkah 11: Review; perencanaan ulang
Jawaban atas pertanyaan: “Apa yang bisa kita lakukan secara
lebih baik? Apa yang harus kita ubah atau modifikasi?”
27
PERENCANAAN LOKAL
Apa yang dimaksud dengan rencana aksi lokal?
Komunikasi memiliki peran fundamential dalam intervensi
imunisasi rutin. Inklusinya harus otomatis, tetapi dalam
realitasnya, nilai yang ditambahan upaya komunikasi pada
efektivitas pelayanan imunisasi dilupakan oleh banyak orang.
Jika nilainya dipahami, maka komunikasi biasanya
ditambahkan sebagai langkah terakhir dan sedikit dana
anggaran dialokasikan. Ini tidak ideal. Kepercayaan lama
dalam program kesehatan adalah bahwa ketika Anda
membuat sebuah layanan, orang secara otomatis akan datang
dan menggunakannya. Banyak perjuangan dalam program
kesehatan, termasuk imunisasi, menunjukkan bahwa asumsi
ini tidak benar. Tanpa komunikasi, orang tidak tahu tentang
layanan imunisasi dan nilai pentingnya bagi kelangsungan
hidup dan perkembangan anak. Tanpa intervensi komunikasi,
sulit untuk membangkitkan dukungan dari influencer lokal
atau memobilisasi masyarakat untuk menunjukkan dukungan
bagi layanan imunisasi. Selanjutnya, tanpa komunikasi yang
berkualitas, petugas kesehatan dan kader akan merasa sulit
untuk meyakinkan pengasuh tentang pentingnya tetap
berjaga-jaga dan mengikuti jadwal imunisasi yang
ditetapkan.
Sebuah rencana aksi lokal untuk komunikasi imunisasi
dimaksudkan untuk mengkompilasi semua kegiatan
komunikasi yang terkoordinasi guna mendukung layanan
imunisasi. Memang, perkembangannya dimaksudkan untuk
menjadi sebuah proses yang dipimpin bersama oleh EPI
28
provinsi dan kabupaten dan tim Promkes, dengan melibatkan
mitra dan partisipasi masyarakat lokal. Semua kegiatan
komunikasi akan dilaksanakan dalam rangka mendukung
intervensi imunisasi teknis, dengan demikian koordinasi yang
erat menjadi sangat penting.
Alasan di balik rencana ini adalah karena setiap provinsi dan
kabupaten berjuang dengan tantangannya sendiri yang
berbeda-beda, satu pendekatan yang disarankan oleh
pemerintah tingkat nasional mungkin sangat tidak efektif
dalam menangani isu-isu lokal. Meskipun ada banyak masalah
(isu) yang memiliki persamaan di banyak lokasi, banyak
fleksibilitas masih diperlukan untuk mengatasi masalah lokal.
Penyusunan rencana aksi lokal memungkinkan hal ini terjadi.
Jika provinsi Anda memiliki banyak kabupaten, kelompokkan
kabupaten yang serupa ke dalam satu kelompok (klaster)
atau rencanakan pengenalan bertahap rencana komunikasi ini
dalam beberapa tahun. Uji beberapa kabupaten sebelum
dikembangkan lebih jauh, atau gunakan rencana peluncuran
jenis lain. Dengan panduan ini diharapkan proses tersebut
menjadi lebih mudah bagi Anda dengan menyediakan saran
bagaimana untuk memajukan perencanaan. Seperti yang
akan Anda lihat, banyak langkah yang ,asih tumpang tindih
dengan langkah komunikasi strategis, alih-laih mengulang
poin-poin penting, referensi silang akan dibuat. Dengan
mengikuti langkah-langkah dasar perencanaan komunikasi
strategis, Anda pada akhirnya akan menghasilkan rencana
aksi lokal untuk dikomunikasikan.
Jadi, mari kita mulai!

More Related Content

What's hot

Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
mankoma2013
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
blade_net
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
mankoma2013
 

What's hot (20)

Konglomerasi Media
Konglomerasi MediaKonglomerasi Media
Konglomerasi Media
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Konsep IMC
Konsep IMCKonsep IMC
Konsep IMC
 
Ppt 8 budaya pop
Ppt 8 budaya popPpt 8 budaya pop
Ppt 8 budaya pop
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompok
 
Efek media
Efek mediaEfek media
Efek media
 
Teori teori periklanan
Teori teori periklananTeori teori periklanan
Teori teori periklanan
 
Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Negosiasi dalam Komunikasi BisnisNegosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis
 
Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
 
Cultivation Theory
Cultivation TheoryCultivation Theory
Cultivation Theory
 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
 
Kampanye PR
Kampanye PRKampanye PR
Kampanye PR
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Teori cultivation
Teori cultivationTeori cultivation
Teori cultivation
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
UAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiUAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan Negosiasi
 

Similar to Pengantar komunikasi strategis

13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
Agus Candra
 
KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptx
KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptxKOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptx
KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptx
FitraHerdian2
 

Similar to Pengantar komunikasi strategis (20)

Strategi promkes
Strategi promkesStrategi promkes
Strategi promkes
 
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henry
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henryMateri konsep kpp 2018 lanjutan henry
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henry
 
Penelitian Dalam Pemasaran
Penelitian Dalam Pemasaran Penelitian Dalam Pemasaran
Penelitian Dalam Pemasaran
 
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdfPPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptx
KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptxKOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptx
KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIEN_KELUAR.pptx
 
Kb 3.2
Kb 3.2Kb 3.2
Kb 3.2
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
02. Pembelajar Dewasa - Ver 3.pdf
02. Pembelajar Dewasa - Ver 3.pdf02. Pembelajar Dewasa - Ver 3.pdf
02. Pembelajar Dewasa - Ver 3.pdf
 
Advokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
Advokasi Kesehatan dalam Promosi KesehatanAdvokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
Advokasi Kesehatan dalam Promosi Kesehatan
 
konseling.ppt
konseling.pptkonseling.ppt
konseling.ppt
 
KEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docxKEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docx
 
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanKb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
 
LIRP6-2016
LIRP6-2016LIRP6-2016
LIRP6-2016
 
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanKb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
 
Media promkes
Media promkesMedia promkes
Media promkes
 

More from Ariya Asyhar (8)

RAPAT KOORDINASI festival desa.pptx
RAPAT KOORDINASI festival desa.pptxRAPAT KOORDINASI festival desa.pptx
RAPAT KOORDINASI festival desa.pptx
 
234 article text-794-1-10-20180510
234 article text-794-1-10-20180510234 article text-794-1-10-20180510
234 article text-794-1-10-20180510
 
Project charter2 penataan_sistem_adminis
Project charter2 penataan_sistem_adminisProject charter2 penataan_sistem_adminis
Project charter2 penataan_sistem_adminis
 
Direktori pim-iii
Direktori pim-iiiDirektori pim-iii
Direktori pim-iii
 
Jami 220 rev
Jami 220 revJami 220 rev
Jami 220 rev
 
1552456964 panduan edit data siswa utbk 2019
1552456964 panduan edit data siswa utbk 20191552456964 panduan edit data siswa utbk 2019
1552456964 panduan edit data siswa utbk 2019
 
1552456964 panduan edit data siswa utbk 2019
1552456964 panduan edit data siswa utbk 20191552456964 panduan edit data siswa utbk 2019
1552456964 panduan edit data siswa utbk 2019
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pengantar komunikasi strategis

  • 1. 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu dari empat negara di dunia dengan jumlah anak-anak terbesar yang hanya sebagian diimunisasi atau tanpa perlindungan imunisasi sama sekali Setiap tahun, jutaan anak-anak menjadi rentan terhadap penyakit yang tidak hanya dapat dicegah, tapi juga dengan konsekuensi serius seperti cacat dan kematian. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi hambatan (bottleneck) yang mencegah anak-anak di setiap sudut negara untuk mendpatkan manfaat dari intervensi kesehatan yang tersedia dan sangat hemat biaya ini. Meskipun tantangan teknis mulai dari kualitas penyediaan pelayanan sampai logistik memiliki peran, pentingnya komunikasi sebagai elemen kunci dalam keberhasilan program imunisasi telah dipahami oleh Departemen Kesehatan (Depkes) dan mitra-mitranya. Tujuan dari panduan ini adalah untuk mencakup dasar-dasar komunikasi strategis dan langkah-langkah penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana aksi komunikasi sederhana guna mendukung imunisasi rutin. Ini diharapkan membantu tim komunikasi tingkat propinsi dan kabupaten di lingkungan Kementrian Kesehatan untuk merancang dan menerapkan intervensi komunikasi lokal yang relevan dan efektif bersama-sama dengan mitra mereka, dan dalam melibatkan masyarakat lokal.
  • 2. 2 Isi panduan ini didasarkan pada dua lokakarya komunikasi imunisasi yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan di Jakarta pada bulan November 2012 dan Januari 2013. Peserta lokakarya ini membantu untuk menciptakan isi untuk strategi komunikasi imunisasi rutin nasional 2013-2015 dengan bersama-sama mengerjakan esensi desain komunikasi strategis dan dalam menyiapkan langkah-langkah perencanaan lokal yang dituangkan bersama dalam buku panduan ini. Oleh karena itu, buku ini juga akan bertindak sebagai dokumen acuan bagi mereka yang berpartisipasi dalam lokakarya. Perencanaan di depan sebelumnya merupakan prasyarat bagi keberhasilan intervensi dalam setiap bidang - bukan hanya dengan komunikasi. Dengan rencana aksi dan strategi yang direncanakan, dikoordinasikan dan direvisi dengan baik dan sistematis, maka akan lebih mudah untuk mencapai hasil yang bertahan lama. Anda dan tim Anda diundang untuk menggunakan panduan ini dan membuatnya sendiri. Panduan ini memberi petunjuk dan memberikan ide-ide awal untuk Anda mulai. Namun demikian, potensi Anda dalam mengembangkan solusi kreatif dan segar untuk situasi yang unik secara lokal dengan bantuan komunikasi tidaklah terbatas. -Kami berharap dan menunggu keberhasilan Anda!
  • 3. 3 KOMUNIKASI STRATEGIS Apa komunikasi itu? Komunikasi dapat dipahami sebagai tindakan berbagi atau bertukar pikiran, ide dan pendapat antara dua orang atau lebih. Yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari, pertukaran ini bersifat otomatis dan berlangsung tanpa banyak pikir. Tidak hanya kata-kata yang diucapkan (atau ditulis), tetapi juga nada ekspresi yang menentukan apakah orang memperhatikan apa yang dikatakan. Nada suara yang berbeda antara lain termasuk keramahtamahan, undangan, dorongongan positif, pemberdayaan, penghormatan, marah, acuh tak acuh, merendahkan dan mengkritik. Nada yang Anda gunakan akan memandu reaksi orang terhadap apa yang Anda katakan. Misalnya, jika Anda menyambut seseorang dengan cara yang ramah dan hormat, orang akan jauh lebih bersedia untuk mendengar Anda dan melanjutkan komunikasi daripada jika Anda memulai diskusi dengan nada kritis. Selain pilihan kata dan nada suara, cara orang menggerakkan tubuh mereka dan mimik wajah yang mereka buat akan mempengaruhi hasil interaksi apapun. Seringkali rang tidak menyadari tanda-tanda non-verbal ini dalam diri mereka sendiri dan orang lain, tetapi praktik dan perhatian (atensi) sadar setiap orang dapat belajar untuk mengenali tanda- tanda itu, mengendalikan dan menggunakannya untuk mempengaruhi hasil komunikasi.
  • 4. 4 Contoh: Seorang ibu membawa bayinya yang berusia enam-bulan ke klinik kesehatan untuk imunisasi yang telah dijadwalkan. Setelah kunjungan terakhir, bayi itu mengalami demam. Ini membuat takut ibu itu karena dia tidak mengerti mengapa demam itu muncul. Dia ingin bertanya tentang hal itu kepada vaksinator sekarang bahwa dia punya kesempatan, tapi ketika tiba giliran bayi, vaksinator itu mengatakan tidak ada apa-apa kepada ibu tersebut. Dia bahkan tidak disambut/disalami. Bahkan, vaksinator itu tetap melihat rekannya dan melakukan percakapan yang tidak terkait tanpa kontak mata dengan ibu itu. Ibu itu ragu-ragu, tapi akhirnya menemukan keberanian untuk mengajukan pertanyaan kepadanya, dimana vaksinator hanya menjawab dengan nada merendahkan: “Jangan khawatir tentang demam”, dengan benar0benar menolak kekhawatiran ibu itu. Sang ibu merasa seolah-olah vaksinator tidak tertarik kepada kekhawatirannya atau kesehatan bayinya, dan pulang ke rumah dengan keprihatinan yang sama tentang keamanan vaksin. -Apakah Anda pikir dia kembali ke klinik untuk putaran vaksinasi berikutnya? Apa yang akan Anda ubah dalam cara komunikasi vaksinator itu dengan ibu tersebut? Agar komunikasi berdampak, penting untuk mengubah cara Anda berkomunikasi sesuai dengan setiap orang dan situasi. Menunjukkan rasa hormat (respek) terhadap aturan-aturan budaya komunikasi spesifik lokasi adalah sangat penting agar
  • 5. 5 hasilnya sukses. Misalnya, ketika mengunjungi sebuah komunitas di mana seorang pemimpin desa sangat dihormati dan adatnya harus meminta izin dari pemimpin sebelum berbicara dengan anggota masyarakat, melanggar etika budaya ini dengan tidak meminta izin dapat merusak akses Anda dan anggota tim Anda ke anggota masyarakat kemudian dan selama-lamanya. Hal ini juga dapat merusak citra program imunisasi. Apa itu komunikasi strategis? Sementara komunikasi dapat berdampak bahkan tanpa banyak usaha sadar, ketika beberapa pemikiran dan perencanaan awal benar-benar telah dimasukkan ke dalamnya, ia dapat mengubah interaksi menjadi sesuatu yang benar-benar kuat. Inilah adalah apa yang dimaksud dengan komunikasi strategis - bahwa Anda mempertimbangkan situasi, pesan yang ingin Anda sampaikan, audien yang ingin Anda sambut, reaksi yang hendak Anda harapkan dan tindakan yang ingin Anda dianggap sebagai hasil dari interaksi. Komunikasi strategis didasarkan pada bukti (misalnya data penelitian atau informasi yang akurat), berfokus pada mendapatkan hasil dan memungkinkan partisipasi audien lokal. Ketika pendekatan ini dipasangkan bersama-sama, komunikasi bisa berubah menjadi alat yang dapat mendukung tujuan Anda, seperti membantu berkomunikasi lebih baik dengan pengasuh untuk memastikan bahwa mereka membawa anak-anak mereka ke titik pelayanan imunisasi sesuai jadwal. Dengan pendekatan
  • 6. 6 strategis semacam ini, komunikasi dapat membantu Anda untuk: MENYATUKAN ORANG UNTUK BERBUAT SESUATU BERSAMA MEMOTIVASI PEMBERDAYAAN MEYAKINKAN MENGHIBUR MENGINFORMASIKAN MEMICU TINDAKAN MEMPENGARUHI MOBILISASI ORANG DAN SUMBER DAYA MEMBANGUN KEPPEMILIKAN MENCIPTAKAN KESADARAN MEMPEROLEH PENGERTIAN DAN DUKUNGAN Dalam rangka untuk mendapatkan hasil maksimal dari upaya komunikasi yang Anda rencanakan, agar benar-benar strategis, ada beberapa langkah yang disarankan untuk diikuti guna memastikan hasil yang paling efektif. Langkah- langkah ini meliputi: 1. Analisis Situasi 2. Menyatukan mitra bersama-sama 3. Mengidentifikasi perilaku kunci 4. Mengidentifikasi audien utama 5. Pengembangan pesan kunci 6. Mengidentifikasi saluran kunci 7. Pengembangan materi IEC
  • 7. 7 8. Implementasi 9. Pemantauan (Monitoring) 10. Evaluasi 11. Review/perencanaan ulang Selanjutnya, kita akan bahas setiap langkah ini secara lebih rinci.
  • 8. 8 Langkah 1: Analisis Situasi - Langkah ini menjawab pertanyaan: “Apa yang hendak kita coba capai? Apa yang kita ingin orang-orang lakukan?” Agar Anda bisa mengembangkan strategi komunikasi yang akan membantu memberi anak-anak Indonesia perlindungan imunisasi penuh, maka Anda perlu memahami lingkungan imunisasi dan komunikasi saat ini di masing-masing lokasi. Anda harus mengajukan pertanyaan seperti: Apa yang saat ini bekerja (berfungsi) dengan baik? Apa yang tidak bekerja (berfungsi) dengan baik? Apa alasan di balik situasi saat ini? Apakah ada perbedaan antara provinsi, kabupaten atau komunitas (masyarakat)? Jika ada, apa perbedaannya dan mengapa perbedaan itu terjadi? Apa jenis alat komunikasi yang digunakan? Ada banyak cara untuk menemukan jawabn untuk pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Anda bisa: • Lakukan review data cakupan imunisasi lokal untuk melihat mana kabupaten dan masyarakat yang berkinerja baik dan mana yang memiliki tingkat cakupan yang lebih rendah • Lakukan review penelitian yang ada (misalnya Studi Putus Skolah di Jawa 2012) untuk melihat jenis tantangan yang dihadapi lokasi lain, juga untuk
  • 9. 9 mendapatkan ide untuk masalah yang mungkin Anda ingin periksa di lokasi target Anda • Diskusikan dengan tim imunisasi teknis untuk mendengar tentang pengalaman mereka • Ajak organisasi lokal untuk berbagi pengalaman dari kegiatan yang berkaitan komunikasi kesehatan dengan masyarakat lokal Penelitian ilmiah dapat memberikan data kualitas yang baik mengenai pertanyaan kunci tentang pengetahuan dan perilaku imunisasi, tetapi jenis penelitian ini sering mahal dan memakan waktu untuk dilakukan. Bila data tersebut tidak ada, sangatlah 0K untuk menggunakan metode biaya lebih cepat, lebih sederhana dan lebih rendah, selama metode itu mampu memberi Anda informasi (atau bukti) yang Anda butuhkan untuk kegiatan terencana dengan baik. Contoh metode tersebut meliputi: • Pengamatan (observasi): Anda dan tim Anda mungkin setuju untuk mengunjungi sejumlah puskesmas atau posyandu pada hari imunisasi untuk melihat dan mengamati interaksi antara vaksinanotr dan pengasuh anak. Dengan mencatat cara kedua kelompok ini berinteraksi satu sama lain, mendengarkan jenis informasi yang di-sharing atau yang tidak di-sharing pekerja perawatan kesehatan atau tentang imunisasi dengan pengasuh dan mengamati apakah ada informasi yang terkait dengan imunisasi (misalnya jadwal, poster imunisasi, dll) yang terlihat di tempat Anda akan dapat
  • 10. 10 mengidentifikasi banyak masalah komunikasi yang mungkin membantu atau menghentikan keberhasilan kegiatan imunisasi di lokasi tersebut. • Wawancara (interview): Anda dan tim Anda bisa, misalnya, mendekati ibu-ibu yang berangkat dari acara imunisasi dan menanyakan mereka tentang jenis informasi yang di-sharing oleh petugas kesehatan pada hari itu untuk mendapatkan rasa kualitas dan kuantitas informasi yang di-sharing oleh pekerja kesehatan dan pemahaman dan ingat (memori pesan) oleh ibu-ibu ini. • Diskusi kelompok terfokus: Anda bisa mengumpulkan sekelompok kader bersama-sama dan mengajukan pertanyaan tertentu yang telah disusun sebelumnya kepada mereka, misalnya tentang pengetahuan mereka tentang imunisasi dan cara-cara di mana mereka mendekati pengasuh selama kegiatan mobilisasi sosial atau kunjungan ke rumah-rumah untuk menilai kapasitas dan efektivitas pekerjaan yang dilakukan para kader tersebut. Langkah 1: Analisis Situasi (lanjutan)... Setelah setiap pelaksanaan pengumpulan bukti, penting untuk memerintahkan semua anggota tim bersama-sama untuk mengkompilasi data, menganalisis temuan dan mendiskusikan wawasan, pertanyaan lebih lanjut dan langkah-langkah berikutnya ke depan. Ingat, bagaimanapun, bahwa sementara komponen teknis dari program imunisasi
  • 11. 11 benar-benar mempengaruhi intervensi komunikasi, fokus pelaksanaan pengumpulan data awal ini (atau, titik awal) adalah untuk memperoleh pemahaman tentang aspek-aspek komunikasi layanan imunisasi. Setelah Anda memiliki beberapa data yang tersedia tentang situasi saat ini, Anda mungkin ingin mereview situasi dengan analisis SWOT (strengh-weakness-opportunities-threats) sederhana namun powerful. Metode ini akan membantu Anda memahami kekuatan dan kelemahan dari situasi dan mengidentifikasi peluang dan ancaman untuk tindakan apapun di masa depan. Anda hanya perlu mencatat daftar SWOT di bawah masing-masing judul. Menulis daftar SWOT itu sehingga Anda dapat melihatnya secara visual di papan atau selembar kertas dapat membantu memperjelas pikiran dan memprioritaskan tindakan Anda. Analisis SWOT di bawah ini menunjukkan beberapa masalah komunikasi imunisasi kunci dalam komunitas fiksi X. KEKUATAN (STRENGTH) • Para kader aktif dan termotivasi • vaksinator mengkomunikasikan informasi imunisasi dasar ke pengasuh di setiap kunjungan PELUANG (OPPORTUNITIES) • Para kepala desa tertarik untuk terlibat dalam pekerjaan pendidikan masyarakat, jika diberi pedoman tentang bagaimana mereka dapat membantu
  • 12. 12 KELEMAHAN (WEAKNESS) • Para kader hanya tahu sedikit tentang manfaat imunisasi • Tidak ada alat pendidikan imunisasi atau bahan IEC tersedia ANCAMAN (THREATS) • Ada rumor yang sedang berlangsung, tentang ketidakamanan vaksin yang beredar di masyarakat sekitar Dari analisis di atas, maka, kesimpulan Anda mungkin menyebabkan Anda mengidentifikasi ide-ide awal yang mungkin ingin Anda eksplorasi (jelajahi) lebih jauh. Kesimpulan itu bisa meliputi: • Memanfaatkan motivasi kader yang ada untuk memperkuat kegiatan mobilisasi sosial di masyarakat dengan membekali kader dengan pendidikan dasar tentang pesan imunisasi utama, seperti manfaat dan efek samping yang umum. • Mengembangkan bahan visual IEC (informasi-edukasi- komunikasi) seperti poster dan flipchart yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan dan kader selama imunisasi dan acara mobilisasi sosial untuk lebih efektif meningkatkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku masyarakat. • Mengundang para pemimpin desa untuk mengikuti sesi pendidikan kesehatan untuk menunjukkan dukungan
  • 13. 13 mereka kepada layanan imunisasi di muka umum di antara anggota masyarakat. • Dalam sesi pendidikan kesehatan, selesaikan rumor yang beredar dan koreksi kesalahan informasi ini secara proaktif sebelum rumor mencapai komunitas X. Langkah 2: membawa (menyatukan) mitra bersama-sama Langkah ini akan menjawab pertanyaan: “Dengan siapa kita akan bekerja atau berkolaborasi?” Sementara Kementrian Kesehatan memimpin program imunisasi rutin nasional, ada banyak pemain lain yang terlibat dalam pekerjaan imunisasi, termasuk komunikasi yang berhubungan dengan imunisasi dan pendidikan masyarakat secara umum. Semakin awal Anda mengidentifikasi calon mitra, kolaborator atau mereka yang bekerja pada masalah yang sama, maka semakin baik. Jika Anda tidak melakukan analisis situasi dan pelaksanaan pengumpulan data awal (baseline data) bersama dengan para mitra, sekarang adalah waktunya untuk mengundang mereka. Bertukar pengalaman, pelajaran, ide-ide baru serta rencana kegiatan dan sumber daya masing-masing instansi akan membantu Anda untuk menghindari duplikasi usaha, memaksimalkan sumber daya dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
  • 14. 14 Calon mitra Anda akan bervariasi tergantung pada lokasi Anda. Sementara mungkin ada, misalnya, komunitas atau organisasi keagamaan yang telah bermitra dengan tim Anda untuk waktu yang sudah lama, ini selalu berguna untuk melihatnya lebih akrab dan melihat siapa lagi yang mungkin tertarik untuk bekerja meningkatkan cakupan imunisasi. Apakah ada organisasi berbasis komunitas atau kelompok sosial di daerah Anda yang peduli pada pengembangan masyarakat atau kesehatan anak? Bagaimana perusahaan sektor swasta (misalnya distributor vaksin atau klinik kesehatan swasta) yang mungkin tertarik pada harmonisasi dan kemudian mendistribusikan pesan pendidikan atau bahan imunisasi? Lihatlah lebih akrab dan cobalah kemitraan baru. Tidak peduli dengan siapa Anda bermitra, akan berguna mengkaji bersama-sama temuan-temuan utama dari analisis situasi untuk memastikan bahwa Anda berbagi pemahaman yang sama mengenai isu-isu utama di provinsi atau kabupaten. S: Siapa atau organisasi, lembaga, kelompok atau perusahaan apa yang menjadi calon mitra lokal untuk bekerja dengan tim Anda guna meningkatkan komunikasi imunisasi di daerah Anda?
  • 15. 15 Langkah 3: Mengidentifikasi perilaku kunci Jawaban pertanyaan: “Apa yang coba kita capai? Apa yang kita inginkan orang lakukan” Perencanaan kegiatan komunikasi strategis mensyaratkan bahwa perilaku yang Anda inginkan agar kelompok target adopsi atau ubah telah diidentifikasi dengan jelas. Pikirkan tentang tujuan akhir Anda: apa yang Anda inginkan agar berbagai kelompok orang lakukan dalam rangka memastikan bahwa para pengasuh membawa anak-anak mereka di bawah umur satu tahun untuk diimunisasi sesuai jadwal, jumlah kali yang diperlukan? Ini akan memandu Anda mengidentifikasi perilaku yang tepat. Perubahan perilaku terjadi pada tingkat individu. Menurut COMBI - salah satu dari teori-teori yang menjelaskan perubahan perilaku - perubahan perilaku merupakan proses bertahap, di mana: 1) Pertama, kita mendengar tentang perilaku (-misalnya, mendengar tentang imunisasi) 2) Kemudian kita belajar lebih banyak tentang hal itu dan mengetahui informasi (- mempelajari tentang dasar- dasar imunisasi) 3) Kemudian, kita menjadi yakin bahwa imunisasi merupakan praktek yang berharga (- percaya bahwa vaksinasi penuh adalah penting)
  • 16. 16 4) Dalam waktu yang sama, kita memutuskan untuk bertindak atas perilaku baru (-bertujuan untuk membawa bayi untuk diimunisasi pada acara imunisasi berikutnya) 5) Kemudian, kita bertindak atas keputusan kita (-secara aktual membawa bayi kita untuk diimunisasi untuk kali pertama) 6) Kemudian, kita mempertahankan perilaku dengan perasaan puas setelah kali pertama melaksanakan perilaku (- kepuasaan atas kunjungan ke titik pelayanan imunisasi) 7) Dan akhirnya, kita melanjutkan perilaku (-membawa bayi untuk kedua kali dan semua sisa kunjungan imunisasi) ... atau kita kambuh (-mengubah pikiran kita, misalnya, karena desas-desus bahaya yang kita dengar tentang vaksin). Intervensi komunikasi di setiap langkah ini memerlukan jenis pendekatan atau pesan yang sedikit berbeda untuk mendukung gerakan ke tingkat berikutnya. Sebaiknya diingat, bagaimanapun, bahwa dalam setiap komunitas, individu yang berbeda akan berada di berbagai tahap proses, dengan berbagai tingkat kesiapan untuk mengubah perilaku mereka. Ini adalah sesuatu yang harus diingat ketika merencanakan kegiatan. Meskipun perilaku individu adalah pilihan pribadi, ada banyak pengaruh luar yang dapat mempengaruhi pilihan ini.
  • 17. 17 Terutama mereka yang paling dekat dengan individu (pasangan, anggota keluarga dan teman-teman) memiliki kekuatan besar untuk mendukung atau mencegah perilaku yang dipilih. Juga lingkungan di sekitar, masyarakat di mana individu tinggal dan bersosialisasi, dan tempat kerja semuanya dapat mempengaruhi keputusan tingkat individu. Misalnya, jika seorang ibu sedang mempertimbangkan apakah akan membawa anaknya untuk mendapatkan vaksinasi atau tidak, ia akan lebih mungkin bertindak jika keluarga dan teman-teman berbagi pemahaman yang sama tentang nilai imunisasi, jika seluruh masyarakat mendukung dan dididik tentang manfaat vaksinasi dan jika dia bertemu dengan petugas kesehatan yang ramah dan mendorong ke titik pelayanan. Dengan melihat pengaruh berlapis-lapis ini, akan mudah untuk mengidentifikasi perilaku lain dan audien yang dibutuhkan untuk mendukung perilaku yang diinginkan dari pengasuh. Ketika merencanakan intervensi komunikasi Anda, lihatlah perilaku yang diinginkan para pengasuh dan identifikasi pemain kunci lainnya, juga. Hanya setelah Anda tahu apa yang harus mereka lakukan, maka Anda baru bisa melanjutkan proses merancang rencana komunikasi Anda. Langkah 4: Mengidentifikasi audien kunci Jawaban atas pertanyaan: “Kepada siapa atau dengan siapa kita akan berkomunikasi?”
  • 18. 18 Sekarang, Anda sudah memiliki kejelasan tentang apa masalahnya (isunya), apa sebenarnya yang ingin Anda capai dan apa jenis perilaku yang diperlukan untuk mengubah situasi. Selanjutnya, sekarang saatnya untuk mengidentifikasi siapa atau kelompok mana yang tepat dari orang yang perlu Anda libatkan dan komunikasikan melalui upaya komunikasi Anda guna mencapai tujuan Anda. Dengan berpikir tentang semua orang yang memiliki peran dalam menentukan apakah seorang anak telah diimunisasi lengkap atau belum, akan berguna untuk mereview banyak lapisan masyarakat: individu, komunitas, dan masyarakat secara umum, dan catat daftarnya sebanyak mungkin yang bisa Anda pikirkan. Kemungkinan audien di kelompok- kelompok ini antara lain termasuk orang tua, kakek-nenek, vaksinator, pemimpin agama, dan media. Setelah Anda telah mengidentifikasi kemungkinan audien (atau kelompok sasaran), sekarang saatnya untuk memprioritaskan mereka. Prioritasisasi lebih mudah ketika Anda, sekali lagi, mempertahankan tujuan utama Anda dalam pikiran - keinginan untuk memberi perlindungan imunisasi lengkap kepada semua anak di Indonesia, yang mengharuskan mereka dibawa ke fasilitas kesehatan dalam jumlah kali (frekuensi) yang diperlukan, sesuai jadwal. Cobalah untuk menilai kelompok orang mana yang paling penting untuk mencapai tujuan ini di lokasi Anda? (Ini disebut audien primer); Kelompok orang mana yang dapat mempengaruhi
  • 19. 19 audien primer ini? (Ini disebut audien sekunder); Siapa lagi yang dapat mempengaruhi hasil atau pekerjaan demi keuntungan (benefit) Anda? (Ini adalah audien tersier) Sebuah contoh dari latihan membuat prioritas ini bisa terlihat seperti ini: Audien primer: - Ibu - Pengasuh lain - Petugas kesehatan - Para kader Audien sekunder: - Para pemimpin lokal - Pemimpin agama lokal - Kelompok wanita setempat, kelompok gereja, dan lain- lain Audien Tersier: - Media - Sektor swasta - Asosiasi profesional (misalnya asosiasi dokter anak) - Organisasi keagamaan Adalah penting untuk menyadari bahwa sama seperti setiap komunitas yang berbeda satu sama lain, begitu juga orang- orang yang ada di dalam komunitas. Jika Anda memiliki sekelompok ibu-ibu dan mulai membandingkan mereka satu sama lain, Anda akan cenderung menemukan, misalnya,
  • 20. 20 bahwa mereka memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, tingkat pendapatan mereka bervariasi, mereka berasal dari kelompok etnis yang berbeda, mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda, mereka berbeda dalam kemampuan mereka untuk membaca dan menulis, beberapa tinggal di perkotaan sementara yang lain tinggal di pedesaan terpencil, mereka menganut agama dan tradisi lokal yang berbeda dan kepentingan mereka secara keseluruhan sangat bervariasi. Dengan melihat karakteristik ini, juga dapat perkirakan bahwa tingkat pengetahuan mereka tentang imunisasi dan perilaku mereka dalam mencari pelayanan juga bervariasi dari satu sama lain. Hal yang sama berlaku untuk kelompok audien utama serta kelompok audien sekunder dan tersier yang semuanya mempengaruhi perilaku ibu. Dalam rangka untuk benar-benar berkomunikasi secara efektif, biasanya akan bijaksana untuk mensegmentasi audien – memisahkan - dan menargetkan mereka dengan pendekatan yang akan bekerja secara khusus untuk mereka, tapi tidak perlu dengan kelompok lain. Langkah 5: Pengembangan pesan Jawaban untuk pertanyaan: “Apa yang akan kita komunikasikan” Sekarang Anda sudah tahu target audien Anda - orang-orang yang kesadarannya ingin Anda tingkatkan, yang pengetahuannya ingin Anda tingkatkan dan yang perilakunya ingin Anda pengaruhi - Anda dapat mulai mengidentifikasi
  • 21. 21 apa sebenarnya yang ingin dan perlu Anda komunikasikan dengan masing-masing audien sehingga tujuan yang Anda inginkan dapat menjadi kenyataan. Langkah analisis situasi telah memberi Anda beberapa informasi dasar tentang isu-isu masalah di setiap lokasi sementara langkah analisis perilaku telah membantu Anda untuk mengidentifikasi tindakan (aksi) yang Anda inginkan agar dilakukan orang-orang di audiens target Anda. Peran pesan adalah untuk mengisi kekosongan (gap) antara perilaku saat ini dan perilaku yang diinginkan, dengan mendorong tindakan antara (in-between) yang diperlukan. Berdasarkan segmentasi audien, Anda akan mengerti bahwa orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda bahkan jika mereka dalam kelompok yang sama. Semakin banyak yang Anda tahu tentang audiens, maka pesan Anda akan semakin efektif. Mari kita gunakan contoh langkah sebelumnya dari audien primer ibu-ibu dan pengasuh sebagai dasar ketika mencari tahu jenis pesan yang diperlukan untuk memotivasi mereka agar mengadopsi perilaku vaksinasi yang diinginkan: Audien: Ibu dan pengasuh Perilaku saat ini: Tidak ada kunjungan ke tempat pelayanan vaksinasi; Kunjungan acak ke tempat pelayanan vaksinasi Perilaku yang diinginkan: membawa anak-anak mereka ke tempat pelayanan imunisasi lima kali, sesuai jadwal, untuk cakupan imunisasi lengkap selama umur tahun pertama
  • 22. 22 Hambatan terhadap perilaku yang diinginkan: Kurangnya pengetahuan; pengetahuan yang tidak akurat; takut efek samping Faktor yang mempengaruhi perilaku yang memfasilitasi: Kurangnya dukungan dari para pemimpin lokal; rumor negatif; kurangnya pengetahuan di antara seluruh anggota masyarakat; kualitas dan kuantitas informasi yang buruk yang disampaikan (di-sharing) oleh petugas kesehatan; kuantitas informasi yang buruk yang disampaikan oleh para kader Titik jual untuk membalikkan keadaan: Informasi tentang manfaat imunisasi dan pentingnya menyelesaikan putaran penuh vaksin sesuai jadwal untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan; informasi tentang efek samping yang umum ditemukan (misalnya demam) untuk meredakan kekhawatiran yang tidak perlu; pesan aspirasional tentang kebanggaan yang dirasakan orang tua ketika mereka memberikan anak-anak dengan bekal awal yang terbaik agar hidup sehat dan berkembang dengan imunisasi yang lengkap Sekali lagi, isu-isu lokal akan bervariasi dari satu komunitas atau kabupaten ke kabupaten berikutnya; Pesan Anda harus mencerminkan perbedaan-perbedaan ini agar benar-benar efektif. Juga, semakin banyak pesan yang Anda modifikasi untuk kondisi lokal dan terjemahkan ke dalam bahasa daerah yang paling umum digunakan, maka semakin baik. Satu- satunya cara untuk mengetahui apakah pesan Anda benar- benar akan bekerja adalah dengan mengujinya terlebih
  • 23. 23 dahulu sebelum finalisasi dan implementasi. Kami nanti akan memberikan bimbingan sampai fase ini. Sering berguna untuk memiliki bank pesan yang saling mendukung dan yang mungkin Anda putar sesuai kebutuhan. Ketika pesan diselaraskan pada seluruh kegiatan dan materi, yang dibagi (di-sharing) dengan semua mitra dan kemudian diulang berulang kali melalui banyak saluran, dampaknya akan lebih besar. Harus diingat, bagaimanapun, bahwa Anda perlu mereview kembali pesan Anda di sepanjang perjalanan dan menyesuaikannya sesuai dengan perubahan situasi lokal, misalnya ketika sebuah distrik yang dulunya merupakan daerah dengan pengetahuan rendah - imunisasi yang rendah sekarang berkembang menjadi daerah dengan pengetahuan yang baik – cakupan yang lebih baik. Kebutuhan informasi berubah sesuai dengan perubahan situasi. Langkah 6: Mengidentifikasi saluran Jawaban untuk pertanyaan: “Bagaimana kita akan berkomunikasi” Pemilihan saluran komunikasi tergantung pada hasil komunikasi yang dimaksudkan dan audien Anda. Ada banyak saluran yang bisa dipilih, masing-masing dengan manfaat dan keterbatasannya. Di bawah ini adalah daftar beberapa saluran yang paling umum digunakan sebagai contoh:
  • 24. 24 SALURAN MANFAAT KETERBATASAN 1 Komunikasi face to face Efektif Mencapai jumlah yang yang sedikit dalam satu waktu 2 Media cetak (misalnya poster) Baik untuk berbagi info Cukup mahal, tidak efektif pada kelompok buta aksara 3 Radio Mencapai kelompok audien yang besar dengan cepat Tidak efektif di luar berbagi info 4 TV Mencapai kelompok audien yang besar Mahal, akses terbatas 5 Media tradisional (drama, musik, tari, dll). Menghibur; sangat disukai, murah Mencapai orang dalam jumlah yang relatif kecil Saluran harus dipilih berdasarkan bukti. Analisis situasi Anda idealnya mencakup pertanyaan tentang saluran komunikasi yang saat ini digunakan atau tersedia di setiap lokasi sasaran untuk memandu pilihan Anda. Mendistribusikan info selebaran kepada penduduk yang buta huruf atau mengandalkan acara TV untuk mencapai masyarakat yang tanpa listrik dan akses ke TV akan membuang-buang uang dan waktu. Dalam kasus apapun, campuran saluran umumnya disarankan untuk mencapai hasil yang paling efektif. Penelitian menunjukkan, bagaimanapun, bahwa komunikasi face to face atau tatap muka (atau, interpersonal) cenderung menjadi saluran yang paling efektif untuk mempengaruhi perubahan perilaku. Dengan layanan imunisasi, saluran itu sudah ada melalui interaksi yang terjadi antara petugas
  • 25. 25 kesehatan dan pengasuh di titik atau tempat pelayanan imunisasi, atau antara pengasuh dan kader. Penggunaan saluran ini dapat diperluas untuk mencakup audien lain juga. Apapun saluran yang Anda gunakan, kiranya penting untuk mempertimbangkan apa cara yang paling efektif untuk menjangkau audien yang Anda dimaksudkan. Ibu terdidik di perkotaan, misalnya, memiliki akses ke berbagai saluran sementara ibu di masyarakat pedesaan yang miskin mungkin memiliki pilihan yang sangat terbatas.Kebutuhan informasi kedua kelompok ini cenderung sangat berbeda. Anggaran yang tersedia, ketersediaan staf dan jadwal pelaksanaan Anda semuanya memainkan peran dalam keputusan. Ketika berkomunikasi, bagaimanapun, tim didorong untuk berpikir di luar kotak dan menjadi kreatif –OK untuk mencoba sesuatu yang baru! Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan kegiatan, Anda bisa membuka banyak kemungkinan komunikasi yang Anda tidak pernah pikirkan sebelumnya; banyak masyarakat memang memiliki saluran komunikasi tradisional yang unik yang mungkin sangat bermanfaat dalam menjangkau populasi mereka sendiri. Langkah-langkah yang tersisa dari komunikasi strategis ini akan dibahas secara lebih rinci ketika kita secara singkat mereview langkah-langkah untuk mengembangkan rencana aksi lokal untuk mengkomunikasi imunisasi karena ada banyak tumpang tindih dalam dua bagian berikut ini.
  • 26. 26 Langkah 7: Pengembangan kegiatan dan bahan IEC (termasuk pra pengujian) Jawaban untuk pertanyaan: “Dengan bahan apa atau melalui kegiatan apa kita berkomunikasi?” Langkah 8: Implementasi Rencana dilaksanakan dalam tindakan; pekerjaan aktual Langkah 9: Pemantauan Jawaban atas pertanyaan: “Apa yang terjadi di sepanjang perjalanan? Seberapa baik yang kita lakukan?” Langkah 10: evaluasi; dokumentasi pelajaran Jawaban atas pertanyaan: “Bagaimana carta kita melakukan Apa yang kita pelajari?” Langkah 11: Review; perencanaan ulang Jawaban atas pertanyaan: “Apa yang bisa kita lakukan secara lebih baik? Apa yang harus kita ubah atau modifikasi?”
  • 27. 27 PERENCANAAN LOKAL Apa yang dimaksud dengan rencana aksi lokal? Komunikasi memiliki peran fundamential dalam intervensi imunisasi rutin. Inklusinya harus otomatis, tetapi dalam realitasnya, nilai yang ditambahan upaya komunikasi pada efektivitas pelayanan imunisasi dilupakan oleh banyak orang. Jika nilainya dipahami, maka komunikasi biasanya ditambahkan sebagai langkah terakhir dan sedikit dana anggaran dialokasikan. Ini tidak ideal. Kepercayaan lama dalam program kesehatan adalah bahwa ketika Anda membuat sebuah layanan, orang secara otomatis akan datang dan menggunakannya. Banyak perjuangan dalam program kesehatan, termasuk imunisasi, menunjukkan bahwa asumsi ini tidak benar. Tanpa komunikasi, orang tidak tahu tentang layanan imunisasi dan nilai pentingnya bagi kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Tanpa intervensi komunikasi, sulit untuk membangkitkan dukungan dari influencer lokal atau memobilisasi masyarakat untuk menunjukkan dukungan bagi layanan imunisasi. Selanjutnya, tanpa komunikasi yang berkualitas, petugas kesehatan dan kader akan merasa sulit untuk meyakinkan pengasuh tentang pentingnya tetap berjaga-jaga dan mengikuti jadwal imunisasi yang ditetapkan. Sebuah rencana aksi lokal untuk komunikasi imunisasi dimaksudkan untuk mengkompilasi semua kegiatan komunikasi yang terkoordinasi guna mendukung layanan imunisasi. Memang, perkembangannya dimaksudkan untuk menjadi sebuah proses yang dipimpin bersama oleh EPI
  • 28. 28 provinsi dan kabupaten dan tim Promkes, dengan melibatkan mitra dan partisipasi masyarakat lokal. Semua kegiatan komunikasi akan dilaksanakan dalam rangka mendukung intervensi imunisasi teknis, dengan demikian koordinasi yang erat menjadi sangat penting. Alasan di balik rencana ini adalah karena setiap provinsi dan kabupaten berjuang dengan tantangannya sendiri yang berbeda-beda, satu pendekatan yang disarankan oleh pemerintah tingkat nasional mungkin sangat tidak efektif dalam menangani isu-isu lokal. Meskipun ada banyak masalah (isu) yang memiliki persamaan di banyak lokasi, banyak fleksibilitas masih diperlukan untuk mengatasi masalah lokal. Penyusunan rencana aksi lokal memungkinkan hal ini terjadi. Jika provinsi Anda memiliki banyak kabupaten, kelompokkan kabupaten yang serupa ke dalam satu kelompok (klaster) atau rencanakan pengenalan bertahap rencana komunikasi ini dalam beberapa tahun. Uji beberapa kabupaten sebelum dikembangkan lebih jauh, atau gunakan rencana peluncuran jenis lain. Dengan panduan ini diharapkan proses tersebut menjadi lebih mudah bagi Anda dengan menyediakan saran bagaimana untuk memajukan perencanaan. Seperti yang akan Anda lihat, banyak langkah yang ,asih tumpang tindih dengan langkah komunikasi strategis, alih-laih mengulang poin-poin penting, referensi silang akan dibuat. Dengan mengikuti langkah-langkah dasar perencanaan komunikasi strategis, Anda pada akhirnya akan menghasilkan rencana aksi lokal untuk dikomunikasikan. Jadi, mari kita mulai!