it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
Materi Kuliah pertemuan 1 dan 2 pada Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu semester ganjil 2017/2018
pupuk cair organik adalah salah satu upaya terobosan untuk mengubah sampah dari bencana menjadi berkah. Ini presentasi untuk pelatihan pembuatan pupuk cair dosen dosen UMN untuk warga desa binaan
Penyakit Blas dapat menyebabkan kerugian yang begitu besar pada pertanaman padi di Indonesia. Pada awalnya blas hanya menyerang padi gogo. Namun kini penyakit blas menjadi penyakit utama pada tanaman padi sawah.
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
Materi Kuliah pertemuan 1 dan 2 pada Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu semester ganjil 2017/2018
pupuk cair organik adalah salah satu upaya terobosan untuk mengubah sampah dari bencana menjadi berkah. Ini presentasi untuk pelatihan pembuatan pupuk cair dosen dosen UMN untuk warga desa binaan
Penyakit Blas dapat menyebabkan kerugian yang begitu besar pada pertanaman padi di Indonesia. Pada awalnya blas hanya menyerang padi gogo. Namun kini penyakit blas menjadi penyakit utama pada tanaman padi sawah.
8 Panduan Tepat Cara Budidaya Tanaman Kelengkeng Itoh Agar Tumbuh Dengan Opti...Pupus Muda
Menanam kelengkeng itoh dapat menjadi suatu hobi dan kebanggan yang sangat menyenangkan, apabila jika melihat pohon yang kita tanam sendiri menghasilkan buah yang bergelantungan disela-sela daun. Salah satu keunggulan pohon kelengkeng itoh yakni dapat mengatur jadwal masa panen si kelengkeng itoh. sehingga bisa kapan saja memanen buahnya. Selain dapat di ditanam sendiri di pekarangn rumah kita, kelengkeng itoh ini juga memiliki potensi yang sangat bagus untuk dibudidayakan dalam skala besar.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Pada saat ini, sistem produksi
tanaman buahan dapat dikelompokkan
menjadi tujuh sistem produksi. Ketujuh
sistem produksi tersebut, dari sistem
yang hampir tanpa pengelolaan sampai
sistem yang dikelola dengan intensif,
masih terdapat di Indonesia.
3. 1. Sistem Pekarangan.
- Pohon buahan yang ditanam hanya beberapa pohon
bersama dengan tanaman lain seperti sayuran,
bunga, maupun tanaman biofarmaka.
- Luas pekarangan relatif sempit, tanaman yang ada di
pekarangan beranekaragam masing-masing
spesies hanya ditanam sedikit. Tetapi karena total
areal pekarangan di Indonesia cukup luas, maka total
produksi buahan yang berasal dari pekarangan juga
tinggi .
4. - Di pekarangan, pohon buahan biasanya tidak
diandalkan sebagai sumber penghasilan utama
seringkali tanaman buah dibudidayakan dengan
pengelolaan yang minimal.
- Pohon yang dibudidayakan seringkali sudah tua dan
berasal dari bibit asal biji atau cangkok. Pohon-pohon
muda di pekarangan yang ditanam sesudah era tahun
70 an, banyak pula yang berasal dari bibit sambungan
atau okulasi.
- Tanaman buah yang biasanya dibudidayakan di
pekarangan antara lain mangga, rambutan, pisang,
nenas, nangka, jambu air, jambu biji, belimbing,
pepaya dan durian.
5. 2. Sistem Hutan-Kebun Campuran.
Pada sistem ini,
- Pohon buahan ditanam di ‘kebun’, ialah lahan
kering di luar desa, bersama pohon-pohon dan
tanaman lain.
- Biasanya ada satu atau dua spesies yang
dominan. Sistem ini berkembang cukup luas di
Sumatera dan Kalimantan serta di desa-desa di
Jawa yang jauh dari kota.
- Tanaman buah yang ditanam biasanya berasal
dari biji dan telah berumur tua buah yang
dihasilkan mempunyai keragaman tinggi.
6. -Tanaman juga dikelola secara minimal, bahkan ada
yang hanya dipanen tanpa pengelolaan yang
berarti, sehingga mutu buah yang dihasilkan
biasanya rendah.
-Tanaman buah yang dibudidayakan dengan sistem
ini antara lain manggis, duku, durian, rambutan,
lengkeng.
-Beberapa sayuran dan tanaman biofarmaka sering
tumbuh di bawah atau diantara pohon buahan.
7. 3. Sistem Monokultur Skala Kecil.
- Tanaman dibudidayakan di kebun, lahan kering,
lahan sawah yang dikeringkan secara intensif,
dengan pengelolaan yang baik biasanya
mutu komoditas yang dihasilkan baik dan
produktivitasnya tinggi.
- Pohon buahan yang ditanam berasal dari hasil
perbanyakan vegetatif, sehingga buahnya relatif
seragam.
- Tanaman buahan yang dibudidayakan antara lain
pepaya, pisang, nenas, jeruk, belimbing, sirsak.
Jambu biji, mangga, rambutan dan apel.
8. 4. Sistem Tumpangsari antara pohon buahan
dengan tanaman lain.
Di antara pohon buahan yang ditanam, masih
ditanami tanaman semusim. Contoh : adalah
mangga di Indramayu yang ditanam di sawah, di
antara tanaman mangga masih ditanami padi. Pada
kebun mangga di beberapa daerah juga
ditumpangsarikan dengan tanaman lain seperti
kacang tanah, cabe dan tomat, kedelai pada saat
tanaman mangga masih muda. Di dataran tinggi,
kadang dilakukan penanaman sayuran secara
tumpangsari, seperti wortel atau kubis dengan
tanaman buah.
9. 5. Sistem Perkebunan Buah.
- Pada umumnya dikelola oleh perusahaan
agribisnis.
- Tanaman buah dibudidayakan secara
monokultur dengan skala luas dan pengelolaan
intensif.
- Pada umumnya menghasilkan buah dengan
mutu tinggi dan seragam.
- Produktivitas kebun juga tinggi.
- Contoh tanaman buah : nenas, pisang,
mangga, jeruk, markisa.
10. 6. Sistem Produksi buahan Semusim.
- Yang dibudidayakan tanaman semusim
- Pengelolaan tanaman biasanya intensif,
dengan menggunakan benih komersial.
- Biasanya produkstivitasnya tinggi dan
kualitas yang dihasilkan cukup baik.
- Contoh : Semangka, melon.
11. 7. Sistem Produksi Intensif.
Sistem ini dikembangkan untuk
mengusahakan buahan yang biasa
diusahakan di sub tropis melon, strawberi,
anggur. Sistem ini juga meliputi sistem
produksi hidroponik
12. 8. Sistem Produksi Organik.
Akhir-akhir ini sistem produksi organik
menjadi kecendrungan dalam produksi
sayuran. Untuk buahan tertentu seperti
durian, rambutan, sawo, manggis,
kedondong, karena sebagian besar
diusahakan secara agroforestri dan di
pekarangan, biasanya organik (tidak
dipupuk, tidak disemprot pestisida). Namun
kebanyakan buah tersebut tidak
13. Buahan yang ada di pasaran dalam negeri sebagian
besar berasal dari sistem pekarangan dan sistem
Agroforestry dengan pengelolaan yang minim.
Buah yang dihasilkan biasanya:
- Berkualitas rendah
- Keragamannya tinggi
- Tidak ada kepastian citarasa, mis. dalam satu
koli terdapat buah dengan kualitas tinggi,
enak dan menyenangkan, bercampur dengan
buah berkualitas rendah, masam dan tidak
enak.
14. Ketidakpastian mutu ini disebabkan karena:
1. Pohon yang ditanam berasal dari hasil perbanyakan
generatif (dari biji), sehingga kualitas antar pohon dapat
berbeda
2. Karena buah berasal dari pekarangan, sedangkan
pengelolaan pohon antar pekarangan dapat sangat berbeda,
sehingga menghasilkan buah dengan kualitas yang berbeda
3. Banyak petani atau penebas yang melakukan panen
serempak, baik buah masih muda maupun buah matang,
kemudian buah tersebut diperam agar segera matang
4. Pengelolaan pasca panen buah yang buruk dan kadang-
kadang ada kesengajaan mencampur buah buah bermutu
tinggi dengan yang rendah.
15. Tingginya keragaman genetik tanaman buah yang ada pada
kedua sistem produksi tersebut secara ekologis menguntungkan,
tetapi ditinjau dari sisi agribisnis kurang menguntungkan:
- Keragaman yang tinggi menyulitkan perdagangan. Ketidakpastian
citarasa menyulitkan pembuatan citra yang baik atas suatu produk.
Contoh : mangga Arumanis sebenarnya mempunyai citarasa yang baik
dan berkualitas tinggi, tetapi karena adanya keragaman yang tinggi,
masyarakat seringkali ragu-ragu untuk membeli, karena khawatir
mendapat mangga Arumanis berkualitas rendah. Kondisi ini berbeda
dengan produk buah impor, yang karena sudah diseleksi dengan baik,
ada jaminan terhadap keseragaman citarasa. Citarasa buah durian
Monthong yang dibayangkan oleh pembeli akan dapat dibuktikan
dengan membeli buah tersebut dimanapun.
Pengembangan buahan di Indonesia pada masa yang akan
datang seharusnya mengarah pada sistem produksi monokultur
ataupun tumpangsari dengan pengelolaan yang intensif dan bibitnya
berasal dari hasil perbanyakan vegetatif. Dengan pengelolaan yang
intensif, maka produkstivitas kebun akan tinggi, buah seragam dengan
kualitas yang baik.
16. Bahan, Sumber Informasi dan Referensi
•Anonim, 2013. Modul 2. Sistem budidaya
tanaman hortikultura
<//dasarhortikultura.wordpress.com/5-sistem-
budidaya-tanaman-hortikultura-di-
indonesia/5> Diakses 26 November 2013.
•Poerwanto, R., 2003. Bahan ajar budidaya
buah-buahan. Program Studi Hortikultura, IPB.