1. Patogen dapat menginvasi, mengkolonisasi, dan membentuk inokulum di dalam jaringan tumbuhan melalui berbagai cara seperti pertumbuhan hifa jamur, pembelahan biner bakteri, atau replikasi virus.
2. Serangan patogen dapat menyebabkan gangguan fisiologi tumbuhan seperti kenaikan respirasi, gangguan fotosintesis, dan gangguan transportasi air dan hara yang dapat menyebabkan gejala layu atau kematian jaringan.
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
Fisiologi tumbuhan mempelajari dasar-dasar fisiologi dari proses dan fungsi di dalam tumbuhan tingkat tinggi. Materi yang dipelajari: transpirasi dan hubungan air tanah-tumbuhan-udara, respirasi, fotosintesis, unsur hara dan asimilasinya, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan mekanisme respon tumbuhan terhadap cekaman lingkungan.
11. 11
1. Enzim
• Sama dengan pada waktu penetrasi
– Pektolitik
– Hemiselulolitik
– Selulolitik
– Lignolitik
– Proteolitik
– Lipolitik
Perombak dinding sel
Perombak membran
12. 12
2. Toksin Patogen
• Daya
– Mempengaruhi metabolisme tumbuhan
• Respirasi
• Transpor lewat membran
– Menentukan kemampuan patogen menyebabkan
sakitnya tumbuhan
– Menentukan timbulnya gejala
• Jenis
– Toksin selektif
– Toksin non-selektif
13. 13
Toksin Selektif
• Toksin khusus
– Hanya meracun inang patogen
– Tidak meracun bukan inang
• Tumbuhan rentan sangat peka
• Penentu utama
– Virulensi patogen
– Timbulnya gejala khas
14. 14
Toksin Non-selektif
• Toksin tidak khusus
– Meracun tidak hanya inang patogen
– Tidak menunjukkan selektivitas
• Kerentanan thd. patogen tidak berhubungan
dgn. kepekaan thd. toksin
– Bukan penentu virulensi patogen
• Mengimbas timbulnya sejumlah gejala
15. 15
Contoh Toksin Selektif
• Victorin - Drechslera victoriae - oat
• Toksin T - D. maydis ras T - jagung Tms
• Toksin HC - D. carbonum ras 1 - jagung
• Toksin HS - D. sacchari - tebu
• Toksin PC - Periconia circinata - sorgum
• Toskin PM - Phyllosticta maydis - jagung
• Toksin Alternaria alternata:
– Toksin AK - f.sp. kikuchiana - pir Jepang
– Toksin AM - f.sp. mali - apel
– Toksin AA - f.sp. lycopersici - tomat
22. 22
II. TUMBUHAN
• Akibat serangan
– Kenaikan respirasi
– Gangguan fotosintesis
– Gangguan penyerapan air & hara
– Gangguan pengangkutan
– Gangguan pertumbuhan
– Kematian sel
• Tanggapan terhadap serangan
– Pertahanan
26. 26
2. GANGGUAN
PENYERAPAN AIR & HARA
• Penyebab
• Gangguan permeabilitas membran sel
epidermis bulu akar
• Kerusakan akar
• Puru akar, akar gada
• Gejala layu
• Efek sumbu lampu (wick effect)
• Jaringan akar yang rusak masih dilewati air
kapiler
27. 27
3. GANGGUAN ALIRAN
DALAM XILEM
• Hambatan aliran air dlm. xilem
– Nekrosis pada pangkal batang/leher akar
– Penyumbatan xilem
• Runtuhnya dinding xilem
• Penyumbatan oleh patogen
• Penyumbatan oleh gom
• Tilosis
• Gejala layu
29. 29
4. GANGGUAN FOTOSINTESIS
• Penyebab
– Gangguan pembukaan & penutupan stoma
– Gangguan pasokan air ke daun
– Klorosis
– Kematian (nekrosis) jaringan daun (bercak,
hawar, dst.)
– Pengecilan ukuran helai daun
– Penggulungan/pengeritingan daun
– Pengguguran daun
30. 30
5. GANGGUAN FLOEM
• Hambatan distribusi hasil fotosintesis
• Tempat serangan sebagai “sink”
– Akumulasi pati (hasil fotosintesis) di sekeliling
tempat serangan
• Kerusakan floem
– Degenerasi floem : penyakit CVPD pada jeruk
31. 31
6. GANGGUAN PERTUMBUHAN
• Gangguan keseimbangan fitohormon
– Pengecilan organ tumbuhan
• Hipotrofi : ukuran lebih kecil
• Hipoplasia : jumlah sel berkurang
– Pembesaran organ tumbuhan
• Hipertrofi : ukuran lebih besar
• Hiperplasia : jumlah sel bertambah
• Gejala puru (benjolan-benjolan), gosong
bengkak, gigantisme, sapu
33. 33
7. Kematian sel
• Kematian sekelompok sel (= Nekrosis)
– Bercak (spot) : kematian sekelompok kecil sel
– Belur (lesion) : kematian sekelompok sel
– Hawar (blight) : kematian sebagian besar
jaringan
– Busuk (rot) : hancurnya sekelompok sel
36. 36
TANGGAPAN TUMBUHAN
1. Tanggapan biokimia
• Senyawa kimia dalam sel
2. Tanggapan struktur
• Pembentukan struktur penghalang
• Tanggapan terhadap penetrasi
• Tanggapan terhadap invasi & kolonisasi
37. 37
TANGGAPAN THD. PENETRASI
• Deposisi lignin
dalam dinding sel
yang terserang
• Membungkus hife
penetrasi
• Pertumbuhan hife
sangat terhambat
1. Pembentukan papilla (lignituber)
38. 38
2. PEMBENTUKAN SENYAWA
TAHAN ENZIM PATOGEN
• Ca-pektat atau Mg-pektat
– Dinding sel & lamela tengah tahan thd. enzim
pektolitik (perombak pektat)
3. INAKTIVASI ENZIM PATOGEN
• Senyawa fenol dlm. buah muda
– Buah apel tahan Monilinia
– Buah anggur tahan Botrytis
39. 39
B. TANGGAPAN TUMBUHAN
• Biokimia
– Detoksifikasi toksin patogen
– Akumulasi senyawa penghambat
– Peningkatan enzim pengoksida fenol
– Pembebasan sianida dari dalam sel
• Pembentukan struktur penghalang
– Penebalan dinding sel sekunder
menyebabkan penyempitan plasmodesma
– Lapisan gabus di sekeliling jaringan sakit
– Lapisan absisi
– Deposit gom dlm. ruang antar sel
– Tilosis
40. 40
1. DETOKSIFIKASI TOKSIN
PATOGEN
• Detoksifikasi toksin asam fusarat
• Detoksifikasi toksin pyrikularin
2. AKUMULASI PENGHAMBAT
• Peningkatan sintesis & akumulasi fenol
– Asam kafeat, asam sinnamat, asam ferulat,
koumarin
• Toksik bila dalam bentuk campuran
41. 41
3. PENINGKATAN ENZIM
PENGOKSIDA FENOL
• Polifenol oksidase: mengubah fenol
menjadi kuinon yang lebih toksik
Fenol
Polifenol oksidase
Kuinon
• Peroksidase: menghasilkan senyawa mirip
lignin (komponen lignituber papilla)
Fenol
Peroksidase
Senyawa mirip lignin
42. 42
• Sianida (glikosida - / ester -)
– Dalam sel ketela pohon, sorgum, flax
– Tidak toksik selama di dalam sel
• Serangan patogen
– Kerusakan dinding & membran sel
– Sianida keluar toksik thd. patogen
4. PEMBEBASAN SIANIDA
DARI SEL