Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Khotbah tersebut membahas mengapa penulis Injil Matius mencantumkan silsilah Yesus dari Abraham hingga Yesus melalui 42 nama yang dibagi dalam tiga periode, serta makna di balik pencantuman lima nama perempuan dalam silsilah tersebut. Khotbah itu juga menjelaskan pesan teologis yang ingin disampaikan penulis melalui pembagian silsilah Yesus ke dalam
3. Matius 1:1-17
1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud
sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
4. Tetapi memang bagi
orang-orang yang
gemar meneliti
silsilah, bagian
perikop ini terlihat
sangat menarik
sekaligus menantang,
untuk diteliti dan
didalami.
Saat kita membaca perikop Injil Matius 1:1-17, terkesan membosankan dan
menjenuhkan. Mengapa? Karena dari awal sampai akhir, bagian perikop ini
hanya memuat daftar nama-nama manusia yang merupakan silsilah mulai dari
Abraham sampai kepada Yesus Kristus.
5. PERTANYAAN YANG PERTAMA SEKALI MUNCUL SAAT KITA
MEMBACA MAT. 1:1-17 IALAH:
-Mengapa penulis Injil Matius
menempatkan bagian perikop ini
pada bagian awal tulisannya?
-Apa maksud khusus dari penulis
untuk membuat begitu?
-Siapakah sesungguhnya para tokoh
yang disebutkan oleh penulis?
6. Jika kita meneliti perikop Matius 1:-17 ini, maka sedikitnya kita
akan menemukan 5 hal penting yang membuat kita akhirnya
mengerti mengapa penulis berbuat sedemikian rupa
o PERTAMA, Mat. 1:1-17 berisi 42 daftar nama yang berada
dalam satu garis keturunan, mulai dari Abraham sampai
kepada Yesus Kristus. Nama-nama yang muncul dalam
daftar silsilah ini, bukan hanya menjelaskan hubungan
kekerabatan dan kekeluargaan. Namun juga ingin
menjelaskan tentang pemilihan Allah terhadap diri
mereka.
o Orang-orang yang namanya dalam daftar silsilah Yesus ini
telah dipilih untuk menjadi “alat Allah.” Hal ini penting
untuk dipahami, karena ada tokoh lain yang juga memiliki
hubungan darah, atau termasuk dalam garis keturunan
Abraham, namun tidak dimasukkan namanya oleh penulis.
7. KEDUA, KE-42 DAFTAR NAMA INI TERBAGI DALAM 3 KELOMPOK, DAN
PEMBAGIAN INI DIDASARKAN PADA PEMAHAMAN TEOLOGIS PENULIS INJIL
MATIUS TENTANG KARYA KESELAMATAN ALLAH BAGI DUNIA, YANG DIAWALI
DARI PEMANGGILAN DAN PENGUTUSAN ABRAHAM, DAN MENJADI SEMPURNA
ATAU TERGENAPI LEWAT KEHADIRAN YESUS KRISTUS.
• Adapun ke-3 kelompok tersebut: Abraham sampai Daud (+ 700 tahun),
Daud sampai Pembuangan di Babel (+ 400 tahun), Pembuangan di
Babel sampai Yesus Kristus (+ 600 tahun).
• Setiap kelompok memuat 14 daftar nama: Abraham sampai Daud ada
14 keturunan; Daud sampai pembuangan di Babel ada 14 keturunan;
Pembuangan di Babel sampai Yesus Kristus ada 14 keturunan (Mat.
1:17).
• Masa waktu dari Abraham sampai Yesus Kristus, yang
keseluruhannyaterdiri dari 42 keturunan ini sebanyak + 1700 tahun.
selama kurun waktu yang panjang itu orang Israel yang pada saat itu
berstatus sebagai umat Allah, hidup dalam pengharapan akan
kedatangan Sang Penolong dari Allah.
8. z
Mari kita pelajari lebih dalam lagi apa yang terjadi pada
masing-masing periode penantian bangsa itu akan datangnya
Sang Penolong yang Ilahi, yaitu Yesus Kristus:
a. Abraham sampai Daud (+ 700 tahun)(Mat 1:1-6a)
Pada bagian ini, yaitu yang dicatat dalam Matius 1:1-6a
ada makna dan pesan khusus yang ingin ditampilkan
penulis. Penulis hendak menjelaskan bahwa karya
keselamatan Allah diawali lewat Pemanggilan,
Pengutusan, dan Perjanjian antara Allah dan Abraham
(Kej. 12:1-8; 15:1-21).
Dalam Perjanjian ini Allah memilih dan menetapkan
Abraham dan keturunannya untuk menjadi umat Allah, dan
Allah juga berjanji untuk memberikan tanah kepada
Abraham dan keturunannya, Tanah Perjanjian (bnd. Kej.
15:7,17-21; 17:8). Allah juga memakai Abraham dan juga
keturunannya untuk menjadi ‘alat keselamatan’ dan
berkat bagi bangsa-bangsa lain (bnd. Kej. 12:2-3).
9. Janji Allah inilah yang selalu diingat dan dipegang oleh Israel, dan itu terjadi sampai pada zaman Daud.
Pada zaman Daud, Allah kemudian ‘memperbaharui janjiNya.’ Allah berjanji untuk mendatangkan
seorang Penyelamat (Mesias atau Raja Israel yang baru) dari garis keturunan Daud (Bnd. 2 Sam. 7:12-16;
Yes. 11:1,10). Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila kita sering mendengar ungkapan “Kristus
Anak Daud” (bnd. Luk. 1:32).
Periode Abraham sampai Daud ini, juga menyajikan banyak kejanggalan yang menimbulkan berbagai
pertanyaan, misalnya: Mengapa Allah memilih Ishak untuk masuk dalam daftar keturunan dan bukan
Ismael? Bukankah Ismael adalah anak sulung Abraham yang sah dari Hagar (Kej. 16:1-16; 21:1-7)?
Mengapa Allah memilih Yakub (seorang penipu) dan bukan Esau? (Kej. 27:1-40). Mengapa Allah memilih
Yehuda dan bukan Yusuf? Bukankah Yusuf lebih berjasa dalam menyelamatkan keluarganya dari bencana
kelaparan selama 7 tahun? (bnd. Kej. 41-46). Mengapa dan terus mengapa? Jawabanya Hanya Tuhanlah
yang tahu!
10. B. DAUD SAMPAI PEMBUANGAN DI BABEL (+ 400
TAHUN) (MAT. 1:6B-11)
• Belum selesai dengan ‘kerumitan’ dan ‘kebingungan’ dalam
ayat yang sebelumnya, penulis Injil Matius kembali
menuliskan sederetan nama yang menambah runyam
pemikiran.
• Penulis Injil Matius memulai silsilah dalam periode ini
dengan nama Raja Daud yang memperanakkan Salomo (2
Sam. 12:24; Mat. 1:6b). Lalu bagaimana dengan nasib raja
Saul? Bukankah ia adalah raja pertama Israel? Bukankah
Saul dan Daud sama-sama membuat kesalahan?
• Daud kemudian memperanakkan Salomo, sang raja yang
terkenal dengan hikmatnya, tapi sekaligus dengan
poligaminya. Sejarah mencatat bahwa Salomo memiliki
banyak istri yang berasal dari luar Israel, dan kebanyakan
dari mereka adalah penyembah berhala. Praktik poligami
Salomo membawa dirinya jatuh ke dalam politheisme,
menyembah banyak berhala (bnd. 1 Raj. 11:1-13).
11. Sikap hidup raja Salomo selanjutnya
menjadi gaya hidup yang nge-trend di
kalangan orang-orang Israel, sampai
akhirnya Kerajaan Israel pun terpecah
menjadi dua, Kerajaan Israeldi Utara
danYehuda di Selatan.Trend ini
sempat hilang pada masa
pemerintahan rajaYosia (Refomasi
Deuteronomis), namun kemudian
muncul lagi, bahkan semakin menjadi.
12. C. PEMBUANGAN DI BABEL SAMPAI YESUS KRISTUS
(+ 600 TAHUN) (MAT. 1: 12-16)
• DAFTAR SILSILAH DALAM PERIODE INI DIMULAI DENGAN NAMA YEKHONYA YANG MEMPERANAKKAN
SEALTIEL. YEKHONYA ADALAH RAJA YEHUDA DARI GARIS KETURUNAN DAUD. NABI
YEREMIA PERNAH MENYAMPAIKAN NUBUATANNYA, TAHUN 586 BCE, TENTANG
YEKHONYA: “CATATLAH ORANG INI SEBAGAI ORANG YANG TAK PUNYA ANAK …;
SEBAB TAK SEORANG PUN DARI KETURUNANNYA TIDAK AKAN BERHASIL DUDUK DI
ATAS TAKHTA DAUD DAN MEMERINTAH KEMBALI DI YEHUDA” (BND. YER. 22:30).
• BERDASARKAN NUBUATAN INI SUDAH DAPAT DIPASTIKAN BAHWA TIDAK ADA LAGI
PENGHARAPAN BAGI ISRAEL UNTUK MEMILIKI SEORANG RAJA DARI GARIS
KETURUNAN DAUD. TETAPI MENGAPA PENULIS INJIL MATIUS MEMASUKKAN NAMA
YEKHONYA DAN ANAKNYA SEALTIEL DALAM DAFTAR SILSILAH YESUS KRISTUS?
APAKAH PENULIS INJIL MATIUS TIDAK TAHU PERIHAL NUBUATAN YEREMIA TENTANG
YEKHONYA? JAWABNYA: NGGAK MUNGKIN. PASTI PENULIS INJIL MATIUS MENGETAHUI
HAL ITU, TETAPI MENGAPA DITULIS? JAWABNYA: INILAH KESETIAAN DAN KASIH
ALLAH ITU. KESETIAAN DAN KASIH YANG ANEH. MENGHUKUM SEKALGUS
MENYELAMATKAN. MENGHANCURKAN SEKALIGUS MEMULIHKAN.
13. Satu hal yang juga menarik dalam periode
ini adalah di awal periode ini, penulis
mencantumkan nama Sealtiel dan
Zerubabel, dan di bagian akhir penulis
mencantumkan nama Yusuf dan Maria.
Secara status nama-nama ini tidak begitu
terkenal. Bahkan penjelasan tentang latar
belakang kehidupan Yusuf dan Maria,
selaku orangtua Yesus pun, sangatlah
kurang. Tetapi mengapa penulis Injil Matius
mencantumkan nama-nama ini?
14. KETIGA, Silsilah Yesus Kristus dalam Mat. 1:1-17 benar-
benar mengejutkan, karena berlawanan dengan tradisi
di Yahudi yang tidak biasa menyertakan nama
perempuan dalam daftar silsilah (bnd. Kej. 5:1-32; Luk.
3:23-38).
Ada 5 nama perempuan yang disebut, yakni: Tamar, Rahab, Ruth, Isteri Uria (Batsyeba), dan
Maria. Kok bisa dalam daftar silsilah keluarga Yahudi ada nama perempuan? Kalaupun ini
suatu bentuk pengecualian dari tradisi yang berlaku, tetap saja pencantuman nama ke-5
perempuan ini memunculkan tanda tanya besar, layaknya teka-teki yang penuh dengan
rahasia dan tentunya sarat akan makna.
Dalam tradisi Yahudi, yang terkenal dengan budaya Patriakinya, kaum perempuan termasuk
dalam ‘kelompok yang tidak dihitung’ atau ‘kelompok yang kehadirannya diacuhkan’.
Masuknya ke-5 nama perempuan dalam daftar silsilah Yesus Kristus, menandakan telah
dibukanya dan dimulainya periode baru, yang ditandai dengan kehadiran Yesus, di Betlehem.
Dengan memasukkan nama ke-5 perempuan ini, penulis mau menjelaskan bahwa kehadiran
Yesus telah membawa perubahan besar dalam kehidupan umat manusia. Kehadiran Yesus
semakin menegaskan kepedulian Allah dan keprihatinan Allah terhadap mereka yang
menderita dan tertindas.
15. KEEMPAT, MENGAPA PENULIS INJIL MATIUS LEBIH MEMILIH UNTUK MENCANTUMKAN
NAMA KE-5 PEREMPUAN INI, KETIMBANG MENCANTUMKAN NAMA-NAMA SEPERTI
SARA, RIBKA, DAN RAHEL? BUKANKAH SARA, RIBKA, DAN RAHEL PUNYA PERANYANG
BESAR DALAM MENERUSKAN GARIS KETURUNAN ISRAEL?
Saudara, mari kita cari tahu
siapakah ke 5 wanita yang
namanya terdapat dalam list
silsilahYesus, apa kelebihan
mereka. Kita akan melihat
bahwa mereka itu adalah wanita
biasa. Bila dibandingkan dengan
Sara, Ribka atau Rahel. Ke 5
wanita it tidak ada apa-apanya.
19. (4) ISTERI URIA (BATSYEBA)
Seorang perempuan
serong, korban nafsu
birahi dan
keserakahan Daud (2
Sam. 11:1-27).
20. (5) MARIA
•Seorang perempuan
yang hamil di luar
nikah, dan
seharusnya terkena
sanksi atau hukuman
rajam sesuai dengan
tradisi Yahudi (bnd.
Ul. 22:23-27).
21. •Pemilihan dan pencantuman nama ke-5 perempuan yang
punya reputasi buruk dalam pandangan masyarakat waktu
itu, pada satu sisi hendak menjelaskan rencana dan karya
Allah yangTidakTerpahami. Di sisi lain pemilihan ke-5
perempuan ini justru ‘membuahkan’ pertanyaan baru dan
keraguan terhadap konsistensi Allah.
•ApakahAllah berkenan menodai kekudusan dan
kemuliaanNya dengan kehadiran orang-orang seperti ini?
ApakahAllah sudah mulai berkompromi dengan hal-hal yang
tidak benar (dosa)? Jawab:Tidak mungkin!! (bnd. Im. 19:2).
Di sini Allah punya rencana yang tidak kita ketahui.
22. KELIMA, Pada bagian akhir silsilah Yesus ini ada
perubahan penting dan signifikan yang dilakukan
oleh penulis Injil Matius ini(ay. 16).
• Ia menulis: Yakub memperanakkan Yusuf, suami
Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus”.
• Redaksi ini sangat berbeda dari redaksi sebelumnya.
Dari awal, penulis menggunakan kata kerja
‘memperanakkan’ (bahasa Yunani “gennao”) tiga
puluh sembilan kali di dalam diatesis aktif, dengan
subjek bergenus maskulin. Akan tetapi, ketika ia tiba
pada nama Yusuf, ia melakukan sebuah perubahan
penting.
• Ia menggunakan kata kerja yang sama dalam diatesis
pasif, dengan objek bergenus feminim: (terj.
Harafiah dari bahasa Yunani) darinya diperanakkan
Yesus.
23. • Jika si penulis sungguh-sungguh berpedoman pada
tata cara penulisan daftar silsilah sesuai standarisasi
Yahudi, maka seharusnya ia menulis begini: “Yakub
memperanakkan Yusuf, Yusuf memperanakkan Yesus
yang disebut Kristus”. Tetapi apa yang terjadi? Penulis
malah ‘mengubah’ redaksi kalimatnya, dengan
menempatkan nama seorang perempuan (Maria),
yang punya peran aktif (tidak pasif) dan penting,
sebagai ibu dari bayi Yesus.
• Perubahan redaksi ini tidak hanya menunjuk pada
peralihan penekanan peran – dari laki-laki kepada
perempuan (Maria) – tetapi sekaligus merupakan
usaha rekonstruksi ‘membangun pemikiran’ Yahudi
yang sangat kaku dan begitu mengangungkan
budaya Patriarki-nya.
24. KONKLUSI & PENUTUP
• MENCERMATI PENJABARAN DI ATAS, KITA DAPAT MELIHAT BAHWA MATIUS
1:1-17 TERNYATA MENGANDUNG PESAN DAN MAKNA YANG SANGAT DALAM.
DI BALIK SUSUNAN KALIMAT PER KALIMAT YANG MUNGKIN
MEMBOSANKAN DAN MENJENUHKAN (KETIKA KITA MEMBACANYA),
TERNYATA DI SANA ADA TERSEMBUNYI ‘RAHASIABERHARGA’ YANG
MENGGUGAH IMAN DAN MEMBANGKITKAN PENGHARAPAN KITA.
• PADA SAAT PENULIS INJIL MATIUS MENCANTUMKAN BAGIAN PERIKOP INI
PADA AWAL TULISANNYA, SEBENARNYA DIA HENDAK MENGHANTAR ORANG
PERCAYA MELIHAT ADANYA KONTINUITAS JANJI ALLAH DALAM PERJANJIAN
LAMA DENGAN KEHADIRAN YESUS KRISTUS DALAM PERJANJIAN BARU.
25. • Rencana keselamatan Allah ini diawali dengan
pemilihan dan pemanggilan Abraham dan
keturunannya, pemilihan Daud dan
keturunannya, dan berujung pada kehadiran
Yesus Kristus.
• Pemilihan Allah terhadap Abraham dan Daud
(serta keturunan mereka) hendak menjelaskan
bahwa ada kasih dan anugerah Allah yang
mau dinyatakan bagi umatNya, bukan hanya
pada masa Abraham dan Daud tetapi juga
keturunan mereka, bahkan sampai saat ini.
Jadi, ada kasih, anugerah, dan juga janji yang
tidak pernah berubah dan yang tidak ‘lekang
dimakan waktu,’ tetapi akan selalu baru dan
terus menerus ‘diperbaharui.’
26. Ada banyak nama dan tokoh yang terlibat di dalam rencana keselamatan
Allah, dan itu dicatat oleh penulis Injil Matius. Keterlibatan para tokoh ini
tidak terjadi secara kebetulan, tetapi ada prakarsa Allah di dalamnya.
Allah – dalam otoritasnya – berkenan memilih dan memakai mereka
menjadi alatNya.
Di antara sekian banyak tokoh yang dicatat oleh penulis Injil, ada
beberapa nama yang patut dipertanyakan keberadaannya, misalnya
Yakub, Yehuda, Tamar, Rahab, Ruth, dan Batsyeba, dan Maria.
orang-orang seperti ini ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan
Allah?
27. Secara logika manusiawi, mereka tidak pantas
untuk memperoleh kehormatan seperti ini. Tapi
Allah punya penilaian tersendiri terhadap
mereka. Penilaian Allah inilah yang membuat
mereka menjadi pantas.
Lebih daripada itu, pemilihan Allah atas diri
mereka, hendak menjelaskan kasih Allah yang
tidak berbatas. Kasih yang sangat besar, yang
mampu menerobos setiap sekat dan batas
duniawi. Kasih yang memulihkan segala sesuatu.
Kasih yang selalu terbuka untuk menerima
setiap orang, bahkan menerima orang yang
yang tertindas oleh dosa.
28. z
Saudara, khabar baik yang telah kita pelajari
lewat Injil Matius 1:1-17, telah memberikan
harapan besar bagi kita, tidak perduli
seberapa besarnya dosa kita, Yesus siap
untuk menerima kita dan mengampuni
dosa kita.
Masing-masing kita memerlukan Yesus.
Marilah kita mengundang Dia untuk hadir di
hati kita dan menjadikan Dia sebagai
Juruselamat kita. Terimalah Dia, biarkan Dia
menguasai hidup kita.
Kita punya masalah dengan dosa? JESUS
IS THE ANSWER.