Teks tersebut membahas identitas Tuhan Yesus, apakah Ia orang Yahudi atau bukan. Ringkasannya adalah:
1) Tuhan Yesus lahir dari rahim Maria melalui kuasa Roh Kudus, bukan dari hubungan seksual. Ini menunjukkan bahwa Ia bukan keturunan manusia.
2) Silsilah Yesus dalam Alkitab tidak menyatakan Ia anak Yusuf, melainkan hanya suami Maria. Ini menunjukkan Ia bukan ketur
3. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
Orang Kristen percaya bahwa kurang-lebih dua ribu tahun
yang lalu, Firman atau Yang Mahapencipta (selanjutnya
disingkat YMP) pernah datang ke dunia, menjadi manusia dan
menyandang nama Yesus. YMP menjadi manusia melalui
rahim seorang anak dara Yahudi bernama Maria, yang pada
waktu itu sudah bertunangan dengan seorang pria Yahudi
bernama Yusuf. Maria melahirkan Yesus anak ma-nusia di
kota Betlehem, di wilayah Yudea, yang penduduknya
mayoritas adalah orang Yahudi. Oleh karena Yesus anak
manusia lahir dan dibesarkan di wilayah Yudea; melayani di
tengah-tengah masyarakat Yahudi, maka banyak orang yang
beranggapan bahwa Tuhan Yesus adalah orang Yahudi.
Benarkah Tuhan Yesus orang Yahudi?
Jawaban atas pertanyaan di atas akan kita temukan dengan
menyelidiki keberadaan Tuhan Yesus menurut Alkitab, antara
lain tentang kelahiran Tuhan Yesus di bumi, pemilik nama
Yesus, wujud Tuhan Yesus, “silsilah” Tuhan Yesus, hubungan
Tuhan Yesus dengan orang Yahudi dan sikap Tuhan Yesus di
tengah-tengah bangsa Yahudi.
1 Kelahiran Tuhan Yesus Di Bumi
Kitab Matius 1: 18 – 25, menuliskan tentang kelahiran Yesus:
(18) Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:
4. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan
Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus,
sebe-lum mereka hidup sebagai suami isteri. (19)
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan
tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka
umum, ia ber-maksud menceraikannya dengan diam-
diam. (20) Te-tapi ketika ia mempertimbangkan
maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya
dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus. (21) Ia akan melahirkan anak
laki-laki dan engkau akan menama-kan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamat-kan umat-Nya
dari dosa mereka." ……… (24) Sesudah bangun dari
tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan
malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria
sebagai isterinya, (25) tetapi tidak bersetubuh
dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki
dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Huruf tebal pada ayat 25 menegaskan bahwa tidak ada
campur-tangan laki-laki menghadirkan janin Yesus dalam
kandungan Maria. Jika demikian, bagaimana Maria dapat
hamil tanpa bersuami? Hal ini perlu kita ketahui agar dapat
menepis tuduhan orang yang menyatakan Tuhan Yesus
adalah anak haram.
Gambar 1 berikut ini memudahkan kita memahami keberadaan
janin Yesus dalam kandungan Maria.
5. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
Roh Kudus = YMP YMP = Bapa Sorgawi
Gambar 1. Ilustrasi Maria Ketika Mengandung Yesus
YMP adalah Roh Mahakudus atau Roh Kudus. Huruf tebal
pada ayat 18 dan 20 menyatakan bahwa janin Yesus dalam
kandungan Maria adalah atas kuasa Roh Kudus. Maka dapat
disimpulkan bahwa janin Yesus adalah dari YMP. YMP dapat
melakukan segala perkara, maka Ia dapat membuat seorang
wanita mengandung tanpa harus melalui perkawinan dengan
seorang laki-laki. Selain daripada itu, daging manusia hanya
debu yang tak berarti di hadapan YMP, sehingga perkara yang
sangat mudah bagi-Nya menaruhkan benih manusia di rahim
Maria. Tidak ada yang mustahil bagi YMP!
Pada Gambar 1 terlihat bahwa Roh Kudus menaungi rahim
Maria, sehingga rahim Maria menjadi kudus. Dengan
demikian, janin yang dari YMP berada dalam rahim yang sudah
dikuduskan. Itu sebabnya Tuhan Yesus disebut kudus atau
tidak berdosa.(Luk. 1: 35)
Pada Gambar 1 terlihat juga bahwa: (1) Yesus dan Bapa
adalah satu; (2) Yesus dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus.
Kedua hal ini selaras dengan sabda-sabda Tuhan Yesus yang
tertulis di bawah ini:
“Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh. 10: 30)
“Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa
6. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
dan Bapa di dalam Aku …… “ (Yoh. 14: 11)
Seandainya ada pertanyaan: “Suku apakah Yesus?” Jawaban-
nya adalah: “Yesus adalah suku Sorga. Sebab bapa-Nya
adalah Bapa Sorgawi.” Itu sebabnya, ketika Yohanes
Pembaptis diutus YMP untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,
ia menyerukan bahwa Yesus yang akan datang adalah Raja
Sorga. Ia berseru:
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat."
(Mat. 3: 1-2)
Pernyataan Yohanes di atas diteguhkan oleh Tuhan Yesus
sendiri dengan sabda-Nya:
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.”
(Mat. 4: 17)
Uraian di atas menyimpulkan: Tuhan Yesus bukan manusia,
tetapi Tuhan Yesus adalah YMP yang mengambil rupa
manusia. Oleh karena itu, Tuhan Yesus adalah orang Yahudi.
Alkitab mencatat juga, bahwa Tuhan Yesus adalah Raja Sorga.
Artinya, Tuhan Yesus bukan orang Yahudi.
Banyak manusia menganggap Yesus adalah nama dari
seorang nabi bangsa Yahudi. Akibatnya, manusia sulit
menerima Yesus adalah YMP, pribadi yang berdaulat
mengampuni manusia dan menyelamatkan manusia.
2 “Wajah” Tuhan Yesus
Dahulu, penulis menganggap Tuhan Yesus berwujud manusia,
dan jika berdoa selalu membayangkan wajah Tuhan Yesus
seperti lukisan pada Gambar 2 berikut ini.
7. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
Gambar 2. “Wajah” Tuhan Yesus
Keinginan daging membuat manusia memandang sesuatu
selalu dari sudut kedagingan. Itu sebabnya mata rohani
manusia lebih tertuju kepada daging yang digunakan Tuhan
Yesus ketika datang menjadi manusia, daripada kepada YMP
yang berada di dalam daging manusia itu. Itu juga
penyebabnya banyak manusia memandang Tuhan Yesus
sebagai manusia, sehingga mereka sulit menerima Tuhan
Yesus sebagai satu-satunya Tuhan yang memiliki otoritas
untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal.
Banyak orang Kristen yang bertuhan kepada daging yang
bernama Yesus. Itu sebabnya mereka memajang patung dan
gambar “Yesus” di rumah-rumah dan di tempat-tempat ibadah
mereka. Padahal daging manusia hanya terbuat dari material
alami, yaitu debu tanah; tidak ada bedanya dengan material
alami lainnya, seperti daging ayam, papan, kertas, dan buah-
buahan. Seharusnya, manusia melihat Tuhan Yesus adalah
YMP yang berada di dalam daging itu. Dengan demikian,
Tuhan Yesus tidak berubah, dahulu, sekarang, dan sampai
selama-lamanya, seperti tertulis dalam Kitab Ibrani di bawah
ini:
8. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari
ini dan sampai selama-lamanya. (Ibr. 13: 8)
Jika daging itu yang dipandang sebagai Tuhan Yesus, maka
daging itu pasti berubah. Wajah dan bentuk daging seseorang
ketika masih bayi pasti berbeda dengan wajah dan bentuk
daging orang itu setelah ia dewasa. Sementara Firman Tuhan
menyatakan bahwa Tuhan Yesus tidak berubah. Oleh karena
Tuhan Yesus tetap sama, maka Tuhan Yesus pasti YMP.
Dengan kata lain, Tuhan Yesus bukan orang Yahudi.
3 “Silsilah” Tuhan Yesus
Ada dua tulisan dalam Alkitab tentang “silsilah” Tuhan Yesus,
masing-masing ditulis oleh Matius dan Lukas. Cuplikan dari
Kitab Matius 1: 1-16, adalah sebagai berikut:
(1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak
Abraham. (2) Abraham memperanakkan Ishak, Ishak
memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan
Yehuda dan saudara-saudaranya, (3) Yehuda
memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres
memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan
Ram, (4) Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab
memperanakkan Nahason, Nahason
memperanakkan Salmon, (5) Salmon
memperanakkan Boas dari Rahab, Boas
memperanakkan Obed ……….... dst. (14) Azor
memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan
Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, (15) Eliud
memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan
Matan, Matan memperanakkan Yakub, (16) Yakub
9. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
memperanakkan Yusuf suami Maria, yang
melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Dari ayat 2 s/d 15, penuturan silsilah mengikuti aturan sebagai
berikut:
Si A memperanakkan si B.
Si B memperanakkan si C, dan seterusnya.
Artinya adalah:
Si B adalah anaknya si A, dan Si C adalah anaknya si B.
Tetapi penuturan silsilah pada ayat 16 berbeda dengan
penuturan silsilah pada ayat-ayat sebelumnya. Mari kita
memperhatikan dengan cermat ayat 16 di bawah ini:
Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang
melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Ayat 16 tidak menyatakan Yusuf memperanakkan Yesus.
Seandainya Tuhan Yesus adalah anak biologis Yusuf, maka
mengikuti aturan penulisan pada ayat-ayat sebelumnya, bunyi
ayat 16 seharusnya adalah sebagai berikut:
Yakub memperanakkan Yusuf, Yusuf memperanakkan Yesus.
Tegasnya, silsilah Yesus yang dibuat Matius tidak menyatakan
Tuhan Yesus anaknya Yusuf. Dengan kata lain, Tuhan Yesus
bukan keturunan orang Yahudi.
Bagaimana dengan silsilah yang di buat Lukas?
Lukas memulai tulisannya sebagai berikut:
Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur
kira-kira tiga puluh tiga tahun dan menurut anggapan
10. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, (Luk. 3: 23)
Menurut Lukas, pernyataan Yesus anak Yusuf, hanya
menurut anggapan orang saja. Artinya, Tuhan Yesus bukan
anak-nya Yusuf. Dengan kata lain, Tuhan Yesus bukan orang
Yahudi.
Mungkin ada di antara kita yang beranggapan bahwa Tuhan
Yesus adalah orang Yahudi, karena Maria yang melahirkan-
Nya adalah wanita Yahudi.
Perlu kita ketahui, bangsa Yahudi menganut sistim patriarkhal,
yaitu suatu sistim dimana identitas kesukuan seseorang
ditentukan oleh suku ayahnya, tidak ditentukan oleh suku
ibunya. Oleh karena itu, Tuhan Yesus bukan orang Yahudi,
sekalipun wanita yang melahirkannya adalah orang Yahudi.
Perlu diingat kembali, janin Yesus di dalam rahim Maria tidak
berasal dari seorang pria Yahudi, tetapi berasal dari YMP.
Mungkin masih ada yang beranggapan bahwa Tuhan Yesus
adalah orang Yahudi, karena Ia lahir di negeri orang Yahudi.
Tetapi seperti yang kita ketahui, identitas suku seseorang tidak
ditentukan oleh tanah kelahirannya. Anak pasangan suami-istri
orang Cina yang lahir di Nias, tidak disebut orang Nias. Anak
itu tetap disebut orang Cina, sekalipun ia lahir di Nias.
Demikian juga halnya dengan Tuhan Yesus, Ia bukan orang
Yahudi meskipun Ia lahir di negeri orang Yahudi. Tegasnya,
Tuhan Yesus adalah Raja yang datang dari Sorga, sehingga Ia
tidak membawa identitas kesukuan.
Sebenarnya, tidak begitu penting bagi kita untuk mengetahui
identitas “daging” yang digunakan Tuhan Yesus, karena rohlah
yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
11. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
4 Hubungan Tuhan Yesus Dengan Daud
Ada tiga tulisan yang membicarakan hubungan antara Tuhan
Yesus dengan Daud, salah satu raja orang Israel. Tulisan itu
terdapat dalam Kitab Matius 22: 41-46, Kitab Markus 12: 35-37
dan Kitab Lukas 20: 41-44. Makna ketiga tulisan itu adalah
sama. Oleh karena itu, cukup satu tulisan saja yang
dipaparkan, yaitu tulisan Matius:
Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus
bertanya kepada mereka, kata-Nya: "Apakah
pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?"
Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud." Kata-Nya
kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud
oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya,
ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada
Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai
musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi
jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana
mungkin Ia anaknya pula? Tidak ada seorang pun
yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak
ada seorang pun juga yang berani menanyakan
sesuatu kepada-Nya. (Mat. 22: 41-46)
Huruf tebal pada perikop di atas menyatakan dengan jelas
bahwa Tuhan Yesus tidak mungkin anaknya Daud. Dengan
kata lain, Tuhan Yesus tidak setuju, kalau Ia disebut anaknya
Daud. Oleh karena itu, Tuhan Yesus bukan keturunan suku
Yehuda atau suku yang sekarang ini disebut Yahudi. Hal ini
tersirat juga dalam ucapan Tuhan Yesus kepada orang Yahudi:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum
12. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
Abraham jadi, Aku telah ada." (Yoh. 8: 58)
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa suku Yahudi adalah
keturunan Yehuda. Yehuda adalah anaknya Yakub. Yakub
adalah cucunya Abraham. Dengan kata lain, suku Yahudi
adalah keturunan cicitnya Abraham. Ayat di atas
menyatakan bahwa Tuhan Yesus telah ada sebelum ada
Abraham, semen-tara Yahudi adalah keturunan cicit Abraham.
Dengan kata lain, Tuhan Yesus telah ada jauh sebelum ada
bangsa Yahudi. Maka dapat disimpulkan, Tuhan Yesus bukan
orang Yahudi.
Timbul pertanyaan: “Mengapa Tuhan Yesus tidak menolak
ketika dua orang buta memanggil-Nya anak Daud? (Mat. 9:27)
Tuhan Yesus Mahatahu, Mahaguru, Penasehat Ajaib. Ia
mengetahui ketidak-mampuan manusia menerima-Nya
sebagai YMP. Itu sebabnya Ia tidak langsung menyatakan
kepada orang banyak bahwa diri-Nya adalah YMP. Pada
awalnya, kepada murid-murid-Nya pun Ia berkata-kata dengan
bahasa sederhana yang dapat dicerna oleh murid-murid itu,
sebab ketika suatu waktu Ia memberikan pengajaran yang
keras, banyak murid-murid meninggalkan-Nya. (Yoh. 6: 66)
Itu
sebabnya Tuhan Yesus tidak langsung menjejali murid-murid-
Nya dengan pengajaran keras, seperti menyatakan diri-Nya
adalah YMP. Tuhan Yesus pernah berkata kepada murid-
murid-Nya:
“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggung-
nya.” (Yoh. 16: 12)
Demikian jugalah yang dilakukan Tuhan Yesus kepada kedua
13. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
orang buta itu, Ia tidak langsung menolak pemahaman mereka,
karena Ia tahu bahwa kedua orang buta itu belum dapat
menanggungnya.
5 Sikap Tuhan Yesus Terhadap Agama Yahudi
Alkitab mencatat sikap Tuhan Yesus yang menunjukkan diri-
Nya bukan orang Yahudi, sehingga Ia tidak perlu tunduk
kepada hukum-hukum yang berlaku di tengah-tengah
masyarakat Yahudi. Berikut ini akan diberikan tiga dari catatan
itu, yaitu: penyembuhan orang sakit pada hari Sabat;
pertemuan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria; dan
sikap Tuhan Yesus terhadap perempuan berzinah.
1) Penyembuhan Orang Sakit Pada Hari Sabat
Alkitab mencatat sikap Tuhan Yesus yang menyembuhkan
orang-orang sakit pada hari Sabat. Padahal, sikap tersebut
sangat bertentangan dengan hukum agama Yahudi. Salah
seorang yang disembuhkan-Nya adalah perempuan bungkuk;
dicatat pada Kitab Lukas, yang intisarinya sebagai berikut:
Pada suatu hari Sabat, Tuhan Yesus mengajar dalam
salah satu rumah ibadat orang Yahudi. Di rumah
ibadat itu hadir seorang perempuan yang diikat roh
jahat selama delapan belas tahun. Roh jahat itu
membuat perempuan itu sakit, hingga bungkuk dan
tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Tuhan
Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan
berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah
sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas
perempuan itu, dan seketika itu juga sembuhlah
14. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
perempuan itu. Melihat kejadian itu, kepala rumah
ibadat marah dan berkata kepada orang banyak: "Ada
enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada
salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan
pada hari Sabat.”
Pernyataan kepala rumah ibadat ini menegaskan bahwa orang
Yahudi tidak boleh melakukan penyembuhan pada hari Sabat.
Berarti penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus pada hari
Sabat adalah pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku
bagi orang Yahudi. Jika Tuhan Yesus berani melakukan hal
itu, tentu karena Ia bukan orang Yahudi. Seandainya Ia adalah
orang Yahudi, Ia harus tunduk kepada hukum orang Yahudi.
Bahkan Tuhan Yesus pernah menegaskan, bahwa Ia adalah
Tuhan atas hari Sabat. (Luk. 6:5)
2) Sikap Tuhan Yesus Kepada Orang Samaria
Kitab Yohanes 4:3-42 mencatat perjalanan Tuhan Yesus dari
Yudea ke Galilea. Dalam perjalanan ke Galilea Ia harus
melintasi daerah Samaria. Kira-kira pukul dua belas siang, Ia
tiba di Sikhar, salah satu kota di Samaria. Ia beristirahat karena
sudah sangat letih dan duduk di pinggir suatu sumur. Ia
menyuruh murid-murid-Nya pergi ke kota membeli makanan
sehingga Ia sendirian di pinggir sumur itu. Beberapa saat
kemudian datanglah seorang perempuan Samaria hendak
menimba air. Tuhan Yesus menyapa perempuan itu dan
berkata: "Berilah Aku minum." Tetapi perempuan Samaria
berkata kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi,
minta minum kepadaku, seorang Samaria.”
Seandainya Tuhan Yesus adalah orang Yahudi, Ia tidak akan
15. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
berbincang-bincang dengan perempuan Samaria, sebab hal
itu sangat pantang bagi orang Yahudi, karena orang Yahudi
tidak bergaul dengan orang Samaria. (Yoh. 4: 9)
Bahkan pada
akhir perikop dituliskan kerelaan Tuhan Yesus menginap di
rumah orang Samaria. (Yoh. 4: 40)
Sikap Tuhan Yesus ini
menunjukkan bahwa Ia bukan orang Yahudi, sebab orang
Yahudi dilarang makan-minum bersama dengan orang
Samaria.
3) Yesus Dengan Perempuan Berzinah
Di lain waktu, Tuhan Yesus membebaskan seorang
perempuan yang hendak dihukum rajam oleh ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, karena perempuan itu tertangkap
basah berzinah. Peristiwa ini diceritakan dalam Kitab Yohanes.
Demikian tertulis dalam kitab tersebut:
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
membawa kepada-Nya seorang perempuan yang
kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan
perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada
Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika
ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat
memerintahkan kita untuk melempari perempuan-
perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu
tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk
mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu
untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk
lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika
mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun
bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
16. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula
dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka
mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang
demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya
tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu
yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri
dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah
mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum
engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata
Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah,
dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
(Yoh. 8: 3-11)
Seandainya Tuhan Yesus adalah orang Yahudi, Ia akan ikut
merajam perempuan itu. Sebab menurut Hukum Taurat Musa,
perempuan yang tertangkap basah berzinah, harus dilempari
dengan batu. Tetapi, Tuhan Yesus tidak mematuhi Hukum
Taurat Musa itu, Ia tidak menghukum perempuan itu, sebab
Dia bukan orang Yahudi. Tuhan Yesus berkata kepada murid-
murid-Nya:
"Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari
dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. (Yoh. 8: 23)
Ayat di atas menegaskan, Tuhan Yesus tidak berasal dari
dunia. Oleh karena itu, Tuhan Yesus bukan orang Yahudi.
Pernyataan ini dibuktikan sendiri oleh Tuhan Yesus, ketika Ia
tidak patuh terhadap hukum yang berlaku di tengah-tengah
masyarakat Yahudi.
17. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
6 Menyembah Bapa Dalam Roh dan Kebenaran
Uraian-uraian di atas telah menegaskan bahwa Tuhan Yesus
bukan orang Yahudi, tetapi Tuhan Yesus adalah YMP yang
Roh adanya. Oleh karena itu, singkirkanlah dari hatimu Tuhan
Yesus yang berwujud manusia. Sembahlah Tuhan Yesus yang
Roh adanya, sebab demikianlah penyembah-penyembah yang
berkenan bagi YMP. Tuhan Yesus berfirman:
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian. (Yoh. 4: 23)
Jika Tuhan Yesus bagimu adalah orang Yahudi, maka
tuhanmu adalah manusia. Akibatnya adalah:
1) Sulit bagimu mengimani keselamatan hanya di dalam
nama Tuhan Yesus, sebab manusia tidak mungkin dapat
menyelamatkan manusia.
2) Sulit bagimu menyanggah tuduhan orang yang
menyatakan orang Kristen bertuhan kepada manusia.
3) Sabda-sabda Tuhan Yesus menjadi sama dengan sabda
manusia, sehingga tidak begitu penting untuk ditaati.
4) Sulit bagimu menjelaskan bahwa sabda Tuhan Yesus
adalah kebenaran yang datang dari Sorga.
5) Saudara akan terperangkap menjadi penyembah berhala.
Sebab menyembah sesuatu yang berwujud, maupun
menyembah suatu pribadi selain YMP yang Roh adanya,
adalah sama dengan menyembah suatu berhala.
18. Tuhan Yesus Bukan Yahudi
Penyembah yang benar adalah yang menyembah Bapa
dalam roh dan kebenaran.(Yoh. 4: 23)
Pengajaran lain yang kita peroleh adalah: Tuhan Yesus bukan
anak Daud. Oleh karena itu, waspadalah terhadap nyanyian-
nyanyian yang menyatakan Tuhan Yesus anak Daud, seperti
syair “Kristus anak Daud” dalam lagu “Malam Kudus”.
Demikian juga dengan nyanyian-nyanyian yang
memerosotkan status Tuhan Yesus menjadi manusia.
Nyanyikanlah lagu-lagu rohani yang memasyhurkan Tuhan
Yesus adalah YMP.
Nyatakanlah bahwa Tuhan Yesus yang Saudara sembah ada-
lah YMP yang Roh adanya, tidak berwujud manusia. Dengan
demikian, ketika Saudara berdoa, maka doamu tertuju kepada
YMP yang Roh adanya. Doa Saudara tidak lagi ditujukan
kepada berhala “daging Yesus” yang dipajangkan di rumah-
rumah dan tempat-tempat ibadah orang Kristen. Saudara tidak
lagi sama dengan penyembah berhala. Saudara menjadi
penyembah yang benar, penyembah yang dikendaki Bapa,
karena Saudara menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.
19.
20. Buku ini boleh diperbanyak dan dibagikan dengan cuma-cuma