Burung Elang termasuk dalam Famili Accipitridae yang memiliki ciri-ciri : (1) dikenal sebagai burung pemangsa karena memiliki paruh dan kuku tajam yang kuat, saat terbang dengan sayap yang dibentangkan terlihat membulat dan tumpul, (2) habitat di dekat perairan— sungai, rawa-rawa, ataupun area hutan hujan, (3) aktivitas diurnal, dan (4) variasi morfologinya monomorfik
(antara jantan dan betinanya tidak terlalu nampak berbeda).
PKL Report - Analisis Molekuler dengan Menggunakan Teknik DNA Sexing pada Burung Elang (Famili Accipitridae)
1. Analisis Molekuler
dengan Menggunakan
Teknik DNA Sexing pada
Burung Elang (Famili
Accipitridae)
http://karanggayamkeren.blogspot.com/2016/07/lebah-dan-elang.html
Praktik Kerja Lapangan
di Laboratorium Genetika Hewan, Bidang
Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI
Cibinong, Bogor
oleh
Amalia Arsya Aldania
H71216049
2. 2
A PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Profil LIPI
METODE
1. Pelaksanaan
2. Langkah Kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
C O N T E N T _ _
B
C
D
http://manado.tribunnews.com/2017/09/14/syok-burung-elang-ini-nyaris-memangsa-bayi-manusia-simak-videonya
4. 4
Famili
Accipitridae
Ciri khas
• Burung pemangsa
• Memiliki paruh dan
kuku tajam yang kuat
• Jika sayap
dibentangkan, maka
membulat dan tumpul.
Habitat
Dekat perairan— sungai, rawa-rawa
Hutan hujan
Aktivitas
Diurnal
Variasi Morfologi
Monomorfik
B U R U N G E L A N G
http://www.fultonsun.com/news/local/story/20
17/nov/24/discover-nature-with-mdc-through-
eagle-dayssee-majestic-eagles-around-the-
state-from-december-through-
february/701311/
5. P R O F I L I N S T A N S I
5
LIPI
Laboratorium Genetika
Hewan
Puslit Biologi LIPI Bidang Zoologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) merupakan suatu
lembaga pemerintah non
kementrian yang berkoordinasi
dengan Kemenristekdikti yang
bertanggung jawab langsung pada
presiden.
(lipi.go.id/tentang/bidangpenelitian)
Laboratorium genetika hewan bertugas
dalam analisis genetik terhadap sampel-
sampel menggunakan DNA marker dan
membantu melengkapi DNABank
dengan koleksi genetik material dari
berbagai jenis fauna Indonesia.
(biologi.lipi.go.id/zoologi/index.php/genetika-
hewan)
Bidang zoologi memiliki
beberapa laboratorium, yaitu:
nutrisi, reproduksi, genetika,
ekologi, biosistematika, dan
penangkaran satwa liar.
(biologi.lipi.go.id/zoologi/index.php/
about-mzb)
Menurut PERKA LIPI No.1 Th. 2014
Pasal 124, Pusat Penelitian Biologi
memiliki tugas untuk melaksanakan
penelitian pada bidang biologi yang
terbagi atas botani, zoologi, dan
mikrobiologi.
(http://biologi.lipi.go.id/index.php/2017-
01-04-03-52-26/tugas-fungsi)
PRODUCE
biologi.lipi.go.id biologi@mail.lipi.go.id +62(0)1-87907604
+62(0)1-87907636
+62(0)21-87907612
Cibinong Science Center,
Jl. Jakarta-Bogor, KM. 46
Cibinong, Bogor, Indonesia
PENDAHULUAN – PROFIL INSTANSI
6. PELAKSANAANP R A K T I K K E R J A L A P A N G A N
Praktik Kerja Lapangan dimulai
sejak tanggal 26 Juli –
26 Agustus 2018
WAKTU
Laboratorium Genetika Hewan,
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian
Biologi LIPI, Cibinong, Bogor
TEMPAT
METODE – PELAKSANAAN
8. P E N G A M B I L A N S A M P E L
8
• dibersihkan bagian sayap dengan menggunakan
alkohol
• diambil darah dari vena pectoralis di bagian
bawah sayap sebanyak 0,01-0,1mL
menggunakan syringe
(Zein dan Prawiradilaga, 2013)
PENGAMBILAN DARAH SEGAR
• dimasukkan darah dalam tube
• ditambahkan etanol absolut dengan
perbandingan volume
darah 1 : 5 etanol absolut
(Zein dan Prawiradilaga, 2013)
PENGAWETAN DARAH
KimmiG House (www.dunia-burung.com)
LANGKAH KERJA – PENGAMBILAN SAMPEL
9. R E G I S T R A S I S A M P E L
9
VoucherInfo
Taksonomi
LANGKAH KERJA – REGISTRASI SAMPEL
(Dokumen Lab. Genetika Hewan, Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI)
(Dokumen Lab. Genetika Hewan, Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI)
10. 10
Informasi Detail Sampel
Data Pengambilan Sampel
(Dokumen Lab. Genetika Hewan, Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI)
(Dokumen Lab. Genetika Hewan, Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI)
11. E K S T R A K S I
11
Ditambahkan
200µl Buffer AL
Divortex Diinkubasi 56ºC
selama 10 menit
Ditambahkan
200µl Etanol absolut
Divortex Dipindahkan pada
Collection Tube 2mL
yang telah disediakan
Disentrifuge
8.000 rpm selama
1 menit
Dipisahkan Flow-
trough dengan
Collection Tube
menggunakan DNeasy Blood & Tissue Kit Qiagen®
12. LANGKAH KERJA – EKSTRAKSI 2 12
Dipindahkan
supernatan ke
Collection Tube
2mL baru
Ditambahkan
500µl Buffer AW1
Dipisahkan Flow-
trough dengan
Collection Tube
Disentrifuge
8.000 rpm selama
1 menit
Dipindahkan
supernatan ke
Collection Tube
2mL baru
13. 13
Ditambahkan 500µl Buffer AW2
2
4
1
Dipisahkan Flow-trough
dengan Collection Tube
Dipindahkan Spin-
column ke tube 1,5mL
Ditambahkan
200µl Buffer AE tepat di
atas membran (elusi)
Disentrifuge 14.000 rpm
selama 3 menit
membr an
Diinkubasi pada suhu
15ºC selama 1 menit
Disentrifuge 8.000
rpm selama 1
menit
14. SPEKTROFOTOMETRI
LANGKAH KERJA - SPEKTROFOTOMETRI 14
PENGENCERAN MEMASUKKAN SAMPEL
DALAM KUVET RUNNING PEMBACAAN HASIL
Sampel DNA yang telah
diekstraksi diencerkan 50x
dengan ddH2O
Perbandingan volume (µl) 1:49
1. Sebelum sampel
dimasukkan, terlebih dahulu
spektrofotometer di-blanko.
2. Dimasukkan sampel yang
telah diencerkan ke dalam
kuvet sebanyak 50 µl.
Setelah kuvet dimasukkan,
diedit nama sampel dan di
tekan Read Sample
Kadar DNA= λ 260 nm x Faktor
Pengenceran x 50 ng/µl
Kemurnian DNA=
λ 260 nm
λ 280nm
(Zein dan Prawiradilaga, 2013)
menggunakan BECKMAN – DU 650 Spectrophotometer, made in U.S.A
15. LANGKAH KERJA - PCR 15
Pembuatan Cocktail
BAHAN Volume (µl) Volume
total per sampel untuk 8 (9x)
Buffer 10x *(NH4)2SO4 1,5 µl
13,5 µl
dNTP 10mM 0,3 µl 2,7 µl
**MgCl2 2mM 1,5 µl
13,5 µl
Primer Sex F 0,5 µl
1,5 µl
Primer Sex R 0,5 µl
1,5 µl
**BSA 0,4 µl
1,2 µl
Taq native 0,1 µl
0,9 µl
DNA 1,0 µl -
ddH2O 0,92 µl 8,28 µl
Total 15,0 µl
*jenis buffer yang dibutuhkan menganut pada protocol
**pada beberapa protocol mungkin tidak diperlukan
tambahan
menggunakan thermal cycler
AB Applied Biosystem – Gene Amp PCR System 2700
Primer FORWARD 2550F
5’ - GTT ACT GAT TCG TCT ACG AGA - 3’
Primer REVERSE 2718R
5’ - ATT GAA ATG ATC CAG TGC TTG - 3’
Running PCR
Amplifikasi PCR
Proses
Pre-
denaturasi Denaturasi Annealing Elongasi
Post-
elongasi
Suhu 94ºC 94ºC 46ºC 72ºC 72ºC
Waktu 5 ‘ 45’’ 45’’ 1’30’’ 10’
[-----dilakukan pengulangan 35x-----]
PCR cocktail menggunakan
Fermentas Kit EP0072
16. E L E K T R O F O R E S I S
16
PEMBUATAN
AGAROSA 2%
PERSIAPAN
ELEKTROFORESIS
RUNNING
ELEKTROFORESIS
GEL
DOCUMENTATION
• dihomogenkan 2 g
serbuk agarosa +
100mL buffer TAE
dengan stirring
• ditambahkan 10µl
FloroSafe DNA Stain
(BIO-5170)
• diambil sampel
sebanyak 3µl dengan
mikropipet
• dihomogenkan dengan
1µl loading dye
• dimasukkan dalam well
• diatur pada tegangan
100 V selama 25 menit
• didokumentasikan
dengan bantuan sinar
ultra-violet
LANGKAH KERJA - ELEKTROFORESIS
menggunakan Mupid 2plus – Submarine electrophoresis system - Advance
18. GEN CHD
Chromo-helicase DNA binding (CHD) adalah gen
penanda jenis kelamin pada aves yang terdapat pada
kromosom Z dan W (Dubiec and Magdalena, 2006).
Gen CHD terdiri atas dua intron yang
berlokasi antara fragmen yang mampu
berubah sangat lambat, yaitu intron pada
kromosom W dan kromosom Z dengan
panjang berbeda. Oleh karena itu, para
peneliti merancang beberapa primer
sebagai pembatas fragmen intron
(Dubiec and Magdalena, 2006).
http://www.pnas.org/content/95/14/8
147
https://www.pmfias.com/sex-determination-genetic-disorders-mendelian-disorders-chromosomal-disorders/
PEMBAHASAN
19. 19
D N A S E X I N G
Merupakan salah satu metode penentuan jenis kelamin suatu spesies yang
bersifat monomorfik dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction).
Pada burung, umumnya, sampel diperoleh dari darah dan bulu.
(Dubiec and Magdalena, 2006)
http://palingseru.com/39910
/5-hewan-ini-lebih-setia-
dari-pada-manusia
20. INTEGRASI
KEISLAMAN
َلَخ ٍءْيَش ِلُك ْنِمَوِنْيَج ْوَز اَنْق
ْمُكَّلَعَلَونُرَّكَذَت
(الذاريات؛٥٩)
Artinya :
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah.”
(QS. Adz Dzariyat: 59)
21. ANALISIS HASIL
Pada hasil elektroforesis, jumlah band
yang terbentuk mengindikasikan jenis
kelamin burung elang: satu band
menununjukkan jantan (Z), sedangkan
dua band mengindikasikan betina
(Z dan W).
Selain itu, diketahui pula bahwa gen
CHD-Z elang rata-rata memiliki ukuran
panjang basa ≥ 700 bp,
sedangkan pada gen CHD-W elang
umumnya berkisar 600 ≥ x ≥ 400.
P E M B A H A S A N
Hasil amplifikasi PCR menggunakan primer 2550F dan 2718R dinilai sangat efektif.
Sebab, selain mampu menunjukkan band tebal yang mempermudah dalam pembacaan hasil,
pemisahan pola band antara kromosom Z dan W (pada betina) juga terpisah dengan sempurna.
Hal tersebut telah dibuktikan sebelumnya dalam penelitian Sulandari dan Zein (2012) dan Sitohang (2017) tentang
DNA Sexing pada burung elang.
M A B C D E F G
1 0 0 b p ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂
7 0 0 b p
4 0 0 b p
(Dokumen Lab. Genetika Hewan, Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI)
Zona Z
Zona W
22. KESIMPULAN
DNA Sexing adalah penentuan jenis kelamin spesies tertentu
yang bersifat monomorfik dengan uji DNA menggunakan teknik
PCR. Umumnya diterapkan pada aves dengan sifat monomorfik.
Langkah kerja dalam sexing DNA burung elang meliputi:
pengambilan sampel, registrasi, ekstraksi, pengukuran kadar
dan kemurnian DNA, amplifikasi PCR, serta visualisasi hasil
dengan bantuan elektroforesis dan dokumentasi menggunakan
sinar UV.
Adanya satu band pada hasil elektroforesis
menunjukkan sampel diperoleh dari individu jantan,
sedangkan apabila nampak dua band, maka
menandakan sampel diperoleh dari
individu betina.
Gen CHD-W memiliki panjang pasang basa (bp) lebih
pendek dari gen CHD-Z.
Hasil amplifikasi PCR menggunakan primer 2550F dan
2718R sangat baik, karena mampu memisahkan
kromosom Z dan W dengan sempurna dan
menghasilkan band yang tebal.
23. T H A N K Y O U
F O R Y O U R AT T E N T I O N
http://www.123rf.com/photo_6019
0580_cute-eagle-cartoon-
posing.html