2. Nasihat umum WHO untuk COVID-19
• Hindari kontak jarak dekat dengan orang yang menderita
infeksi pernapasan akut
• Seringlah membersihkan tangan, terutama setelah kontak
langsung dengan orang sakit atau lingkungannya
• Orang yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut
harus mengikuti etika batuk/bersin, mengenakan masker
medis dan mencari perawatan medis jika mengalami
kesulitan bernapas
3. Nasihat perjalanan WHO
• WHO tidak menganjurkan masyarakat untuk melakukan
perjalanan.
mengindikasikan penyakit pernapasan akut selama
• Jika seseorang menunjukkan gejala-gejala yang
atau
setelah melakukan perjalanan, orang tersebut disarankan
mencari pertolongan medis dan menginformasikan riwayat
perjalanannya dengan tenaga kesehatan yang
menanganinya.
5. WHO menganjurkan strategi-strategi PPI
untuk mencegah atau membatasi penyebaran
COVID-19
Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat
layanan kesehatan termasuk:
1. Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan isolasi (standar+transmisi)
untuk semua pasien.
2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan pengendalian
sumber.
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasus-
kasus suspek infeksi COVID-19.
4. Menerapkan pengendalian administrasi.
5. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.
7. Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka
dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
dengan aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
8. Rantai Penularan
• Agar infeksi dapat menyebar, setiap
mata rantai harus tersambung
• Memutuskan sambungan mana pun
akan menghentikan penularan!
9. Apakah WHO telah
merevisi panduan tentang
cara penularan COVID-19?
• Tidak!
• Kami masih merekomendasikan kewaspadaan
terhadap penularan melalui droplet/kontak, di
samping kewaspadaan penularan infeksi yang
standar
• Kewaspadaan penularan melalui
udara (airborne) diterapkan pada
pelaksanaan prosedur-prosedur yang
dapat menimbulkan efek aerosol
10. Cara Penularan – apa yang telah diketahui hingga saat ini
Cara penularan utama COVID-19:
• Droplet: atau tetesan pernapasan (partikel berdiameter > 5-10 μm) yang dikeluarkan Ketika
seseorang yang telah terinfeksi bersin atau batuk. Semua orang dalam jarak kontak dekat
(kurang dari 1 meter) dengan seseorang yang sedang memiliki gejala-gejala infeksi
pernapasan (batuk atau pilek) beresiko terkena percikan droplet mungkin sudah terinfeksi
pada area mukosa (hidung/mulut) dan konjungtiva (mata).
• Kontak: kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau kontak tidak langsung melalui
benda-benda yang digunakan oleh orang yang terinfeksi (contohnya stetoskop atau
thermometer). Droplet yang keluar dari orang yang terinfeksi saat batuk/pilek dapat
mengenai pada permukaan-permukaan dimana virus dapat bertahan hidup.
Referensi:
WHO Joint Mission COVID-19 to China, https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/who-china-joint-mission-on-
covid-19-final-report.pdf
Ran L, et al. CID 2020
Moriarty LF
,et al. MMWR 2020
Jefferson T
,et al. Medrix 2020
11. Penularan melalui udara (airborne) – apa yang telah diketahui hingga kini
Umumnya terbatas pada keadaan atau seting dimana dilakukan prosedur-prosedur yang menimbulkan aerosol
(aerosol generating procedures/ AGPs), yaitu intubasi trakea, ventilasi non-invasive, trakeotomi, resusitasi
kardiopulmonal, ventilasi manual sebelum intubasi, bronkoskopi.
Deteksi RNA COVID-19 pada sampel udara
• Studi-studi eksperimental tidak merefleksikan kondisi batuk pada manusia atau seting klinik (e.g. van Doremalen
N et al, NEJM 2020)
• Laporan-laporan dari tempat perawatan pasien COVID-19 yang simtomatik tanpa AGP:
o Hasil negatif (Cheng V,et al. ICHE 2020; Ong SW,et al. JAMA 2020; Faridi S et al. Science of The Total
Environment 2020)
o Hasil positif dengan terdeteksinya fragmen virus pada droplet mikro menggunakan RT-PCR (Liu Y etal,
2020, bioRxiv preprint; Santarpia JL et al, 2020, medRxiv preprint)
o Hasil positif pada pemeriksaan droplet respiratori menggunakan dan sampel aerosol (Leung et al. Nature
Med 2020)
• Konsentrasi RNA COVID-19 yang terdeteksi sangat rendah (di bawah ambang batas yang dapat menjadi
inokulum infeksius)
• Terdeteksinya RNA COVID-19 pada sampel udara menggunakan pemeriksaan PCR tidak mengindikasikan
viabilitas virus sehingga dapat menimbulkan penularan (Wölfel R, Nature 2020)
13. Prinsip Pemilihan APD
Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi (Percikan, kontak
langsung maupun tidak langsung)
Berat APD hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
Dapat diapakai secara fleksibel (reuseable maupun disposable)
Tidak menimbulkan bahaya tambahan
Tidak mudah rusak
Memenuhi ketentuan dari standar yang ada
Pemeliharaan mudah
Tidak membatasi gerak
14. JENIS APD
Masker bedah
(surgical/facemask)
Masker terdiri dari 3 lapisan
material dari bahan non
woven (tdk dijahit), loose –
fitting & sekali pakai utk
menciptakan penghalang fisik
antara mulut & hidung
pengguna dgn kontaminan
potensial di lingkungan
terdekat sehingga efektif
memblokir percikan (droplet)
& tetesan dlm partikel besar
Masker N95
Terbuat dari polyurethane &
polypropylene, alat pelindung
pernapasan yg dirancang dgn
segel ketat disekitar hidung &
mulut utk menyaring hamper
95% partikel yg lebih kecil
<0,3 mikron. Masker ini dpt
menurunkan paparan
terhadap kontaminasi melalui
airborne
Pelindung wajah
(face shield)
Umumnya terbuat dari
plastik jernih transparan,
menutupi wajah sampai dgn
dagu sebagai proteksi ganda
bagi nakes dari percikan
pasien saat melakukan
perawatan.
Pelindung mata (goggles)
Terbuat dari plastic digunakan
sebagai pelindung mata yg
tertutup dgn erat area
sekitarnya agar terhindar dari
cipratan yg dpt mengenai
mukosa. Digunakan pd saat
tertentu seperti aktifitas dmn
kemungkinan risiko
terciprat/tersembur, khususnya
pd prosedur menghasilkan
aerosol, kontak dekat
berhadapan muka dgn muka
pasien COVID-19
15. JENIS APD
Gaun (gown)
Pelindung dari pajanan melalui kontak/droplet dgn
cairan & zat padat yg infeksius utk melindungi lengan
& area tubuh nakes.
Persyaratan gaun
ideal
- efektif barrier (mampu
mencegah menetrasi
cairan),
- fungsi/mobilitas,
nyaman, tdk mudah
robek, pas di badan (tdk
terlalu besar/kecil),
- biocompatibilitu (tdk
toksik), flammability,
odor, & quality
maintenance.
Jenis gaun
1.gaun bedah
2.gaun isolasi bedah
3.gaun isolasi non bedah.
Menurut
penggunaan
• gaun sekali pakai
(disposable)
• gaun dipakai berulang
(reusable)
Gaun sekali pakai (disposable)
• Dibuang setelah 1x pakai & biasanya tdk
dijahit (non woven) dan dikombinasikan dgn
plastic film utk perlindungan dari penetrasi
cairan & bahan yg digunakan synthetic fibers
(misal; polypropylene, polyester,
polyethylene)
Gaun dipakai berulang (reuseable)
• Terbuat dari bahan 100% katun / 100%
polyster, atau kombinasi antara katun dan
polyester. Dpt digunakan max. 50x dgn
catatan tdk mengalami kerusakan.
16. JENIS APD
I. Gaun isolasi bedah (area A, B & C merupakan area kritikal tingkat tinggi)
II. Gaun bedah (area A & B merupakan area kritikal tingkat tinggi)
(Sumber CDC, 2020)
COVID-19 adalah penyakit pernapasan yang
berbeda dari Penyakit virus Ebola (EVD), yang
ditularkan melalui cairan tubuh terinfeksi. Oleh
karena terdapat perbedaan dalam hal transmisi,
persyaratan APD untuk COVID-19 berbeda dari
yang diperlukan untuk EVD. Secara spesifik,
coverall (kadang disebut APD Ebola) tidak
dipersyaratkan saat mengelola pasien COVID-19.
(Rational use of personal protective equipment
(PPE) for coronavirus disease (COVID-19) WHO)
Namun dalam situasi wabah COVID -19 di
Indonesia dengan laju peningkatan kasus
konfirmasi (+) yang cepat, maka penggunaan
coverall dapat memperluas area perlindungan
bagi tenaga kesehatan
17. JENIS APD
Celemek (apron)
pelindung tubuh untuk
melapisi luar gaun yang
bisa terbuat dari plastik
sekali pakai atau bahan
plastik berkualitas tinggi
yang dapat digunakan
kembali (reuseable) yang
tahan terhadap klorin saat
dilakukan desinfektan.
Sarung tangan
dapat terbuat dari bahan lateks
karet, polyvinyl chloride (PVC),
nitrile, polyurethane. Sarung
tangan yang ideal harus tahan
robek, tahan bocor,
biocompatibility (tidak toksik)
dan pas di tangan. Sarung
tangan yang digunakan
merupakan sarung tangan yang
rutin digunakan dalam
perawatan, bukan sarung
tangan panjang.
Pelindung Kepala
terbuat dari bahan tahan
cairan, tidak mudah robek
dan ukuran nya pas di
kepala tenaga kesehatan.
Penutup kepala ini
digunakan sekali pakai.
Sepatu Pelindung
Terbuat dari karet atau
bahan tahan air atau bisa
dilapisi dengan kain tahan
air. Sepatu pelindung
harus menutup seluruh
kaki bahkan bisa sampai
betis apabila gaun yang
digunakan tidak mampu
menutup sampai ke
bawah.
18. PENGGUNAAN APD
4 unsur yang harus dipatuhi :
1. Tetapkan indikasi penggunaan APD dgn mempertimbangkan :
• APD digunakan oleh yg berisiko terpajan dgn
pasien / material infeksius
• Seperti; nakes, petugas kebersihan, petugas
instalasi sterilisasi, petugas laundry & petugas
ambulans di Fasyankes
Risiko
terpapar
1.Transmisi penularan COVID-19 : droplet &
kontak
2.Transmisi airbone bisa digunakan pada
tindakan yg memicu terjadinya aerosol
- intubasi trakea, ventilasi non invasive,
trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasi
manual sebeulm intubasi, nebulasi &
broskopi, pemerikasaan gigi seperti scaler
ultrasonic & high & high-speed air driven,
pemeriksaan hdung & tenggorokan,
pengambilan swab
Dinamika
transmisi
1. APD yang digunakanantara lain :
a) Gaun/gown,
b) Sarung tangan,
c) Masker N95/bedah,
d) Pelindungkepala
e) Pelindungmata(goggles)
f) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan
pelindung wajah (face shield)
2. APD yang digunakanantara lain:
a) Gaun/gown,
b) Sarung tangan,
c) Masker N95,
d) Pelindungkepala,
e) Pelindungmata(goggles)
f) Pelindung wajah (face shield)
g) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan
penggunaan apron
19. PENGGUNAAN APD
4 unsur yang harus dipatuhi :
2. Cara “memakai” dengan benar
3. Cara “ melepaskan” dengan benar
4. Cara mengumpulkan (disposal) setelah dipakai
APD yang dipakai untuk merawat pasien terduga atau terkonfirmasi Covid- 19 harus dikategorikan sebagai material
infeksius. Tidak diperlukan prosedur khusus dan penanganannya sama dengan linen infeksius yang lain. Semua APD
baik disposable atau reuseable harus dikemas secara terpisah (dimasukkan ke dalam kantong plastik infeksius atau
tempat tertutup) yang diberi label dan anti bocor.
Hindari melakukan hal-hal di bawah ini :
1.Meletakkan APD di lantai atau di permukaan benda lain (misal di atas loker atau di atas meja).
2.Membongkar kembali APD yang sudah dimasukkan ke kantong plastik infeksius atau tempat tertutup.
3.Mengisi kantong plastik infeksius atau tempat tertutup berisikan APD terlalu penuh.
20. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Jenis APD yg digunakan
Target petugas Jenis Aktivitas
atau pasien
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi dan Penunjang
Ruang Perawatan
Pasien, IGD, Kamar
Operasi
Petugas Kesehatan
Merawat secara langsung pasien
COVID-19
✓ Masker Berdah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggles) dan atau
✓ Pelindung wajah (face shield)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
Tindakan yg menghasilkan aerosol
(intubasi trakea, ventilasi non invasive,
trakeostomi, resusitasi jantung paru,
ventilasi manual sebeulm intubasi,
nebulasi & broskopi, pemerikasaan gigi
seperti scaler ultrasonic & high & high-
speed air driven, pemeriksaan hdung &
tenggorokan, dll) pd pasien COVID-19
✓ Masker N95
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggles) dan atau
✓ Pelindung wajah (face shield)
✓ Pelindung kepala
✓ Celemek (apron)
✓ Sepatu pelindung
21. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas atau
pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
Ruang Perawatan
Pasien, IGD, Kamar
Operasi
Cleaning Service Masuk ke ruang rawat
pasien COVID-19
✓ Masker Berdah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan tebal
✓ Pelindung mata (goggles)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
Area lain yang
digunakan untuk
transit pasien (misal
koridor, bangsal)
Semua staf, termasuk
petugas kesehatan
Semua kegiatan dimana
tidak terjadi kontak langsung
dengan pasien COVID- 19
Menggunakan masker bedah
Triase
Petugas Kesehatan Skrining awal dan tdk terjadi
kontak langsung
✓ menjaga jarak dgn pasien (min. 1 m)
✓ Menngunakan masker bedah
Pasien dgn gejala infeksi
saluran nafas
Semua jenis kegiatan ✓ menjaga jarak dgn pasien (min. 1 m)
✓ Menngunakan masker bedah
Pasien tanpa gejala infeksi
saluran nafas
Semua jenis kegiatan ✓ Menngunakan masker bedah
22. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas atau
pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
Laboratorium Analis Lab Mengerjakan sampel saluran
nafas
✓ Masker N95
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggles) dan atau
✓ Pelindung wajah (face shield)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
Instalasi sterilisasi Petugas di ruang
dekontaminasi
SePetugas yg melakukan
pencucian alat instrument
bedah
✓ Masker bedah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan panjang
✓ Pelindung mata (goggles) dan atau
✓ Pelindung wajah (face shield)
✓ Pelindung kepala
✓ Celemek (apron)
✓ Sepatu pelindung
23. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas atau
pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
Laundri Di ruang penerimaan linen
infeksius & mesin infeksius
Menangani linen infeksius ✓ Masker bedah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan panjang
✓ Pelindung mata (goggles) dan atau
✓ Pelindung wajah (face shield)
✓ Pelindung kepala
✓ Celemek (apron)
✓ Sepatu pelindung
Bagian Admisi Bagian pendaftaran
Pelayanan, petugas kasir
✓ Masker bedah
✓ Gaun / Gown
✓ Menjaga jarak dengan pasien 1 m
Area administrasi Seluruh staf termasuk
petugas kesehatan
Tugas yg bersifat
administrative & tdk ada
kontak langsung dgn pasien
COVID-19
✓ Menggunakan masker bedah
24. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas
atau pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
Fasilitas Rawat Jalan
Petugas Kesehatan Pemeriksaan fisik pd pasien dengan
gejala infeksi saluran nafas
✓ Masker Berdah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggles) dan atau
✓ Pelindung wajah (face shield)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
Ruang Konsultasi Petugas Kesehatan Pemeriksaan fisik pada pasien tanpa ✓ Masker N95
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggles) dan atau
✓ Pelindung wajah (face shield)
✓ Pelindung kepala
✓ Celemek (apron)
✓ Sepatu pelindung
gejala infeksi saluran nafas, tetapi
melakukan pemeriksaan bronskopi,
pengambilan swab, pemeriksaan gigi
seperti scaler ultrasonic & driven,
pemeriksaan hidung & tenggorokan dan
pemeriksaan mata
25. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas atau
pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
Ruang Konsultasi
Pasien dengan gejala infeksi
salaruan nafas
Segala jenis kegiatan ✓ Menngunakan masker bedah
✓ menjaga jarak dgn pasien min. 1 m
Pasien tanpa gejala infeksi
salaruan nafas
Segala jenis kegiatan ✓ Menngunakan masker bedah
✓ menjaga jarak dgn pasien min. 1 m
Cleaning Service Setelah & diantara kegiatan
konsultasi pasien dgn infeksi
saluran nafas oleh petugas
kesehatan
✓ Masker bedah
✓ Jubah / Gaun
✓ Sarung tangan tebal
✓ Pelindung mata (goggles)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
Ruang tunggu
Pasien dengan gejala infeksi
saluran nafas
Segala jenis kegiatan ✓Kenakan masker bedah pd pasien,
segera pidahkan pasien ke ruang isolasi
atau ke ruangan lain yg terpisah dgn
pasien lainnya. Jika tdk memungkinkan
tempatkan pasien dgn jarak min. 1m
dgn pasien lainnya.
26. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas atau
pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
Ruang tunggu
Pasien dengan gejala infeksi
saluran nafas
Segala jenis kegiatan ✓ Mengunakan masker bedah
Area administrasi Seluruh staf termasuk
petugas kesehatan
Pekerjaan administratif ✓ Mengunakan masker bedah
Triase
Petugas kesehatan Skrining awal tanpa kontak
dengan pasien
✓ Jaga jarak dgn pasien min. 1 m
✓ Menngunakan masker bedah
Pasien dengan gejala infeksi
saluran nafas
Segala jenis kegiatan ✓ Jaga jarak dgn pasien min. 1 m
✓ Kenakan masker bedah pada pasien
Pasien tanpa gejala infeksi
saluran nafas
Segala jenis kegiatan ✓ Menngunakan masker bedah
Cleaning Service Membersihkan ruang isolasi ✓ Masker Berdah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan tebal
✓ Pelindung mata (goggles)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
27. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas atau Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
pasien
Ambulans
Petugas kesehatan Transport pasien curiga
COVID-19 ke RS rujukan
✓ Masker Berdah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggles)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
Sopir
Hanya bertugas sebagai sopir
pada proses transport pasien
curiga COVID- 19 dan area
sopir terpisah dengan area
pasien
✓ Menjaga jarak dgn pasien min. 1 m
✓ Menngunakan masker bedah
Membantu mengangkat
pasien dengan suspect
COVID-19
✓ Masker Berdah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggles)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
28. Jenis APD yang digunakan pada kasus COVID-19, berdasarkan tempat
layanan kesehatan, profesi dan aktivitas petugas menurut WHOa
Lokasi Target petugas atau
pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yg digunakan
Sopir Tidak ada kontak langsung ✓ Masker Berdah
dengan pasien curiga COVID-
19 namun area sopir tidak
terpisah dengan area pasien
Pasien dengan suspect Dilakukan transport ke RS ✓ Masker bedah
Ambulans
Covid- 19 rujukan
Cleaning service
Membersihkan setelah atau
di antara kegiatan
pemindahan pasien curiga
COVID- 19 ke RS rujukan
✓ Masker Berdah
✓ Gaun / Gown
✓ Sarung tangan tebal
✓ Pelindung mata (goggles)
✓ Pelindung kepala
✓ Sepatu pelindung
Keterangan:
1.Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius
2.(plastik warna kuning) untuk dimusnahkan di incenerator.
3.APD yang akan dipakai ulang dimasukan ke tempat linen infeksius dan
4.dilakukan pencucian sesuai ketentuan.
5.Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo scan
6.(pengukuran suhu tanpa menyentuh pasien), thermal imaging cameras, dan obeservasi atau wawancara terbatas, harus tetap menjaga jarak minimal 1 m
29. Contoh penggunaan APD pada saat merawat
pasien suspek atau konfirmasi COVID-19
Sumber: www.cdc.gov/coronavirus
30. CARA PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD
✓ Menggunakan baju kerja (scrub suit)
✓lepaskan seluruh perhiasan / aksesoris yg
digunakan
✓Melakukan kebersihan tangan sebelum
dan sesudah menggunakan APD
✓Gunakan APD mulai dari antero room dan
melepas APD di antero room
✓ Mandi setelah selesai menggunakan APD
contoh Scrub Suit atau baju kerja
31. 1️⃣Langkah– Langkah Pemakaian APD Gaun / Gown
Masuk ke antero
room
Cek APD
Lakukan
Kebersihan
Tangan
Kenakan sepatu
pelintung (boots)
/ Pelindung
Sepatu
Pakai gaun bersih
Pasang masker
bedah
Pasang pelindung
mata (goggles)
pasang pelindung
kepala
Pasang sarung
tangan
32. 2️⃣Langkah– Langkah Pemakaian APD dengan coverall
Masuk ke antero
room
Cek APD
Lakukan
Kebersihan
Tangan
Kenakan sepatu
pelintung (boots)
/ Pelindung
Sepatu
Pakai coverall
bersih dgn zipper
yg dilapisi kain
dibagian depan
Pasang masker
bedah
Pasang pelindung
kepala
Pasang pelindung
mata (goggles)
Pasang sarung
tangan
33. 3️⃣Langkah– Langkah pelepasan APD dengan menggunakan gaun:
Berdiri di area
kotor
Lepaskan
Sarung tangan
Buka gown
perlahan
desinfeksi
tangan dgn
hand sanitizer
Buka pelindung
kepala
Buka pelindung
mata (goggles)
desinfeksi
tangan dgn
hand sanitizer
Buka pelindung
sepatu
desinfeksi
tangan dgn
hand sanitizer
Lepaskan
masker bedah
setelah membuka scrub
suit, segera mandi &
selanjutnya memakai
baju biasa
34. 4️⃣Langkah– Langkah pelepasan APD dengan menggunakan coverall:
Berdiri di area
kotor
Buka hood /
pelindung kepala
coverall
Buka coverall
desinfeksi tangan
dgn hand
sanitizer
Buka pelindung
mata (goggles)
Lepas masker
bedah
desinfeksi tangan
dgn hand
sanitizer
setelah membuka scrub
suit, segera mandi &
selanjutnya memakai baju
biasa
35. APD Dalam Penanganan Jenazah Pasien
Tdk dilakukan otopsi
• Sarung tangan non steril (nitrile gloves)
• jika petugas ada luka dikulit, setelah
sarung tangan non steril kenakan sarung
tangan rumah tangga
• Gaun bersih (lengan panjang & tahan air)
• Gunakan face shield / masker bedah
(facemask) dgn goggles
Saat dilakukan otopsi
• Sarung tangan bedah 2 lapis / dobel yg
disisipkan dgn lapisan sarung tangan yg
tahan goresan pisau
• Gaun bersih (lengan panjang & tahan air)
& baju dgn apron tahan air
• goggles / face shield
• Masker N95 sekali pakai atau lebih tinggi:
Powered, air-purifying respirators (PARs)
dgn HEPA filter dpt disediakan utk
meningkatkan keamanan petugas
Surgical scrub, pelindung sepatu dan pelindung kepala digunakan secara rutin. Lepaskan APD secara hati-hati
untuk menghindari kontaminasi terhadap diri sendiri. APD setelah dilepas, dibuang di tempat laundri atau
tempat sampah infeksisus
37. STRATEGI MANAJEMEN APD DALAM MASA KRISIS
Menghitung jumlah ketersediaan & angka
rata-rata utilisasi APD yg dimiliki saat ini
Memprioritaskan penggunaan yg tersedia utk
kegiatan: prosedur aerosol, perawatan pasien
dgn transmisi kontak yg lebih tinggi
Melaksanakan pengendalian lingkungan &
administratif
Selektif dlm melakukan prosedur tindakan
bedah dgn menunda yg sifatnya elektif / non
urgen utk mengurangi ppenggunaan APD
a. Menggunakan barrier / penghalang berupa
jendela dari kaca atau plastik di meja IGD,
ruang triase, ruang informasi, dan ruang
farmasi
b. Mengurangi jumlah pasien yang berkunjung ke
rawat jalan
c. Mengurangi tenaga kesehatan yang tidak
terlibat langsung dalam perawatan pasien
COVID-19
d. Melakukan kohorting pasien dan tenaga
kesehatan
e. Memperpanjang lama penggunaan APD
dengan cara menggunakan APD tanpa melepas
dan mengganti APD untuk merawat beberapa
pasien COVID-19 di dalam satu ruangan yang
sama. Hal ini bisa dilakukan apabila APD masih
dalam keadaan baik dan bersih serta tidak
basah terkena cairan infeksius pasien
f. Memaksimalkan penggunaan telemedicine
g. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi
tenaga kesehatan untuk mengenakan dan
melepas APD
Dengan
Cara
1
2
3
4
38. ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
1 Sarung tangan Sarung tangan rumah tangga yang tebal
2 Masker N95 ✓Masker N95 yg sekali pakai (disposable) dapat dijadikan reuseable dengan
menggunakan pelindung wajah sampai dagu atau melapisi nya masker bedah di
luar masker N95. Masker N95 dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5
kali selama 8 jam. Reuseable dapat dilakukan kecuali setelah masker N95 ini
digunakan untuk tindakan aerosol
39. ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
2 Masker N95 ✓ Elastrometric respirator ✓ Powered Air-Purifying Respirators
(PAPR)
40. ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
3 Kaca mata (Goggles) ✓ Kacamata(goggles) yang sekali pakai (disposable) dapat digunakan kembali
(reuseable) setelah proses desinfektan
✓ Kacamata renang
4 Facemask / masker wajah ✓Masker wajah diperpanjang lama penggunaannya yang digunakan bersama dengan
pelindung wajah (face shield) kedap airyang menutup hingga ke bawah dagu
41. ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
4 Facemask / masker wajah ✓Masker kain apabila sudah tidak ada sama sekali persediaan masker bedah atau
masker N 95 yang digunakan bersama dengan pelindung wajah (face shield) kedap air
yang menutup hingga ke bawah dagu.
5 Penutup kepala ✓ Surgical hood
42. ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
5 Penutup kepala ✓ Topi renang ✓ Topi hiking
6 Jubah/ Gown ✓Coverall yang dapat terbuat dari polyester atau katun polyester yang menyediakan
perlindungan 360 derajat karena didesain untuk menutup seluruh tubuh termasuk kepala,
belakang dan bawah kaki. Untuk coverall jika menggunakan resleting didepan maka harus di
lapisi dengan kain atau penutup yang dijahit
43. ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
6 Jubah/ Gown ✓ Gaun panjang pasien yang dikenakan dengan manset atau jubah laboratorium. Keduanya
harus dikombinasikan dengan Apron Panjang
✓ Jas hujan sekali pakai (disposable) apabila sudah tidak ada sama sekali persediaan gaun
isolasi, gaun bedah, dan coverall
44. ALTERNATIF APD MASA KRISIS
NO Jenis APD Alternatif
7 Sepatu pelindung ✓ Sepatu kets tertutup dengan pelindung sepatu / shoe covers
46. A. Gaun Reuseable, Coverall, Apron,
Surgical Hood, Masker Kain
Suhu
57.2℃ - 71℃
selama min. 25
menit
Pencucian Desinfektan
Klorin dgn
konsentrasi
1 : 99
47. B. Masker N95
Simpan di kantong kertas
berlabel nama petugas, tgl &
jam.
- dapat dibuka dan di pasang
kembali sebanyak 5 kali
selama 8 jam
1 -
2 - Diletakkan kering di ruang terbuka
dlm suhu kamar selama 3-4 hari
- Masker N95 tidak boleh di jemur di
bawah sinar matahari karena akan
merusak material polypropylene.
Masker N95 juga rusak oleh sinar
ultraviolet
- Sterilisasi dengan cara
menggantung masker N95
menggunakan jepitan kayu di
dalam oven dapur dengan
suhu 70℃ selama 30 menit
3
- Sterilisasi dengan menggantung
masker N95 di atas uap air panas
dari air mendidih selama 10 menit
4
Contoh kantong kertas
48. Bersihkan
bagian dlm
dgn kain
bersih yg sdh
dicelupkan ke
deterjen
Bersihkan
bagian luar
dgn kain
bersih yg sdh
dicelupkan ke
desinfektan
(klorin)
Bersihkan
kembali dgn
air bersih /
alkohol
Keringkan dgn
dijemur / dilap
bersih
C. Pelindung Mata dan Pelindung Wajah
* pencucian dan desinfektan oleh petugas yang telah
menggunakan sarung tangan
49. D. Sepatu pelindung dan Jas Hujan
Cuci menggunakan
deterjen pada suhu
20 – 30℃
Gunakan desinfektan klorin
setelah dibilas dengan
menggunakan air bersih
Keringkan dengan cara di
jemur
* pencucian dan desinfektan oleh petugas yang telah
menggunakan sarung tangan
53. Layanan rawat Jalan
Prinsip-prinsip PPI dasar dan langkah-langkah pencegahan
standar harus diterapkan di semua fasilitas layanan
layanan
kesehatan, termasuk layanan rawat jalan dan
primer
Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perlu
diambil:
• Triase dan identifikasi awal;
• skrining sindrom dilakukan di klinik;
• penekanan
pernapasan
pada kebersihan tangan, kebersihan
dan masker medis digunakan oleh
pasien bergejala pernapasan (pertimbangkan
penggunaan tanda-tanda petunjuk);
54. Layanan rawat Jalan
berikut perlu diambil
Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah
(lanjutan):
• jika memungkinkan – tempatkan pasien di ruangan terpisah
atau jauh dari pasien lain di ruang tunggu, dan kenakan masker,
sarung tangan dan gown jika mungkin saat menemui pasien di
klinik (sebanyak mungkin langkah pencegahan kontak dan
percikan)
• saat pasien bergejala harus menunggu, pastikan area
tunggunya terpisah (terpisah jarak 1 m);
• perawatan pasien bergejala diprioritaskan;
• jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang identifikasi awal
atas gejala-gejala, langkah-langkah pencegahan dasar yang
akan digunakan dan fasilitas layanan kesehatan mana yang
harus dirujuk.
56. Perawatan di Rumah (Home Care) – untuk
Tenaga Kesehatan
Pasien dengan penyakit pernapasan ringan kemungkinan
memerlukan perawatan di rumah.
WHO menganjurkan agar pasien terus berkomunikasi dengan
pemberi layanan kesehatan atau pihak kesehatan masyarakat
selama periode perawatan di rumah – hingga gejala-gejala
sembuh
57. Perawatan di Rumah (Home Care) – untuk
Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan harus:
• Mengenakan masker dan menjalankan kebersihan
tangan dengan baik, saat merawat
• Jelaskan kepada pasien cara membatasi paparan kepada
keluarganya. Ajarkan juga etika pernapasan dan
kebersihan tangan (tutup mulut dan hidung saat batuk
atau bersin).
• Jelaskan
merawat
kepada pemberi perawatan tentang
dengan benar anggota keluarga yang
cara
sakit
seaman mungkin; dan berikan dukungan, penjelasan dan
pemantauan terus- menerus kepada pasien dan keluarga
58. Perawatan di Rumah – oleh pemberi
perawatan
Pemberi perawatan dan anggota keluarga harus (jika
memungkinkan):
• Diberi tahu jenis perawatan yang harus diberikan dan
penggunaan perlindungan yang tersedia untuk menutupi hidung
dan mulut
• Jika tidak memberikan perawatan, pastikan pemisahan fisik
(pisahkan di ruang lain atau setidaknya 1 meter) dari orang
lain di rumah
• Ingatkan kepada pasien untuk mengenakan masker ketika ada
anggota keluarga lain (jika memungkinkan)