SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
ETHICA	FILOSHOPI	atau	FILSAFAT	ETIKA	adalah	cabang	ilmu	filsafat	yang	
memperdalam	tentang	moral	manusia	terhadap	sesame,	lingkungan	ataupun	
sang	Penciptanya	yaitu	Tuhan	Yang	Maha	Esa.	
Etika	sendiri	cabang	ilmu	yang	menyelidiki	tentang	sikap	baik		(	rightness	)	atau	
buruk	(wrongness	)		dan	keharusan	(	Oughtness	)	sebagai	pedoman	sikap	dan	
tingkah	laku	manusia	sejauh	berkaitan	dengan	norma	norma.	
	
Kata	Filsafat	berasal	dari	bahasa	Yunani	Philosophia	terdiri	dari	dua	kata		yaitu	
philo	adalah	cinta	dan	Sophia	berarti	kebijakan	yang	jika	diterjemahkan	cinta	
kebijakan.	
	
Filsafat	adalah	refleksi	manusia	dari	pegalaman	realitanya	untuk	berubah	secara	
radikal	dan	menyeluruh	berdasarkan	norma	norma	yang	baik.	
Dengan	proses	waktu	dan	refleksi	perenungan	yang	panjang,	filsafat	akan	
menemukan	kenyataan	bukan	cuma	arti	tapi	maknanyapun	bisa	ditemukan	
secara	kritis	dan	rasional.	
	
Filoshopi	Ethica	akan	mucul	dari	Norma	Etika	yang	didasari	oleh	pengetahuan	
baik	atau	buruk	yang	dilandasi	oleh	kata	hati.	
Dari	kata	hati	akan	muncul	perbuatan	atas	kesadaran	atau	kekuatan	etis.	
	
Karena	Filsafat	Etika	adalah	ilmu	Filsafat	yang	memperdalam	tingkah	laku	
manusia	maka	perlu	dilihat	dasar	manusia	berbuat	yaitu	;	
1. Perbuatan	Manusia	(	act	of	man	)	atau	actus	homonis	yaitu	perbuatan	
yang	kebetulan	dikerjakan	oleh	manusi	tidak	dengan	sengaja	atau	tidak	
dikehendaki	oleh	pembuatnya.	
Misal	perbuatan	anak	kecilbelum	bisa	membedakan	mana	yang	baik	dan	
mana	yang	buruk.	Karena	masih	taraf	pra	normal	yaitu	taraf	menuju	
kesadaran	etis.	
Perbuatan	orang	tidur	dibawah	alam	sadar.	
Perbuatan	orang	gila	yaitu	diluar	kesadaran	etis.	
2. Perbuatan	manusia	(	human	act	atau	actus	humanus	)	adalah	perbuatan	
yang	dikerjakan	manusia	dengan	sadar	dibawah	pengendaliannya	dengan	
sengajadan	dikehendakinya.	Oleh	karena	itu	pelaku	bertanggung	jawab	
atas	perbuatannya	.	
Perbuatan	manusia	semacam	itu	yang	menjadi	object	etika.	
	
Agar	norma	etika	dapat	berlaku	terhadap	perbuatan	manusia,	perbuatan	itu	
harus	memenuhi	unsur	sebagai	berikut	:	
1. Pengertian	yaitu	adanya	pengetahuan	dan	pemahaman	sekaligus	
pengertian	untuk	bertindak	atau	tidak	bertindak.	Pengetahuan	dan	
pengertian	tentang	membedakanbaik	dan	buruk.	Hati	kecil	memberikan		
pertimbanagan	dan	keputusan	tentang	baik	dan	buruk	berdasarkan	
kejujuran.	Dan	kata	hati	sebagai	penghukum	ketika	berbuat	salah	dengan	
rasa	sesal	telah	melkukan	kesalahan.	
2. Kesukarelaan	yaitu	perbuatan	berdasarkan	keikhlasan	untuk	berbuat	
karena	kesadaran	tanpa	paksaan	untuk	berbuat	baik	berdasarkan	
pengetahuan.
3. Kebebasan	yaitu	kebebasan	bertindak	atau	tidak	berdasarkan	beberpa	
pilihan	yang	telah	disediakan,	setidaknya	ada	pilihan	tanpa	paksaaan.	
	
Lima	Prinsip	Kekuatan	Etis	:	
1. Maksud	yaitu	pribadi	yang	kuat	secara	etis	berdasarkan	hati	nurani	dan	
kenyamanan	untuk	membuat	keputusan.	
2. Kebanggaan	yaitu	bertindak	berdasarkan	kenyamanan	dan	keikhlasan	
sehingga	tidak	terpengaruh	oleh	orang	lain	dalam	membuat	keputusan.	
3. Kesabaran	yaitu	sikap	tidak	tergesa	gesa	Karena	sadar	segala	sesuatu	
akan	berjalan	secara	alami	dan	tidak	dipaksakan	yang	bertentangan	
dengan	hati	nurani.	
4. Ketetapan	Hati	yaitu	keputusan	berdasarkan	dengan	konsisten	ketetapan	
hati.	
5. Sudut	Pandang	yaitu	memilki	cukup	waktu	utnuk	merenung	agar	focus	
mendengarkan	kata	hati	dalam	mengambil	keputusan.	
	
Etika	sebagai	ilmu	yang	mempelajari	tentang	baik	buruknya	tingkah	laku	
manusia	dapat	digolongkan	kedalam	dua	golongan	besar	yaitu	:	
1. Aliran	Deontologis	yang	berasal	dari	kata	Deon	bahasa	yunani	yang	
berarti	yang	diharuskan	atau	yang	diwajibkan.	
Aliran	ini	menyatakan	bahwa	baik	buruknaya	perbuatan	manusia	tidak	
tergantung	pada	tujuan	atau	hasil	yang	akan	dicapai	oleh	perbuatan	itu	
tetapi	telah	terkandung	dalam	perbuatan	itu	sendiri.	
Kandungan	itu	jika	perbuatan	itu	bernilai	baik	maka	wajib	dilakukan.	
Namu	sebaliknya	jika	kandungan	perbuatan	itu	buruk	maka	dilarang	
untuk	dilakukan.	Aliran	ini	penilaiannya	adalah	kandungan	kebaikan	
secara	agama	dan	keadilan	secara	umum	walaupun	merugikan	bagi	
dirinya	karena	telah	berbuat	benar.	
2. Aliran	Teleleogis	yang	berasal	dari	kata	Talos	bahasa	Yunani	yang	berarti	
tujuan.	
Aliran	ini	menyatakan	bahwa	baik	buruknya	perbuatan	manusia	
tergantung	pada	akibat	yang	dihasilkan,	bahwa	semua	perbuatan	itu	
netral.	
Adapun	yang	termasuk	aliran	ini	adalah	:	
1. Aliran	Hedonisme	
2. Aliran	Eudemonisme	(Humanisme)	
3. Aliran	Utilisme	atau	Utilitarlanisme	
4. Aliran	Vitalisme	
5. Aliran	Theologis.	
1. Aliran Hedonisme
Hedonisme berasal dari bahasa yunani yaitu hedone yang berarti
kenikmatan atau kesenangan. Prinsip aliran ini menganggap bahwa
kenikmatan merupakan tujuan hidup manusia.
Menurut psikolog Freud 1858-1939 dan Adler 1870-1937, oleh
karena itu semua tindakan yang menuju kenikmatan adalah baik
sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang
didatangkanya.
Sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan atau
tidak menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik.
Penganut aliran ini dengan sendirinya menganggap atau
menjadikan kesenangan sebagai tujuan hidupnya.
2. Aliran Eudemonisme (Humanisme)
Eudominisme berasal dari bahasa yunani yaitu eudimonia yang
berarti kebahagiaan. Aliran ini menyatakan bahwa setiap perbuatan
manusia adalah kebahagiaan. Oleh karena itu perbuatan yang baik
adalah perbuatan yang menuju kebahagiaan, adalah kesempurnaan
yang berarti mengembangkan dan membulatkan semua panggilan
kodrat atau fitrah kemanusiaan yang dimiliki manusia. Itulah
sebabnya aliran ini disebut juga aliran naturalism atau humanisme
atau berarti kemanusiaan.
Aliran ini dikenalkan oleh Aristoteles dan Marx Hegel, yang
sampai saat ini berpenaruh didunia pendidikan yang merumuskan
bahwa “bantulah anak didik agar dapat mengembangkan bakat
kodratnya”
Contoh penerapan faham humanisme adalah makan dan minum
untuk mempertahankan hidup adalah baik, karena sesuai dengan
kodrat kemanusiaan, tetapi jika makan dan minum sedemikian
banyak dengan tujuan kepuasan belaka sehingga jatuh sakit adalah
buruk.
3. Aliran Utilitisme Atau Utilitarianisme
a. Pengertian
Aliran ini dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham
(1748-1832), adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya
suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal sesuai
dengan asas manfaat dan kegunaan. Maksud dari asas manfaat
atau kegunaan itu sendiri yaitu, asas yang menyuruh setiap
orang untuk melakukan apa yang menghasilkan kebahagiaan
atau kenikmatan terbesar yang diinginkan oleh semua orang
untuk sebanyak mungkin orang atau untuk masyarakat
seluruhnya. Oleh karena itu, menurut pandangan utilitarian,
tujuan akhir manusia juga merupakan ukuran moralitas.
b. Jenis Utilitarianisme
ü Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
ü Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
ü Utilitarianisme Klasik
Diusung oleh Jeremy Bentham, James Mill dan anaknya
John Stuart Mill. Prinsip utilitarianisme klasik yaitu,
semua tindakan mesti dinilai benar/baik atau salah/jelek
semata-mata berdasarkan konsekuensi-konsekuensi atau
akibat-akibatnya. Dalam menilai konsekuensi atau
akibat tersebut, satu-satunya hal penting adalah jumlah
kebahagiaan atau penderitaan yang dihasilkannya. Jadi,
tindakan-tindakan yang benar adalah yang
menghasilkan surplus kebahagiaan terbesar ketimbang
penderitaan. Dalam mengkalkulasi kebahagiaan atau
penderitaan yang dihasilkan, tidak boleh kebahagiaan
seseorang dianggap lebih penting daripada kebahagiaan
orang lain.
c. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
a) Kriteria
ü Manfaat
ü Manfaat terbesar
ü Manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang.
b) Prinsip
Manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar.
d. Nilai Positif Etika Utilitarianisme
ü Rasionalitas
ü Menghargai kebebasan setiap pelaku moral
ü Universalitas.
ü Digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan,
kebijaksanaan atau untuk bertindak
ü Sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan.
e. Utilitarianisme dalam Bisnis
Dalam etika utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu
dikaitkan denga semua orang yang terkait, sehingga analisis
keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju
langsug pada keuntungan bagi perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka etika bisnis:
ü Pertama, keuntungan dan kerugian, cost and
benefits,yang dianalisis tidak dipusatkan pada
keuntungan dan kerugian perusahaan.
ü Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak
ditempatkan dalam kerangka uang
ü Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka
panjang.
f. Kelemahan Etika Utilitarianisme
ü Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga
dalam kenyataanpraktis akan menimbulkan kesulitan
yang tidak sedikit.
ü Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindaka
pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai
suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
ü Tidak pernah menganggap serius kemauan baik
seseorang
ü Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat
dikualifikasi
ü Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme
bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam
menentukan prioritas diantara ketiganya
ü Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok
minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan
mayoritas.
4. Aliran Vitalisme
Vitalisme berasal dari kata vita yang berarti hidup. Menurut aliran
ini vitalisme perbuatan yang baik itu adalah perbuatan yang
mencerminkan kekuatan hidup manusia untuk menaklukkan
manusia lain yang lemah.
Filsafai ini dikenalkan oleh Nietzsche (1844-1900), yang pada
akhirnya dianut oleh Hitler pada saat memimpin Jerman dengan
paham Nasionalisme-Sosialisme (NAZI), dimana Hitler
membedakan antara ras tuan yaitu orang Jerman yang keturunan
Asia dengan ras budak yang boleh ditindas dan dihisap tenaganya
oleh ras tuan.
5. Aliran Theologis Atau Theonom
Theologime berasal dari bahasa yunani yaitu theos, yang berarti
Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa suatu perbuatan manusia
adalah baik jika sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan berhak
menentukan apakah perbuatan itu baik atau buruk. Misalnya,
membunuh tidak terlarang karena buruknya, melainkan Tuhan
telah melarangnya.
Kesulitan yang dihadapi:
ü Didunia terdapat banyak agama yang mempunyai kitab suci
masing-masing. Misalnya, sering dijumpai penilaian yang
berbeda tentang poligami, makan daging babi,
perceraiian,dll.
ü Kehendak Tuhan yang terdapat dalam kitab suci sering kali
dirumuskan secara umum sehingga timbul berbagai
mashab.
I. PERAN ETIKA DALAM BISNIS
1. Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari
perumusan yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum
aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau auran (norma)
etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum.
2. Sebagai kontrol terhadap individu pelaku dalam bisnis yaitu melalui
penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu
perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab,
disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.
3. Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak
merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu
kerangka sosial.
II. PRINSIP ETIKA BISNIS
1. Prinsip otonomi, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk
dilakukan dan bertanggung jawab secara moralatas keputusan yang
diambil.
2. Prinsip kejujuran, dalam hal ini kejujuran adalah merupakan kunci
keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol
terhadap konsumen, dalam hubungan kerja, dan sebagainya.
3. Prinsip keadilan, bahwan setiap orang dalam berbisnis diperlakukan
sesuai dengan haknyamasing-masing dan tidak ada yang boleh
dirugikan.
4. Prinsip saling menguntungkan, juga dalam bisnis yang kompetitif.
5. Prinsip integritas moral, ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus
menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan
perusahaan terbaik.
III. DILEMA ETIKA BISNIS
1. Konflik kepentingan
Situasi dimana keputusan yang diambil terpengaruh oleh
kepentingan/keuntungan pribadi (kasus suap pada beberapa skandal
kredit macet)
2. Kejujuran & integritas
Mengemukakan fakta yang sebenarnya dan menjunjung tinggi prinsip-
prinnnsssip etika didalam semua keputusan bisnis.
3. Loyalitas vs. Kebenaran
Pelaku bisnis mengharapkan parakaryawannya untuk loyal sekaligus
“benar”
4. Whistleblowing
Pengungkapan karyawan kepada publik, pemerintah maupun media
atas praktek-praktek yang sifatnya melanggar etika, ilegal, atau amoral
didalam perusahaan/organisasinya.
IV. EPILOG
1. Etika dalam berbisnis diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi
kepentingan perusahaan itu sendiri
2. Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis dalam jangka
panjang, tidak terfokus pada keuntungan jangka pendek saja
3. Etika bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang merupakan
stakeholders yang penting untuk diperhatikan
4. Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam bisnis
internasional.
V. HAK MORAL & HAK LEGAL
1. Karyawan diberikan hak legal dengan berhubungan perundangan dan
peradilan, jadi karyawan berhak atas gaji minimum, kesempatan yang
sama
2. Hak karyawan timbul dari janji kontraktual karyawan, mengenai gaji
keahlian, kemampuan kerja ini yang merupakan hak moral, rasa
hormat kepada sesama
3. Hak moral dibangun dan dibenarkan atas dasar pertimbangan moral
bukan legal
4. Hak moral dibangun atas adanya kerjasama dan negosiasi dalam bisnis
VI. URUTAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK ETIKA
1. Menentukan fakta-fakta
2. Mengidentifikasi isu etis yang terlihat
3. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan
situasi dari sudut pandang mereka
4. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut
imajinasi moral
5. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat
mempengaruhi para pemegang kepentingan, membandingkan dan
mempertimbangkan alternatif-alternatif berdasarkan konsekuensi-
konsekuensi, kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan prinsip-prinsip,
dampak bagi integritas dan karakter pribadi
6. Membuat sebuah keputusan
7. Memantau hasil.
	
Daftar	Pustaka	:	
	
Prof.	Dr.	Ir.	H.	Hapzi	Ali,	Pre-Msc,	MM,	CMA	;	BC	&	GG	;	Philosophical	Ethic	and	
Business	;	Modul	03	Pasca	Sarjana

More Related Content

What's hot

Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianisme
Siti Fatimah
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Yabniel Lit Jingga
 
Softskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisSoftskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnis
Dedy Setiady
 
8 ideologi politik
8  ideologi politik8  ideologi politik
8 ideologi politik
Nur Az
 

What's hot (20)

Makalah etika profesi hukum
Makalah etika profesi hukumMakalah etika profesi hukum
Makalah etika profesi hukum
 
Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianisme
 
Teori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologisTeori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologis
 
Pengertian etika dan teori etika
Pengertian etika dan teori etikaPengertian etika dan teori etika
Pengertian etika dan teori etika
 
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika 'Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
 
Pengertian etika sbg profesi
Pengertian etika sbg profesiPengertian etika sbg profesi
Pengertian etika sbg profesi
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)
 
Softskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisSoftskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnis
 
Assumptions of IR
Assumptions of IRAssumptions of IR
Assumptions of IR
 
Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis
 
Apa itu etika.
Apa itu etika.Apa itu etika.
Apa itu etika.
 
Teori Etika
Teori EtikaTeori Etika
Teori Etika
 
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, philosophical ethics and business, u...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, philosophical ethics and business, u...Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, philosophical ethics and business, u...
Be & gg, indra sigit anggita, hapzi ali, philosophical ethics and business, u...
 
8 ideologi politik
8  ideologi politik8  ideologi politik
8 ideologi politik
 
A
AA
A
 
Teori sosiologi klasik
Teori sosiologi klasikTeori sosiologi klasik
Teori sosiologi klasik
 
009 teori teori-etika
009 teori teori-etika009 teori teori-etika
009 teori teori-etika
 
Sesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etikaSesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etika
 
teori pembentukan etika
teori pembentukan etikateori pembentukan etika
teori pembentukan etika
 
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnisEkonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
 

Similar to BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, FILOSHOPI ETHIC, Universitas Mercu Buana, 2017

Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Etika Utilitarianisme Dalam BisnisEtika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Lisca Ardiwinata
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika Bisnis
Usman Fadholy
 
02. menuju co profesional
02. menuju co profesional02. menuju co profesional
02. menuju co profesional
jselv
 

Similar to BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, FILOSHOPI ETHIC, Universitas Mercu Buana, 2017 (20)

3 a teori etika
3 a  teori etika3 a  teori etika
3 a teori etika
 
Etika dan Hukum Administrasi Publik
Etika dan Hukum Administrasi PublikEtika dan Hukum Administrasi Publik
Etika dan Hukum Administrasi Publik
 
Moral dan etika dalam kehidupan seharian
Moral dan etika dalam kehidupan seharianMoral dan etika dalam kehidupan seharian
Moral dan etika dalam kehidupan seharian
 
Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1
 
Tugas makalah fil politik
Tugas makalah fil politikTugas makalah fil politik
Tugas makalah fil politik
 
klasifikasi etika
klasifikasi etikaklasifikasi etika
klasifikasi etika
 
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Etika Utilitarianisme Dalam BisnisEtika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
 
Prinsip etika bisnis
Prinsip etika bisnis Prinsip etika bisnis
Prinsip etika bisnis
 
Etika Bisnis Islam pertemuan ke 1 sampai ke 3
Etika Bisnis Islam pertemuan ke 1 sampai ke 3Etika Bisnis Islam pertemuan ke 1 sampai ke 3
Etika Bisnis Islam pertemuan ke 1 sampai ke 3
 
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika Bisnis
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
7. etika bisnis
7. etika bisnis7. etika bisnis
7. etika bisnis
 
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in chinacase chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
case chapter 2 business ethic traidos bank and roches drug trial in china
 
etika utilitarianisme
etika utilitarianismeetika utilitarianisme
etika utilitarianisme
 
02. menuju co profesional
02. menuju co profesional02. menuju co profesional
02. menuju co profesional
 
MAKALAH ETIKA BISNIS PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGAN
MAKALAH ETIKA BISNIS PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGANMAKALAH ETIKA BISNIS PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGAN
MAKALAH ETIKA BISNIS PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGAN
 
Philosophical ethics and business
Philosophical ethics and businessPhilosophical ethics and business
Philosophical ethics and business
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
10, sm, marlia yusdarti, hapzi ali, business ethics, csr, risk management , u...
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, FILOSHOPI ETHIC, Universitas Mercu Buana, 2017

  • 1. ETHICA FILOSHOPI atau FILSAFAT ETIKA adalah cabang ilmu filsafat yang memperdalam tentang moral manusia terhadap sesame, lingkungan ataupun sang Penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Etika sendiri cabang ilmu yang menyelidiki tentang sikap baik ( rightness ) atau buruk (wrongness ) dan keharusan ( Oughtness ) sebagai pedoman sikap dan tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma norma. Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia terdiri dari dua kata yaitu philo adalah cinta dan Sophia berarti kebijakan yang jika diterjemahkan cinta kebijakan. Filsafat adalah refleksi manusia dari pegalaman realitanya untuk berubah secara radikal dan menyeluruh berdasarkan norma norma yang baik. Dengan proses waktu dan refleksi perenungan yang panjang, filsafat akan menemukan kenyataan bukan cuma arti tapi maknanyapun bisa ditemukan secara kritis dan rasional. Filoshopi Ethica akan mucul dari Norma Etika yang didasari oleh pengetahuan baik atau buruk yang dilandasi oleh kata hati. Dari kata hati akan muncul perbuatan atas kesadaran atau kekuatan etis. Karena Filsafat Etika adalah ilmu Filsafat yang memperdalam tingkah laku manusia maka perlu dilihat dasar manusia berbuat yaitu ; 1. Perbuatan Manusia ( act of man ) atau actus homonis yaitu perbuatan yang kebetulan dikerjakan oleh manusi tidak dengan sengaja atau tidak dikehendaki oleh pembuatnya. Misal perbuatan anak kecilbelum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Karena masih taraf pra normal yaitu taraf menuju kesadaran etis. Perbuatan orang tidur dibawah alam sadar. Perbuatan orang gila yaitu diluar kesadaran etis. 2. Perbuatan manusia ( human act atau actus humanus ) adalah perbuatan yang dikerjakan manusia dengan sadar dibawah pengendaliannya dengan sengajadan dikehendakinya. Oleh karena itu pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya . Perbuatan manusia semacam itu yang menjadi object etika. Agar norma etika dapat berlaku terhadap perbuatan manusia, perbuatan itu harus memenuhi unsur sebagai berikut : 1. Pengertian yaitu adanya pengetahuan dan pemahaman sekaligus pengertian untuk bertindak atau tidak bertindak. Pengetahuan dan pengertian tentang membedakanbaik dan buruk. Hati kecil memberikan pertimbanagan dan keputusan tentang baik dan buruk berdasarkan kejujuran. Dan kata hati sebagai penghukum ketika berbuat salah dengan rasa sesal telah melkukan kesalahan. 2. Kesukarelaan yaitu perbuatan berdasarkan keikhlasan untuk berbuat karena kesadaran tanpa paksaan untuk berbuat baik berdasarkan pengetahuan.
  • 2. 3. Kebebasan yaitu kebebasan bertindak atau tidak berdasarkan beberpa pilihan yang telah disediakan, setidaknya ada pilihan tanpa paksaaan. Lima Prinsip Kekuatan Etis : 1. Maksud yaitu pribadi yang kuat secara etis berdasarkan hati nurani dan kenyamanan untuk membuat keputusan. 2. Kebanggaan yaitu bertindak berdasarkan kenyamanan dan keikhlasan sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dalam membuat keputusan. 3. Kesabaran yaitu sikap tidak tergesa gesa Karena sadar segala sesuatu akan berjalan secara alami dan tidak dipaksakan yang bertentangan dengan hati nurani. 4. Ketetapan Hati yaitu keputusan berdasarkan dengan konsisten ketetapan hati. 5. Sudut Pandang yaitu memilki cukup waktu utnuk merenung agar focus mendengarkan kata hati dalam mengambil keputusan. Etika sebagai ilmu yang mempelajari tentang baik buruknya tingkah laku manusia dapat digolongkan kedalam dua golongan besar yaitu : 1. Aliran Deontologis yang berasal dari kata Deon bahasa yunani yang berarti yang diharuskan atau yang diwajibkan. Aliran ini menyatakan bahwa baik buruknaya perbuatan manusia tidak tergantung pada tujuan atau hasil yang akan dicapai oleh perbuatan itu tetapi telah terkandung dalam perbuatan itu sendiri. Kandungan itu jika perbuatan itu bernilai baik maka wajib dilakukan. Namu sebaliknya jika kandungan perbuatan itu buruk maka dilarang untuk dilakukan. Aliran ini penilaiannya adalah kandungan kebaikan secara agama dan keadilan secara umum walaupun merugikan bagi dirinya karena telah berbuat benar. 2. Aliran Teleleogis yang berasal dari kata Talos bahasa Yunani yang berarti tujuan. Aliran ini menyatakan bahwa baik buruknya perbuatan manusia tergantung pada akibat yang dihasilkan, bahwa semua perbuatan itu netral. Adapun yang termasuk aliran ini adalah : 1. Aliran Hedonisme 2. Aliran Eudemonisme (Humanisme) 3. Aliran Utilisme atau Utilitarlanisme 4. Aliran Vitalisme 5. Aliran Theologis. 1. Aliran Hedonisme Hedonisme berasal dari bahasa yunani yaitu hedone yang berarti kenikmatan atau kesenangan. Prinsip aliran ini menganggap bahwa kenikmatan merupakan tujuan hidup manusia. Menurut psikolog Freud 1858-1939 dan Adler 1870-1937, oleh karena itu semua tindakan yang menuju kenikmatan adalah baik
  • 3. sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkanya. Sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan atau tidak menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. Penganut aliran ini dengan sendirinya menganggap atau menjadikan kesenangan sebagai tujuan hidupnya. 2. Aliran Eudemonisme (Humanisme) Eudominisme berasal dari bahasa yunani yaitu eudimonia yang berarti kebahagiaan. Aliran ini menyatakan bahwa setiap perbuatan manusia adalah kebahagiaan. Oleh karena itu perbuatan yang baik adalah perbuatan yang menuju kebahagiaan, adalah kesempurnaan yang berarti mengembangkan dan membulatkan semua panggilan kodrat atau fitrah kemanusiaan yang dimiliki manusia. Itulah sebabnya aliran ini disebut juga aliran naturalism atau humanisme atau berarti kemanusiaan. Aliran ini dikenalkan oleh Aristoteles dan Marx Hegel, yang sampai saat ini berpenaruh didunia pendidikan yang merumuskan bahwa “bantulah anak didik agar dapat mengembangkan bakat kodratnya” Contoh penerapan faham humanisme adalah makan dan minum untuk mempertahankan hidup adalah baik, karena sesuai dengan kodrat kemanusiaan, tetapi jika makan dan minum sedemikian banyak dengan tujuan kepuasan belaka sehingga jatuh sakit adalah buruk. 3. Aliran Utilitisme Atau Utilitarianisme a. Pengertian Aliran ini dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham (1748-1832), adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal sesuai dengan asas manfaat dan kegunaan. Maksud dari asas manfaat atau kegunaan itu sendiri yaitu, asas yang menyuruh setiap orang untuk melakukan apa yang menghasilkan kebahagiaan atau kenikmatan terbesar yang diinginkan oleh semua orang untuk sebanyak mungkin orang atau untuk masyarakat
  • 4. seluruhnya. Oleh karena itu, menurut pandangan utilitarian, tujuan akhir manusia juga merupakan ukuran moralitas. b. Jenis Utilitarianisme ü Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism) ü Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism) ü Utilitarianisme Klasik Diusung oleh Jeremy Bentham, James Mill dan anaknya John Stuart Mill. Prinsip utilitarianisme klasik yaitu, semua tindakan mesti dinilai benar/baik atau salah/jelek semata-mata berdasarkan konsekuensi-konsekuensi atau akibat-akibatnya. Dalam menilai konsekuensi atau akibat tersebut, satu-satunya hal penting adalah jumlah kebahagiaan atau penderitaan yang dihasilkannya. Jadi, tindakan-tindakan yang benar adalah yang menghasilkan surplus kebahagiaan terbesar ketimbang penderitaan. Dalam mengkalkulasi kebahagiaan atau penderitaan yang dihasilkan, tidak boleh kebahagiaan seseorang dianggap lebih penting daripada kebahagiaan orang lain. c. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme a) Kriteria ü Manfaat ü Manfaat terbesar ü Manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. b) Prinsip Manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar. d. Nilai Positif Etika Utilitarianisme ü Rasionalitas ü Menghargai kebebasan setiap pelaku moral ü Universalitas. ü Digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak ü Sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.
  • 5. e. Utilitarianisme dalam Bisnis Dalam etika utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan denga semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsug pada keuntungan bagi perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka etika bisnis: ü Pertama, keuntungan dan kerugian, cost and benefits,yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. ü Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang ü Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang. f. Kelemahan Etika Utilitarianisme ü Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataanpraktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. ü Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindaka pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. ü Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang ü Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi ü Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas diantara ketiganya ü Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas. 4. Aliran Vitalisme Vitalisme berasal dari kata vita yang berarti hidup. Menurut aliran ini vitalisme perbuatan yang baik itu adalah perbuatan yang
  • 6. mencerminkan kekuatan hidup manusia untuk menaklukkan manusia lain yang lemah. Filsafai ini dikenalkan oleh Nietzsche (1844-1900), yang pada akhirnya dianut oleh Hitler pada saat memimpin Jerman dengan paham Nasionalisme-Sosialisme (NAZI), dimana Hitler membedakan antara ras tuan yaitu orang Jerman yang keturunan Asia dengan ras budak yang boleh ditindas dan dihisap tenaganya oleh ras tuan. 5. Aliran Theologis Atau Theonom Theologime berasal dari bahasa yunani yaitu theos, yang berarti Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa suatu perbuatan manusia adalah baik jika sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan berhak menentukan apakah perbuatan itu baik atau buruk. Misalnya, membunuh tidak terlarang karena buruknya, melainkan Tuhan telah melarangnya. Kesulitan yang dihadapi: ü Didunia terdapat banyak agama yang mempunyai kitab suci masing-masing. Misalnya, sering dijumpai penilaian yang berbeda tentang poligami, makan daging babi, perceraiian,dll. ü Kehendak Tuhan yang terdapat dalam kitab suci sering kali dirumuskan secara umum sehingga timbul berbagai mashab. I. PERAN ETIKA DALAM BISNIS 1. Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau auran (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum. 2. Sebagai kontrol terhadap individu pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi.
  • 7. 3. Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial. II. PRINSIP ETIKA BISNIS 1. Prinsip otonomi, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moralatas keputusan yang diambil. 2. Prinsip kejujuran, dalam hal ini kejujuran adalah merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis, kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen, dalam hubungan kerja, dan sebagainya. 3. Prinsip keadilan, bahwan setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sesuai dengan haknyamasing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan. 4. Prinsip saling menguntungkan, juga dalam bisnis yang kompetitif. 5. Prinsip integritas moral, ini merupakan dasar dalam berbisnis, harus menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik. III. DILEMA ETIKA BISNIS 1. Konflik kepentingan Situasi dimana keputusan yang diambil terpengaruh oleh kepentingan/keuntungan pribadi (kasus suap pada beberapa skandal kredit macet) 2. Kejujuran & integritas Mengemukakan fakta yang sebenarnya dan menjunjung tinggi prinsip- prinnnsssip etika didalam semua keputusan bisnis. 3. Loyalitas vs. Kebenaran Pelaku bisnis mengharapkan parakaryawannya untuk loyal sekaligus “benar” 4. Whistleblowing
  • 8. Pengungkapan karyawan kepada publik, pemerintah maupun media atas praktek-praktek yang sifatnya melanggar etika, ilegal, atau amoral didalam perusahaan/organisasinya. IV. EPILOG 1. Etika dalam berbisnis diperlukan sebagai kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri 2. Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis dalam jangka panjang, tidak terfokus pada keuntungan jangka pendek saja 3. Etika bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang merupakan stakeholders yang penting untuk diperhatikan 4. Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam bisnis internasional. V. HAK MORAL & HAK LEGAL 1. Karyawan diberikan hak legal dengan berhubungan perundangan dan peradilan, jadi karyawan berhak atas gaji minimum, kesempatan yang sama 2. Hak karyawan timbul dari janji kontraktual karyawan, mengenai gaji keahlian, kemampuan kerja ini yang merupakan hak moral, rasa hormat kepada sesama 3. Hak moral dibangun dan dibenarkan atas dasar pertimbangan moral bukan legal 4. Hak moral dibangun atas adanya kerjasama dan negosiasi dalam bisnis VI. URUTAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK ETIKA 1. Menentukan fakta-fakta 2. Mengidentifikasi isu etis yang terlihat 3. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi dari sudut pandang mereka 4. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut imajinasi moral
  • 9. 5. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat mempengaruhi para pemegang kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif berdasarkan konsekuensi- konsekuensi, kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan prinsip-prinsip, dampak bagi integritas dan karakter pribadi 6. Membuat sebuah keputusan 7. Memantau hasil. Daftar Pustaka : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-Msc, MM, CMA ; BC & GG ; Philosophical Ethic and Business ; Modul 03 Pasca Sarjana