2. Vitamin adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh
untuk menunjang fungsi sel dan menjaga
kesehatan, namun ada vitamin yang tidak bisa
dihasilkan oleh tubuh. Selain diperoleh dari
bahan makanan alami, asupan vitamin juga
bisa dalam bentuk suplemen. Kelebihan kadar
vitamin dalam tubuh akan menimbulkan efek
toksik. Meskipun hal ini jarang terjadi, namun
kelebihan kadar vitamin dalam tubuh dapat
menimbulkan efek buruk bagi kesehatan..
.
3. Hipervitaminosis merupakan suatu istilah yang
merujuk pada kadar abnormal vitamin yang
tersimpan dalam tubuh hingga dapat menyebabkan
keracunan. Kelompok vitamin juga mempengaruhi
terjadinya hipervitaminosis. Vitamin larut lemak
yang lebih sering menimbulkan efek
hipervitaminosis, di antaranya vitamin A, D, E, dan
K. Berbeda dengan vitamin larut air (vitamin B dan
C) yang tidak terlalu lama tersimpan dalam tubuh,
vitamin larut lemak dapat tersimpan di dalam lemak
hingga dapat terjadi akumulasi.
Kelebihan vitamin
(hipervitaminosis)
5. Vitamin A
Vitamin A memiliki banyak manfaat, dan salah
satunya adalah untuk menjaga kesehatan
mata dan kulit. Namun, konsumsi vitamin A
secara berlebihan dapat meningkatkan risiko
tulang menjadi keropos (osteoporosis). Selain
itu, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi
vitamin A lebih dari 1,5 miligram per hari
dapat meningkatkan risiko terjadinya patah
tulang. Kelebihan Vitamin A dapat terjadi bila
anda telah mengonsumsi makanan yang
mengandung banyak vitamin A, seperti minyak
ikan, susu, telur, dan hati, maka sebaiknya
Anda mengurangi atau tidak lagi
mengonsumsi suplemen vitamin A agar tidak
mengalami hypervitaminosis.
Gejala kondisi akut
kelebihan vitamin A berupa :
o sakit kepala,
o pusing,
o mual,
o rasa sakit di perut,
o iritasi dan
o gangguan penglihatan.
Sedangkan gejala kronis
antara lain :
o demam,
o mulut kering,
o nyeri pada tulang,
o anoreksia.
6. Vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah untuk
meningkatkan penyerapan kalsium guna
menjaga kesehatan tulang, gigi, dan
otot. Biasanya kelebihan vitamin D
disebabkan konsumsi suplemen vitamin
D dan kalsium secara bersamaan.
Kondisi hipervitaminosis D biasanya
tidak menyebabkan gejala secara
langsung, namun karena efek sekunder
dari kelebihan kalsium dalam darah
(hypercalcaemia), karena terlalu banyak
kalsium yang diserap dengan adanya
vitamin D dalam tubuh
Efek akut dari vitamin D :
osembelit,
odehidrasi,
ohilangnya nafsu makan,
okelelahan,
opusing,
o tekanan darah tinggi,
oaritmia.
Sedangkan efek kronis:
okerusakan pada ginjal,
opengeroposan tulang,
okalsifikasi (pengerasan)
arteri dan jaringan lunak
pada tubuh.
7. Vitamin E
Vitamin E bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit dan jaringan
tubuh. Namun, efek samping yang mungkin terjadi jika kita
mengonsumsi vitamin ini secara berlebihan adalah munculnya
memar, ruam, sakit kepala, dan rasa letih. Selain itu, penelitian
menunjukkan bahwa kelebihan vitamin ini dapat meningkatkan
risiko terjadinya stroke. Vitamin E juga bisa membuat pandangan
menjadi kabur, sakit perut, pusing berat dan kesulitan bernapas.
Vitamin E berasal dari berbagai bahan makanan namun kondisi
kelebihan vitamin E hanya ditemukan pada orang yang
mengkonsumsi suplemen vitamin E. Konsumsi vitamin E yang
dianjurkan hanya sebesar 30 mg per hari namun efek
hipervitaminosis E muncul apabila mengonsumsi vitamin E dengan
dosis di atas 1gr per kg berat tubuh dalam sehari.
8. Vitamin K
Kebutuhan vitamin K bagi remaja adalah 75 mikrogram, untuk
wanita dewasa 90 mikrogram dan pria dewasa butuh 120
mikrogram.
Efek samping kelebihan dosis vitamin K yaitu hati membesar,
pucat, meningkatkan keringat, kesulitan bernapas, otot
menjadi kaku, pembengkakan tubuh, pernapasan tidak teratur,
penurunan gerakan atau aktivitas, pembengkakan kelopak
mata atau kemerahan pada kulit.
Kelebihan vitamin K jangka panjang dapat menimbulkan gejala
seperti: sulit menelan, nafsu makan berkurang, sesak napasm
sakit kepala, ruam pada kulit, keringat berlebih, gangguan
cemas hingga kaku otot.Patogenesis efek toksik baik vitamin
K belum diketahui secara jelas, karena kurangnya bukti ilmiah.