SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN
“Prosedur Pengembangan Modul”
DI SUSUN OLEH :
AJI LESMANA : 17010101026
WAHYUNI RIHALDI : 17010101018
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
JURURSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2018/2019
2
KATA PENGANTAR
ِ‫م‬ْ‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َ‫حْم‬َّ‫الر‬ ِ ‫ه‬‫اّلل‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kita panjatkan dengan hati dan pikiran yang tulus atas kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas makalah ini dengan baik tanpa ada halangan apapun.
Sholawat dan salam marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya
syi’ar Islam, yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Selanjutnya makalah ini disusun dalam rangka untuk menambah wawasan bagi
pembaca. Terlepas dari itu makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media
Pembelajaran Dengan dosen Dr. Ambar Sri Lestari, M.Pd
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, baik dari segi
isi, bahasa, dan lain sebagainya. Untuk itu, saran dan kritik pembaca sangat kami butuhkan,
diiringi ucapan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Kendari, 27 September 2018
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………3
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………….4
A. Latar Belakang…………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….5
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………...6
A. Pengertian dan kreteria/krakteristik modul…………………………….6
B. Prinsip-prinsip pembelajaran modul…………………………………...8
C. Tujuan Pembelajaran Modul…………………………………………..9
D. Prosedur pengembangan modul…………………………………….....10
E. Langkah-langkah penyusunan Modul…………………………………12
F. Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul………………………..13
BAB III : PENUTUP……………………………………………………………..15
A. Kesimpulan…………………………………………………………...15
B. Saran …………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul adalah bentuk pengajaran yang bersifat individual, dan masih termaksud pada
klarifikasi metode pengajaran yang bersifatinkonvensional, dimana siswa dapat belajar tanpa
kehadiran guru atau tidak melalui tatap muka secara langsung. Oleh sebab itu modul
dianggap sebagai kebalikan dari pengajaran klasikal dan merupakan reaksi dari pengajaran
klasi-kal tersebut. Modul merupakan salah satu hasil atau produk dari perkembangan
teknologi instruksional yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari berbagai
pengajaran individual lainnya. Pengajaran modul telah diuji cobakan kepada sejumlah siswa
sekolah proyek perintis pembangunan (SPPP) dan sebagian IKIP dan juga pada lembaga
pendidikan lainnya. Keefektifan pengajaran modul ini tampak sekali hasilnya pada SD kecil,
SMP terbuka dan universitas terbuka (UT) atau pendidikan jarak jauh yang telah diterapkan
di Indonesia.
Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri
dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam menyapai
sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional.
Pengajaran modul adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas
modul. Kemungkinan adanya sebagian pengajar yang mengutamakan metode trasdisional,
memanfaatkan modul dalam pengajarannya. Demikian juga serangkaian modul yang lengkap
untuk suatu bidang studi di samping juga ada sebagian pengajaran yang memberikan
alternative atau pilihan pada sejumlah yang tersedia. Jadi modul merupakan salah satu
altarnatif jawaban yang di anggap tepat oleh para ahli dalam menanggapi dan memecahkan
masalah pendidikan dan pengajaran yang sangat kompleks dewasa ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Kreteria/krateristik modul?
2. Apa saja Prinsip-prinsip pembelajaran modul?
3. Apa Kegunaan dan tujuan modul bagi kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimana Prosedur pengembangan modul?
5. Bagaimana Langkah-langkah penyusunan Modul?
6. Apa saja Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul?
5
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Kreteria/krateristik modul
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip pembelajaran modul
3. Untuk mengetahui Kegunaan dan tujuan modul bagi kegiatan pembelajaran
4. Untuk mengetahui Prosedur penyusunan modul
5. Untuk mengetahui Langkah-langkah penyusunan Modul
6. Untuk mengetahui Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modul dan Kriteria/Karakterisitik Modul
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan
satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86),
dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna
keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan
Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan
dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat
dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.
Jadi, dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar
terprogram yang di susun sedemikian rupa dan di sajikan secara terpadu, sistematis, serta
terperinci. dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan
melalui langkah-langkah belajar tertentu, Karena modul merupakan paket program untuk
keprluan belajar. Satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi
tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi.
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar.pengembangan
modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul.
a. self instruction
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.
Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:
1. Membuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat mengambarkan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Membuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
3. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran
4. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur
penguasaan peserta didik.
7
5. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks
kegiatan dan lingkungan peserta didik
6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
7. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
8. Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian
mandiri (self assessment).
9. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui
tingkat penguasaan materi
10. Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi
pembelajaran dimaksud.
b. self contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan
termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan
peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar
dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh peserta didik.
c. Berdiri sendiri (standar alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung
pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan
ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang
lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugass pada modul tersebut. Jika peserta
didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang
digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri
sendiri.
d. Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi. Dikatakan adaptif jikamodul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat
keras (hardware).
e. Bersahabat/akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user frindly atau bersahabat/akrab dengan
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
8
bersahabat denagan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, muda
dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu
bentuk user friendly.
Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesaman pendapat
bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang di sediakan untuk belajar
sendiri, Karenna modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
rangkaian kegiatan belajar yang di susun untuk membawa siswa mencapai sejumlah
tujuan yang di rumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul
dapat di sesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar
dan bahan pelajaran.
Batasan modul pada buku pedoman penyusuna modul (Cece Wijaya 1992-96), yang
di maksud modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci
menggariskan :
1. Tujuan-tujuan intruksional umum.
2. Tujuan-tujuan intruksional khusus
3. Topik yang akan di jadikan pangkal proses belajar mengajar.
4. Pokok-pokok materi yang akan di pelajari dan di ajarkan.
5. Kedudukan dan pungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.
6. Peranan guru dalam proses belajar mengajar.
7. Alat dan sumber yang akan din pakai.
8. Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus di lakukan dan di hayati murid secara
berurutan.
9. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar
ini.Hal di atas sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh B. Suryosubroto
(1983:17), bahwa modu adalah sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana,
didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Modul
Modul mempunyai beberapa karakteristik pengajaran yang khas dan agak jauh
berbeda dengan pengajaran individual lainnya, yakni;
1. Prinsip fleksibilitas; yakni dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa yang
menyangkut dalam kecepatan belajarmereka, gaya belajar, dan bahan pelajaran.
9
2. Prinsip balikan (feetback); yakni memberikan balikan segera sehingga siswa dapat
mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahannya dengan segera. Di samping
siswa juga dapat mengetahui dengan segera terhadaphasilbelajarnya.
3. Prinsip penguasaan tuntas (mastery learning); yakni siswa belajar secara tuntas dan
mendapat kesempatan memperoleh nilai setinggi-tingginya tanpa membandingan
dengan prestasi siswa lainya, dengan pengertian pengajaran modul tidak
menggunakan kurva normal dalam penilaianya.
4. Prinsip remedial; artinya siswa diberikan kesempatan untuk segera memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang ditemukan mereka itu sendiri berdasarkan evaluasi secara
kontinu. Siswa tidak perlu mengulangi seluruh bahan pelajaran tetapi hanya bagian-
bagian yang dianggap/berkenaan dengan kesalahan saja.
5. Prinsip motivasi dan kerjasama; yakni pengajaran modul dapat membimbing siswa
secara teratur dengan langkah-langkah tertentu dapat pula menimbulkanmotivasi yang
kuat untuk belajar dengan giat. Di samping itu pengajaran modul dapat mengurangi
sedapat mungkin persaingan antara sesame siswa sebab dalam pengajaran modul tidak
menggunakan kurva normal, di mana antara siswa yang satu dengan lainnya tidak
dibandingkan, akan tetapi siswa dapat memperoleh nilai setinggi-tingginya.
6. Prinsip pengayaan; yakni siswa dapat menyelesaikan dengan cepat belajarnya akan
mendapat kesempatan untuk mendengarkan ceramah dari guru atau pelajaran
tambahan sebagai pengayaan. Di samping itu, guru dapat member bantuan individual
bagi siswa yang membutuhkannya.
C. Tujuan Pembelajaran Modul
Para ahli pendidikan tampaknya yakin benar akan keefektifan modul sebagai salah satu
bentuk pengajaran mandiri yang dapat membimbing siswa dalam mempelajari materi
pembelajaran tanpa campur tangan guru atau dosen. S. Nasution menyebutkan ada 4 Tujuan
pengajaran modul yaitu:
a) Pertama, modul memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan
masing-masing.
b) Kedua, modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara
mereka masing-masing.
c) Ketiga, dalam pembelajaran modul terdapat alternatif atau pilihan dari sejumlah topik
bidang studi atau yang disiplin ilmu lainnya, bila kita bahwa siswa tidak mempunyai
pola atau minat yang sama untuk yang sama.
10
d) Keempat, pengajaran modul memberikan kesempatan terhadap murid untuk mengenal
kelebihan dan kekurangannya, dan memeperbaiki kelemahan mereka melalui remedial,
ulangan atau variasi belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran modul bertujuan agar siswa:
1. Dapat belajar sesuai dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu yang
digunakan mereka masing-masing
2. Dapat belajar sesuai dengan cara atau teknik mereka masing-masing
3. Memeberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dengan remedial dan
banyaknya ulangan
4. Siswa dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.
D. Prosedur Pengembangan Modul
Aspek-aspek yang dikembangkan dalam penyusunan suatu modul terdiri empat
komponen utama, yakni:
1. Petunjuk Guru.
Sebagaimana dalam pengajaran lainnya, dalam pengajaran modul guru harus benar-
benar mengetahui dan menguasai bahan yang akan disajikan dan prinsip-prinsip
penyampaiannya. Dalam hal ini ada dua hal pokok yang harus dikembangkan, yaitu :
a. Uraian umum tentang keadaan atau kedudukan modul tententu dalam rangka program
pendidikan yang besar. Kemampuang siswa yang harus dimiliki terlebih dahulu
dikembangkan sebagai persyaratan untuk mengikuti langkah berikutnya, demikian
juga penjelasan singkat tentang istilah-istilah yang belum bisa dipergunakan dalam
modul bersangkutan.
b. Uraian khusus tentang topik modul, untuk kelas berapa modul tersebut digunakan,
berapa waktu (jam) lamanya, apa tujuan intruksionalnya, pokok-pokok materi yang
akan dipelajari siswa, prosedur belajar-mngajar, baik kegiatan siswa/ kegiatan guru
maupun alat-alat dan sumber yang akan digunakan.
2. Program Kegiatan Siswa
Dalam komponen ini terdapat beberapa hal, yakni; tentang identifikasi modul yang
tampak dalam sampul atau jilid yang berkenaan dengan nama, nomor modul, kelas, dan
waktu yang disediakan.
11
Petunjuk untuk siswa yang berupa penjelasan topik yang diberikan, pengarahan
tentang langkah-langkah yang dilakukan, dan waktu yang disediakan untuk
menyelesaikan suatu modul.
Tujuan pelajaran yang hendak dicapai oleh siswa, pokok-pokok materi yang harus
dipelajari, alat-alat peraga yang akan digunakan, dan petunjuk tentang kegiatan belajar
baik untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas maupun cara-cara mengisi lembaran-
lembaran lainnya.
3. Lembaran Kerja
Lembaran kerja ini merupakan lembaran yang memungkinkan para siswa belajar
sendiri, baik dalam bentuk pedoman observasi maupun tempat tugas-tugas. Dalam
lembaran kerja nampak topik-topik berupa persoalan yang harus diselesaikan atau
dikerjakan dalam format-format tertentu.
4. Alat Evaluasi
Alat evaluasi dalam modul dapat berupa belangko observasi atau tes (soal-soal yang
dikerjakan atau dijawab). Tes ini berisikan pedoman penggunaan lembaran tes, lembaran
jawaban, dan kunci jawaban. Tes tersebut dapat dilakukan pada pretes maupun pada
pasca tes. Dengan demikian dapat dilihat dari kemajuan anak antara sebelum dan sesudah
mempelajari modul tertentu.
a. Sebagai tambahan penjelasan uraian tentang modul dan cara-cara penyusunannya,
secara garis besar langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun atau
mengembangkan modul yaitu; merumuskan sejumlah tujuan instruksional seraca
spesifik dan dalam tingkah laku yang operasional yang dapat diamati dan dapat
diukur.
b. Urutan tujuan-tujuan tersebut menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul
tersebut.
c. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan kemampuan
yang telah dimiliknya sebagai pra syarat untuk menempuh atau mempelajari modul
tersebut (Entering Behavior).
d. Menyusun alasan atau rasional akan pentingnya modul tersebut dipelajari siswa.
e. Kegiatan-kegiatan belajar direncakan untuk membantu dan membimbing siswa agar
mencapai kompetensi seperti yang dirumuskan dalam belajarnya siswa tersebut.
12
f. Menyusun pascates untuk mengukur hasil belajar siswa, hingga seberapa jauh mereka
menguasai tujuan-tujuan instruksional yang termuat dalam modul tersebut.
g. Mempersiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap
waktu dimana mereka memerlukannya (S. Nasution, 1983: 218).
E. Langkah-langkah penyusunan Modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-
langkah seperti berikut:
1. Menyusun kerangka modul
a) Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai
dengan mempelajari modul tersebut.
b) Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau
pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
c) Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional
khusus bisa dicapai.
d) Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional
khusus.
e) Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan
fungsional.
f) Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid
2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur
modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar
jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes. Secara garis besarnya,
penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218)
dapat mengikuti langkah- langkah berikut:
a) Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa
yang dapat diamati dan diukur.
b) Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul
itu.
c) Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan
kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu
(Entry Behaviour atau Entering Behaviour).
13
d) Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa
gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar
ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.
e) Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa
agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan
itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan
dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu
disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai
dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling
penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri.
f) Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia
menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang
pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul.
g) Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap
waktu ia memerlukannya.
F. Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa modul mempunyai keunggulan-
keunggulan tertentu dibanding pengajaran biasa, namun dalam pengajaran modulpun terdapat
masalah-masalah yang dapat menjadi penghambat bagi siswa, pengajar, dan administrator.
a. Kesulitan bagi siswa
1. Belajar sendiri melalui modul memerlukan disiplin yang tinggi (self dicipline).
Siswa harus sanggup mengatur waktu, memaksa diri untuk belajar, dan kuat
terhadap gangguan-gangguan lingkungan dan teman-teman bermain.
2. Kebiasaan siswa belajar secara tatap muka dikelas melalui guru yang cenderung
membuat mereka menjadi pasif, akan tetapi mengalami kesulitan-kesulitan untuk
beralihkepada situasi baru yang sangat berbeda dengan pengajaran dikelas yang
menuntut siswa banyak belajar secara aktif dan mandiri.
b. Kesulitan bagi guru
1. Guru mendapat kesulitan dalam menyiapkan modul, sebab tidak semua guru dapat
membuat modul yang memenuhi persyaratan. Modul yang baik memerlukan
keahlian dan keterampilan yang profesional, disamping penyusunannya memerlukan
waktu yang cukup lama.
14
2. Guru akan dihadapkan pada hal-hal biasa yang terjadi dalam pengajaran
konvesional, sehingga menjadi pertanyaan bagi siswa-siswa, terutama menyangkut
fase keseluruhan materi yang akan disampaikan.
3. Guru sulit mengontrol aktifitas siswa dengan seketika dan tidak dapat
mengendalikannya sebagaimana dalam sistem klasikal, karena modul menekankan
proses belajarnya yang didasarkan pada kecepatan dan lamanya waktu yang
digunakan oleh masing-masing siswa.
c. Kesulitan bagi administrator
1. Pengajaran modul terlalu banyak memerlukan fasilitas dan besarnya pembiayaan
untuk menggandakan modul tersebut.
2. Diperlukan tenaga-tenaga untuk menyiapkan hal-hal yang berkenaan dengan uji
coba modul.
3. Sulit bagi personalis untuk menyusun jadwal pengajaran yang fleksibel.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul merupakan bahan belajar terprogram yang di susun sedemikian rupa dan di
sajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. dengan mempelajari materi modul, siswa
diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, Karena
modul merupakan paket program untuk keprluan belajar. Satu paket program modul, terdiri
dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan
sumber belajar, dan sistem evaluasi.
Kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain: sebagai penyedia informasi
dasar karena dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang bisa dikembangkan lebih
lanjut sebagai petunjuk bagi peserta didik. Dismping itu kegunaan lainnya adalah menjadi
petunjuk pengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta
didik dalam melakukan penilaian sendiri.
Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul,
meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain modul, implementasi,penilaian, evaluasi,
dan validasi, serta jaminan kualitas. Pengembangan suatu desain modul dilakukan dengan
tahapan yaitu menetapkan strstegi pembelajaran dan media, memproduksi modul dan
mengembangkan perangkat penilaian.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami tulis. Kami sadar masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
pembaca yang budiman, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan
memberikan manfaat bagi pembaca dan pembuatnya. Pada akhirnya selamat membaca,
memahami dan mampu mengamalkannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Basyiruddin. 2005 metodologi pembelajaran Agama Islam Jakarta: Ciputat Press
Rusman. 2014. Model-model pembelajaran: Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta:
Rajawali pers
http://midalkonut147.blogspot.com/2015/12/prosedur-pengembangan-modul-
pembelajaran.html

More Related Content

What's hot

Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Rahmadana17
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Rahmadana17
 
Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul" Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul" Nursoleha51
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODULPROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODUL
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODULherlianpaic
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan Modulambarlestari
 
Pengembangan Modul
Pengembangan ModulPengembangan Modul
Pengembangan ModulGuru Online
 
Prosedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulProsedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulNursoleha51
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2wahibjo
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranarli_ani123
 
Modul media tutorial
Modul media tutorialModul media tutorial
Modul media tutorialambarlestari
 
Makalah media, tutorial
Makalah media, tutorialMakalah media, tutorial
Makalah media, tutorialilham PAI
 

What's hot (16)

Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul" Modul "prosedur pengembangan modul"
Modul "prosedur pengembangan modul"
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODULPROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODUL
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan Modul
 
Pengembangan Modul
Pengembangan ModulPengembangan Modul
Pengembangan Modul
 
Prosedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modulProsedur pengembangan modul
Prosedur pengembangan modul
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
Modul
ModulModul
Modul
 
Nita sri hastuti
Nita sri hastutiNita sri hastuti
Nita sri hastuti
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Tugas modul cili
Tugas modul ciliTugas modul cili
Tugas modul cili
 
C b id-3
C b id-3C b id-3
C b id-3
 
Modul media tutorial
Modul media tutorialModul media tutorial
Modul media tutorial
 
C b id-1
C b id-1C b id-1
C b id-1
 
Makalah media, tutorial
Makalah media, tutorialMakalah media, tutorial
Makalah media, tutorial
 

Similar to Prosedur Pengembangan Modul

M e d i a p e m b e l a j a r an
M e d i a  p e m b e l a j a r anM e d i a  p e m b e l a j a r an
M e d i a p e m b e l a j a r anPAICAsman
 
prosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modulprosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modulhardianpai
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranmulqiyati
 
modul media pembelajaran
modul media pembelajaranmodul media pembelajaran
modul media pembelajaransulfikat97
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranSULFIANINGSI
 
PPT. MODUL PRESENTASI.ppt
PPT. MODUL PRESENTASI.pptPPT. MODUL PRESENTASI.ppt
PPT. MODUL PRESENTASI.pptrainzinnu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Media pendidikan modul lks dan buku teks
Media pendidikan modul lks dan buku teksMedia pendidikan modul lks dan buku teks
Media pendidikan modul lks dan buku tekswahibjo
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2wahibjo
 
Tugas power pont modul
Tugas power pont modulTugas power pont modul
Tugas power pont modulambarlestari
 
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK IIJURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK IINormawati
 
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIMMODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIMFisar Naim
 
Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3JasyRudin
 
Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3RaniNovianti6
 
PPT Modul.pptx
PPT  Modul.pptxPPT  Modul.pptx
PPT Modul.pptxnolilita2
 
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptxnoverianingsih
 
1.3. Penyamaan Persepsi MA.pppppppppppppppppppppppppppppp
1.3. Penyamaan Persepsi MA.pppppppppppppppppppppppppppppp1.3. Penyamaan Persepsi MA.pppppppppppppppppppppppppppppp
1.3. Penyamaan Persepsi MA.ppppppppppppppppppppppppppppppDannyCherish1
 

Similar to Prosedur Pengembangan Modul (20)

M e d i a p e m b e l a j a r an
M e d i a  p e m b e l a j a r anM e d i a  p e m b e l a j a r an
M e d i a p e m b e l a j a r an
 
prosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modulprosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modul
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
modul media pembelajaran
modul media pembelajaranmodul media pembelajaran
modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
PPT. MODUL PRESENTASI.ppt
PPT. MODUL PRESENTASI.pptPPT. MODUL PRESENTASI.ppt
PPT. MODUL PRESENTASI.ppt
 
Pembuatan modul
Pembuatan modulPembuatan modul
Pembuatan modul
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Media pendidikan modul lks dan buku teks
Media pendidikan modul lks dan buku teksMedia pendidikan modul lks dan buku teks
Media pendidikan modul lks dan buku teks
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
Tugas power pont modul
Tugas power pont modulTugas power pont modul
Tugas power pont modul
 
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK IIJURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
 
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIMMODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
 
Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3
 
Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3
 
PPT Modul.pptx
PPT  Modul.pptxPPT  Modul.pptx
PPT Modul.pptx
 
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
 
1.3. Penyamaan Persepsi MA.pppppppppppppppppppppppppppppp
1.3. Penyamaan Persepsi MA.pppppppppppppppppppppppppppppp1.3. Penyamaan Persepsi MA.pppppppppppppppppppppppppppppp
1.3. Penyamaan Persepsi MA.pppppppppppppppppppppppppppppp
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Prosedur Pengembangan Modul

  • 1. 1 MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN “Prosedur Pengembangan Modul” DI SUSUN OLEH : AJI LESMANA : 17010101026 WAHYUNI RIHALDI : 17010101018 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI JURURSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2018/2019
  • 2. 2 KATA PENGANTAR ِ‫م‬ْ‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ن‬َ‫حْم‬َّ‫الر‬ ِ ‫ه‬‫اّلل‬ ِ‫م‬ْ‫س‬ِ‫ب‬ Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Puji syukur kita panjatkan dengan hati dan pikiran yang tulus atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik tanpa ada halangan apapun. Sholawat dan salam marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang pengaruh dan manfaatnya hingga kini masih terasa. Selanjutnya makalah ini disusun dalam rangka untuk menambah wawasan bagi pembaca. Terlepas dari itu makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dengan dosen Dr. Ambar Sri Lestari, M.Pd Kami menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, baik dari segi isi, bahasa, dan lain sebagainya. Untuk itu, saran dan kritik pembaca sangat kami butuhkan, diiringi ucapan terimakasih. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Kendari, 27 September 2018 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...1 KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2 DAFTAR ISI………………………………………………………………………………3 BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………….4 A. Latar Belakang…………………………………………………………4 B. Rumusan Masalah……………………………………………………...4 C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….5 BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………...6 A. Pengertian dan kreteria/krakteristik modul…………………………….6 B. Prinsip-prinsip pembelajaran modul…………………………………...8 C. Tujuan Pembelajaran Modul…………………………………………..9 D. Prosedur pengembangan modul…………………………………….....10 E. Langkah-langkah penyusunan Modul…………………………………12 F. Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul………………………..13 BAB III : PENUTUP……………………………………………………………..15 A. Kesimpulan…………………………………………………………...15 B. Saran …………………………………………………………………15 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..16
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modul adalah bentuk pengajaran yang bersifat individual, dan masih termaksud pada klarifikasi metode pengajaran yang bersifatinkonvensional, dimana siswa dapat belajar tanpa kehadiran guru atau tidak melalui tatap muka secara langsung. Oleh sebab itu modul dianggap sebagai kebalikan dari pengajaran klasikal dan merupakan reaksi dari pengajaran klasi-kal tersebut. Modul merupakan salah satu hasil atau produk dari perkembangan teknologi instruksional yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari berbagai pengajaran individual lainnya. Pengajaran modul telah diuji cobakan kepada sejumlah siswa sekolah proyek perintis pembangunan (SPPP) dan sebagian IKIP dan juga pada lembaga pendidikan lainnya. Keefektifan pengajaran modul ini tampak sekali hasilnya pada SD kecil, SMP terbuka dan universitas terbuka (UT) atau pendidikan jarak jauh yang telah diterapkan di Indonesia. Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam menyapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional. Pengajaran modul adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul. Kemungkinan adanya sebagian pengajar yang mengutamakan metode trasdisional, memanfaatkan modul dalam pengajarannya. Demikian juga serangkaian modul yang lengkap untuk suatu bidang studi di samping juga ada sebagian pengajaran yang memberikan alternative atau pilihan pada sejumlah yang tersedia. Jadi modul merupakan salah satu altarnatif jawaban yang di anggap tepat oleh para ahli dalam menanggapi dan memecahkan masalah pendidikan dan pengajaran yang sangat kompleks dewasa ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian dan Kreteria/krateristik modul? 2. Apa saja Prinsip-prinsip pembelajaran modul? 3. Apa Kegunaan dan tujuan modul bagi kegiatan pembelajaran? 4. Bagaimana Prosedur pengembangan modul? 5. Bagaimana Langkah-langkah penyusunan Modul? 6. Apa saja Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul?
  • 5. 5 C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Pengertian dan Kreteria/krateristik modul 2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip pembelajaran modul 3. Untuk mengetahui Kegunaan dan tujuan modul bagi kegiatan pembelajaran 4. Untuk mengetahui Prosedur penyusunan modul 5. Untuk mengetahui Langkah-langkah penyusunan Modul 6. Untuk mengetahui Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Modul dan Kriteria/Karakterisitik Modul Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain. Jadi, dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram yang di susun sedemikian rupa dan di sajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, Karena modul merupakan paket program untuk keprluan belajar. Satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi. Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar.pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul. a. self instruction Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus: 1. Membuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat mengambarkan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Membuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas. 3. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran 4. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik.
  • 7. 7 5. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik 6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif. 7. Terdapat rangkuman materi pembelajaran. 8. Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment). 9. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi 10. Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud. b. self contained Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. c. Berdiri sendiri (standar alone) Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugass pada modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri. d. Adaptif Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jikamodul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware). e. Bersahabat/akrab (User Friendly) Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user frindly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
  • 8. 8 bersahabat denagan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, muda dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly. Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesaman pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang di sediakan untuk belajar sendiri, Karenna modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang di susun untuk membawa siswa mencapai sejumlah tujuan yang di rumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat di sesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran. Batasan modul pada buku pedoman penyusuna modul (Cece Wijaya 1992-96), yang di maksud modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan : 1. Tujuan-tujuan intruksional umum. 2. Tujuan-tujuan intruksional khusus 3. Topik yang akan di jadikan pangkal proses belajar mengajar. 4. Pokok-pokok materi yang akan di pelajari dan di ajarkan. 5. Kedudukan dan pungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas. 6. Peranan guru dalam proses belajar mengajar. 7. Alat dan sumber yang akan din pakai. 8. Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus di lakukan dan di hayati murid secara berurutan. 9. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini.Hal di atas sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh B. Suryosubroto (1983:17), bahwa modu adalah sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Modul Modul mempunyai beberapa karakteristik pengajaran yang khas dan agak jauh berbeda dengan pengajaran individual lainnya, yakni; 1. Prinsip fleksibilitas; yakni dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa yang menyangkut dalam kecepatan belajarmereka, gaya belajar, dan bahan pelajaran.
  • 9. 9 2. Prinsip balikan (feetback); yakni memberikan balikan segera sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahannya dengan segera. Di samping siswa juga dapat mengetahui dengan segera terhadaphasilbelajarnya. 3. Prinsip penguasaan tuntas (mastery learning); yakni siswa belajar secara tuntas dan mendapat kesempatan memperoleh nilai setinggi-tingginya tanpa membandingan dengan prestasi siswa lainya, dengan pengertian pengajaran modul tidak menggunakan kurva normal dalam penilaianya. 4. Prinsip remedial; artinya siswa diberikan kesempatan untuk segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan mereka itu sendiri berdasarkan evaluasi secara kontinu. Siswa tidak perlu mengulangi seluruh bahan pelajaran tetapi hanya bagian- bagian yang dianggap/berkenaan dengan kesalahan saja. 5. Prinsip motivasi dan kerjasama; yakni pengajaran modul dapat membimbing siswa secara teratur dengan langkah-langkah tertentu dapat pula menimbulkanmotivasi yang kuat untuk belajar dengan giat. Di samping itu pengajaran modul dapat mengurangi sedapat mungkin persaingan antara sesame siswa sebab dalam pengajaran modul tidak menggunakan kurva normal, di mana antara siswa yang satu dengan lainnya tidak dibandingkan, akan tetapi siswa dapat memperoleh nilai setinggi-tingginya. 6. Prinsip pengayaan; yakni siswa dapat menyelesaikan dengan cepat belajarnya akan mendapat kesempatan untuk mendengarkan ceramah dari guru atau pelajaran tambahan sebagai pengayaan. Di samping itu, guru dapat member bantuan individual bagi siswa yang membutuhkannya. C. Tujuan Pembelajaran Modul Para ahli pendidikan tampaknya yakin benar akan keefektifan modul sebagai salah satu bentuk pengajaran mandiri yang dapat membimbing siswa dalam mempelajari materi pembelajaran tanpa campur tangan guru atau dosen. S. Nasution menyebutkan ada 4 Tujuan pengajaran modul yaitu: a) Pertama, modul memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. b) Kedua, modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara mereka masing-masing. c) Ketiga, dalam pembelajaran modul terdapat alternatif atau pilihan dari sejumlah topik bidang studi atau yang disiplin ilmu lainnya, bila kita bahwa siswa tidak mempunyai pola atau minat yang sama untuk yang sama.
  • 10. 10 d) Keempat, pengajaran modul memberikan kesempatan terhadap murid untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya, dan memeperbaiki kelemahan mereka melalui remedial, ulangan atau variasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran modul bertujuan agar siswa: 1. Dapat belajar sesuai dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu yang digunakan mereka masing-masing 2. Dapat belajar sesuai dengan cara atau teknik mereka masing-masing 3. Memeberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dengan remedial dan banyaknya ulangan 4. Siswa dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati. D. Prosedur Pengembangan Modul Aspek-aspek yang dikembangkan dalam penyusunan suatu modul terdiri empat komponen utama, yakni: 1. Petunjuk Guru. Sebagaimana dalam pengajaran lainnya, dalam pengajaran modul guru harus benar- benar mengetahui dan menguasai bahan yang akan disajikan dan prinsip-prinsip penyampaiannya. Dalam hal ini ada dua hal pokok yang harus dikembangkan, yaitu : a. Uraian umum tentang keadaan atau kedudukan modul tententu dalam rangka program pendidikan yang besar. Kemampuang siswa yang harus dimiliki terlebih dahulu dikembangkan sebagai persyaratan untuk mengikuti langkah berikutnya, demikian juga penjelasan singkat tentang istilah-istilah yang belum bisa dipergunakan dalam modul bersangkutan. b. Uraian khusus tentang topik modul, untuk kelas berapa modul tersebut digunakan, berapa waktu (jam) lamanya, apa tujuan intruksionalnya, pokok-pokok materi yang akan dipelajari siswa, prosedur belajar-mngajar, baik kegiatan siswa/ kegiatan guru maupun alat-alat dan sumber yang akan digunakan. 2. Program Kegiatan Siswa Dalam komponen ini terdapat beberapa hal, yakni; tentang identifikasi modul yang tampak dalam sampul atau jilid yang berkenaan dengan nama, nomor modul, kelas, dan waktu yang disediakan.
  • 11. 11 Petunjuk untuk siswa yang berupa penjelasan topik yang diberikan, pengarahan tentang langkah-langkah yang dilakukan, dan waktu yang disediakan untuk menyelesaikan suatu modul. Tujuan pelajaran yang hendak dicapai oleh siswa, pokok-pokok materi yang harus dipelajari, alat-alat peraga yang akan digunakan, dan petunjuk tentang kegiatan belajar baik untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas maupun cara-cara mengisi lembaran- lembaran lainnya. 3. Lembaran Kerja Lembaran kerja ini merupakan lembaran yang memungkinkan para siswa belajar sendiri, baik dalam bentuk pedoman observasi maupun tempat tugas-tugas. Dalam lembaran kerja nampak topik-topik berupa persoalan yang harus diselesaikan atau dikerjakan dalam format-format tertentu. 4. Alat Evaluasi Alat evaluasi dalam modul dapat berupa belangko observasi atau tes (soal-soal yang dikerjakan atau dijawab). Tes ini berisikan pedoman penggunaan lembaran tes, lembaran jawaban, dan kunci jawaban. Tes tersebut dapat dilakukan pada pretes maupun pada pasca tes. Dengan demikian dapat dilihat dari kemajuan anak antara sebelum dan sesudah mempelajari modul tertentu. a. Sebagai tambahan penjelasan uraian tentang modul dan cara-cara penyusunannya, secara garis besar langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun atau mengembangkan modul yaitu; merumuskan sejumlah tujuan instruksional seraca spesifik dan dalam tingkah laku yang operasional yang dapat diamati dan dapat diukur. b. Urutan tujuan-tujuan tersebut menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul tersebut. c. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliknya sebagai pra syarat untuk menempuh atau mempelajari modul tersebut (Entering Behavior). d. Menyusun alasan atau rasional akan pentingnya modul tersebut dipelajari siswa. e. Kegiatan-kegiatan belajar direncakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi seperti yang dirumuskan dalam belajarnya siswa tersebut.
  • 12. 12 f. Menyusun pascates untuk mengukur hasil belajar siswa, hingga seberapa jauh mereka menguasai tujuan-tujuan instruksional yang termuat dalam modul tersebut. g. Mempersiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu dimana mereka memerlukannya (S. Nasution, 1983: 218). E. Langkah-langkah penyusunan Modul Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah- langkah seperti berikut: 1. Menyusun kerangka modul a) Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut. b) Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi. c) Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional khusus bisa dicapai. d) Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional khusus. e) Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional. f) Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid 2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes. Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah- langkah berikut: a) Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur. b) Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu. c) Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).
  • 13. 13 d) Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga. e) Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri. f) Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul. g) Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya. F. Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa modul mempunyai keunggulan- keunggulan tertentu dibanding pengajaran biasa, namun dalam pengajaran modulpun terdapat masalah-masalah yang dapat menjadi penghambat bagi siswa, pengajar, dan administrator. a. Kesulitan bagi siswa 1. Belajar sendiri melalui modul memerlukan disiplin yang tinggi (self dicipline). Siswa harus sanggup mengatur waktu, memaksa diri untuk belajar, dan kuat terhadap gangguan-gangguan lingkungan dan teman-teman bermain. 2. Kebiasaan siswa belajar secara tatap muka dikelas melalui guru yang cenderung membuat mereka menjadi pasif, akan tetapi mengalami kesulitan-kesulitan untuk beralihkepada situasi baru yang sangat berbeda dengan pengajaran dikelas yang menuntut siswa banyak belajar secara aktif dan mandiri. b. Kesulitan bagi guru 1. Guru mendapat kesulitan dalam menyiapkan modul, sebab tidak semua guru dapat membuat modul yang memenuhi persyaratan. Modul yang baik memerlukan keahlian dan keterampilan yang profesional, disamping penyusunannya memerlukan waktu yang cukup lama.
  • 14. 14 2. Guru akan dihadapkan pada hal-hal biasa yang terjadi dalam pengajaran konvesional, sehingga menjadi pertanyaan bagi siswa-siswa, terutama menyangkut fase keseluruhan materi yang akan disampaikan. 3. Guru sulit mengontrol aktifitas siswa dengan seketika dan tidak dapat mengendalikannya sebagaimana dalam sistem klasikal, karena modul menekankan proses belajarnya yang didasarkan pada kecepatan dan lamanya waktu yang digunakan oleh masing-masing siswa. c. Kesulitan bagi administrator 1. Pengajaran modul terlalu banyak memerlukan fasilitas dan besarnya pembiayaan untuk menggandakan modul tersebut. 2. Diperlukan tenaga-tenaga untuk menyiapkan hal-hal yang berkenaan dengan uji coba modul. 3. Sulit bagi personalis untuk menyusun jadwal pengajaran yang fleksibel.
  • 15. 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Modul merupakan bahan belajar terprogram yang di susun sedemikian rupa dan di sajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, Karena modul merupakan paket program untuk keprluan belajar. Satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi. Kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain: sebagai penyedia informasi dasar karena dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai petunjuk bagi peserta didik. Dismping itu kegunaan lainnya adalah menjadi petunjuk pengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri. Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain modul, implementasi,penilaian, evaluasi, dan validasi, serta jaminan kualitas. Pengembangan suatu desain modul dilakukan dengan tahapan yaitu menetapkan strstegi pembelajaran dan media, memproduksi modul dan mengembangkan perangkat penilaian. B. Saran Demikianlah makalah yang dapat kami tulis. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca yang budiman, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan memberikan manfaat bagi pembaca dan pembuatnya. Pada akhirnya selamat membaca, memahami dan mampu mengamalkannya.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Usman, Basyiruddin. 2005 metodologi pembelajaran Agama Islam Jakarta: Ciputat Press Rusman. 2014. Model-model pembelajaran: Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali pers http://midalkonut147.blogspot.com/2015/12/prosedur-pengembangan-modul- pembelajaran.html