SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
MALARIA DALAM MTBS
dr.Minerva Theodora,MKM
Kebijakan dan Strategi Program Integrasi
Malaria dan Pelayanan Kesehatan Balita
Strategi
Kebijakan
Pelaksanaan Kegiatan
Rutin Pelayanan Terpadu
(Integrasi) Kesehatan
Balita Dilaksanakan
Melalui Pendekatan MTBS
1.Dilakukan melalui pemeriksaan malaria pada
semua balita sakit (tidak hanya demam saja)
dilakukan di kabupaten dengan API > 5 dengan
pendekatan MTBS dan lainnya
2.Pemeriksaan malaria pada balita sakit untuk
kabupaten dengan API<5 permil dilakukan
secara selektif (sesuai modul MTBS)yaitu pada
balita sakit yang :
Tinggal di desa endemis tinggi malaria/desa
merah, atau
mempunyai riwayat berkunjung/tinggal di
daerah endemis tinggi malaria dalam 1 bulan
terakhir, atau
pernah sakit malaria dalam 2 tahun terakhir
dengan pendekatan MTBS lainnya
Suatu PENDEKATAN keterpaduan dalam tatalaksana
balita sakit
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
 Meliputi pelayanan preventif, promotif dan kuratif.
 Bukan program vertikal, tetapi keterpaduan program dan pedoman klinis.
 Memudahkan pelayanan balita yang seringkali overlapping gejala.
TUJUANPELAYANANMTBS
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan
penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar.
 Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan balita.
 Memperbaiki tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif) dengan
aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan preventif)
 Menangani secara fokus penyakit anak yang merupakan penyebab
utama kematian dan kesakitan balita.
STRATEGIPELAYANANMTBS
 Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus.
 Meningkatkan akses dan cakupan maksimum untuk
layanan balita gizi buruk, dengan mendekatkan
pelayanan MTBS ke masyarakat.
 Meningkatkan penemuan kasus secara dini.
 Memperbaiki praktik keluarga & masyarakat dalam
perawatan di rumah dan pola pencarian pertolongan.
 Perawatan sampai balita sembuh.
MANFAATBAGIPROGRAM
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2
Program
 ISPA, DIARE,
HIV
 IMUNISASI
 MALARIA, DBD
 GIZI
 PENGOBATAN
 PENINGKATAN
MUTU
 PROMKES
Manfaat Yang Diperoleh
 Keterpaduan tatalaksana kasus.
 Mengurangi missed opportunities.
 Memperbaiki penanganan kasus.
 Konseling pemberian makanan/menyusui dan
memperbaiki penanganan gizi buruk
 Pemberian obat yang rasional dan baku.
 Pedoman tatalaksana balita sakit dan bayi
muda yang terstandar.
 Mencari pertolongan kesehatan secara tepat.
KEUNTUNGANPELAYANANMTBS
 Peningkatan kualitas pelayanan
 Optimalisasi dan pendayagunaan Nakes
 Rasionalisasi pemakaian obat
 Hemat biaya
 Rujukan kasus tepat waktu
 Peningkatan pengetahuan ibu dalam perawatan anak
di rumah
 Perbaikan perencanaan & manajemen kesehatan
AlatBantuUtamaPelayananMTBSdanGiziBuruk
BUKU BAGAN
FORMULIR PENCATATAN
2 BL – 5 TH < 2 BL
CaraMenentukan
KLASIFIKASI
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
BAGAN / ALGORITMA
Merah
Muda
Hijau
Kuning
Penilaian Tindakan/
Pengobatan
Klasifikasi
KLASIFIKAS
I
PenatalaksanaanDemampada
FasilitasKesehatanTingkatPertama
Minerva Theodora Simatupang dan Jeanne Rini Poespoprodjo
Pelatihan Manajemen Kasus Malaria
Tujuan
Pembelajaran
 Menatalaksana pasien dengan demam di fasilitas
pelayanan kesehatan primer menggunakan
pendekatan sindromik
 Menjelaskan tanda bahaya umum pada pasien demam
 Mengklasifikasikan kasus demam menurut kriteria
yang direkomendasikan untuk daerah transmisi
rendah dan tinggi
 Memilih pengobatan yang sesuai dengan klasifikasi
 Mengidentifikasi kasus dengan benar untuk rujukan
dan memberikan pengobatan pra-rujukan yang sesuai
 Mengidentifikasi penatalaksanaan kasus yang paling
tepat di mana rujukan tidak bisa dilakukan
Manajemen
TerpaduBalita
Sakit:Klasifikasi
demam
Pedoman Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS) mengklasifikasikan
demam berdasarkan tiga tingkat risiko
malaria:
risiko malaria tinggi: proporsi anak
demam dengan malaria >5%
risiko malaria rendah: proporsi anak
demam dengan malaria <5%;
tidak ada risiko malaria: daerah di
mana tidak ada laporan penularan
malaria lokal
Penilaianpasienanak
dengandemam
Apakah anak mengalami
demam?
Pasien anak dengan
riwayat demam atau terasa
panas atau memiliki suhu
ketiak 37,5°C
Segera diperiksa untuk
tanda-tanda bahaya dan
ciri-ciri malaria berat
TandaBahayaUmum:Jikaada,RujukSegera
Penanganan Pra-Rujukan
TanyadanCari
tanda malaria
berat
 Telapak tangan terlihat sangat pucat
 Sulit bernapas
 Buang air kecil berwarna gelap atau sedikit ?
 Ikterik (mata kuning)
 Perdarahan dari tempat suntikan
Apakahadatandapenyebabdemamyanglain?
 Periksa adanya kaku kuduk.
 Lihat apakah hidung pasien
meler/beringus (khusus untuk anak di
bawah 5 tahun).
 Cari tanda-tanda campak (khusus untuk
anak di bawah 5 tahun).
 Cari tanda-tanda infeksi lokal lainnya
seperti pembengkakan yang nyeri.
Khususdaerah
endemis
malaria
 Endemis tinggi: Semua balita sakit
(meskipun tidak demam) diperiksa
laboratorium untuk malaria
 Jika tidak ada tes malaria didaerah endemis
tinggi atau rendah:
 Klasifikasikan sebagai malaria
(termasuk dengan gejala berat)
 Jika dirujuk dengan klasifikasi berat,
tetap berikan dosis pertama artesunate
injeksi dan antibiotik dan RUJUK
SEGERA
 Tes malaria dengan RDT atau mikroskopis
DEMAM
PENILAIAN
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
MALARIA
CAMPAK
DENGUE
Untuk daerah
endemis, semua
balita sakit
(meskipun tidak
demam) yang
datang ke
Puskesmas
dilakukan Tes
Malaria
VIDEO CARA MEMERIKSA BALITA SAKIT DENGAN DEMAM pada
link: Demam - Google Drive
DEMAM-MALARIA
PENILAIAN & KLASIFIKASI
Jika demam lebih dari 14 hari dan atau berulang tanpa sebab yang jelas, lacak kemungkinan TB,
lihat lembar Diagnosis dan Pengobatan TB
Pengobatan
PenyakitBerat
denganDemam
 Harus segera di rujuk
 Perawatan pra-rujukan:
 Artesunat intravena (bisa juga
intramuskular, jika akses vena sulit)
dosis tunggal pra-rujukan atau, jika
tidak tersedia, dapat digunakan injeksi
kina atau artemeter intramuskular, dan
 Dosis pertama antibiotik yang sesuai
untuk meningitis atau infeksi bakteri
berat lainnya.
 Penanganan kondisi klinis lain:
 Koreksi hipoglikemia, jika ada
 Pemberian parasetamol jika suhu ≥38,5°C)
 Diazepam, jika kejang
Jika rujukan tidak
memungkinkan..
 Pemberian artesunate parenteral dan
antibiotik dilanjutkan, beserta terapi
suportif lain.
 Namun rujukan harus diupayakan, jika
terdapat hal2 berikut:
 masih tidak sadar setelah 2 hari
pengobatan dengan artesunate
atau arthemeter atau kina
 kejang yang tidak terkendali
 pucat parah
 gagal ginjal
 wanita hamil dengan malaria
berat
Pengobatan
Malariatanpa
tandabahaya
 Pemberian DHP sesuai berat badan
 Cari apakah ada masalah lain
dengan menggunakan bagan
MTBS:
 Apakah anak menderita batuk
dan/atau sukar bernapas?
 Apakah anak menderita diare?
 Apakah anak mempunyai
masalah telinga?
 Status gizi dan lain lain…..
 Jika ada, diberikan penanganan
sesuai alur MTBS
IDENTITASANAK
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
REGISTER RAWAT JALAN
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 4
• Diisi segera setelah selesai
pelayanan MTBS (pada hari yang
sama).
• Merupakan sumber data dan
informasi hasil pelayanan MTBS,
untuk bahan evaluasi dan
pembinaan oleh Dokter atau
Supervisor.
• Setelah divalidasi, dapat dianalisa
sebagai bahan masukan bagi
program terkait, a.l jumlah kasus
yang ditemukan dan yang
ditangani, penggunaan obat yang
rasional, dll.
• Berguna untuk pencatatan Kohort
dan Buku KIA, serta bahan
laporan bulanan.
REGISTER RAWAT JALAN BAYI MUDA UMUR < 2 BULAN
REGISTER RAWAT JALAN BALITA SAKIT UMUR 2 BL - 5 TH
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 4
CONTOH PENGISIAN REGISTER RAWAT JALAN
Kunjungan
(tgl,bln)
No urut
No Register Nama anak
Nama Ibu
Alamat
BB
(kg)
PB
(cm)
Suhu
(0
C)
Keluhan Utama
Kunjungan
Pertama/
Ulang (I/U)
Pasien Baru
atau Lama
(B/L)
Umur
(thn.bln)
Jenis
Kelamin
(L/P)
Malaria
Endemis
Malaria
Non
Endemis
LiLA ≥6 bln
(cm)
LK
(cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
22-06-22
1
001 STELLA
YANI
Jl. Guntursari II no 5 10,5 80
Batuk dan
Diare I
L 1.9 P V 12,7 47
36,8
PELAPORAN
• Hasil pelayanan MTBS dilaporkan
secara berkala melalui mekanisme
yang ada.
• Laporan hasil kunjungan balita sakit,
bayi muda termasuk neonatal,
dilakukan setiap bulan.
• Data tersebut diolah, dikelompokan
dan dijumlahkan sesuai jenis
penyakit menurut kode ICD 10.
• Data yang telah diolah dilaporkan
melalui Sistem Informasi
Puskesmas, setiap bulan, ke Dinas
Kesehatan Kab/Kota.
Register Rawat
Jalan, Kohort
SIP ( LB1,
LB2, LB3
PUSKESMAS
Dinas Kesehatan
Provinsi
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
KEMENTERAN
KESEHATAN RI
 LB1 = Laporan DataKesakitan Bulanan
 LB2 = Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO)
 LB3 = Laporan Kegiatan KIA, Gizi,
Imunisasidan Pengamatan Penyakit
Menular.
EVALUASI
 Sedikitnya sekali dalam setahun.
 Bertujuan untuk memperoleh gambaran :
 Relevansi penerapan MTBS dengan peningkatan jumlah
penemuan kasus.
 Kesesuaian jenis dan jumlah kasus dengan perencanaan,
pengadaan & penggunaan logistik.
 Kualitas pelayanan MTBS.
 Optimalisasi penggunaan biaya operasional Pusk.
 Perilaku pencarian pertolongan di masy.
 Penurunan jumlah kesakitan & kematian.
Tingkat
Puskesmas
EVALUASI
 Kesinambungan ketersediaan SDM, faktor pendukung dan biaya
operasional penerapan MTBS (termasuk supervisi fasilitatif).
 Relevansi antara penemuan kasus dengan penurunan kematian.
 Relevansi antara kasus utama dengan focus intervensi terpilih,
dikaitkan dengan perencanaan dan implementasi.
 Kolaborasi antara Dinkes dengan Fasilitas Rujukan.
 Peran organisasi profesi dalam peningkatan penerapan MTBS.
Tingkat
Kabupaten
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 4
MONEV BERKALA
KEPATUHAN
NAKES TERHADAP
STANDAR
PELAYANAN
MTBS
BENAR + LUAS
AKN
AKB
AKBal
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MALARIA DALAM MTBS2023.pptx

EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
Diandr
 
evidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdf
evidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdfevidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdf
evidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdf
Yulia Fatma Nasution
 
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
NilaWahyuningsih2
 
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxTOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
MTHORIEKIKI
 
TOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docx
TOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docxTOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docx
TOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docx
suryani636542
 
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptxILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
erlina79
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
Diandr
 

Similar to MALARIA DALAM MTBS2023.pptx (20)

EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
 
evidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdf
evidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdfevidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdf
evidencebasedpracticepadapelayanankehamilan-220922101045-6d42bad4.pdf
 
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptxSosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
 
Strategi mtbs new
Strategi mtbs newStrategi mtbs new
Strategi mtbs new
 
Pedoman mtbs
Pedoman mtbsPedoman mtbs
Pedoman mtbs
 
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
 
Mtbs dr. yulia
Mtbs   dr. yuliaMtbs   dr. yulia
Mtbs dr. yulia
 
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxTOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
 
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
 
Materi Mtbs
Materi MtbsMateri Mtbs
Materi Mtbs
 
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukanKb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan.pengobatan prarujukan
 
Materi MTBS.ppt
Materi MTBS.pptMateri MTBS.ppt
Materi MTBS.ppt
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.ppt
 
TOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docx
TOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docxTOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docx
TOR PKM. RASTIM 2022 fiks.docx
 
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptxILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
 
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTAREVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
 
ANC TERPADU.pptx
ANC TERPADU.pptxANC TERPADU.pptx
ANC TERPADU.pptx
 
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdfV2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
V2_Dir. PKP_Peran FKTP dalam Penanggulangan PTM (1).pdf
 

Recently uploaded

Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandunganKimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
ZulAzhri
 
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptxPresentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
YesicaAprilliaPutriA
 
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandunganKimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandunganKimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
Obat Cytotec
 

Recently uploaded (20)

Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandunganKimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Jambi jual obat penggugur kandungan
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptxmateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
 
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptxPresentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandunganKimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Singkawang jual obat penggugur kandungan
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
Sosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptx
Sosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptxSosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptx
Sosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptx
 
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandunganKimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
 
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfbuku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxKONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
 
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
 

MALARIA DALAM MTBS2023.pptx

  • 2. Kebijakan dan Strategi Program Integrasi Malaria dan Pelayanan Kesehatan Balita Strategi Kebijakan Pelaksanaan Kegiatan Rutin Pelayanan Terpadu (Integrasi) Kesehatan Balita Dilaksanakan Melalui Pendekatan MTBS 1.Dilakukan melalui pemeriksaan malaria pada semua balita sakit (tidak hanya demam saja) dilakukan di kabupaten dengan API > 5 dengan pendekatan MTBS dan lainnya 2.Pemeriksaan malaria pada balita sakit untuk kabupaten dengan API<5 permil dilakukan secara selektif (sesuai modul MTBS)yaitu pada balita sakit yang : Tinggal di desa endemis tinggi malaria/desa merah, atau mempunyai riwayat berkunjung/tinggal di daerah endemis tinggi malaria dalam 1 bulan terakhir, atau pernah sakit malaria dalam 2 tahun terakhir dengan pendekatan MTBS lainnya
  • 3. Suatu PENDEKATAN keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama  Meliputi pelayanan preventif, promotif dan kuratif.  Bukan program vertikal, tetapi keterpaduan program dan pedoman klinis.  Memudahkan pelayanan balita yang seringkali overlapping gejala.
  • 4. TUJUANPELAYANANMTBS Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2  Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar.  Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan balita.  Memperbaiki tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling (promotif dan preventif)  Menangani secara fokus penyakit anak yang merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan balita.
  • 5. STRATEGIPELAYANANMTBS  Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus.  Meningkatkan akses dan cakupan maksimum untuk layanan balita gizi buruk, dengan mendekatkan pelayanan MTBS ke masyarakat.  Meningkatkan penemuan kasus secara dini.  Memperbaiki praktik keluarga & masyarakat dalam perawatan di rumah dan pola pencarian pertolongan.  Perawatan sampai balita sembuh.
  • 6. MANFAATBAGIPROGRAM Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD.2 Program  ISPA, DIARE, HIV  IMUNISASI  MALARIA, DBD  GIZI  PENGOBATAN  PENINGKATAN MUTU  PROMKES Manfaat Yang Diperoleh  Keterpaduan tatalaksana kasus.  Mengurangi missed opportunities.  Memperbaiki penanganan kasus.  Konseling pemberian makanan/menyusui dan memperbaiki penanganan gizi buruk  Pemberian obat yang rasional dan baku.  Pedoman tatalaksana balita sakit dan bayi muda yang terstandar.  Mencari pertolongan kesehatan secara tepat.
  • 7. KEUNTUNGANPELAYANANMTBS  Peningkatan kualitas pelayanan  Optimalisasi dan pendayagunaan Nakes  Rasionalisasi pemakaian obat  Hemat biaya  Rujukan kasus tepat waktu  Peningkatan pengetahuan ibu dalam perawatan anak di rumah  Perbaikan perencanaan & manajemen kesehatan
  • 9. CaraMenentukan KLASIFIKASI Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
  • 10. BAGAN / ALGORITMA Merah Muda Hijau Kuning Penilaian Tindakan/ Pengobatan Klasifikasi KLASIFIKAS I
  • 11. PenatalaksanaanDemampada FasilitasKesehatanTingkatPertama Minerva Theodora Simatupang dan Jeanne Rini Poespoprodjo Pelatihan Manajemen Kasus Malaria
  • 12. Tujuan Pembelajaran  Menatalaksana pasien dengan demam di fasilitas pelayanan kesehatan primer menggunakan pendekatan sindromik  Menjelaskan tanda bahaya umum pada pasien demam  Mengklasifikasikan kasus demam menurut kriteria yang direkomendasikan untuk daerah transmisi rendah dan tinggi  Memilih pengobatan yang sesuai dengan klasifikasi  Mengidentifikasi kasus dengan benar untuk rujukan dan memberikan pengobatan pra-rujukan yang sesuai  Mengidentifikasi penatalaksanaan kasus yang paling tepat di mana rujukan tidak bisa dilakukan
  • 13. Manajemen TerpaduBalita Sakit:Klasifikasi demam Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) mengklasifikasikan demam berdasarkan tiga tingkat risiko malaria: risiko malaria tinggi: proporsi anak demam dengan malaria >5% risiko malaria rendah: proporsi anak demam dengan malaria <5%; tidak ada risiko malaria: daerah di mana tidak ada laporan penularan malaria lokal
  • 14. Penilaianpasienanak dengandemam Apakah anak mengalami demam? Pasien anak dengan riwayat demam atau terasa panas atau memiliki suhu ketiak 37,5°C Segera diperiksa untuk tanda-tanda bahaya dan ciri-ciri malaria berat
  • 16. TanyadanCari tanda malaria berat  Telapak tangan terlihat sangat pucat  Sulit bernapas  Buang air kecil berwarna gelap atau sedikit ?  Ikterik (mata kuning)  Perdarahan dari tempat suntikan
  • 17. Apakahadatandapenyebabdemamyanglain?  Periksa adanya kaku kuduk.  Lihat apakah hidung pasien meler/beringus (khusus untuk anak di bawah 5 tahun).  Cari tanda-tanda campak (khusus untuk anak di bawah 5 tahun).  Cari tanda-tanda infeksi lokal lainnya seperti pembengkakan yang nyeri.
  • 18. Khususdaerah endemis malaria  Endemis tinggi: Semua balita sakit (meskipun tidak demam) diperiksa laboratorium untuk malaria  Jika tidak ada tes malaria didaerah endemis tinggi atau rendah:  Klasifikasikan sebagai malaria (termasuk dengan gejala berat)  Jika dirujuk dengan klasifikasi berat, tetap berikan dosis pertama artesunate injeksi dan antibiotik dan RUJUK SEGERA  Tes malaria dengan RDT atau mikroskopis
  • 19.
  • 20. DEMAM PENILAIAN Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2 MALARIA CAMPAK DENGUE Untuk daerah endemis, semua balita sakit (meskipun tidak demam) yang datang ke Puskesmas dilakukan Tes Malaria VIDEO CARA MEMERIKSA BALITA SAKIT DENGAN DEMAM pada link: Demam - Google Drive
  • 21. DEMAM-MALARIA PENILAIAN & KLASIFIKASI Jika demam lebih dari 14 hari dan atau berulang tanpa sebab yang jelas, lacak kemungkinan TB, lihat lembar Diagnosis dan Pengobatan TB
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25. Pengobatan PenyakitBerat denganDemam  Harus segera di rujuk  Perawatan pra-rujukan:  Artesunat intravena (bisa juga intramuskular, jika akses vena sulit) dosis tunggal pra-rujukan atau, jika tidak tersedia, dapat digunakan injeksi kina atau artemeter intramuskular, dan  Dosis pertama antibiotik yang sesuai untuk meningitis atau infeksi bakteri berat lainnya.  Penanganan kondisi klinis lain:  Koreksi hipoglikemia, jika ada  Pemberian parasetamol jika suhu ≥38,5°C)  Diazepam, jika kejang
  • 26.
  • 27. Jika rujukan tidak memungkinkan..  Pemberian artesunate parenteral dan antibiotik dilanjutkan, beserta terapi suportif lain.  Namun rujukan harus diupayakan, jika terdapat hal2 berikut:  masih tidak sadar setelah 2 hari pengobatan dengan artesunate atau arthemeter atau kina  kejang yang tidak terkendali  pucat parah  gagal ginjal  wanita hamil dengan malaria berat
  • 28. Pengobatan Malariatanpa tandabahaya  Pemberian DHP sesuai berat badan  Cari apakah ada masalah lain dengan menggunakan bagan MTBS:  Apakah anak menderita batuk dan/atau sukar bernapas?  Apakah anak menderita diare?  Apakah anak mempunyai masalah telinga?  Status gizi dan lain lain…..  Jika ada, diberikan penanganan sesuai alur MTBS
  • 29. IDENTITASANAK Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 2
  • 30. REGISTER RAWAT JALAN Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 4 • Diisi segera setelah selesai pelayanan MTBS (pada hari yang sama). • Merupakan sumber data dan informasi hasil pelayanan MTBS, untuk bahan evaluasi dan pembinaan oleh Dokter atau Supervisor. • Setelah divalidasi, dapat dianalisa sebagai bahan masukan bagi program terkait, a.l jumlah kasus yang ditemukan dan yang ditangani, penggunaan obat yang rasional, dll. • Berguna untuk pencatatan Kohort dan Buku KIA, serta bahan laporan bulanan. REGISTER RAWAT JALAN BAYI MUDA UMUR < 2 BULAN REGISTER RAWAT JALAN BALITA SAKIT UMUR 2 BL - 5 TH
  • 31. Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 4 CONTOH PENGISIAN REGISTER RAWAT JALAN Kunjungan (tgl,bln) No urut No Register Nama anak Nama Ibu Alamat BB (kg) PB (cm) Suhu (0 C) Keluhan Utama Kunjungan Pertama/ Ulang (I/U) Pasien Baru atau Lama (B/L) Umur (thn.bln) Jenis Kelamin (L/P) Malaria Endemis Malaria Non Endemis LiLA ≥6 bln (cm) LK (cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 22-06-22 1 001 STELLA YANI Jl. Guntursari II no 5 10,5 80 Batuk dan Diare I L 1.9 P V 12,7 47 36,8
  • 32. PELAPORAN • Hasil pelayanan MTBS dilaporkan secara berkala melalui mekanisme yang ada. • Laporan hasil kunjungan balita sakit, bayi muda termasuk neonatal, dilakukan setiap bulan. • Data tersebut diolah, dikelompokan dan dijumlahkan sesuai jenis penyakit menurut kode ICD 10. • Data yang telah diolah dilaporkan melalui Sistem Informasi Puskesmas, setiap bulan, ke Dinas Kesehatan Kab/Kota. Register Rawat Jalan, Kohort SIP ( LB1, LB2, LB3 PUSKESMAS Dinas Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota KEMENTERAN KESEHATAN RI  LB1 = Laporan DataKesakitan Bulanan  LB2 = Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)  LB3 = Laporan Kegiatan KIA, Gizi, Imunisasidan Pengamatan Penyakit Menular.
  • 33. EVALUASI  Sedikitnya sekali dalam setahun.  Bertujuan untuk memperoleh gambaran :  Relevansi penerapan MTBS dengan peningkatan jumlah penemuan kasus.  Kesesuaian jenis dan jumlah kasus dengan perencanaan, pengadaan & penggunaan logistik.  Kualitas pelayanan MTBS.  Optimalisasi penggunaan biaya operasional Pusk.  Perilaku pencarian pertolongan di masy.  Penurunan jumlah kesakitan & kematian. Tingkat Puskesmas
  • 34. EVALUASI  Kesinambungan ketersediaan SDM, faktor pendukung dan biaya operasional penerapan MTBS (termasuk supervisi fasilitatif).  Relevansi antara penemuan kasus dengan penurunan kematian.  Relevansi antara kasus utama dengan focus intervensi terpilih, dikaitkan dengan perencanaan dan implementasi.  Kolaborasi antara Dinkes dengan Fasilitas Rujukan.  Peran organisasi profesi dalam peningkatan penerapan MTBS. Tingkat Kabupaten
  • 35. Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI 4 MONEV BERKALA KEPATUHAN NAKES TERHADAP STANDAR PELAYANAN MTBS BENAR + LUAS AKN AKB AKBal