SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Universitas Sebelas Maret
Bahan Konstruksi Teknik Kimia
KOROSI
Ahmad Jihad
I0517004
Pengertian Korosi
2
Definisi Korosi
Korosi didefinisikan sebagai kerusakan suatu
logam atau campuran logam (alloy) karena
bereaksi secara kimia atau secara
elektrokimia dengan lingkungan atau
medium.
3
Faktor yang mempengaruhi korosi
4
Faktor Korosi
1. Faktor yang terkait dengan Logam
• Letak logam dalam deret aktivitas
• Kemurnian Logam
• Oksida atau kondisi permukaan logam
• Kelarutan garam-garam logam
2. Faktor yang terkait dengan Medium Pengkorosi
• Korosi atmosferis  oksigen, uap air, karbondioksida (lingkungan umum),
+ sodium klorida (lingkungan dekat laut), + hidrogen sulfida dan sulfur
dioksida (lingkungan industri)
• Korosi Logam yang tercelup cairan  Temperatur, pH, konsentrasi,
kecepatan (velocity), kondisi oksidasi dan reduksi, impuritas
3. Faktor yang terkait dengan Pengaruh Luar
• Aerasi diferensial
• Kehadiran bakteri (mikroba)
• Kehadiran logam katodik
• Adanya tegangan (stress) 5
Jenis-jenis korosi
6
Errosion Corrosion
(korosi erosi)
 Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan
logam yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat
sehingga merusak permukaan logam dan lapisan film
pelindung.
 Korosi erosi juga dapat terjadi karena efek-efek
mekanik yang terjadi pada permukaan logam, misalnya
: pengausan, abrasi dan gesekan. Logam yang
mengalami korosi erosi akan menimbulkan bagian-
bagian yang kasar dan tajam.
 Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller
 Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
1. Pilih bahan dengan ketahanan korosi yang baik
2. Diberi coating/pelapisan
3. Diberikan inhibitor
4. Hindari aliran fluida yang terlalu deras 7
Errosion Corrosion
(korosi erosi)
Faktor yang mempengaruhi
 Ketebalan permukaan film
 Kecepatan, bertambahnya kecepatan secara umum
akan mengakibatkan bertambahnya pengikisan
terutama jika diselubungi aliran yang berkecepatan
kuat.
 Turbulen, turbulen mengakibatkan gerakan cairan lebih
besar pada permukaan logam dibanding laminar dan
terjadi persentuhan yang lebih antara logam dengan
sekitarnya
 Efek galvanic dan sifat metal/campuran
8
Mekanisme Korosi Erosi
9
Skema Korosi Erosi Pada
Pipa
Proses terjadinya korosi erosi secara umum adalh
1. Terjadi serangan oleh gelembung udara yang menempel di
permukaan lapisan pelindung logam, karena adanya aliran
turbulen yang melintas di atas permukaan logam tersebut.
2. Gelembung udara tersebut mengikis dan merusak lapisan
peindung.
3. Laju korosi semakin meningkat, karena lapisan pelindung telah
hilang. Logam yang berada di bawah lapisan pelindung mulai
terkorosi, sehingga membentuk cekungan, kemudian terjadi
pembentukan kembali lapisan pelindung dan logam, menjadi
tidak rata
4. Bila aliran terus mengalir, maka akan terjadi serangan kembali
oleh gelembung udara yang terbawa aliran. Serangan ini akan
mengikis dan merusak lapisan pelindung yang baru saja
terbentuk, rusaknya lapisan pelindung tersebut akan
mengakibatkan serangan lebih lanjut pada logam yang lebih
dalam sampai membentuk cekungan.
Contoh Korosi Erosi
10
Korosi erosi pada pipa Lubang akibat korosi erosi
Crevice corrosion
(korosi celah)
 Korosi jenis ini diakibatkan adanya kontak antara logam
dengan permukaan non-logam. Selain itu dapat juga
diakibatkan oleh adanya cairan atau suspensi Yang
mengendap pada Permukaan logam
 Biasanya terjadi pada logam Yang yang terekspose
pada daerah korosif
 Secara visual korosi celah dapat dengan mudah
dikenali.
11
Crevice corrosion
(korosi celah)
Tahap — tahap terjadinya korosi celah:
 Pada daerah celah tempat jebakan air, terjadi penipisan
kadar oksigen sehingga pembentukan OH- terhambat.
Akibatnya terjadi kekurangan ion negatif.
 lon negatif dari luar celah, misal ion Cl- berdifusi masuk
ke dalam celah untuk menyeimbangkan muatan.
 lon M+ terhidrolisis sehingga menyebabkan penurunan
pH di dalam celah
 Penurunan pH menyebabkan reaksi korosi semakin
parah
Korosi celah ini bersifat autokatalitik artinya begitu reaksi
awal terjadi, sel — sel tidak lagi bergantung pada keadaan
luar 12
Crevice corrosion
(korosi celah)
Pengendalian korosi celah dapat dilakukan dengan cara:
(1) memilih material yang tahan korosi.
(2) Menurunkan agresifitas larutan dengan menurunkan
kandungan Klorida, keasaman dan atau temperaturnya,
menghambat aliran proses pembentukan deposit, dan
mengeliminasi terakumulasinya hidrolisa produk korosi.
(3) Memberi unsur penghambat di larutan (inhibitors). Penerapan
cara ini harus diperhitungkan dengan baik, karena apabila
kandungan inhibitor yang terdapat dilarutan tidak cukup, maka
pada beberapa bagian peralatan dapat terjadi kerusakan berupa
lubang kecil yang dalam.
(4) Menggunakan protekasi katodik untuk peralatan yang
digunakan di lingkungan laut, tetapi cara ini tidak selalu menjadi
pilihan yang memungkinkan untuk aliran proses kimia yang
agresif.
13
Crevice corrosion
(korosi celah)
(5) Melakukan perencanaan dengan menghindari adanya celah-
celah. Peralatan harus direncanakan lengkap dengan saluran
pembuangan dan menghindarkan daerah yang menyebabkan
tertahannya atau mengendapnya larutan. Sambungan las temu
(butt-joint) pada struktur akan lebih baik diaplikasikan dibanding
sambungan paku keling atau sambungan ulir.
(6) Membersihkan permukaan logam apabila memungkinkan,
akan menurunkan terjadinya korosi sumuran dan korosi celah.
14
Contoh Korosi Celah
15
Korosi Celah Pada Sambungan
Pipa
Mekanisme Korosi Celah
Intergranular
Corrosion
 Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut
"intercrystalline korosi" atau "korosi interdendritik".
Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi
sepanjang batas butir dan jenis korosi ini sering disebut
"intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau
hanya "intergranular stress corrosion cracking".
 Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini
diawali dari beda potensial dalam komposisi, seperti
sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan
casting. Pengendapan pada batas butir, terutama
kromium karbida dalam baja tahan karat, merupakan
mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi
intergranular.Secara visual korosi celah dapat dengan
mudah dikenali. 16
Intergranular
Corrosion
 Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
1. Menurunkan kadar karbon hingga dibawah 0,03%.
2. Menambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.
3. Melakukan pendinginan cepat dari temperatur tinggi.
4. Hindari pengelasan
17
Korosi Intergranular
18
Korosi Intergranular Pada Pipa Skema korosi intergranular korosi intergranular secara
mikroskopis
 Korosi filiform adalah bentuk khusus dari
korosi yang terjadi di bawah beberapa
lapisan tipis (under some thin coatings)
yang berbentuk filament atau seperti
benang yang didistribusikan secara acak.
 Korosi filiform juga dikenal sebagai "Korosi
lapisan bawah" atau "korosi filamen"
19
Korosi
Filiform
Korosi
Filiform
 Korosi filiform terjadi pada permukaan logam
yang dilapisi dengan film organik tipis (thin
organic films) yang biasanya setebal 0,1 mm.
 Pola korosi ditandai dengan munculnya filamen
halus yang berasal dari satu atau lebih sumber
dalam arah semi acak.
 Filamen adalah terowongan halus yang terdiri
dari produk korosi di bawah lapisan yang
menggelembung dan retak.
 Korosi filiform atau korosi underfilm dapat dicegah
dengan cara berikut:
1. Mengendalikan kelembaban relatif
2. Menggunakan pelapis yang bersifat getas
20
Korosi
Filiform
 Mekanisme terjadinya korosi ini merupakan
kasus khusus untuk jenis korosi celah. Selama
pertumbuhannya, pada bagian kepala, zat
seperti H2O dan O2 dari udara luar masuk
secara osmosis. Kedua unsur ini selanjutnya
bereaksi dengan ion Fe konsentrasi tinggi
membentuk oksida Fe. H2O dan O2 ini akan
berdifusi masuk kebagian kepala dan keluar
dari bagian ekor secara terus menerus, korosi
tertahan dibagian kepala dimana hidrolisa yang
terjadi dibagian kepala menyebabkan
lingkungan yang bersifat asam, sehingga korosi
ini dapat menyebar secara otomatis
21
Korosi Filiform
22
Korosi filiform dari timah baja
berlapis
Korosi filiform pada substrat baja
Korosi filiform pada
alumunium yang dicat
Fretting corrosion
 Fretting corrosion adalah korosi yang terjadi pada
konstruksi yang bergerak dengan mengalami gesekan.
 Jenis korosi ini biasa terjadi pada sumbu yang berputar
dan bergesekan.
 Material logam yang berputar dan tergesek tersebut
mengalami keausan akibat gesekan dan mengalami
korosi secara bersamaan. Karena sempitnya clearance
maka corrosion product ikut berputar bersama logam
yang terkorosi.
 Korosi jenis ini mengakibatkan konstruksi menjadi
longgar, menambah clearance ataupun mengurangi
tingkat kedapnya packing atau sealing.
23
Fretting corrosion
 Fretting corrosion mengacu pada kerusakan korosi pada
tingkat permukaan kontak. Kerusakan ini diinduksi di
bawah beban dan di hadapan gerakan permukaan relatif
berulang, seperti diinduksi misalnya dengan getaran.
Lubang atau alur dan serpihan oksida menjadi ciri
kerusakan ini, biasanya ditemukan pada mesin, rakitan
baut, dan bantalan bola atau rol.
 Fretting Corrosion akan terjadi jika:
1. Interface dalam kondisi pembebanan.
2. Terjadi getaran atau gerakan relatif yang berulang
diantara dua permukaan.
3. Beban dan getaran aktif dari interface mampu
menghasilkan slip atau deformasi pada
permukaannya. 24
Fretting corrosion
Pencegahan:
 Pelumasan dengan oli karena dapat mengurangi gesekan
dan menghambat oksidasi.
 Menaikkan harga kekerasan dari salah satu atau kedua
material yang bersinggungan.
 Menaikkan gesekan antara material-material yang
dipasangkan dengan memperkasar permukaan.
 Menggunakan gasket untuk meredam getaran dan
memindahkan oksigen pada permukaan bantal.
 Menaikkan beban untuk mengurangi slip antara
pasangan-pasangan material.
 Menurunkan beban pada permukaan bantalan.
 Menaikkan kecepatan relatif antar bagian-bagian untuk
mengurangi serangan korosi.
25
Fretting corrosion
26
THANK YOU!
Ahmad Jihad (I0517004)

More Related Content

What's hot

Cathodic protection system
Cathodic protection systemCathodic protection system
Cathodic protection systemuyuz_mt12
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanONi NaFitri
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikcakbentra
 
Perhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju KorosiPerhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju Korosiyusi arisandi
 
"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" AyakanHilya Fithri
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggidaswan wawan
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRsartikot
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanichsan_madya
 

What's hot (20)

Cathodic protection system
Cathodic protection systemCathodic protection system
Cathodic protection system
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
 
Filtrasi
FiltrasiFiltrasi
Filtrasi
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
 
Perhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju KorosiPerhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju Korosi
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan
 
Dasar2 Elektroplating
Dasar2 ElektroplatingDasar2 Elektroplating
Dasar2 Elektroplating
 
Kavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompaKavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompa
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggi
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
viskositas
viskositasviskositas
viskositas
 

Similar to jenis-jenis korosi

jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmaniRafi Dwi Rachmani
 
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxWindiAmilia
 
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.pptMaterial-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.pptMuktarSinaga
 
Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11erin eriyanti
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosiBeny Firiya
 
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5Korosi kuliah5
Korosi kuliah5politenik
 
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Aliem Sgralhtobat
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosiadimasmc
 
Tugas korosi iii
Tugas korosi iiiTugas korosi iii
Tugas korosi iiideddy aries
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiayahyakurnia23
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiayahyakurnia23
 
Jenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfJenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfKimAydiw1
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi21 Memento
 
Presentasi tugas ii (korosi)
Presentasi tugas ii (korosi)Presentasi tugas ii (korosi)
Presentasi tugas ii (korosi)deddy aries
 

Similar to jenis-jenis korosi (20)

jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
 
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
 
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.pptMaterial-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
 
Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
 
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5Korosi kuliah5
Korosi kuliah5
 
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
 
Tugas korosi iii
Tugas korosi iiiTugas korosi iii
Tugas korosi iii
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Jenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfJenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdf
 
korosi
korosikorosi
korosi
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
PPT KIMIA KOROSI
PPT KIMIA KOROSIPPT KIMIA KOROSI
PPT KIMIA KOROSI
 
materi korosi.pptx
materi korosi.pptxmateri korosi.pptx
materi korosi.pptx
 
Presentasi tugas ii (korosi)
Presentasi tugas ii (korosi)Presentasi tugas ii (korosi)
Presentasi tugas ii (korosi)
 

More from Ahmad Jihad Almuhdhor

More from Ahmad Jihad Almuhdhor (16)

Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
Tips Membangun Growth Mindset Sejak Dini!
 
Designing Energy Efficient Equipment
Designing Energy Efficient EquipmentDesigning Energy Efficient Equipment
Designing Energy Efficient Equipment
 
Apa itu LEAN
Apa itu LEANApa itu LEAN
Apa itu LEAN
 
Mengetahui Karakteristik Lawan Bicara
Mengetahui Karakteristik Lawan BicaraMengetahui Karakteristik Lawan Bicara
Mengetahui Karakteristik Lawan Bicara
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUMEFRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: PERBEDAAN CV DAN RESUME
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLYFRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: MEMBUAT RESUME YANG ATS FRIENDLY
 
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
FRESH GRADUATE HARUS TAHU: APA ITU APPLICANT TRACKING SYSTEM?
 
Minyak dan Gas Bumi
Minyak dan Gas BumiMinyak dan Gas Bumi
Minyak dan Gas Bumi
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
 
Produksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPKProduksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPK
 
Metode pengujian korosi
Metode pengujian korosiMetode pengujian korosi
Metode pengujian korosi
 
Komposit
KompositKomposit
Komposit
 
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanolAnalisis mikroorganisme pembuat bioetanol
Analisis mikroorganisme pembuat bioetanol
 
Analisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRFAnalisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRF
 
Kromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cairKromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cair
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 

jenis-jenis korosi

  • 1. Universitas Sebelas Maret Bahan Konstruksi Teknik Kimia KOROSI Ahmad Jihad I0517004
  • 3. Definisi Korosi Korosi didefinisikan sebagai kerusakan suatu logam atau campuran logam (alloy) karena bereaksi secara kimia atau secara elektrokimia dengan lingkungan atau medium. 3
  • 5. Faktor Korosi 1. Faktor yang terkait dengan Logam • Letak logam dalam deret aktivitas • Kemurnian Logam • Oksida atau kondisi permukaan logam • Kelarutan garam-garam logam 2. Faktor yang terkait dengan Medium Pengkorosi • Korosi atmosferis  oksigen, uap air, karbondioksida (lingkungan umum), + sodium klorida (lingkungan dekat laut), + hidrogen sulfida dan sulfur dioksida (lingkungan industri) • Korosi Logam yang tercelup cairan  Temperatur, pH, konsentrasi, kecepatan (velocity), kondisi oksidasi dan reduksi, impuritas 3. Faktor yang terkait dengan Pengaruh Luar • Aerasi diferensial • Kehadiran bakteri (mikroba) • Kehadiran logam katodik • Adanya tegangan (stress) 5
  • 7. Errosion Corrosion (korosi erosi)  Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak permukaan logam dan lapisan film pelindung.  Korosi erosi juga dapat terjadi karena efek-efek mekanik yang terjadi pada permukaan logam, misalnya : pengausan, abrasi dan gesekan. Logam yang mengalami korosi erosi akan menimbulkan bagian- bagian yang kasar dan tajam.  Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller  Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara : 1. Pilih bahan dengan ketahanan korosi yang baik 2. Diberi coating/pelapisan 3. Diberikan inhibitor 4. Hindari aliran fluida yang terlalu deras 7
  • 8. Errosion Corrosion (korosi erosi) Faktor yang mempengaruhi  Ketebalan permukaan film  Kecepatan, bertambahnya kecepatan secara umum akan mengakibatkan bertambahnya pengikisan terutama jika diselubungi aliran yang berkecepatan kuat.  Turbulen, turbulen mengakibatkan gerakan cairan lebih besar pada permukaan logam dibanding laminar dan terjadi persentuhan yang lebih antara logam dengan sekitarnya  Efek galvanic dan sifat metal/campuran 8
  • 9. Mekanisme Korosi Erosi 9 Skema Korosi Erosi Pada Pipa Proses terjadinya korosi erosi secara umum adalh 1. Terjadi serangan oleh gelembung udara yang menempel di permukaan lapisan pelindung logam, karena adanya aliran turbulen yang melintas di atas permukaan logam tersebut. 2. Gelembung udara tersebut mengikis dan merusak lapisan peindung. 3. Laju korosi semakin meningkat, karena lapisan pelindung telah hilang. Logam yang berada di bawah lapisan pelindung mulai terkorosi, sehingga membentuk cekungan, kemudian terjadi pembentukan kembali lapisan pelindung dan logam, menjadi tidak rata 4. Bila aliran terus mengalir, maka akan terjadi serangan kembali oleh gelembung udara yang terbawa aliran. Serangan ini akan mengikis dan merusak lapisan pelindung yang baru saja terbentuk, rusaknya lapisan pelindung tersebut akan mengakibatkan serangan lebih lanjut pada logam yang lebih dalam sampai membentuk cekungan.
  • 10. Contoh Korosi Erosi 10 Korosi erosi pada pipa Lubang akibat korosi erosi
  • 11. Crevice corrosion (korosi celah)  Korosi jenis ini diakibatkan adanya kontak antara logam dengan permukaan non-logam. Selain itu dapat juga diakibatkan oleh adanya cairan atau suspensi Yang mengendap pada Permukaan logam  Biasanya terjadi pada logam Yang yang terekspose pada daerah korosif  Secara visual korosi celah dapat dengan mudah dikenali. 11
  • 12. Crevice corrosion (korosi celah) Tahap — tahap terjadinya korosi celah:  Pada daerah celah tempat jebakan air, terjadi penipisan kadar oksigen sehingga pembentukan OH- terhambat. Akibatnya terjadi kekurangan ion negatif.  lon negatif dari luar celah, misal ion Cl- berdifusi masuk ke dalam celah untuk menyeimbangkan muatan.  lon M+ terhidrolisis sehingga menyebabkan penurunan pH di dalam celah  Penurunan pH menyebabkan reaksi korosi semakin parah Korosi celah ini bersifat autokatalitik artinya begitu reaksi awal terjadi, sel — sel tidak lagi bergantung pada keadaan luar 12
  • 13. Crevice corrosion (korosi celah) Pengendalian korosi celah dapat dilakukan dengan cara: (1) memilih material yang tahan korosi. (2) Menurunkan agresifitas larutan dengan menurunkan kandungan Klorida, keasaman dan atau temperaturnya, menghambat aliran proses pembentukan deposit, dan mengeliminasi terakumulasinya hidrolisa produk korosi. (3) Memberi unsur penghambat di larutan (inhibitors). Penerapan cara ini harus diperhitungkan dengan baik, karena apabila kandungan inhibitor yang terdapat dilarutan tidak cukup, maka pada beberapa bagian peralatan dapat terjadi kerusakan berupa lubang kecil yang dalam. (4) Menggunakan protekasi katodik untuk peralatan yang digunakan di lingkungan laut, tetapi cara ini tidak selalu menjadi pilihan yang memungkinkan untuk aliran proses kimia yang agresif. 13
  • 14. Crevice corrosion (korosi celah) (5) Melakukan perencanaan dengan menghindari adanya celah- celah. Peralatan harus direncanakan lengkap dengan saluran pembuangan dan menghindarkan daerah yang menyebabkan tertahannya atau mengendapnya larutan. Sambungan las temu (butt-joint) pada struktur akan lebih baik diaplikasikan dibanding sambungan paku keling atau sambungan ulir. (6) Membersihkan permukaan logam apabila memungkinkan, akan menurunkan terjadinya korosi sumuran dan korosi celah. 14
  • 15. Contoh Korosi Celah 15 Korosi Celah Pada Sambungan Pipa Mekanisme Korosi Celah
  • 16. Intergranular Corrosion  Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut "intercrystalline korosi" atau "korosi interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang batas butir dan jenis korosi ini sering disebut "intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau hanya "intergranular stress corrosion cracking".  Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari beda potensial dalam komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium karbida dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi intergranular.Secara visual korosi celah dapat dengan mudah dikenali. 16
  • 17. Intergranular Corrosion  Korosi ini dapat dicegah dengan cara : 1. Menurunkan kadar karbon hingga dibawah 0,03%. 2. Menambahkan paduan yang dapat mengikat karbon. 3. Melakukan pendinginan cepat dari temperatur tinggi. 4. Hindari pengelasan 17
  • 18. Korosi Intergranular 18 Korosi Intergranular Pada Pipa Skema korosi intergranular korosi intergranular secara mikroskopis
  • 19.  Korosi filiform adalah bentuk khusus dari korosi yang terjadi di bawah beberapa lapisan tipis (under some thin coatings) yang berbentuk filament atau seperti benang yang didistribusikan secara acak.  Korosi filiform juga dikenal sebagai "Korosi lapisan bawah" atau "korosi filamen" 19 Korosi Filiform
  • 20. Korosi Filiform  Korosi filiform terjadi pada permukaan logam yang dilapisi dengan film organik tipis (thin organic films) yang biasanya setebal 0,1 mm.  Pola korosi ditandai dengan munculnya filamen halus yang berasal dari satu atau lebih sumber dalam arah semi acak.  Filamen adalah terowongan halus yang terdiri dari produk korosi di bawah lapisan yang menggelembung dan retak.  Korosi filiform atau korosi underfilm dapat dicegah dengan cara berikut: 1. Mengendalikan kelembaban relatif 2. Menggunakan pelapis yang bersifat getas 20
  • 21. Korosi Filiform  Mekanisme terjadinya korosi ini merupakan kasus khusus untuk jenis korosi celah. Selama pertumbuhannya, pada bagian kepala, zat seperti H2O dan O2 dari udara luar masuk secara osmosis. Kedua unsur ini selanjutnya bereaksi dengan ion Fe konsentrasi tinggi membentuk oksida Fe. H2O dan O2 ini akan berdifusi masuk kebagian kepala dan keluar dari bagian ekor secara terus menerus, korosi tertahan dibagian kepala dimana hidrolisa yang terjadi dibagian kepala menyebabkan lingkungan yang bersifat asam, sehingga korosi ini dapat menyebar secara otomatis 21
  • 22. Korosi Filiform 22 Korosi filiform dari timah baja berlapis Korosi filiform pada substrat baja Korosi filiform pada alumunium yang dicat
  • 23. Fretting corrosion  Fretting corrosion adalah korosi yang terjadi pada konstruksi yang bergerak dengan mengalami gesekan.  Jenis korosi ini biasa terjadi pada sumbu yang berputar dan bergesekan.  Material logam yang berputar dan tergesek tersebut mengalami keausan akibat gesekan dan mengalami korosi secara bersamaan. Karena sempitnya clearance maka corrosion product ikut berputar bersama logam yang terkorosi.  Korosi jenis ini mengakibatkan konstruksi menjadi longgar, menambah clearance ataupun mengurangi tingkat kedapnya packing atau sealing. 23
  • 24. Fretting corrosion  Fretting corrosion mengacu pada kerusakan korosi pada tingkat permukaan kontak. Kerusakan ini diinduksi di bawah beban dan di hadapan gerakan permukaan relatif berulang, seperti diinduksi misalnya dengan getaran. Lubang atau alur dan serpihan oksida menjadi ciri kerusakan ini, biasanya ditemukan pada mesin, rakitan baut, dan bantalan bola atau rol.  Fretting Corrosion akan terjadi jika: 1. Interface dalam kondisi pembebanan. 2. Terjadi getaran atau gerakan relatif yang berulang diantara dua permukaan. 3. Beban dan getaran aktif dari interface mampu menghasilkan slip atau deformasi pada permukaannya. 24
  • 25. Fretting corrosion Pencegahan:  Pelumasan dengan oli karena dapat mengurangi gesekan dan menghambat oksidasi.  Menaikkan harga kekerasan dari salah satu atau kedua material yang bersinggungan.  Menaikkan gesekan antara material-material yang dipasangkan dengan memperkasar permukaan.  Menggunakan gasket untuk meredam getaran dan memindahkan oksigen pada permukaan bantal.  Menaikkan beban untuk mengurangi slip antara pasangan-pasangan material.  Menurunkan beban pada permukaan bantalan.  Menaikkan kecepatan relatif antar bagian-bagian untuk mengurangi serangan korosi. 25