Korosi adalah proses degradasi material akibat reaksi kimia dengan lingkungan. Ada dua jenis korosi: kering dan basah. Faktor yang mempengaruhi ketahanan terhadap korosi antara lain elektrokimia, metalurgi, kimia fisika, dan termodinamika. Ada delapan jenis korosi utama, termasuk korosi umum, galvanik, celah, sumur, antarbutir, selektif, erosi, dan tegangan. Korosi dap
2. KOROSI (CORROSION)
Definisi: adalah perusakan/penghancuran
material karena adanya reaksi kimia
dengan lingkungan sekitarnya.
Korosi terdiri dari :
1. Korosi kering (dry corrosion)
2. Korosi basah (wet corrosion)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan
korosi suatu material adalah:
Elektro kimia
Metalurgi
Kimia fisika
Thermodinamika
KETAHANAN
KOROSI
5. 1. Uniform/general attack (korosi umum)
⇒ Korosi yang umum terjadi pada baja.
⇒ Akibat adanya reaksi kimia atau elektro kimia yang merata
pada permukaan logam
Pencegahannya :
a. penggunaan material yang tepat dan pelapisan (coating),
b. inhibitor (suatu zat yang ditambahkan dalam konsentrasi
yang kecil ke lingkungan untuk menurunkan laju korosi),
c. proteksi katodik.
6. 2. Galvanic corrosion (korosi galvanis)
Terjadi akibat adanya beda
potensial antara dua benda yang
terhubung secara elektrolit.
Logam yang ketahanan korosinya
kurang: anodik
logam yang ketahanan korosinya
tinggi : katodik
7. Proteksi katodik (cathodic protection)
Contoh: galvanisasi (pelapisan) dengan Zn (seng)
pada baja. Baja dilapisi Zn bukan karena Zn
memiliki ketahanan korosi yang tinggi tetapi karena
Zn diumpankan agar terkorosi terlebih dahulu.
steel
steel
Tin (Sn)
Zn
terkorosi
terkorosi
anoda
katoda
anoda
katoda
8. 1. Sel elektroda yang tidak sama, contoh : pipa
tembaga dan pipa baja.
2. Sel dengan temperatur yang berbeda (differential
temperature). Hal ini terjadi pada : heat exchanger,
boiler, immersion heater
3. Concentration sell (sel konsentrasi), yaitu material
yang diletakkan pada konsentrasi larutan yang
berbeda.
4. Differential aeration cell (sel konsentrasi oksigen),
yaitu terjadi perbedaan konsentrasi oksigen.
Korosi galvanis dapat terjadi pada:
10. 3. Crevice corrosion (korosi celah)
Korosi lokal yang sering terjadi
pada celah atau daerah yang
dilindungi.
Penyebabnya: adanya larutan yang
terjebak pada lubang dari
permukaan gasket, lap joint, atau
kotoran yang terjebak dibawah
baut atau pada kepala rivet.
Pencegahannya: sangat sulit. Cara
lain dengan mengkondisikan dalam
kelembaban yan rendah (low
humadity)
Daerah yang kemungkinan
terkena korosi.
Cara pencegahannya.
11. 4. Pitting corrosion (korosi sumur)
Serangan korosi mengakibatkan
terjadinya lubang-lubang pada logam.
Diameter lubang relatif kecil.
Jenis korosi yang sangat berbahaya
karena sulit untuk mendeteksi dan
mengukurnya secara kuantitatif.
Pencegahannya dengan memilih
material yang tahan terhadap korosi
sumur.
12. 5. Intergranular corrosion (korosi batas butir)
Korosi yang terjadi akibat
adanya :
ketidakmurnian di batas butir.
bertambahnya salah satu dari
elemen paduan di batas butir.
pengurangan salah satu elemen
paduan di batas butir.
Contoh peristiwa sensitasi
(sensitizing).
13. 6. Selective leaching (korosi selectif)
Penghilangan satu elemen dari suatu paduan padat melalui proses
korosi.
Contoh: 1. Penghilangan Zn pada paduan brass (kuningan)
2. Penghilangan Al, atau Co atau Fe atau Cr dari
paduannya.
Pencegahannya:
• mengurangi zat-zat yang agresif pada fluida kerja,
• proteksi katodik,
• mengurangi unsur yang terkorosi, misalnya red brass (15% Zn)
14. 7. Erosion corrosion (korosi erosi)
Proses korosi yang dipercepat
dengan adanya gesekan antara
fluida korosif dengan permukaan
logam.
Pencegahannya:
• Pelapisan (coating) dengan
permukaan yang keras.
• Proteksi katodik.
15. 8. Stress corrosion (korosi tegangan)
Sering juga disebut stress corrosion cracking, yaitu retak
(crack) yang disebabkan oleh tegangan tarik (tensile stress)
dan korosi yang spesifik. Contoh : hydrogen embrittlement
Pencegahannya:
• proteksi katodik,
• menurunkan beban/tegangan yang bekerja,
• menghilangkan zat-zat yang korosif,
• pelapisan (coating),
• shot-peening atau shot-blasting untuk menghasilkan
tegangan sisa tekan.
16. Kontrol terhadap korosi
Pemilihan material:
-Logam
-Non logam
Coating (pelapisan):
-Logam
-Organik
-Non organik
Disain:
-menghindari konsentrasi
tegangan
-menghindari kontak dengan
logam tidak sejenis
-menghindari adanya
jebakan air
Proteksi kotodik
dan anodik
Kontrol lingkungan.
(temperatur,
konsentrasi oksigen
dll).
PENCEGAHAN KOROSI
Korosi dapat dikontrol dengan berbagai cara. Pertimbangan
utama adalah masalah ekonomi, terutama akibat yang
ditimbulkannya .