SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Penyusun: Ahmad Ansori
(22360031)
Anatomi Laring & Faring
KEPANITERAAN KLINIK OTORHINOLARYNGOLOGY
PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDARLAMPUNG
2023
“Pembimbing : dr. Bara Ade Wijaya., Sp.THT-KL”
Laring
Terletak di bagian anterior leher setinggi
vertebrae cervicales III-VI Larynx menghubungkan
bagian inferior pharynx dengan trachea.
Berfungsi sebagai katup untuk melindungi agar
jalan udara tetap terbuka sewaktu menelan dan juga
sebagai mekanisme fonasi untuk pembentukan suara.
Kerangka laring dibentuk oleh beberapa
kartilago yang dihubungkan oleh membrana dan
ligamentum dan digerakan oleh otot
Struktur Rangka
Laring
• Os hyoid
• Kartilago tiroid
• Kartilago krikoid
• Kartilago Epiglotis
• Kartilago Aritenoid
• Kartilago Kornikulata
• Kartilago Kunaeiformis
Cartilago Thyroidea
Terdiri dari 2 lamina cartilago hyalin yang bertemu di prominensia laryngea (Adam’s apple), tepat diatas prominentia
laryngea kedua lembar berpisah untuk membentuk incisura tyroidea yang berbentuk V
Cartilago Cricoidea
Cincin cartilago yang utuh, bentuknya seperti stempel. Bagian posterior (lempengnya), bag anterior (tangkai) membentuk
lengkungnya.
Cartilago arytenoidea
Cartilago kecil berbentuk seprti limas bersisi 3. Keduanya terletak dibelakang larynx, pada pinggir atas lamina cartilago
cricoidea. Masing-masing tulang mempunyai apeks dan basis
Cartilago Epiglotica
Cartilago elastis yg Menyerupai daun yang terletak di radiks linguae serta oss hyoideum dan di depan aditus larynx dan di
posterior berhubungan dengan cartilago tyroidea
Cartilago corniculata
Dua buah nodulus kecil yang berhubungan dengan apeks cartilaginis arytenoideae
Otot-otot Laring
Muskulus Ekstrinsik
• Suprahioid (diatas os hyoid, berfungsi
menarik laring kebawah)
1. m. digastricus
2. m. geniohioid
3. m. stilohioid
4. m. milohioid
• Infrahioid (dibawah os hyoid, berfungsi
menarik laring keatas)
1. m. sternohioid
2. m. omohiod
3. m. tirohioid
Muskulus Intrinsik
Berfungsi untuk menggerakan pita suara :
• Gol. Adduktor (5 pasang)
1. m. krikoaritenoid lateral (d/s)
2. m. tireoaritenoid (d/s)
3. m. krikotiroid
4. m. interaritenoid oblikus
5. m. interaritenoid transversus
• Gol. Abduktor (sepasang)
1. m. krikoaritenoid posterior
Bagian-bagian laring
 Plica vestibularis  meluas antara cartilago thyroidea
dgn cartilago arytenoidea. Tdk berperan dl proses pemb
suara. Celah diantara plica vestibularis  rima vestibuli
 Plica Vocalis (tali suara sejati)  mengendalikan pemb
bunyi, berisi ligamentum vocale yg terbentang dr
cartilago tyroidea smp procesus vocalis
 Antara plica vocalis dan plica vestibularis tdpt resesus
kecil  sinus laryngis
Proses Terjadinya Suara
Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi
menjadi 3 buah proses fisiologis, yaitu;
Pembentukan aliran udara dari paru-paru
Perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi
suara (fonasi)
Artikulasi, yaitu proses modulasi / pengaturan
suara menjadi bunyi yang spesifik
Aliran udara ekspirasi
melalui glotis dalam
laring
Pita suara dalam
glotis bergetar
Menghasilkan suara
(fonasi)
Suara fonasi masuk
ke ruang resonator
Mengalami resonansi
dan artikulasi
Terbentuk suara yang
keluar lewat bibir
dan mulut
FISIOLOGI MENELAN
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring
membantu fungsi pernapasan dan menelan.
Faring diubah hanya dalam beberapa detik menjadi traktus untuk
mendorong masuknya makanan. Yang terutama penting adalah
bahwa respirasi tidak terganggu karena proses menelan.
Menelan dapat dibagi menjadi 3 tahap:
(1)Tahap volunter  yang mencetuskan proses menelan
(2)Tahap faringeal  yang bersifat involunter dan membantu
jalannya makanan melalui faring ke dalam
esofagus
(3) Tahap esofageal fase involunter lain yang mengangkut
makanan dari faring ke lambung.
1. TAHAP VOLUNTER
Bila makanan sudah siap
untuk ditelan, "secara sadar“
makanan ditekan atau
digulung ke arah posterior
ke dalam faring oleh tekanan
lidah ke atas dan ke
belakang terhadap palatum
2. TAHAP FARINGEAL
Bolus merangsang
daerah epitel reseptor
menelan di sekeliling
pintu faring, khususnya
pada tiang-tiang tonsil,
dan sinyal-sinyal dari
sini berjalan ke batang
otak untuk mencetuskan
serangkaian kontraksi
otot faringeal secara
otomatis
Palafum mole tertarik ke atas untuk
menutupi nares posterior, untuk mencegah
refluks makanan ke rongga hidung.
Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi
faring tertarik ke arah medial untuk saling
mendekat satu sama lain.
Pita suara laring menjadi sangat berdekatan,
dan laring tertarik ke atas dan anterior oleh
otot-otot leher.
Gerakan laring ke atas juga menarik dan
melebarkan pembukaan ke esofagus
Setelah laring terangkat dan sfingter
faringoesofageal mengalami relaksasi,
seluruh otot dinding faring berkontraksi
3. TAHAP ESOFAGEAL
Esofagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan secara cepat
dari faring ke lambung, dan gerakannya diatur secara khusus untuk fungsi
tersebut.
Normalnya, esofagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaitik:
peristaltik primer dan peristaltik sekuncler.
Peristaltik primer hanya merupakan
kelanjutan dari gelombang peristaltik yang
dimulai di faring dan menyebar ke
esofagus seiama tahap faringeal dari
proses menelan.
Gelombang ini berjalan dari faring ke
lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10
detik.
Peristaltik sekunder yang dihasilkan
dari peregangan esofagus oleh
makanan yang tertahan, gelombang ini
terus berlanjut sampai semua makanan
dikosongkan ke dalam lambung
FARINGITIS
Definisi
Faringitis adalah peradangan
pada orofaring, yang ditandai
dengan nyeri tenggorok,
dapat disebabkan oleh infeksi
maupun noninfeksi.
Etiologi
Faringitis dapat berupa infeksi maupun noninfeksi. Infeksi dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun jamur.
Penyebab noninfeksi dapat berupa faktor fisikokimia dan faktor
lingkungan.
Terapi spesifik: Bila disebabkan oleh infeksi bakteri.
• Penicilin G Benzatin 50.000 u/kgBB IM dosis tunggal, atau
• Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari (3x pemberian) selama 10 hari, atau
• Eritromisin 4 x 500 mg/hari
Patofis
LARINGITIS
Laringitis
Laringitis Akut
Laringitis Kronik
-Umumnya lanjutan dari rinofaringitis
-dapat menyebabkan sumbatan
Bakteri peradangan lokal
Virus peradangan sistemik
Etiologi
Non-medikamentosa:
- Kurangi berbicara/bersuara
- Hirup udara lembab
- Hidari penyebbab iritasi (merokok)
Medika mentosa:
- Terapi simtomatik
- Antibiotik (eritromisin) 3x500mg
Terapi
-Mukosa laring hiperemis
-Edema dibagian atas dan
bawah pita suara
Pemeriksaan Fisik
- Demam
- Malaise
- Penurunan nafsu makan
- Suara parau/ tidak bersuara
(Afoni)
- Disfagia
- Batuk kering atau berdahak
Gejala Umum
Laringitis Akut
-Sinusitis kronis
-Deviasi septum berat
-Polip hidung
-Bronkitis kronis
-penyalahgunaan suara (berteriak2)
Etiologi
-Peradangan laring >3minggu
- Bisa saja masih adanya
gejala peradangan akut
- Suara parau atau serak >2
minggu
- Rasa terdsangkut
ditenggorokan
Gejala Umum
- Mukosa menebal
- Permukaan mukosa tidak rata
- Seluruh mukosa laring hiperemis
Pemeriksaan Fisik
Laringitis Kronik
THANK YOU

More Related Content

Similar to anatomi laring faring.pptx

Similar to anatomi laring faring.pptx (20)

Organ dalam hewan
Organ dalam hewanOrgan dalam hewan
Organ dalam hewan
 
SISTEM FONASI.pdf
SISTEM FONASI.pdfSISTEM FONASI.pdf
SISTEM FONASI.pdf
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8
 
Presentase biologi
Presentase biologiPresentase biologi
Presentase biologi
 
Presentase biologi
Presentase biologiPresentase biologi
Presentase biologi
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8
 
Bab ii ikhsan glukosa
Bab ii ikhsan glukosaBab ii ikhsan glukosa
Bab ii ikhsan glukosa
 
Askep ge anak
Askep ge anakAskep ge anak
Askep ge anak
 
Buku ajar siswa 01
Buku ajar siswa 01Buku ajar siswa 01
Buku ajar siswa 01
 
Bab ii1 ican
Bab ii1 icanBab ii1 ican
Bab ii1 ican
 
Sistem Respirasi
Sistem Respirasi Sistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Bab ii1 ican
Bab ii1 icanBab ii1 ican
Bab ii1 ican
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASANBIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
 
Anatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaanAnatomi sistem pencernaan
Anatomi sistem pencernaan
 
Bab ii ikhsan glukosa
Bab ii ikhsan glukosaBab ii ikhsan glukosa
Bab ii ikhsan glukosa
 
Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu
 
Buku Sistem Respirasi
Buku Sistem RespirasiBuku Sistem Respirasi
Buku Sistem Respirasi
 
NYERI TENGGOROKAN.pdf
NYERI TENGGOROKAN.pdfNYERI TENGGOROKAN.pdf
NYERI TENGGOROKAN.pdf
 
54 lianda dwi astuti
54 lianda dwi astuti54 lianda dwi astuti
54 lianda dwi astuti
 

More from AhmadAnshori12

TUMOR JINAK PAYUDARA.pptx
TUMOR JINAK PAYUDARA.pptxTUMOR JINAK PAYUDARA.pptx
TUMOR JINAK PAYUDARA.pptxAhmadAnshori12
 
Lecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.ppt
Lecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.pptLecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.ppt
Lecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.pptAhmadAnshori12
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxAhmadAnshori12
 
Laporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptx
Laporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptxLaporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptx
Laporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptxAhmadAnshori12
 
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptxLiken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptxAhmadAnshori12
 
PRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptx
PRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptxPRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptx
PRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptxAhmadAnshori12
 

More from AhmadAnshori12 (10)

8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
TUMOR JINAK PAYUDARA.pptx
TUMOR JINAK PAYUDARA.pptxTUMOR JINAK PAYUDARA.pptx
TUMOR JINAK PAYUDARA.pptx
 
PPT JURDING.pptx
PPT JURDING.pptxPPT JURDING.pptx
PPT JURDING.pptx
 
Lecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.ppt
Lecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.pptLecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.ppt
Lecture 10- Medical Mycoloy- Aspergillosis.ppt
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptx
 
Laporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptx
Laporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptxLaporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptx
Laporan Jaga Poli THT (senin 17 april ).pptx
 
Lapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptxLapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptx
 
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptxLiken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
Liken_Simpleks_Kronis_LSK ( Jenerio P).pptx
 
PRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptx
PRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptxPRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptx
PRURITUS_SENILIS_NANCY_DWI_PUSPITA.pptx
 

Recently uploaded

362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

anatomi laring faring.pptx

  • 1. Penyusun: Ahmad Ansori (22360031) Anatomi Laring & Faring KEPANITERAAN KLINIK OTORHINOLARYNGOLOGY PROGRAM PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDARLAMPUNG 2023 “Pembimbing : dr. Bara Ade Wijaya., Sp.THT-KL”
  • 2.
  • 3.
  • 4. Laring Terletak di bagian anterior leher setinggi vertebrae cervicales III-VI Larynx menghubungkan bagian inferior pharynx dengan trachea. Berfungsi sebagai katup untuk melindungi agar jalan udara tetap terbuka sewaktu menelan dan juga sebagai mekanisme fonasi untuk pembentukan suara. Kerangka laring dibentuk oleh beberapa kartilago yang dihubungkan oleh membrana dan ligamentum dan digerakan oleh otot
  • 5. Struktur Rangka Laring • Os hyoid • Kartilago tiroid • Kartilago krikoid • Kartilago Epiglotis • Kartilago Aritenoid • Kartilago Kornikulata • Kartilago Kunaeiformis
  • 6. Cartilago Thyroidea Terdiri dari 2 lamina cartilago hyalin yang bertemu di prominensia laryngea (Adam’s apple), tepat diatas prominentia laryngea kedua lembar berpisah untuk membentuk incisura tyroidea yang berbentuk V Cartilago Cricoidea Cincin cartilago yang utuh, bentuknya seperti stempel. Bagian posterior (lempengnya), bag anterior (tangkai) membentuk lengkungnya.
  • 7. Cartilago arytenoidea Cartilago kecil berbentuk seprti limas bersisi 3. Keduanya terletak dibelakang larynx, pada pinggir atas lamina cartilago cricoidea. Masing-masing tulang mempunyai apeks dan basis Cartilago Epiglotica Cartilago elastis yg Menyerupai daun yang terletak di radiks linguae serta oss hyoideum dan di depan aditus larynx dan di posterior berhubungan dengan cartilago tyroidea Cartilago corniculata Dua buah nodulus kecil yang berhubungan dengan apeks cartilaginis arytenoideae
  • 8. Otot-otot Laring Muskulus Ekstrinsik • Suprahioid (diatas os hyoid, berfungsi menarik laring kebawah) 1. m. digastricus 2. m. geniohioid 3. m. stilohioid 4. m. milohioid • Infrahioid (dibawah os hyoid, berfungsi menarik laring keatas) 1. m. sternohioid 2. m. omohiod 3. m. tirohioid Muskulus Intrinsik Berfungsi untuk menggerakan pita suara : • Gol. Adduktor (5 pasang) 1. m. krikoaritenoid lateral (d/s) 2. m. tireoaritenoid (d/s) 3. m. krikotiroid 4. m. interaritenoid oblikus 5. m. interaritenoid transversus • Gol. Abduktor (sepasang) 1. m. krikoaritenoid posterior
  • 10.  Plica vestibularis  meluas antara cartilago thyroidea dgn cartilago arytenoidea. Tdk berperan dl proses pemb suara. Celah diantara plica vestibularis  rima vestibuli  Plica Vocalis (tali suara sejati)  mengendalikan pemb bunyi, berisi ligamentum vocale yg terbentang dr cartilago tyroidea smp procesus vocalis  Antara plica vocalis dan plica vestibularis tdpt resesus kecil  sinus laryngis
  • 11.
  • 12. Proses Terjadinya Suara Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi 3 buah proses fisiologis, yaitu; Pembentukan aliran udara dari paru-paru Perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara (fonasi) Artikulasi, yaitu proses modulasi / pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik
  • 13. Aliran udara ekspirasi melalui glotis dalam laring Pita suara dalam glotis bergetar Menghasilkan suara (fonasi) Suara fonasi masuk ke ruang resonator Mengalami resonansi dan artikulasi Terbentuk suara yang keluar lewat bibir dan mulut
  • 14.
  • 15. FISIOLOGI MENELAN Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu fungsi pernapasan dan menelan. Faring diubah hanya dalam beberapa detik menjadi traktus untuk mendorong masuknya makanan. Yang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak terganggu karena proses menelan. Menelan dapat dibagi menjadi 3 tahap: (1)Tahap volunter  yang mencetuskan proses menelan (2)Tahap faringeal  yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esofagus (3) Tahap esofageal fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke lambung.
  • 16. 1. TAHAP VOLUNTER Bila makanan sudah siap untuk ditelan, "secara sadar“ makanan ditekan atau digulung ke arah posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah ke atas dan ke belakang terhadap palatum
  • 17. 2. TAHAP FARINGEAL Bolus merangsang daerah epitel reseptor menelan di sekeliling pintu faring, khususnya pada tiang-tiang tonsil, dan sinyal-sinyal dari sini berjalan ke batang otak untuk mencetuskan serangkaian kontraksi otot faringeal secara otomatis Palafum mole tertarik ke atas untuk menutupi nares posterior, untuk mencegah refluks makanan ke rongga hidung. Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi faring tertarik ke arah medial untuk saling mendekat satu sama lain. Pita suara laring menjadi sangat berdekatan, dan laring tertarik ke atas dan anterior oleh otot-otot leher. Gerakan laring ke atas juga menarik dan melebarkan pembukaan ke esofagus Setelah laring terangkat dan sfingter faringoesofageal mengalami relaksasi, seluruh otot dinding faring berkontraksi
  • 18. 3. TAHAP ESOFAGEAL Esofagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan secara cepat dari faring ke lambung, dan gerakannya diatur secara khusus untuk fungsi tersebut. Normalnya, esofagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaitik: peristaltik primer dan peristaltik sekuncler. Peristaltik primer hanya merupakan kelanjutan dari gelombang peristaltik yang dimulai di faring dan menyebar ke esofagus seiama tahap faringeal dari proses menelan. Gelombang ini berjalan dari faring ke lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10 detik. Peristaltik sekunder yang dihasilkan dari peregangan esofagus oleh makanan yang tertahan, gelombang ini terus berlanjut sampai semua makanan dikosongkan ke dalam lambung
  • 19.
  • 21. Definisi Faringitis adalah peradangan pada orofaring, yang ditandai dengan nyeri tenggorok, dapat disebabkan oleh infeksi maupun noninfeksi. Etiologi Faringitis dapat berupa infeksi maupun noninfeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun jamur. Penyebab noninfeksi dapat berupa faktor fisikokimia dan faktor lingkungan.
  • 22. Terapi spesifik: Bila disebabkan oleh infeksi bakteri. • Penicilin G Benzatin 50.000 u/kgBB IM dosis tunggal, atau • Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari (3x pemberian) selama 10 hari, atau • Eritromisin 4 x 500 mg/hari Patofis
  • 25. -Umumnya lanjutan dari rinofaringitis -dapat menyebabkan sumbatan Bakteri peradangan lokal Virus peradangan sistemik Etiologi Non-medikamentosa: - Kurangi berbicara/bersuara - Hirup udara lembab - Hidari penyebbab iritasi (merokok) Medika mentosa: - Terapi simtomatik - Antibiotik (eritromisin) 3x500mg Terapi -Mukosa laring hiperemis -Edema dibagian atas dan bawah pita suara Pemeriksaan Fisik - Demam - Malaise - Penurunan nafsu makan - Suara parau/ tidak bersuara (Afoni) - Disfagia - Batuk kering atau berdahak Gejala Umum Laringitis Akut
  • 26. -Sinusitis kronis -Deviasi septum berat -Polip hidung -Bronkitis kronis -penyalahgunaan suara (berteriak2) Etiologi -Peradangan laring >3minggu - Bisa saja masih adanya gejala peradangan akut - Suara parau atau serak >2 minggu - Rasa terdsangkut ditenggorokan Gejala Umum - Mukosa menebal - Permukaan mukosa tidak rata - Seluruh mukosa laring hiperemis Pemeriksaan Fisik Laringitis Kronik