MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
anatomi laring faring.pptx
1. Penyusun: Ahmad Ansori
(22360031)
Anatomi Laring & Faring
KEPANITERAAN KLINIK OTORHINOLARYNGOLOGY
PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDARLAMPUNG
2023
“Pembimbing : dr. Bara Ade Wijaya., Sp.THT-KL”
2.
3.
4. Laring
Terletak di bagian anterior leher setinggi
vertebrae cervicales III-VI Larynx menghubungkan
bagian inferior pharynx dengan trachea.
Berfungsi sebagai katup untuk melindungi agar
jalan udara tetap terbuka sewaktu menelan dan juga
sebagai mekanisme fonasi untuk pembentukan suara.
Kerangka laring dibentuk oleh beberapa
kartilago yang dihubungkan oleh membrana dan
ligamentum dan digerakan oleh otot
6. Cartilago Thyroidea
Terdiri dari 2 lamina cartilago hyalin yang bertemu di prominensia laryngea (Adam’s apple), tepat diatas prominentia
laryngea kedua lembar berpisah untuk membentuk incisura tyroidea yang berbentuk V
Cartilago Cricoidea
Cincin cartilago yang utuh, bentuknya seperti stempel. Bagian posterior (lempengnya), bag anterior (tangkai) membentuk
lengkungnya.
7. Cartilago arytenoidea
Cartilago kecil berbentuk seprti limas bersisi 3. Keduanya terletak dibelakang larynx, pada pinggir atas lamina cartilago
cricoidea. Masing-masing tulang mempunyai apeks dan basis
Cartilago Epiglotica
Cartilago elastis yg Menyerupai daun yang terletak di radiks linguae serta oss hyoideum dan di depan aditus larynx dan di
posterior berhubungan dengan cartilago tyroidea
Cartilago corniculata
Dua buah nodulus kecil yang berhubungan dengan apeks cartilaginis arytenoideae
8. Otot-otot Laring
Muskulus Ekstrinsik
• Suprahioid (diatas os hyoid, berfungsi
menarik laring kebawah)
1. m. digastricus
2. m. geniohioid
3. m. stilohioid
4. m. milohioid
• Infrahioid (dibawah os hyoid, berfungsi
menarik laring keatas)
1. m. sternohioid
2. m. omohiod
3. m. tirohioid
Muskulus Intrinsik
Berfungsi untuk menggerakan pita suara :
• Gol. Adduktor (5 pasang)
1. m. krikoaritenoid lateral (d/s)
2. m. tireoaritenoid (d/s)
3. m. krikotiroid
4. m. interaritenoid oblikus
5. m. interaritenoid transversus
• Gol. Abduktor (sepasang)
1. m. krikoaritenoid posterior
10. Plica vestibularis meluas antara cartilago thyroidea
dgn cartilago arytenoidea. Tdk berperan dl proses pemb
suara. Celah diantara plica vestibularis rima vestibuli
Plica Vocalis (tali suara sejati) mengendalikan pemb
bunyi, berisi ligamentum vocale yg terbentang dr
cartilago tyroidea smp procesus vocalis
Antara plica vocalis dan plica vestibularis tdpt resesus
kecil sinus laryngis
11.
12. Proses Terjadinya Suara
Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi
menjadi 3 buah proses fisiologis, yaitu;
Pembentukan aliran udara dari paru-paru
Perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi
suara (fonasi)
Artikulasi, yaitu proses modulasi / pengaturan
suara menjadi bunyi yang spesifik
13. Aliran udara ekspirasi
melalui glotis dalam
laring
Pita suara dalam
glotis bergetar
Menghasilkan suara
(fonasi)
Suara fonasi masuk
ke ruang resonator
Mengalami resonansi
dan artikulasi
Terbentuk suara yang
keluar lewat bibir
dan mulut
14.
15. FISIOLOGI MENELAN
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring
membantu fungsi pernapasan dan menelan.
Faring diubah hanya dalam beberapa detik menjadi traktus untuk
mendorong masuknya makanan. Yang terutama penting adalah
bahwa respirasi tidak terganggu karena proses menelan.
Menelan dapat dibagi menjadi 3 tahap:
(1)Tahap volunter yang mencetuskan proses menelan
(2)Tahap faringeal yang bersifat involunter dan membantu
jalannya makanan melalui faring ke dalam
esofagus
(3) Tahap esofageal fase involunter lain yang mengangkut
makanan dari faring ke lambung.
16. 1. TAHAP VOLUNTER
Bila makanan sudah siap
untuk ditelan, "secara sadar“
makanan ditekan atau
digulung ke arah posterior
ke dalam faring oleh tekanan
lidah ke atas dan ke
belakang terhadap palatum
17. 2. TAHAP FARINGEAL
Bolus merangsang
daerah epitel reseptor
menelan di sekeliling
pintu faring, khususnya
pada tiang-tiang tonsil,
dan sinyal-sinyal dari
sini berjalan ke batang
otak untuk mencetuskan
serangkaian kontraksi
otot faringeal secara
otomatis
Palafum mole tertarik ke atas untuk
menutupi nares posterior, untuk mencegah
refluks makanan ke rongga hidung.
Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi
faring tertarik ke arah medial untuk saling
mendekat satu sama lain.
Pita suara laring menjadi sangat berdekatan,
dan laring tertarik ke atas dan anterior oleh
otot-otot leher.
Gerakan laring ke atas juga menarik dan
melebarkan pembukaan ke esofagus
Setelah laring terangkat dan sfingter
faringoesofageal mengalami relaksasi,
seluruh otot dinding faring berkontraksi
18. 3. TAHAP ESOFAGEAL
Esofagus terutama berfungsi untuk menyalurkan makanan secara cepat
dari faring ke lambung, dan gerakannya diatur secara khusus untuk fungsi
tersebut.
Normalnya, esofagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaitik:
peristaltik primer dan peristaltik sekuncler.
Peristaltik primer hanya merupakan
kelanjutan dari gelombang peristaltik yang
dimulai di faring dan menyebar ke
esofagus seiama tahap faringeal dari
proses menelan.
Gelombang ini berjalan dari faring ke
lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10
detik.
Peristaltik sekunder yang dihasilkan
dari peregangan esofagus oleh
makanan yang tertahan, gelombang ini
terus berlanjut sampai semua makanan
dikosongkan ke dalam lambung
21. Definisi
Faringitis adalah peradangan
pada orofaring, yang ditandai
dengan nyeri tenggorok,
dapat disebabkan oleh infeksi
maupun noninfeksi.
Etiologi
Faringitis dapat berupa infeksi maupun noninfeksi. Infeksi dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun jamur.
Penyebab noninfeksi dapat berupa faktor fisikokimia dan faktor
lingkungan.
22. Terapi spesifik: Bila disebabkan oleh infeksi bakteri.
• Penicilin G Benzatin 50.000 u/kgBB IM dosis tunggal, atau
• Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari (3x pemberian) selama 10 hari, atau
• Eritromisin 4 x 500 mg/hari
Patofis
25. -Umumnya lanjutan dari rinofaringitis
-dapat menyebabkan sumbatan
Bakteri peradangan lokal
Virus peradangan sistemik
Etiologi
Non-medikamentosa:
- Kurangi berbicara/bersuara
- Hirup udara lembab
- Hidari penyebbab iritasi (merokok)
Medika mentosa:
- Terapi simtomatik
- Antibiotik (eritromisin) 3x500mg
Terapi
-Mukosa laring hiperemis
-Edema dibagian atas dan
bawah pita suara
Pemeriksaan Fisik
- Demam
- Malaise
- Penurunan nafsu makan
- Suara parau/ tidak bersuara
(Afoni)
- Disfagia
- Batuk kering atau berdahak
Gejala Umum
Laringitis Akut
26. -Sinusitis kronis
-Deviasi septum berat
-Polip hidung
-Bronkitis kronis
-penyalahgunaan suara (berteriak2)
Etiologi
-Peradangan laring >3minggu
- Bisa saja masih adanya
gejala peradangan akut
- Suara parau atau serak >2
minggu
- Rasa terdsangkut
ditenggorokan
Gejala Umum
- Mukosa menebal
- Permukaan mukosa tidak rata
- Seluruh mukosa laring hiperemis
Pemeriksaan Fisik
Laringitis Kronik