SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Download to read offline
PENUNTUN PRAKTIKUM
BOTANI
OLEH:
TIM PENYUSUN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
i
TIM PENYUSUN
I Made Sukewijaya, S.P., M.Sc.
Prof. Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.Sc.
Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P.
Ir. Hestin Yuswanti, M.P.
Ir. Utami, M.S.
Ir. I Gusti Ngurah Raka, M.S.
Ir. I Nyoman Gede Astawa, M.P.
Ir. I Putu Dharma, M.Si.
Prof. Dr. Dra. Made Sritamin, M.S.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang
Mahaesa, karena atas berkat-Nya maka penuntun praktikum
matakuliah Botani ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penuntun praktikum ini disusun untuk dapat dijadikan pedoman
pelaksanaan praktikum oleh mahasiswa yang menempuh
matakuliah ini.
Penuntun praktikum pada semester ini merupakan revisi
atas penuntun yang telah diterbitkan sebelumnya. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan
dan kerjasama seluruh koordinator kelas yang telah membantu
dalam penyempurnaan setiap semesternya. Kritik dan saran dari
para pengguna penuntun ini sangat diharapkan untuk dapat
digunakan sebagai bahan penyempurnaan di kemudian hari.
Akhirnya, semoga penuntun ini dapat dipergunakan oleh
semua yang membutuhkan, terima kasih.
Denpasar, September 2017
Tim Penyusun
1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Sebelum menjalankan praktikum, mahasiswa sudah
mempersiapkan diri dan mempelajari segala sesuatu
yang berhubungan dengan apa yang akan
dipraktikumkan.
2. Harus datang tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
3. Memperhatikan segala keterangan-keterangan yang
diberikan pada waktu praktikum, untuk
mempermudah dalam menjalankan praktikum.
4. Sebelum dan sesudah praktikum alat-alat harus
dibersihkan dan dalam keadaan kering.
5. Mahasiswa yang tidak hadir harus memberikan
keterangan sebab ketidakhadirannya.
6. Mahasiswa yang tidak hadir 3 (tiga) kali tanpa surat
keterangan, dicoret dari daftar, dan nilai praktikum
digugurkan.
7. Tiap kali praktikum mahasiswa harus membawa:
a pensil
b penghapus
c pulpen/ballpoint
d silet baru/tajam
2
8. Setiap selesai praktikum, buku latihan tidak boleh
dibawa pulang.
9. Gambar dibuat dengan pensil dan keterangan-
keterangan dengan pulpen/ballpoint.
10. Mereka yang merusak/menghilangkan alat-alat
harus lapor dan mengganti dengan barang yang
sama.
3
Alat yang Dipergunakan dalam Praktikum Botani
(Anatomi Tumbuhan) serta Cara Penggunaannya
MIKROSKOP
Merupakan alat optik biasanya terdiri dari lensa yang
berguna untuk memberikan bayangan diperbesar dari benda-
benda yang terlalu kecil jika dilihat dengan mata biasa.
BAGIAN-BAGIANNYA:
A. STATIP, terdiri dari:
a. Kaki, biasanya berbentuk kaki kuda.
b. Tiang, sebagai penghubung kaki dengan tangkai.
c. Tangkai, yang merupakan pendukung teropong.
Antara tiang dengan tangkai terdapat engsel sehingga
teropong bisa berdiri miring hingga enak bagi
4
pemakainya. Karena meja benda juga ikut miring
sehingga kemungkinan cairan/air/zat-zat kimia yang
kita pakai pada preparat akan mengalir, maka kita
memberi sikap tegak pada teropong. Pada macam
mikroskop tertentu tidak terdapat engsel ini,
sehingga meja benda berada dalam posisi mendatar
d. Meja Benda, tempat untuk meletakkan preparat.
Pada meja benda terdapat lubang yang berguna
untuk meneruskan sinar dari bawah meja, melalui
preparat terus ke teropong.
e. Sekrup-sekrup Penggerak Preparat, yang berguna
untuk menggerakkan preparat ke kiri, ke kanan, ke
muka dan ke belakang. Preparat ditahan oleh
penjepit yang terletak pada bagian yang digerakkan
oleh sekrup tersebut.
f. Sekrup-sekrup Penggerak / Pengatur Jarak antara
Teropong dan Preparat.
Ada 2 (dua) buah sekrup; kasar (makro meter) dan
sekrup halus (mikro meter).
Tergantung macamnya mikroskop maka mungkin
- Meja benda pada tangkai teropong dapat naik
turun oleh sekrup-sekrup tersebut
- Meja benda dapat dinaikturunkan oleh sekrup
tersebut, sedang teropong tetap pada tangkai.
5
B. TEROPONG, terdiri dari pembuluh dengan lensa-lensa
pada kedua ujungnya.
a. Obyektif, yaitu lensa yang menghadap ke benda,
biasanya merupakan lensa-lensa majemuk, yang satu
sama lain dilekatkan dengan zat perekat/balsem
kanada.
Peringatan: Jangan sekali-kali membersihkan lensa
dengan alkohol, karena dapat melarutkan balsem
kanada. Lensa oyektif terdapat revolver yang dapat
diputar, sehingga kita dapat mengganti dengan lain-
lain pembesaran. Pada lensa obyektif terdapat
pembesaran 5x, 10x, 45x, 100x dst.
b. Okuler, yaitu lensa yang menghadap ke mata kita
biasanya tunggal dan terpasang lepas dalam
pembuluh okuler. Seperti pada obyektif, pada okuler
pembesaran 5x, 10x dst.
c. Pembuluh Teropong, yaitu bagian pembawa okuler
serta obyektif dengan revolvernya. Buluh teropong
dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
C. PENERANGAN, terdiri dari:
a. Cermin Datar dan Cekung. Cermin ini dapat diputar
ke segala arah dan dengan cermin-cermin cekung kita
dapat menangkap lebih banyak sinar/cahaya dari
cermin datar.
6
b. Diafragma, untuk mengatur besar kecilnya cahaya
masuk.
c. Gelas Filter, yaitu gelas berwarna biru dipasang di
bawah kondensor atau di atas cermin. Gelas ini
dipakai bila kita menggunakan sinar lampu.
d. Kondensor, yaitu alat untuk memusatkan cahaya.
Kondensor dapat dinaikturunkan dengan sekrup yang
terdapat di bawah meja benda.
7
CARA PENGGUNAANNYA
Bila kita memeriksa preparat, maka pekerjaan dibagi
2 (dua) tahap:
a. Mencari bidang penglihatan.
b. Mencari bayangan preparat.
a. Mencari bidang penglihatan.
1) Revolver diputar hingga obyektif dengan
pembesaran lemah.
2) Kondensor dinaikkan
3) Diafragma dibuka lebar-lebar
4) Mata kiri kita tempelkan ke dalam teropong,
sementara kita putar cermin untuk menangkap
sinar sedemikian rupa sehingga kita peroleh
bidang penglihatan yang putih bersih.
b. Mencari bayangan preparat.
1) Gelas benda dengan preparat (material) yang
telah kita buat, kita taruh pada meja benda,
kita tahan dengan penjepit agar tetap pada
tempatnya.
2) Dengan menggunakan sekrup-sekrup
penggerak, preparat kita geser-geserkan
sedemikian rupa sehingga material tersebut
berada tepat di bawah lensa obyektif.
8
3) Sambil kita lihat dari samping teropong kita
turunkan perlahan-lahan dengan memutar
sekrup besar, hingga obyek lensa tepat
mendekati preparat (material).
4) Sambil kita lihat dari samping, teropong kita
turunkan perlahan-lahan dengan memutar
sekrup besar. Pada suatu ketika kita akan
lihat bayangan preparat tersebut.
5) Bayangan kita lihat dan dapat diperjelas
dengan:
a. Memutar-mutar sekrup halus, sehingga
bayangan terlihat jelas.
b. Menurunkan kondensor perlahan-lahan,
c. Mengecilkan diafragma untuk
mengurangi sinar masuk
6) Jika ingin melihat sebagian dari preparat
dengan pembesaran kuat, maka kita lakukan:
a. Sambil melihat ke dalam teropong
preparat kita geserkan sehingga bagian
preparat yang akan diselidiki tepat berada
di bawah lensa, tepat di tengah bidang
penglihatan.
b. Tanpa mengubah-ubah sekrup
kasar/halus, kemudian revolver kita
putar-putar sehingga obyektif dengan
9
pembesaran kuat tepat di bawah
teropong
c. Kita lihat dalam teropong biasanya sudah
terlihat bayangan samar-samar ini dapat
diperjelas dengan memutar-mutar sekrup
halus, menaikkan kondensor dan atau
memperlebar diafragma. Jika dengan
memutar-mutar sekrup bayangan belum
juga nampak ini berarti bahwa bagian dari
preparat yang akan kita lihat belum
berada tepat di tengah-tengah dari
bidang penglihatan. Kita kembalikan lagi
pada pembesaran lemah dan kita atur
lebih seksama lagi agar preparat tepat di
tengah-tengah bidang penglihatan,
seterusnya kita pindah ke dalam
pembesaran kuat dan kita lihat.
10
FORMAT DALAM BUKU LATIHAN
Latihan I
Tujuan: Melihat sel dan bagian-bagiannya
Preparat 1: Umbi lapis bawang merah
(Allium cepa ascalonicum)
Perbesaran: 10x10
Gambar dan keterangan:
Preparat 2: Daun Hydrilla verticillata
Perbesaran: ……………… (sesuaikan)
Gambar dan keterangan:
11
ILMU SEL (CYTOLOGY)
LATIHAN I
SEL DAN BAGIANNYA
Tujuan: Melihat sel dan bagian-bagiannya
Preparat 1 : Umbi lapis bawang merah (Allium cepa
ascalonium)
Ambillah bagian dalam dari umbi lapis
tersebut. Perhatikan nukleus dan nukleolinya.
Gambarkan beberapa sel dengan bagian-
bagiannya.
Gambar
Sitoplasma
Nukleus
Dinding sel
12
Preparat 2 : Ganggang Spirogyra sp
Ambil 2 atau 3 ganggang Spirogyra sp.
Perhatikan di dalam selnya terdapat
khloroplast yang berbentuk pita dengan
pyrenoid. Inti sel biasanya di tengah- tengah
sel dengan benang-benang plasma.
Gambarkan beberapa sel
Gambar
Preparat 3 : Daun Hydrilla verticillata
Ambil 2 atau 3 helai dan lihat melalui mikroskop.
Perhatikan sitoplasmanya yang dapat diamati
dengan mengikuti gerakan khloroplas terutama
pada sel-selnya yang letaknya dekat ibu tulang
daun. Khloroplas disini berbentuk bulat-bulat
seperti lensa. Gambarkan beberapa sel
13
Gambar
Preparat 4 : Penampang melintang cortex, umbi wortel
(Daucus carota)
Buatlah irisan tipis pada akar pena dari umbi
wortel tersebut, periksa dalam air dan perhatikan
khromoplas yang berbentuk butir-butir batang
maupun spiral yang menyebabkan warna merah
umbi tersebut
Gambar
14
Anatomi :
Kalau kita perhatikan di bawah mikroskop, terlihat tersusun
dari deretan sel-sel. Sel terdiri dari dinding sel dan isi sel. Isi
sel terdiri dari bagian-bagian yang mati (ergastic) dan
bagian-bagian yang hidup (protoplas) yang terdapat dalam
sel; terdiri dari plasma sel (cytoplasma), inti sel (nukleus)
dan plastida. Benda mati dalam plasma ada yang cair, ada
yang padat sedangkan benda mati dalam plastida antara
lain berupa butir tepung.
Macam-macam Plastida, yaitu:
- amyloplast : yaitu plastida pembentuk tepung
- chloroplast : yaitu plastida berwarna hijau
- chromoplast : yaitu plastida berwarna merah
- leucoplast : yaitu plastida yang tidak berwarna
- elaioplast : yaitu plastida yang mengandung
minyak
Chloroplast mempunyai beberapa bentuk :
- Pita yang berbelit belit (Spiral) misalnya pada
Spirogyra sp.
- Lensa misalnya pada Hydrilla verticillata
- Jala misalnya pada ganggeng Cladophora sp
- Bintang misalnya pada ganggeng Zygnema sp
15
LATIHAN II
ERGASTIK
Tujuan: Melihat benda benda mati dalam sel berupa butir-
butir tepung dan berupa kristal ca-oxalat
Preparat 1 : Tuber (umbi) dari kentang (Solanum
tuberasum)
Tusuk dengan jarum pada kentang tersebut
kemudian letakkan pada tetesan air yang
telah disediakan pada gelas benda. Kemudian
tutup dengan gelas. Lihat di bawah
mikroskop. Perhatikan letak hilus dan
lamellanya. gambar beberapa butir tepung
dengan bagian-bagiannya.
Gambar
16
Prepara
t 2
: Tepung beras (Oriza Sativa L) dalam air.
Caranya sama seperti di atas Perhatikan butir-
butir amylum beras yang terdiri dari butir-
butir majemuk.
Gambar
17
Preparat 3 : Tepung jagung (Zea mays L)
Caranya sama seperti di atas Perhatikan
adanya retakan. Gambar beberapa butir
Gambar
Preparat 4 : Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)
Caranya sama seperti di atas. Perhatikan
adanya retakan dan lamellanya. Gambar
beberapa butir
18
Preparat 5 : Tepung ubi kayu (Manihot utilissima)
Caranya sama seperti di atas. Gambar
beberapa butir.
Preparat 6 : Tepung pada pisang (Musa sp)
Caranya sama seperti di atas
Gambar
19
Preparat 7 : Penampang melintang batang bayam
(Amaranthus sp.)
Irislah melintang batang tersebut. Perhatikan
sel-sel yang mengandung kristal Ca-oxalat
berbentuk pasir. Gambar beberapa sel
Gambar
Preparat 8 : Penampang melintang tangkai daun Begonia
sp.
Caranya sama seperti di atas. Perhatikan sel-
sel dengan kristal Ca-oxalat berbentuk pasir
dan berbentuk bintang (Drussen). Gambar
beberapa sel
Gambar
20
Preparat 9 : Penampang melintang daun bunga pukul
empat (Mirabilis jalapa).
Irislah daun tersebut dan lihat kristal berada
pada sel jaringan palissade atau sel jaringan
spon. Gambar beberapa sel.
Gambar
Preparat 10 : Penampang melintang daun jeruk (Citrus
aurantifolia)
Caranya sama seperti di atas. Perhatikan
adanya sel-sel epidermis yang mengandung
kristal Ca-oxalat yang berbentuk prisma dan
pasir. Gambar beberapa sel yang mengandung
kristal tersebut.
21
Gambar
Anatomi:
Tepung (amylum) merupakan benda mati yang
terdapat dalam plastida. Bagian dari tepung hillus atau titik
initial dan lamella. Bentuk-bentuk tepung pada beberapa
tumbuhan berbeda-beda hingga dengan melihat bentuk
tepung kita dapat mengetahui dari tumbuhan apa.
Berdasarkan hilusnya bentuk tepung dibedakan menjadi
tepung konsentris (yaitu hilus terdapat di bagian tengah-
tengah butir) dan tepung eksentris (yaitu bila hilus terdapat
di bagian pinggir). Berdasarkan susunannya dibedakan butir
tepung tunggal (mono adelph), butir tepung majemuk (poly
adelph) dan butir tepung setengah majemuk. Kristal Ca-
Oksalat merupakan benda mati dalam plasma yang
berbentuk padat, bentuk kristal tersebut pada tumbuhan
bermacam-macam, antara lain:
22
- berbentuk pasir (kristal sands), misalnya terdapat
pada (Amarnanthus sp.)
- berbentuk jarum dan bentuk jarum terkumpul
(rapida.), terdapat pada daun bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa) dan endocarp buah aren (Arenga
pinata).
- berbentuk kristal drusse, misalnya terdapat pada
daun Begonia sp., tangkai daun pepaya (Carica
papaya).
- berbentuk prisma, misalnya terdapat pada daun
jeruk (Citrus sp).
23
ILMU JARINGAN (HISTOLOGY)
LATIHAN III
EPIDERMIS DAN DERIVAT-DERIVATNYA
Tujuan: melihat sel macam trikomata, stomata, dan
epidermis
Preparat 1 : Epidermis batang tebu (Saccarum
officinarum) dalam air.
Epidermis batang Saccharum officinarum
terdiri dari sel panjang dan dua macam sel
pendek yaitu sel-sel silika yang berisi SiO2 dan
sel-sel gabus yang dinding selnya
mengandung suberin.
Gambarlah sel-sel tersebut dengan
pembesaran kuat.
24
Preparat 2 : Rambut batang diambil dari tangkai daun
waru (Hibiscus tiliaceus).
Rambut-rambut ini terdiri dari lebih dari satu
sel dan bentuknya seperti bintang.
Gambarlah rambut-rambut ini beserta sel-sel
epidermis di sekitarnya dengan pembesaran
kuat.
25
Preparat 3 : Rambut yang diambil dari epidermis bawah
daun timbul (Arthocarpus communis).
Rambut ini terdiri dari satu sel, berdinding
tebal dengan tonjolan berupa rigi-rigi.
Gambarlah rambut-rambut ini beserta sel-sel
epidermis di sekitarnya dengan pembesaran
kuat.
Preparat 4 : Bentuk sisik pada daun durian (Durio
zibethinus)
rambut ini berbentuk seperti sisik yang
diambil dari lapisan epidermis daun bagian
bawah. Gambar rambut tersebut beserta sel
epidermisnya.
Preparat 5 : Rambut pada bawah daun tembakau
(Nicotiana tobacum).
Rambut-rambut ini terdiri dari lebih dari satu
sel panjang dan bercabang. Gambar
beberapa rambut tersebut beserta sel-sel
epidermis di sekitarnya.
26
Preparat 6 : Rambut gatal pada epidermis daun jelatang
(Fleurya interrupta) dalam air.
Rambut ini terdiri dari satu sel panjang yang
mengandung cairan gatal. Gambar beberapa
rambut dan sel-sel epidermisnya.
Preparat 7 : Rambut kelenjar pada epidermis daun kumis
kucing (Orthosiphon spicatus)
Rambut ini terdiri dari tangkai satu sel empat
sel.
Gambar beberapa rambut dan sel-el
epidermisnya.
27
Preparat 8 : Irisan epidermis bawah/atas daun jagung
(Zea mays) dalam air.
Perhatikan stoma tipe gramineae; sel
penutup berbentuk halter dan sumbu
panjang dari daun.
Gambar beberapa stoma itu dengan sel-sel
epidermis di sekitarnya dengan pembesaran
kuat.
28
Preparat 9 : Irisan epidermis bawah daun kecubung
(Datura metel) dalam air.
Perhatikan stoma dikelilingi oleh tiga buah sel
tetangga, kadang-kadang lebih dari satu sel.
Sel tetangga itu lebih kecil dari yang lainari
daun.
Gambar beberapa stoma beserta sel-sel
epidermis dan sekitarnya dengan
pembesaran kuat.
29
Preparat 10 : Irisan epidermis bawah daun jelatang
(Fleurya interrupta)
Stoma mempunyai 2 sel tetangga dengan
poros panjang tegak lurus terhadap poros
panjang stoma.
Gambar beberapa stoma itu dengan sel-sel
epidermis di sekitarnya dengan pembesaran
kuat.
Anatomi:
Epidermis dengan derivat-derivatnya antara lain:
trikomata, sel kipas dan lain-lain. Merupakan jaringan
pelindung/penutup. Lapisan epidermis berasal dari lapisan
paling luar dari meristem primer adalah dermadogen. Pada
permukaan epidermis biasanya mempunyai kutikula (kecuali
pada akar) sering juga terdapat lilin, kersik atau kapur.
Umumnya epidermis hanya terdiri dari satu lapisan tetapi
pada tumbuhan tertentu mempunyai lebih dari satu lapis,
ini disebut multiple epidermis misalnya terdapat pada daun
karet (Ficus sp). Stomata terdapat pada lapisan epidermis
30
terdiri dari sel penutup dan celah. Trikomata/rambut/bulu
merupakan tonjolan sel epidermis. Trikomata ada 2 macam:
1. Trikomata non glanduler, yaitu trikoma yang
tidak mengandung atau tidak menghasilkan
cairan / zat.
2. Trikomata glanduler, yaitu trikoma yang
mengandung atau menghasilkan cairan / zat
31
LATIHAN IV
JARINGAN DASAR DAN JARINGAN PENGUAT
Tujuan: melihat sel parenchym, sel sclerenchym dan sel
collenchym
Sel-sel Parenchym
Preparat 1 : Kerokan sebelah dalam kulit buah pisang
dalam air.
Gambarkan beberapa sel parenchym yang
telah terpisah karena aktivitas piktinase
pada proses pemisah
Preparat 2 : Penampang melintang tangkai daun/alat
pengapung eceng gondok Gambarlah
beberapa sel parenchym yang berbentuk
seperti bintang (Eichornia crassipes) dalam
air.
Gambarkan beberapa sel parenchym yang
banyak ruang antar sel yang besar-besar
(aerenchym).
32
Preparat 3 : Penampang melintang daun Canna sp.
dalam air
Gambarlah beberapa sel parenchym yang
berbentuk seperti bintang (actinenchym).
33
Sel-sel Collenchym
Preparat 4 : Irisan penampang melintang tangkai daun
tomat (Solanum lycopersicum). Gambarlah
sel-sel collenchym yang terdapat di bawah
epidermis. Gambarlah sel-sel collenchym
yang terdapat di bawah epidermis.
Perhatikan penebalan pada sudut-
sudutnya.
Preparat 5 : Penampang melintang tangkai daun seledri
(Apium graveolens).
Sel-sel Sclerenchym
Preparat 6 : Penampang melintang batang bunga
sepatu (Hibiscus rosasinensis). Perhatikan
jaringan yang terdiri dari sel-selnya yang
berdinding tebal penebalannya merata
sehingga lamennya sempit. Sel-sel itu
adalah sel-sel sclerenchym.
Gambar beberapa sel
34
Anatomi:
Parenchym merupakan jaringan dasar. Sifat-sifatnya,
dinding selnya tkipas dan lipis atau sedikit tebal, protoplas
masih terdapat, vakuolanya besar, plastidanya berupa
leucoplas, kloroplas tergantung fungsinya.
Menurut fungsinya dibedakan macam-macam
parenchym yaitu parenchym penimbun, parenchym udara,
parenchym pengangkutan, parenchym air dan sebagainya.
Collenchym merupakan jaringan penguat dengan penebalan
tidak merata, sedangkan sclerenchym merupakan jaringan
penguat dengan penebalan di seluruh dinding sel.
35
ILMU ALAT (ORGANOLOGI)
LATIHAN V
AKAR
Tujuan: melihat jaringan-jaringan pada akar (radix)
Preparat 1 : Penampang melintang akar jagung (Zea
mays).
Menggunakan preparat awetan.
Perhatikan jaringan-jaringan epidermis,
parenchym, endodermis dengan penebalan
bentuk U, diantaranya terdapat sel-sel
peresap. Berkas pengangkutan bertype
radial. Gambarkan penampang melintang
akar jagung dengan bagian-bagiannya yang
lengkap dari luar ke dalam
Preparat 2 : Penampang melintang akar jarak (Richinus
communis).
Irislah secara melintang akar jarak ini,
kemudian periksa di bawah mikroskop.
36
Gambar satu sektor dari irisan ini dengan
bagian-bagiannya yang lengkap dari luar ke
dalam
Preparat 3 : Penampang melintang akar kacang tanah
(Arachis hypogaea).
Epidermis mungkin sudah rusak dan
jaringan terluar terdiri dari jaringan gabus
yang dibentuk oleh phellogen.
Endodermis terdesak oleh jaringan
mekanik, yaitu sel-sel sclerenchym yang
berkelompok-kelompok.
Gambar satu sektor dari irisan ini dengan
bagian-bagiannya yang lengkap dari luar ke
dalam
37
Preparat 4 : Penampang melintang akar anggrek
(Arachnis sp).
Perhatikan adanya vellome yang berdinding
tebal, exodermis, chlorenchym,
endodermis, kristal Ca-oxalat pada
parenchym.
Anatomi:
Akar merupakan bagian dari kormus yang biasanya terdapat
dalam tanah.
Tugas akar antara lain:
1. Memperkuat berdirinya tanaman
2. Menyerap air dan zat makanan yang larut dalam air
3. Mengangkut air dan zat makanan
4. Tempat menimbun makanan
Susunan anatomi dari akar, misalnya kita buat penampang
melintang antara lain berturut-turut:
1. Paling luar dibatasi oleh lapisan epidermis kadang-
kadang pada akar terdapat trikhomata yang
merupakan tonjolan epidermis bulu-bulu akar
2. Cortex (Kulit pertama) yang terdiri dari lapisan
parenchym
38
3. Endodermis sebagai batas antara cortex dan stele
terdiri dari selapis sel yang rapat satu sama lain
dengan penebalan berbentuk U, di antara sel-sel
terdapat sel peresap
4. Stele (selender pusat) yang terdiri dari:
a. Pericycle
b. Berkas pengangkutan
c. Empulur
Berkas pengangkutan pada akar bertipe radial
dimana xylem dan floem letaknya bergantian,
sedangkan pada dicotyledoneae sudah terdesak
dengan pertumbuhan sekunder, akibat aktivitas
kambium yang terletak antara xylem dan floem.
Jadi, sifat radial dari akar dicotyledoneae tua
sudah tidak jelas lagi.
39
LATIHAN VI
BATANG
Tujuan: melihat jaringan-jaringan pada batang (caulis)
Preparat 1 : Penampang melintang batang jagung (Zea
mays)
Periksa di bawah mikroskop. Perhatikan
jaringan hypodermis, berkas
pengangkutannya letaknya tersebar dengan
tipe collateral tertutup. Kalau kita
perhatikan berkas-berkas
pengangkutannya, makin ke pinggir makin
rapat dan kecil-kecil, sedangkan makin ke
tengah makin besar.
Gambarkan irisan dari batang jagung
dengan bagian-bagian yang lengkap dari
luar ke dalam. Gambar pula satu berkas
pengangkutan dengan bagian-bagian yang
lengkap.
40
Preparat 2 : Penampang melintang batang bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis).
Gambarkan satu sektor dengan bagian-
bagian yang lengkap dari luar ke dalam
Preparat 3 : Penampang melintang batang sirih (Piper
betle).
Perhatikan adanya scelerenchym,
collenchym, dan parenchym. Berkas
pengangkut peripher dan medular, jaringan
sclerenchym yang memisahkan berkas-
berkas pengangkutan peripher dan
medular. Perhatikan adanya saluran lendir.
Gambar satu sektor
Preparat 4 : Penampang melintang batang kacang tanah
(Aarachis hypogaea). Jaringan paling luar
terdiri dari selapis sel epidermis kemudian
hypodermis, parenchym, dan chlorenchym.
Gambar satu sektor
41
Anatomi:
Kalau kita lihat irisan penampang melintang dari batang,
maka tampak tersusun oleh jaringan-jaringan:
1. Paling luar dibatasi oleh lapisan epidermis kadang-
kadang pada lapisan ini terdapat rambut-rambut,
sisik-sisik atau stomata yaitu pada bagian batang
yang masih muda
2. Cortex (Kulit pertama) yang terdiri dari lapisan sel-
sel parenchym, jaringan di bawah epidermis disebut
hypoderma.
3. Stele (selender pusat) yang terdiri dari:
a. Perikambium
b. empulur
c. Berkas pengangkutan
Berkas pengangkutan pada batang
monokotiledoneae letaknya tersebar,
sedangkan pada batang dicotyledoneae
teratur dan antara xylem dan floem terdapat
lingkaran kambium.
42
LATIHAN VII
DAUN
Tujuan: melihat jaringan-jaringan pada daun (folium)
Preparat 1 : Daun jagung (Zea mays)
Irislah secara melintang dan periksa di
bawah mikroskop.
Perhatikan epidermis atas dengan sel-sel
kipas. Mesophyl terdiri dari jaringan spons
(jaringan karang). Epidermis bawah dengan
stomatanya. Berkas pengangkutan yang
bertipe collateral tertutup.
Gambar yang lengkap dari epidermis atas
dan bawah
Preparat 2 : Irisan batang daun karet (Ficus elastica) dan
periksa di bawah mikroskop.
Perhatikan epidermis atas (multiple
epidermis) litosit dengan cistolithnya
43
jaringan palisade dengan butir-butir
chloroplastnya, jaringan spons dan jaringan
epidermis bawahnya. Kalau terlihat coba
cari stomatanya.
Gambarkan irisan daun karet tersebut
dengan bagian-bagiannya.
Preparat 3 : Irisan batang daun cemara (Ficus elastica)
Preparat 4 : Penampang melintang daun kecubung
(Datura metel). Perhatikan bagian tulang
daun dengan berkas pengangkut
bikolateral, mesophyl dengan selapis
jaringan palisade, jaringan spons dan
perhatikan kristal Ca-oxalat bentuk bintang.
Preparat 5 : Penampang melintang daun jeruk (Citrus
sp). Perhatikan jaringan tiang dengan kristal
Ca-oxalat, kelenjar minyak aetheris,
stomata dan jaringan spons.
44
Anatomi:
Daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi antara
lain:
1. untuk transpirasi (penguapan)
2. untuk respirasi (pernafasan)
3. assimilasi
Susunan anatomi dari daun yaitu bagian atas dan bagian
bawah dibatasi oleh lapisan epidermis yang mempunyai
penebalan cuticula, bagian daun yang dibatasi oleh
epidermis atas dan bawah ddariisebut messophyl, yang
padabermacam-macam daun berbeda-beda. Contoh
susunan anatomi daun karet terdiri:
- jaringan air yang putih mengkilat
- jaringan palisade parenchym yang penuh dengan
chlo berkas pengangkutanroplast
- jaringan spons parenchym yang terdiri dari sel-sel
parenchym, di dalamnya yang terdapat chloroplast
antara sel-selnya terdapat ruang-ruang antar sel
yang besar. Pada jaringan spons diketemukan berkas
pengangkutan yang terletak pada tulang daun.
Susunan mesophyl pada daun jagung lebih
sederhana lagi yaitu hanya terdiri dari jaringan spons
45
parenchym dan pada jaringan ini terdapat berkas
pengangkutan.
46
MORFOLOGI
LATIHAN VIII
(TUGAS LAPANGAN)
Tujuan:
1. Melihat bentuk daun tunggal
2. Melihat bentuk daun majemuk
3. Membuat lukisan (sircum scriptio)
4. Melihat duduk daun (phyllotaxis), daun tunggal
Tugas: Pilihlah beberapa species tanaman di lapangan,
gambarkan dari masing-masing preparat dan
sebutkan bagian-bagiannya.
Untuk Daun Tunggal:
Setelah disebutkan speciesnya
1. Gambar dan sebutkan bagiannya
2. Buatlah Sircum Scriptio dari daun tersebut yang
memuat :
- bentuk daun
- ujung daun
- tepi daun
- tulang daun
47
- permukaan daun
- daging daun
3. Tentukan pyllotaxisnya, apakah tersebar,
berhadapan atau berkarang.
Untuk Daun Majemuk:
Setelah disebutkan speciesnya
1. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagiannya
2. Sebutkan macam-macam daun majemuk,
Dari semua preparat sebutkan kegunaan apakah
untuk obat, tanaman hias, dsb
48
LATIHAN IX
MORFOLOGI BUNGA
Tujuan:
5. Mengenal bentuk-bentuk bunga majemuk
6. Mengenal bagian-bagian bunga tunggal
Preparat 1 : Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima).
Familia: Caesalpiniaceae
Preparat 2 : Bunga Lamtoro (Leucaena glauca). atau
Bunga Si Kejut / Putri Malu (Mimosa
pudica). Familia: Mimosaceae
Preparat 3 : Bunga Kacang- Kacang. Familia:
Papillionaceae
Preparat 4 : Bunga Bougenvile (Bougenvainvillea
spectabilis Wild).
Familia: Nyctaginaceae
49
Preparat 5 : Bunga Tasbih/Canna (Cana sp).
Familia: Cannaceae
Preparat 6 Bunga Cempaka (Michelia Champaka).
Familia: Magnoliaceae
Preparat 7 Bunga Widelia/Seruni (Widelia sp. Tridax
procumbens).
Familia: Asteraceae
Tugas:
Untuk masing-masing species, sebutkan nama
Indonesianya dan nama jenisnya beserta familianya.
- Untuk preparat 1 dan 2, gambarkan dan sebutkan
bentuk bunga majemuknya.
- Untuk preparat 3, gambarkan dan sebutkan
bagian-bagiannya. Gambarkan masing-masing
bagian bunga tersebut secara terpisah, sehingga
tampak bentuk kupu-kupu.
- Untuk preparat 4-7, gambarkan dan sebutkan
bagian-bagian bunga.
50
LATIHAN X
RUMUS DAN DIAGRAM BUNGA
Tujuan:
1. Mengenal bentuk-bentuk bunga majemuk
2. Mengenal bagian-bagian bunga tunggal
Preparat 1 : Bunga Kembang Sepatu / Bunga Pucuk
(Hibiscus rosa-sinensis).
Familia: Malvaceae
Preparat 2 : Bunga Alamanda (Allamanda cathartica).
Familia: Apocynaceae
Tugas: Buat masing-masing preparat rumus bunga dan
diagram bunganya.
51
LATIHAN XI
DESKRIPSI TUMBUHAN
Tujuan:
Latihan membuat deskripsi tumbuhan/penyandraan
Preparat:
Beberapa species tumbuhan
Tugas:
1. Buat klasifikasinya
2. Buat deskripsinya
Deskripsi
Deskripsi atau penyandraan, yaitu cara melukiskan atau
memberi gambaran tentang tumbuhan. Dalam penyandraan
tersebut diusahakan degan singkat tapi lengkap; biasanya
tersusun bercorak telegram, tetapi lengkap memuat seluruh
bagian tumbuhan. Sebutkan pula warna, alat tumbuhan
serta kalau ada kegunaan tumbuhan tersebut.
Pada hakekatnya deskripsi merupakan keterangan singkat
tentang:
a. Habitusnya, lama tumbuh/umur tanaman
b. Kelamin bunga, sifat-sifatnya.
c. Akar: Termasuk akar tunggang, serabut
bercabang/tidak, bagaimana baunya tersebut
52
d. Batang: Bagaimana arah pertumbuhannya,
percabangannya, apakah ada alat tambahan pada
batang, bagaimana permukaannya, warnanya, dan
seterusnya.
e. Daun: Termasuk daun tunggal atau daun majemuk;
kalau daun majemuk termasuk majemuk apa, kalau
daun tunggal apakah termasuk daun lengkap,
bagaimana filotaksis/duduknya daun, bagaimana
bentuk-bentuk daunnya, ujungnya, tepinya,
pertulangannya interfenium (daging) dan apakah ada
tanda khas, permukaannya; perhatikan pula tangkai
daun apakah pangkal ada stipula, atau ada alat
lainnya.
f. Bunga: Perhatikan apakah bunga tunggal atau bunga
majemuk. Beri keterangan apakah bungan lengkap /
sempurna atau tidak. Berikan keterangan tentang
kelompoknya, ada beberapa helai, berlekatan / tidak.
Perhatikan tajuk bunganya ada beberapa helai,
Perhatikan jumlah benang sarinya, perhatikan letak
benang sari, apakah lepas / tidak. Perhatikan putiknya,
ada berapa, ada berapa kepala putik, bagaimana
duduk bakal buahnya, apakah menumpang atau
tenggelam.
53
LATIHAN XII
IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN
Identifikasi atau determinasi tumbuhan adalah
pemberian atau penentuan nama ilmiah/takson terhadap
spicemen tumbuhan yang belum diketahui namanya;
dengan menyamakan sifat-sifatnya dengan sifat-sifat dari
tumbuhan yang telah lebih dulu diketahui nama ilmiah atau
taksonnya.
Hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Menyamakan dengan gambar-gambar pada buku-
buku atau majalah.
2. Menyamakan dengan material herbarium yang telah
diketahui namanya
3. Menyamakan dengan tumbuhan hidup yang telah
diketahui namanya, misalnya di kebun raya atau di
kebun botani.
4. Menggunakan kunci determinasi yang terdapat pada
buku Flora
a. Flora untuk sekolah di Indonesia (Van Steenis,
1975)
54
b. Flora of Java (Backer dan Backouvzen van den
Brink Jr., 1963, 1965, 1968).
c. Majalah Flora Malesian
5. Menggunakan kunci determinasi berupa kartu
berlobang (punched cards) oleh Hansen dan Rahn
(1969)
6. Menggunakan program komputer, misalnya program
MEKA (Multiple Entry Key Algorithm) oleh Duncant
dan Meacham dari Herbarium University of
California, 1986.
Pada praktikum ini determinasi dilakukan dengan
menggunakan kunci determinasi pada buku Flora (Van
Steenis) selanjutnya akan dipandu.

More Related Content

Similar to PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI-PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI.pdf

I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologiI ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologibaskimia
 
Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2mas min
 
Materi Kinerja ilmiah IPA SMP
Materi Kinerja ilmiah IPA SMPMateri Kinerja ilmiah IPA SMP
Materi Kinerja ilmiah IPA SMPFuad Qodiriyanti
 
Menyunting Teks - Cara Menggunakan Mikroskop
Menyunting Teks - Cara Menggunakan MikroskopMenyunting Teks - Cara Menggunakan Mikroskop
Menyunting Teks - Cara Menggunakan MikroskopShafira Hany
 
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskoppjj_kemenkes
 
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop  Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop pjj_kemenkes
 
Power point tentang kinerja ilmiah
Power point tentang kinerja ilmiahPower point tentang kinerja ilmiah
Power point tentang kinerja ilmiahAmalina Berliana
 
Mikroskop & kes kerja 3
Mikroskop  & kes kerja 3Mikroskop  & kes kerja 3
Mikroskop & kes kerja 3hkarismu
 
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.pptRIYANTORIYANTO39
 
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.pptalqudwahpangkalpinan
 

Similar to PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI-PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI.pdf (20)

I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologiI ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
I ia. mikroskop (tugas 1 presentation)_basrib.biologi
 
Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2Mikroskop dan penggunaannya2
Mikroskop dan penggunaannya2
 
Materi Kinerja ilmiah IPA SMP
Materi Kinerja ilmiah IPA SMPMateri Kinerja ilmiah IPA SMP
Materi Kinerja ilmiah IPA SMP
 
MIKROSKOP
MIKROSKOPMIKROSKOP
MIKROSKOP
 
Menyunting Teks - Cara Menggunakan Mikroskop
Menyunting Teks - Cara Menggunakan MikroskopMenyunting Teks - Cara Menggunakan Mikroskop
Menyunting Teks - Cara Menggunakan Mikroskop
 
M ikroskop
M ikroskopM ikroskop
M ikroskop
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Cara atau langkah mikroskop
Cara atau langkah mikroskopCara atau langkah mikroskop
Cara atau langkah mikroskop
 
Cara atau langkah mikroskop
Cara atau langkah mikroskopCara atau langkah mikroskop
Cara atau langkah mikroskop
 
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop  Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
Pengenalan, Penggunaan Dan Perawatan Mikroskop
 
Power point tentang kinerja ilmiah
Power point tentang kinerja ilmiahPower point tentang kinerja ilmiah
Power point tentang kinerja ilmiah
 
04. alat alat optik x
04. alat alat optik x04. alat alat optik x
04. alat alat optik x
 
Makalah Mikroskop
Makalah MikroskopMakalah Mikroskop
Makalah Mikroskop
 
Mikroskop & kes kerja 3
Mikroskop  & kes kerja 3Mikroskop  & kes kerja 3
Mikroskop & kes kerja 3
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 
Mikroskop dan sel
Mikroskop dan selMikroskop dan sel
Mikroskop dan sel
 
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
10.-Cahaya-dan-sifat-sifatnya-editsi.ppt
 
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
10_Cahaya_dan_sifat_sifatnya_edit_ppt.ppt
 
Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxAgathaHaselvin
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxAgathaHaselvin
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxAgathaHaselvin
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxAgathaHaselvin
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxAgathaHaselvin
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxAgathaHaselvin
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxAgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxAgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxAgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxAgathaHaselvin
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxAgathaHaselvin
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxAgathaHaselvin
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxAgathaHaselvin
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxAgathaHaselvin
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxAgathaHaselvin
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxAgathaHaselvin
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptAgathaHaselvin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptAgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

Recently uploaded

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 

Recently uploaded (10)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 

PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI-PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI.pdf

  • 1. PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI OLEH: TIM PENYUSUN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017
  • 2. i TIM PENYUSUN I Made Sukewijaya, S.P., M.Sc. Prof. Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.Sc. Ir. Ni Luh Made Pradnyawathi, M.P. Ir. Hestin Yuswanti, M.P. Ir. Utami, M.S. Ir. I Gusti Ngurah Raka, M.S. Ir. I Nyoman Gede Astawa, M.P. Ir. I Putu Dharma, M.Si. Prof. Dr. Dra. Made Sritamin, M.S.
  • 3. ii KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahaesa, karena atas berkat-Nya maka penuntun praktikum matakuliah Botani ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penuntun praktikum ini disusun untuk dapat dijadikan pedoman pelaksanaan praktikum oleh mahasiswa yang menempuh matakuliah ini. Penuntun praktikum pada semester ini merupakan revisi atas penuntun yang telah diterbitkan sebelumnya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan dan kerjasama seluruh koordinator kelas yang telah membantu dalam penyempurnaan setiap semesternya. Kritik dan saran dari para pengguna penuntun ini sangat diharapkan untuk dapat digunakan sebagai bahan penyempurnaan di kemudian hari. Akhirnya, semoga penuntun ini dapat dipergunakan oleh semua yang membutuhkan, terima kasih. Denpasar, September 2017 Tim Penyusun
  • 4. 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Sebelum menjalankan praktikum, mahasiswa sudah mempersiapkan diri dan mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan apa yang akan dipraktikumkan. 2. Harus datang tepat pada waktu yang telah ditentukan. 3. Memperhatikan segala keterangan-keterangan yang diberikan pada waktu praktikum, untuk mempermudah dalam menjalankan praktikum. 4. Sebelum dan sesudah praktikum alat-alat harus dibersihkan dan dalam keadaan kering. 5. Mahasiswa yang tidak hadir harus memberikan keterangan sebab ketidakhadirannya. 6. Mahasiswa yang tidak hadir 3 (tiga) kali tanpa surat keterangan, dicoret dari daftar, dan nilai praktikum digugurkan. 7. Tiap kali praktikum mahasiswa harus membawa: a pensil b penghapus c pulpen/ballpoint d silet baru/tajam
  • 5. 2 8. Setiap selesai praktikum, buku latihan tidak boleh dibawa pulang. 9. Gambar dibuat dengan pensil dan keterangan- keterangan dengan pulpen/ballpoint. 10. Mereka yang merusak/menghilangkan alat-alat harus lapor dan mengganti dengan barang yang sama.
  • 6. 3 Alat yang Dipergunakan dalam Praktikum Botani (Anatomi Tumbuhan) serta Cara Penggunaannya MIKROSKOP Merupakan alat optik biasanya terdiri dari lensa yang berguna untuk memberikan bayangan diperbesar dari benda- benda yang terlalu kecil jika dilihat dengan mata biasa. BAGIAN-BAGIANNYA: A. STATIP, terdiri dari: a. Kaki, biasanya berbentuk kaki kuda. b. Tiang, sebagai penghubung kaki dengan tangkai. c. Tangkai, yang merupakan pendukung teropong. Antara tiang dengan tangkai terdapat engsel sehingga teropong bisa berdiri miring hingga enak bagi
  • 7. 4 pemakainya. Karena meja benda juga ikut miring sehingga kemungkinan cairan/air/zat-zat kimia yang kita pakai pada preparat akan mengalir, maka kita memberi sikap tegak pada teropong. Pada macam mikroskop tertentu tidak terdapat engsel ini, sehingga meja benda berada dalam posisi mendatar d. Meja Benda, tempat untuk meletakkan preparat. Pada meja benda terdapat lubang yang berguna untuk meneruskan sinar dari bawah meja, melalui preparat terus ke teropong. e. Sekrup-sekrup Penggerak Preparat, yang berguna untuk menggerakkan preparat ke kiri, ke kanan, ke muka dan ke belakang. Preparat ditahan oleh penjepit yang terletak pada bagian yang digerakkan oleh sekrup tersebut. f. Sekrup-sekrup Penggerak / Pengatur Jarak antara Teropong dan Preparat. Ada 2 (dua) buah sekrup; kasar (makro meter) dan sekrup halus (mikro meter). Tergantung macamnya mikroskop maka mungkin - Meja benda pada tangkai teropong dapat naik turun oleh sekrup-sekrup tersebut - Meja benda dapat dinaikturunkan oleh sekrup tersebut, sedang teropong tetap pada tangkai.
  • 8. 5 B. TEROPONG, terdiri dari pembuluh dengan lensa-lensa pada kedua ujungnya. a. Obyektif, yaitu lensa yang menghadap ke benda, biasanya merupakan lensa-lensa majemuk, yang satu sama lain dilekatkan dengan zat perekat/balsem kanada. Peringatan: Jangan sekali-kali membersihkan lensa dengan alkohol, karena dapat melarutkan balsem kanada. Lensa oyektif terdapat revolver yang dapat diputar, sehingga kita dapat mengganti dengan lain- lain pembesaran. Pada lensa obyektif terdapat pembesaran 5x, 10x, 45x, 100x dst. b. Okuler, yaitu lensa yang menghadap ke mata kita biasanya tunggal dan terpasang lepas dalam pembuluh okuler. Seperti pada obyektif, pada okuler pembesaran 5x, 10x dst. c. Pembuluh Teropong, yaitu bagian pembawa okuler serta obyektif dengan revolvernya. Buluh teropong dapat digerakkan ke atas dan ke bawah. C. PENERANGAN, terdiri dari: a. Cermin Datar dan Cekung. Cermin ini dapat diputar ke segala arah dan dengan cermin-cermin cekung kita dapat menangkap lebih banyak sinar/cahaya dari cermin datar.
  • 9. 6 b. Diafragma, untuk mengatur besar kecilnya cahaya masuk. c. Gelas Filter, yaitu gelas berwarna biru dipasang di bawah kondensor atau di atas cermin. Gelas ini dipakai bila kita menggunakan sinar lampu. d. Kondensor, yaitu alat untuk memusatkan cahaya. Kondensor dapat dinaikturunkan dengan sekrup yang terdapat di bawah meja benda.
  • 10. 7 CARA PENGGUNAANNYA Bila kita memeriksa preparat, maka pekerjaan dibagi 2 (dua) tahap: a. Mencari bidang penglihatan. b. Mencari bayangan preparat. a. Mencari bidang penglihatan. 1) Revolver diputar hingga obyektif dengan pembesaran lemah. 2) Kondensor dinaikkan 3) Diafragma dibuka lebar-lebar 4) Mata kiri kita tempelkan ke dalam teropong, sementara kita putar cermin untuk menangkap sinar sedemikian rupa sehingga kita peroleh bidang penglihatan yang putih bersih. b. Mencari bayangan preparat. 1) Gelas benda dengan preparat (material) yang telah kita buat, kita taruh pada meja benda, kita tahan dengan penjepit agar tetap pada tempatnya. 2) Dengan menggunakan sekrup-sekrup penggerak, preparat kita geser-geserkan sedemikian rupa sehingga material tersebut berada tepat di bawah lensa obyektif.
  • 11. 8 3) Sambil kita lihat dari samping teropong kita turunkan perlahan-lahan dengan memutar sekrup besar, hingga obyek lensa tepat mendekati preparat (material). 4) Sambil kita lihat dari samping, teropong kita turunkan perlahan-lahan dengan memutar sekrup besar. Pada suatu ketika kita akan lihat bayangan preparat tersebut. 5) Bayangan kita lihat dan dapat diperjelas dengan: a. Memutar-mutar sekrup halus, sehingga bayangan terlihat jelas. b. Menurunkan kondensor perlahan-lahan, c. Mengecilkan diafragma untuk mengurangi sinar masuk 6) Jika ingin melihat sebagian dari preparat dengan pembesaran kuat, maka kita lakukan: a. Sambil melihat ke dalam teropong preparat kita geserkan sehingga bagian preparat yang akan diselidiki tepat berada di bawah lensa, tepat di tengah bidang penglihatan. b. Tanpa mengubah-ubah sekrup kasar/halus, kemudian revolver kita putar-putar sehingga obyektif dengan
  • 12. 9 pembesaran kuat tepat di bawah teropong c. Kita lihat dalam teropong biasanya sudah terlihat bayangan samar-samar ini dapat diperjelas dengan memutar-mutar sekrup halus, menaikkan kondensor dan atau memperlebar diafragma. Jika dengan memutar-mutar sekrup bayangan belum juga nampak ini berarti bahwa bagian dari preparat yang akan kita lihat belum berada tepat di tengah-tengah dari bidang penglihatan. Kita kembalikan lagi pada pembesaran lemah dan kita atur lebih seksama lagi agar preparat tepat di tengah-tengah bidang penglihatan, seterusnya kita pindah ke dalam pembesaran kuat dan kita lihat.
  • 13. 10 FORMAT DALAM BUKU LATIHAN Latihan I Tujuan: Melihat sel dan bagian-bagiannya Preparat 1: Umbi lapis bawang merah (Allium cepa ascalonicum) Perbesaran: 10x10 Gambar dan keterangan: Preparat 2: Daun Hydrilla verticillata Perbesaran: ……………… (sesuaikan) Gambar dan keterangan:
  • 14. 11 ILMU SEL (CYTOLOGY) LATIHAN I SEL DAN BAGIANNYA Tujuan: Melihat sel dan bagian-bagiannya Preparat 1 : Umbi lapis bawang merah (Allium cepa ascalonium) Ambillah bagian dalam dari umbi lapis tersebut. Perhatikan nukleus dan nukleolinya. Gambarkan beberapa sel dengan bagian- bagiannya. Gambar Sitoplasma Nukleus Dinding sel
  • 15. 12 Preparat 2 : Ganggang Spirogyra sp Ambil 2 atau 3 ganggang Spirogyra sp. Perhatikan di dalam selnya terdapat khloroplast yang berbentuk pita dengan pyrenoid. Inti sel biasanya di tengah- tengah sel dengan benang-benang plasma. Gambarkan beberapa sel Gambar Preparat 3 : Daun Hydrilla verticillata Ambil 2 atau 3 helai dan lihat melalui mikroskop. Perhatikan sitoplasmanya yang dapat diamati dengan mengikuti gerakan khloroplas terutama pada sel-selnya yang letaknya dekat ibu tulang daun. Khloroplas disini berbentuk bulat-bulat seperti lensa. Gambarkan beberapa sel
  • 16. 13 Gambar Preparat 4 : Penampang melintang cortex, umbi wortel (Daucus carota) Buatlah irisan tipis pada akar pena dari umbi wortel tersebut, periksa dalam air dan perhatikan khromoplas yang berbentuk butir-butir batang maupun spiral yang menyebabkan warna merah umbi tersebut Gambar
  • 17. 14 Anatomi : Kalau kita perhatikan di bawah mikroskop, terlihat tersusun dari deretan sel-sel. Sel terdiri dari dinding sel dan isi sel. Isi sel terdiri dari bagian-bagian yang mati (ergastic) dan bagian-bagian yang hidup (protoplas) yang terdapat dalam sel; terdiri dari plasma sel (cytoplasma), inti sel (nukleus) dan plastida. Benda mati dalam plasma ada yang cair, ada yang padat sedangkan benda mati dalam plastida antara lain berupa butir tepung. Macam-macam Plastida, yaitu: - amyloplast : yaitu plastida pembentuk tepung - chloroplast : yaitu plastida berwarna hijau - chromoplast : yaitu plastida berwarna merah - leucoplast : yaitu plastida yang tidak berwarna - elaioplast : yaitu plastida yang mengandung minyak Chloroplast mempunyai beberapa bentuk : - Pita yang berbelit belit (Spiral) misalnya pada Spirogyra sp. - Lensa misalnya pada Hydrilla verticillata - Jala misalnya pada ganggeng Cladophora sp - Bintang misalnya pada ganggeng Zygnema sp
  • 18. 15 LATIHAN II ERGASTIK Tujuan: Melihat benda benda mati dalam sel berupa butir- butir tepung dan berupa kristal ca-oxalat Preparat 1 : Tuber (umbi) dari kentang (Solanum tuberasum) Tusuk dengan jarum pada kentang tersebut kemudian letakkan pada tetesan air yang telah disediakan pada gelas benda. Kemudian tutup dengan gelas. Lihat di bawah mikroskop. Perhatikan letak hilus dan lamellanya. gambar beberapa butir tepung dengan bagian-bagiannya. Gambar
  • 19. 16 Prepara t 2 : Tepung beras (Oriza Sativa L) dalam air. Caranya sama seperti di atas Perhatikan butir- butir amylum beras yang terdiri dari butir- butir majemuk. Gambar
  • 20. 17 Preparat 3 : Tepung jagung (Zea mays L) Caranya sama seperti di atas Perhatikan adanya retakan. Gambar beberapa butir Gambar Preparat 4 : Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) Caranya sama seperti di atas. Perhatikan adanya retakan dan lamellanya. Gambar beberapa butir
  • 21. 18 Preparat 5 : Tepung ubi kayu (Manihot utilissima) Caranya sama seperti di atas. Gambar beberapa butir. Preparat 6 : Tepung pada pisang (Musa sp) Caranya sama seperti di atas Gambar
  • 22. 19 Preparat 7 : Penampang melintang batang bayam (Amaranthus sp.) Irislah melintang batang tersebut. Perhatikan sel-sel yang mengandung kristal Ca-oxalat berbentuk pasir. Gambar beberapa sel Gambar Preparat 8 : Penampang melintang tangkai daun Begonia sp. Caranya sama seperti di atas. Perhatikan sel- sel dengan kristal Ca-oxalat berbentuk pasir dan berbentuk bintang (Drussen). Gambar beberapa sel Gambar
  • 23. 20 Preparat 9 : Penampang melintang daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). Irislah daun tersebut dan lihat kristal berada pada sel jaringan palissade atau sel jaringan spon. Gambar beberapa sel. Gambar Preparat 10 : Penampang melintang daun jeruk (Citrus aurantifolia) Caranya sama seperti di atas. Perhatikan adanya sel-sel epidermis yang mengandung kristal Ca-oxalat yang berbentuk prisma dan pasir. Gambar beberapa sel yang mengandung kristal tersebut.
  • 24. 21 Gambar Anatomi: Tepung (amylum) merupakan benda mati yang terdapat dalam plastida. Bagian dari tepung hillus atau titik initial dan lamella. Bentuk-bentuk tepung pada beberapa tumbuhan berbeda-beda hingga dengan melihat bentuk tepung kita dapat mengetahui dari tumbuhan apa. Berdasarkan hilusnya bentuk tepung dibedakan menjadi tepung konsentris (yaitu hilus terdapat di bagian tengah- tengah butir) dan tepung eksentris (yaitu bila hilus terdapat di bagian pinggir). Berdasarkan susunannya dibedakan butir tepung tunggal (mono adelph), butir tepung majemuk (poly adelph) dan butir tepung setengah majemuk. Kristal Ca- Oksalat merupakan benda mati dalam plasma yang berbentuk padat, bentuk kristal tersebut pada tumbuhan bermacam-macam, antara lain:
  • 25. 22 - berbentuk pasir (kristal sands), misalnya terdapat pada (Amarnanthus sp.) - berbentuk jarum dan bentuk jarum terkumpul (rapida.), terdapat pada daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan endocarp buah aren (Arenga pinata). - berbentuk kristal drusse, misalnya terdapat pada daun Begonia sp., tangkai daun pepaya (Carica papaya). - berbentuk prisma, misalnya terdapat pada daun jeruk (Citrus sp).
  • 26. 23 ILMU JARINGAN (HISTOLOGY) LATIHAN III EPIDERMIS DAN DERIVAT-DERIVATNYA Tujuan: melihat sel macam trikomata, stomata, dan epidermis Preparat 1 : Epidermis batang tebu (Saccarum officinarum) dalam air. Epidermis batang Saccharum officinarum terdiri dari sel panjang dan dua macam sel pendek yaitu sel-sel silika yang berisi SiO2 dan sel-sel gabus yang dinding selnya mengandung suberin. Gambarlah sel-sel tersebut dengan pembesaran kuat.
  • 27. 24 Preparat 2 : Rambut batang diambil dari tangkai daun waru (Hibiscus tiliaceus). Rambut-rambut ini terdiri dari lebih dari satu sel dan bentuknya seperti bintang. Gambarlah rambut-rambut ini beserta sel-sel epidermis di sekitarnya dengan pembesaran kuat.
  • 28. 25 Preparat 3 : Rambut yang diambil dari epidermis bawah daun timbul (Arthocarpus communis). Rambut ini terdiri dari satu sel, berdinding tebal dengan tonjolan berupa rigi-rigi. Gambarlah rambut-rambut ini beserta sel-sel epidermis di sekitarnya dengan pembesaran kuat. Preparat 4 : Bentuk sisik pada daun durian (Durio zibethinus) rambut ini berbentuk seperti sisik yang diambil dari lapisan epidermis daun bagian bawah. Gambar rambut tersebut beserta sel epidermisnya. Preparat 5 : Rambut pada bawah daun tembakau (Nicotiana tobacum). Rambut-rambut ini terdiri dari lebih dari satu sel panjang dan bercabang. Gambar beberapa rambut tersebut beserta sel-sel epidermis di sekitarnya.
  • 29. 26 Preparat 6 : Rambut gatal pada epidermis daun jelatang (Fleurya interrupta) dalam air. Rambut ini terdiri dari satu sel panjang yang mengandung cairan gatal. Gambar beberapa rambut dan sel-sel epidermisnya. Preparat 7 : Rambut kelenjar pada epidermis daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus) Rambut ini terdiri dari tangkai satu sel empat sel. Gambar beberapa rambut dan sel-el epidermisnya.
  • 30. 27 Preparat 8 : Irisan epidermis bawah/atas daun jagung (Zea mays) dalam air. Perhatikan stoma tipe gramineae; sel penutup berbentuk halter dan sumbu panjang dari daun. Gambar beberapa stoma itu dengan sel-sel epidermis di sekitarnya dengan pembesaran kuat.
  • 31. 28 Preparat 9 : Irisan epidermis bawah daun kecubung (Datura metel) dalam air. Perhatikan stoma dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga, kadang-kadang lebih dari satu sel. Sel tetangga itu lebih kecil dari yang lainari daun. Gambar beberapa stoma beserta sel-sel epidermis dan sekitarnya dengan pembesaran kuat.
  • 32. 29 Preparat 10 : Irisan epidermis bawah daun jelatang (Fleurya interrupta) Stoma mempunyai 2 sel tetangga dengan poros panjang tegak lurus terhadap poros panjang stoma. Gambar beberapa stoma itu dengan sel-sel epidermis di sekitarnya dengan pembesaran kuat. Anatomi: Epidermis dengan derivat-derivatnya antara lain: trikomata, sel kipas dan lain-lain. Merupakan jaringan pelindung/penutup. Lapisan epidermis berasal dari lapisan paling luar dari meristem primer adalah dermadogen. Pada permukaan epidermis biasanya mempunyai kutikula (kecuali pada akar) sering juga terdapat lilin, kersik atau kapur. Umumnya epidermis hanya terdiri dari satu lapisan tetapi pada tumbuhan tertentu mempunyai lebih dari satu lapis, ini disebut multiple epidermis misalnya terdapat pada daun karet (Ficus sp). Stomata terdapat pada lapisan epidermis
  • 33. 30 terdiri dari sel penutup dan celah. Trikomata/rambut/bulu merupakan tonjolan sel epidermis. Trikomata ada 2 macam: 1. Trikomata non glanduler, yaitu trikoma yang tidak mengandung atau tidak menghasilkan cairan / zat. 2. Trikomata glanduler, yaitu trikoma yang mengandung atau menghasilkan cairan / zat
  • 34. 31 LATIHAN IV JARINGAN DASAR DAN JARINGAN PENGUAT Tujuan: melihat sel parenchym, sel sclerenchym dan sel collenchym Sel-sel Parenchym Preparat 1 : Kerokan sebelah dalam kulit buah pisang dalam air. Gambarkan beberapa sel parenchym yang telah terpisah karena aktivitas piktinase pada proses pemisah Preparat 2 : Penampang melintang tangkai daun/alat pengapung eceng gondok Gambarlah beberapa sel parenchym yang berbentuk seperti bintang (Eichornia crassipes) dalam air. Gambarkan beberapa sel parenchym yang banyak ruang antar sel yang besar-besar (aerenchym).
  • 35. 32 Preparat 3 : Penampang melintang daun Canna sp. dalam air Gambarlah beberapa sel parenchym yang berbentuk seperti bintang (actinenchym).
  • 36. 33 Sel-sel Collenchym Preparat 4 : Irisan penampang melintang tangkai daun tomat (Solanum lycopersicum). Gambarlah sel-sel collenchym yang terdapat di bawah epidermis. Gambarlah sel-sel collenchym yang terdapat di bawah epidermis. Perhatikan penebalan pada sudut- sudutnya. Preparat 5 : Penampang melintang tangkai daun seledri (Apium graveolens). Sel-sel Sclerenchym Preparat 6 : Penampang melintang batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis). Perhatikan jaringan yang terdiri dari sel-selnya yang berdinding tebal penebalannya merata sehingga lamennya sempit. Sel-sel itu adalah sel-sel sclerenchym. Gambar beberapa sel
  • 37. 34 Anatomi: Parenchym merupakan jaringan dasar. Sifat-sifatnya, dinding selnya tkipas dan lipis atau sedikit tebal, protoplas masih terdapat, vakuolanya besar, plastidanya berupa leucoplas, kloroplas tergantung fungsinya. Menurut fungsinya dibedakan macam-macam parenchym yaitu parenchym penimbun, parenchym udara, parenchym pengangkutan, parenchym air dan sebagainya. Collenchym merupakan jaringan penguat dengan penebalan tidak merata, sedangkan sclerenchym merupakan jaringan penguat dengan penebalan di seluruh dinding sel.
  • 38. 35 ILMU ALAT (ORGANOLOGI) LATIHAN V AKAR Tujuan: melihat jaringan-jaringan pada akar (radix) Preparat 1 : Penampang melintang akar jagung (Zea mays). Menggunakan preparat awetan. Perhatikan jaringan-jaringan epidermis, parenchym, endodermis dengan penebalan bentuk U, diantaranya terdapat sel-sel peresap. Berkas pengangkutan bertype radial. Gambarkan penampang melintang akar jagung dengan bagian-bagiannya yang lengkap dari luar ke dalam Preparat 2 : Penampang melintang akar jarak (Richinus communis). Irislah secara melintang akar jarak ini, kemudian periksa di bawah mikroskop.
  • 39. 36 Gambar satu sektor dari irisan ini dengan bagian-bagiannya yang lengkap dari luar ke dalam Preparat 3 : Penampang melintang akar kacang tanah (Arachis hypogaea). Epidermis mungkin sudah rusak dan jaringan terluar terdiri dari jaringan gabus yang dibentuk oleh phellogen. Endodermis terdesak oleh jaringan mekanik, yaitu sel-sel sclerenchym yang berkelompok-kelompok. Gambar satu sektor dari irisan ini dengan bagian-bagiannya yang lengkap dari luar ke dalam
  • 40. 37 Preparat 4 : Penampang melintang akar anggrek (Arachnis sp). Perhatikan adanya vellome yang berdinding tebal, exodermis, chlorenchym, endodermis, kristal Ca-oxalat pada parenchym. Anatomi: Akar merupakan bagian dari kormus yang biasanya terdapat dalam tanah. Tugas akar antara lain: 1. Memperkuat berdirinya tanaman 2. Menyerap air dan zat makanan yang larut dalam air 3. Mengangkut air dan zat makanan 4. Tempat menimbun makanan Susunan anatomi dari akar, misalnya kita buat penampang melintang antara lain berturut-turut: 1. Paling luar dibatasi oleh lapisan epidermis kadang- kadang pada akar terdapat trikhomata yang merupakan tonjolan epidermis bulu-bulu akar 2. Cortex (Kulit pertama) yang terdiri dari lapisan parenchym
  • 41. 38 3. Endodermis sebagai batas antara cortex dan stele terdiri dari selapis sel yang rapat satu sama lain dengan penebalan berbentuk U, di antara sel-sel terdapat sel peresap 4. Stele (selender pusat) yang terdiri dari: a. Pericycle b. Berkas pengangkutan c. Empulur Berkas pengangkutan pada akar bertipe radial dimana xylem dan floem letaknya bergantian, sedangkan pada dicotyledoneae sudah terdesak dengan pertumbuhan sekunder, akibat aktivitas kambium yang terletak antara xylem dan floem. Jadi, sifat radial dari akar dicotyledoneae tua sudah tidak jelas lagi.
  • 42. 39 LATIHAN VI BATANG Tujuan: melihat jaringan-jaringan pada batang (caulis) Preparat 1 : Penampang melintang batang jagung (Zea mays) Periksa di bawah mikroskop. Perhatikan jaringan hypodermis, berkas pengangkutannya letaknya tersebar dengan tipe collateral tertutup. Kalau kita perhatikan berkas-berkas pengangkutannya, makin ke pinggir makin rapat dan kecil-kecil, sedangkan makin ke tengah makin besar. Gambarkan irisan dari batang jagung dengan bagian-bagian yang lengkap dari luar ke dalam. Gambar pula satu berkas pengangkutan dengan bagian-bagian yang lengkap.
  • 43. 40 Preparat 2 : Penampang melintang batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis). Gambarkan satu sektor dengan bagian- bagian yang lengkap dari luar ke dalam Preparat 3 : Penampang melintang batang sirih (Piper betle). Perhatikan adanya scelerenchym, collenchym, dan parenchym. Berkas pengangkut peripher dan medular, jaringan sclerenchym yang memisahkan berkas- berkas pengangkutan peripher dan medular. Perhatikan adanya saluran lendir. Gambar satu sektor Preparat 4 : Penampang melintang batang kacang tanah (Aarachis hypogaea). Jaringan paling luar terdiri dari selapis sel epidermis kemudian hypodermis, parenchym, dan chlorenchym. Gambar satu sektor
  • 44. 41 Anatomi: Kalau kita lihat irisan penampang melintang dari batang, maka tampak tersusun oleh jaringan-jaringan: 1. Paling luar dibatasi oleh lapisan epidermis kadang- kadang pada lapisan ini terdapat rambut-rambut, sisik-sisik atau stomata yaitu pada bagian batang yang masih muda 2. Cortex (Kulit pertama) yang terdiri dari lapisan sel- sel parenchym, jaringan di bawah epidermis disebut hypoderma. 3. Stele (selender pusat) yang terdiri dari: a. Perikambium b. empulur c. Berkas pengangkutan Berkas pengangkutan pada batang monokotiledoneae letaknya tersebar, sedangkan pada batang dicotyledoneae teratur dan antara xylem dan floem terdapat lingkaran kambium.
  • 45. 42 LATIHAN VII DAUN Tujuan: melihat jaringan-jaringan pada daun (folium) Preparat 1 : Daun jagung (Zea mays) Irislah secara melintang dan periksa di bawah mikroskop. Perhatikan epidermis atas dengan sel-sel kipas. Mesophyl terdiri dari jaringan spons (jaringan karang). Epidermis bawah dengan stomatanya. Berkas pengangkutan yang bertipe collateral tertutup. Gambar yang lengkap dari epidermis atas dan bawah Preparat 2 : Irisan batang daun karet (Ficus elastica) dan periksa di bawah mikroskop. Perhatikan epidermis atas (multiple epidermis) litosit dengan cistolithnya
  • 46. 43 jaringan palisade dengan butir-butir chloroplastnya, jaringan spons dan jaringan epidermis bawahnya. Kalau terlihat coba cari stomatanya. Gambarkan irisan daun karet tersebut dengan bagian-bagiannya. Preparat 3 : Irisan batang daun cemara (Ficus elastica) Preparat 4 : Penampang melintang daun kecubung (Datura metel). Perhatikan bagian tulang daun dengan berkas pengangkut bikolateral, mesophyl dengan selapis jaringan palisade, jaringan spons dan perhatikan kristal Ca-oxalat bentuk bintang. Preparat 5 : Penampang melintang daun jeruk (Citrus sp). Perhatikan jaringan tiang dengan kristal Ca-oxalat, kelenjar minyak aetheris, stomata dan jaringan spons.
  • 47. 44 Anatomi: Daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi antara lain: 1. untuk transpirasi (penguapan) 2. untuk respirasi (pernafasan) 3. assimilasi Susunan anatomi dari daun yaitu bagian atas dan bagian bawah dibatasi oleh lapisan epidermis yang mempunyai penebalan cuticula, bagian daun yang dibatasi oleh epidermis atas dan bawah ddariisebut messophyl, yang padabermacam-macam daun berbeda-beda. Contoh susunan anatomi daun karet terdiri: - jaringan air yang putih mengkilat - jaringan palisade parenchym yang penuh dengan chlo berkas pengangkutanroplast - jaringan spons parenchym yang terdiri dari sel-sel parenchym, di dalamnya yang terdapat chloroplast antara sel-selnya terdapat ruang-ruang antar sel yang besar. Pada jaringan spons diketemukan berkas pengangkutan yang terletak pada tulang daun. Susunan mesophyl pada daun jagung lebih sederhana lagi yaitu hanya terdiri dari jaringan spons
  • 48. 45 parenchym dan pada jaringan ini terdapat berkas pengangkutan.
  • 49. 46 MORFOLOGI LATIHAN VIII (TUGAS LAPANGAN) Tujuan: 1. Melihat bentuk daun tunggal 2. Melihat bentuk daun majemuk 3. Membuat lukisan (sircum scriptio) 4. Melihat duduk daun (phyllotaxis), daun tunggal Tugas: Pilihlah beberapa species tanaman di lapangan, gambarkan dari masing-masing preparat dan sebutkan bagian-bagiannya. Untuk Daun Tunggal: Setelah disebutkan speciesnya 1. Gambar dan sebutkan bagiannya 2. Buatlah Sircum Scriptio dari daun tersebut yang memuat : - bentuk daun - ujung daun - tepi daun - tulang daun
  • 50. 47 - permukaan daun - daging daun 3. Tentukan pyllotaxisnya, apakah tersebar, berhadapan atau berkarang. Untuk Daun Majemuk: Setelah disebutkan speciesnya 1. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagiannya 2. Sebutkan macam-macam daun majemuk, Dari semua preparat sebutkan kegunaan apakah untuk obat, tanaman hias, dsb
  • 51. 48 LATIHAN IX MORFOLOGI BUNGA Tujuan: 5. Mengenal bentuk-bentuk bunga majemuk 6. Mengenal bagian-bagian bunga tunggal Preparat 1 : Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima). Familia: Caesalpiniaceae Preparat 2 : Bunga Lamtoro (Leucaena glauca). atau Bunga Si Kejut / Putri Malu (Mimosa pudica). Familia: Mimosaceae Preparat 3 : Bunga Kacang- Kacang. Familia: Papillionaceae Preparat 4 : Bunga Bougenvile (Bougenvainvillea spectabilis Wild). Familia: Nyctaginaceae
  • 52. 49 Preparat 5 : Bunga Tasbih/Canna (Cana sp). Familia: Cannaceae Preparat 6 Bunga Cempaka (Michelia Champaka). Familia: Magnoliaceae Preparat 7 Bunga Widelia/Seruni (Widelia sp. Tridax procumbens). Familia: Asteraceae Tugas: Untuk masing-masing species, sebutkan nama Indonesianya dan nama jenisnya beserta familianya. - Untuk preparat 1 dan 2, gambarkan dan sebutkan bentuk bunga majemuknya. - Untuk preparat 3, gambarkan dan sebutkan bagian-bagiannya. Gambarkan masing-masing bagian bunga tersebut secara terpisah, sehingga tampak bentuk kupu-kupu. - Untuk preparat 4-7, gambarkan dan sebutkan bagian-bagian bunga.
  • 53. 50 LATIHAN X RUMUS DAN DIAGRAM BUNGA Tujuan: 1. Mengenal bentuk-bentuk bunga majemuk 2. Mengenal bagian-bagian bunga tunggal Preparat 1 : Bunga Kembang Sepatu / Bunga Pucuk (Hibiscus rosa-sinensis). Familia: Malvaceae Preparat 2 : Bunga Alamanda (Allamanda cathartica). Familia: Apocynaceae Tugas: Buat masing-masing preparat rumus bunga dan diagram bunganya.
  • 54. 51 LATIHAN XI DESKRIPSI TUMBUHAN Tujuan: Latihan membuat deskripsi tumbuhan/penyandraan Preparat: Beberapa species tumbuhan Tugas: 1. Buat klasifikasinya 2. Buat deskripsinya Deskripsi Deskripsi atau penyandraan, yaitu cara melukiskan atau memberi gambaran tentang tumbuhan. Dalam penyandraan tersebut diusahakan degan singkat tapi lengkap; biasanya tersusun bercorak telegram, tetapi lengkap memuat seluruh bagian tumbuhan. Sebutkan pula warna, alat tumbuhan serta kalau ada kegunaan tumbuhan tersebut. Pada hakekatnya deskripsi merupakan keterangan singkat tentang: a. Habitusnya, lama tumbuh/umur tanaman b. Kelamin bunga, sifat-sifatnya. c. Akar: Termasuk akar tunggang, serabut bercabang/tidak, bagaimana baunya tersebut
  • 55. 52 d. Batang: Bagaimana arah pertumbuhannya, percabangannya, apakah ada alat tambahan pada batang, bagaimana permukaannya, warnanya, dan seterusnya. e. Daun: Termasuk daun tunggal atau daun majemuk; kalau daun majemuk termasuk majemuk apa, kalau daun tunggal apakah termasuk daun lengkap, bagaimana filotaksis/duduknya daun, bagaimana bentuk-bentuk daunnya, ujungnya, tepinya, pertulangannya interfenium (daging) dan apakah ada tanda khas, permukaannya; perhatikan pula tangkai daun apakah pangkal ada stipula, atau ada alat lainnya. f. Bunga: Perhatikan apakah bunga tunggal atau bunga majemuk. Beri keterangan apakah bungan lengkap / sempurna atau tidak. Berikan keterangan tentang kelompoknya, ada beberapa helai, berlekatan / tidak. Perhatikan tajuk bunganya ada beberapa helai, Perhatikan jumlah benang sarinya, perhatikan letak benang sari, apakah lepas / tidak. Perhatikan putiknya, ada berapa, ada berapa kepala putik, bagaimana duduk bakal buahnya, apakah menumpang atau tenggelam.
  • 56. 53 LATIHAN XII IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN Identifikasi atau determinasi tumbuhan adalah pemberian atau penentuan nama ilmiah/takson terhadap spicemen tumbuhan yang belum diketahui namanya; dengan menyamakan sifat-sifatnya dengan sifat-sifat dari tumbuhan yang telah lebih dulu diketahui nama ilmiah atau taksonnya. Hal ini dapat dilakukan dengan: 1. Menyamakan dengan gambar-gambar pada buku- buku atau majalah. 2. Menyamakan dengan material herbarium yang telah diketahui namanya 3. Menyamakan dengan tumbuhan hidup yang telah diketahui namanya, misalnya di kebun raya atau di kebun botani. 4. Menggunakan kunci determinasi yang terdapat pada buku Flora a. Flora untuk sekolah di Indonesia (Van Steenis, 1975)
  • 57. 54 b. Flora of Java (Backer dan Backouvzen van den Brink Jr., 1963, 1965, 1968). c. Majalah Flora Malesian 5. Menggunakan kunci determinasi berupa kartu berlobang (punched cards) oleh Hansen dan Rahn (1969) 6. Menggunakan program komputer, misalnya program MEKA (Multiple Entry Key Algorithm) oleh Duncant dan Meacham dari Herbarium University of California, 1986. Pada praktikum ini determinasi dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi pada buku Flora (Van Steenis) selanjutnya akan dipandu.