SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Tindak Pidana Korupsi
2
KORUPSI
SUDAH MERAMBAH KESELURUH STRUKTUR MASYARAKAT DAN SEMUA
BIDANG KEHIDUPAN
KORUPSI JELEK, BUSUK, BURUK, TIPU MENIPU (ETIMOLOGI),
PN/S SWASTA PARA POLITISI
8 BENTUK TPK = 42 JENIS PERBUATAN (34 TPK, 8 TPU)
Corruptio/corruptus (Latin), corruption (Inggris), coruptie
(Belanda), korupsi (Indonesia).
Secara harafiah :
 Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral,
kebejatan dan ketidakjujuran (Kamus Lengkap,
S.Wojowasito-WJS Purwodarminto).
 Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan sogok dan sebagainya (KUBI, WJS
Purwodarminto)
 Perbuatan-perbuatan yang kenyataannya menimbulkan
keadaan yang bersifat buruk, perilaku yang jahat dan
tercela atau kebejatan moral, penyuapan dan bentuk-
bentuk ketidakjujuran, sesuatu yang dikorup seperti kata
yang diubah atau diganti secara tidak tepat dalam suatu
kalimat, pengaruh-pengaruh yang korup (Fungsi
Perundang-undangan Pidana dalam Penanggulangan
Korupsi di Inonesia, Soedjono Dirjosiswoyo)
Tindak Pidana Korupsi adalah
tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas UU No. 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Pasal 1 angka 1 UU
No. 30 Tahun 2002 tentang KPK)
Tanda-tanda atau gejala ini dapat disebut sebagai signal adanya indikasi
terjadinya korupsi sehingga perlu diwaspadai dan diambil langkah-langkah
yang perlu guna mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.
Tanda-tanda tersebut antara lain :
a. Pengadaan barang dan jasa tanpa melalui prosedur yang benar.
b. Sering terjadinya kontak antara pegawai dengan rekanan atau eratnya hub. antara mereka.
c. Adanya perlakuan yang istimewa yang diberikan pada rekanan-rekanan tertentu.
d. Perilaku yang suka membuat kebijaksanaan sendiri pdhl telah ada peraturan yang telah jelas.
e. Kontrak pengadaan barang dan jasa dengan hanya menunjuk rekanan tertentu saja (yang itu-
itu saja / pilih kasih).
f. Kontrak pengadaan barang dengan hanya satu supplier yang sangat sering dan untuk jangka
waktu yang lama.
g. Tidak taat atau cenderung membelokkan atau melanggar peraturan yang telah ada.
h. Secara perorangan adanya gaya hidup yang boros dan serba mewah yang tidak sepadan
dengan penghasilan atau gajinya.
i. Di kalangan penegak hukum adanya putusan bebas tanpa dasar dan pertimbangan yang jelas.
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah
serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan, dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku Pasal (1 angka 3 UU No.
30 Tahun 2002 tentang KPK)
PERBAIKAN SISTEM
GOOD GOVERNANCE
- Azas Kepastian Hukum
- Azas tertib penyelenggaraan negara
- Azas Kepentingan Umum
- Azas Keterbukaan.
- Azas Proporsionalitas.
- Azas Profesionalitas.
- Azas Akuntabilitas.
AZAS UMUM BEBAS PRAKTEK
KKN DAN
PERBUATAN
TERCELA LAIN
PERBAIKAN MANUSIANYA
8
(UU NO.31/1999 JO UU NO.20/2001)
TINDAK PIDANA KORUPSI YANG MERUGIKAN KEUANGAN
NEGARA;
Pasal 2 Ayat (1)
SETIAP ORANG YANG SECARA MELAWAN HUKUM
MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU
ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI YANG DAPAT
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN
NEGARA
Pasal 3
SETIAP ORANG YANG DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN
DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU KORPORASI,
MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN, KESEMPATAN ATAU
SARANA YANG ADA PADANYA KARENA JABATAN ATAU
KEDUDUKAN YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN
NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA.
:
Pasal 5 ayat (1) huruf a,b
Pasal 5 ayat (2),
Pasal 6 ayat (1) huruf a,b
Pasal 11,
Pasal 12 huruf a,b,c,d dan
Pasal 13;
:
Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10
huruf a,b,c;
:
Pasal 12 huruf e,f,g;
:
Pasal 7 ayat (1) huruf a,b,c,d
Pasal 7 ayat (2),
Pasal 12 huruf h;
Pasal 12 huruf i;
Pasal 12 B, Pasal 12 C
15
⁻ MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN TP KORUPSI :
Pasal 21;
⁻ TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN ATAU MEMBERI
KETERANGAN YANG TIDAK BENAR : Pasal 22 jo
Pasal 28;
⁻ BANK YANG TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN
REKENING TERSANGKA : Pasal 22 jo Pasal 29;
⁻ SAKSI ATAU AHLI YANG TIDAK MEMBERI
KETERANGAN ATAU MEMBERI KETERANGAN PALSU :
Pasal 22 jo Pasal 35;
⁻ ORANG YANG MEMEGANG RAHASIA JABATAN TIDAK
MEMBERIKAN KETERANGAN/MEMBERIKAN
KETERANGAN PALSU: Pasal 22 jo 36;
⁻ DALAM PERKARA KORUPSI, PELANGGARAN
TERHADAP KETENTUAN DALAM Pasal : 220, 231,
421, 422, 429, 430 KUHP, DIPIDANA;
⁻ SAKSI YANG MEMBUKA IDENTITAS PELAPOR : Pasal
24 jo Pasal 31.
TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN
TINDAK PIDANA KORUPSI :
Perkara TPK berdasarkan jenis Perkara Tahun 2013 :
Sumber Laptah KPK 2013.
Jenis Perkara 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Pengadaan
Barang Jasa
1 12 8 14 18 16 16 10 11 9 113
Perizinan - - 5 1 3 1 - - - 3 13
Penyuapan - 7 2 4 13 12 19 25 34 50 166
Pungutan - - 7 2 3 - - - - 1 13
Penyalahguna
an Anggaran
- - 5 3 10 8 5 4 3 - 38
TPPU - - - - - - - - 2 7 9
JUMLAH 2 19 27 24 37 47 40 39 48 70 352
Tersangka/Terdakwa Berdasarkan Tingkat Jabatan 2013 :
Sumber Laptah KPK 2013.
Jabatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Anggota DPR
dan DPRD
- - - 2 7 8 27 5 16 8 73
Kepala Lembaga
/ Kementrian
- 1 1 - 1 1 - - 1 4 11
Duta Besar - - - 2 1 - 1 - - - 4
Komisioner - 3 2 1 1 - - - - - 7
Gubernur 1 - 2 - 2 2 1 - - 2 10
Walikota/
Bupati dan
Wakil
- - 3 7 5 5 4 4 4 3 35
Eselon I, II dan
III
2 9 15 10 22 14 12 15 8 7 114
Hakim - - - - - - 1 2 2 3 8
Swasta 1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 94
Lain-lain - 6 1 2 4 4 9 3 3 8 40
JUMLAH 4 23 29 27 55 45 65 39 50 59 396
Berdasarkan Instansi s/d Tahun 2013 :
Sumber Laptah KPK 2013.
Instansi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Juml
ah
DPR RI - - - - 7 10 7 2 6 2 34
Kementrian/
Lembaga
1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 157
BUMN/BUMD - 4 - - 2 5 7 3 1 - 22
Komisi - 9 4 2 2 - 2 1 - - 20
Pemerintah
Provinsi
1 1 9 2 5 4 - 3 13 4 42
Pemkab/
Pemkot
- - 4 8 18 5 8 7 10 18 78
JUMLAH 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 353
No LAPDU 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total
I. Laporan Diterima 2.281 7.361 6.939 6.510 8.699 7.246 6.265 6.319 6.344 7999 65.963
II. Laporan Ditelaah 2.281 7.361 6.939 6.510 8.699 7.246 6.265 6.319 6.344 6.816 57.964
DITINDAKJLANJUTI :
III. Hasil Telaahan
disampaikan surat
kepada Instansi
berwenang.
1.090 1.315 649 570 533 117 73 115 141 Pro-
ses
4.603
IV. Diteruskan ke Internal
KPK
27 109 197 221 535 949 912 1.149 990 sda 5.089
V. Hasil Telaahan tidak
disampaikan kepada
instansi berwenang
karena bukan TPK, TPK
namun tidak dilengkapi
bukti awal
931 4.750 4.878 4.578 6.108 4.923 3.242 3.033 3.013 sda 35.456
VI. Jumlah yang
disampaikan kepada
pelapor untuk dimintakan
keterangan tambahan
dan berkas-berkas masih
dalam proses reviu.
233 1.187 1.215 1.141 1.523 1.257 2.038 2.022 2.183 sda 12.799
VII
.
Laporan yang berindikasi
TPK
1.117 1.414 846 791 1.068 1.066 985 1.264 1.131 4.282 13.984
No. LAPORAN TPK 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total
I. Diteruskan ke :
Kepolisian 205 320 153 158 147 8 2 1 5 34 1.033
Kejaksaan 463 480 234 227 236 4 2 2 4 63 1.715
BPKP 112 120 87 33 9 13 6 11 7 4 402
Itjen & LPND 153 218 78 40 45 29 24 52 57 50 746
BPK 33 49 50 81 73 50 31 28 35 26 456
MA 39 26 6 6 6 1 - - 4 3 11
Bawasda 85 102 41 25 17 12 8 21 29 1 341
JUMLAH 1.090 1.315 649 570 533 117 73 115 141 181 4.603
II. Diteruskan ke internal
KPK
Penindakan 21 52 144 157 350 621 692 758 706 389 3.890
Pencegahan 5 47 42 50 82 146 126 236 139 86 958
Bidang lainnya - 4 7 11 36 31 27 44 36 38 235
Pimpinan 1 6 4 3 67 151 67 111 109 8 527
JUMLAH 27 109 197 221 535 949 912 1.149 990 521 5.089
22
23
1. PENCEGAHAN (PREVENTIF)
DIARAHKAN UNTUK MENCEGAH KEMUNGKINAN
TERJADINYA TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN
CARA MENGHILANGKAN ATAU MEMINIMALKAN
FAKTOR PENYEBAB ATAU PELUANG ANTARA LAIN:
- KAMPANYE ANTI KORUPSI;
- TINGKATKAN KUALITAS PENGAWASAN (WASKAT, WASNAL
DAN WASMAS);
- PENERANGAN HUKUM KEPADA PARA PEJABAT/APARAT
PEMERINTAH (PUSAT DAN DAERAH);
- PENYULUHAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT;
24
2. PENINDAKAN (REPRESIF)
 PENEGAKAN HUKUM : AZAS “LES CERTA (JELAS, PASTI DAN TIDAK
MERAGUKAN) ;
 MENERAPKAN NILAI KEJUJURAN, KEBENARAN DAN KEADILAN ;
 PENEGAK HUKUM YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN TEKNIS,
MANAJERIAL, JUJUR DAN BERANI ;
 TINGKATKAN KESEJAHTERAAN, SISTEM REWARD AND PUNISHMENT ;
 TINGKATKAN KOORDINASI SESAMA APARAT PENEGAK HUKUM UNTUK
MENYAMAKAN PERSEPSI, TUJUAN DAN RENCANA TINDAK ;
 KOMITMEN YANG KUAT ;
 TINGKATKAN KUALITAS PARA APARAT/PENEGAK HUKUM.
3. PRE-EMTIF
 KOMITMEN ;
 TELITI SEBAB-SEBABNYA DENGAN MENCARI SOLUSI UNTUK
MENGHILANGKAN/MENGURANGI ;
 MENYEMPURNAKAN MANAJEMEN/PRINSIP-PRINSIP GOOD
GOVERNANCE ;
25
4. PENDIDIKAN (EDUKATIF)
MELAKUKAN GALAKSI (GERAKAN LANGSUNG ANTI KORUPSI SEJAK
DINI), DENGAN CARA MENGADAKAN KANTIN KEJUJURAN DI
SEKOLAH SEKOLAH
5. KETELADANAN
PIMPINAN SELURUH INSTANSI BAIK PUSAT MAUPUN DAERAH
HARUS MEMBERIKAN CONTOH KEPADA BAWAHANNYA UNTUK
TIDAK BERBUAT KORUPSI.
PENEGAK HUKUM HARUS MEMBERIKAN CONTOH KEPADA
MASYARAKAT DAN PEJABAT LAIN DI DAERAH .
PEMILU 2014....
Pemilu 2014 merupakan tonggak penting bagi demokrasi
Indonesia, yang melibatkan:
• 186.612.255 Pemilih
• ± 200.000 Calon Anggota Parlemen memperebutkan
19.699 kursi (560 kursi DPR RI, 2.112 kursi DPRD
Provinsi, 16.895 kursi DPRD Kab/Kota & 132 kursi
DPD).
• 2.453 Dapil (77 Dapil DPR RI, 259 Dapil DPRD
Provinsi, 2.117 Dapil DPRD Kab/Kota) dengan
jumlah TPS 545.778 titik.
• 12 Partai Politik Nasional dan 3 Partai Politik Lokal
(Khusus Aceh)
• Anggaran = Rp. 17 Triliun
1999
92,99%
2004
84,07%
2009
70,99%
2014
???
FAKTA
 Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu terus menurun
Sumber:
http://nasional.kompas.com/read/2013/08/26/1347115/Mendagri.Partisipasi.Pemi
lih.Terus.Menurun
 Tingkat kepercayaan publik pada anggota parlemen
sangat rendah
Sumber : http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/05/12/779603/survei-ines-
anggota-dpr-dicap-tukang-bohong
Anggota
parlemen
bermanfaat???
34,5%
Anggota
parlemen
KKN???
87,3%
Anggota
parlemen tidak
jujur???
89,3%
Anggota
parlemen malas
bersidang???
78,6%
FAKTA.....
 Jumlah anggota parlemen yang tersangkut kasus
korupsi cukup banyak
(73 orang ditindak KPK pada periode 2003 – 2013)
Jabatan 2004200520062007200820092010201120122013Jumlah
Anggota DPR &
DPRD
0 0 0 2 7 8 27 5 16 8 73
 Terdapat 90,5% anggota DPR RI periode 2009 – 2014
yang mencalonkan diri kembali pada Pemilu 2014.
OBJECTIVE
Melakukan edukasi bagi masyarakat yang memiliki hak
pilih pada Pemilu 2014 untuk menggunakan hak pilihnya
secara bertanggung jawab dengan memilih calon anggota
parlemen yang jujur dan mengambil keputusan memililih
secara jujur demi terbentuknya parlemen Indonesia yang
bersih dan amanah yang akan menunjang terciptanya
Indonesia yang bersih, transparan dan bebas dari korupsi.
PESAN UTAMA
Kenapa “Pilih yang Jujur…”?
- Jujur merupakan salah satu nilai anti korupsi
- Jujur merupakan padanan kata yang paling dikenal masyarakat untuk
mengartikan “Integritas”
(SPM Integritas 2013 – Litbang KPK).
- In-line dengan tagline KPK yang paling “Kuat” yaitu “Berani Jujur Hebat”
Makna “Pilih yang Jujur…”?
Diharapkan pesan ini mampu mempengaruhi masyarakat untuk mengambil
keputusan memilih secara jujur dan memilih calon anggota parlemen yang
jujur.
Materi Basic Tipikor.pptx

More Related Content

Similar to Materi Basic Tipikor.pptx

ANTI KORUPSI .pdf
ANTI KORUPSI .pdfANTI KORUPSI .pdf
ANTI KORUPSI .pdf
WildanPriscillah1
 
Paparan ori batam 11 nov 2014
Paparan ori  batam 11 nov 2014Paparan ori  batam 11 nov 2014
Paparan ori batam 11 nov 2014
Mohammad Subhan
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Andy Susanto
 
Bahan kuliah money loundering
Bahan kuliah money lounderingBahan kuliah money loundering
Bahan kuliah money loundering
Ali Smith
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
FahmiTgh
 
Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...
Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...
Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...
Yassir Adiputera
 
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptxKelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
MasponcoNugroho
 
hukum acara pidana to unsur, pert ke 1 2021.ppt
hukum acara pidana to unsur, pert ke 1   2021.ppthukum acara pidana to unsur, pert ke 1   2021.ppt
hukum acara pidana to unsur, pert ke 1 2021.ppt
SolidSnake18
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
infomagetan
 

Similar to Materi Basic Tipikor.pptx (20)

MATERI BIMTEK UPPG TW II.pptx
MATERI BIMTEK UPPG TW II.pptxMATERI BIMTEK UPPG TW II.pptx
MATERI BIMTEK UPPG TW II.pptx
 
ANTI KORUPSI .pdf
ANTI KORUPSI .pdfANTI KORUPSI .pdf
ANTI KORUPSI .pdf
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
Paparan ori batam 11 nov 2014
Paparan ori  batam 11 nov 2014Paparan ori  batam 11 nov 2014
Paparan ori batam 11 nov 2014
 
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.pptBAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
 
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab III Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungli
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungliPeran ombudsman dalam pemberantasan pungli
Peran ombudsman dalam pemberantasan pungli
 
Kajian Follow the Money dalam Penegakan Hukum.pdf
Kajian Follow the Money dalam Penegakan Hukum.pdfKajian Follow the Money dalam Penegakan Hukum.pdf
Kajian Follow the Money dalam Penegakan Hukum.pdf
 
Stranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_diani
Stranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_dianiStranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_diani
Stranas ppk ac forum ipk_iph_aksi2014_diani
 
Bahan kuliah money loundering
Bahan kuliah money lounderingBahan kuliah money loundering
Bahan kuliah money loundering
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
 
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdfMEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
MEMAHAMI TUGAS PENGAWAS PEMILU.pdf
 
POLITIK BERINTEGRITAS.pdf
POLITIK BERINTEGRITAS.pdfPOLITIK BERINTEGRITAS.pdf
POLITIK BERINTEGRITAS.pdf
 
Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...
Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...
Prosedur penanganan permasalahan hukum bila terjadi dalam penyelenggaraan pem...
 
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptxKelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
Kelompok V_Criminal Procedure_TP Narkotika (2).pptx
 
hukum acara pidana to unsur, pert ke 1 2021.ppt
hukum acara pidana to unsur, pert ke 1   2021.ppthukum acara pidana to unsur, pert ke 1   2021.ppt
hukum acara pidana to unsur, pert ke 1 2021.ppt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
 

Recently uploaded (7)

Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggimateri hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 

Materi Basic Tipikor.pptx

  • 2. 2 KORUPSI SUDAH MERAMBAH KESELURUH STRUKTUR MASYARAKAT DAN SEMUA BIDANG KEHIDUPAN KORUPSI JELEK, BUSUK, BURUK, TIPU MENIPU (ETIMOLOGI), PN/S SWASTA PARA POLITISI 8 BENTUK TPK = 42 JENIS PERBUATAN (34 TPK, 8 TPU)
  • 3. Corruptio/corruptus (Latin), corruption (Inggris), coruptie (Belanda), korupsi (Indonesia). Secara harafiah :  Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran (Kamus Lengkap, S.Wojowasito-WJS Purwodarminto).  Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan sogok dan sebagainya (KUBI, WJS Purwodarminto)  Perbuatan-perbuatan yang kenyataannya menimbulkan keadaan yang bersifat buruk, perilaku yang jahat dan tercela atau kebejatan moral, penyuapan dan bentuk- bentuk ketidakjujuran, sesuatu yang dikorup seperti kata yang diubah atau diganti secara tidak tepat dalam suatu kalimat, pengaruh-pengaruh yang korup (Fungsi Perundang-undangan Pidana dalam Penanggulangan Korupsi di Inonesia, Soedjono Dirjosiswoyo)
  • 4. Tindak Pidana Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Pasal 1 angka 1 UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK)
  • 5. Tanda-tanda atau gejala ini dapat disebut sebagai signal adanya indikasi terjadinya korupsi sehingga perlu diwaspadai dan diambil langkah-langkah yang perlu guna mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Tanda-tanda tersebut antara lain : a. Pengadaan barang dan jasa tanpa melalui prosedur yang benar. b. Sering terjadinya kontak antara pegawai dengan rekanan atau eratnya hub. antara mereka. c. Adanya perlakuan yang istimewa yang diberikan pada rekanan-rekanan tertentu. d. Perilaku yang suka membuat kebijaksanaan sendiri pdhl telah ada peraturan yang telah jelas. e. Kontrak pengadaan barang dan jasa dengan hanya menunjuk rekanan tertentu saja (yang itu- itu saja / pilih kasih). f. Kontrak pengadaan barang dengan hanya satu supplier yang sangat sering dan untuk jangka waktu yang lama. g. Tidak taat atau cenderung membelokkan atau melanggar peraturan yang telah ada. h. Secara perorangan adanya gaya hidup yang boros dan serba mewah yang tidak sepadan dengan penghasilan atau gajinya. i. Di kalangan penegak hukum adanya putusan bebas tanpa dasar dan pertimbangan yang jelas.
  • 6. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku Pasal (1 angka 3 UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK)
  • 7. PERBAIKAN SISTEM GOOD GOVERNANCE - Azas Kepastian Hukum - Azas tertib penyelenggaraan negara - Azas Kepentingan Umum - Azas Keterbukaan. - Azas Proporsionalitas. - Azas Profesionalitas. - Azas Akuntabilitas. AZAS UMUM BEBAS PRAKTEK KKN DAN PERBUATAN TERCELA LAIN PERBAIKAN MANUSIANYA
  • 8. 8 (UU NO.31/1999 JO UU NO.20/2001) TINDAK PIDANA KORUPSI YANG MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA; Pasal 2 Ayat (1) SETIAP ORANG YANG SECARA MELAWAN HUKUM MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA Pasal 3 SETIAP ORANG YANG DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU KORPORASI, MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN, KESEMPATAN ATAU SARANA YANG ADA PADANYA KARENA JABATAN ATAU KEDUDUKAN YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA.
  • 9. : Pasal 5 ayat (1) huruf a,b Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (1) huruf a,b Pasal 11, Pasal 12 huruf a,b,c,d dan Pasal 13;
  • 10. : Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10 huruf a,b,c;
  • 12. : Pasal 7 ayat (1) huruf a,b,c,d Pasal 7 ayat (2), Pasal 12 huruf h;
  • 14. Pasal 12 B, Pasal 12 C
  • 15. 15 ⁻ MERINTANGI PROSES PEMERIKSAAN TP KORUPSI : Pasal 21; ⁻ TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN ATAU MEMBERI KETERANGAN YANG TIDAK BENAR : Pasal 22 jo Pasal 28; ⁻ BANK YANG TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN REKENING TERSANGKA : Pasal 22 jo Pasal 29; ⁻ SAKSI ATAU AHLI YANG TIDAK MEMBERI KETERANGAN ATAU MEMBERI KETERANGAN PALSU : Pasal 22 jo Pasal 35; ⁻ ORANG YANG MEMEGANG RAHASIA JABATAN TIDAK MEMBERIKAN KETERANGAN/MEMBERIKAN KETERANGAN PALSU: Pasal 22 jo 36; ⁻ DALAM PERKARA KORUPSI, PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN DALAM Pasal : 220, 231, 421, 422, 429, 430 KUHP, DIPIDANA; ⁻ SAKSI YANG MEMBUKA IDENTITAS PELAPOR : Pasal 24 jo Pasal 31. TINDAK PIDANA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA KORUPSI :
  • 16.
  • 17. Perkara TPK berdasarkan jenis Perkara Tahun 2013 : Sumber Laptah KPK 2013. Jenis Perkara 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Pengadaan Barang Jasa 1 12 8 14 18 16 16 10 11 9 113 Perizinan - - 5 1 3 1 - - - 3 13 Penyuapan - 7 2 4 13 12 19 25 34 50 166 Pungutan - - 7 2 3 - - - - 1 13 Penyalahguna an Anggaran - - 5 3 10 8 5 4 3 - 38 TPPU - - - - - - - - 2 7 9 JUMLAH 2 19 27 24 37 47 40 39 48 70 352
  • 18. Tersangka/Terdakwa Berdasarkan Tingkat Jabatan 2013 : Sumber Laptah KPK 2013. Jabatan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Anggota DPR dan DPRD - - - 2 7 8 27 5 16 8 73 Kepala Lembaga / Kementrian - 1 1 - 1 1 - - 1 4 11 Duta Besar - - - 2 1 - 1 - - - 4 Komisioner - 3 2 1 1 - - - - - 7 Gubernur 1 - 2 - 2 2 1 - - 2 10 Walikota/ Bupati dan Wakil - - 3 7 5 5 4 4 4 3 35 Eselon I, II dan III 2 9 15 10 22 14 12 15 8 7 114 Hakim - - - - - - 1 2 2 3 8 Swasta 1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 94 Lain-lain - 6 1 2 4 4 9 3 3 8 40 JUMLAH 4 23 29 27 55 45 65 39 50 59 396
  • 19. Berdasarkan Instansi s/d Tahun 2013 : Sumber Laptah KPK 2013. Instansi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Juml ah DPR RI - - - - 7 10 7 2 6 2 34 Kementrian/ Lembaga 1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 157 BUMN/BUMD - 4 - - 2 5 7 3 1 - 22 Komisi - 9 4 2 2 - 2 1 - - 20 Pemerintah Provinsi 1 1 9 2 5 4 - 3 13 4 42 Pemkab/ Pemkot - - 4 8 18 5 8 7 10 18 78 JUMLAH 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 353
  • 20. No LAPDU 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total I. Laporan Diterima 2.281 7.361 6.939 6.510 8.699 7.246 6.265 6.319 6.344 7999 65.963 II. Laporan Ditelaah 2.281 7.361 6.939 6.510 8.699 7.246 6.265 6.319 6.344 6.816 57.964 DITINDAKJLANJUTI : III. Hasil Telaahan disampaikan surat kepada Instansi berwenang. 1.090 1.315 649 570 533 117 73 115 141 Pro- ses 4.603 IV. Diteruskan ke Internal KPK 27 109 197 221 535 949 912 1.149 990 sda 5.089 V. Hasil Telaahan tidak disampaikan kepada instansi berwenang karena bukan TPK, TPK namun tidak dilengkapi bukti awal 931 4.750 4.878 4.578 6.108 4.923 3.242 3.033 3.013 sda 35.456 VI. Jumlah yang disampaikan kepada pelapor untuk dimintakan keterangan tambahan dan berkas-berkas masih dalam proses reviu. 233 1.187 1.215 1.141 1.523 1.257 2.038 2.022 2.183 sda 12.799 VII . Laporan yang berindikasi TPK 1.117 1.414 846 791 1.068 1.066 985 1.264 1.131 4.282 13.984
  • 21. No. LAPORAN TPK 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total I. Diteruskan ke : Kepolisian 205 320 153 158 147 8 2 1 5 34 1.033 Kejaksaan 463 480 234 227 236 4 2 2 4 63 1.715 BPKP 112 120 87 33 9 13 6 11 7 4 402 Itjen & LPND 153 218 78 40 45 29 24 52 57 50 746 BPK 33 49 50 81 73 50 31 28 35 26 456 MA 39 26 6 6 6 1 - - 4 3 11 Bawasda 85 102 41 25 17 12 8 21 29 1 341 JUMLAH 1.090 1.315 649 570 533 117 73 115 141 181 4.603 II. Diteruskan ke internal KPK Penindakan 21 52 144 157 350 621 692 758 706 389 3.890 Pencegahan 5 47 42 50 82 146 126 236 139 86 958 Bidang lainnya - 4 7 11 36 31 27 44 36 38 235 Pimpinan 1 6 4 3 67 151 67 111 109 8 527 JUMLAH 27 109 197 221 535 949 912 1.149 990 521 5.089
  • 22. 22
  • 23. 23 1. PENCEGAHAN (PREVENTIF) DIARAHKAN UNTUK MENCEGAH KEMUNGKINAN TERJADINYA TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN CARA MENGHILANGKAN ATAU MEMINIMALKAN FAKTOR PENYEBAB ATAU PELUANG ANTARA LAIN: - KAMPANYE ANTI KORUPSI; - TINGKATKAN KUALITAS PENGAWASAN (WASKAT, WASNAL DAN WASMAS); - PENERANGAN HUKUM KEPADA PARA PEJABAT/APARAT PEMERINTAH (PUSAT DAN DAERAH); - PENYULUHAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT;
  • 24. 24 2. PENINDAKAN (REPRESIF)  PENEGAKAN HUKUM : AZAS “LES CERTA (JELAS, PASTI DAN TIDAK MERAGUKAN) ;  MENERAPKAN NILAI KEJUJURAN, KEBENARAN DAN KEADILAN ;  PENEGAK HUKUM YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN TEKNIS, MANAJERIAL, JUJUR DAN BERANI ;  TINGKATKAN KESEJAHTERAAN, SISTEM REWARD AND PUNISHMENT ;  TINGKATKAN KOORDINASI SESAMA APARAT PENEGAK HUKUM UNTUK MENYAMAKAN PERSEPSI, TUJUAN DAN RENCANA TINDAK ;  KOMITMEN YANG KUAT ;  TINGKATKAN KUALITAS PARA APARAT/PENEGAK HUKUM. 3. PRE-EMTIF  KOMITMEN ;  TELITI SEBAB-SEBABNYA DENGAN MENCARI SOLUSI UNTUK MENGHILANGKAN/MENGURANGI ;  MENYEMPURNAKAN MANAJEMEN/PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE ;
  • 25. 25 4. PENDIDIKAN (EDUKATIF) MELAKUKAN GALAKSI (GERAKAN LANGSUNG ANTI KORUPSI SEJAK DINI), DENGAN CARA MENGADAKAN KANTIN KEJUJURAN DI SEKOLAH SEKOLAH 5. KETELADANAN PIMPINAN SELURUH INSTANSI BAIK PUSAT MAUPUN DAERAH HARUS MEMBERIKAN CONTOH KEPADA BAWAHANNYA UNTUK TIDAK BERBUAT KORUPSI. PENEGAK HUKUM HARUS MEMBERIKAN CONTOH KEPADA MASYARAKAT DAN PEJABAT LAIN DI DAERAH .
  • 26. PEMILU 2014.... Pemilu 2014 merupakan tonggak penting bagi demokrasi Indonesia, yang melibatkan: • 186.612.255 Pemilih • ± 200.000 Calon Anggota Parlemen memperebutkan 19.699 kursi (560 kursi DPR RI, 2.112 kursi DPRD Provinsi, 16.895 kursi DPRD Kab/Kota & 132 kursi DPD). • 2.453 Dapil (77 Dapil DPR RI, 259 Dapil DPRD Provinsi, 2.117 Dapil DPRD Kab/Kota) dengan jumlah TPS 545.778 titik. • 12 Partai Politik Nasional dan 3 Partai Politik Lokal (Khusus Aceh) • Anggaran = Rp. 17 Triliun
  • 27. 1999 92,99% 2004 84,07% 2009 70,99% 2014 ??? FAKTA  Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu terus menurun Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2013/08/26/1347115/Mendagri.Partisipasi.Pemi lih.Terus.Menurun  Tingkat kepercayaan publik pada anggota parlemen sangat rendah Sumber : http://nasional.sindonews.com/read/2013/09/05/12/779603/survei-ines- anggota-dpr-dicap-tukang-bohong Anggota parlemen bermanfaat??? 34,5% Anggota parlemen KKN??? 87,3% Anggota parlemen tidak jujur??? 89,3% Anggota parlemen malas bersidang??? 78,6%
  • 28. FAKTA.....  Jumlah anggota parlemen yang tersangkut kasus korupsi cukup banyak (73 orang ditindak KPK pada periode 2003 – 2013) Jabatan 2004200520062007200820092010201120122013Jumlah Anggota DPR & DPRD 0 0 0 2 7 8 27 5 16 8 73  Terdapat 90,5% anggota DPR RI periode 2009 – 2014 yang mencalonkan diri kembali pada Pemilu 2014.
  • 29. OBJECTIVE Melakukan edukasi bagi masyarakat yang memiliki hak pilih pada Pemilu 2014 untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab dengan memilih calon anggota parlemen yang jujur dan mengambil keputusan memililih secara jujur demi terbentuknya parlemen Indonesia yang bersih dan amanah yang akan menunjang terciptanya Indonesia yang bersih, transparan dan bebas dari korupsi.
  • 30. PESAN UTAMA Kenapa “Pilih yang Jujur…”? - Jujur merupakan salah satu nilai anti korupsi - Jujur merupakan padanan kata yang paling dikenal masyarakat untuk mengartikan “Integritas” (SPM Integritas 2013 – Litbang KPK). - In-line dengan tagline KPK yang paling “Kuat” yaitu “Berani Jujur Hebat” Makna “Pilih yang Jujur…”? Diharapkan pesan ini mampu mempengaruhi masyarakat untuk mengambil keputusan memilih secara jujur dan memilih calon anggota parlemen yang jujur.