SlideShare a Scribd company logo
1 of 123
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Ruang Lingkup Kimia Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
KIMIA FARMASI Ilmu kimia yang mempelajari bahan-bahan yang
digunakan sebagai obat mencakup struktur,
modifikasi stuktur, sifat kimia fisika obat yang
dapat digunakan untuk memahami dan
menjelaskan mekanisme obat.
1. Menetapkan hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis.
2. Mempelajari identifikasi dan analisis obat-obatan baik secara
kualitatif maupun kuantatif.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
DEFENISI
OBAT Zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati, yang
dalam dosis layak dapat meringankan, mencegah,
dan menyembuhkan penyakit atau gejala-gejalanya.
SUMBER OBAT
Obat alamiah
Obat semisintetik
Obat sintesis murni
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
OBAT ALAMIAH Obat yang terdapat di alam.
- Kuinin (kina) sebagai antimalaria, antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi.
- Minyak ikan menurunkan trigliserida dan meningkatkan fungsi otak.
- Mineral-mineral seperti natrium (Na), kalium (K), dan kalsium (Ca).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
OBAT SEMISINTETIK Obat hasil sintetis yang bahan dasarnya berasal
dari bahan obat yang terdapat di alam.
MORFIN menjadi KODEIN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
OPIUM atau dikenal dengan CANDU.
Bahan baku NARKOTIKA.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
OBAT SINTESIS MURNI Sintesis obat dari bahan dasar yang tidak
berkhasiat didapatkan senyawa obat dengan
khasiat farmakologis.
Contoh: antihistamin dan diuretik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Aktivitas biologis obat di dalam tubuh dipengaruhi oleh fase-fase yang dilalui
obat tersebut di dalam tubuh.
3 fase perjalanan obat dalam tubuh
Fase
Biofarmasetika
Fase
Farmakokinetik
Fase
Farmakodinamik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
FASE BIOFARMASETIKA
Fase obat mulai digunakan hingga pelepasan
zat aktifnya ke dalam tubuh dan siap untuk
diabsorpsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
FASE FARMAKOKINETIK
Fase yang dilalui obat seteah dilepas dari bentuk sediaan.
Farmakokinetik = Pengaruh tubuh terhadap obat.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
FASE FARMAKODINAMIK
Fase terjadinya interaksi obat dengan reseptor.
Farmakodinamik = Pengaruh obat ke tubuh.
Fase yang dilalui obat setelah dilepas dari bentuk sediaan.
Reseptor adalah suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan
langsung berikatan dengan ligan (obat, hormone, neurotransmitter)
untuk menimbulkan efek.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Metabolisme, Mekanisme, dan
Struktur Aktivitas Obat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
METABOLISME OBAT
Terjadi perubahan struktur kimia obat di dalam tubuh.
Proses ini dikatalisis oleh enzim.
Fase yang dilalui obat setelah dilepas dari bentuk sediaan.
Hasil metabolisme
Bioinaktivasi (menghasilkan metabolit yang tidak aktif)
Bioaktivasi (metabolit yang mempunyai efek terapeutik)
Metabolit bersifat toksin (racun)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Tujuan metabolisme obat:
1. Mengubah obat menjadi tidak aktif.
2. Membuat obat tidak toksik (racun).
3. Memudahkan obat larut dalam air (hidrofil).
4. Mudah diekskresikan dari tubuh.Biotransformasi obat dipengaruhi oleh:
1. Konsentrasi obat
2. Fungsi hati
3. Usia
4. Genetik
5. Pemakaian obat lain
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Metabolisme obat terdiri dari dua fase:
1. Fase perombakan
2. Fase konjugasi
Fase perombakan
Reaksi oksidasi
Reaksi reduksi
Reaksi hidrolisis
1. Fase Perombakan
Membuat senyawa obat menjadi lebih polar dan mudah dieksresikan dengan cara
memasukkan gugus baru ke dalam molekul obat atau gugus fungsional yang ada.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
REAKSI OKSIDASI
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
REAKSI REDUKSI
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
REAKSI HIDROLISIS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
2. Fase Konjugasi
Melindungi gugus fungsi suatu obat atau metabolit obat dengan gugus baru seperti
glukuronat, sulfat, dan asam amino yang diperoleh dari fase perombakan.
Dapat juga terjadi melalui reaksi metilasi seperti N-metilasi, O-metilasi, dan S-metilasi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
MEKANISME KERJA OBAT
Obat berinteraksi dengan reseptor karena memiliki bentuk kimia
yang sama.
Obat dan reseptor layaknya gembok dan kuncinya.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
1. Mengenal dan mengikat suatu ligan atau obat dengan spesifisitas yang tinggi
2. Meneruskan signal ke dalam sel melalui:
a. Perubahan peremabilitas membrane
b. Pembentukan second messenger
c. Mempengaruhi transkripsi gen
Fungsi reseptor
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Interaksi obat-reseptor
Agonis
Antagonis
Kompetitif
Berifat reversibel, diatasi dengan
meningkatkan kadar agonis.
Non kompetitif
Bersifat irreversibel, tidak dapat
diatasi dengan meningkatkan kadar
agonis.
Penuh
Memberikan respon maksimal
Parsial
Memberikan respon kurang maksimal
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Obat-reseptor dapat membentuk beberapa macam ikatan antara lain:
1. Ikatan ion
2. Ikatan kovalen
3. Ikatan hydrogen
4. Ikatan van der waals
Diharapkan obat-reseptor memiliki ikatan van der waals agar lebih murah
dilepas.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
STRUKTUR AKTIVITAS OBAT
Sifat fisika dan kimia suatu obat dapat mempengaruhi aktivitas
biologi.
Kedua sifat ini ditentukan oleh struktur kimianya.
Struktur kimia umumnya terdiri dari struktur inti (cincin siklik,
heterosiklik, atau polisiklik) dan rantai samping (alifatik, siklik, atau
heterosiklik).
Rantai samping menentukan aktivitas biologi dan sifat fisikokimia obat.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Aromatik Heterosiklik Polisiklik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Senyawa dengan gugus fungsional yang sama akan mempunyai aktivitas sama.
Contoh: fenol, o-kresol, dan eugenol memiliki aktivitas antibakteri.
Fenol
O-kresol
Eugenol
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Beberapa senyawa memiliki struktur yang berbeda namun memiliki aktivitas
biologis yang sama. Contoh: dietil eter, siklopropana, dan halotan sebagai
anastesi sistemik.
Dietil eter
Siklopropana
Halotan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Adapula sturktur inti sama tetapi memiliki aktivitas biologis yang berbeda.
Contoh: turunan sulfonamide yang dapat berkhasiat sebagai antibakteri
(sulfanilamid), diuretik (hidroklorotiazid), antimalaria (sulfadoksin).
Sulfanilamid
Hidroklorotiazid
Sulfadoksin
Sulfonamide
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Analisis Kualitatif I
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Analisis kualitatif adalah suatu proses mengidentifikasi keberadaan
suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui.
Disebut juga sebagai analisa jenis.
Didasarkan pada golongan obat menurut jenis senyawanya secara kimia,
bukan berdasarkan efek farmakologinya.
Terkadang, obat dengan struktur kimia yang sama mempunyai efek
farmakologi yang berbeda.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Misalnya asam salisilat dan turunannya:
1. Asam salisilat (asam orto-hidroksi benzoat) digunakan sebagai obat luar
(keratolitikum).
2. Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat analgetikum dan
antipiretikum.
3. Metil salisilat (asam 2-hidroksi benzoate metal ester) digunakan sebagai
obat antiinflamasi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Dalam bidang farmasi
Analisis kualitatif bahan baku sebagai bahan obat atau bahan
tambahan diperlukan untuk memastikan jenis bahan obat atau
bahan tambahan tersebut.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sebagian besar senyawa-senyawa anorganik merupakan senyawa-
senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu dalam
identifikasinya secara konvensional (secara kimiawi).
Senyawa-senyawa organik pada umumnya terikat melalui ikatan
kovalen, dan belum ada suatu skema yang dapat digunakan untuk
melakukan identifikasinya secara konvensional.
Ikatan van der waals > ikatan hidrogen > ikatan ion > ikatan kovalen
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Berikut beberapa contoh instrumen yang sering
digunakan dalam analisis kualitatif senyawa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Spektrofotometri UV–Vis
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Spektrofotometri IR
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Spektrofotometri Massa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Secara konvensional, analisis kualitatif dibagi atas 3 tahap:
1. Uji Pendahuluan
a. Uji organoleptik (menggunakan indera menentukan bentuk,
warna, bau, dan rasa).
b. Penentuan sifat-sifat fisika (kelarutan, titik lebur, dan titik didih).
c. Pengujian derajat keasaman (lakmus, indikator universal, pH
meter)
2. Penentuan golongan senyawa khas
3. Penentuan jenis zat berdasarkan reaksi-reaksinya dengan
pereaksi tertentu dan pengamatan bentuk kristal menggunakan
mikroskop
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
UJI PENDAHULUAN
1. Uji organoleptik (biasa disebut pemerian)
Merupakan pengamatan sifat fisik obat secara langsung dan hasilnya
merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
Umumnya bahan baku obat tidak berwarna atau berwarna putih. Oleh
karena itu, adanya pewarnaan lain dari bahan dapat menjadi titik awal
untuk identifikasi lanjutan.
Contoh: Tetrasiklin HCl bentuknya hablur, berwarna kuning, tidak berbau,
dan rasa pahit.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
UJI PENDAHULUAN
2. Uji kelarutan
Zat mempunyai kelarutan yang berbeda-beda terhadap beberapa pelarut
(air, etanol, metanol, dan lainnya). Contoh: Tetrasiklin HCl larut dalam 10
bagian air, dalam 100 bagian etanol (95%), praktis tidak larut dalam
kloroform P, eter P, dan etanol P.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
UJI PENDAHULUAN
3. Uji keasaman
Pada saat menguji kelarutan obat, perlu diuji pula keasaman larutan atau
pH larutan obat/zat.
Secara sederhana, dilakukan menggunakan kertas lakmus merah atau
biru.
Larutan asam mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah.
Larutan basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Analisis Kualitatif II
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
1. Karbohidrat
Merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Sebagian besar karbohidrat memiliki rumus empiris CH2O. Contoh: glukosa (C6H12O6).
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Berdasarkan hidrolisisnya
Disakarida PolisakaridaMonosakarida
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Monosakarida : glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa
Disakarida : sukrosa = glukosa + fruktosa
(gula tebu)
maltosa = glukosa + glukosa
(gula gandum)
laktosa = glukosa + galaktosa
(gula susu)
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Ikatan antar monosakarida disebut ikatan glukosida
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Polisakarida : amilum = sejumlah maltosa = 2 glukosa
(padi, kentang, gandum, kacang, sayuran, umbi, jagung, dan sagu)
glikogen = sejumlah glukosa
(pati hewan dan gula otot)
selulosa = sejumlah glukosa
(jerami, bambu, dan kapas)
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHASPENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Glikogen
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
5 tetes α-naftol
1 mL H2SO4 P dialirkan pada
dinding tabung
Sampel
Glukosa, sukrosa, CMC, amilum
Hasil positif
Terbentuk cincin ungu antara dua lapisan larutan
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
2. Asam organik
Suatu senyawa yang mengandung gugus karboksil (istilah dari karbonil dan hidroksil).
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Alkohol (metanol atau etanol)
H2SO4 P dengan pemanasan
Sampel
Senyawa asam (khususnya –COOH)
Hasil positif
Tercium bau ester yang khas
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
3. Fenol
Memiliki satu atau lebih gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada cincin aromatik.
Contohnya senyawa flavonoid.
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
2 tetes FeCl3 1%
Sampel
Larutan dalam air atau etanol
Hasil positif
Terbentuk warna merah sampai ungu
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
4. Alkaloid
Golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik.
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Pereaksi Mayer
(Larutan HgCl2 + KI berlebih)
Sampel
Larutan dalam HCl
Hasil positif
Terbentuk endapan kuning
Pereaksi Bouchardat
(Larutan iodium)
Hasil positif
Terbentuk endapan coklat
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Pereaksi Mayer
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
Pereaksi Bouchardat
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Analisis Kuantitatif I
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah atau kadar dari suatu zat
yang ada di dalam sampel.
Dalam kimia farmasi secara spesifik bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa
obat dalam sampel (misalnya dalam sediaan tablet) atau untuk mengetahui tingkat
kemurnian suatu bahan obat.
Dasar analisis kuantitatif obat secara klasik
Titrimetri TITRIMETRI = VOLUMETRI
???
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
TITRIMETRI adalah metode analisis kimia kuantitatif untuk
menentukan konsentrasi dari suatu analit.
Pengukuran volume berperan penting dalam titrasi, makanya
dikenal juga VOLUMETRI.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
ISTILAH DALAM VOLUMETRI
1. Titrasi
Proses penambahan larutan standar (titran) secara perlahan ke dalam larutan analit
sampai terjadi reaksi antara keduanya dengan sempurna.
Volume yang diperlukan untuk kesempurnaan titrasi disebut volume titrasi.
Volume titrasi = Volume awal titran dalam buret – Volume akhir titran dalam buret
2. Titran (titer)
Larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.
3. Titrat
Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
ISTILAH DALAM VOLUMETRI
4. Larutan standar (titran standar)
a. Standar primer
Larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan hanya dengan menimbang dan
melarutkannya dengan tepat.
b. Standar sekunder
Larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan
standar primer.
5. Indikator
Zat yang ditambahkan ke dalam larutan analit untuk mengamati perubahan fisik yang
terjadi saat mendekati titik ekivalen (TE) atau titik akhir (TA) titrasi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
ISTILAH DALAM VOLUMETRI
6. Titik ekivalen (TE) titrasi
Kondisi di mana jumlah titran yang ditambahkan ekivalen secara kimia dengan analit
dalam sampel.
Secara teoritis, TE tidak dapat ditentukan dari percobaan.
7. Titik akhir (TA) titrasi
Kondisi di mana proses titrasi harus dihentikan karena sudah tercapai kondisi ekivalen
antara titran dan analit.
TA dapat ditentukan dari percobaan karena adanya perubahan fisik larutan setelah TE.
Perbedaan volume TE dan TA titrasi harus sekecil mungkin,
umunya hanya sebanyak 1-2 tetes larutan titer saja
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
SYARAT VOLUMETRI
1. Reaksi harus sederhana dan dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi;
2. Reaksi harus berlangsung cepat;
3. Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan tepat atau
terlihat jelas perubahannya;
4. Harus ada indikator.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Berdasarkan cara titrasi, volumetri terbagi atas 2 yaitu:
1. Titrasi langsung
Cara ini dilakukan dengan menitrasi langsung zat yang akan ditetapkan kadarnya.
Perhitungan didasarkan pada kesetaraan langsung larutan titer dengan zat uji.
Contoh: metode iodimetri.
2. Tirasi tidak langsung (titrasi kembali)
Dilakukan dengan cara penambahan titran dalam jumlah berlebih, kemudian
kelebihan titran dititrasi dengan larutan titran lain. Dengan cara ini umumnya
dilakukan titrasi blanko (tanpa zat uji), perhitungan didasarkan pada kesetaraan tidak
langsung larutan titer dengan zat uji.
Contoh: metode iodometri.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Titrasi
Asam Basa Pengendapan
1. Metode Mohr
2. Metode Volhard
3. Metode Fajans
Reduksi oksidasi
1. Permanganometri
2. Iodimetri
3. Iodometri
Kompleksometri
Berdasarkan jenis reaksi, volumetri terbagi atas 4 yaitu:
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Analisis Kuantitatif II
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
TITRASI ASAM BASA
Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga
akan terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi.
Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah dengan
basa kuat atau lemah.
Titrasi asam basa
Asidimetri Alkalimetri
Titrannya asam,
sampelnya basa.
Titrannya basa,
sampelnya asam.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Titik ekivalen titrasi sampel asam kuat dengan titran basa kuat atau
sebaliknya adalah 7 (netral).
Contoh: titrasi HCl dengan NaOH.
Titik ekivalen titrasi sampel asam lemah dengan titran basa kuat adalah > 7
(basa).
Contoh: titrasi asetosal dengan NaOH.
Titik ekivalen titrasi sampel basa lemah titran asam kuat adalah < 7 (asam).
Contoh: titrasi boraks dengan HCl.
Jenis indikatorPerbedaan pH pH indikator
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Contoh indikator yang biasa digunakan pada titrasi asam basa:
1. Fenolftalein (PP), termasuk indikator basa
Interval pH antara 8,0 – 10,0
Perubahan warna: bening (suasana asam) – merah muda (suasana basa)
Dipakai pada titrasi asam lemah dengan basa kuat (pH titik ekivalen > 7)
2. Metil jingga/methyl orange (MO), termasuk indikator asam
Interval pH antara 3,2 – 4,4
Perubahan warna: jingga (suasana basa) – merah (suasana asam)
Dipakai pada titrasi basa lemah dengan asam kuat (pH titik ekivalen < 7)
3. Metil merah (MM), termasuk indikator asam
Interval pH antara 4,2 – 6,2
Perubahan warna: kuning (suasana basa) – merah (suasana asam)
Dipakai pada titrasi basa lemah atau kuat dengan asam kuat (pH titik ekivalen < 7)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
1. Asidimetri
Sampel : Boraks
Titran : HCl atau asam klorida
Indikator : Methyl orange (MO)
Indikator PP
Boraks
HCl
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
Na2B4O7.10H2O + 2HCl 4H3BO3 + 2NaCl + 5H2O
(larutan bening)
HCl + methyl orange Senyawa kompleks
(larutan merah)
Reaksi pertama
Reaksi kedua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
2. Alkalimetri
Sampel : Asetosal
Titran : NaOH atau natrium hidroksida
Indikator : Fenolftalein (PP)
Fenolftalein
Asetosal
NaOH
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
C9H8O4 + NaOH C9H7NaO4 + H2O
(larutan bening)
NaOH + fenolftalein Senyawa komplek
(larutan merah muda)
Reaksi pertama
Reaksi kedua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
TITRASI PENGENDAPAN
Metode titrasi endapan merupakan analisis volumetri yang berdasarkan
pada reaksi pembentukan endapan.
Disebut juga dengan argentometri.
Terjadi pembentukan endapan garam yang tidak mudah larut.
Menetapkan kadar senyawa halogenida (Cl-, Br-, I-) dan senyawa-senyawa
lain (S2-, CN-, SCN-, HS-) yang membentuk endapan dengan perak (Ag+).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Argentometri
Metode Mohr
Titrasi langsung Titrasi langsung
Metode Volhard
Titrasi tidak
langsung
Metode Fajans
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
1. Metode Mohr
Sampel : NaCl atau natrium klorida
Titran : AgNO3 atau perak nitrat
Indikator : K2CrO4 atau kalium kromat
K2CrO4
NaCl
AgNO3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Endapan putih
2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3
Endapan merah bata
Reaksi pertama
Reaksi kedua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
2. Metode Volhard
Sampel : NaCl + AgNO3 berlebih
Titran : KSCN atau kalium tiosianat
NH4SCN atau amonium tiosianat
Indikator : Fe(NO3)3 atau besi(III) nitrat
NH4Fe(SO4)2 atau amonium besi(III) sulfat
AgNO3
NaCl
KSCN
Fe(NO3)3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Endapan putih
KSCN + AgNO3 AgSCN + KNO3
3KSCN + Fe(NO3)3 Fe(SCN)3 + 3KNO3
Larutan merah
Reaksi pertama Reaksi kedua
Reaksi ketiga
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
3. Metode Fajans
Sampel : NaCl
Titran : AgNO3
Indikator : C20H12O5 atau fluorosein disingkat HFI
C20H12O5
NaCl
AgNO3
Reaksi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Endapan putih
Ag+
Reaksi pertama
Reaksi kedua AgCl
Ag+
Ag+
Ag+
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Tidak terjadai perubahan warna
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Ag+
AgCl
Ag+
Ag+
Ag+
[HFI]-
[HFI]-
[HFI]-
[HFI]-
Suspensi merah
Ag+
AgCl
Ag+
Ag+
Ag+
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Cl- digantikan oleh [HFI]-
Reaksi ketiga
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Analisis Kuantitatif III
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Titrasi kompleksometri merupakan metode volumetri yang berdasarkan pada
reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan senyawa
pengkompleks atau ligan.
Senyawa pengompleks yang paling umum digunakan adalah asam
etilendiamin tetraasetat (EDTA).
Kelebihan EDTA sebagai ligan adalah kemampuannya untuk membentuk
kompleks 1:1 dengan ion logam, baik logam valensi 1, 2 atau 3.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Untuk menentukan titik akhir titrasi ini digunakan indikator:
1. Calmagite
2. Blue hydroxynaphtol (BHN)
3. Eriochrome Black T (EBT)
Titik akhir ditandai dengan terjadinya perubahan warna merah menjadi biru.
Contoh sampelnya yang mengandung logam seperti magnesium (Mg2+), seng
(Zn2+), dan aluminium (Al3+).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Kompleksometri
Sampel : MgSO4
Titran : EDTA atau etilendiamin tetraasetat
Indikator : EBT
EBT
MgSO4
EDTA
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
MgSO4 + EBT Kompleks Mg-EBT
(larutan merah)
MgSO4 + EDTA Kompleks Mg-EDTA
(larutan biru)
Reaksi pertama Reaksi kedua
Kompleks logam-indikator tidak stabil
Kompleks logam-EDTA lebih stabil
Mg-EDTA lebih stabil daripada Mg-EBT
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
TITRASI REDUKSI OKSIDASI
Titrasi reduksi oksidasi adalah cara analisis volumetri yang berdasarkan
reaksi reduksi oksidasi (redoks).
Salah satu ciri reaksi redoks adalah terjadinya perubahan bilangan
oksidasi (biloks) dari zat-zat yang bereaksi sebelum dan sesudah reaksi.
Bilangan oksidasi adalah jumlah muatan negatif dan positif suatu unsur
dalam suatu senyawa yang menunjukkan besarnya muatan yang
disumbangkan oleh unsur tersebut.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
1. Oksidator
Oksidator adalah zat yang dalam reaksi mengalami penurunan bilangan
oksidasi (biloks).
Oksidator mengalami reduksi atau menerima elektron.
2. Reduktor
Reduktor adalah zat yang dalam reaksi mengalami kenaikan bilangan
oksidasi (biloks).
Reduktor mengalami oksidasi atau melepaskan elektron.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Aturan bilangan oksidasi
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (atom atau molekul unsur) dan bilangan oksidasi suatu senyawa adalah 0.
2. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
3. Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
4. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA adalah -2 dan unsur golongan VIIA adalah -1.
5. Bilangan oksidasi H pada senyawanya adalah +1 kecuali pada senyawa hibrida adalah -1.
6. Bilangan oksidasi O pada senyawanya adalah -2 kecuali pada senyawa tertentu bervariasi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Contoh:
2H2 + O2 → 2H2O
Zn + HCl → ZnCl2 + H2
Cu + 4HNO3 → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
0 0 +1 -2
0 +1 -1 +2 -1 0
0 +5 -2 +2 -1 +1 -2 +4 -2+1
Keterangan
→ oksidator (mengalami reduksi)
→ reduktor (mengalamai oksidasi)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
1. Permanganometri
Sampel : H2O2 atau hydrogen peroksida
Titran : KMnO4 atau kalium permanganate
Titrasi harus dalam suasana sangat asam
(ditambahkan H2SO4) karena jika reaksi dalam
suasana netral atau basa, terbentuk endapan hitam
(MnO2)
Selain menjadi titran, KMnO4 juga menjadi
indikator.
H2SO4
H2O2
KMnO4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
5H2O2 + 2KMnO4 + 3H2SO4 5O2 + 2MnSO4 + K2SO4 + 8H2O
+1 -1 +1 +7-2 +1 +6 -2 0 +2+6-2 +1 -2+1 +6 -2
KMnO4 (kalium permanganat) adalah oksidator, artinya mengalami reduksi (penurunan
biloks) menjadi MnSO4 (mangan(II) sulfat).
H2O2 (hidrogen peroksida) sebagai reduktor, artinya mengalami oksidasi (kenaikan biloks)
menjadi O2 (oksigen).
Larutan ungu
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
2. Iodimetri
Analisis sampel bersifat reduktor.
Sampel : Na2S2O3 atau natrium tiosulfat
Titran : I2 atau iodium + KI = I3
-
Indikator : amilum
Na2S2O3
I3
-
Amilum
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI
Reaksi pertama
Larutan bening
Larutan biru
Amilum + I2 Kompleks amilum-I2
Reaksi kedua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
3. Iodometri
Analisis sampel bersifat oksidator.
Sampel : K2Cr2O7 atau kalium dikromat
Titran : Na2S2O3 atau natrium tiosulfat
Indikator : amilum (ditambahkan paling terakhir)
Titrasi harus dalam suasana asam, maka
ditambahkan H2SO4.
KI
K2Cr2O7
Na2S2O3
H2SO4
Amilum
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Reaksi
K2Cr2O7 + 7H2SO4 + 6KI Cr2(SO4)3 +4K2SO4 +7H2O + 3I2
I2 + I- I3
-
2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI
Larutan biru
Reaksi pertama
Reaksi kedua
Reaksi ketiga
Amilum + I3
- Kompleks amilum-I3
Reaksi ketiga
Larutan bening
Larutan kuning
kecoklatan
KIMIA FARMASI
Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Perhitungan Volumetri
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Hal utama yang harus diperhatikan dalam perhitungan pada volumetri
adalah satuan konsentrasi dari larutan yang digunakan untuk analisis
dan kesetaraan dalam penentuan Berat Ekivalen (BE).
1. Konsentrasi larutan
Biasanya, konsentrasi larutan titran ditentukan dalam konsentrasi
normalitas (N) atau molaritas (M).
2. Kesetaraan dalam penentuan berat ekivalen (BE)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
KONSENTRASI LARUTAN
Normalitas
Satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah gram ekuivalen (grek) zat terlarut
dalam 1 liter larutan.
N = grek/volume grek = berat/BE BE = BM/valensi
Keterangan:
Volume satuannya liter (L).
Berat satuannya gram (gr).
BM adalah berat molekul atau biasa disebut Mr (molekul relatif).
Valensi adalah jumlah H+ atau OH- yang dimiliki suatu senyawa.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
Molaritas
Satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
M = mol/volume mol = berat/BM
Keterangan:
Mol biasa disingkat n.
Dari persamaan normalitas (N) dan molaritas (M) diperoleh persamaan lain yakni
N = M x valensi
Pada pengenceran larutan berlaku
V1 x N1 = V2 x N2 atau V1 x M1 = V2 x M2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
KESETARAAN DALAM PENENTUAN BERAT EKIVALEN (BE)
1. Titrasi Asam Basa (asidi-alkalimetri)
Pada reaksi asam-basa, valensinya ditentukan berdasarkan banyaknya mol H+ atau
OH- yang dihasilkan tiap mol asam atau basa.
Contoh:
- HCl → H+ + Cl-
Maka 1 mol HCl = 1 grek. Jadi, BE = BM
- H2SO4 → 2H+ + SO4
2-
Maka 1 mol H2SO4 = 2 grek. Jadi, BE = ½ BM
- NaOH → Na+ + OH-
Maka 1 mol NaOH = 1 grek. Jadi, BE = BM
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
2. Titrasi Pengendapan (argentometri)
1 ion Ag+ dapat mengikat 1 ion halogen (Cl-, Br-, atau I-).
Kesetaraan suatu senyawa halogen ditentukan oleh banyaknya atom halogen di
dalam rumus molekulnya yang dapat diendapkan sebagai garam perak.
Jika:
- Mengandung 1 atom halogen, maka 1 mol senyawa tersebut = 1 grek (BE = BM)
- mengandung 2 atom halogen, maka 1 mol senyawa tersebut = 2 grek (BE = ½ BM)
- Dan seterusnya
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
3. Titrasi Pembentukan Kompleks (kompleksometri)
Kelebihan EDTA sebagai ligan adalah kemampuannya untuk membentuk kompleks 1:1
dengan ion logam, baik logam valensi 1, 2, atau 3.
Sehingga, kesetaraannya selalu 1:1 pula, yaitu 1 mol senyawa = 1 grek (BE = BM).
Oleh karena itu, konsentrasi larutan titer (EDTA) yang digunakan adalah dalam satuan
molaritas (M).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
4. Titrasi Reaksi Reduksi Oksidasi (permanganometri, iodimetri, iodometri)
Kesetaraan suatu oksidator dan reduktor dalam suatu reaksi redoks tergantung pada
jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima, di mana 1 ekuivalen zat oksidator atau
reduktor setara dengan 1 mol elektron.
Contoh :
- MnO4
- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O
Maka 1 mol KMnO4 setara dengan 5 mol elektron.
Jadi, 1 mol KMnO4 = 5 grek (BE = 1/5 BM)
- 2S2O3
2- → S4O6
2- + 2e
Maka 2 mol Na2S2O3 setara dengan 2 mol elektron.
Jadi, 2 mol Na2S2O3 = 2 grek atau 1 mol Na2S2O3 = 1 grek (BE = BM)

More Related Content

What's hot

Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...anandajpz
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)aufia w
 
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...SofiaNofianti
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi1234ulha
 

What's hot (20)

Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Uji Efektivitas Pengawet
Uji Efektivitas PengawetUji Efektivitas Pengawet
Uji Efektivitas Pengawet
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
UU Farmasi 3
UU Farmasi 3UU Farmasi 3
UU Farmasi 3
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
 
Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Kul1. basis salep
Kul1. basis salepKul1. basis salep
Kul1. basis salep
 
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 

Similar to Kimia Farmasi

Similar to Kimia Farmasi (20)

Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
 
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxkonsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxKonsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
 
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
267176289-Teori-Interaksi-Obat-reseptor.docx
 
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Modul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfModul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdf
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
Downloadfile 1
Downloadfile 1Downloadfile 1
Downloadfile 1
 
Toksikologi 2017
Toksikologi 2017Toksikologi 2017
Toksikologi 2017
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
 
Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2Makalah pengobatan mata 2
Makalah pengobatan mata 2
 

Recently uploaded

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Kimia Farmasi

  • 1. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Ruang Lingkup Kimia Farmasi
  • 2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado KIMIA FARMASI Ilmu kimia yang mempelajari bahan-bahan yang digunakan sebagai obat mencakup struktur, modifikasi stuktur, sifat kimia fisika obat yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan mekanisme obat. 1. Menetapkan hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis. 2. Mempelajari identifikasi dan analisis obat-obatan baik secara kualitatif maupun kuantatif.
  • 3. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado DEFENISI OBAT Zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat meringankan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit atau gejala-gejalanya. SUMBER OBAT Obat alamiah Obat semisintetik Obat sintesis murni
  • 4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado OBAT ALAMIAH Obat yang terdapat di alam. - Kuinin (kina) sebagai antimalaria, antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi. - Minyak ikan menurunkan trigliserida dan meningkatkan fungsi otak. - Mineral-mineral seperti natrium (Na), kalium (K), dan kalsium (Ca).
  • 5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado OBAT SEMISINTETIK Obat hasil sintetis yang bahan dasarnya berasal dari bahan obat yang terdapat di alam. MORFIN menjadi KODEIN
  • 6. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado OPIUM atau dikenal dengan CANDU. Bahan baku NARKOTIKA.
  • 7. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado OBAT SINTESIS MURNI Sintesis obat dari bahan dasar yang tidak berkhasiat didapatkan senyawa obat dengan khasiat farmakologis. Contoh: antihistamin dan diuretik
  • 8. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Aktivitas biologis obat di dalam tubuh dipengaruhi oleh fase-fase yang dilalui obat tersebut di dalam tubuh. 3 fase perjalanan obat dalam tubuh Fase Biofarmasetika Fase Farmakokinetik Fase Farmakodinamik
  • 9. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 10. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado FASE BIOFARMASETIKA Fase obat mulai digunakan hingga pelepasan zat aktifnya ke dalam tubuh dan siap untuk diabsorpsi.
  • 11. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado FASE FARMAKOKINETIK Fase yang dilalui obat seteah dilepas dari bentuk sediaan. Farmakokinetik = Pengaruh tubuh terhadap obat.
  • 12. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 13. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 14. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 15. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado FASE FARMAKODINAMIK Fase terjadinya interaksi obat dengan reseptor. Farmakodinamik = Pengaruh obat ke tubuh. Fase yang dilalui obat setelah dilepas dari bentuk sediaan. Reseptor adalah suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan langsung berikatan dengan ligan (obat, hormone, neurotransmitter) untuk menimbulkan efek.
  • 16. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 17. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 18. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Metabolisme, Mekanisme, dan Struktur Aktivitas Obat
  • 19. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado METABOLISME OBAT Terjadi perubahan struktur kimia obat di dalam tubuh. Proses ini dikatalisis oleh enzim. Fase yang dilalui obat setelah dilepas dari bentuk sediaan. Hasil metabolisme Bioinaktivasi (menghasilkan metabolit yang tidak aktif) Bioaktivasi (metabolit yang mempunyai efek terapeutik) Metabolit bersifat toksin (racun)
  • 20. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Tujuan metabolisme obat: 1. Mengubah obat menjadi tidak aktif. 2. Membuat obat tidak toksik (racun). 3. Memudahkan obat larut dalam air (hidrofil). 4. Mudah diekskresikan dari tubuh.Biotransformasi obat dipengaruhi oleh: 1. Konsentrasi obat 2. Fungsi hati 3. Usia 4. Genetik 5. Pemakaian obat lain
  • 21. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Metabolisme obat terdiri dari dua fase: 1. Fase perombakan 2. Fase konjugasi Fase perombakan Reaksi oksidasi Reaksi reduksi Reaksi hidrolisis 1. Fase Perombakan Membuat senyawa obat menjadi lebih polar dan mudah dieksresikan dengan cara memasukkan gugus baru ke dalam molekul obat atau gugus fungsional yang ada.
  • 22. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado REAKSI OKSIDASI
  • 23. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado REAKSI REDUKSI
  • 24. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado REAKSI HIDROLISIS
  • 25. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 2. Fase Konjugasi Melindungi gugus fungsi suatu obat atau metabolit obat dengan gugus baru seperti glukuronat, sulfat, dan asam amino yang diperoleh dari fase perombakan. Dapat juga terjadi melalui reaksi metilasi seperti N-metilasi, O-metilasi, dan S-metilasi.
  • 26. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado MEKANISME KERJA OBAT Obat berinteraksi dengan reseptor karena memiliki bentuk kimia yang sama. Obat dan reseptor layaknya gembok dan kuncinya.
  • 27. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 1. Mengenal dan mengikat suatu ligan atau obat dengan spesifisitas yang tinggi 2. Meneruskan signal ke dalam sel melalui: a. Perubahan peremabilitas membrane b. Pembentukan second messenger c. Mempengaruhi transkripsi gen Fungsi reseptor
  • 28. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 29. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Interaksi obat-reseptor Agonis Antagonis Kompetitif Berifat reversibel, diatasi dengan meningkatkan kadar agonis. Non kompetitif Bersifat irreversibel, tidak dapat diatasi dengan meningkatkan kadar agonis. Penuh Memberikan respon maksimal Parsial Memberikan respon kurang maksimal
  • 30. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Obat-reseptor dapat membentuk beberapa macam ikatan antara lain: 1. Ikatan ion 2. Ikatan kovalen 3. Ikatan hydrogen 4. Ikatan van der waals Diharapkan obat-reseptor memiliki ikatan van der waals agar lebih murah dilepas.
  • 31. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado STRUKTUR AKTIVITAS OBAT Sifat fisika dan kimia suatu obat dapat mempengaruhi aktivitas biologi. Kedua sifat ini ditentukan oleh struktur kimianya. Struktur kimia umumnya terdiri dari struktur inti (cincin siklik, heterosiklik, atau polisiklik) dan rantai samping (alifatik, siklik, atau heterosiklik). Rantai samping menentukan aktivitas biologi dan sifat fisikokimia obat.
  • 32. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Aromatik Heterosiklik Polisiklik
  • 33. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Senyawa dengan gugus fungsional yang sama akan mempunyai aktivitas sama. Contoh: fenol, o-kresol, dan eugenol memiliki aktivitas antibakteri. Fenol O-kresol Eugenol
  • 34. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Beberapa senyawa memiliki struktur yang berbeda namun memiliki aktivitas biologis yang sama. Contoh: dietil eter, siklopropana, dan halotan sebagai anastesi sistemik. Dietil eter Siklopropana Halotan
  • 35. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Adapula sturktur inti sama tetapi memiliki aktivitas biologis yang berbeda. Contoh: turunan sulfonamide yang dapat berkhasiat sebagai antibakteri (sulfanilamid), diuretik (hidroklorotiazid), antimalaria (sulfadoksin). Sulfanilamid Hidroklorotiazid Sulfadoksin Sulfonamide
  • 36. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Analisis Kualitatif I
  • 37. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Analisis kualitatif adalah suatu proses mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Disebut juga sebagai analisa jenis. Didasarkan pada golongan obat menurut jenis senyawanya secara kimia, bukan berdasarkan efek farmakologinya. Terkadang, obat dengan struktur kimia yang sama mempunyai efek farmakologi yang berbeda.
  • 38. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Misalnya asam salisilat dan turunannya: 1. Asam salisilat (asam orto-hidroksi benzoat) digunakan sebagai obat luar (keratolitikum). 2. Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat analgetikum dan antipiretikum. 3. Metil salisilat (asam 2-hidroksi benzoate metal ester) digunakan sebagai obat antiinflamasi.
  • 39. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 40. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 41. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 42. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Dalam bidang farmasi Analisis kualitatif bahan baku sebagai bahan obat atau bahan tambahan diperlukan untuk memastikan jenis bahan obat atau bahan tambahan tersebut.
  • 43. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Sebagian besar senyawa-senyawa anorganik merupakan senyawa- senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu dalam identifikasinya secara konvensional (secara kimiawi). Senyawa-senyawa organik pada umumnya terikat melalui ikatan kovalen, dan belum ada suatu skema yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasinya secara konvensional. Ikatan van der waals > ikatan hidrogen > ikatan ion > ikatan kovalen
  • 44. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Berikut beberapa contoh instrumen yang sering digunakan dalam analisis kualitatif senyawa
  • 45. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Spektrofotometri UV–Vis
  • 46. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Spektrofotometri IR
  • 47. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Spektrofotometri Massa
  • 48. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
  • 49. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Secara konvensional, analisis kualitatif dibagi atas 3 tahap: 1. Uji Pendahuluan a. Uji organoleptik (menggunakan indera menentukan bentuk, warna, bau, dan rasa). b. Penentuan sifat-sifat fisika (kelarutan, titik lebur, dan titik didih). c. Pengujian derajat keasaman (lakmus, indikator universal, pH meter) 2. Penentuan golongan senyawa khas 3. Penentuan jenis zat berdasarkan reaksi-reaksinya dengan pereaksi tertentu dan pengamatan bentuk kristal menggunakan mikroskop
  • 50. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado UJI PENDAHULUAN 1. Uji organoleptik (biasa disebut pemerian) Merupakan pengamatan sifat fisik obat secara langsung dan hasilnya merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya. Umumnya bahan baku obat tidak berwarna atau berwarna putih. Oleh karena itu, adanya pewarnaan lain dari bahan dapat menjadi titik awal untuk identifikasi lanjutan. Contoh: Tetrasiklin HCl bentuknya hablur, berwarna kuning, tidak berbau, dan rasa pahit.
  • 51. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado UJI PENDAHULUAN 2. Uji kelarutan Zat mempunyai kelarutan yang berbeda-beda terhadap beberapa pelarut (air, etanol, metanol, dan lainnya). Contoh: Tetrasiklin HCl larut dalam 10 bagian air, dalam 100 bagian etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform P, eter P, dan etanol P.
  • 52. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado UJI PENDAHULUAN 3. Uji keasaman Pada saat menguji kelarutan obat, perlu diuji pula keasaman larutan atau pH larutan obat/zat. Secara sederhana, dilakukan menggunakan kertas lakmus merah atau biru. Larutan asam mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah. Larutan basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
  • 53. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Analisis Kualitatif II
  • 54. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 1. Karbohidrat Merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Sebagian besar karbohidrat memiliki rumus empiris CH2O. Contoh: glukosa (C6H12O6). PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS Berdasarkan hidrolisisnya Disakarida PolisakaridaMonosakarida
  • 55. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Monosakarida : glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa Disakarida : sukrosa = glukosa + fruktosa (gula tebu) maltosa = glukosa + glukosa (gula gandum) laktosa = glukosa + galaktosa (gula susu) PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 56. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Ikatan antar monosakarida disebut ikatan glukosida PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 57. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Polisakarida : amilum = sejumlah maltosa = 2 glukosa (padi, kentang, gandum, kacang, sayuran, umbi, jagung, dan sagu) glikogen = sejumlah glukosa (pati hewan dan gula otot) selulosa = sejumlah glukosa (jerami, bambu, dan kapas) PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 58. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHASPENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS Glikogen
  • 59. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 5 tetes α-naftol 1 mL H2SO4 P dialirkan pada dinding tabung Sampel Glukosa, sukrosa, CMC, amilum Hasil positif Terbentuk cincin ungu antara dua lapisan larutan PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 60. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 61. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 2. Asam organik Suatu senyawa yang mengandung gugus karboksil (istilah dari karbonil dan hidroksil). PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 62. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Alkohol (metanol atau etanol) H2SO4 P dengan pemanasan Sampel Senyawa asam (khususnya –COOH) Hasil positif Tercium bau ester yang khas PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 63. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 64. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 3. Fenol Memiliki satu atau lebih gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada cincin aromatik. Contohnya senyawa flavonoid. PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 65. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 2 tetes FeCl3 1% Sampel Larutan dalam air atau etanol Hasil positif Terbentuk warna merah sampai ungu PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 66. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 67. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 4. Alkaloid Golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik. PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 68. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 69. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Pereaksi Mayer (Larutan HgCl2 + KI berlebih) Sampel Larutan dalam HCl Hasil positif Terbentuk endapan kuning Pereaksi Bouchardat (Larutan iodium) Hasil positif Terbentuk endapan coklat PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS
  • 70. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS Pereaksi Mayer
  • 71. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado PENENTUAN GOLONGAN SENYAWA KHAS Pereaksi Bouchardat
  • 72. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Analisis Kuantitatif I
  • 73. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah atau kadar dari suatu zat yang ada di dalam sampel. Dalam kimia farmasi secara spesifik bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa obat dalam sampel (misalnya dalam sediaan tablet) atau untuk mengetahui tingkat kemurnian suatu bahan obat. Dasar analisis kuantitatif obat secara klasik Titrimetri TITRIMETRI = VOLUMETRI ???
  • 74. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado TITRIMETRI adalah metode analisis kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi dari suatu analit. Pengukuran volume berperan penting dalam titrasi, makanya dikenal juga VOLUMETRI.
  • 75. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado ISTILAH DALAM VOLUMETRI 1. Titrasi Proses penambahan larutan standar (titran) secara perlahan ke dalam larutan analit sampai terjadi reaksi antara keduanya dengan sempurna. Volume yang diperlukan untuk kesempurnaan titrasi disebut volume titrasi. Volume titrasi = Volume awal titran dalam buret – Volume akhir titran dalam buret 2. Titran (titer) Larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. 3. Titrat Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya.
  • 76. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado ISTILAH DALAM VOLUMETRI 4. Larutan standar (titran standar) a. Standar primer Larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan hanya dengan menimbang dan melarutkannya dengan tepat. b. Standar sekunder Larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standar primer. 5. Indikator Zat yang ditambahkan ke dalam larutan analit untuk mengamati perubahan fisik yang terjadi saat mendekati titik ekivalen (TE) atau titik akhir (TA) titrasi.
  • 77. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado ISTILAH DALAM VOLUMETRI 6. Titik ekivalen (TE) titrasi Kondisi di mana jumlah titran yang ditambahkan ekivalen secara kimia dengan analit dalam sampel. Secara teoritis, TE tidak dapat ditentukan dari percobaan. 7. Titik akhir (TA) titrasi Kondisi di mana proses titrasi harus dihentikan karena sudah tercapai kondisi ekivalen antara titran dan analit. TA dapat ditentukan dari percobaan karena adanya perubahan fisik larutan setelah TE. Perbedaan volume TE dan TA titrasi harus sekecil mungkin, umunya hanya sebanyak 1-2 tetes larutan titer saja
  • 78. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado SYARAT VOLUMETRI 1. Reaksi harus sederhana dan dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi; 2. Reaksi harus berlangsung cepat; 3. Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan tepat atau terlihat jelas perubahannya; 4. Harus ada indikator.
  • 79. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Berdasarkan cara titrasi, volumetri terbagi atas 2 yaitu: 1. Titrasi langsung Cara ini dilakukan dengan menitrasi langsung zat yang akan ditetapkan kadarnya. Perhitungan didasarkan pada kesetaraan langsung larutan titer dengan zat uji. Contoh: metode iodimetri. 2. Tirasi tidak langsung (titrasi kembali) Dilakukan dengan cara penambahan titran dalam jumlah berlebih, kemudian kelebihan titran dititrasi dengan larutan titran lain. Dengan cara ini umumnya dilakukan titrasi blanko (tanpa zat uji), perhitungan didasarkan pada kesetaraan tidak langsung larutan titer dengan zat uji. Contoh: metode iodometri.
  • 80. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Titrasi Asam Basa Pengendapan 1. Metode Mohr 2. Metode Volhard 3. Metode Fajans Reduksi oksidasi 1. Permanganometri 2. Iodimetri 3. Iodometri Kompleksometri Berdasarkan jenis reaksi, volumetri terbagi atas 4 yaitu:
  • 81. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Analisis Kuantitatif II
  • 82. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado TITRASI ASAM BASA Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan terjadi perubahan pH larutan yang dititrasi. Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah. Titrasi asam basa Asidimetri Alkalimetri Titrannya asam, sampelnya basa. Titrannya basa, sampelnya asam.
  • 83. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Titik ekivalen titrasi sampel asam kuat dengan titran basa kuat atau sebaliknya adalah 7 (netral). Contoh: titrasi HCl dengan NaOH. Titik ekivalen titrasi sampel asam lemah dengan titran basa kuat adalah > 7 (basa). Contoh: titrasi asetosal dengan NaOH. Titik ekivalen titrasi sampel basa lemah titran asam kuat adalah < 7 (asam). Contoh: titrasi boraks dengan HCl. Jenis indikatorPerbedaan pH pH indikator
  • 84. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Contoh indikator yang biasa digunakan pada titrasi asam basa: 1. Fenolftalein (PP), termasuk indikator basa Interval pH antara 8,0 – 10,0 Perubahan warna: bening (suasana asam) – merah muda (suasana basa) Dipakai pada titrasi asam lemah dengan basa kuat (pH titik ekivalen > 7) 2. Metil jingga/methyl orange (MO), termasuk indikator asam Interval pH antara 3,2 – 4,4 Perubahan warna: jingga (suasana basa) – merah (suasana asam) Dipakai pada titrasi basa lemah dengan asam kuat (pH titik ekivalen < 7) 3. Metil merah (MM), termasuk indikator asam Interval pH antara 4,2 – 6,2 Perubahan warna: kuning (suasana basa) – merah (suasana asam) Dipakai pada titrasi basa lemah atau kuat dengan asam kuat (pH titik ekivalen < 7)
  • 85. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 86. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 1. Asidimetri Sampel : Boraks Titran : HCl atau asam klorida Indikator : Methyl orange (MO) Indikator PP Boraks HCl
  • 87. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi Na2B4O7.10H2O + 2HCl 4H3BO3 + 2NaCl + 5H2O (larutan bening) HCl + methyl orange Senyawa kompleks (larutan merah) Reaksi pertama Reaksi kedua
  • 88. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 2. Alkalimetri Sampel : Asetosal Titran : NaOH atau natrium hidroksida Indikator : Fenolftalein (PP) Fenolftalein Asetosal NaOH
  • 89. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi C9H8O4 + NaOH C9H7NaO4 + H2O (larutan bening) NaOH + fenolftalein Senyawa komplek (larutan merah muda) Reaksi pertama Reaksi kedua
  • 90. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado TITRASI PENGENDAPAN Metode titrasi endapan merupakan analisis volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan endapan. Disebut juga dengan argentometri. Terjadi pembentukan endapan garam yang tidak mudah larut. Menetapkan kadar senyawa halogenida (Cl-, Br-, I-) dan senyawa-senyawa lain (S2-, CN-, SCN-, HS-) yang membentuk endapan dengan perak (Ag+).
  • 91. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Argentometri Metode Mohr Titrasi langsung Titrasi langsung Metode Volhard Titrasi tidak langsung Metode Fajans
  • 92. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 1. Metode Mohr Sampel : NaCl atau natrium klorida Titran : AgNO3 atau perak nitrat Indikator : K2CrO4 atau kalium kromat K2CrO4 NaCl AgNO3
  • 93. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 Endapan putih 2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3 Endapan merah bata Reaksi pertama Reaksi kedua
  • 94. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 2. Metode Volhard Sampel : NaCl + AgNO3 berlebih Titran : KSCN atau kalium tiosianat NH4SCN atau amonium tiosianat Indikator : Fe(NO3)3 atau besi(III) nitrat NH4Fe(SO4)2 atau amonium besi(III) sulfat AgNO3 NaCl KSCN Fe(NO3)3
  • 95. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 Endapan putih KSCN + AgNO3 AgSCN + KNO3 3KSCN + Fe(NO3)3 Fe(SCN)3 + 3KNO3 Larutan merah Reaksi pertama Reaksi kedua Reaksi ketiga
  • 96. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 3. Metode Fajans Sampel : NaCl Titran : AgNO3 Indikator : C20H12O5 atau fluorosein disingkat HFI C20H12O5 NaCl AgNO3
  • 97. Reaksi NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 Endapan putih Ag+ Reaksi pertama Reaksi kedua AgCl Ag+ Ag+ Ag+ Cl- Cl- Cl- Cl- Tidak terjadai perubahan warna Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 98. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Ag+ AgCl Ag+ Ag+ Ag+ [HFI]- [HFI]- [HFI]- [HFI]- Suspensi merah Ag+ AgCl Ag+ Ag+ Ag+ Cl- Cl- Cl- Cl- Cl- digantikan oleh [HFI]- Reaksi ketiga
  • 99. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Analisis Kuantitatif III
  • 100. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado TITRASI KOMPLEKSOMETRI Titrasi kompleksometri merupakan metode volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan senyawa pengkompleks atau ligan. Senyawa pengompleks yang paling umum digunakan adalah asam etilendiamin tetraasetat (EDTA). Kelebihan EDTA sebagai ligan adalah kemampuannya untuk membentuk kompleks 1:1 dengan ion logam, baik logam valensi 1, 2 atau 3.
  • 101. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Untuk menentukan titik akhir titrasi ini digunakan indikator: 1. Calmagite 2. Blue hydroxynaphtol (BHN) 3. Eriochrome Black T (EBT) Titik akhir ditandai dengan terjadinya perubahan warna merah menjadi biru. Contoh sampelnya yang mengandung logam seperti magnesium (Mg2+), seng (Zn2+), dan aluminium (Al3+).
  • 102. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Kompleksometri Sampel : MgSO4 Titran : EDTA atau etilendiamin tetraasetat Indikator : EBT EBT MgSO4 EDTA
  • 103. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi MgSO4 + EBT Kompleks Mg-EBT (larutan merah) MgSO4 + EDTA Kompleks Mg-EDTA (larutan biru) Reaksi pertama Reaksi kedua Kompleks logam-indikator tidak stabil Kompleks logam-EDTA lebih stabil Mg-EDTA lebih stabil daripada Mg-EBT
  • 104. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado
  • 105. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado TITRASI REDUKSI OKSIDASI Titrasi reduksi oksidasi adalah cara analisis volumetri yang berdasarkan reaksi reduksi oksidasi (redoks). Salah satu ciri reaksi redoks adalah terjadinya perubahan bilangan oksidasi (biloks) dari zat-zat yang bereaksi sebelum dan sesudah reaksi. Bilangan oksidasi adalah jumlah muatan negatif dan positif suatu unsur dalam suatu senyawa yang menunjukkan besarnya muatan yang disumbangkan oleh unsur tersebut.
  • 106. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 1. Oksidator Oksidator adalah zat yang dalam reaksi mengalami penurunan bilangan oksidasi (biloks). Oksidator mengalami reduksi atau menerima elektron. 2. Reduktor Reduktor adalah zat yang dalam reaksi mengalami kenaikan bilangan oksidasi (biloks). Reduktor mengalami oksidasi atau melepaskan elektron.
  • 107. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Aturan bilangan oksidasi 1. Bilangan oksidasi unsur bebas (atom atau molekul unsur) dan bilangan oksidasi suatu senyawa adalah 0. 2. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya. 3. Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2.
  • 108. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 4. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA adalah -2 dan unsur golongan VIIA adalah -1. 5. Bilangan oksidasi H pada senyawanya adalah +1 kecuali pada senyawa hibrida adalah -1. 6. Bilangan oksidasi O pada senyawanya adalah -2 kecuali pada senyawa tertentu bervariasi.
  • 109. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Contoh: 2H2 + O2 → 2H2O Zn + HCl → ZnCl2 + H2 Cu + 4HNO3 → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 0 0 +1 -2 0 +1 -1 +2 -1 0 0 +5 -2 +2 -1 +1 -2 +4 -2+1 Keterangan → oksidator (mengalami reduksi) → reduktor (mengalamai oksidasi)
  • 110. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 1. Permanganometri Sampel : H2O2 atau hydrogen peroksida Titran : KMnO4 atau kalium permanganate Titrasi harus dalam suasana sangat asam (ditambahkan H2SO4) karena jika reaksi dalam suasana netral atau basa, terbentuk endapan hitam (MnO2) Selain menjadi titran, KMnO4 juga menjadi indikator. H2SO4 H2O2 KMnO4
  • 111. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi 5H2O2 + 2KMnO4 + 3H2SO4 5O2 + 2MnSO4 + K2SO4 + 8H2O +1 -1 +1 +7-2 +1 +6 -2 0 +2+6-2 +1 -2+1 +6 -2 KMnO4 (kalium permanganat) adalah oksidator, artinya mengalami reduksi (penurunan biloks) menjadi MnSO4 (mangan(II) sulfat). H2O2 (hidrogen peroksida) sebagai reduktor, artinya mengalami oksidasi (kenaikan biloks) menjadi O2 (oksigen). Larutan ungu
  • 112. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 2. Iodimetri Analisis sampel bersifat reduktor. Sampel : Na2S2O3 atau natrium tiosulfat Titran : I2 atau iodium + KI = I3 - Indikator : amilum Na2S2O3 I3 - Amilum
  • 113. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi 2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI Reaksi pertama Larutan bening Larutan biru Amilum + I2 Kompleks amilum-I2 Reaksi kedua
  • 114. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 3. Iodometri Analisis sampel bersifat oksidator. Sampel : K2Cr2O7 atau kalium dikromat Titran : Na2S2O3 atau natrium tiosulfat Indikator : amilum (ditambahkan paling terakhir) Titrasi harus dalam suasana asam, maka ditambahkan H2SO4. KI K2Cr2O7 Na2S2O3 H2SO4 Amilum
  • 115. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Reaksi K2Cr2O7 + 7H2SO4 + 6KI Cr2(SO4)3 +4K2SO4 +7H2O + 3I2 I2 + I- I3 - 2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI Larutan biru Reaksi pertama Reaksi kedua Reaksi ketiga Amilum + I3 - Kompleks amilum-I3 Reaksi ketiga Larutan bening Larutan kuning kecoklatan
  • 116. KIMIA FARMASI Abulkhair Abdullah, M.Farm., Apt. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Perhitungan Volumetri
  • 117. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Hal utama yang harus diperhatikan dalam perhitungan pada volumetri adalah satuan konsentrasi dari larutan yang digunakan untuk analisis dan kesetaraan dalam penentuan Berat Ekivalen (BE). 1. Konsentrasi larutan Biasanya, konsentrasi larutan titran ditentukan dalam konsentrasi normalitas (N) atau molaritas (M). 2. Kesetaraan dalam penentuan berat ekivalen (BE)
  • 118. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado KONSENTRASI LARUTAN Normalitas Satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah gram ekuivalen (grek) zat terlarut dalam 1 liter larutan. N = grek/volume grek = berat/BE BE = BM/valensi Keterangan: Volume satuannya liter (L). Berat satuannya gram (gr). BM adalah berat molekul atau biasa disebut Mr (molekul relatif). Valensi adalah jumlah H+ atau OH- yang dimiliki suatu senyawa.
  • 119. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado Molaritas Satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. M = mol/volume mol = berat/BM Keterangan: Mol biasa disingkat n. Dari persamaan normalitas (N) dan molaritas (M) diperoleh persamaan lain yakni N = M x valensi Pada pengenceran larutan berlaku V1 x N1 = V2 x N2 atau V1 x M1 = V2 x M2
  • 120. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado KESETARAAN DALAM PENENTUAN BERAT EKIVALEN (BE) 1. Titrasi Asam Basa (asidi-alkalimetri) Pada reaksi asam-basa, valensinya ditentukan berdasarkan banyaknya mol H+ atau OH- yang dihasilkan tiap mol asam atau basa. Contoh: - HCl → H+ + Cl- Maka 1 mol HCl = 1 grek. Jadi, BE = BM - H2SO4 → 2H+ + SO4 2- Maka 1 mol H2SO4 = 2 grek. Jadi, BE = ½ BM - NaOH → Na+ + OH- Maka 1 mol NaOH = 1 grek. Jadi, BE = BM
  • 121. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 2. Titrasi Pengendapan (argentometri) 1 ion Ag+ dapat mengikat 1 ion halogen (Cl-, Br-, atau I-). Kesetaraan suatu senyawa halogen ditentukan oleh banyaknya atom halogen di dalam rumus molekulnya yang dapat diendapkan sebagai garam perak. Jika: - Mengandung 1 atom halogen, maka 1 mol senyawa tersebut = 1 grek (BE = BM) - mengandung 2 atom halogen, maka 1 mol senyawa tersebut = 2 grek (BE = ½ BM) - Dan seterusnya
  • 122. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 3. Titrasi Pembentukan Kompleks (kompleksometri) Kelebihan EDTA sebagai ligan adalah kemampuannya untuk membentuk kompleks 1:1 dengan ion logam, baik logam valensi 1, 2, atau 3. Sehingga, kesetaraannya selalu 1:1 pula, yaitu 1 mol senyawa = 1 grek (BE = BM). Oleh karena itu, konsentrasi larutan titer (EDTA) yang digunakan adalah dalam satuan molaritas (M).
  • 123. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado 4. Titrasi Reaksi Reduksi Oksidasi (permanganometri, iodimetri, iodometri) Kesetaraan suatu oksidator dan reduktor dalam suatu reaksi redoks tergantung pada jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima, di mana 1 ekuivalen zat oksidator atau reduktor setara dengan 1 mol elektron. Contoh : - MnO4 - + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O Maka 1 mol KMnO4 setara dengan 5 mol elektron. Jadi, 1 mol KMnO4 = 5 grek (BE = 1/5 BM) - 2S2O3 2- → S4O6 2- + 2e Maka 2 mol Na2S2O3 setara dengan 2 mol elektron. Jadi, 2 mol Na2S2O3 = 2 grek atau 1 mol Na2S2O3 = 1 grek (BE = BM)