2. DAFTAR
ISI
1. DEFINISI PERSIDANGAN
2. JENIS DAN SIFAT PERSIDANGAN
3. UNSUR-UNSUR PERSIDANGAN
4. ATURAN-ATURAN DALAM
PERSIDANGAN :
a. Forum, Qourum dan Pengambilan
Keputusan dalam Sidang
b. Hak dan Kewajiban Peserta Sidang
c. Presidium Sidang
d. Ketukan Palu
e. Kalimat Intrupsi dalam Sidang
f. Istilah-istilah persidangan
g. Contoh Ucapan Kalimat Persidangan
5. TATA TERTIB
6. SANKSI
3. 1. DEFINISI
PERSIDANGAN
Persidangan merupakan
forum formal (Mubes,
Kongres, dan Raker)
suatu organisasi guna
membahas masalah
tertentu dalam upaya
menghasilkan keputusan
yang akan menjadi
sebuah ketetapan.
Keputusan dari
persidangan ini akan
mengikat seluruh elemen
organisasi selama belum
diadakan perubahan.
Ketetapan ini sifatnya
final sehingga berlaku
bagi yang setuju ataupun
yang tidak, hadir ataupun
tidak hadir ketika
persidangan berlangsung.
4. 2. JENIS DAN SIFAT PERSIDANGAN
A. Jenis Persidangan
1. Sidang Komisi
Adalah jenis sidang yang hanya diikuti oleh
masing-masing anggota di setiap komisinya untuk
membahas suatu permasalahan atau pembahasan
mengenai kebutuhan komisi yang ada. Dan dalam
sidang komisi tidak ada pimpinan sidang atau
ketukan palu.
5. LANJUTANNYA
2. Sidang Pleno
Adalah jenis sidang yang diikuti oleh seluruh
peserta (penuh dan peninjau) dalam
permusyawaratan untuk membahas suatu
permasalahan dan memutuskan suatu keputusan
yang berhubungan dengan permusyawaratan yang
dipimpin oleh presidium sidang dan dipandu oleh
Steering Committe (SC).
6. LANJUTANNYA
3. Sidang Paripurna
Adalah jenis sidang yang diikuti oleh seluruh
peserta (penuh dan peninjau) dalam
permusyawaratan untuk menegaskan kembali dari
hasil-hasil sidang yang sudah disepakati untuk
disahkan oleh presidium sidang.
7. 2. JENIS DAN SIFAT PERSIDANGAN
B. Sifat Persidangan
1. Sidang Terbuka
Adalah sifat sidang yang dilakukan secara terbuka
untuk umum dengan dihadiri oleh peserta utama,
peninjau dan tamu undangan dari luar (eksternal
organisasi).
8. 2. JENIS DAN SIFAT PERSIDANGAN
B. Sifat Persidangan
2. Sidang Tertutup
Adalah sifat sidang yang dilakukan secara tertutup
dihadiri oleh peserta utama dan tamu undangan dari
dalam (internal organisasi).
10. 4. ATURAN-ATURAN DALAM PERSIDANGAN
a. Forum, Qourum dan Pengambilan Keputusan dalam
Sidang
- Forum : Suatu tempat/ruangan yang dapat digunakan
untuk melaksanakan persidangan dalam
membahas suatu masalah dan menetapkan suatu
keputusan dengan efektif dan efisien dengan
adanya quorum peserta dalam persidangan.
11. LANJUTANNYA
a. Forum, Qourum dan Pengambilan keputusan dalam
Sidang
- Quorum : Jumlah minimum anggota/peserta yang
dipersyaratkan harus hadir dalam persidangan,
sebab jumlah anggota/peserta dinyatakan untuk
menetapkan suatu keputusan. Apabila jumlah
yang dipersyaratkan tidak dapat terpenuhi,
putusan tidak dapat diambil sehingga harus
dilakukan rapat berikutnya. (biasanya lebih dari
separuh jumlah anggota/peserta).
12. LANJUTANNYA
a. Forum, Qourum dan Pengambilan keputusan dalam
Sidang
- Pengambilan Keputusan :
1. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk
mufakat, jika tidak berhasil dilakukan lobby, apabila
lobby tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak
(voting) (½ + 1) dari peserta yang hadir di
persidangan.
13. LANJUTANNYA
a. Forum, Qourum dan Pengambilan keputusan dalam
Sidang
- Pengambilan Keputusan :
2. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara
terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan
lobby kembali sebelum dilakukan pemungutan suara
ulang.
14. 4. ATURAN-ATURAN DALAM PERSIDANGAN
b. Hak dan Kewajiban Peserta Sidang
1) Hak peserta sidang :
- Peserta penuh : Mempunyai hak bicara dalam
mengeluarkan pendapat, mengajukan pertanyaan dan
usulan. Dan hak suara dalam memilih dan pengambilan
keputusan.
- Peserta peninjau : Hanya mempunyai hak bicara dalam
mengeluarkan pendapat, mengajukan pertanyaan dan
usulan.
15. LANJUTANNYA
2) Kewajiban peserta sidang :
- Mematuhi tata tertib persidangan.
- Menjaga ketenangan dan kelancaran persidangan.
- Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan
yang dibicarakan serta ikut serta menyumbang buah
fikiran yang positif dan bermanfaat.
- Tidak diperkenankan meninggalkan forum sebelum
meminta izin kepada pimpinan sidang.
16. 4. ATURAN-ATURAN DALAM PERSIDANGAN
c. Presidium sidang
1) Syarat-syarat presidium sidang :
- Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan tanggung
jawab.
- Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan.
- Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif
dalam situasi krisis.
- Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh
kondisi persidangan.
17. LANJUTANNYA
c. Presidium sidang
2) Sikap-sikap presidium sidang :
- Simpatik, menarik, tegas dan disiplin.
- Sopan dan hormat dalam perkataan dan perbuatan.
- Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta.
18. LANJUTANNYA
c. Presidium sidang
3) Tugas-tugas presidium sidang :
- Presidium 1 (ketua) : Memimpin jalannya persidangan
secara penuh.
- Presidium 2 (anggota) : Mencatat apa saja yang menjadi
masukan/usulan dari peserta sidang.
- Presidium 3 (anggota) : Menunjuk peserta yang
melakukan interupsi sesuai dengan aturannya.
19. 4. ATURAN-ATURAN DALAM PERSIDANGAN
d. Ketukan Palu
1) Ketukan Pertama
- Menerima dan menyerahkan palu kepada pimpinan
sidang.
- Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang
dalam isi persidangan (poin perpoin) – (keputusan
sementara).
- Memberi peringatan kepada peserta agar tidak
menimbulkan kegaduhan.
20. LANJUTANNYA
d. Ketukan Palu
1) Ketukan Pertama
- Menskors/mencabut kembali skorsing sidang yang
waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang
tidak perlu meninggalkan tempat persidangan.
- Mencabut kembali/membatalkan ketukan pertama
(terdahulu) yang dianggap keliru.
21. LANJUTANNYA
d. Ketukan Palu
2) Ketukan Kedua
- Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam
waktu yang cukup lama, misalnya ISHOMA dan
Lobbying.
3) Ketukan Ketiga
- Membuka/menutup sidang/acara resmi.
- Mengesahkan keputusan yang final/akhir dari hasil
persidangan.
22. LANJUTANNYA
d. Ketukan Palu
4) Ketukan Berkali-kali
- Untuk menenangkan situasi dalam forum sidang yang
tidak terkondusif.
23. 4. ATURAN-ATURAN DALAM PERSIDANGAN
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
1) Pengertian Interupsi :
Interupsi adalah suatu bentuk selaan atau memotong
pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan yang
perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
24. LANJUTANNYA
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
2) Macam-macam Interupsi :
- Interruption Point of Order :
Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta
penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan
dengan jalannya persidangan. Misalnya, saat pembicaraan
sudah melebar dari pokok masalah maka seseorang
berhak mengajukan interruption of order agar
persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya
sehingga tidak melebar ke permasalahan yang lain.
25. LANJUTANNYA
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
2) Macam-macam Interupsi :
- Interruption Point of Information :
Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu
diperhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk
pimpinan sidang.
Informasi bisa internal (misalnya, informasi atau data
tentang topik yang dibahas) ataupun eksternal (misalnya,
situasi kondisi di luar ruang sidang yang mungkin dapat
berpengaruh terhadap jalannya persidangan).
26. LANJUTANNYA
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
2) Macam-macam Interupsi :
- Interruption Point of Clarification :
Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi
tentang pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak
terjadi penangkapan dan kesalahpahaman ketika
seseorang memberikan tanggapan atau sebuah
penegasan terhadap suatu pernyataan.
27. LANJUTANNYA
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
2) Macam-macam Interupsi :
- Interruption Point of Explanation :
Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan
yang disampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh
peserta lain atau suatu pelurusan terhadap pernyataan
yang telah disampaikannya.
28. LANJUTANNYA
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
2) Macam-macam Interupsi :
- Interruption Point of Personal :
Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang
disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok
masalah dan cenderung menyerang secara pribadi.
29. LANJUTANNYA
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
3) Pelaksanaan Interupsi :
- Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih
dahulu, dan berbicara setelah mendapat izin dari
Presidium Sidang.
- Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak
mengganggu persidangan.
30. LANJUTANNYA
e. Kalimat Interupsi dalam Sidang
3) Pelaksanaan Interupsi :
- Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak
mampu menguasai dan mengendalikan jalannya
persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan
wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan,
atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta
Sidang.
31. 4. ATURAN-ATURAN DALAM PERSIDANGAN
f. Istilah-istilah dalam Persidangan
- Skorsing/pending ialah penundaan persidangan untuk
sementara waktu.
- Lobby ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan.
- Deadlock ialah suatu keadaan dimana musyawarah tidak
menemui kata sepakat.
32. LANJUTANNYA
f. Istilah-istilah dalam Persidangan
- Walk out ialah peserta sidang keluar arena persidangan
dengan alasan tidak setuju atas suatu keputusan.
- Voting ialah pengambilan keputusan berdasarkan suara
terbanyak.
- Peninjauan kembali (PK) ialah meriview keputusan yang
telah disepakati sebelumnya, untuk diadakan pembatalan
atau perubahan.
33. 4. ATURAN-ATURAN DALAM PERSIDANGAN
g. Contoh Kalimat yang biasa dipakai dalam Persidangan
1) Membuka persidangan
“Dengan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim,
persidangan hari ini saya nyatakan dibuka (3 kali
ketukan palu)”.
2) Menutup persidangan
“Dengan mengucap Alhamdulillaahirabbil’aalamiin,
persidangan hari ini saya nyatakan ditutup (3 kali
ketukan palu)”.
34. LANJUTANNYA
g. Contoh Kalimat yang biasa dipakai dalam Persidangan
3) Mengalihkan palu sidang ke pimpinan sidang
“Dengan ini palu sidang saya alihkan ke pimpinan
sidang berikutnya (1 kali ketukan palu)”.
4) Mengambil alih pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih (1 kali
ketukan palu)”.
5) Menskorsing/Melobbying sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit/bisa
lebih (2 kali ketukan palu)”.
35. LANJUTANNYA
g. Contoh Kalimat yang biasa dipakai dalam Persidangan
6) Mencabut skorsing/lobbying sidang
“Dengan ini skorsing/Lobbying 15 menit/bisa juga lebih
saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan (2 kali
ketukan palu).
7) Memberi peringatan kepada peserta apabila
menimbulkan kegaduhan
“Peserta sidang harap tenang ! (Berkali-kali ketukan)”.
36. 5. TATA TERTIB
PERSIDANGAN
Tata tertib persidangan merupakan
hasil kesepakatan seluruh peserta
pada saat sidang dengan
memperhatikan aturan umum
organisasi dan nilai-nilai universal
dalam masyarakat.
37. 6. SANKSI
Peserta yang tidak memenuhi
persyaratan dan kewajiban
yang telah ditentukan dalam
tata tertib persidangan akan
dikenakan sanksi dengan
mempertimbangkan saran
dan usulan dari peserta
sidang yang lainnya.