2. Kelengkapan KetentuanJenis-jenis
P
E
N
G
E
R
T
I
A
n
Persidangan adalah adalah suatu
pertemuan formil antara bebarapa
orang guna membicarakan sesuatu
permasalahan untuk melahirkan
keputusan.
Persidangan merupakan salah satu
sarana musyawarah dalam rangka
pengambilan keputusan dengan
menggunakan aturan-aturan yang jelas
serta dikelola dengan manajemen yang
baik.
Oleh: Sandi Saputra
3. Kelengkapan Ketentuanpengertian
J
E
N
I
S
-
J
E
N
I
s
Oleh: Sandi Saputra
SIDANG KOMISI
Sidang yang diikuti oleh anggota komisi saja
untuk memudahkan perumusan dan
pengambilan kebijakan sementara sehingga
pembahasan bidang yang telah ditentukan
lebih terfokus serta untuk pematangan materi
sebelum diplenokan (membahas lebih
spesifik, rinci, detail pada pokok
permasalahan masing-masing komisi yang
telah ditentukan pada sidang pleno).
4. Kelengkapan Ketentuanpengertian
J
E
N
I
S
-
J
E
N
I
s
Oleh: Sandi Saputra
1. Komisi I DPR-RI (ruang lingkup Pertahanan, Luar
Negeri, Komunikasi dan Informatika, Intelijen)
2. Komisi II DPR-RI (ruang lingkup Dalam Negeri,
Sekretariat Negara, dan Pemilu)
3. Komisi III DPR-RI (ruang lingkup Hukum, HAM, dan
Keamanan)
4. Komisi IV DPR-RI (ruang lingkup Pertanian,
Pangan, Maritim, dan Kehutanan)
5. Komisi V DPR-RI (ruang lingkup Infrastruktur dan
Perhubungan)
Contoh Komisi-Komisi dalam DPR-RI:
5. Kelengkapan Ketentuanpengertian
J
E
N
I
S
-
J
E
N
I
s
Oleh: Sandi Saputra
6. Komisi VI DPR-RI (ruang lingkup Industri, Investasi dan
Persaingan Usaha)
7. Komisi VII DPR-RI (ruang lingkup Energi, Riset dan
Teknologi)
8. Komisi VIII DPR-RI (ruang lingkup Agama dan Sosial)
9. Komisi IX DPR-RI (ruang lingkup Kesehatan dan
Ketenagakerjaan)
10. Komisi X DPR-RI (ruang lingkup Pendidikan,
Olahraga dan Sejarah)
11. Komisi XI DPR-RI (ruang lingkup Keuangan dan
Perbankan).
Lanjutan
6. Kelengkapan Ketentuanpengertian
J
E
N
I
S
-
J
E
N
I
s
Oleh: Sandi Saputra
SIDANG PLENO
• Sidang Pleno adalah sebuah forum
persidangan yang membahas dan
mengesahkan hasil dari keputusan yang
telah dirumuskan dalam sidang komisi.
• Biasa disebut sidang besar yang diikuti oleh
seluruh peserta sidang tanpa kecuali
(peserta dan peninjau).
• Terdiri dari penetapan tata tertib,
pembahasan agenda dan pemilihan
presidium sidang.
7. Kelengkapan Ketentuanpengertian
J
E
N
I
S
-
J
E
N
I
s
Oleh: Sandi Saputra
SIDANG PARIPURNA
Sidang Paripurna merupakan sidang yang
dilakukan untuk mengesahkan segala
ketetapan dan keputusan yang berhubungan
dengan Permusyawaratan, berisi tentang
pengesahan akhir hasil-hasil sidang. Dihadiri
oleh seluruh peserta dan peninjau, serta
dipimpin oleh presidium sidang.
9. Jenis-jenis kelengkapanpengertian
K
E
T
E
N
T
U
A
n
Oleh: Sandi Saputra
PENGGUNAAN PALU SIDANG
1. Cara mengetuk palu sidang:
Palu sidang diangkat setinggi kurang lebih 10-15 cm dari
meja dengan sudut kemiringan kira-kira 50°-60°,
kemudian diketuk dengan suara kira-kira dapat
terdengar oleh seluruh orang yang hadir.
2. Jumlah Ketukan Sidang
• 1 kali ketukan : serah terima pimpinan sidang,
pengesahan keputusan, Menskors dan mencabut
kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu
lama (biasanya skor 1 x 15 menit, dll) sehingga peserta
sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
10. Jenis-jenis kelengkapanpengertian
K
E
T
E
N
T
U
A
n
Oleh: Sandi Saputra
Lanjutan
Jumlah Ketukan Sidang
• 2 kali ketukan : pembukaan dan pencabutan skorsing
maupun lobbying (2 x 15 menit)
• 3 kali ketukan : pembukaan dan penutupan sidang,
pengesahan ketetapan final /akhir hasil sidang
• Ketukan Berkali-kali (lebih dari tiga) : Peringatan atau
meminta perhatian peserta sidang.
11. Jenis-jenis kelengkapanpengertian
K
E
T
E
N
T
U
A
n
Oleh: Sandi Saputra
3. Interupsi
Menyela atau meminta waktu kepada pimpinan
sidang untuk berbicara dan menemukakan
pendapat. Jenis-jenis interupsi:
• Point of order : Digunakan untuk berbicara
(mengemukakan pendapat) bersifat umum
mengenai suatu hal, juga dapat digunakan untuk
bertanya dan meminta kejelasan.
• Point of information : Digunakan apabila ingin
memberikan suatu informasi yang berkaitan
dengan permasalah yang sedang dibahas.
Interupsi ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari
yang pertama.
12. Jenis-jenis kelengkapanpengertian
K
E
T
E
N
T
U
A
n
Oleh: Sandi Saputra
• Point of justification : Digunakan apabila
menyatakan kesepakatan / setuju pada sebuah
argumentasi.
• Point of clarification : Digunakan apabila ingin
mengklarifikasi suatu permasalahan. Interupsi ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari yang
kedua.
• Point of privillage : Digunakan apabila akan
mengajukan ketersinggungan terhadap seseorang
ataupun sesuatu hal. Interupsi ini memiliki tingkatan
yang tertinggi, dengan kata lain siapapun yang
mengajukan interupsi ini harus lebih diperhatikan
13. Jenis-jenis kelengkapanpengertian
K
E
T
E
N
T
U
A
n
Oleh: Sandi Saputra
4. Skorsing
Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam
persidangan untuk keperluan tertentu, misalkan terjadi
dead lock (kebuntuan) dalam persidangan dan untuk
meencairkan suasana diamblilah langkah skorsing.
Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas
persetujuan peserta sidang.
5. Lobbying
Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik
dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan
melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang
bersebrangan secara informal. suatu merupakan suatu
bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat dalam pengambilan keputusan.
14. Jenis-jenis kelengkapanpengertian
K
E
T
E
N
T
U
A
n
Oleh: Sandi Saputra
6. Peninjauan Kembali (PK)
Mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali
pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan.
7. Pembekuan Sidang
Langkah yang diambil apabila sidang, dikarenakan suatu
hal terus menerus mengalami kebuntuan ( dead lock terus-
menerus) dan setelah melalui jalan skorsing tak
terbataspun tetap saja mengalami kebuntuan. Bila hal ini
terjadi, pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang
berhak membekukan sidang, dengan catatan ini adalah
langkah terakhir yang diambil setelah semua usaha yang
dilakukan tetap tidak membuahkan hasil. Apabila hal ini
dilaksanakan (sidang dibekukan), maka secara otomatis
organisasi yang bersangkutan pun akan ikut membeku.
15. SIMULASI SIDANG
Oleh: Sandi Saputra
Membuka Sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I
saya nyatakan dibuka. ” (3 ketukan)
Menutup Sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang
pleno I saya nyatakan ditutup.” (3 ketukan)
Mengalihkan Pimpinan Sidang
“Dengan mengucap “bismillahirrohmanirrohim” pimpinan sidang
saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” (1 ketukan)
Mengambil Alih Pimpinan Sidang
“Dengan mengucap “bismillahirrohmanirrohim” pimpinan sidang
saya ambil alih ” (1 ketukan)
Menskorsing Sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 2 x15
menit” (2 ketukan)
Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 2 x15 menit saya cabut,
saya nyatakan sidang dilanjutkan” (2 ketukan)
Memberi peringatan kepada peserta sidang
“Peserta sidang harap tenang !” (3+ ketukan)