SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
ETIKA ADMINISTRASI
Administrasi Publik FISIP UMJ
DESKRIPSI MATA KULIAH
 Memberikan pemahaman tentang etika dalam
organisasi publik:
 Mengajarkan ketentuan dan prinsip-prinsip etika
dalam tugas-tugas administrasi publik
 Mendiskusikan berbagai masalah moral dan etis
yang muncul dalam kebijakan publik dan
pelayanan publik
TOPIK
Pendahuluan Etika Utilitarianisme
Etika Birokrasi Etika dalam Ekonomi
TELAAH KASUS
• Korupsi dan Kaidah
Transparansi
• Masalah Lingkungan Hidup
• Kasus Lainnya
Kontrak Perkuliahan
Metode Perkuliahan:
Tatap muka, diskusi,
penugasan individu dan
kelompok
Penilaian: UTS,
UAS, Tugas
Mandiri dan
Kelompok
Beberapa Definisi
 Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya:
kebiasaan atau watak
 Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores),
artinya: cara hidup atau kebiasaan.
 Norma, dalam bahasa Latin, norma berarti
penyiku atau pengukur, dalam bahasa Inggris,
norm, berarti aturan atau kaidah.
 Nilai, dalam bhs Inggris value, berarti konsep
tentang baik dan buruk baik yang berkenaan
dengan proses (instrumental) atau hasil
(terminal)
Pengertian
 Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos,
yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti
“adat istiadat” atau ‘kebiasaan’.
 Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun pada suatu masyarakat atau
kelompok masyarakat.
Dalam pengertian ini etika justru persis sama
dengan pengertian moralitas.
Moralitas berasal dari kata Latin mos, yang dalam
bentuk jamaknya (mores) berarti ‘adat istiadat’
atau ‘kebiasaan’.
Jadi, dalam pengertian pertama ini, yaitu
pengertian harfiahnya etika dan moralitas, sama-
sama berarti sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia yang
telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat
kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola
perilaku yang tetap dan terulang dalam kurun
waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah
kebiasaan.
 Kedua, etika juga dipahami dalam pengertian
yang sekaligus berbeda dengan moralitas.
 Dalam pengertian kedua ini, etika mempunyai
pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas dan
etika dalam pengertian pertama.
 Etika dalam pengertian kedua ini dimengerti
sebagai filsafat moral, atau ilmu yang membahas
dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan oleh
moralitas dan etika dalam pengertian pertama
diatas.
 Dengan demikian, etika dalam pengertian
pertama, sebagaimana halnya moralitas,
berisikan nilai dan norma-norma konkret yang
menjadi pedoman dan pegangan hidup
manusia dalam seluruh kehidupannya. Maka,
etika dalam pengertian ini lebih normatif dan
karena itu lebih mengikat setiap pribadi
manusia.
 Karena etika adalah refleksi terhadap moralitas,
maka etika tidak bermaksud membuat manusia
bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja.
 Etika memang pada akhirnya mengharapkan agar
orang bertindak sesuai dengan nilai dan norma
moral yang berlaku, tetapi kesesuaian itu bukan
semata-mata karena tindakannya yang baik itu
diperintahkan oleh moralitas (oleh nenek moyang,
oleh orang tua, oleh guru, bahkan oleh Tuhan),
melainkan karena ia sendiri tahu dan sadar
bahwa hal itu memang baik, bagi dirinya dan baik
bagi orang lain.
 Etika sebagai ilmu menuntut orang untuk
berperilaku moral secara kritis dan rasional.
 Dengan menggunakan bahasa Nietzsche,
etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk
memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas
hamba.
 Dengan demikian, etika dalam pengertian
kedua dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis
dan rasional mengenai
 (a) nilai dan norma yang menyangkut bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia, dan
mengenai
 (b) masalah-masalah kehidupan manusia dengan
mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma
moral yang umum diterima.
Jenis Etika
1.Etika
Deskriptif
2.Etika
Normatif
• a.Etika Umum
b. Etika
Khusus
ETIKA DESKRIPTIF ETIKA NORMATIF
Menggambarkan,
mendeskripsikan,
melukiskan
sesuatu, TANPA
MEMBERIKAN
PENILAIAN
Menggambarkan,
mendeskripsikan,
melukiskan
sesuatu,
DENGAN
MEMBERIKAN
PENILAIAN atau
PANDANGAN
Etika Umum:
Berlaku bagi semua orang, di manapun berada
Contoh: norma hukum, norma sopan santun, norma moral
Etika Khusus:
Hanya berlaku di suatu tempat atau untuk ruang lingkup tertentu
saja
Contoh: etika bisnis, etika politik, etika medik, etika
komunikasi, etika akuntan publik, etika lingkungan hidup,
dan lain-lain
Pengertian Administrasi
Administration can be defined as the activities
of groups cooperating ti accomplish common
goals (Herbert A. Simon:1959)
Administration can be defined as the activities
of group efforts, public or private, civil or
military (Leonard B. White:1955)
Definisi Etika Administrasi
Publik
 Ethics is the rules or standards governing, the
moral conduct of the members of an
organization or management profession
(Chandler & Plano, The Public Administration Dictionary,
1982)
 Aturan atau standar pengelolaan, arahan moral
bagi anggota organisasi atau pekerjaan
manajemen
 Aturan atau standar pengelolaan yang
merupakan arahan moral bagi administrator
publik dalam melaksanakan tugasnya melayani
masyarakat
Posisi Etika dalam Studi Administrasi Publik
 Teori administrasi publik klasik (Wilson,
Weber, Gulick, Urwick) kurang memberi
tempat pada pilihan-pilihan moral (etika).
 Kebutuhan moral administrator hanyalah
keharusan untuk menjalankan tugas sehari-
hari secara efisien.
 Dengan diskresi yang dimiliki, administrator
publik tidak hanya harus efisien, tapi juga
harus dapat mendefinisikan kepentingan
publik, barang publik dan menentukan pilihan-
pilihan kebijakan atau tindakan secara
bertanggungjawab.
18
4 aliran pemikiran etika
 Teori Empiris: etika diambil dari
pengalaman dan dirumuskan sebagai
kesepakatan
 Teori Rasional: manusia menentukan
apa yang baik dan buruk berdasar
penalaran atau logika.
 Teori Intuitif: Manusia secara naluriah
atau otomatis mampu membedakan hal
yang baik dan buruk.
 Teori Wahyu: Ketentuan baik dan
buruk datang dari Yang Maha Kuasa.
19
Konteks Etika
20
Etika
Filsafat
Hukum Politik
Agama
Tradisi
Administrasi
Sosial
Ekonomi
Sumber Etika
PenerapanEtika
Profesi Seni
Hukum dan Etika
 Keduanya mengatur perilaku individu
 Terdapat perbedaan: ilegalitas tidak selalu
berarti tidak etis
 Hukum bersifat eksternal dan dapat ditegakkan
tanpa melibatkan perasaan, atau kepercayaan
orang (sasaran hukum), sementara etika
bersifat internal, subyektif, digerakkan oleh
keyakinan dan kesadaran individu.
21
 Hukum dalam konteks administrasi adalah
soal pemberian otoritas atau instrumen
kekuasaan
 Basis dari hukum adalah etika, dan ketika
hukum diterapkan harus dikembalikan pada
prinsip-prinsip etika
 Banyak kasus, secara hukum dibenarkan tapi
secara etika dipermasalahkan [trend anak
politisi yang jadi calon anggota legislatif]
22
Debat Herman Finer Vs. Carl Friedrich
 Finer (1936): Untuk menjamin birokrasi yang
bertanggungjawab yang diperlukan adalah
penegakan sistem kontrol melalui undang-
undang dan peraturan yang dapat
mendisiplinkan para pelanggar hukum.
 Friedrich (1940): Birokrasi yang
bertanggungjawab hanya bisa ditegakkan
dengan dengan menseleksi orang yang benar
dengan kriteria profesionalisme yang jelas, dan
mensosialisasikannya ke dalam nilai-nilai
pelayanan publik.
23
Perilaku tidak etis di birokrasi pemerintah
 Bohong kepada publik
 Korupsi, kolusi, nepotisme
 Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas,
akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan
lain-lain
 Melanggar sumpah jabatan
 Mengorbankan, mengabaikan, atau
merugikan kepentingan publik
24
Empat Hirarki Etika
25
Moralitas pribadi
Etika profesi
Etika organisasi
Etika Sosial
Mikro
Makro
Moralitas Pribadi
 Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah
terinternalisasi dalam diri individu
 Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
 Moralitas pribadi adalah superego atau hati
nurani yang hidup dalam jiwa dan menuntun
perilaku individu
 Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas
kepribadian individu
 Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam
kehidupan sosial dan organisasi
26
Etika profesi
 Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait
dengan pekerjaan profesional
 Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-
prinsip profesionalisme (kapabilitas teknis,
kualitas kerja, komitmen pada profesi)
 Dapat dirumuskan ke dalam kode etik
profesional yang berlaku secara universal
 Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi
(pencabutan lisensi)
27
Etika Organisasi
 Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait
dengan kehidupan organisasi
 Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi modern (efisiensi,
efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas,
demokrasi)
 Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi
yang berlaku secara universal
 Dalam praktek penegakan kode etik organisasi
dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi,
kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari
politisi yang membawahi birokrat
 Penegakan etika organisasi melalui sanksi
organisasi 28
Etika Sosial
 Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait
dengan hubungan-hubungan sosial
 Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika
sosial
 Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi
hidup dalam memori publik, dan terinternalisasi
melalui sosialisasi nilai di masyarakat
 Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang,
tidak boleh mengganggu dan merepotkan orang
lain]
 Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika
sosial, yaitu melalui penerapan sanksi-sanksi sosial
[diberitakan sebagai tersangka] 29
Kenapa diperlukan peraturan etika?
 Untuk meredam kecenderungan kepentingan
pribadi.
 Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus
bersifat dilematis, karena itu diperlukan yang
bisa memberikan kepastian tentang mana
yang benar dan salah, baik dan buruk.
 Penerapan peraturan etika dapat membuat
perilaku etis menimbulkan efek reputasi.
 Organisasi publik sekarang banyak dicemooh
karena kinerjanya dinilai buruk, karena itu
perlu etika.
30
Faktor yang mempengaruhi
etika
Faktor –faktor yang
mempengaruhi etika
Faktor individu
• Pengetahuan individu
• Nilai pribadi
• Tujuan pribadi
Faktor sosial
• Norma-norma budaya
• Rekan kerja
• Orang lain yang berpengaruh
• Penggunaan internet
Faktor peluang/ kesempatan
• Adanya peluang
• Kode etik
• Penegakan 11/10/2014
Resista Vikaliana, S.Si. MM
31
Kenapa perilaku tidak etis
terjadi?
 Kecenderungan mengedepankan etika
personal ketimbang etika yang lebih besar
(sosial).
 Kecenderungan mengedepankan kepentingan
diri sendiri
 Tekanan dari luar untuk berbuat tidak etis.
32
Etika Utilitarianisme
kriteria dan prinsip
utilitarianisme
Kriteria
Manfaat
Manfaat
terbesar
Manfaat
terbesar
bagi
sebanyak
mungkin
orang
Prinsip satu
Prinsip
kedua
Prinsip
ketiga
• suatu kebijaksanaan atau
tindakan adalah baik dan tepat
secara moral jika dan hanya jika
kebijaksanaan atau tindakan itu
mendatangkan manfaat atau
keuntungan.
• diantara berbagai kebijaksanaan
dan tindakan yang sama
baiknya, kebijaksanaan atau
tindakan yang mempunyai
manfaat terbesar adalah
tindakan yang paling baik.
• diantara kebijaksanaan atau
tindakan yang sama-sama
mendatangkan manfaat terbesar
bagi paling banyak orang adalah
tindakan yang paling baik.
 Secara padat ketiga prinsip itu dapat
dirumuskan sebagai berikut:
 Bertindaklah sedemikian rupa sehingga
tindakanmu itu mendatangkan keuntungan
sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin
orang.
Nilai positif etika utilitarianisme
rasional/obyektif
otonomi
universal
Utilitarianisme sebagai Proses dan
sebagai Standar Penilaian
 Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk
mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan,
ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika
utilitarianisme dipakai sebagai prosedur untuk
mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode
untuk bisa mengambil keputusan yang tepat
tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan
dilakukan.
 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN
MENGGUNAKAN KRITERIA PADA ETIKA
UTILITARIANISME
 Kedua, etika utilitarianisme juga dipakai
sebagai standar bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukaN/ FUNGSI
EVALUASI.
 Dalam hal ini, ketiga kriteria di atas lalu benar-
benar dipakai sebagai kriteria untuk menilai
apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan
yang telah dilakukan memang baik atau tidak.
 Ini berarti, pada wujud yang kedua, etika
utilitarianisme sangat tepat untuk eValuasi
kebijaksanaan atau proyek yang sudah
dijalankan. Terlepas dari apapun pertimbangan
yang dipakai
Analisis keuntungan kerugian
 Analisis keuntungan kerugian banyak dipakai,
secara sadar atau tidak, dalam: kebijaksanaan-
kebijaksanaan
 politik
 ekonomi
 sosial
 dan semacamnya yang menyangkut kepentingan
umum.
 Dalam industri:
 peningkatan ekspor
 pemberian monopoli
 Kepentingan banyak orang ini dirumuskan
dalam berbagai bentuk sesuai dengan lingkup
kebijaksanaan itu: peningkatan devisa negara,
penciptaan lapangankerja, penurunan harga,
dan sebagainya.
 Dalam bidang ekonomi, etika utilitarianisme
punya relevansi yang kuat dan dapat
ditemukan dalam beberapa teori ekonomi
yang populer.
 pasar misalnya dianggap paling baik karena
memungkinkan konsumen memperoleh
keuntungan secara maksimal.
 Dalam ekonomi, etika utilitarianisme juga relevan
dalam konsep efisiensi ekonomi. Prinsip efisiensi
menekankan agar dengan menggunakan sumber
daya (input) sekecil mungkin dapat dihasilkan
produk (output) sebesar mungkin.
 Ini prinsip dasar etika utilitarianisme.
Sumber
daya kecil
Hasil
maksimal
Cost and benefit analysis
1.Keuntungan dan
kerugian yang
dianalisis jangan
semata-mata
dipusatkan pada
keuntungan dan
kerugian bagi
perusahaan, /
pendekatan
stakehold
2.Sering kali
terjadi bahwa
analisis
keuntungan dan
kerugian
ditempatkan
dalam kerangka
uang (satuan yang
sangat mudah
dikalkulasi).
3.analisis
keuntungan dan
kerugian adalah
keuntungan dan
kerugian dalam
jangka panjang.
 Aspek moral biasanya terlihat menguntungkan
dalam jangka panjang, sedangkan dalam
jangka pendek dirasakan sebagai merugikan.
 Membangun nama
 Reputasi
 Citra
 Brand
 Hanya dalam jangka panjang menempatkan
kejujuran
mutu
pelayanan
disiplin dan semacamnya sebagai keunggulan suatu
perusahaan baik kedalam maupun ke luar,
Masyarakat lalu mempercayai perusahaan tersebut
sebagai perusahaan yang hebat dan punya nama
yang dipertaruhkan.
Kelemahan etika utilitarianisme
 Pertama, manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu
luas sehingga dalam kenyataan praktis malah menimbulkan
kesulitan yang tidak sedikit
 Kedua, persoalan klasik yang lebih filosofis sifatnya adalah
bahwa etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius
nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri, dan hanya
memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan
akibatnya..
 Ketiga, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius
kemauan atau motivasi baik seseorang.
Padahal dalam banyak kasus, kita sering tidak bisa
meramalkan dan menduga secara persis konsekuensi atau
akibat dari suatu tindakan.
 Keempat, variabel yang dinilai tidak semuanya bisa
dikuantifikasi. Polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan
dan keselamatan kerja, kenyamanan produk, dan
seterusnya, termasuk nyawa manusia, tidak bisa
dikuantifikasi dan sulit untuk bisa dipakai dalam menilai baik
buruknya suatu tindakan berdasarkan manfaat-manfaat ini.
 Kelima, seandainya ketiga kriteria dan etika utilitarianisme
saling bertentangan, ada kesulitan cukup besar untuk
menentukan prioritasdiantara ketiganya.
Misalkan saja, tindakan A mempunyai manfaat 40 persen dan
dinikmati oleh 60 persen orang. Sedangkan tindakan B
mendatangkan manfaat 60persen tapi di nikmati hanya oleh
50 sampai 40 persen orang. Manakah yang harus
diprioritaskan; manfaat terbesar ataukah jumlah terbesar dari
orang-orang yang menkmati manfaat itu kendati manfaatnya
lebih kecil/.
Telaah kasus
 Semangat pemberantasan korupsi di
Indonesia yang menggelora saat ini, seakan
tercederai dengan adanya pejabat bekas
terpidana kasus korupsi dipromosikan bahkan
kembali menjabat di struktural pemerintah
daerah.
 Walaupun memang pejabat
yang bersangkutan, telah selesai
melaksanakan masa hukuman yang diberikan
atas dakwaan korupsi yang dilakukannya.
Namun hal ini tentunya memberi noda hitam
pemberantasan korupsi di negeri ini dan juga
 Jika terus terjadi, karena seyogyanya aparat
birokrasi harus memiliki nilai moral yang baik
untuk menciptakan pemerintahan yang bersih.
 Sampai saat ini, berdasarkan catatan
Kemendagri di daerah ada 153 PNS
yangstatusnya bekas terpidana korupsi
(Kompas, 6/11/12). Para PNS itu termasuk
mereka yang menduduki atau dipromosikan
dalam jabatan tertentu.
 Tentunya hal ini menjadikan sebuah persoalan
dalam etika administrasi publik, terutama
terkait dengan moral para pejabat sebagai
teladan dalam birokrasi dan bagi aparatnya
dalam hal ini PNS di daerah.
 Sebagaimana salah satu contoh adalah di
Kabupaten Riau, memberikan promosi jabatan
kepada terpidana korupsi alih guna lahan hutan
lindung, Azirwan. Hal ini menunjukkan adanya
pembangkangan atas nilai-nilai moral birokrasi.
 Dengan begitu kemudian birokrasi menjadi semakin
tercerabut dari masyarakat,setelah menurunya
kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pada
pelayanan publik.
 Jika hal ini terus dibiarkan bisa jadi adanya
pembangkangan masyarakat terhadap birokrasi
dan program-programnya. Apakah kemudian hal ini
menjadi tujuan dari birokrasi kita?
 dalam prosesnya semakin memisahkan diri dari
pihak yang semestinya dilayaninya, masyarakat.
Pertanyaan Kasus
 Bagaimana etika memandang persoalan
tersebut ?
 Kaitkan dengan moralitas!
 Ditinjau dari teori utilitarianisme, telaah kasus
tersebut!
Referensi
 Wahyudi, Kumorotomo, Etika Administrasi Negara. 2004. Rajawali
Press, Jakarta.
 Sonny Keraf, Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. 1998.
Penerbit Kanisius, Jakarta

More Related Content

Similar to ETIKA_ADMINISTRASI

Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Etika dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika  dan kode etik dosen dan bidan baruEtika  dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika dan kode etik dosen dan bidan baruevi munawir
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Janu W
 
12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...
12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...
12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...Achmad Susmiyanto
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etikanorma 28
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Melly Gunawan
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktMimi Mimi
 
ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptx
ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptxETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptx
ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptxrendypribadi89
 
Tugas softskil
Tugas softskilTugas softskil
Tugas softskilsetya dwi
 
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Rajabul Gufron
 
Makalah pr kelompok 2
Makalah pr kelompok 2Makalah pr kelompok 2
Makalah pr kelompok 2Arjuna Ahmadi
 
Etika profesi bisnis modul 1
Etika profesi bisnis   modul 1Etika profesi bisnis   modul 1
Etika profesi bisnis modul 1Sentot Baskoro
 
ETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptx
ETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptxETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptx
ETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptxdedyadit
 
ETIKA BAB 1-2.ppt
ETIKA BAB 1-2.pptETIKA BAB 1-2.ppt
ETIKA BAB 1-2.pptSahwahardja
 
Tugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesiTugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesisitimariyah10
 

Similar to ETIKA_ADMINISTRASI (20)

Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Etika dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika  dan kode etik dosen dan bidan baruEtika  dan kode etik dosen dan bidan baru
Etika dan kode etik dosen dan bidan baru
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
 
12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...
12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...
12,sm, achmad susmiyanto 55118010001, hapzi ali, business ethic, universitas ...
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
PERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.pptPERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.ppt
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
 
ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptx
ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptxETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptx
ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA-PROFESI & pertanyaan.pptx
 
Tugas softskil
Tugas softskilTugas softskil
Tugas softskil
 
Diktat etika lagi
Diktat etika lagiDiktat etika lagi
Diktat etika lagi
 
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
 
Makalah pr kelompok 2
Makalah pr kelompok 2Makalah pr kelompok 2
Makalah pr kelompok 2
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
etika profesi d4 2019.pdf
etika profesi d4 2019.pdfetika profesi d4 2019.pdf
etika profesi d4 2019.pdf
 
Etika profesi bisnis modul 1
Etika profesi bisnis   modul 1Etika profesi bisnis   modul 1
Etika profesi bisnis modul 1
 
ETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptx
ETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptxETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptx
ETIKA NORMATIF DALAM MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN (Dedy Yusuf Aditya).pptx
 
ETIKA BAB 1-2.ppt
ETIKA BAB 1-2.pptETIKA BAB 1-2.ppt
ETIKA BAB 1-2.ppt
 
Etika
Etika Etika
Etika
 
Tugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesiTugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesi
 

More from AbdulRahman161511

More from AbdulRahman161511 (12)

Pengertian Sistem dan Negara.ppt
Pengertian Sistem dan Negara.pptPengertian Sistem dan Negara.ppt
Pengertian Sistem dan Negara.ppt
 
Aceh.pptx
Aceh.pptxAceh.pptx
Aceh.pptx
 
PERUBAHAN BBUDAYA ORGANISASI.pptx
PERUBAHAN BBUDAYA ORGANISASI.pptxPERUBAHAN BBUDAYA ORGANISASI.pptx
PERUBAHAN BBUDAYA ORGANISASI.pptx
 
TM 2, pengertian & tingkatan budaya.pptx
TM 2, pengertian & tingkatan budaya.pptxTM 2, pengertian & tingkatan budaya.pptx
TM 2, pengertian & tingkatan budaya.pptx
 
Tatap Muka 1, orientasi Umum.pptx
Tatap Muka 1, orientasi Umum.pptxTatap Muka 1, orientasi Umum.pptx
Tatap Muka 1, orientasi Umum.pptx
 
budaya berprestasi.pptx
budaya berprestasi.pptxbudaya berprestasi.pptx
budaya berprestasi.pptx
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
 
Samudra Pasai.pptx
Samudra Pasai.pptxSamudra Pasai.pptx
Samudra Pasai.pptx
 
Proses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptxProses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptx
 
AUDIT_LINGKUNGAN.pptx
AUDIT_LINGKUNGAN.pptxAUDIT_LINGKUNGAN.pptx
AUDIT_LINGKUNGAN.pptx
 
120714-ADM-LH-FISIP-RS-UMJ.ppt
120714-ADM-LH-FISIP-RS-UMJ.ppt120714-ADM-LH-FISIP-RS-UMJ.ppt
120714-ADM-LH-FISIP-RS-UMJ.ppt
 
pengertian-etika 2.pptx
pengertian-etika 2.pptxpengertian-etika 2.pptx
pengertian-etika 2.pptx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

ETIKA_ADMINISTRASI

  • 2. DESKRIPSI MATA KULIAH  Memberikan pemahaman tentang etika dalam organisasi publik:  Mengajarkan ketentuan dan prinsip-prinsip etika dalam tugas-tugas administrasi publik  Mendiskusikan berbagai masalah moral dan etis yang muncul dalam kebijakan publik dan pelayanan publik
  • 3. TOPIK Pendahuluan Etika Utilitarianisme Etika Birokrasi Etika dalam Ekonomi TELAAH KASUS • Korupsi dan Kaidah Transparansi • Masalah Lingkungan Hidup • Kasus Lainnya
  • 4. Kontrak Perkuliahan Metode Perkuliahan: Tatap muka, diskusi, penugasan individu dan kelompok Penilaian: UTS, UAS, Tugas Mandiri dan Kelompok
  • 5. Beberapa Definisi  Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak  Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan.  Norma, dalam bahasa Latin, norma berarti penyiku atau pengukur, dalam bahasa Inggris, norm, berarti aturan atau kaidah.  Nilai, dalam bhs Inggris value, berarti konsep tentang baik dan buruk baik yang berkenaan dengan proses (instrumental) atau hasil (terminal)
  • 6. Pengertian  Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti “adat istiadat” atau ‘kebiasaan’.  Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat.
  • 7. Dalam pengertian ini etika justru persis sama dengan pengertian moralitas. Moralitas berasal dari kata Latin mos, yang dalam bentuk jamaknya (mores) berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’. Jadi, dalam pengertian pertama ini, yaitu pengertian harfiahnya etika dan moralitas, sama- sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang tetap dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
  • 8.  Kedua, etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan moralitas.  Dalam pengertian kedua ini, etika mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama.  Etika dalam pengertian kedua ini dimengerti sebagai filsafat moral, atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama diatas.
  • 9.  Dengan demikian, etika dalam pengertian pertama, sebagaimana halnya moralitas, berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi pedoman dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupannya. Maka, etika dalam pengertian ini lebih normatif dan karena itu lebih mengikat setiap pribadi manusia.
  • 10.  Karena etika adalah refleksi terhadap moralitas, maka etika tidak bermaksud membuat manusia bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja.  Etika memang pada akhirnya mengharapkan agar orang bertindak sesuai dengan nilai dan norma moral yang berlaku, tetapi kesesuaian itu bukan semata-mata karena tindakannya yang baik itu diperintahkan oleh moralitas (oleh nenek moyang, oleh orang tua, oleh guru, bahkan oleh Tuhan), melainkan karena ia sendiri tahu dan sadar bahwa hal itu memang baik, bagi dirinya dan baik bagi orang lain.
  • 11.  Etika sebagai ilmu menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional.  Dengan menggunakan bahasa Nietzsche, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba.
  • 12.  Dengan demikian, etika dalam pengertian kedua dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai  (a) nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia, dan mengenai  (b) masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma moral yang umum diterima.
  • 14. ETIKA DESKRIPTIF ETIKA NORMATIF Menggambarkan, mendeskripsikan, melukiskan sesuatu, TANPA MEMBERIKAN PENILAIAN Menggambarkan, mendeskripsikan, melukiskan sesuatu, DENGAN MEMBERIKAN PENILAIAN atau PANDANGAN
  • 15. Etika Umum: Berlaku bagi semua orang, di manapun berada Contoh: norma hukum, norma sopan santun, norma moral Etika Khusus: Hanya berlaku di suatu tempat atau untuk ruang lingkup tertentu saja Contoh: etika bisnis, etika politik, etika medik, etika komunikasi, etika akuntan publik, etika lingkungan hidup, dan lain-lain
  • 16. Pengertian Administrasi Administration can be defined as the activities of groups cooperating ti accomplish common goals (Herbert A. Simon:1959) Administration can be defined as the activities of group efforts, public or private, civil or military (Leonard B. White:1955)
  • 17. Definisi Etika Administrasi Publik  Ethics is the rules or standards governing, the moral conduct of the members of an organization or management profession (Chandler & Plano, The Public Administration Dictionary, 1982)  Aturan atau standar pengelolaan, arahan moral bagi anggota organisasi atau pekerjaan manajemen  Aturan atau standar pengelolaan yang merupakan arahan moral bagi administrator publik dalam melaksanakan tugasnya melayani masyarakat
  • 18. Posisi Etika dalam Studi Administrasi Publik  Teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan-pilihan moral (etika).  Kebutuhan moral administrator hanyalah keharusan untuk menjalankan tugas sehari- hari secara efisien.  Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik tidak hanya harus efisien, tapi juga harus dapat mendefinisikan kepentingan publik, barang publik dan menentukan pilihan- pilihan kebijakan atau tindakan secara bertanggungjawab. 18
  • 19. 4 aliran pemikiran etika  Teori Empiris: etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai kesepakatan  Teori Rasional: manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar penalaran atau logika.  Teori Intuitif: Manusia secara naluriah atau otomatis mampu membedakan hal yang baik dan buruk.  Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk datang dari Yang Maha Kuasa. 19
  • 21. Hukum dan Etika  Keduanya mengatur perilaku individu  Terdapat perbedaan: ilegalitas tidak selalu berarti tidak etis  Hukum bersifat eksternal dan dapat ditegakkan tanpa melibatkan perasaan, atau kepercayaan orang (sasaran hukum), sementara etika bersifat internal, subyektif, digerakkan oleh keyakinan dan kesadaran individu. 21
  • 22.  Hukum dalam konteks administrasi adalah soal pemberian otoritas atau instrumen kekuasaan  Basis dari hukum adalah etika, dan ketika hukum diterapkan harus dikembalikan pada prinsip-prinsip etika  Banyak kasus, secara hukum dibenarkan tapi secara etika dipermasalahkan [trend anak politisi yang jadi calon anggota legislatif] 22
  • 23. Debat Herman Finer Vs. Carl Friedrich  Finer (1936): Untuk menjamin birokrasi yang bertanggungjawab yang diperlukan adalah penegakan sistem kontrol melalui undang- undang dan peraturan yang dapat mendisiplinkan para pelanggar hukum.  Friedrich (1940): Birokrasi yang bertanggungjawab hanya bisa ditegakkan dengan dengan menseleksi orang yang benar dengan kriteria profesionalisme yang jelas, dan mensosialisasikannya ke dalam nilai-nilai pelayanan publik. 23
  • 24. Perilaku tidak etis di birokrasi pemerintah  Bohong kepada publik  Korupsi, kolusi, nepotisme  Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan lain-lain  Melanggar sumpah jabatan  Mengorbankan, mengabaikan, atau merugikan kepentingan publik 24
  • 25. Empat Hirarki Etika 25 Moralitas pribadi Etika profesi Etika organisasi Etika Sosial Mikro Makro
  • 26. Moralitas Pribadi  Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah terinternalisasi dalam diri individu  Produk dari sosialisasi nilai masa lalu  Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani yang hidup dalam jiwa dan menuntun perilaku individu  Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas kepribadian individu  Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam kehidupan sosial dan organisasi 26
  • 27. Etika profesi  Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan profesional  Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip- prinsip profesionalisme (kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi)  Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara universal  Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi) 27
  • 28. Etika Organisasi  Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan organisasi  Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi modern (efisiensi, efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi)  Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara universal  Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari politisi yang membawahi birokrat  Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi 28
  • 29. Etika Sosial  Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan hubungan-hubungan sosial  Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial  Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup dalam memori publik, dan terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat  Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak boleh mengganggu dan merepotkan orang lain]  Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial, yaitu melalui penerapan sanksi-sanksi sosial [diberitakan sebagai tersangka] 29
  • 30. Kenapa diperlukan peraturan etika?  Untuk meredam kecenderungan kepentingan pribadi.  Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus bersifat dilematis, karena itu diperlukan yang bisa memberikan kepastian tentang mana yang benar dan salah, baik dan buruk.  Penerapan peraturan etika dapat membuat perilaku etis menimbulkan efek reputasi.  Organisasi publik sekarang banyak dicemooh karena kinerjanya dinilai buruk, karena itu perlu etika. 30
  • 31. Faktor yang mempengaruhi etika Faktor –faktor yang mempengaruhi etika Faktor individu • Pengetahuan individu • Nilai pribadi • Tujuan pribadi Faktor sosial • Norma-norma budaya • Rekan kerja • Orang lain yang berpengaruh • Penggunaan internet Faktor peluang/ kesempatan • Adanya peluang • Kode etik • Penegakan 11/10/2014 Resista Vikaliana, S.Si. MM 31
  • 32. Kenapa perilaku tidak etis terjadi?  Kecenderungan mengedepankan etika personal ketimbang etika yang lebih besar (sosial).  Kecenderungan mengedepankan kepentingan diri sendiri  Tekanan dari luar untuk berbuat tidak etis. 32
  • 35. Prinsip satu Prinsip kedua Prinsip ketiga • suatu kebijaksanaan atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika dan hanya jika kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau keuntungan. • diantara berbagai kebijaksanaan dan tindakan yang sama baiknya, kebijaksanaan atau tindakan yang mempunyai manfaat terbesar adalah tindakan yang paling baik. • diantara kebijaksanaan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan manfaat terbesar bagi paling banyak orang adalah tindakan yang paling baik.
  • 36.  Secara padat ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut:  Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.
  • 37. Nilai positif etika utilitarianisme rasional/obyektif otonomi universal
  • 38. Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian  Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan.  PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN MENGGUNAKAN KRITERIA PADA ETIKA UTILITARIANISME
  • 39.  Kedua, etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukaN/ FUNGSI EVALUASI.  Dalam hal ini, ketiga kriteria di atas lalu benar- benar dipakai sebagai kriteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak.
  • 40.  Ini berarti, pada wujud yang kedua, etika utilitarianisme sangat tepat untuk eValuasi kebijaksanaan atau proyek yang sudah dijalankan. Terlepas dari apapun pertimbangan yang dipakai
  • 41. Analisis keuntungan kerugian  Analisis keuntungan kerugian banyak dipakai, secara sadar atau tidak, dalam: kebijaksanaan- kebijaksanaan  politik  ekonomi  sosial  dan semacamnya yang menyangkut kepentingan umum.  Dalam industri:  peningkatan ekspor  pemberian monopoli
  • 42.  Kepentingan banyak orang ini dirumuskan dalam berbagai bentuk sesuai dengan lingkup kebijaksanaan itu: peningkatan devisa negara, penciptaan lapangankerja, penurunan harga, dan sebagainya.
  • 43.  Dalam bidang ekonomi, etika utilitarianisme punya relevansi yang kuat dan dapat ditemukan dalam beberapa teori ekonomi yang populer.  pasar misalnya dianggap paling baik karena memungkinkan konsumen memperoleh keuntungan secara maksimal.
  • 44.  Dalam ekonomi, etika utilitarianisme juga relevan dalam konsep efisiensi ekonomi. Prinsip efisiensi menekankan agar dengan menggunakan sumber daya (input) sekecil mungkin dapat dihasilkan produk (output) sebesar mungkin.  Ini prinsip dasar etika utilitarianisme. Sumber daya kecil Hasil maksimal
  • 45. Cost and benefit analysis 1.Keuntungan dan kerugian yang dianalisis jangan semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan, / pendekatan stakehold 2.Sering kali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). 3.analisis keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang.
  • 46.  Aspek moral biasanya terlihat menguntungkan dalam jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek dirasakan sebagai merugikan.  Membangun nama  Reputasi  Citra  Brand
  • 47.  Hanya dalam jangka panjang menempatkan kejujuran mutu pelayanan disiplin dan semacamnya sebagai keunggulan suatu perusahaan baik kedalam maupun ke luar, Masyarakat lalu mempercayai perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang hebat dan punya nama yang dipertaruhkan.
  • 48. Kelemahan etika utilitarianisme  Pertama, manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis malah menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit  Kedua, persoalan klasik yang lebih filosofis sifatnya adalah bahwa etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri, dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya..  Ketiga, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan atau motivasi baik seseorang. Padahal dalam banyak kasus, kita sering tidak bisa meramalkan dan menduga secara persis konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan.
  • 49.  Keempat, variabel yang dinilai tidak semuanya bisa dikuantifikasi. Polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan dan keselamatan kerja, kenyamanan produk, dan seterusnya, termasuk nyawa manusia, tidak bisa dikuantifikasi dan sulit untuk bisa dipakai dalam menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan manfaat-manfaat ini.  Kelima, seandainya ketiga kriteria dan etika utilitarianisme saling bertentangan, ada kesulitan cukup besar untuk menentukan prioritasdiantara ketiganya. Misalkan saja, tindakan A mempunyai manfaat 40 persen dan dinikmati oleh 60 persen orang. Sedangkan tindakan B mendatangkan manfaat 60persen tapi di nikmati hanya oleh 50 sampai 40 persen orang. Manakah yang harus diprioritaskan; manfaat terbesar ataukah jumlah terbesar dari orang-orang yang menkmati manfaat itu kendati manfaatnya lebih kecil/.
  • 50. Telaah kasus  Semangat pemberantasan korupsi di Indonesia yang menggelora saat ini, seakan tercederai dengan adanya pejabat bekas terpidana kasus korupsi dipromosikan bahkan kembali menjabat di struktural pemerintah daerah.  Walaupun memang pejabat yang bersangkutan, telah selesai melaksanakan masa hukuman yang diberikan atas dakwaan korupsi yang dilakukannya. Namun hal ini tentunya memberi noda hitam pemberantasan korupsi di negeri ini dan juga
  • 51.  Jika terus terjadi, karena seyogyanya aparat birokrasi harus memiliki nilai moral yang baik untuk menciptakan pemerintahan yang bersih.  Sampai saat ini, berdasarkan catatan Kemendagri di daerah ada 153 PNS yangstatusnya bekas terpidana korupsi (Kompas, 6/11/12). Para PNS itu termasuk mereka yang menduduki atau dipromosikan dalam jabatan tertentu.  Tentunya hal ini menjadikan sebuah persoalan dalam etika administrasi publik, terutama terkait dengan moral para pejabat sebagai teladan dalam birokrasi dan bagi aparatnya dalam hal ini PNS di daerah.
  • 52.  Sebagaimana salah satu contoh adalah di Kabupaten Riau, memberikan promosi jabatan kepada terpidana korupsi alih guna lahan hutan lindung, Azirwan. Hal ini menunjukkan adanya pembangkangan atas nilai-nilai moral birokrasi.  Dengan begitu kemudian birokrasi menjadi semakin tercerabut dari masyarakat,setelah menurunya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pada pelayanan publik.  Jika hal ini terus dibiarkan bisa jadi adanya pembangkangan masyarakat terhadap birokrasi dan program-programnya. Apakah kemudian hal ini menjadi tujuan dari birokrasi kita?  dalam prosesnya semakin memisahkan diri dari pihak yang semestinya dilayaninya, masyarakat.
  • 53. Pertanyaan Kasus  Bagaimana etika memandang persoalan tersebut ?  Kaitkan dengan moralitas!  Ditinjau dari teori utilitarianisme, telaah kasus tersebut!
  • 54. Referensi  Wahyudi, Kumorotomo, Etika Administrasi Negara. 2004. Rajawali Press, Jakarta.  Sonny Keraf, Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. 1998. Penerbit Kanisius, Jakarta