Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Kesalihan Sosial Baru Melalui Masjid.pptx
1. Kesalihan Sosial Baru Melalui Masjid : Identitas
Budaya, Ideologi, dan Islam Kaset dalam Konteks
Keislaman Lokal di Lombok
Abdul Rahim, M.A
Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Mataram
2. Beberapa Persoalan Dasar
Masjid sebagai identitas budaya, tetapi redup dalam hal kesalihan
sosial untuk masyarakat.
- Anjuran membangun rumah Tuhan menyita basis-basis ekonomi
masyarakat, tetapi banyak yang kemudian melemah dalam hal
spiritualitas memakmurkan masjid.
- Sub judul ideologi dikaitkan dengan masjid sebagai arena
kontestasi (contested field) antara pemahaman keagamaan
tertentu yakni salafi-Wahabi dengan Islam kultural. Masjid
menjadi ruang perebutan kuasa untuk mengumpulkan jamaah
dan penyebaran basis ideologi.
3. Lanjutan
- Masjid untuk semua, yakni masjid harus berinovasi untuk akses
yang ramah untuk semua orang, termasuk difabel, kaum Renta,
jompo, dan lainnya.
- Kaitannya dengan Islam kaset yakni masjid sudah semestinya
tidak egois dengan bunyi-bunyi yang keluar dari corongnya,
lebih ramah, dan tidak menimbulkan polusi suara.
- Kajian tentang Masjid ini sebagai upaya untuk membangun
habitus baru terkait dengan masjid yang menjadi identitas
(terutama konteks Sasak), mengkritisi hal-hal yang selama ini
dianggap mapan dalam konteks masjid menjadi monumen yang
dianggap Sakral tetapi miskin nilai-nilai humanisme untuk
masyarakat sekitar.
4. Beberapa Permasalahan yang muncul :
- Bagaimana masjid menggalakkan spirit filantropi yang ditularkan dari
masjid-masjid di luar Lombok.
- Bagaimana masjid menjadi arena kontestasi perebutan basis jamaah,
begitu juga dengan transformasi fisik yang berbeda dengan masjid
masyarakat menjadi ideologi yang dipertanyakan pada masjid-masjid
gerakan Wahabi.
- Bagaimana Masjid menggalakkan spirit peduli difabel dengan
menyediakan akses dalam pemenuhan hak mereka untuk beribadah.
- Bagaimana kebisingan-kebisingan dari masjid yang semakin
menunjukkan pula geliat Islam Kaset yang semakin mengungkungi
kehidupan beragama masa kini dalam konteks lokalitas masyarakat
Sasak.
5. Beberapa Konsep Teoritis
- Jhon Richard Bowen dalam kajiannya tentang New Anthropology of
Islam mencoba mendefinisikan kembali konsep masyarakat Islam
(islamic society) itu sebagai sebuah keterjalinan ideologi yang
menghubungkan masyarakat muslim secara geografis, etnis, yang
berbeda tetapi merasa sebagai kesatuan dalam terma ummat (Bowen,
2012).
- Dalam hal ini apa yang didefinisikan Bowen sebagai masyarakat Islam
yakni komunitas-komunitas yang merasa menjadi bagian dari suatu
tempat ibadah lalu mereka juga turut serta memiliki sense of belonging
(rasa kepemilikan bersama)
- Konsep Praksis Sosial Pierre Bourdie.
- Praksis dalam tataran definisi yakni suatu konsep yang menjadi dasar
dalam suatu tindakan yang bermakna, dalam hal ini praksis sosial
Bourdieu meliputi konsep Habitus, Field (ranah, arena), kapital
simbolik, dominasi simbolik, bahkan hasrat untuk membedakan diri
(sense of distinction) (Bourdieu, 2015).
6. Metode
- Konsep etnografi baru (new ethnography) yang dikemukakan Paula
Saukko (2003) dalam penelitian ilmu sosial maupun Cultural studies
akan dijadikan sebagai pijakan dalam penelitian ini.
- Beberapa konsep penting dalam penelitian etnografi yakni Self
reflexivity (refleksi diri), Polivocality (keragaman suara), dan Between
self and other (me-liyankan).
- Self reflexivity dalam penelitian ini kaitannya dengan refleksi realitas
keberagamaan hari ini di lingkup geografis peneliti sebagai bagian dari
masyarakat Sasak Lombok.
7. Lanjutan
- polivokalitas kaitannya dengan upaya menghadirkan keragaman suara
dari masyarakat yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini
masyarakat sekitar masjid, pengurus masjid, dan subyek-subyek yang
bergelut dalam upaya-upaya membangun wacana tentang masjid yang
semestinya seperti apa.
- between self and other (peliyanan) dalam hal ini kaitannya dengan upaya
peneliti menggali persepsi masyarakat terhadap fenomena keberagamaan
yang melahirkan perbedaan pandangan keagamaan juga turut
menyumbang keterbelahan dalam masyarakat.
- Metode yang lebih teknis dalam penelitian ini akan penulis gunakan
yakni dengan obserasi, wawancara, dan dokumentasi
8. Refleksi dan (kemungkinan) Solusi
- Konsep Genealogi dan habitus mapannya Masjid yang menjadi pusat
dalam kebudayaan masyarakat.
- Upaya masjid menggalakkan spirit filantropi, sejauh mana juga masjid
peduli pada pemenuhan hak-hak orang difabel untuk dapat mengakses
masjid dalam hal kebutuhan beribadah.
- Masjid sebagai ruang publik yang terkonsentrasi, bukan hanya sebagai
ruang untuk ibadah tetapi juga menjadi ruang publik yang bisa menjadi
pusat untuk pembangunan masyarakat, dalam konteks Sosial, ekonomi,
bahkan Politik
- Refleksi kritis terkait fenomena keberagamaan pada realitas hari ini yang
direpresentasikan melalui masjid