SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MEMBUMIKAN ISLAM
DI INDONESIA
TRANSFORMASI WAHYU DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP CORAK KEBERAGAMAAN
Wahyu difirmankan untuk memperpendek
proses pembacaan terhadap alam. Apabila
manusia diberi kesempatan untuk
membaca dan memahami alam dengan
segenap potensi nalar, rasa, dan jiwa yang
dimilikinya, ia akan membutuhkan waktu
yang lama untuk mencapai jawaban final.
Namun berkat Wahyu, proses yang
panjang dan berliku tersebut dapat
disingkat sedemikian rupa sehingga
manusia tidak perlu bersusah payah untuk
mendapatkan jawaban final kehidupan.
Wahyu Allah yang terbentang dalam alam
geografis dan sosial budaya Arab, akan
ditangkap oleh nabi berkebangsaan Arab dan
dibesarkan dalam tradisi intelektual Arab,
otomatis akan menjadi Wahyu yang
berbahasa Arab lengkap dengan kultur Arab
pada masa wahyu difirmankan. Contohnya
AlQuran sangat dipengaruhi oleh kultur Arab
Nabi Muhammad karena ia diturunkan kepada
Nabi Muhammad yang berkebangsaan Arab.
Namun seiring berjalannya waktu dan ruang,
Wahyu akan menyesuaikan dengan keadaan
budaya pada suatu tempat dan waktu tertentu
sehingga munculnya keberagaman corak
pemahaman agama.
Contoh Implikasi Corak
Keberagaman
Pada masa klasik, pembagian Dār-al-Islām dan
Dār al-Harb (al-Kufr) tentunya sangat tepat
dan sesuai dengan kondisi saat dunia masih
dipenuhi dengan konflik antara umat Islam
dengan pemeluk-pemeluk agama lain di
bagian dunia yang lain. Namun, di era
globalisasi, ketika dunia menjadi semakin
mengecil bagaikan sebuah desa kecil, ketika
manusia semakin menyadari arti penting
perdamaian, maka term-term Dār-al-Islām dan
Dār al-Harb (al-Kufr) sudah tidak sesuai lagi,
seperti persatuan masyarakat Indonesia yang
beragam keyakinan melawan penjajah.
Hadits nabi SAW. Mengenai isbal yang
dibenci Allah karena pada zaman nabi
orang-orang sombong memanjangkan
pakaiannya melebihi mata kaki, berbeda
dengan masyarakat zaman sekarang
yang menunjukkan kesombongannya
dengan cara yang berbeda.
ALASAN PERBEDAAN EKSPRESI DAN
PRAKTIK KEBERAGAMAAN
Perbedaan ekspresi dan praktik keberagamaan
terjadi karena dua hal dominan yang
mempengaruhi system kehidupan dan system
social masyarakat yaitu dari Budaya dan
Agama. Suatu ajaran agama harus
menyesuaikan dengan budaya yang berlaku di
suatu tempat agar diterima dengan baik oleh
masyarakat. Indonesia merupakan Negara
dengan kekayaan budaya yang tinggi, tentulah
agama islam sebagai agama asing di
Indonesia harus menyesuaikan dengan
budaya Indonesia yang sangat dihormati dan
dilestarikan sejak lama.
Sejalan dengan itu, muncul pertanyaan,
bagaimana seharusnya kita mampu
memosisikan diri terkait dengan hubungan
agama dan budaya lokal? Hendaknya kita
memosisikan keduanya secara proporsional,
jangan sampai kita hanya mengakui nilai-nilai
agama sebagai satu-satunya konsep yang
mengarahkan perilaku tanpa peduli pada nilai-
nilai budaya lingkungan sekitar. Sebaliknya,
jangan pula kita hanya berpaku pada budaya
dan tradisi tanpa pertimbangan-pertimbangan
yang bersumber dari agama.
SUMBER SUMBER MENGENAI
PRIBUMISASI ISLAM
 Sumber Historis
Istilah pribumisasi Islam diperkenalkan oleh Gus
Dur (KH Abdurrahman Wahid) sebagai alternatif
dalam upaya pencegahan praktik radikalisme
agama. Penghargaan Gus Dur terhadap
metamorfosis Islam Nusantara yang
menempatkan Islam secara kontekstual sebagai
bagian dari proses budaya. Kalau boleh disadari,
meskipun sedikit terlambat, tempo itu dapat
ditempatkan sebagai cara pandang futuristik Gus
Dur perihal Islam Indonesia ke depan agar tidak
terperangkap dalam radikalisme dan terorisme.
Contoh akulturasi Agama dan Budaya yang
dilakukan walisongo
 Wayang sebagai Media Dakwah
Setelah agama Hindhu, Budha dan Islam masuk ke
Jawa, wayang menjadi salah satu alat untuk
menyebarkan agama. Walisongo juga menggunakan
wayang sebagai media dakwah. Karena itulah
kemudian muncul nama lakon dan cerita yang
disesuaikan dengan agama Islam. Seperti Layang
Kalimosodo yang mengajarkan kalimat syahadat,
atau para tokoh Punakawan yang merupakan
penasihan Pandawa dan membawa misi agama
Islam. Jika dibandingkan dengan cerita Pandawa
dari India, maka tidak akan ditemukan lakon-lakon
Punakawan.
 Sumber Sosiologi
penduduk pribumi tampaknya tertarik dengan agama baru tersebut
karena beberapa hal, antara lain:
prinsip egalitarian atau kesejajaran manusia pada satu sisi dan
corak sufistik yang mewarnai Islam yang dibawa oleh para dai
imigran tersebut pada sisi yang lain. Ketertarikan tersebut
semakin bertambah ketika ajaran-ajaran moral tersebut telah
disederhanakan dan diformulasikan dalam budaya lokal
sedemikian rupa sehingga tampak sebagai nilai-nilai yang telah
diakrabi bangsa Indonesia kala itu. Ajaran tentang kesamaan
derajat yang dibawa Islam tentu menarik kalangan pribumi,
terutama di kalangan yang selama ini hidup dalam strata atau
kasta rendah yang sering menjadi objek eksploitasi oleh kasta di
atasnya. Pada sisi lain, corak Islam sufistik juga menarik
perhatian penduduk pribumi karena adanya titik-titik persamaan
dengan kepercayaan dan agama mereka.
Islam sufistik yang sarat dengan ajaran moral dan kontemplatif tidak
begitu asing bagi tradisi masyarakat setempat. Itulah sebabnya,
Islam bisa diterima secara damai oleh penduduk pribumi atau
setidaknya bisa hidup berdampingan dengan agama lain selama
berabad-abad.
Teologis dan Fisiologis
 Secara teologis, tauhid bukan sekedar pengakuan
atau persaksian bahwa tiada Ilah selain Allah, tapi
pemaknaan terhadap tauhid melampaui dari sekedar
pengakuan atas eksistensinya yang tunggal. Jika
kita tarik pemaknaan tauhid dalam ranah realitas
ciptaan (makhluk), maka tauhid berarti pengakuan
akan pluralitas atas selain Dia (makhluk-Nya). Hanya
Dia yang tunggal, dan selain Dia adalah plural.
 Secara filosofis, pribumisasi Islam didasari oleh
paradigma sufistik tentang substansi keberagamaan.
Dalam paradigma sufistik, agama memiliki dua
wajah yaitu aspek esoteris (aspek dalam) dan aspek
eksoterik (aspek luar).
Urgensi Pribumisasi Islam
 Diantara perbedaan praktik ibadah yang kita temukan di masyarakat ada yang bersifat perbedaan-
variatif (ikhtilaf tanawwu’), dalam arti tidak harus salah satunya benar dan yang lain salah, melainkan
kesemuanya boleh jadi benar dan mempunyai dasar. Perbedaan-perbedaan itu sering kali
disebabkan karena perbedaan pemahaman ulama mengenai suatu teks keagamaan. Adapula yang
memang karena Nabi S.A.W. sendiri pernah melakukan beberapa praktik yang berbeda, sebagai
bentuk pemberian keleluasan dan kelapangan bagi umat.
 Untuk mengubah praktik yang kita anggap salah, sangat diperlukan kehati-hatian, setiap sikap dan
cara bicara yang bijak, dan pengetahuan yang memadai mengenai persoalan, jangan sampai salah
menimbulkan permusuhan atau perpecahan diantara umat.
 Kita tidak perlu terlalu tersibukkan dengan perbedaan yang bersifat furu’iyah (hal-hal yang bukan
pokok). Titik-titik persamaan diantara umat jauh lebih banyak daripada perbedaaannya. Dalam sholat,
kita semua masih mengahadap kiblat yang sama, menyembah tuhan yang sama.
 Pada kondisi saat dunia mulai mengarah kepada peradaban global dan keterbukaan, maka ajaran
agama perlu kembali dirujuk untuk ditransformasikan nilai-nilai luhurnya sehingga dapat
memunculkan sebuah pemahaman agama dan sikap keberagamaan yang bebas dari fanatisme
sektarian, stereotip radikal, dan spirit saling mengafirkan antara sesama umat seagama, atau antara
umat yang berbeda agama. Apabila kita kembali melihat contoh rasul dengan masyarakat madaninya,
maka kita dapati bahwa potensi-potensi konflik akan dapat dielimininasi dengan mengedepankan
persamaan dalam keragaman. Artinya, Islam mengajarkan bahwa perbedaan itu adalah fitrah (given)
dari Tuhan, tetapi dalam menjalani hidup ini hendaknya kita tidak mempertajam perbedaan tersebut.
Sebaliknya, justru kita harus mencari unsur-unsur persamaan di antara kita. Sebagai ilustrasi, bisa
saja kita berbeda suku bangsa, adat, dan bahasa, tetapi kita harus mengedapankan kesadaran
bahwa ada satu persamaan yang mengikat kita semua, yaitu kesadaran bahwa kita adalah bangsa
Indonesia
Corak Islam Di Indonesia
 Corak islam di Jambi
Masyarakat Jambi menerjemahkan aturan-aturan
dari Al-Qur’an dan Hadits dengan cara yang
sudah dimengerti olehnya. Pengertian itu
berasal dari nilai-nilai yang diajarkan oleh para
pemimpinnya.
Kepemimpinan dalam masyarakat jambi
dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu
pemangku syara’, pemangku adat, para
pejabat pemerintah. Ketiganya harus kompak,
harmonis, bersatu sebagai suatu system.
Tampaknya hal ini sebagai manifestasi iman,
islam, dan ihsan dalam ajaran islam
 Pendekatan penegakan syariat islam di NAD harus mendahulukan pendidikan,
sehingga memperoleh simpati masyarakat.
 Corak budaya islam di Indonesia
a. Seni Bangunan
1. Masjid
Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya
arsitektur asli Indonesia. dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
Pondasinya kuat dan agak tinggi.
Ada serambi di depan atau di samping.
Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
 hiasan kaligrafi;
 kubah;
 bentuk masjid.

 b. Makam
 Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana
disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga,
pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia
terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut
hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf
dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran
(Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).

 c. Seni Rupa dan Aksara
 Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni
khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir
dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya
bersumber pada ayat-ayat
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah
untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris,
nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.

More Related Content

What's hot

Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernMakalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernAchmad Syarief
 
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirPPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirUNESA
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahRIKA NURVIANA
 
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di IndonesiaPPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesianiltyshofiyya
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaAlvie Mencarie Cahaya
 
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas XPerilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas Xecstasya
 
ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara LBB. Mr. Q
 
Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)
Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)
Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)plovdivgoverment plovdiwian
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Islam sebagai agama wahyu (bab 2)
Islam sebagai agama wahyu (bab 2)Islam sebagai agama wahyu (bab 2)
Islam sebagai agama wahyu (bab 2)Dinda Ayu Elsinta
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
10.karya tulis ilmiah
10.karya tulis ilmiah10.karya tulis ilmiah
10.karya tulis ilmiahroisah453
 

What's hot (20)

Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"
 
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modernMakalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
Makalah Implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
 
Taqwa
TaqwaTaqwa
Taqwa
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari AkhirPPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
PPT Pendidikan Agama ISlam: Iman Kepada Hari Akhir
 
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliMasa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
 
Mutasi Buatan
Mutasi Buatan Mutasi Buatan
Mutasi Buatan
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di IndonesiaMakalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
 
Pengantar studi islam Komprehensif
Pengantar studi islam KomprehensifPengantar studi islam Komprehensif
Pengantar studi islam Komprehensif
 
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di IndonesiaPPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
PPT Awal Perkembangan Islam di Indonesia
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
 
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas XPerilaku jujur (agama Islam) kelas X
Perilaku jujur (agama Islam) kelas X
 
ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara ISlam Asia Tenggara
ISlam Asia Tenggara
 
Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)
Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)
Presentasi Biologi ( Percobaan Nutrisi pada Kacang Hijau)
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Islam sebagai agama wahyu (bab 2)
Islam sebagai agama wahyu (bab 2)Islam sebagai agama wahyu (bab 2)
Islam sebagai agama wahyu (bab 2)
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
10.karya tulis ilmiah
10.karya tulis ilmiah10.karya tulis ilmiah
10.karya tulis ilmiah
 

Similar to Paradigma Alquran

Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanzahfath06
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamNUR DIANA
 
KELOMPOK 10.pptx
KELOMPOK 10.pptxKELOMPOK 10.pptx
KELOMPOK 10.pptxOktaVia80
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islammuhfachrul3
 
Pendekatan Studi Islam
Pendekatan Studi Islam Pendekatan Studi Islam
Pendekatan Studi Islam LBB. Mr. Q
 
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASANRAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASANEpisteme IAIN Tulungagung
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Haidar Bashofi
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Haidar Bashofi
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin Amq
 
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nuModul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nuAhmad Rouf
 
Jurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN Ambon
Jurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN AmbonJurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN Ambon
Jurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN AmbonSyarifudin Amq
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamMuzay Iena
 

Similar to Paradigma Alquran (20)

Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
KELOMPOK 10.pptx
KELOMPOK 10.pptxKELOMPOK 10.pptx
KELOMPOK 10.pptx
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
Pendekatan Studi Islam
Pendekatan Studi Islam Pendekatan Studi Islam
Pendekatan Studi Islam
 
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASANRAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
RAGAM IDENTITAS ISLAM DI INDONESIA DARI PERSPEKTIF KAWASAN
 
Kelompok 5 PAI.pptx
Kelompok 5 PAI.pptxKelompok 5 PAI.pptx
Kelompok 5 PAI.pptx
 
Slideshared
SlidesharedSlideshared
Slideshared
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nuModul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Jurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN Ambon
Jurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN AmbonJurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN Ambon
Jurnal Studi Islam Pascasarjana IAIN Ambon
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
kebudayaan_islam_.ppt
kebudayaan_islam_.pptkebudayaan_islam_.ppt
kebudayaan_islam_.ppt
 

Paradigma Alquran

  • 2. TRANSFORMASI WAHYU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP CORAK KEBERAGAMAAN Wahyu difirmankan untuk memperpendek proses pembacaan terhadap alam. Apabila manusia diberi kesempatan untuk membaca dan memahami alam dengan segenap potensi nalar, rasa, dan jiwa yang dimilikinya, ia akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai jawaban final. Namun berkat Wahyu, proses yang panjang dan berliku tersebut dapat disingkat sedemikian rupa sehingga manusia tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan jawaban final kehidupan.
  • 3. Wahyu Allah yang terbentang dalam alam geografis dan sosial budaya Arab, akan ditangkap oleh nabi berkebangsaan Arab dan dibesarkan dalam tradisi intelektual Arab, otomatis akan menjadi Wahyu yang berbahasa Arab lengkap dengan kultur Arab pada masa wahyu difirmankan. Contohnya AlQuran sangat dipengaruhi oleh kultur Arab Nabi Muhammad karena ia diturunkan kepada Nabi Muhammad yang berkebangsaan Arab. Namun seiring berjalannya waktu dan ruang, Wahyu akan menyesuaikan dengan keadaan budaya pada suatu tempat dan waktu tertentu sehingga munculnya keberagaman corak pemahaman agama.
  • 4. Contoh Implikasi Corak Keberagaman Pada masa klasik, pembagian Dār-al-Islām dan Dār al-Harb (al-Kufr) tentunya sangat tepat dan sesuai dengan kondisi saat dunia masih dipenuhi dengan konflik antara umat Islam dengan pemeluk-pemeluk agama lain di bagian dunia yang lain. Namun, di era globalisasi, ketika dunia menjadi semakin mengecil bagaikan sebuah desa kecil, ketika manusia semakin menyadari arti penting perdamaian, maka term-term Dār-al-Islām dan Dār al-Harb (al-Kufr) sudah tidak sesuai lagi, seperti persatuan masyarakat Indonesia yang beragam keyakinan melawan penjajah.
  • 5. Hadits nabi SAW. Mengenai isbal yang dibenci Allah karena pada zaman nabi orang-orang sombong memanjangkan pakaiannya melebihi mata kaki, berbeda dengan masyarakat zaman sekarang yang menunjukkan kesombongannya dengan cara yang berbeda.
  • 6. ALASAN PERBEDAAN EKSPRESI DAN PRAKTIK KEBERAGAMAAN Perbedaan ekspresi dan praktik keberagamaan terjadi karena dua hal dominan yang mempengaruhi system kehidupan dan system social masyarakat yaitu dari Budaya dan Agama. Suatu ajaran agama harus menyesuaikan dengan budaya yang berlaku di suatu tempat agar diterima dengan baik oleh masyarakat. Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan budaya yang tinggi, tentulah agama islam sebagai agama asing di Indonesia harus menyesuaikan dengan budaya Indonesia yang sangat dihormati dan dilestarikan sejak lama.
  • 7. Sejalan dengan itu, muncul pertanyaan, bagaimana seharusnya kita mampu memosisikan diri terkait dengan hubungan agama dan budaya lokal? Hendaknya kita memosisikan keduanya secara proporsional, jangan sampai kita hanya mengakui nilai-nilai agama sebagai satu-satunya konsep yang mengarahkan perilaku tanpa peduli pada nilai- nilai budaya lingkungan sekitar. Sebaliknya, jangan pula kita hanya berpaku pada budaya dan tradisi tanpa pertimbangan-pertimbangan yang bersumber dari agama.
  • 8. SUMBER SUMBER MENGENAI PRIBUMISASI ISLAM  Sumber Historis Istilah pribumisasi Islam diperkenalkan oleh Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) sebagai alternatif dalam upaya pencegahan praktik radikalisme agama. Penghargaan Gus Dur terhadap metamorfosis Islam Nusantara yang menempatkan Islam secara kontekstual sebagai bagian dari proses budaya. Kalau boleh disadari, meskipun sedikit terlambat, tempo itu dapat ditempatkan sebagai cara pandang futuristik Gus Dur perihal Islam Indonesia ke depan agar tidak terperangkap dalam radikalisme dan terorisme.
  • 9. Contoh akulturasi Agama dan Budaya yang dilakukan walisongo  Wayang sebagai Media Dakwah Setelah agama Hindhu, Budha dan Islam masuk ke Jawa, wayang menjadi salah satu alat untuk menyebarkan agama. Walisongo juga menggunakan wayang sebagai media dakwah. Karena itulah kemudian muncul nama lakon dan cerita yang disesuaikan dengan agama Islam. Seperti Layang Kalimosodo yang mengajarkan kalimat syahadat, atau para tokoh Punakawan yang merupakan penasihan Pandawa dan membawa misi agama Islam. Jika dibandingkan dengan cerita Pandawa dari India, maka tidak akan ditemukan lakon-lakon Punakawan.
  • 10.  Sumber Sosiologi penduduk pribumi tampaknya tertarik dengan agama baru tersebut karena beberapa hal, antara lain: prinsip egalitarian atau kesejajaran manusia pada satu sisi dan corak sufistik yang mewarnai Islam yang dibawa oleh para dai imigran tersebut pada sisi yang lain. Ketertarikan tersebut semakin bertambah ketika ajaran-ajaran moral tersebut telah disederhanakan dan diformulasikan dalam budaya lokal sedemikian rupa sehingga tampak sebagai nilai-nilai yang telah diakrabi bangsa Indonesia kala itu. Ajaran tentang kesamaan derajat yang dibawa Islam tentu menarik kalangan pribumi, terutama di kalangan yang selama ini hidup dalam strata atau kasta rendah yang sering menjadi objek eksploitasi oleh kasta di atasnya. Pada sisi lain, corak Islam sufistik juga menarik perhatian penduduk pribumi karena adanya titik-titik persamaan dengan kepercayaan dan agama mereka. Islam sufistik yang sarat dengan ajaran moral dan kontemplatif tidak begitu asing bagi tradisi masyarakat setempat. Itulah sebabnya, Islam bisa diterima secara damai oleh penduduk pribumi atau setidaknya bisa hidup berdampingan dengan agama lain selama berabad-abad.
  • 11. Teologis dan Fisiologis  Secara teologis, tauhid bukan sekedar pengakuan atau persaksian bahwa tiada Ilah selain Allah, tapi pemaknaan terhadap tauhid melampaui dari sekedar pengakuan atas eksistensinya yang tunggal. Jika kita tarik pemaknaan tauhid dalam ranah realitas ciptaan (makhluk), maka tauhid berarti pengakuan akan pluralitas atas selain Dia (makhluk-Nya). Hanya Dia yang tunggal, dan selain Dia adalah plural.  Secara filosofis, pribumisasi Islam didasari oleh paradigma sufistik tentang substansi keberagamaan. Dalam paradigma sufistik, agama memiliki dua wajah yaitu aspek esoteris (aspek dalam) dan aspek eksoterik (aspek luar).
  • 12. Urgensi Pribumisasi Islam  Diantara perbedaan praktik ibadah yang kita temukan di masyarakat ada yang bersifat perbedaan- variatif (ikhtilaf tanawwu’), dalam arti tidak harus salah satunya benar dan yang lain salah, melainkan kesemuanya boleh jadi benar dan mempunyai dasar. Perbedaan-perbedaan itu sering kali disebabkan karena perbedaan pemahaman ulama mengenai suatu teks keagamaan. Adapula yang memang karena Nabi S.A.W. sendiri pernah melakukan beberapa praktik yang berbeda, sebagai bentuk pemberian keleluasan dan kelapangan bagi umat.  Untuk mengubah praktik yang kita anggap salah, sangat diperlukan kehati-hatian, setiap sikap dan cara bicara yang bijak, dan pengetahuan yang memadai mengenai persoalan, jangan sampai salah menimbulkan permusuhan atau perpecahan diantara umat.  Kita tidak perlu terlalu tersibukkan dengan perbedaan yang bersifat furu’iyah (hal-hal yang bukan pokok). Titik-titik persamaan diantara umat jauh lebih banyak daripada perbedaaannya. Dalam sholat, kita semua masih mengahadap kiblat yang sama, menyembah tuhan yang sama.  Pada kondisi saat dunia mulai mengarah kepada peradaban global dan keterbukaan, maka ajaran agama perlu kembali dirujuk untuk ditransformasikan nilai-nilai luhurnya sehingga dapat memunculkan sebuah pemahaman agama dan sikap keberagamaan yang bebas dari fanatisme sektarian, stereotip radikal, dan spirit saling mengafirkan antara sesama umat seagama, atau antara umat yang berbeda agama. Apabila kita kembali melihat contoh rasul dengan masyarakat madaninya, maka kita dapati bahwa potensi-potensi konflik akan dapat dielimininasi dengan mengedepankan persamaan dalam keragaman. Artinya, Islam mengajarkan bahwa perbedaan itu adalah fitrah (given) dari Tuhan, tetapi dalam menjalani hidup ini hendaknya kita tidak mempertajam perbedaan tersebut. Sebaliknya, justru kita harus mencari unsur-unsur persamaan di antara kita. Sebagai ilustrasi, bisa saja kita berbeda suku bangsa, adat, dan bahasa, tetapi kita harus mengedapankan kesadaran bahwa ada satu persamaan yang mengikat kita semua, yaitu kesadaran bahwa kita adalah bangsa Indonesia
  • 13. Corak Islam Di Indonesia  Corak islam di Jambi Masyarakat Jambi menerjemahkan aturan-aturan dari Al-Qur’an dan Hadits dengan cara yang sudah dimengerti olehnya. Pengertian itu berasal dari nilai-nilai yang diajarkan oleh para pemimpinnya. Kepemimpinan dalam masyarakat jambi dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu pemangku syara’, pemangku adat, para pejabat pemerintah. Ketiganya harus kompak, harmonis, bersatu sebagai suatu system. Tampaknya hal ini sebagai manifestasi iman, islam, dan ihsan dalam ajaran islam
  • 14.  Pendekatan penegakan syariat islam di NAD harus mendahulukan pendidikan, sehingga memperoleh simpati masyarakat.  Corak budaya islam di Indonesia a. Seni Bangunan 1. Masjid Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya arsitektur asli Indonesia. dengan ciri-ciri sebagai berikut. Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka). Pondasinya kuat dan agak tinggi. Ada serambi di depan atau di samping. Ada kolam/parit di bagian depan atau samping. Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:  hiasan kaligrafi;  kubah;  bentuk masjid. 
  • 15.  b. Makam  Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).   c. Seni Rupa dan Aksara  Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.