Buah-buahan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa ciri, seperti biji, jenis kulit, dan warna kulit. Beberapa contoh klasifikasi buah berdasarkan biji adalah rambutan (satu biji), alpukat (satu biji), dan kelengkeng (banyak biji). Sedangkan contoh klasifikasi berdasarkan jenis kulit adalah durian dan nangka (kulit keras) serta anggur dan pisang (kulit
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
TT2 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
1. Buah
Buah Buah Berdasarkan
Biji
Buah Biji
Satu
Rambutan
Alpukat
Kelengkeng
Buah Biji
Banyak
Semangka
Pepaya
Markisa
Buah Berdasarkan
Jenis Kulit
Buah Kulit
Keras
Durian
Nangka
Nanas
Buah Kulit
Lunak
Anggur
Pisang
Mangga
Buah Berdasarkan
Warna Kulit
Buah Kulit
Hijau
Alpukat
Kiwi
Jambu
Buah Kulit
Merah
Strawberry
Cherry
Tomat
Buah Kulit
Kuning
Pisang
Lemon
Nanas
JAWABAN TUGAS TUTORIAL 2
PEMBELAJARAN IPA DI SD
Nama : Ayu Imtyas Rusdiansyah
NIM : 858745338
Kelas : 2B
1. Keterampilan proses sangat penting dalam pembelajaran IPA karena hal tersebut
terkait dengan cara dan pengujian yang digunakan untuk mengubah ide-ide ke arah yang
lebih ilmiah. Pengembangan pemahaman dalam IPA juga tergantung pada kemampuan
melakukan keterampilan proses dalam perilaku ilmiah. Keterampilan proses juga memiliki
peranan besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah. Selain itu, keterampilan
proses juga penting karena dalam praktiknya, IPA tidak terpisahkan dari metode
penyelidikan dan tidak hanya sekadar mengetahui materi IPA saja. Keterampilan proses
IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan tidak hanya
untuk belajar berbagai macam ilmu tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, pengembangan keterampilan proses menjadi hal yang sangat penting dalam
pembelajaran IPA.
2. Keterampilan proses adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan untuk menguji
atau membuktikan suatu teori dalam pembelajaran IPA. Keterampilan proses dasar terdiri
dari beberapa proses seperti mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur,
mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu,
serta mengenal hubungan-hubungan angka.
3. Contoh skema klasifikasi sederhana tentang buah-buahan, yakni.
2. 4. Saya ingin mengusulkan pembelajaran tentang "Mengukur Berat Buah-Buahan"
untuk kelas 3 yang melatih keterampilan mengobservasi dan mengukur.
Berikut adalah langkah-langkah untuk mengembangkan kegiatan tersebut :
1) Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mengamati dan mengukur berat buah-buahan
dengan benar menggunakan timbangan.
2) Persiapan : Sediakan beberapa buah-buahan seperti apel, jeruk, pisang, dan
mangga. Sediakan timbangan elektronik yang akurat, dan siapkan daftar nama
buah-buahan yang akan diukur beserta berat idealnya.
3) Langkah-langkah :
a. Mulai pembelajaran dengan memperlihatkan gambar buah-buahan dan
membahas nama serta ciri-ciri fisik setiap jenis buah-buahan yang dikenal oleh
siswa.
b. Lanjutkan dengan membahas tentang pengukuran berat dan menunjukkan
timbangan yang akan digunakan. Jelaskan bagaimana cara menggunakan
timbangan dan betapa pentingnya mengukur dengan benar.
c. Ajak siswa untuk mengobservasi buah-buahan dengan cermat, mencatat
karakteristik masing-masing buah-buahan, dan mengukur berat buah-buahan
tersebut.
d. Siswa diminta untuk menuliskan nama buah-buahan, berat idealnya, dan berat
aktual hasil pengukuran pada selembar kertas yang telah disediakan.
Kemudian, siswa diminta untuk membandingkan hasil pengukuran dengan
berat ideal, dan mencatat apakah buah tersebut lebih ringan atau lebih berat
dari berat idealnya.
e. Diskusikan hasil pengukuran dan analisis siswa. Jangan lupa untuk
mengevaluasi apakah siswa dapat melakukan pengukuran dengan benar dan
memahami konsep pengukuran berat.
4) Evaluasi :
a. Ujian teori : Siswa diminta untuk mengisi kuis tentang konsep pengukuran
berat, termasuk jenis-jenis timbangan, satuan berat, dan cara pengukuran yang
benar.
b. Ujian praktek : Siswa diminta untuk mengukur berat beberapa buah-buahan
dengan benar menggunakan timbangan. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan
cara memeriksa hasil pengukuran siswa dan mengevaluasi apakah siswa telah
dapat melakukan pengukuran dengan benar.
3. c. Observasi kelas : Perhatikan perilaku siswa selama pembelajaran dan kegiatan
praktikum. Amati apakah siswa dapat mengamati dan mengobservasi buah-
buahan dengan cermat serta melakukan pengukuran dengan benar.
d. Tes keterampilan : Siswa diminta untuk mengukur berat beberapa buah-buahan
tanpa bantuan guru untuk menilai apakah siswa telah menguasai keterampilan
pengukuran berat dengan baik.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan siswa dapat memahami konsep
pengukuran berat buah-buahan dengan benar dan dapat melatih keterampilan
mengobservasi dan mengukur dengan baik.
5. Keterampilan mengkomunikasikan perlu dikembangkan karena merupakan salah
satu cara untuk menyampaikan hasil pengamatan atau penelitian yang dilakukan dengan
jelas dan tepat kepada orang lain. Dalam pembelajaran IPA, keterampilan ini sangat
penting agar siswa dapat mengungkapkan ide atau konsep dengan cara yang mudah
dipahami oleh orang lain. Melalui keterampilan mengkomunikasikan, siswa dapat melatih
kemampuan berbicara, menulis, dan membuat laporan secara sistematis dan terstruktur.
Keterampilan ini juga dapat membantu siswa untuk belajar berpikir kritis dan logis serta
menyusun argumen yang kuat untuk mendukung kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pengamatan atau penelitian. Dengan demikian, keterampilan mengkomunikasikan sangat
diperlukan untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
IPA dan mengkomunikasikan hasil penelitian mereka kepada masyarakat secara efektif.
6. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan evaluasi yang dapat dilakukan oleh
seorang guru :
a. Tes tulis : Guru dapat memberikan tes tulis kepada siswa untuk mengukur
pemahaman mereka tentang materi yang diajarkan. Tes ini dapat mencakup
pertanyaan objektif, seperti pilihan ganda dan isian singkat, serta pertanyaan
subjektif, seperti esai.
b. Pengamatan langsung : Guru dapat mengamati langsung keterampilan atau
perilaku siswa dalam situasi nyata, seperti saat siswa melakukan presentasi atau
menjawab pertanyaan di depan kelas.
c. Tes praktik : Untuk mata pelajaran yang membutuhkan keterampilan khusus, guru
dapat memberikan tes praktik, seperti tes memasak untuk pelajaran memasak atau
tes menyanyi untuk pelajaran musik.
4. d. Portofolio : Guru dapat meminta siswa untuk membuat portofolio yang berisi
contoh-contoh karya mereka selama semester, seperti esai, proyek, atau laporan.
Guru kemudian dapat mengevaluasi portofolio untuk mengukur kemajuan siswa
sepanjang semester.
e. Diskusi kelompok : Guru dapat membentuk kelompok-kelompok kecil dan
memberikan topik untuk diperdebatkan. Guru dapat menilai kemampuan siswa
dalam mengemukakan argumen yang logis, mendengarkan pendapat orang lain,
dan berkomunikasi dengan jelas.
f. Peer review : Guru dapat meminta siswa untuk saling meninjau dan mengevaluasi
karya satu sama lain. Guru dapat memberikan panduan atau rubrik untuk
membantu siswa dalam mengevaluasi karya teman sekelas mereka.
g. Evaluasi diri : Guru dapat meminta siswa untuk mengevaluasi kemajuan mereka
sendiri sepanjang semester dan memberikan refleksi tentang apa yang telah mereka
pelajari dan apa yang perlu mereka tingkatkan.
7. Pengertian media menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Heinich dkk. (1996), media adalah segala sesuatu yang membawa
informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi.
Media instruksional adalah media yang membawa pesan yang mengandung tujuan
instruksional.
b. Menurut Clark (1996), media dapat dipandang sebagai teknologi, tutor, materi
konten atau program, alat mental untuk berpikir dan memecahkan permasalahan,
serta sebagai alat yang mensosialisasikan sesuatu untuk mendorong siswa untuk
berusaha belajar lebih giat.
c. Menurut Critters (1996), media pembelajaran adalah alat atau wahana untuk
menyampaikan atau mengomunikasikan pesan pembelajaran kepada siswa.
8. Heinich membagi jenis-jenis media pembelajaran ke dalam enam kategori, yaitu
media tidak diproyeksikan, media diproyeksikan, audio, media gerak, komputer, dan
media radio dan televisi.
1) Media yang tidak diproyeksikan
a. Objek nyata adalah Benda-benda yang nyata digunakan sebagai alat bantu
dalam belajar.
b. Model adalah gambaran benda asli dalam bentuk tiga dimensi.
5. c. Bahan tercetak adalah buku, majalah, atau bahan lain yang berisi penjelasan
dan gambar tentang pelajaran IPA.
d. Bahan ilustrasi berupa gambar-gambar yang dipakai dalam pelajaran bisa
berupa foto atau non-foto.
2) Media diproyeksikan
a. Transparansi dipakai dengan alat bernama overhead projector (OHP).
b. Slide adalah gambar kecil dalam bentuk transparan yang dipasang ke alat
proyeksi.
3) Media audio yang dapat digunakan untuk membantu dalam pembelajaran IPA,
seperti kaset, rekaman, fonograf, compact disk, dan kartu audio.
4) Media gerak adalah bentuk gambar yang bergerak dan berisi cerita untuk
pembelajaran.
5) Komputer digunakan untuk membantu pembelajaran, mengatur pembelajaran,
administrasi, mencetak bahan belajar, dan pembelajaran berbasis komputer.
6) Media radio adalah suara yang berisi informasi atau penjelasan tentang pelajaran
yang disiarkan melalui stasiun radio untuk didengarkan oleh siswa.
9. Alat peraga yang dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip kerja pesawat
sederhana dengan tuas atau pengungkit yakni
Sebuah tuas atau pengungkit mini yang terbuat dari bahan yang ringan dan kuat,
seperti kayu atau plastik. Tuas ini dapat memiliki panjang sekitar 20-30 cm dan
memiliki sebuah titik atau sumbu sebagai titik tumpu atau pivot point.
Untuk menjelaskan prinsip kerja pesawat sederhana dengan tuas, maka perlu
dibuat sebuah model sederhana dari pesawat sederhana yang terdiri dari dua beban
atau muatan yang berbeda, dan sebuah tuas atau pengungkit yang diletakkan di
bawah beban tersebut. Beban yang lebih berat diletakkan di satu sisi tuas atau
pengungkit, sedangkan beban yang lebih ringan diletakkan di sisi lainnya.
Guru dapat menunjukkan bagaimana jika sebuah beban yang lebih berat diletakkan
di sisi yang lebih pendek dari tuas atau pengungkit, maka beban tersebut akan
menghasilkan gaya yang lebih kecil namun lebih besar dalam jarak, dan sebaliknya
jika sebuah beban yang lebih ringan diletakkan di sisi yang lebih panjang dari tuas
atau pengungkit, maka beban tersebut akan menghasilkan gaya yang lebih besar
namun lebih kecil dalam jarak.
6. Dengan menggunakan alat peraga ini, siswa dapat memahami prinsip kerja dari
pesawat sederhana dengan tuas atau pengungkit dengan cara yang lebih konkret
dan mudah dipahami. Siswa juga dapat melihat bagaimana perbandingan antara
jarak dan gaya dapat mempengaruhi daya angkat yang dihasilkan oleh pesawat
sederhana tersebut.
10. Untuk mendesain alat peraga atau percobaan sederhana, diperlukan pemahaman
terhadap konsep dasar dan prinsip kerja alat tersebut agar persepsi siswa tidak
menyimpang. Ada tiga pertimbangan kelayakan dalam memilih alat peraga yang baik,
yaitu kelayakan praktis, teknis/pedagogis, dan biaya. Pertimbangan praktis mencakup
pengenalan dan ketersediaan alat peraga, waktu, dan keluwesan penggunaan. Kelayakan
teknis/pedagogis mencakup relevansi dengan tujuan pembelajaran dan kemampuan
merangsang motivasi siswa untuk belajar secara optimal. Pertimbangan biaya ditinjau
ketika alat peraga yang memenuhi persyaratan teknis lebih dari satu jenis. Alat peraga
sederhana harus memiliki nilai praktis, ekonomis, dan pedagogis yang dapat merangsang
siswa untuk memahami konsep, prinsip, atau teori IPA, serta membantu dalam proses
belajar-mengajar. Output pedagogis dari interaksi antara alat dan pembelajaran dapat
digunakan untuk menentukan efektivitas alat peraga.
DAFTAR REFERENSI
Amelia, Sapriati, dkk. 2021. Pembelajaran IPA di SD (Edisi 2). Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka