Sistem informasi dan pengendalian internal pada PT. ABC membahas implementasi sistem informasi untuk proses penjualan buku perpajakan. Sistem tersebut terintegrasi antara bagian pemasaran, operasional, dan keuangan untuk menghasilkan laporan penjualan dan keuangan. Dokumen ini juga mengidentifikasi kelemahan sistem seperti ketidakjelasan batas waktu pembayaran dan masalah jaringan, serta memberikan saran perbaikan seperti penetapan batas wak
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Si pi, asalila, hapzi ali , sistem pengendalian internal dan contoh implementasinya, universitas mercu buana, 2017 revisi
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA
Disusun oleh:
Asalila (55516120053)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. 3 POINTER DALAM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
1) Pengendalian preventif, detektif dan korektif.
Dalam kegiatan pengendalian, terdapat 3 tipe pengendalian, yaitu preventiv, detektif
dan korektif. Perbandingan antara ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut:
Pengendalian Preventif
Yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu
permasalahan (error condition) dari suatu proses bisnis, atau dengan kata lain
pengendalian yang dilakukan sebelum masalah timbul. Kegiatan pengendalian ini
relatif murah jika dibandingkan kedua tipe pengendalian lainnya.
Contoh pengendalian preventif:
1. Dibuatnya standar operasional prosedur untuk suatu kegiatan entitas;
2. Dibuatnya pemisahan fungsi dalam suatu entitas;
3. Dibuatnya rentang otorisasi dalam suatu entitas.
Pengendalian Detektif
Yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan dalam rangka mencari atau mendeteksi
adanya suatu permasalahan dan mencari akar permasalahan tersebut, atau dengan kata
lain pengendalian yang dilakukan dimana telah terdapat suatu permasalahan. Kegiatan
pengendalian ini lebih mahal dari kegiatan pengendalian preventif.
Contoh pengendalian detektif:
1. Dilakukan rekonsiliasi kas;
2. Dilaksanakannya audit secara periodik;
Kegiatan Korektif
Yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi jika terdapat
suatu permasalahan yang menyebabkan resiko tidak tercapainya tujuan organisasi, yang
telah ditemukan pada kegiatan pengendalian preventif maupun detektif. Kegiatan
Korektif relatif lebih mahal dari kegiatan peventif maupun detektif.
Contoh kegiatan korektif:
Dilakukannya perbaikan suatu sistem informasi atas kesalahan data yang disebabkan
adanya eror dalam sistem informasi suatu entitas.
3. 2) Integritas dan keandalan pemrosesan.
Pengendalian berikut ini sesuai untuk beberapa prinsip keandalan, yaitu: perencanaan
strategis dan penganggaran, mengembangkan rencana keandalan sistem, dan
melaksanakan dokumentasi.
Tabel Ringkasan Pengendalian Umum Utama Keandalan
Kategori
Pengendalian
Ancaman/Risiko Pengendalian
Perencanaan
strategis dan
penganggaran
Sistem Informasi mendukung
strategi bisnis, kurangnya
penggunaan sumber daya,
kebutuhan informasi tidak
dipenuhi atau tidak dapat
ditanggung
Rencana strategis berlapis
yang secara periodik
dievaluasi, tim penelitian dan
pengembangan untuk menilai
dampak teknologi baru atas
jalannya bisnis, anggaran
untuk mendukung rencana
strategis.
Mengembangkan
rencana keandalan
sistem
Ketidakmampuan untuk
memastikan keandalan
sistem
Memberikan tanggung jawab
perencanaan ke pihak
manajemen puncak; secara
terus-menerus meninjau dan
memperbarui rencana;
mengidentifikasi,
mendokumentasikan, dan
menguji kebutuhan, tujuan,
kebijakan, dan standar
keandalan pemakai;
mengidentifikasi dan
meninjau seluruh persyaratan
hukum yang baru maupun
yang telah diubah; mencatat
permintaan pemakai atas
perubahan;
mendokumentasikan,
menganalisis, dan
melaporkan masalah dalam
hal keandalan sistem;
menetapkan tanggung jawab
kepemilikan, penyimpanan,
akses, dan pemeliharaan atas
sumber daya informasi;
mengembangkan program
kesadaran atas keamanan
serta mengkomunikasikannya
4. pada seluruh pegawai;
meminta pegawai baru untuk
menandatangani perjanjian
keamanan; melaksanakan
penilaian risiko atas seluruh
perubahan dalam lingkungan
sistem.
Dokumentasi Desain, operasi, tinjauan,
audit, dan perubahan sistem
yang tidak efektif
Dokumentasi dapat
diklasifikasikan menjadi 3
kategori dasar, yaitu: (1)
Dokumentasi
administratif(standar dan
prosedur untuk memproses,
menganalisis, mendesain,
memprogram, menangani file
dan menyimpan data), (2)
dokumentasi sistem (input
aplikasi, tahap pemrosesan,
output, kesalahan
penanganan), (3)
dokumentasi
operasional(konfigurasi
perlengkapan, program, file,
susunan dan pelaksanaan
prosedur, tindakan korektif).
3) Authorization/access control
Kontrol otorisasi, adalah proses membatasi akses pengguna dikonfirmasi ke bagian
tertentu dari sistem dan membatasi tindakan apa yang mereka diizinkan untuk
melakukan.
Kontrol otorisasi sering dilaksanakan dengan menciptakan matriks kontrol akses.
Kemudian, ketika seorang karyawan mencoba untuk mengakses sistem informasi
khususnya sumber daya, sistem melakukan tes kompatibilitas yang cocok kredensial
otentikasi pengguna terhadap matriks kontrol akses untuk menentukan apakah
karyawan yang harus diizinkan untuk mengakses sumber daya itu dan melakukan
tindakan yang diminta.
5. Referensi:
Modul SI PI, Sistem informasi dan pengendalian internal, M.Akt Pasca UMB, Hapzi Ali,
2015
Nur Fadhila Amri (2016) http://www.e-akuntansi.com/2015/11/pengendalian-berbasis-
teknologi.html. Di akses pada 22 Mei 2017
Rahmi Sabrina (2011) http://orinsabrina.blogspot.co.id/2011/11/sistem-pengendalian-
sistem.html. Di akses pada 22 Mei 2017
Nur Fadhila Amri (2016) http://www.e-akuntansi.com/2015/11/authorization-access-
control.html Di akses pada 22 Mei 2017
NN, (2014) https://datakata.wordpress.com/2014/03/31/sistem-informasi-manajemen-
keamanan-sistem-informasi/ Di akses pada 22 Mei 2017
6. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAM INTERNAL PADA PT. ABC
PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perpajakan, meliputi konsultasi,
pelatihan dan penerbitan khusus buku perpajakan. Dalam menunjang kinerja perusahaan
menerapkan sistem informasi dalam setiap proses bisnisnya.
Salah satu implementasi Sistem Informasi di PT ABC adalah berkaitan dengan penjualan
produk buku khususnya kepada pihak-pihak yang pembeliannya dengan sistem kontrak /
berlangganan. Sistem yang digunakan adalah LAN (Local Area Network). LAN dalam
penjualan buku tersebut dirancang hanya meliputi bagian marketing, operasional dan
keuangan. Masing – masing bagian tersebut dipimpin oleh Kepala Bagian.
Setia
7. p bagian menjalankan fungsinya menggunakan menu yang tersedia sesuai dengan bagiannya
masing-masing. Berikut penjelasan setiap bagian yang dilibatkan dalam proses penjualan :
1. Bagian Marketing
Bagian ini adalah bagian dimana bertugas dan bertanggung jawab atas penjualan dan
pemasaran produk perusahaan dalam hal ini adalah buku perpajakan.
Bagian marketing harus merencanakan, menetapkan harga, menetapkan cara cara promosi
dan mendistribusikannya kepada pelanggan yang potensial. Sebagai contoh kampus-kampus
yang ada mata kuliah perpajakan, para calon peserta USKP(Ujian Sertifikasi Konsultan
Pajak), lembaga penyelenggara kursus pajak (Brevet).
Bagian marketing bertugas memberikan dan mempresentasikan proposal/penawaran jenis-
jenis buku kepada para customer. Setelah proposal/penawaran di approve oleh customer,
maka marketing membuat form order pemesanan yang dimana form ini akan diproses oleh
bagian operasional. Bagian marketing juga mengeluarkan invoice atas form order pemesanan
yang sudah dikonfirmasi oleh bagian operasional, invoice ini berfungsi untuk dilakukan
pembayaran dan marketing mengeluarkan kwitansi. Invoice dan Kwitansi berjumlah 2
rangkap dimana lembar ke – 1 untuk customer dan lembar ke – 2 untuk bagian keuangan.
2. Bagian Operasional
Bagian operasional adalah bagian dimana bertanggung jawab dalam ketersediaan buku,
kondisi buku, pembatalan, sampai dengan tahap pengirman.
Bagian operasional memulai tugasnya setelah menerima form order pemesanan dari bagian
marketing maka bagian operasional cek stok / menyiapkan buku yang dipesan oleh customer
sesuai dengan judul yang diminta. Setelah selesai proses penyiapan buku selesai maka bagian
operasional mengkonfimasikan kembali kepada bagian marketing.
3. Bagian Keuangan
Bagian keuangan adalah bagian terakhir dalam sistem akuntansi penjualan tunai. Bagian
keuangan memulai tanggung jawabnya setelah marketing mengeluarkan invoice untuk
dilakukan pembayaran sebelum buku dikirim yaitu ketika marketing mengeluarkan kwitansi.
Invoice dan kwitansi yang ada akan dimasukan ke dalam software yaitu berupa penjurnalan
lalu akan secara otomatis memposting dan akan berakhir ke neraca saldo dan setelah
dilakukan penyesuaian akan menghasilkan laporan keuangan yaitu laporan laba rugi
komprehensif dan akan mempengaruhi laporan perubahan posisi keuangan dan laporan
perubahan equitas
Sistem Informasi ini mengkaitan ketiga bagian tersebut untuk berkoordinasi untuk
menghasilkan sebuah informasi mengenai posisi keuangan perusahaan tersebut yaitu Laporan
Penjualan setiap bulannya dan Laporan Keuangan setiap akhir tahun.
Kelemahan yang teridentifikasi :
1. Kelemahan dalam sistem ini adalah belum adanya tempo / jangka waktu pembayaran
yang jelas, sering terjadi customer tidak melakukan konfirmasi jika pesanan di
batalkan, maka buku mengendap pada bagian operasoinal khususnya bagian
pengiriman. Sehingga sering terjadi selisih stok, yang mana bagian stok menyatakan
buku telah keluar namun sebenarnya buku kemungkinan dibatalkan.
8. 2. Ketika jaringan terjadi masalah, maka proses harus dijalankan secara manual.
Saran untuk perusahaan:
1. Pada sistem ini yaitu ditentukannya tempo / jangka waktu penbayaran, jika sudah
melampaui jangka waktu tersebut maka dianggap batal dengan melakukan konfirmasi
kepada customer. Jika customer setelah jatuh tempo tetap mau order maka harus
dilakukan proses dari awal.
2. Menggunakan aplikasi penjualan yang lebih canggih sesuai kebutuhan perusahaan.