SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1 | P a g e
MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
III
Keperawatan Gawat Darurat Tentang
Asuhan Keperawatan Luka Bakar
Dosen Pengampu : Noor Hidayah
Disusun Oleh:
1. Efif Lula Fidayanti
2. Eka Puspa Marlena
3. Etiek Nafisa
4. Fenny Cahaya Khaerani
5. Fikrotus Shofah
6. Fina Audina Sofiana
KELAS 3A
SI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
Alamat : Jl. Ganesha I, Purwosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316
Website: http://www.stikesmuhkudus.ac.id
Email: secretariat@stikesmuhkudus.ac.id
2 | P a g e
KATA PENGANTAR
ِِ‫يم‬ ِ‫ح‬َّ‫ٱلر‬ِ‫ن‬ َٰ‫م‬ ۡ‫ح‬َّ‫ٱلر‬ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ٱل‬ِ‫م‬ۡ‫س‬ِ‫ب‬
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
Stikes Muhammadiyah Kudus maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah (KBM) III Tentang “Asuhan Keperawatan Luka Bakar”
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini dan apabila ada salah kata penulis mohon maaf.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kudus, 14 Maret 2019
Penulis
3 | P a g e
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.................................................................................................................................. 4-5
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5
1.3.Tujuan ............................................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Keperawatan Keperawatan Luka Bakar
A. Definisi............................................................................................................................... 6
B. Etiologi............................................................................................................................6-7
C. Tanda dan Gejala/Manifestasi Klinis..............................................................................7-9
D. Patofisiologi ....................................................................................................................... 9
E. Pathway ........................................................................................................................... 10
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................... 11
G. Penatalaksanaan..........................................................................................................11-12
H. Pengkajian...................................................................................................................12-13
I. Diagnosa........................................................................................................................... 13
J. Intervensi.....................................................................................................................13-16
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan .................................................................................................................................. 17
3.2.Saran............................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 18
4 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi
kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks
ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan.
Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan
mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini
mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka
bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk
memulangkanpasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan.
Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk
mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup pada
sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang
berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka
bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih
dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan
superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai
perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh
api atau paparan radiasi ionisasi.
Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan
karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia
menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang
sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien
dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain.
Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat
diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk
mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai.
5 | P a g e
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan
ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan inhalasi asap
dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang menyertai.
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud dengan Luka Bakar
B. Bagaimana Etiologi dari Luka Bakar
C. Bagaimana Tanda dan Gejala/Manifestasi Klinis dari Luka Bakar
D. Bagaimana Patofisiologi dari Luka Bakar
E. Bagimana Pathway dari Luka Bakar
F. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dari Luka Bakar
G. Bagaimana Penatalaksanaan dari Luka Bakar
H. Bagaimana Pengkajian dari Luka Bakar
I. Bagaimana Diagnosa dari Luka Bakar
J. Bagaimana Intervensi dari Luka Bakar
1.3 TUJUAN
A. Untuk Mengetahui Definisi dari Luka Bakar
B. Untuk Mengetahui Etiologi dari Luka Bakar
C. Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala/Manifestasi Klinis dari Luka Bakar
D. Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Luka Bakar
E. Untuk Mengetahui Pathway dari Luka Bakar
F. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari Luka Bakar
G. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan dari Luka Bakar
H. Untuk Mengetahui Pengkajian dari Luka Bakar
I. Untuk Mengetahui Diagnosa dari Luka Bakar
J. Untuk Mengetahui Intervensi dari Luka Bakar
6 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
(Padila,2012)
Luka bakar adalah kerusakan pada jaringan kulit dan tubuh karena nyala, panas,
dingin fiksi. Luka bakar bisanya terbagi 3 kategori, tergantung pada keparahannya.
(Oigiulia, 2014)
B. ETIOLOGI
Menurut Musliha (2010) sebagai berikut :
1. Luka bakar suhu tinggi ( thermal Burn)
Disebabkan karena terpaparnya atau kontak dengan gas (inhalasi) yang menyebabkan
cedera thermal pada saluran nafas bagian atau oklusi jalan nafas akibat edema cairan,
bahan padat ( sold)
2. Luka bakar karena bahan kimia (Hemical Burn)
Disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat, misalnya
karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan
rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industry
pertanian dan militer
3. Luka bakar sengatan listrik (Elektrical Burn)
Disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energy listrik yang dihantarkan melalui
tubuh, berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan
gelombang elektronik itu sampai mengenai tubuh.
4. Luka bakar radiasi ( Radiasi Injury)
7 | P a g e
Disebabkan oleh terpaparnya dengan sumber radioaktif, tipe injury ini sering kali
berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industry atau dari sumber radiasi
untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari
akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
C. TANDA DAN GEJALA/MANIFESTASI KLINIS
1. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat 1
 Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
 Kulit kering, hiperemi berupa eritema
 Tidak dijumpai bullae
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
 Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
b. Luka bakar derajat II
 Kerusakan meliputi epidermis dan dermis
 Dijumpai bullae
 Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi
 Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas
kulit normal
Luka bakar derajat II dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Derajat II dangkal (superficial)
– Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
– Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh.
– Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
b. Derajat II dalam (deep)
– Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
– Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian besar masih utuh.
8 | P a g e
– Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa.
Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
c. Luka bakar derajat III
 Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam
 Tidak dijumpai bullae
 Kulit terbakar berwarna abu-abu dan pucat
 Tidak terjadi rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian
 Penyembuhan lama
2. Berdasarkan tingkat keseriusan luka, Menjadi 3 kategori (American Burn
Association) :
a. Luka bakar mayor
– Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20%
pada anak-anak.
– Luka bakar full thickness lebih dari 20%.
– Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
– Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan
luasnya luka.
– Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
– Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-
anak.
– Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
– Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar minor
– Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak
(1992) adalah : Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan
kurang dari 10 % pada anak-anak.
– Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
– Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
9 | P a g e
– Luka tidak sirkumfer.
– Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
D. PATOFISIOLOGI
Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi panas langsung
atau radiasi elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar yang parah, dapat
mengakibatkan gangguan hemodinamika, jantung, paru, ginjal serta metabolik akan
berkembang lebih cepat. Dalam beberapa detik saja setelah terjadi jejas yang
bersangkutan, isi curah jantung akan menurun, mungkin sebagai akibat dari refleks
yang berlebihan serta pengembalian vena yang menurun. Kontaktibilitas miokardium
tidak mengalami gangguan.
Segera setelah terjadi jejas, permeabilitas seluruhh pembuluh darah meningkat,
sebagai akibatnya air, elektrolit, serta protein akan hilang dari ruang pembuluh darah
masuk ke dalam jarigan interstisial, baik dalam tempat yang luka maupun yang tidak
mengalami luka. Kehilangan ini terjadi secara berlebihan dalam 12 jam pertama
setelah terjadinya luka dan dapat mencapai sepertiga dari volume darah. Selama 4
hari yang pertama sebanyak 2 pool albumin dalam plasma dapat hilang, dengan
demikian kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya
merupakan masalah yang sering didapatkan.
Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma
dan laju filtrasi glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi
hormon antideuretika dan aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan
penurunan pembentukan kemih, penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang,
ekskresi kalium diperbesar dan kemih dikonsentrasikan secara maksimal. Albumin
dalam plasma dapat hilang, dengan demikian kekurangan albumin serta beberapa
macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang sering didapatkan. Dalam
jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju
filtrasi glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon
antideuretika dan aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan
pembentukan kemih, penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium
diperbesar dan kemih dikonsentrasikan secara maksimal.
10 | P a g e
11 | P a g e
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah
yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera, pada
Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht
turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap
pembuluh darah.
2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi.
3. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi.
Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2)
mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.
4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan
dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan
cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila
mulai diuresis.
5. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari
10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.
6. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan
interstisial atau gangguan pompa, natrium.
7. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
8. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
9. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal,
tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.
10. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya
cedera.
11. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
12. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.
G. PENATALAKSANAAN
Menurut Padila (2012) sebagai berikut :
1. Resusitasi A,B,C
a. (Airway) = jalan nafas
12 | P a g e
Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang
endrotracheal tube (ET), tanda-tanda adnya trauma inhalsi : riwayat terkurung dalam
api. Luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
b. Pernafasan (Breathing)
Kaji adanya trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernafasan, misalnya
: fraktur costac pneumothorax, hemathorax.
c. Sirkulasi (Circulation)
Gangguan permebilitas kapiler : cairan dari intravaskuler pindah ke ekstravaskuler
hipovolemi relative syok ANT gagal ginjal.
2. Infus, kateter, CVP, Oksigen, laboratorium, kultur luka
3. Resusitasi cairan
4. MonItor urine dan JVP
5. Topikal dan tutup luka
6. Obat-obatan
H. PENGKAJIAN
Menurut Padila (2012), Kartikawati (2011) adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian primer
a. Airway (jalan nafas)
b. Breathing (pernafasan)
c. Circulation (sirkulasi)
d. Disability
e. Exposure
2. Pengkajian sekunder
a. Head to toe
1. Keadaan umum
2. TTV
3. Pemeriksaan fisik
b. AMPLE
1. A : alergi adanya alergi obat-obatan , plester, makanan.
13 | P a g e
2. M : Medikasi / obat obatan obat obata yang diminum ketika sedang
menjalani pengobatan
3. P : Partinent Medical History riwayat medis pasien seperti (penyakit yang
pernah diderita, obat apa, berapa dosisnya, penggunaan obat obatan herbal)
4. L : Last meal obat / makanan apa yang dikonsumsi, berapa jam setelah
kejadian
5. E : Events penyebab cedera
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit b.d agens cedera kimiawi (Domain 11 : keamanan atau
perlindungan, kelas 2 : kode 00047)
2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (Domain 12 : kenyamanan, kelas 1 : kode 00132)
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (Domain 2 : nutrisi, kelas 5, kode
00027)
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Hari/
Tangg
al
Diagnose
Keperawat
an
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam,
diharapkan dapat menjaga
integritas kulit dengan baik
dengan KH :
a. Perfusi jaringan normal
b. Tidak ada tanda-tanda
infeksi
c. Ketebalan dan tekstur
jaringan normal
d. Menunjukkan
pemahaman dalam
O :
 Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
 Monitor adanya
kemerahan pada kulit
 Observasi luka :
lokasi,
dimensi,kedalaman
luka,jaringan nekrotik
& tanda-tanda infeksi
local
N :
14 | P a g e
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya cidera
berulang
e. Menunjukkan terjadinya
proses penyembuhan
luka
 Lakukan teknik
perawatan luka dengan
steril
 Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
E :
 Ajarkan pasien untuk
menjaga kulit agar
tetap bersih & kering
C :
 Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian
diet TKTP (Tinggi
Kalori Tinggi Protein)
 Kolaborasi dengan im
medis lain dalam
pemberian obat topikal
2 2 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam,
diharapkan nyeri dapat
berkurang dengan KH :
a. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
O :
 Monitor nyeri (lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas)
 Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
N :
 Lakukan control
lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
15 | P a g e
menggunakan
manajeman nyeri
c. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
fekuensi dan tanda
nyeri)
d. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
bekurang
pencahayaan dan
kebisingan.
E :
 Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi (
teknik relaksasi nafas
dalam / distraksi
C :
 Kolaborasi dengan tim
medis lainnya dalam
pemberian obat
analgesic.
3 3 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam
diharapkan dapat menjaga
status cairan dengan baik
dengan KH :
a. Mempertahankan urin
output sesuai dengan
usia, BB
b. Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam batas
normal
c. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi,
d. Elastisitas turgor kulit
baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
O :
 Monitor status hidrasi
(kelembapan
membrane mukosa,
nadi adekuat, tekanan
darah dalam batas
normal
 Monitor status cairan
termasuk intake &
output cairan
N :
 Timbang berat badan,
ukur lengan
ekstermitas yang
terbakar sesuai
indikasi
E :
 Ajarkan / dorong
16 | P a g e
pasien untuk
menambah intake oral
C :
 Kolaborasi dengan
tim medis untuk
pemberian cairan IV
 Kolaborai dengan tim
medis ahli gizi dalam
pemenuhan intake.
17 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil penanganan harus
cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan penanganan secara holistik dari
berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan pada luas luka bakar,
kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-lain. Pada luka bakar
yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama dan mahal. Dampak luka
bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan sosial
bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka makin berkembang pula teknik/cara penanganan luka bakar sehingga
makin meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar.
3.2 Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai
medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu kesembuhan
luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada
dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat
memicu luka bakar.
18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. Amin Huda Nurarif, Hardi Kusuma, (2015). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN BERDASARKAN NANDA & NIC-NOC, Jogyakarta : Mediaction.
2. T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuhu. (2018-2020). NANDA -1 Diagnosis
Keperawatan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
3. Gloria M. Bulcheck, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochterman, Cheryl M. Wagner.
(2016). Nursing Intervention Classification (NIC)
4. https://www.academia.edu/29950808/Makalah_Luka_Bakar

More Related Content

Similar to Askep luka bakar

Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsipjj_kemenkes
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
 
Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)pjj_kemenkes
 
Penanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotorPenanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotorSulistia Rini
 
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeSelasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeOperator Warnet Vast Raha
 
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANSTUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANmariaseptiamemorini
 
Perawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorPerawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorKhomsha Sholikhah
 
Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......
Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......
Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......auliameyda1
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresifpjj_kemenkes
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifpjj_kemenkes
 
M4 kb3 kegawatdaruratan trauma
M4 kb3 kegawatdaruratan traumaM4 kb3 kegawatdaruratan trauma
M4 kb3 kegawatdaruratan traumappghybrid4
 

Similar to Askep luka bakar (20)

Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
 
Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)
 
Kb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasmaKb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasma
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
Penanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotorPenanganan luka bakar dan luka kotor
Penanganan luka bakar dan luka kotor
 
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 erekeSelasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
Selasa,, askep pada klien dengan gangguan repirasi kanker paru2 fitri2 ereke
 
Kasus ska
Kasus skaKasus ska
Kasus ska
 
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATANSTUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KASUS TENTANG PENYAKIT TYPOID DI RSUD BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
 
Perawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotorPerawatan luka bersih dan kotor
Perawatan luka bersih dan kotor
 
Kb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasiselKb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasisel
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......
Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......
Ppt luka bakar derajat 1 sampai 4.......
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresif
 
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
 
M4 kb3 kegawatdaruratan trauma
M4 kb3 kegawatdaruratan traumaM4 kb3 kegawatdaruratan trauma
M4 kb3 kegawatdaruratan trauma
 

Recently uploaded

499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.pptLalu Amri Yasir
 
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg KPeraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg KIndahwaty Waty
 
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptxjabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptxDiandraArisnawati2
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddddevahimerharsep
 
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan BalitaPemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balitafaridagushybana
 
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIKPelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIKdekgusdharmawan
 
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...agusmenyut7
 

Recently uploaded (7)

499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
 
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg KPeraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
 
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptxjabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
 
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan BalitaPemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
 
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIKPelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
 
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
 

Askep luka bakar

  • 1. 1 | P a g e MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB) III Keperawatan Gawat Darurat Tentang Asuhan Keperawatan Luka Bakar Dosen Pengampu : Noor Hidayah Disusun Oleh: 1. Efif Lula Fidayanti 2. Eka Puspa Marlena 3. Etiek Nafisa 4. Fenny Cahaya Khaerani 5. Fikrotus Shofah 6. Fina Audina Sofiana KELAS 3A SI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS Alamat : Jl. Ganesha I, Purwosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316 Website: http://www.stikesmuhkudus.ac.id Email: secretariat@stikesmuhkudus.ac.id
  • 2. 2 | P a g e KATA PENGANTAR ِِ‫يم‬ ِ‫ح‬َّ‫ٱلر‬ِ‫ن‬ َٰ‫م‬ ۡ‫ح‬َّ‫ٱلر‬ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ٱل‬ِ‫م‬ۡ‫س‬ِ‫ب‬ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i Stikes Muhammadiyah Kudus maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan. Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KBM) III Tentang “Asuhan Keperawatan Luka Bakar” Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini dan apabila ada salah kata penulis mohon maaf. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kudus, 14 Maret 2019 Penulis
  • 3. 3 | P a g e DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang.................................................................................................................................. 4-5 1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5 1.3.Tujuan ............................................................................................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Asuhan Keperawatan Keperawatan Luka Bakar A. Definisi............................................................................................................................... 6 B. Etiologi............................................................................................................................6-7 C. Tanda dan Gejala/Manifestasi Klinis..............................................................................7-9 D. Patofisiologi ....................................................................................................................... 9 E. Pathway ........................................................................................................................... 10 F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................... 11 G. Penatalaksanaan..........................................................................................................11-12 H. Pengkajian...................................................................................................................12-13 I. Diagnosa........................................................................................................................... 13 J. Intervensi.....................................................................................................................13-16 BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan .................................................................................................................................. 17 3.2.Saran............................................................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 18
  • 4. 4 | P a g e BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk memulangkanpasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius. Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai.
  • 5. 5 | P a g e Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang menyertai. 1.2 RUMUSAN MASALAH A. Apa yang dimaksud dengan Luka Bakar B. Bagaimana Etiologi dari Luka Bakar C. Bagaimana Tanda dan Gejala/Manifestasi Klinis dari Luka Bakar D. Bagaimana Patofisiologi dari Luka Bakar E. Bagimana Pathway dari Luka Bakar F. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang dari Luka Bakar G. Bagaimana Penatalaksanaan dari Luka Bakar H. Bagaimana Pengkajian dari Luka Bakar I. Bagaimana Diagnosa dari Luka Bakar J. Bagaimana Intervensi dari Luka Bakar 1.3 TUJUAN A. Untuk Mengetahui Definisi dari Luka Bakar B. Untuk Mengetahui Etiologi dari Luka Bakar C. Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala/Manifestasi Klinis dari Luka Bakar D. Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Luka Bakar E. Untuk Mengetahui Pathway dari Luka Bakar F. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari Luka Bakar G. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan dari Luka Bakar H. Untuk Mengetahui Pengkajian dari Luka Bakar I. Untuk Mengetahui Diagnosa dari Luka Bakar J. Untuk Mengetahui Intervensi dari Luka Bakar
  • 6. 6 | P a g e BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. (Padila,2012) Luka bakar adalah kerusakan pada jaringan kulit dan tubuh karena nyala, panas, dingin fiksi. Luka bakar bisanya terbagi 3 kategori, tergantung pada keparahannya. (Oigiulia, 2014) B. ETIOLOGI Menurut Musliha (2010) sebagai berikut : 1. Luka bakar suhu tinggi ( thermal Burn) Disebabkan karena terpaparnya atau kontak dengan gas (inhalasi) yang menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atau oklusi jalan nafas akibat edema cairan, bahan padat ( sold) 2. Luka bakar karena bahan kimia (Hemical Burn) Disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat, misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industry pertanian dan militer 3. Luka bakar sengatan listrik (Elektrical Burn) Disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energy listrik yang dihantarkan melalui tubuh, berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan gelombang elektronik itu sampai mengenai tubuh. 4. Luka bakar radiasi ( Radiasi Injury)
  • 7. 7 | P a g e Disebabkan oleh terpaparnya dengan sumber radioaktif, tipe injury ini sering kali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industry atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi. C. TANDA DAN GEJALA/MANIFESTASI KLINIS 1. Berdasarkan kedalaman luka bakar a. Luka bakar derajat 1  Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis  Kulit kering, hiperemi berupa eritema  Tidak dijumpai bullae  Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi  Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari b. Luka bakar derajat II  Kerusakan meliputi epidermis dan dermis  Dijumpai bullae  Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi  Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal Luka bakar derajat II dibagi menjadi 2, yaitu : a. Derajat II dangkal (superficial) – Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis. – Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. – Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari. b. Derajat II dalam (deep) – Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. – Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.
  • 8. 8 | P a g e – Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan. c. Luka bakar derajat III  Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam  Tidak dijumpai bullae  Kulit terbakar berwarna abu-abu dan pucat  Tidak terjadi rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian  Penyembuhan lama 2. Berdasarkan tingkat keseriusan luka, Menjadi 3 kategori (American Burn Association) : a. Luka bakar mayor – Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak. – Luka bakar full thickness lebih dari 20%. – Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. – Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka. – Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi. b. Luka bakar moderat – Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak- anak. – Luka bakar fullthickness kurang dari 10%. – Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. c. Luka bakar minor – Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah : Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak. – Luka bakar fullthickness kurang dari 2%. – Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
  • 9. 9 | P a g e – Luka tidak sirkumfer. – Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur. D. PATOFISIOLOGI Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar yang parah, dapat mengakibatkan gangguan hemodinamika, jantung, paru, ginjal serta metabolik akan berkembang lebih cepat. Dalam beberapa detik saja setelah terjadi jejas yang bersangkutan, isi curah jantung akan menurun, mungkin sebagai akibat dari refleks yang berlebihan serta pengembalian vena yang menurun. Kontaktibilitas miokardium tidak mengalami gangguan. Segera setelah terjadi jejas, permeabilitas seluruhh pembuluh darah meningkat, sebagai akibatnya air, elektrolit, serta protein akan hilang dari ruang pembuluh darah masuk ke dalam jarigan interstisial, baik dalam tempat yang luka maupun yang tidak mengalami luka. Kehilangan ini terjadi secara berlebihan dalam 12 jam pertama setelah terjadinya luka dan dapat mencapai sepertiga dari volume darah. Selama 4 hari yang pertama sebanyak 2 pool albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang sering didapatkan. Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan kemih, penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium diperbesar dan kemih dikonsentrasikan secara maksimal. Albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang sering didapatkan. Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi glomerulus mengalami penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan kemih, penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium diperbesar dan kemih dikonsentrasikan secara maksimal.
  • 10. 10 | P a g e
  • 11. 11 | P a g e F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah. 2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi. 3. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida. 4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis. 5. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan. 6. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium. 7. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress. 8. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan. 9. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan. 10. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera. 11. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia. 12. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar. G. PENATALAKSANAAN Menurut Padila (2012) sebagai berikut : 1. Resusitasi A,B,C a. (Airway) = jalan nafas
  • 12. 12 | P a g e Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang endrotracheal tube (ET), tanda-tanda adnya trauma inhalsi : riwayat terkurung dalam api. Luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam. b. Pernafasan (Breathing) Kaji adanya trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernafasan, misalnya : fraktur costac pneumothorax, hemathorax. c. Sirkulasi (Circulation) Gangguan permebilitas kapiler : cairan dari intravaskuler pindah ke ekstravaskuler hipovolemi relative syok ANT gagal ginjal. 2. Infus, kateter, CVP, Oksigen, laboratorium, kultur luka 3. Resusitasi cairan 4. MonItor urine dan JVP 5. Topikal dan tutup luka 6. Obat-obatan H. PENGKAJIAN Menurut Padila (2012), Kartikawati (2011) adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian primer a. Airway (jalan nafas) b. Breathing (pernafasan) c. Circulation (sirkulasi) d. Disability e. Exposure 2. Pengkajian sekunder a. Head to toe 1. Keadaan umum 2. TTV 3. Pemeriksaan fisik b. AMPLE 1. A : alergi adanya alergi obat-obatan , plester, makanan.
  • 13. 13 | P a g e 2. M : Medikasi / obat obatan obat obata yang diminum ketika sedang menjalani pengobatan 3. P : Partinent Medical History riwayat medis pasien seperti (penyakit yang pernah diderita, obat apa, berapa dosisnya, penggunaan obat obatan herbal) 4. L : Last meal obat / makanan apa yang dikonsumsi, berapa jam setelah kejadian 5. E : Events penyebab cedera I. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kerusakan integritas kulit b.d agens cedera kimiawi (Domain 11 : keamanan atau perlindungan, kelas 2 : kode 00047) 2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (Domain 12 : kenyamanan, kelas 1 : kode 00132) 3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (Domain 2 : nutrisi, kelas 5, kode 00027) J. INTERVENSI KEPERAWATAN NO Hari/ Tangg al Diagnose Keperawat an Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 1 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan dapat menjaga integritas kulit dengan baik dengan KH : a. Perfusi jaringan normal b. Tidak ada tanda-tanda infeksi c. Ketebalan dan tekstur jaringan normal d. Menunjukkan pemahaman dalam O :  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien  Monitor adanya kemerahan pada kulit  Observasi luka : lokasi, dimensi,kedalaman luka,jaringan nekrotik & tanda-tanda infeksi local N :
  • 14. 14 | P a g e proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera berulang e. Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka  Lakukan teknik perawatan luka dengan steril  Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka E :  Ajarkan pasien untuk menjaga kulit agar tetap bersih & kering C :  Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)  Kolaborasi dengan im medis lain dalam pemberian obat topikal 2 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan nyeri dapat berkurang dengan KH : a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan O :  Monitor nyeri (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas)  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri N :  Lakukan control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
  • 15. 15 | P a g e menggunakan manajeman nyeri c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, fekuensi dan tanda nyeri) d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri bekurang pencahayaan dan kebisingan. E :  Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi ( teknik relaksasi nafas dalam / distraksi C :  Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian obat analgesic. 3 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan dapat menjaga status cairan dengan baik dengan KH : a. Mempertahankan urin output sesuai dengan usia, BB b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, d. Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan O :  Monitor status hidrasi (kelembapan membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah dalam batas normal  Monitor status cairan termasuk intake & output cairan N :  Timbang berat badan, ukur lengan ekstermitas yang terbakar sesuai indikasi E :  Ajarkan / dorong
  • 16. 16 | P a g e pasien untuk menambah intake oral C :  Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan IV  Kolaborai dengan tim medis ahli gizi dalam pemenuhan intake.
  • 17. 17 | P a g e BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil penanganan harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan penanganan secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan pada luas luka bakar, kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-lain. Pada luka bakar yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama dan mahal. Dampak luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka makin berkembang pula teknik/cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar. 3.2 Saran Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat memicu luka bakar.
  • 18. 18 | P a g e DAFTAR PUSTAKA 1. Amin Huda Nurarif, Hardi Kusuma, (2015). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN BERDASARKAN NANDA & NIC-NOC, Jogyakarta : Mediaction. 2. T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuhu. (2018-2020). NANDA -1 Diagnosis Keperawatan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. 3. Gloria M. Bulcheck, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochterman, Cheryl M. Wagner. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC) 4. https://www.academia.edu/29950808/Makalah_Luka_Bakar