Teks tersebut membahas tentang konsep penyakit luka bakar dan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan luka bakar. Luka bakar dijelaskan sebagai kerusakan kulit dan jaringan di bawahnya yang disebabkan oleh perpindahan panas ke tubuh. Asuhan keperawatan meliputi pencegahan syok, perawatan luka, dan pencegahan komplikasi seperti infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem integumen khususnya luka bakar, mencakup konsep penyakit luka bakar, klasifikasi, manifestasi klinis, dan konsep asuhan keperawatan untuk luka bakar."
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Multiple vehicle trauma merupakan trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang melibatkan lebih dari satu kendaraan. Kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan berbagai cedera seperti syok hipovolemik akibat perdarahan dan syok neurogenik yang dapat mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu, diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk menyelamatkan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem integumen khususnya luka bakar, mencakup konsep penyakit luka bakar, klasifikasi, manifestasi klinis, dan konsep asuhan keperawatan untuk luka bakar."
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Multiple vehicle trauma merupakan trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang melibatkan lebih dari satu kendaraan. Kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan berbagai cedera seperti syok hipovolemik akibat perdarahan dan syok neurogenik yang dapat mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu, diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk menyelamatkan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai topik terkait luka bakar, mulai dari definisi, epidemiologi, anatomi kulit, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, hingga tinjauan pustaka. Secara keseluruhan dokumen memberikan informasi menyeluruh tentang luka bakar.
Modul ini membahas tentang perawatan luka dan pemberian obat, meliputi pengertian luka, mekanisme terjadinya luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka. Tujuannya adalah agar mahasiswa memahami konsep dan praktik perawatan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk luka bakar. Luka bakar dibedakan menjadi 3 derajat berdasarkan kedalaman dan kerusakan jaringan kulit. Dokumen ini juga membahas etiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani luka bakar. Tujuan perawatan adalah mencegah komplikasi seperti infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan luka bakar yang mencakup definisi, penyebab, jenis, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan luka bakar. Luka bakar dijelaskan sebagai cedera akibat kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, dan zat kimia yang menyebabkan kerusakan kulit dan organ lain. Penatalaksanaan luka bakar meliputi pendinginan awal, penilaian luas dan dalamnya luka,
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, yang merupakan kerusakan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Terdapat penjelasan mengenai anatomi kulit dan fisiologi luka bakar beserta derajatnya. Juga dibahas mengenai patofisiologi, pemeriksaan, rumus perhitungan luas luka bakar dan resusitasi cairan untuk penanganan luka bakar.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan luka bakar yang mencakup definisi, etiologi, fase, patofisiologi, manifestasi sistemik, komplikasi, klasifikasi, penilaian, diagnosa, dan penatalaksanaan luka bakar.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai topik terkait luka bakar, mulai dari definisi, epidemiologi, anatomi kulit, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, hingga tinjauan pustaka. Secara keseluruhan dokumen memberikan informasi menyeluruh tentang luka bakar.
Modul ini membahas tentang perawatan luka dan pemberian obat, meliputi pengertian luka, mekanisme terjadinya luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka. Tujuannya adalah agar mahasiswa memahami konsep dan praktik perawatan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk luka bakar. Luka bakar dibedakan menjadi 3 derajat berdasarkan kedalaman dan kerusakan jaringan kulit. Dokumen ini juga membahas etiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani luka bakar. Tujuan perawatan adalah mencegah komplikasi seperti infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan luka bakar yang mencakup definisi, penyebab, jenis, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan luka bakar. Luka bakar dijelaskan sebagai cedera akibat kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, dan zat kimia yang menyebabkan kerusakan kulit dan organ lain. Penatalaksanaan luka bakar meliputi pendinginan awal, penilaian luas dan dalamnya luka,
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, yang merupakan kerusakan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Terdapat penjelasan mengenai anatomi kulit dan fisiologi luka bakar beserta derajatnya. Juga dibahas mengenai patofisiologi, pemeriksaan, rumus perhitungan luas luka bakar dan resusitasi cairan untuk penanganan luka bakar.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan luka bakar yang mencakup definisi, etiologi, fase, patofisiologi, manifestasi sistemik, komplikasi, klasifikasi, penilaian, diagnosa, dan penatalaksanaan luka bakar.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT‘’. Adapun askep ini membahas mengenai
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN “LUKA
BAKAR”.
Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Raha,
oktober 2013
Penyusun
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 1
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan
cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab
lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan
suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat
tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah
tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 )
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman tentang konsep penyakit Pada Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ?
2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada pasien luka bakar ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep penyakit dan konsep asuhan
keperawatan gawat darurat pada pasien luka bakar.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 2
3. BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP MEDIK
A. Definisi
Luka bakar adalah kerusakan kulit disertakan jaringan dibawahnya yang disebabkan
oleh perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan, 1995)
Luka bakar adalah perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, panas tersebut
mungkun melalui konduksi atau radiasi elektronik. (Effendi Crhistiante
B. Anatomi Fisiologi
Fisiologi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang luas yang menutupi otot dan mempunyai peranan
dalam hemeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
1. Lapisan epidermis yang terdiri dari
a. Stratum korneum
Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat kreatin
b. Stratum lusidum
Sel pipih yang hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki tembus cahaya
c. Stratum glanulosum
Sel pipih seperti kumparan terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan
permukaan kulit
d. Stratum spinosum
Lapisan yang paling tebal yang terdiri dair 5-8 lapisan
e. Stratum basale
Sel yang terletak dibagian basale merupakan sel-sel induk yang menggantikan sel
diatasnya, sel yang terbentuk diinti yang lonjong didalamnya terdapat butir yang
halus yang disebut butir melarin warna.
2. Lapisan dermis
`
Membentuk bagian terbesar dari kulit dengan kekuatan dan struktur dari kulit.
Lapisan ini terdiri dari 2, yaitu:
a. Bagian atas yang disebut pars papilaris
b. Bagian bawah disebut pars latikularis
Lapisan papilaris dermis berada dibawah langsung epidermis dan tersusun
terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menggantikan satu kalogen yaitu suatu
komponen dari jaringan ikat
3. Jaringan subkutan atau hypodermis
Lapisan kulit yang terdalam, lapisan ini yang terutama adalah jaringan adipose
yang memberikanbantalan antara lapisan kulit dan struktur interna seperti otot dan
tulang
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 3
4. C. Etiologi
1. Bahan kimia : Asam alkali, cuka para, air aki
2. Radiasi : Sinar matahari, terapi radiasi
3. Thermal : Air panas, api, uap panas, asap
4. Elektrik : Kesetrum listrik, sambar petir
D. Manifestasi klinis
Nyeri pada luka
Takikardi dan tekanan darah turun
Adanya kemerahan/bulla pada permukaan kulit yang cidera
Tubuh klien terasa panas
Ekstremitas dingin (perubahan suhu dari panas kedingin)
Perubahan tingkat kesadaran
Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urine yang keluar)
Peningkatan frekuensi nafas
Keterbatasab mobilitas
E. Patofisiologi Luka Bakar
Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar
dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran
napas atas menipakan lokasi destruksi jaringan. Janingan yang dalam, termasuk organ
visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang
lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 40°C dapat
ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya, kemudian
perawatannya dilakukan dengan tiga fase luka bakar, yaitu: fase darurat/resusitasi, fase
akut atau intermediate dan fase rehabilitasi.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 4
5. Fase
Fase resusitasi yang
Darurat/segera
Durasi
Dari awitan cedera hingga
selesainya resusitasi cairan
Fase akut
Dari dimulainya diuresis
hingga hamper selesainya
proses penutupan luka
Fase rehabilitasi
Dan penutupan luka yang
besar hingga kembalinya
kepada tingkat penyesuaian
fisik dan psikososial yang
optimal
Prioritas
Pertolongan pertama
Pencegahan
syok
Pencegahan
gangguan
pernapasan Deteksi dan
penanganan cedera yang
menyertai Penilaian luka
dan
perawatan
pendahuluan
Perawatan dan penutupan
luka
Pencegahan/penanganan
komplikasi
termasuk
infeksi
Dukungan nutrisi
Pencegahan
parut
&
kontraktur
Rehabilitasi
fasik, oksupasional &
vokasional
Rekonstruksi fungsional &
kosmetik
Konseling psikologi
F. Derajad Luka bakar
Kedalaman luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu
tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga
memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu
domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah
turner oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat derajat kedalaman.
Derajat & derajat luka Bagian kulit
baker
yang terkena
Derajat satu
Epidermis
(superficial) tersengat
matahari
Terkena api dengan
intensitas rendah
Derajat dua (Partial
Epidermis dan
thickness) tersiram air bagian dermis
mendidih
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Gejala
Penampilan luka
Kesemutan
Hiperestesia
(supersensitive)
Rasa nyeri
mereda bila
didinginkan
Nyeri hiperestesia
Sensitif terhadap
udara yang dingin
Memerah,
menjadi putih
bila di tekan
Minimal atau
tanpa edema
Perjalanan
kesembuhan
Kesembuhan
lengkap dalam I
minggu
Pengelupasan
kulit
Melepuh dasar
luka berbintikbintik merah,
Kesembuhan
dalam 2-3 minggu
Pembentukan
Page 5
6. Terbakar oleh nyala
api
Derajat tiga (full
thickness)
Terbakar nyala api
Terkena cairan
mendidih dalam
waktu yang lama
tersengat arus listrik
epidermis retak,
permukaan luka
baah edema
Epidermis,
keseluruhan
dermis dan
kadang-kadang
jaringan
subkutan
Tidak terasa nyeri
Syok
Hematuria &
kemungkinan
hemolisis
Kemungkinan
terdapat luka
masuk dan keluar
(pada luka bakar
listrik)
Kering, luka
bakar bewarna
putih seperti
bahan kulit atau
gosong
Kulit retak
dengan bagian
lemak yang
nampak
Edema
parut &
depigment asi
infeksi dapat
mengubahnya
menjadi derajat
tiga
Pembentukan
esker
Diperlukan
pencangkokan
Pembentukan
parut&hilangnya
kontur serta fungsi
kulit
Hilangnya jari
tangan atau
ekstremitas dapat
terjadi
Umumnya luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka
bakar biasanya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian perifer luka
dengan peningkatan kedalaman di sebelah proksimal. Setiap daerah memiliki 3 zona
cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami kerusakan yang paling parah, sedangkan
zona yang sebelah luar kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal
sebagai zona koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut
zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan cedera jaringan.
Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan
yang berhasil baik. Daerah sebelah luar merupakan zona hyperernia.
Zona ini merupakan luka bakar derajat satu yang harus sembuh dalam waktu I minggu
dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik ketimbang cedera akibat
cairan yang panas.
Dalam menentukan dalamnya luka bakar, yang harus diperhatikan yaitu faktor-faktor:
1. Riwayat terjadinya luka bakar
2.
Penyebab luka bakar
3.
Suhu agen yang menyebabkan luka bakar
4.
Lamanya kontak dengan agen
5.
Tebalnya kulit
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 6
7. G. Perawatan Luka Bakar
Perawatan di Tempat Kejadian
Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar
adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut mengalami luka bakar.
1. Mematikan api
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan
oksigen bagi api yang menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat
menjatuhkan diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang
terbakar. Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan
mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin atau
melepaskan baju yang tersiram air panas. Jika sumber luka bakarnya adalah arus
listnik, sumber listrik harus dipadamkan.
2. Mendinginkan luka bakar
Proses koagulasi protein set di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung
terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat
dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu
dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu merendam bagian yang terbakar selama
lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu
jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan dernikian luka
yang sebenarnya menuju derajat II dapat dihentikan pada derajat I atau luka yang
menjadi derajat III dihentikan pada tingkat I atau II. Pencelupan atau penyiraman
dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin sekurang-kurangnya 15 menit.
3. Melepaskan benda penghalang
Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan pakaian
lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan penilaian
serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akihat edema yang timbul dengan
cepat.
4. Menutup luka bakar
Luka bakar hams ditutup secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan
kontaminasi bakteri dan meagurangi nyeri dengan mencegah aliran udara agar tidak
mengenai permukaan kulit yang terbakar.
5. Mengirigasi Luka bakar kimia
Luka bakar kimia akibat bahan korosif harus segera dibilas dengan air mengalir. Jika
mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang sejuk.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 7
8. H. Proses Penyembuhan Luka
Fase Inflamasi:
•
Merupakan awal dari proses penyembuhan luka.
•
Proses peradangan akut terjadi dalam 24 – 48 jam pertama stlh cedera.
•
Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka.
•
Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka menuju ke tengah luka.
•
Fase ini dpt memanjang bila status nutrisi buruk atau sress fisik lainnya spt infeksi
Fase proliferasi:
•
Merupakan fase lanjutan dari tahap inflamasi.
•
Proses peradangan akut terjadi dalam 48 jam sampai 3 minggu
•
persiapan pembentukan struktur protein untuk rekonstruksi jaringan
•
aktif bergerak dan mengeluarkan substansi:
- kolagen, elastin. hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans
•
proses sintetik disebut fibroplasia dengan peran :
- proliferasi, migrasi, deposit jar. matriks dan kontraksi luka
Pembentukan jar. granulasi dari makrophag, pembuluh darah dan fibroblast.
- proses pembetukan kapiler didalam luka
- upaya respons untuk oksigenisasi dan nutrisi
Epitelialisasi
- Fibroblast keluarkan KGF (Keratinocyte) - stimulasi mitosis sel
epidermis
- Keratinasi mulai dari pinggir ketengah
- Dengan sintesa kolagen, kualitas dermis disempurnakan
Kontraksi
- Struktur fibroblast berubah menjadi myofibroblast -- kontraksi
Tuluan untuk memperkecil luka / defek
Fase remodeling atau maturasi
•
Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan
luka.
•
Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan
pematangan parut.
•
Fase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . Akhir dari penyembuhan ini
didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit
normal.
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hitung darah lengkap peningkatan Fit awal menuajukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan kehilangan cairan
a. EKG : tanda iskemia miokardial dapat terjadi pada luka bakar listrik
b. GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi
c. Fotografi luka bakar : memberikan eatatan untuk penyembuhan luka bakar
selanjutnya.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 8
9. D. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian primer
Airway
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal
Distress pernapasan
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Pingsan
berkeringat banyak
Reaksi emosi yang kuat
Pusing, mata berkunang – kunang
4) Disability
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Triase : merah
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 9
10. B. penkajian sekunder
1.pengumpulan data
a. Biodata
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.
Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
-
Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Keluhan utama : Sesak
Riwayat keluhan utama
P
: Sesak
Q
: Terus menerus
R
: dada
S
: 7(1-10)
T
: saat mengalami luka bakar
Riwayat kesehatan dahulu
-
Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
-
Riwayat pemakaian obat-obatan
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 10
11. 1. Riwayat Keparawatan.
Riwayat Kejadian Luka Bakar.
D A T A
INFORMASI YANG DIPERLUKAN
Waktu dan tempat penyebab
Pukul ? : dirumah / ditempat kerja
Situasi saat kejadian
-
2.
Data Subjektif.
ada cedera yang bersamaan.
3.
Faktor predisposisi
Sumber panas / agen
Lamanya terkena
Temperatur agen
Ruangan : terbuka/tertutup
Gambaran rinci kejadian luka bakar
Karena kecalakaan / kelalaian /
disengaja
- Penyebab : diri sendiri/ orang lain
- Adanya pengarug obat / alkohol
Nyeri pada daerah luka bakar.
Data Objektif.
Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar.
Kedalaman luka bakar.
Letak anatomis luka bakar.
Kulit tampak kemerahan, gelembung.
Edema.
Suhu tubuh bervariasi.
Taki kardia.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 11
12. 4. Laboratorium :
Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar.
Pemeriksaan
Nilai
Perubahan pasca
Laboratorium
Normal
peyebab
Luka bakar
Pemeriksaan serum
Hemoglobin
12-15 g/dL (P)
Meningkat
14-16 g/ dL (L)
Hematokrit
37-45 % ( P )
Kehilangan
vol.cairan
Meningkat
Kehilangan
vol.cairan
45-50 % ( L )
Nitrogen Urea
5-15 mg / dL
Meningkat
Glukosa
60-100 mg / dL
Meningkat
Kehilangan
vol.cairan
136-145 mEq /L
Meningkat
Respons stres
Meningkat
Kehilangan vol.
Cairan dan
gangguan Na-K
Elektrolit :
Natrium
Kalium
Klorida
3,5-5,0 mEq / L
96 – 106 mEq / L
Gangguan pompa
Na –K kerusakan
jaringan,
hemolisis sel sel
darah merah
Meningkat
Kehilangan vol
cairan dan
resorpsi Ci dalam
urine
Analisa gas darah
PO2
80 – 100 mmHg
PCO2
32 – 45 mmHg
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Normal
Page 12
13. PH
7,34 – 7,45
Rendah
Karboksihenmoglo
bin
0
Meningkat
6,0 – 8,0 g /dl
Rendah
Inhalasi asap
rokok dan karbon
monoksida
Rendah
Kehilangan
protein yg keluar
melalui luka
Protein total
3,5 –50 g / d;
Asidesis
acetabolik
Albumin
Kehilangan
protein melalui
luka dan membran
vascular karena
peningkatan
permeabilitas
Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan karbonmonosida,
keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan paru paru.
Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas,
bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ).
2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia.
3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan.
4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat.
5. Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter.
6. Pantau AGD.
7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT.
EVALUASI :
1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit
2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal.
3. Tidak terjadi sianosis.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 13
14. 2.
Devisit Volume cairan elektrolit menurun berhubungan dengan rusaknya
jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan pasien dapat
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak adanya tanda tanda
dehidrasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar.
2. Kaji dan catat turgor kulit.
3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam.
4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang
cermat ) tiap 2 jam.
5. Motivasi pasien untuk banyak minum.
6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P.
7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau
memungkinkan.
8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter.
9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit.
EVALUASI :
Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan
tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai :
Turgor kulit kenyal dan elastis.
Tanda tanda vital dalam batas normal.
Tidak terjadi sianosis.
Pasien tenang dan tidak gelisah.
Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc / menit ).
Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah normal 37 – 40 % ).
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 14
15. 3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar,
pengobatan, kerusakan jaringan.
Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat
istirahat.
2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien.
3. Observasi tanda tanda vital.
4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri.
5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang
menyakitkan.
6. Jelaskan semua prosedur pada pasien.
7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur
lainnya.
8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri.
9. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien.
EVALUASI
Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka ( Skala
nyeri menurun ).
Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks.
Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 15
16. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan
panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996).
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari
sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik (Effendy, 1999).
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air
panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahanbahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001).
B. Saran
Diharapkan semoga dengan Askep Gangguan Integumen Pada Klien Dengan luka
bakar ini yang merupakan bagian dari Keperawatan gawat darurat dapat bermanfaat bagi
kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat
mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan
intergumen pada klien yang terkena luka bakar, Dalam rangka mengatasi masalah resiko
pada klien dengan gigitan ulaluka bakar maka tugas perawat yang utama adalah sering
mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami luka bakar.
Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami
butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.
s
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR
Page 16