SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT‘’. Adapun askep ini membahas mengenai
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN “LUKA
BAKAR”.
Penyusun

mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.

Raha,

oktober 2013

Penyusun

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan
cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab
lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan
suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat
tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah
tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 )
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman tentang konsep penyakit Pada Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ?
2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada pasien luka bakar ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep penyakit dan konsep asuhan
keperawatan gawat darurat pada pasien luka bakar.

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 2
BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP MEDIK
A. Definisi
Luka bakar adalah kerusakan kulit disertakan jaringan dibawahnya yang disebabkan
oleh perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan, 1995)
Luka bakar adalah perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, panas tersebut
mungkun melalui konduksi atau radiasi elektronik. (Effendi Crhistiante
B. Anatomi Fisiologi
Fisiologi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang luas yang menutupi otot dan mempunyai peranan
dalam hemeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
1. Lapisan epidermis yang terdiri dari
a. Stratum korneum
Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat kreatin
b. Stratum lusidum
Sel pipih yang hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki tembus cahaya
c. Stratum glanulosum
Sel pipih seperti kumparan terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan
permukaan kulit
d. Stratum spinosum
Lapisan yang paling tebal yang terdiri dair 5-8 lapisan
e. Stratum basale
Sel yang terletak dibagian basale merupakan sel-sel induk yang menggantikan sel
diatasnya, sel yang terbentuk diinti yang lonjong didalamnya terdapat butir yang
halus yang disebut butir melarin warna.
2. Lapisan dermis
`
Membentuk bagian terbesar dari kulit dengan kekuatan dan struktur dari kulit.
Lapisan ini terdiri dari 2, yaitu:
a. Bagian atas yang disebut pars papilaris
b. Bagian bawah disebut pars latikularis
Lapisan papilaris dermis berada dibawah langsung epidermis dan tersusun
terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menggantikan satu kalogen yaitu suatu
komponen dari jaringan ikat
3. Jaringan subkutan atau hypodermis
Lapisan kulit yang terdalam, lapisan ini yang terutama adalah jaringan adipose
yang memberikanbantalan antara lapisan kulit dan struktur interna seperti otot dan
tulang

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 3
C. Etiologi
1. Bahan kimia : Asam alkali, cuka para, air aki
2. Radiasi : Sinar matahari, terapi radiasi
3. Thermal : Air panas, api, uap panas, asap
4. Elektrik : Kesetrum listrik, sambar petir
D. Manifestasi klinis
Nyeri pada luka
Takikardi dan tekanan darah turun
Adanya kemerahan/bulla pada permukaan kulit yang cidera
Tubuh klien terasa panas
Ekstremitas dingin (perubahan suhu dari panas kedingin)
Perubahan tingkat kesadaran
Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urine yang keluar)
Peningkatan frekuensi nafas
Keterbatasab mobilitas
E. Patofisiologi Luka Bakar
Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar
dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran
napas atas menipakan lokasi destruksi jaringan. Janingan yang dalam, termasuk organ
visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang
lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 40°C dapat
ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya, kemudian
perawatannya dilakukan dengan tiga fase luka bakar, yaitu: fase darurat/resusitasi, fase
akut atau intermediate dan fase rehabilitasi.

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 4
Fase
Fase resusitasi yang
Darurat/segera

Durasi
Dari awitan cedera hingga
selesainya resusitasi cairan

Fase akut

Dari dimulainya diuresis
hingga hamper selesainya
proses penutupan luka

Fase rehabilitasi

Dan penutupan luka yang
besar hingga kembalinya
kepada tingkat penyesuaian
fisik dan psikososial yang
optimal

Prioritas
Pertolongan pertama
Pencegahan
syok
Pencegahan
gangguan
pernapasan Deteksi dan
penanganan cedera yang
menyertai Penilaian luka
dan
perawatan
pendahuluan
Perawatan dan penutupan
luka
Pencegahan/penanganan
komplikasi
termasuk
infeksi
Dukungan nutrisi
Pencegahan
parut
&
kontraktur
Rehabilitasi
fasik, oksupasional &
vokasional
Rekonstruksi fungsional &
kosmetik
Konseling psikologi

F. Derajad Luka bakar
Kedalaman luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu
tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga
memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu
domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah
turner oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat derajat kedalaman.

Derajat & derajat luka Bagian kulit
baker
yang terkena
Derajat satu
Epidermis
(superficial) tersengat
matahari
Terkena api dengan
intensitas rendah
Derajat dua (Partial
Epidermis dan
thickness) tersiram air bagian dermis
mendidih
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Gejala

Penampilan luka

Kesemutan
Hiperestesia
(supersensitive)
Rasa nyeri
mereda bila
didinginkan
Nyeri hiperestesia
Sensitif terhadap
udara yang dingin

Memerah,
menjadi putih
bila di tekan
Minimal atau
tanpa edema

Perjalanan
kesembuhan
Kesembuhan
lengkap dalam I
minggu
Pengelupasan
kulit

Melepuh dasar
luka berbintikbintik merah,

Kesembuhan
dalam 2-3 minggu
Pembentukan
Page 5
Terbakar oleh nyala
api

Derajat tiga (full
thickness)
Terbakar nyala api
Terkena cairan
mendidih dalam
waktu yang lama
tersengat arus listrik

epidermis retak,
permukaan luka
baah edema

Epidermis,
keseluruhan
dermis dan
kadang-kadang
jaringan
subkutan

Tidak terasa nyeri
Syok
Hematuria &
kemungkinan
hemolisis
Kemungkinan
terdapat luka
masuk dan keluar
(pada luka bakar
listrik)

Kering, luka
bakar bewarna
putih seperti
bahan kulit atau
gosong
Kulit retak
dengan bagian
lemak yang
nampak
Edema

parut &
depigment asi
infeksi dapat
mengubahnya
menjadi derajat
tiga
Pembentukan
esker
Diperlukan
pencangkokan
Pembentukan
parut&hilangnya
kontur serta fungsi
kulit
Hilangnya jari
tangan atau
ekstremitas dapat
terjadi

Umumnya luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka
bakar biasanya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian perifer luka
dengan peningkatan kedalaman di sebelah proksimal. Setiap daerah memiliki 3 zona
cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami kerusakan yang paling parah, sedangkan
zona yang sebelah luar kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal
sebagai zona koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut
zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan cedera jaringan.
Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan
yang berhasil baik. Daerah sebelah luar merupakan zona hyperernia.
Zona ini merupakan luka bakar derajat satu yang harus sembuh dalam waktu I minggu
dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik ketimbang cedera akibat
cairan yang panas.
Dalam menentukan dalamnya luka bakar, yang harus diperhatikan yaitu faktor-faktor:
1. Riwayat terjadinya luka bakar
2.

Penyebab luka bakar

3.

Suhu agen yang menyebabkan luka bakar

4.

Lamanya kontak dengan agen

5.

Tebalnya kulit

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 6
G. Perawatan Luka Bakar
Perawatan di Tempat Kejadian
Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar
adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut mengalami luka bakar.
1. Mematikan api
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan
oksigen bagi api yang menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat
menjatuhkan diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang
terbakar. Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan
mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin atau
melepaskan baju yang tersiram air panas. Jika sumber luka bakarnya adalah arus
listnik, sumber listrik harus dipadamkan.
2. Mendinginkan luka bakar
Proses koagulasi protein set di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung
terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat
dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu
dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu merendam bagian yang terbakar selama
lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu
jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan dernikian luka
yang sebenarnya menuju derajat II dapat dihentikan pada derajat I atau luka yang
menjadi derajat III dihentikan pada tingkat I atau II. Pencelupan atau penyiraman
dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin sekurang-kurangnya 15 menit.
3. Melepaskan benda penghalang
Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan pakaian
lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan penilaian
serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akihat edema yang timbul dengan
cepat.
4. Menutup luka bakar
Luka bakar hams ditutup secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan
kontaminasi bakteri dan meagurangi nyeri dengan mencegah aliran udara agar tidak
mengenai permukaan kulit yang terbakar.
5. Mengirigasi Luka bakar kimia
Luka bakar kimia akibat bahan korosif harus segera dibilas dengan air mengalir. Jika
mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang sejuk.

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 7
H. Proses Penyembuhan Luka
Fase Inflamasi:
•
Merupakan awal dari proses penyembuhan luka.
•
Proses peradangan akut terjadi dalam 24 – 48 jam pertama stlh cedera.
•
Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka.
•
Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka menuju ke tengah luka.
•
Fase ini dpt memanjang bila status nutrisi buruk atau sress fisik lainnya spt infeksi
Fase proliferasi:
•
Merupakan fase lanjutan dari tahap inflamasi.
•
Proses peradangan akut terjadi dalam 48 jam sampai 3 minggu
•
persiapan pembentukan struktur protein untuk rekonstruksi jaringan
•
aktif bergerak dan mengeluarkan substansi:
- kolagen, elastin. hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans
•
proses sintetik disebut fibroplasia dengan peran :
- proliferasi, migrasi, deposit jar. matriks dan kontraksi luka
Pembentukan jar. granulasi dari makrophag, pembuluh darah dan fibroblast.
- proses pembetukan kapiler didalam luka
- upaya respons untuk oksigenisasi dan nutrisi
Epitelialisasi
- Fibroblast keluarkan KGF (Keratinocyte) - stimulasi mitosis sel
epidermis
- Keratinasi mulai dari pinggir ketengah
- Dengan sintesa kolagen, kualitas dermis disempurnakan
Kontraksi
- Struktur fibroblast berubah menjadi myofibroblast -- kontraksi
Tuluan untuk memperkecil luka / defek
Fase remodeling atau maturasi
•
Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan
luka.
•
Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan
pematangan parut.
•
Fase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . Akhir dari penyembuhan ini
didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit
normal.
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hitung darah lengkap peningkatan Fit awal menuajukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan kehilangan cairan
a. EKG : tanda iskemia miokardial dapat terjadi pada luka bakar listrik
b. GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi
c. Fotografi luka bakar : memberikan eatatan untuk penyembuhan luka bakar
selanjutnya.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 8
D. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian primer
Airway
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada

2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal
Distress pernapasan
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis

3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Pingsan
berkeringat banyak
Reaksi emosi yang kuat
Pusing, mata berkunang – kunang

4) Disability
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Triase : merah

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 9
B. penkajian sekunder
1.pengumpulan data
a. Biodata


Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.



Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.

b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
-

Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.

Keluhan utama : Sesak
Riwayat keluhan utama
P

: Sesak

Q

: Terus menerus

R

: dada

S

: 7(1-10)

T

: saat mengalami luka bakar

Riwayat kesehatan dahulu
-

Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.

-

Riwayat pemakaian obat-obatan

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 10
1. Riwayat Keparawatan.
Riwayat Kejadian Luka Bakar.
D A T A

INFORMASI YANG DIPERLUKAN

Waktu dan tempat penyebab

Pukul ? : dirumah / ditempat kerja

Situasi saat kejadian

-

2.

Data Subjektif.


ada cedera yang bersamaan.


3.

Faktor predisposisi
Sumber panas / agen
Lamanya terkena
Temperatur agen
Ruangan : terbuka/tertutup
Gambaran rinci kejadian luka bakar
Karena kecalakaan / kelalaian /
disengaja
- Penyebab : diri sendiri/ orang lain
- Adanya pengarug obat / alkohol

Nyeri pada daerah luka bakar.

Data Objektif.


Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar.



Kedalaman luka bakar.



Letak anatomis luka bakar.



Kulit tampak kemerahan, gelembung.



Edema.



Suhu tubuh bervariasi.



Taki kardia.

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 11
4. Laboratorium :
Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar.

Pemeriksaan

Nilai

Perubahan pasca

Laboratorium

Normal

peyebab

Luka bakar

Pemeriksaan serum
Hemoglobin

12-15 g/dL (P)

Meningkat

14-16 g/ dL (L)
Hematokrit

37-45 % ( P )

Kehilangan
vol.cairan

Meningkat
Kehilangan
vol.cairan

45-50 % ( L )
Nitrogen Urea

5-15 mg / dL

Meningkat

Glukosa

60-100 mg / dL

Meningkat

Kehilangan
vol.cairan

136-145 mEq /L

Meningkat

Respons stres

Meningkat

Kehilangan vol.
Cairan dan
gangguan Na-K

Elektrolit :
Natrium

Kalium

Klorida

3,5-5,0 mEq / L

96 – 106 mEq / L

Gangguan pompa
Na –K kerusakan
jaringan,
hemolisis sel sel
darah merah
Meningkat
Kehilangan vol
cairan dan
resorpsi Ci dalam
urine

Analisa gas darah
PO2

80 – 100 mmHg

PCO2

32 – 45 mmHg

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Normal

Page 12
PH

7,34 – 7,45

Rendah

Karboksihenmoglo
bin

0

Meningkat

6,0 – 8,0 g /dl

Rendah

Inhalasi asap
rokok dan karbon
monoksida

Rendah

Kehilangan
protein yg keluar
melalui luka

Protein total
3,5 –50 g / d;

Asidesis
acetabolik

Albumin
Kehilangan
protein melalui
luka dan membran
vascular karena
peningkatan
permeabilitas
Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan karbonmonosida,
keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan paru paru.
Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas,
bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ).
2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia.
3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan.
4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat.
5. Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter.
6. Pantau AGD.
7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT.
EVALUASI :
1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit
2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal.
3. Tidak terjadi sianosis.
ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 13
2.

Devisit Volume cairan elektrolit menurun berhubungan dengan rusaknya
jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan pasien dapat
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak adanya tanda tanda
dehidrasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar.
2. Kaji dan catat turgor kulit.
3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam.
4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang
cermat ) tiap 2 jam.
5. Motivasi pasien untuk banyak minum.
6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P.
7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau
memungkinkan.
8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter.
9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit.

EVALUASI :
Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan
tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai :


Turgor kulit kenyal dan elastis.



Tanda tanda vital dalam batas normal.



Tidak terjadi sianosis.



Pasien tenang dan tidak gelisah.



Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc / menit ).



Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah normal 37 – 40 % ).

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 14
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar,
pengobatan, kerusakan jaringan.
Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat
istirahat.
2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien.
3. Observasi tanda tanda vital.
4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri.
5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang
menyakitkan.
6. Jelaskan semua prosedur pada pasien.
7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur
lainnya.
8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri.
9. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien.

EVALUASI
Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka ( Skala
nyeri menurun ).
Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks.
Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal.

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan
panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996).
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari
sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik (Effendy, 1999).
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air
panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahanbahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001).

B. Saran
Diharapkan semoga dengan Askep Gangguan Integumen Pada Klien Dengan luka
bakar ini yang merupakan bagian dari Keperawatan gawat darurat dapat bermanfaat bagi
kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat
mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan
intergumen pada klien yang terkena luka bakar, Dalam rangka mengatasi masalah resiko
pada klien dengan gigitan ulaluka bakar maka tugas perawat yang utama adalah sering
mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami luka bakar.
Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami
butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.

s

ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR

Page 16

More Related Content

Similar to Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA

Modul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakarModul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakar
pjj_kemenkes
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
Ullank Stira
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
Septian Muna Barakati
 
113962427 case-bedah
113962427 case-bedah113962427 case-bedah
113962427 case-bedah
homeworkping10
 
FT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxFT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptx
Maya494453
 
Perawatan Luka
Perawatan LukaPerawatan Luka
Perawatan Luka
pjj_kemenkes
 
Askep 1
Askep 1Askep 1
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
drivefoto000
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
Septian Muna Barakati
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptx
Luka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptxLuka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptx
Luka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptx
FajriAulia5
 
Pertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakarPertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakar
Pranowo Budi Sulistyo
 
Asuhan keperawatan klien dengan combustio
Asuhan keperawatan klien dengan combustioAsuhan keperawatan klien dengan combustio
Asuhan keperawatan klien dengan combustio
AKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
pjj_kemenkes
 

Similar to Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA (20)

Modul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakarModul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakar
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
113962427 case-bedah
113962427 case-bedah113962427 case-bedah
113962427 case-bedah
 
FT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxFT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptx
 
Luka bakar pyo
Luka bakar   pyoLuka bakar   pyo
Luka bakar pyo
 
Perawatan Luka
Perawatan LukaPerawatan Luka
Perawatan Luka
 
Askep 1
Askep 1Askep 1
Askep 1
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Luka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptx
Luka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptxLuka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptx
Luka_Bakar dan cara penatalaksanaan.pptx
 
Pertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakarPertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakar
 
Asuhan keperawatan klien dengan combustio
Asuhan keperawatan klien dengan combustioAsuhan keperawatan klien dengan combustio
Asuhan keperawatan klien dengan combustio
 
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT‘’. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN “LUKA BAKAR”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, oktober 2013 Penyusun ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 ) B. Rumusan Masalah 1. Bagaiman tentang konsep penyakit Pada Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ? 2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada pasien luka bakar ? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar. 2. Tujuan Khusus Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep penyakit dan konsep asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien luka bakar. ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. KONSEP MEDIK A. Definisi Luka bakar adalah kerusakan kulit disertakan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan, 1995) Luka bakar adalah perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, panas tersebut mungkun melalui konduksi atau radiasi elektronik. (Effendi Crhistiante B. Anatomi Fisiologi Fisiologi Kulit Kulit adalah organ tubuh yang luas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam hemeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 1. Lapisan epidermis yang terdiri dari a. Stratum korneum Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat kreatin b. Stratum lusidum Sel pipih yang hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki tembus cahaya c. Stratum glanulosum Sel pipih seperti kumparan terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit d. Stratum spinosum Lapisan yang paling tebal yang terdiri dair 5-8 lapisan e. Stratum basale Sel yang terletak dibagian basale merupakan sel-sel induk yang menggantikan sel diatasnya, sel yang terbentuk diinti yang lonjong didalamnya terdapat butir yang halus yang disebut butir melarin warna. 2. Lapisan dermis ` Membentuk bagian terbesar dari kulit dengan kekuatan dan struktur dari kulit. Lapisan ini terdiri dari 2, yaitu: a. Bagian atas yang disebut pars papilaris b. Bagian bawah disebut pars latikularis Lapisan papilaris dermis berada dibawah langsung epidermis dan tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menggantikan satu kalogen yaitu suatu komponen dari jaringan ikat 3. Jaringan subkutan atau hypodermis Lapisan kulit yang terdalam, lapisan ini yang terutama adalah jaringan adipose yang memberikanbantalan antara lapisan kulit dan struktur interna seperti otot dan tulang ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 3
  • 4. C. Etiologi 1. Bahan kimia : Asam alkali, cuka para, air aki 2. Radiasi : Sinar matahari, terapi radiasi 3. Thermal : Air panas, api, uap panas, asap 4. Elektrik : Kesetrum listrik, sambar petir D. Manifestasi klinis Nyeri pada luka Takikardi dan tekanan darah turun Adanya kemerahan/bulla pada permukaan kulit yang cidera Tubuh klien terasa panas Ekstremitas dingin (perubahan suhu dari panas kedingin) Perubahan tingkat kesadaran Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urine yang keluar) Peningkatan frekuensi nafas Keterbatasab mobilitas E. Patofisiologi Luka Bakar Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas menipakan lokasi destruksi jaringan. Janingan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi. Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 40°C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya, kemudian perawatannya dilakukan dengan tiga fase luka bakar, yaitu: fase darurat/resusitasi, fase akut atau intermediate dan fase rehabilitasi. ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 4
  • 5. Fase Fase resusitasi yang Darurat/segera Durasi Dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan Fase akut Dari dimulainya diuresis hingga hamper selesainya proses penutupan luka Fase rehabilitasi Dan penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal Prioritas Pertolongan pertama Pencegahan syok Pencegahan gangguan pernapasan Deteksi dan penanganan cedera yang menyertai Penilaian luka dan perawatan pendahuluan Perawatan dan penutupan luka Pencegahan/penanganan komplikasi termasuk infeksi Dukungan nutrisi Pencegahan parut & kontraktur Rehabilitasi fasik, oksupasional & vokasional Rekonstruksi fungsional & kosmetik Konseling psikologi F. Derajad Luka bakar Kedalaman luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah turner oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat derajat kedalaman. Derajat & derajat luka Bagian kulit baker yang terkena Derajat satu Epidermis (superficial) tersengat matahari Terkena api dengan intensitas rendah Derajat dua (Partial Epidermis dan thickness) tersiram air bagian dermis mendidih ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Gejala Penampilan luka Kesemutan Hiperestesia (supersensitive) Rasa nyeri mereda bila didinginkan Nyeri hiperestesia Sensitif terhadap udara yang dingin Memerah, menjadi putih bila di tekan Minimal atau tanpa edema Perjalanan kesembuhan Kesembuhan lengkap dalam I minggu Pengelupasan kulit Melepuh dasar luka berbintikbintik merah, Kesembuhan dalam 2-3 minggu Pembentukan Page 5
  • 6. Terbakar oleh nyala api Derajat tiga (full thickness) Terbakar nyala api Terkena cairan mendidih dalam waktu yang lama tersengat arus listrik epidermis retak, permukaan luka baah edema Epidermis, keseluruhan dermis dan kadang-kadang jaringan subkutan Tidak terasa nyeri Syok Hematuria & kemungkinan hemolisis Kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar (pada luka bakar listrik) Kering, luka bakar bewarna putih seperti bahan kulit atau gosong Kulit retak dengan bagian lemak yang nampak Edema parut & depigment asi infeksi dapat mengubahnya menjadi derajat tiga Pembentukan esker Diperlukan pencangkokan Pembentukan parut&hilangnya kontur serta fungsi kulit Hilangnya jari tangan atau ekstremitas dapat terjadi Umumnya luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka bakar biasanya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian perifer luka dengan peningkatan kedalaman di sebelah proksimal. Setiap daerah memiliki 3 zona cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami kerusakan yang paling parah, sedangkan zona yang sebelah luar kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal sebagai zona koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan cedera jaringan. Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan yang berhasil baik. Daerah sebelah luar merupakan zona hyperernia. Zona ini merupakan luka bakar derajat satu yang harus sembuh dalam waktu I minggu dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik ketimbang cedera akibat cairan yang panas. Dalam menentukan dalamnya luka bakar, yang harus diperhatikan yaitu faktor-faktor: 1. Riwayat terjadinya luka bakar 2. Penyebab luka bakar 3. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar 4. Lamanya kontak dengan agen 5. Tebalnya kulit ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 6
  • 7. G. Perawatan Luka Bakar Perawatan di Tempat Kejadian Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut mengalami luka bakar. 1. Mematikan api Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen bagi api yang menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat menjatuhkan diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang terbakar. Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin atau melepaskan baju yang tersiram air panas. Jika sumber luka bakarnya adalah arus listnik, sumber listrik harus dipadamkan. 2. Mendinginkan luka bakar Proses koagulasi protein set di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu merendam bagian yang terbakar selama lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan dernikian luka yang sebenarnya menuju derajat II dapat dihentikan pada derajat I atau luka yang menjadi derajat III dihentikan pada tingkat I atau II. Pencelupan atau penyiraman dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin sekurang-kurangnya 15 menit. 3. Melepaskan benda penghalang Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan pakaian lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akihat edema yang timbul dengan cepat. 4. Menutup luka bakar Luka bakar hams ditutup secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan kontaminasi bakteri dan meagurangi nyeri dengan mencegah aliran udara agar tidak mengenai permukaan kulit yang terbakar. 5. Mengirigasi Luka bakar kimia Luka bakar kimia akibat bahan korosif harus segera dibilas dengan air mengalir. Jika mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang sejuk. ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 7
  • 8. H. Proses Penyembuhan Luka Fase Inflamasi: • Merupakan awal dari proses penyembuhan luka. • Proses peradangan akut terjadi dalam 24 – 48 jam pertama stlh cedera. • Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka. • Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka menuju ke tengah luka. • Fase ini dpt memanjang bila status nutrisi buruk atau sress fisik lainnya spt infeksi Fase proliferasi: • Merupakan fase lanjutan dari tahap inflamasi. • Proses peradangan akut terjadi dalam 48 jam sampai 3 minggu • persiapan pembentukan struktur protein untuk rekonstruksi jaringan • aktif bergerak dan mengeluarkan substansi: - kolagen, elastin. hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans • proses sintetik disebut fibroplasia dengan peran : - proliferasi, migrasi, deposit jar. matriks dan kontraksi luka Pembentukan jar. granulasi dari makrophag, pembuluh darah dan fibroblast. - proses pembetukan kapiler didalam luka - upaya respons untuk oksigenisasi dan nutrisi Epitelialisasi - Fibroblast keluarkan KGF (Keratinocyte) - stimulasi mitosis sel epidermis - Keratinasi mulai dari pinggir ketengah - Dengan sintesa kolagen, kualitas dermis disempurnakan Kontraksi - Struktur fibroblast berubah menjadi myofibroblast -- kontraksi Tuluan untuk memperkecil luka / defek Fase remodeling atau maturasi • Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka. • Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. • Fase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . Akhir dari penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal. I. Pemeriksaan Diagnostik 1. Hitung darah lengkap peningkatan Fit awal menuajukkan hemokonsentrasi sehubungan dengan kehilangan cairan a. EKG : tanda iskemia miokardial dapat terjadi pada luka bakar listrik b. GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi c. Fotografi luka bakar : memberikan eatatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya. ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 8
  • 9. D. Konsep Asuhan Keperawatan a. Pengkajian primer Airway a. Pengkajian Primer 1) Airway Jalan napas bersih Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi Tidak ada jejas badan daerah dada 2) Breathing Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal Distress pernapasan Kelemahan otot pernapasan Kesulitan bernapas : sianosis 3) Circulation Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia Sakit kepala Pingsan berkeringat banyak Reaksi emosi yang kuat Pusing, mata berkunang – kunang 4) Disability Dapat terjadi penurunan kesadaran Triase : merah ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 9
  • 10. B. penkajian sekunder 1.pengumpulan data a. Biodata  Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien. b. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : Sesak Riwayat keluhan utama P : Sesak Q : Terus menerus R : dada S : 7(1-10) T : saat mengalami luka bakar Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Riwayat pemakaian obat-obatan ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 10
  • 11. 1. Riwayat Keparawatan. Riwayat Kejadian Luka Bakar. D A T A INFORMASI YANG DIPERLUKAN Waktu dan tempat penyebab Pukul ? : dirumah / ditempat kerja Situasi saat kejadian - 2. Data Subjektif.  ada cedera yang bersamaan.  3. Faktor predisposisi Sumber panas / agen Lamanya terkena Temperatur agen Ruangan : terbuka/tertutup Gambaran rinci kejadian luka bakar Karena kecalakaan / kelalaian / disengaja - Penyebab : diri sendiri/ orang lain - Adanya pengarug obat / alkohol Nyeri pada daerah luka bakar. Data Objektif.  Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar.  Kedalaman luka bakar.  Letak anatomis luka bakar.  Kulit tampak kemerahan, gelembung.  Edema.  Suhu tubuh bervariasi.  Taki kardia. ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 11
  • 12. 4. Laboratorium : Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar. Pemeriksaan Nilai Perubahan pasca Laboratorium Normal peyebab Luka bakar Pemeriksaan serum Hemoglobin 12-15 g/dL (P) Meningkat 14-16 g/ dL (L) Hematokrit 37-45 % ( P ) Kehilangan vol.cairan Meningkat Kehilangan vol.cairan 45-50 % ( L ) Nitrogen Urea 5-15 mg / dL Meningkat Glukosa 60-100 mg / dL Meningkat Kehilangan vol.cairan 136-145 mEq /L Meningkat Respons stres Meningkat Kehilangan vol. Cairan dan gangguan Na-K Elektrolit : Natrium Kalium Klorida 3,5-5,0 mEq / L 96 – 106 mEq / L Gangguan pompa Na –K kerusakan jaringan, hemolisis sel sel darah merah Meningkat Kehilangan vol cairan dan resorpsi Ci dalam urine Analisa gas darah PO2 80 – 100 mmHg PCO2 32 – 45 mmHg ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Normal Page 12
  • 13. PH 7,34 – 7,45 Rendah Karboksihenmoglo bin 0 Meningkat 6,0 – 8,0 g /dl Rendah Inhalasi asap rokok dan karbon monoksida Rendah Kehilangan protein yg keluar melalui luka Protein total 3,5 –50 g / d; Asidesis acetabolik Albumin Kehilangan protein melalui luka dan membran vascular karena peningkatan permeabilitas Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan karbonmonosida, keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan paru paru. Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat. INTERVENSI KEPERAWATAN : 1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas, bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ). 2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia. 3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan. 4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat. 5. Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter. 6. Pantau AGD. 7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT. EVALUASI : 1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit 2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal. 3. Tidak terjadi sianosis. ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 13
  • 14. 2. Devisit Volume cairan elektrolit menurun berhubungan dengan rusaknya jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak adanya tanda tanda dehidrasi. INTERVENSI KEPERAWATAN : 1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar. 2. Kaji dan catat turgor kulit. 3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam. 4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang cermat ) tiap 2 jam. 5. Motivasi pasien untuk banyak minum. 6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P. 7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau memungkinkan. 8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter. 9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit. EVALUASI : Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai :  Turgor kulit kenyal dan elastis.  Tanda tanda vital dalam batas normal.  Tidak terjadi sianosis.  Pasien tenang dan tidak gelisah.  Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc / menit ).  Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah normal 37 – 40 % ). ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 14
  • 15. 3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar, pengobatan, kerusakan jaringan. Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat istirahat. 2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien. 3. Observasi tanda tanda vital. 4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri. 5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang menyakitkan. 6. Jelaskan semua prosedur pada pasien. 7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur lainnya. 8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri. 9. Ciptakan lingkungan yang nyaman. 10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien. EVALUASI Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka ( Skala nyeri menurun ). Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks. Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal. ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 15
  • 16. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996). Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik (Effendy, 1999). Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahanbahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001). B. Saran Diharapkan semoga dengan Askep Gangguan Integumen Pada Klien Dengan luka bakar ini yang merupakan bagian dari Keperawatan gawat darurat dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan intergumen pada klien yang terkena luka bakar, Dalam rangka mengatasi masalah resiko pada klien dengan gigitan ulaluka bakar maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami luka bakar. Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca. s ASKEP GADAR DENGAN LUKA BAKAR Page 16