Dokumen tersebut membahas tentang orientasi tumbuh kembang di Posyandu yang meliputi pengukuran antropometri seperti penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, dan pengukuran lingkar lengan atas pada bayi dan balita."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengukuran antropometri pada bayi dan balita di Posyandu. Pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dokumen ini menjelaskan tujuan, alat, dan langkah-langkah melakukan masing-masing pengukuran secara detail dan benar.
Dokumen tersebut membahas tentang orientasi tumbuh kembang di Posyandu yang meliputi pengukuran antropometri seperti penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, dan pengukuran lingkar lengan atas pada bayi dan balita."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengukuran antropometri pada bayi dan balita di Posyandu. Pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dokumen ini menjelaskan tujuan, alat, dan langkah-langkah melakukan masing-masing pengukuran secara detail dan benar.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang cara melakukan pengukuran antropometri pada anak, seperti panjang badan, tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lengan atas dan dada. Pengukuran dilakukan menggunakan alat seperti infantometer, stadiometer, timbangan digital, pita ukur dan pita Shakir.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran antropometri, edukasi gizi bagi ibu hamil dan balita, serta pengolahan bahan pangan dan penyajian makanan yang memenuhi syarat gizi dan keamanan dalam rangka pemberian makanan tambahan lokal.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan tujuan dari anthropometri sebagai upaya untuk menilai status gizi seseorang dengan membandingkan ukuran tubuhnya. Metode yang digunakan antara lain berat badan per umur, panjang/tinggi badan per umur, berat badan per panjang/tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Dijelaskan pula alat-alat dan cara pengukuran untuk masing-masing metode tersebut.
Pelatihan kader posyandu membahas tentang stunting dan antropometri. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlihat pendek. Stunting berdampak buruk jangka pendek dan panjang, seperti perkembangan yang tidak optimal dan produktivitas kerja yang rendah. Antropometri digunakan untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Berbagai alat antropometri seperti dacin dan timbangan digital di
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mengukur panjang dan tinggi badan anak dengan tepat, mulai dari persiapan peralatan dan lingkungan, prosedur pengukuran, hingga interpretasi hasil pengukuran. Pengukuran dilakukan menggunakan infantometer untuk panjang badan dan microtoise untuk tinggi badan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Posyandu dan sistem pelayanan 5 meja Posyandu, termasuk penjelasan tentang penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), serta pengertian SKDN."
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptxtaty38478
Posyandu remaja memberikan layanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan antropometri, tekanan darah, dan konseling. Layanan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan remaja serta mendeteksi masalah kesehatan dini. Posyandu remaja juga menyelenggarakan kegiatan informal edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sangat penting untuk mengetahui kondisi normal atau tidak normal pada bayi, dan tujuannya adalah untuk menilai status kesehatan dan mencari kelainan. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada.
Cara menggunakan alat ukur panjang badan bayiQonita Hayaza
Dokumen tersebut memberikan instruksi lengkap tentang cara menggunakan alat ukur panjang badan bayi, kotak ukur panjang badan bayi, dan dacin (timbangan bayi) untuk mengukur panjang dan berat badan bayi secara akurat. Langkah-langkahnya meliputi persiapan peralatan, posisi bayi, dan pembacaan hasil pengukuran.
Cara menggunakan alat ukur panjang badan bayiQonita Hayaza
Dokumen tersebut memberikan instruksi lengkap tentang cara menggunakan alat ukur panjang badan bayi, kotak ukur panjang badan bayi, dan dacin (timbangan bayi) untuk mengukur panjang dan berat badan bayi secara akurat. Langkah-langkahnya meliputi mempersiapkan peralatan dan lingkungan, menempatkan bayi pada posisi yang tepat, lalu membaca dan mencatat hasil pengukuran.
The document discusses project control and outlines its key aspects:
1. It describes how project control is needed when monitoring indicates a project is behind schedule, over budget, or not meeting quality standards.
2. It identifies the key resources available for project control: money, manpower, materials, and machinery.
3. The elements of project control include re-allocating resources like staff, equipment, finances, and materials. It also involves adjusting the project's size or scope.
4. The mechanisms of project control include cybernetic control which uses feedback loops to monitor outputs, compare them to standards, and trigger corrective actions when needed.
Linimasa kegiatan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pemulihan Anak selama Pandemi COVID-19 meliputi pengumpulan data, analisis dampak, konsultasi publik, draf RAD, review, persiapan peluncuran, dan penyiapan transfer pengetahuan ke pemerintah daerah.
More Related Content
Similar to Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang cara melakukan pengukuran antropometri pada anak, seperti panjang badan, tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lengan atas dan dada. Pengukuran dilakukan menggunakan alat seperti infantometer, stadiometer, timbangan digital, pita ukur dan pita Shakir.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran antropometri, edukasi gizi bagi ibu hamil dan balita, serta pengolahan bahan pangan dan penyajian makanan yang memenuhi syarat gizi dan keamanan dalam rangka pemberian makanan tambahan lokal.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan tujuan dari anthropometri sebagai upaya untuk menilai status gizi seseorang dengan membandingkan ukuran tubuhnya. Metode yang digunakan antara lain berat badan per umur, panjang/tinggi badan per umur, berat badan per panjang/tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Dijelaskan pula alat-alat dan cara pengukuran untuk masing-masing metode tersebut.
Pelatihan kader posyandu membahas tentang stunting dan antropometri. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlihat pendek. Stunting berdampak buruk jangka pendek dan panjang, seperti perkembangan yang tidak optimal dan produktivitas kerja yang rendah. Antropometri digunakan untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Berbagai alat antropometri seperti dacin dan timbangan digital di
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mengukur panjang dan tinggi badan anak dengan tepat, mulai dari persiapan peralatan dan lingkungan, prosedur pengukuran, hingga interpretasi hasil pengukuran. Pengukuran dilakukan menggunakan infantometer untuk panjang badan dan microtoise untuk tinggi badan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Posyandu dan sistem pelayanan 5 meja Posyandu, termasuk penjelasan tentang penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), serta pengertian SKDN."
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptxtaty38478
Posyandu remaja memberikan layanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan antropometri, tekanan darah, dan konseling. Layanan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan remaja serta mendeteksi masalah kesehatan dini. Posyandu remaja juga menyelenggarakan kegiatan informal edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sangat penting untuk mengetahui kondisi normal atau tidak normal pada bayi, dan tujuannya adalah untuk menilai status kesehatan dan mencari kelainan. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada.
Cara menggunakan alat ukur panjang badan bayiQonita Hayaza
Dokumen tersebut memberikan instruksi lengkap tentang cara menggunakan alat ukur panjang badan bayi, kotak ukur panjang badan bayi, dan dacin (timbangan bayi) untuk mengukur panjang dan berat badan bayi secara akurat. Langkah-langkahnya meliputi persiapan peralatan, posisi bayi, dan pembacaan hasil pengukuran.
Cara menggunakan alat ukur panjang badan bayiQonita Hayaza
Dokumen tersebut memberikan instruksi lengkap tentang cara menggunakan alat ukur panjang badan bayi, kotak ukur panjang badan bayi, dan dacin (timbangan bayi) untuk mengukur panjang dan berat badan bayi secara akurat. Langkah-langkahnya meliputi mempersiapkan peralatan dan lingkungan, menempatkan bayi pada posisi yang tepat, lalu membaca dan mencatat hasil pengukuran.
The document discusses project control and outlines its key aspects:
1. It describes how project control is needed when monitoring indicates a project is behind schedule, over budget, or not meeting quality standards.
2. It identifies the key resources available for project control: money, manpower, materials, and machinery.
3. The elements of project control include re-allocating resources like staff, equipment, finances, and materials. It also involves adjusting the project's size or scope.
4. The mechanisms of project control include cybernetic control which uses feedback loops to monitor outputs, compare them to standards, and trigger corrective actions when needed.
Linimasa kegiatan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pemulihan Anak selama Pandemi COVID-19 meliputi pengumpulan data, analisis dampak, konsultasi publik, draf RAD, review, persiapan peluncuran, dan penyiapan transfer pengetahuan ke pemerintah daerah.
The document discusses different types of abstracts including descriptive, indicative, and informative abstracts and provides examples of each. It outlines the typical content, purpose, and characteristics of each abstract type as well as common errors to avoid when writing abstracts. The document also provides guidance on writing abstracts for different purposes such as research papers, case reports, and literature reviews.
Evaluation of the Utilization of Electronic-Based Recording simpus icoph.pptxfaridagushybana
This document discusses the evaluation of using electronic recording and reporting systems in community health centers or Puskesmas in Indonesia. It aims to study the utilization of these electronic systems and methods used include reviewing results from their implementation. The conclusion thanks the audience for their time.
Researchers administered surveys based on the Technology Acceptance Model (TAM) and Student Disconfirmation Model (SDM) to students in an online and traditional English composition class. The TAM survey measured students' perceptions of ease of use, usefulness, and attitude toward the online class over time. The SDM survey compared student satisfaction with the instructor, course content, and grading between the two classes. Preliminary analysis found students' perceptions on the TAM generally increased over time for the online class. For the SDM, satisfaction was initially higher for the traditional class but increased more for the online class by the final survey. The study had limitations but further analysis was planned to better understand student acceptance of online classes.
Researchers administered surveys based on the Technology Acceptance Model (TAM) and Student Disconfirmation Model (SDM) to students in an online and traditional English composition class. The TAM survey measured students' perceptions of ease of use, usefulness, and attitude toward the online class over time. The SDM survey compared student satisfaction with the instructor, course content, and grading between the two classes. Preliminary analysis found students' perceptions on the TAM generally increased over time for the online class. On the SDM, satisfaction was initially higher for the traditional class but increased more for the online class by the final survey. The study had limitations like self-selection and questions about the models' validity warranting further analysis.
This document discusses ethics for information technology (IT) professionals. It begins by outlining the chapter's objectives, which are to examine what defines an IT worker as a professional, how codes of ethics and organizations influence IT worker behavior, and the relationships IT workers must manage. It then discusses how IT workers fit some but not all criteria for professionals legally. The document also outlines the key relationships IT workers have with employers, clients, suppliers, other professionals, users, and society, and some of the ethical issues that can arise in each. Finally, it discusses how professional codes of ethics, organizations, and certification can benefit IT workers and the field.
Program pasca pandemi COVID-19 ini berfokus pada penguatan kapasitas pengumpulan dan analisis data anak, pengembangan dashboard perlindungan anak, serta penguatan perencanaan dan penganggaran yang berfokus pada perlindungan, pendidikan, dan kesehatan anak. Program ini akan diseminasikan kepada pemerintah daerah lain untuk membantu pemulihan anak yang terdampak pandemi.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang pembuatan kuesioner yang baik. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah prinsip-prinsip perancangan kuesioner seperti pertanyaan yang jelas, mudah dijawab, dan relevan dengan tujuan penelitian. Jenis, bentuk, isi, dan urutan pertanyaan perlu diperhatikan. Kuesioner perlu diuji terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Direktorat Gizi dan KIA
Pengukuran Antropometri
(Penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan,
pengukuran lingkar kepala, pengukuran lingkar lengan atas)
Orientasi Tumbuh Kembang di Posyandu
2. 2
Tujuan Umum
• Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
menerapkan pengukuran Antropometri dengan baik dan
benar.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Tujuan Khusus
• Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu :
1. Melakukan penimbangan berat badan bayi dan balita.
2. Melakukan pengukuran panjang badan.
3. Melakukan pengukuran tinggi badan.
4. Melakukan pengukuran lingkar kepala.
5. Melakukan pengukuran lingkar lengan atas.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan
Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak
Alat ukur berat badan bayi
(baby scale) dan balita
Alat ukur panjang badan
(infantometer/length board)
Alat ukur tinggi badan
(stadiometer)
Alat ukur lingkar lengan atas
dan lingkar kepala
4. Pengukuran
lingkar lengan atas (LiLA)
Penimbangan berat badan bayi dan balita
Pengukuran panjang badan
Pengukuran tinggi badan
Pengukuran
lingkar kepala
5. Penimbangan
Berat Badan Bayi
5
MATERI POKOK
1
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Timbangan berat badan bayi (baby scale)
1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak
mudah bergerak dan ruangan cukup terang.
2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai
jangan sampai terbalik.
4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)
5. Bila memiliki unit alat pengukuran dengan dua jenis satuan pengukuran
(pound atau kg), tekan tombol UNIT HOLD sampai display sudah
menunjukkan 0,00 (kg)
6. Sebelum alat digunakan, lakukan kalibrasi pada alat timbangan dengan cara
menimbang benda yang sudah diketahui beratnya untuk mengetahui akurasi
alat timbangan.
6. Langkah-Langkah :
Penimbangan
Berat Badan Bayi
6
MATERI POKOK
1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok) dan tidak memegang sesuatu.
2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang bayi hingga angka berat badan
muncul pada layar timbangan.
3. Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD” pada display
berhenti berkedip untuk mendapatkan berat bayi.
4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia
7. Penimbangan
Berat Badan Balita
7
MATERI POKOK
1
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Timbangan berat badan balita
dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas
mangkok timbangnya
1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan
injak.
2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak
dan ruangan cukup terang.
3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai
terbalik.
5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.
6. Bila memiliki unit alat pengukuran dengan dua jenis satuan pengukuran (pound atau kg),
tekan tombol UNIT HOLD sampai display sudah menunjukkan 0,00 (kg)
7. Sebelum alat digunakan, lakukan kalibrasi pada alat timbangan dengan cara menimbang
benda yang sudah diketahui beratnya untuk mengetahui akurasi alat timbangan.
8. Langkah-Langkah :
Penimbangan
Berat Badan
Balita
8
MATERI POKOK
1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki.
2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan
sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil
penimbangan.
4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia
9. Pengukuran
Panjang Badan
dan
Tinggi Badan
Pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada balita
dibedakan berdasarkan :
9
Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)
Umur Balita
Kemampuan
Balita untuk
Berdiri
Jika pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara
berdiri, maka hasil pengukuran harus ditambahkan 0,7 cm
Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara
telentang/berbaring, maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
10. Pengukuran
Panjang Badan
10
MATERI POKOK
2
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board)
1. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
2. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk
ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau
tertutup.
3. Pasang infantometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa foot piece (papan geser kaki) dapat
digerakkan dengan lancar.
5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.
11. Langkah-Langkah :
11
MATERI POKOK
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran.
2. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada
panel bagian kepala (yang tetap).
3. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memegang dan menekan
lutut balita agar tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten
pengukur memastikan kepala anak menempel pada papan kepala.
4. Pengukur utama menggerakkan foot piece (papan geser kaki) ke arah telapak kaki
balita hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada foot piece (papan
geser kaki). Jika balita menangis dan kaki kaku, usap telapak kaki bayi agar lemas,
segera tempelkan foot piece (papan geser kaki) pada telapak kaki balita.
5. Pengukur utama membaca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian
satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan
secara berdiri, maka hasil pengukuran harus ditambahkan 0,7 cm
Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara
telentang/berbaring
12. Pengukuran
Tinggi Badan
12
MATERI POKOK
3
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Alat ukur tinggi badan (Stadiometer)
1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran)
dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa head slider (papan geser kepala) dapat digerakkan dengan
lancar.
5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
13. Langkah-Langkah :
13
MATERI POKOK
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita.
2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memposisikan balita
berdiri tegak membelakangi tiang ukur.
3. Asisten pengukur memastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang
ukur yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit.
4. Posisi kepala balita dipastikan berada dalam frankfort horizontal plane yaitu garis
imajiner yang ditarik dari liang telinga ke batas bawah orbita
5. Tangan kiri pengukur utama memegang dagu balita dan melihat skala ukur.
Pastikan pandangan balita lurus ke depan.
6. Pengukur utama menarik head slider (papan geser kepala) pada stadiometer
sampai menyentuh puncak kepala balita.
7. Pengukur utama membaca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan
ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin.
Pengukuran
Tinggi Badan
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara
telentang/berbaring, maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara
berdiri
14. Pencatatan dan
pelaporan hasil
pengukuran
▪ Untuk pelaporan ke e-PPGBM, hasil pengukuran
panjang badan atau tinggi badan balita, tidak
perlu dikoreksi dengan penambahan atau
pengurangan 0,7 cm.
▪ Cukup diberi keterangan cara pengukuran apakah
diukur berdiri atau telentang, selanjutnya aplikasi
e-PPGBM secara otomatis akan mengoreksi hasil
pengukuran.
14
15. Contoh soal (Penentuan hasil pengukuran Panjang
Badan dan Tinggi Badan)
SOAL :
1. Seorang Anak Perempuan usia 23 bulan dibawa
ibunya ke Posyandu untuk diukur PB atau TBnya,
Anak tersebut sudah bisa berjalan dan berdiri tegak
sempurna dan dia ingin diukur dengan posisi berdiri,
hasil pengukuran didapat 89,9 cm.
PERTANYAAN :
a. Alat ukur apa yang tepat digunakannya ?
b. Berapa hasil dari pengukuran anak tersebut ?
15
16. Contoh soal (Penentuan hasil pengukuran Panjang
Badan dan Tinggi Badan)
SOAL :
2. Seorang Anak Laki-laki usia 26 bulan dibawa ibunya
ke Posyandu untuk diukur PB atau TBnya, Anak
tersebut sudah bisa berjalan dan berdiri tegak
sempurna dan dia ingin diukur dengan posisi terlentang,
hasil pengukuran didapat 92.0 cm.
PERTANYAAN :
a. Alat ukur apa yang tepat digunakannya ?
b. Berapa hasil dari pengukuran anak tersebut ?
16
17. Pengukuran
Lingkar Kepala
17
MATERI POKOK
4
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
(Measuring Tape)
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.
18. Langkah-Langkah :
Pengukuran
Lingkar Kepala
18
MATERI POKOK
1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita.
2. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala balita melewati dahi, di atas alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang
3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat (dimulai dari skala
kecil ke besar).
4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan
ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran
pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.
Hasil ukur
LK : 54,9 cm
19. Pengukuran
Lingkar Lengan Atas
19
MATERI POKOK
5
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
(Measuring Tape) dan Pita LiLA
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan.
4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.
20. Langkah-Langkah :
Pengukuran
Lingkar Lengan Atas
20
MATERI POKOK
1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara:
a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap
ke atas.
b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan.
c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai
tengah.
d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol.
2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan.
3. Lingkarkan pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai.
4. Pastikan pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat atau terlalu
longgar.
5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di
belakang koma (1 mm).
23. Pentingnya Pemantauan Pertumbuhan Dan Perkembangan
Perkembangan
Pertumbuhan
Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan?
Pertumbuhan adalah
bertambah besar, berat
badan, panjang badan,
lingkar kepala
Perkembangan adalah bertambah
pintar dalam gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian
24. Definisi Pemantauan Pertumbuhan
• Suatu kegiatan penimbangan yang dilakukan secara terus
menerus (berkesinambungan) dan teratur.
• Berat badan hasil penimbangan dibuat titik dalam KMS dan
dihubungkan sehingga membentuk garis pertumbuhan
anak yang bertujuan untuk mengetahui secara dini anak
tumbuh normal atau tidak, dan untuk melakukan tindak
lanjut dengan cepat dan tepat.
• Pemantauan pertumbuhan adalah proses mengamati
pertumbuhan anak melalui pengukuran antropometri berkala
yang dibandingkan dengan standar untuk mengukur kecukupan
pertumbuhan dan mengidentifikasi gangguan pertumbuhan
secara dini (WHO).
25. Siapa saja yang mengerjakan?
kader
bidan/perawat/
tenaga gizi
dokter Orangtua/
pengasuh (jika
mempunyai alat
dan keterampilan)
28. Alur pelaksanan pemantauan pertumbuhan balita di POSYANDU
SAAT HARI BUKA
SEBELUM HARI BUKA
Undangan kepada sasaran Persiapan sarana prasarana Pembagian tugas & koordinasi
Pendaftaran
Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/ tinggi badan, LILA, LK
Pencatatan kedalam buku bantu, meliputi :
Hasil pengukuran
ASI Eksklusif
Kejadian yg diamlami anak
Kontak dengan penderita TB
Ploting ke dalam grafik pertumbuhan di KMS
Menilai status pertumbuhan anak
Statu Pertumbuhan NAIK Status Pertumbuhan TIDAK NAIK
Penyuluhan
Tidak ada RISIKO GANGGUAN PERTUMBUHAN Ada RISIKO GANGGUAN PERTUMBUHAN FASYANKES
30. Apa saja yang tercatat di
kartu pemantauan
pertumbuhan / Kartu menuju
Sehat (KMS)?
● Nama anak
● Tanggal lahir
● Jenis kelamin
● Berat badan lahir
● Grafik BB
● Kondisi sakit
● ASI eksklusif
● dll
31. Cara pengisian KMS
Langkah-langkah pengisian KMS oleh Kader dilakukan berdasarkan Juknis Pengisian KMS
(Kemenkes, 2021) antara lain:
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak :
Terdapat dua jenis KMS , yaitu KMS untuk anak laki-laki berwarna biru dan KMS untuk
anak perempuan berwarna merah muda
2. Memastikan identitas anak pada lembar KMS sesuai dengan identitas pada halaman
depan buku KIA :
Aida
312200783345xx
Siti Badriah
31087654477xx
10 07 2019
Pkm Melati Jakarta Timur DKI Jakarta
32. 32
Umur anak (bulan)
Bulan ditimbang
Berat badan (kg)
KBM
Status Naik / tidak Naik
Aida
312200783345xx
Siti Badriah
31087654477xx
ASI eksklusif
Diisi bulan
lahir
33. 3. Mengisi bulan lahir dan bulan
penimbangan Anak
Diisi bulan
lahir
a. Tulis tanggal, bulan dan tahun lahir pada
kolom bulan penimbangan dibawah
umur 0 bulan. (Jika tdk diketahui tanggal
kelahirannya, tanyakan perkiraan umur
anak tersebut)
b. Tulis kolom bulan berikutnya dengan
tanggal penimbangan, bulan, tahun
secara berurutan. Bulan dan tahun
penimbnagan dapat ditulis langsung saat
pengisisan KMS pertama kali, sedangkan
tanggal diisi pada saat hari
penimbangan di Posyandu
34. 4. Meletakkan titik berat badan
dan membuat garis
pertumbuhan anak 🡪
Letakkan ploting titik berat
badan hasil penimbangan.
Tulis berat badan pada
kolom bulan penimbangan
dan letakkan titik berat
badan pada titik temu garis
tegak (bulan penimbangan)
dan garis datar (berat
badan)
Aida
Penimbangan
bulan juni
2019 BB 6,0kg
Menghubung
kan dua titik
Jika balita bulan lalu tidak ditimbang, maka garis
pertumbuhan tidak dapat dihubungkan
35. 5. Mencatat setiap kejadian
yang dialami anak.
Apabila anak mengalami masalah
makan (tidak nafsu makan) atau
sakit (diare, demam, batuk dll),
kejadian tersebut dicatat dalam
grafik pertumbuhan di KMS
36. 36
1. Status Pertumbuhan
dinilai berdasarkan arah
Garis Pertumbuhan
2. Membandingkan
pertambahan berat badan
dengan kenaikan berat
badan Minimal
37. 6. Menentukan status pertumbuhan melalui KMS
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan berdasarkan grafik pertumbuhan adalah sbb :
a) Tidak Naik (T)
• Arah garis pertumbuhan mendatar
atau menurun memotong garis
pertumbuhan dibawahnya (berat
badan saat ini lebih rendah dari bulan
sebelumnya)
• atau kenaikan BB kurang dari
Kenaikan Berat Badan Minimal (KBM)
b) Naik (N)
• Arah garis pertumbuhan sejajar
dengan atau mengikuti garis
pertumbuhan terdekat pada KMS
• Arah garis pertumbuhan ke atas
menyebrang kurva diatasnya
• atau kenaikan BB sama dengan KBM
atau lebih
Garis a
TIDAK NAIK (T), grafik berat
badan memotong garis
pertumbuhan dibawahnya;
kenaikan berat badan<KBM
(<300 g) :
Garis b
NAIK (N), grafik berat
badanmemotong garis
pertumbuhan diatasnya;
kenaikan berat badan>KBM
(>300 g)
Garis C
NAIK (N), grafik berat badan
memotong garis
pertumbuhan diatasnya;
kenaikan berat badan>KBM
(>200 g)
Garis d
TIDAK NAIK (T), grafik berat
badan mendatar; kenaikan
berat badan<KBM (<200 g)
38. 38
Kader mendeteksi lebih dini:
balita dengan weight faltering (BB Tidak Naik), underweight (BB kurang), gizi kurang
Keterangan Weight Faltering (T) :
A : BB Tidak Naik (BB Naik, tapi tidak sesuai
dengan KBM dan tidak mengikuti garis
pertumbuhan)
B : BB Tidak Naik (BB Tetap)
C : BB Tidak Naik (BB Turun)
Tindak lanjut :
Kader melapor dan merujuk balita ke
Tenaga Kesehatan
A
B
C
39. 7. Mengisi kolom pemberian ASI Ekslusif
Pada bayi usia 0-6 bulan kader
posyandu harus menanyakan
kepada ibu / pengasuh
mengenai praktik pemberian ASI
Eksklusif, bila masih bayi diberi ASI
saja, kolom ASI diisi tanda (✔️)
dan Bila diberi makanan lain
selain ASI, bulan tersebut dan
bulan berikutnya diisi dengan
tanda (➖).
40. Interpretasi Status Pertumbuhan
BB turun :
Pertumbuhan tidak baik
BB naik mengikuti garis
pertumbuhan, artinya
Pertumbuhan baik
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
Pertumbuhan
tidak baik
BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik
BB naik tapi
tidak memadai :
Pertumbuhan
Tidak baik
41. Apa yang harus
dilakukan kader ?
• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke
posyandu dan sampaikan bahwa kenaikan berat badan balita
merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan
nasihat tentang pemberian makan sesuai rekomendasi menurut
usianya
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Jika Balita dengan status pertumbuhan naik
42. Apa yang harus
dilakukan kader ?
a) Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status
pertumbuhan balita tidak diatas garis oranye
a) Tetap berikan pujian, umpan balik tentang
pemberian makan dan anjuran datang kembali
pada penimbangan berikutnya
Jika Balita dengan status pertumbuhan naik, tetapi trend
pertumbuhannya naik terus menerus mendekati garis oranye
43. Apa yang harus
dilakukan kader ?
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll),
kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke puskemas/fasilitas kesehatan
• Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan anjuran datang kembali
pada penimbangan berikutnya
Jika Balita dengan status pertumbuhan TIDAK NAIK
44. Apa yang harus
dilakukan kader ?
a) Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan
tidak diatas garis oranye
a) Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran
evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk
a) Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi
disesuaikan dengan aktivitas anak
Jika Balita dengan status pertumbuhan NAIK, tetapi garis
pertumbuhannya di atas GARIS ORANYE
45. Apa yang harus dilakukan kader ?
a) Tanyakan dan catat keadaan balita dan anak prasekolah bila ada keluhan
(batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan makan balita dan hal lainnya
seperti faktor lingkungan dan sosial
b) Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih
belum cukup tanpa menyalahkan ibu
a) Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke
puskemas/fasilitas kesehatan
a) Pada balita dan anak prasekolah BGM, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak
perlu dirujuk kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan
diatasnya (N). Namun jika berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka
harus dirujuk
b) Tetap berikan pujian, umpan balik tentang pemberian makan dan anjuran
datang kembali pada penimbangan berikutnya
Jika Balita dengan status pertumbuhan naik tetapi garis
pertumbuhannya dibawah garis merah
46. Apa yang harus dilakukan kader ?
Jika Balita yang pertama kali ditimbang atau tidak ditimbang dalam
waktu lama dan titik berat badannya ada dibawah garis merah atau di
atas garis oranye
a. Laporkan ke tenaga kesehatan untuk
mendapatkan rujukan ke puskemas/fasilitas
kesehatan
a. Berikan nasihat tentang aktivitas fisik
a. Tetap berikan pujian, umpan balik tentang
pemberian makan dan anjuran datang kembali
pada penimbangan berikutnya
48. 48
Berat badan kurang :
berat badan anak tidak sesuai dengan anak seusianya
(diantara garis -2 SD dan-3 SD pada kurva pertumbuhan
BB/U)
Gizi buruk
Berat badan tidak sesuai dengan panjang badan/tinggi badan
anak seusianya (dibawah garis -3 SD pada kurva pertumbuhan
BB/PB atau BB/TB
Gizi Kurang
Wasting/gizi kurang: berat badan tidak sesuai dengan panjang/tinggi
badan anak seusianya (diantara garis -2 SD dan- 3SD pada kurva
pertumbuhan BB/PB atau BB/TB
Pendek :
panjang badan/ tinggi badan tidak sesuai dengan anak seusianya
(dibawah garis -2SD pada kurva pertumbuhan PB atau TB/U
49. 49
Risiko Gizi Lebih
Berat badan tidak sesuai dengan panjang/tinggi badan anak atau
di antara garis 1 SD dan garis 2 SD pada kurva pertumbuhan BB/PB
atau BB/TB
Gizi Lebih :
Berat badan tidak sesuai dengan panjang/tinggi badan anak atau
diantara garis 2 SD dan garis 3 SD pada kurva pertumbuhan BB/PB
atau BB/TB
Obesitas
Berat badan tidak sesuai dengan panjang/tinggi badan anak atau
diatas garis 3 SD pada kurva pertumbuhan BB/PB atau BB/TB
51. 4 PILAR GIZI SEIMBANG
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya. Perhatikan pula jumlah dan
porsinya.
KONSUMSI BERANEKA RAGAM MAKANAN
Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan
menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap
sumber infeksi
Hidup bersih dan sehat
meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya
untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber
energi dalam tubuh.
Aktivitas fisik
salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam
tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk
Tinggi Badannya
Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) Normal
01
02
03
04
4 PILAR GIZI SEIMBANG