SlideShare a Scribd company logo
PELATIHAN ABA BAGI ANAK
AUTISTIK
(Applied Behavior Analysis /
Metode Lovaas)
RAHMAHTRISILVIA
Autisme
• “Autos” berarti diri sendiri “Isme” berarti suatu
aliran. Berarti suatu paham yg tertarik hanya pd
dunianya sendiri.
• Autisme ; suatu gangguan perkembangan yg
kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial
dan aktivitas imajinasi
• autisme adlh gangguan perkembangan perpasif yg
ditandai oleh adanya abnormalitas dan kelainan
yang muncul sblm anak berusia 3 tahun, dgn ciri-ciri
fungsi yg abnormal dlm 3 bidang yaitu (1) interaksi
sosial (2) komunikasi (3) prilaku yang terbatas dan
berulang.
• Hambatan dalam komunikasi sosial
• Perilaku terbatas dan repetitif
Gejala muncul pada awal perkembangan
Dibagi 3 kategori :level 3 memerlukan dukungan
sangat substansial, level 2 memerlukan
dukungan substansial, level 1 memerlukan
dukungan
DSM V
Gejala yang tampak
• Pada komunikasi
– Tidak bicara, terlambat bicara
– Menarik tangan orang dewasa bila menginginkan
sesuatu
– Bahasa "planit" (babling, menceracau)
– Ekolali : membeo apa yang didengar
– Bicara sepatah-dua-patah kata (biasanya terhenti
umur 18-24 bulan
– Yang bisa bicara,pemahaman terbatas pada kata-
kata, tidak keseluruhan
Gejala yang tampak
• Gangguan interaksi sosial
– Kontak mata tidak ada / minim / menghindar
– Tidak mau bermain / berinteraksi timbal-balik
dengan anak sebaya
– Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang
timbal-balik
– Tidak berespons terhadap orang (didekati,
dijauhi,ditinggal,oleh orang tua/orang asing
Gejala yang tampak
• Minat/aktivitas terbatas dan berulang-ulang
– Asyik bermain sendiri
– Ketertarikan/keterlekatan yang aneh terhadap benda-
benda/bagian benda
– Minat berlebihan pada suatu benda / bagian benda
– Ritual (urut-urutan harus selalu sama),tidak mau dirubah
rutinitasnya
– Self-stimulatory (stimulasi diri sendiri), a.l. :
• Mengepak-ngepakkan tangan (hand-flapping)
• Memutar-mutar benda/diri (spinning, twirling)
• Jalan berjinjit (toe-walking)
• Senang menatap benda berputar (kipas angin, roda)
Gejala yang tampak
• Gangguan sensori (penginderaan)
– Hiposensitif
• Self-injury (melukai diri sendiri) / self-abuse
– Tak peduli luka/lecet/kena benda panas
– Menggaruk-garuk sampai berdarah
– Hipersensitif
• Tidak suka disentuh
• Tidak suka menyentuh tekstur tertentu
• Tidak suka/tahan suara tertentu mixer/blender,
pemotong rumput, penyedot debu
Intervensi Bagi Anak Autistik
• Intervensi dini yang terpadu/komprehensif
• Jenis intervensinya:
– ABA (=Applied Behavior Analysis / Metode Lovaas)
– Biomedical Intervention/Therapy/Treatment
• Diet : GFCFSF
• Medikamentosa (obat)
• Suplemen
– Terapi wicara, terapi okupasi, sensory integration,
auditory integration training (Berard/Tomatis),
edukasi khusus, dll.
APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS
( ABA )
Sejarah ABA
•Applied behavior analysis= analisis perilaku
terapan
•Dasar teori dari aliran behaviorisme
•Dipublikasikan 1943 oleh Prof.Dr.Ivaar
Lovaas di UCLA AS
•Di kenal dengan metode Lovaas
Applied Behavior Analysis (ABA)
• Applied
– Terapan
• Behavior
– Perilaku
• Analysis
– Mengurai / memecah menjadi bagian-bagian kecil
– Mempelajari bagian-bagian tersebut serta
hubungannya
– Melakukan sesuatu serta mempelajari hasilnya
– Kemudian memodifikasi bila perlu
Applied Behavior Analysis (ABA)
Ilmu terapan (tehnis-praktis) yang
menggunakan prosedur perubahan perilaku,
untuk mengajarkan seseorang agar menguasai
berbagai kemampuan/aktivitas dengan ukuran
nilai-nilai/standar yang ada (di masyarakat)
• Prosedur yang digunakan
– Berasal dari sejumlah penelitian
– Telah teruji secara empiris
sambungan
• Tidak ada hukuman dalam terapi ini akan tetapi
bila anak berespon negative ( salah / tidak
tepat ) atau tidak berespon sama sekali maka ia
tidak mendapatkan reinforcement positif yang
dia sukai
• Dapat dikatakan bahwa Applied Behavioral
Analysis ( ABA ) adalah suatu teknik yang telah
disusun secara sistematis untuk mengurangi
perilaku yang tidak diinginkan dan
meningkatkan perilaku yang diharapkan.
Applied Behavior Analysis (ABA)
• Kelebihan
– Sistematik, terstruktur, terukur
– Terbukti efektif dan efisien melalui berbagai
penelitian
Penelitian Lovaas
• Anak-anak autistik
– Umur <4 tahun
– IQ rata-rata 60
– Intervensi intensif
• 40 jam seminggu
• 2-4 tahun
Penelitian Lovaas
• Hasil
– 89% anak berhasil
• 47% anak : fungsi kognitif normal
– Uji IQ (berbagai standar) : normal
• 42% anak : berbagai tingkat keberhasilan
– Kelas khusus
– 11% anak
• Sedikit kemajuan
Penelitian Lovaas
• Saat ini : Anak-anak tsb sudah dewasa
– Tampak normal
– Tidak dapat dibedakan (sosial/akademik) oleh
awam/profesional
Dasar Penerapan ABA
• Penerapan teori belajar khususnya prinsip
operant conditioning untuk mengubah
perilaku
• Operant conditioning mengacu pada
hubungan antara kejadian di lingkungan yang
berdampak pada perubahan spesifik perilaku
yang ingin dirubah
• Perilaku + R+ = akan diulangi
Perilaku + R- = akan berkurang/hilang
Prinsip Operant Conditioning
Perilaku
Konsekuensi
menyenangkan
Konsekuensi
tak menyenangkan
Perilaku
berulang
Perilaku
tak berulang
Operant Conditioning
(Prakejadian / Instruksi) (Perilaku) (Reinforcer)
Ibu memanggil anak Anak datang Es-krim
Tidak datang Feed-back
Ulangi memanggil Bantu anak
datang (prompt)
Es-krim
Antescedence Behavior Consequence
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Instruksi #2
Instruksi #3 + Prompt Imbalan
Bisa Imbalan
Tidak Bisa "Tidak"
Bisa Imbalan
Tidak Bisa "Tidak"
Prinsip Operant Conditioning
• Konsekuensi yang menyenangkan
– akan memperkuat perilaku
• disebut REINFORCER /Reward
• Jika perilaku diberi reinforcer
(positive reinforcement)
– perilaku yang sama akan terulang
• Perilaku: tindakan yang dapat dilihat, didengar
dan dirasakan orang lain atau diri sendiri
• Tindakan atau reaksi dengan cara
spesifik,tertentu dan juga dapat berupa reflek
yang tidak direncanakan, memliki
tujuan,gerakan tubuh sederhana sampai pada
gerakan yang kompleks
Perilaku
Perilaku Autistik
• Berkelebihan (excess):perilaku yang
seharusnya tidak muncul tapi muncul, muncul
pada waktu, tempat, usia yang tidak tepat
baik frekuensi, intensitas, durasinya)
– Stimulasi diri
– Tantrum
– Agresif
Perilaku Autistik
• Berkekurangan (deficit):perilaku yang
seharusnya muncul tapi tidak muncul, Gagal
dalam menunjukan suatu perilaku yang
dianggap sesuai dengan usia tertentu, waktu
dan tempat
– Tidak/belum bicara
– Tidak bisa bermain
– Tidak ada kontak sosial
Tujuan perilaku yang tidak diinginkan
pada anak autistic
• Mencari perhatian
• Ketidakmampuan untuk memperoleh apa yang
diinginkan
• Menghindar dari sesuatu
• Kebutuhan ransangan dari dalam
• Ketdakmampuan untuk dipahami(khusus anak
yang non verbal)
Tujuan ABA
•Komunikasi 2 arah yang aktif
•Sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum
(generalisasi subjek, intruksi, objek, respon dan
tempat)
•Menghilangkan dan meminimalkan perilaku yang
tidak wajar
•Mengajarkan akademik
•Kemampuan bina diri dan keterampilan
•Meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak
autis terhadap aturan.
•Dari terapi ini hasil yang didapatkan signifikan bila
mampu diterapkan secara intensif, teratur dan
konsisten pada usia dini.
Prinsip-prinsip dalam ABA
• Memecahkan setiap keterampilan : menjadi
bagian-bagian/langkah-langkah kecil
• Diajar secara : Sistematik (apa yang diajarkan,
tahapannya),Terstruktur (bagaimana/cara
mengajarkannya),Terukur (dapat dinilai/sudah
atau belum bisa)
• Metode Pengajaran : sistem one-on-one (satu
guru, satu murid, satu ruangan), instruksi
spesifik : singkat, jelas, konsisten (awalnya
perlu prompt + reinforcer)
• Berulang-ulang sampai respons tanpa prompt
• Bertahap : one-on-one ---kelompok kecil---
kelompok besar
ISTILAH DALAM APPLIED
BEHAVIOR ANALYSIS
( ABA )
INSTRUKSI
• Singkat
• Jelas
• Konsisten
Singkat
• sedapat mungkin hanya 1 kata (kata kuncinya
saja) misal : tiru, lihat, masukkan, buka, tutup
• Jangan kalimat panjang berbunga-bunga, Anakku
sayang sekarang kita mau belajar, coba nanti
kamu menirukan saya ya.
• Dengan singkat karena anak mengalami
gangguan/perlambatan/hambatan (suara
hilangm timbul)
• Hanya sekali : jangan mengulang-ulang kata
dengan ucapan yang berbeda ( masukken,
masukkin, masupin dll)
• Hemat kata, hemat gerakan
• Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Jelas
• Perintah sesuai apa yang ingin diajarkan : misal
mengajarkan imitasi beda dengan mengikuti perintah
sederhana (satu tahap)
• Imitasi : instruksi “tiru”+ model
• Perintah sederhana : instruksi, tepuk tangan tanpa
model
• Bila instruksi “tepuk tangan” + model (terapis
bertepuk tangan) : jangan rancu atau tidak jelas
• 1 saat hanya 1 aktifitas
Konsisten
• Tahap awal : satu instruksi harus persis
sama : misal : masukkan jangan masukkin
atau yang lain
• Di luar kamar belajar : teknik tetap
dilakukan untuk kesempatan insidental,
sekali instruksi dilontarkan, harus
dikerjakan
Tegas
• Intruksi tidak boleh ditawar dan harus
dilaksanakan sampai selesai
• Jangan hilang ditengah jalan
• Bos yang tidak semena-mena
• Harus menyayangi tapi tidak memanjakan
• Suara netral (cukup keras, tegas, bukan
membentak)
Reinforcement/imbalan
• Ransangan yang diberikan setelah perilaku
muncul untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku tersebut
Prinsip dalam pemberian
Imbalan/reinforcement
• Pemberian imbalan akan meningkatkan
perilaku (kekuatan dan kejadian berikutnya)
• Sangat individual : bukan yang kita rasa
kualitasnya tetapi telihat perubahan pada
anak (efeknya terlihat)
• Disesuaikan dengan umur perkembangan
anak : Pengecapan (makanan,minuman), Taktil
(sentuhan, rabaan, tepukan), Gerakan
(goyangan, ayunan), Audiovisual/Sosial
(pujian, senyuman, tawa, anggukan,lagu)
Menentukan Imbalan
• Menawarkan “menu”: dengan meletakkan
benda-benda, perhatikan yang mana anak
ambil, campur lagi dan ulangi
• Perhatikan benda/mainan yang dipilih anak
saat bermain bebas (benda kecil, berbunyi,
bergerak)
• Makanan/minuman kegemaran anak
• Coba (trial and error) : coba satu per satu ada
penilaian/evaluasi, bisa berubah setiap waktu
• Bila imbalan mengganggu pelatihan, jangan
digunakan : sukar diambil kembali.
Cara Memberi Imbalan
• Bervariasi
• Fungsional (melabel/menyebutkan nama)
benda/mainan sebelum diberi, membuka
kotak yang berisi makanan
• Dikaitkan dengan perilaku : diberikansegera
• Konsisten
• Tidak bermakna ganda : pujian “bagus”+ nada
suara senang + coklat, Ganda : hukuman
bersama pernyataan simpatik : tidak tidak
tidak tetapi mama tahu kamu sudah berusaha,
manisnya kamu.
• Jelas untuk perilaku yang mana : jangan
memberi imbalan di tengah-tengah
percakapan
Reward Sosial
3 E dalam reward Sosial
• ENERGY - Dengan sepenuh tenaga
• EXCITMENT - Dengan penuh ceria
• ENTHUSIASM - Dengan penuh semangat
Selang-waktu uji-coba (intertrial Interval)
• Waktu antara imbalan s/d instruksi untuk uji coba
berikutnya : anak perlu waktu untuk
mengkonsumsi imbalan (menelan jus), 3-5 detik
(hiperaktif/stimulasi diri lebih pendek)
* Gunakan untuk : mencatat pada lembar
penilaian, persiapan bahan untuk instruksi
berikutnya.
Prompt ( Bantuan)
• Bantuan yang diberikan oleh terapis maupun
asisten terapis, agar anak berhasil
melaksanakan respons dengan benar.
• Untuk mengajarkan hal/aktivitas baru
(gunakan prompt penuh,misalnya hand-on-
hand (tangan-pada-tangan)
Jenis Prompt
• Lisan : ini apa? Promt: gelas
• Fisik : dengan meraih tangan anak (hand on hand)
• Gestural (gerak isyarat tubuh) : membuka pintu
• Posisi/letak : anak didekatkan ke sesuatu yg dituju
• Model (contoh) : mencontohkan respons untuk ditiru
• Dimensional (ukuran) : pintunya berbeda dengan yang lain
• Visual : terapis melirik atau menatap ke pintu
Innitial Prompt
( Prompt awal)
• Bantuan/prompt yang diberikan saat diperkirakan
anak tidak bisa (anak berespons
salah/offtas/diam ) suatu aktivitas
Misalnya
- Pada aktivitas baru
- Saat anak selalu salah (XXP) dalam merespons
suatu instruksi (lihat pada penilaian siklus
terakhir )
Immediate Prompt
(Prompt segera )
• Bantuan/prompt yang diberikan segera oleh
asisten terapis setelah instruksi diberikan oleh
terapis, lalu dilanjutkan dengan time delay
prompt
Beda Innitial Prompt ( Prompt awal) Pada
Program Verbal dan Non Verbal
• Pada Program Non Verbal
- Dilakukan oleh asisten terapis
- Dilakukan setelah instruksi
- Pasti berhasil karena dilakukan hand to hand
• Pada Program Verbal
- Dilakukan oleh terapis
- Dilakukan sebelum instruksi
- Belum pasti berhasil/tergantung respons anak
- Tidak ada pada program menjawab pertanyaan
Perbedaan Initial prompt dengan
immediate prompt pada verbal
• Intial prompt pada verbal
1. Dilakukan sebelum instruksi
2. Dilakukan oleh terapis
3. Jika InP tidak berhasil maka dilanjutkan
prompt oleh aster, jika tidak berhasil juga
dilanjutkan oleh terapis, jika perlu terapis
lakukan escalation prompt
Perbedaan Initial prompt dengan
immediate prompt pada verbal
• Immediate prompt pada verbal
1. Dilakukan segera setelah instruksi
2. Dilakukan oleh aster
3. Jika ImP tidak berhasil dilanjutkan prompt
oleh terapis, jika perlu terapis lakukan
escalation prompt
Escalation Prompt /prompt semakin
meningkat
• Dilakukan pada program verbal dan menjawab
pertanyaan
• Jika prompt telah diambil alih oleh terapis
namun anak tetap berespon salah atau diam
Contoh escalation prompt
• T: Merah,warna apa? (InP) atau warna apa?
(tanpa InP)
• A: anak diam/salah
• Aster: merah (prompt)
• A: diam/salah
• T: bilang merah (jika sudah digeneralisasi
antara tiru dengan bilang, jika belum maka
tidak dilakukan bilang,loncati lansung ke tiru
Lanjutan EP
• A: diam/salah
• T: tiru merah
• A: diam/salah
• T: konsep tiru, dengan menginstruksikan 3-5
imitasi motorik kasar yang anak pasti bisa
tanpa tersendat/lancar. Kemudian kembali ke
tiru…
• T: tiru merah,jika anak tetap diam/salah stop
pindah ke program lain
Discrete Trial Training
• Training
– Mengajar/melatih/latihan/pelatihan
• Trial
– Uji coba/pencobaan/mencoba
• Discrete
– Terpisah/terputus/terputus-putus/terpaket-paket
• Discrete Trial Training
– Mengajarkan/melatih (anak autistik) dengan cara
melakukan uji-coba yang dilakukan secara terpisah paket-
per-paket
Discrete Trial Training/siklus
Instruksi #1
Instruksi #2
Instruksi #3 + Prompt Imbalan
Bisa Imbalan
Tidak Bisa "Tidak"
Bisa Imbalan
Tidak Bisa "Tidak"
Discrete Trial Training
• Paket-per-paket
– Ada awal
• Siapkan anak
– Ada proses/aktivitas/respons
– Ada akhir
• Feedback dari terapis
• #1, #2, #3+p+i (imbalan) (NNP/NNS)
– Instruksi hanya diberikan oleh terapis
– Imbalan awalnya hanya diberikan oleh terapis
Discrete Trial Training
Siapkan anak
-Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang”
-Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah”
-Kontak matanya (atau kontak materi)
JANGAN memberi instruksi sebelum anak siap
Setelah anak siap
Lakukan:
Instruksi #1 (Pertama)
(SEGERA setelah terjadi kontak mata/materi)
(ump. “Tiru”, meniru tangan ke atas)
Discrete Trial Training
Siapkan anak
-Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang”
-Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah”
-Kontak matanya
Jangan memberi instruksi sebelum anak siap
Instruksi #1 (Pertama)
(SEGERA setelah terjadi kontak mata)
(ump. “Tiru”, menirukan tangan ke-atas)
Diam
(tidak berespons)
Off-task
(lepas-tugas)
Salah
(gerakan salah/
ke-arah salah)
Sebagian Benar
(setengah bisa/
ke-arah benar)
Benar
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Diam
(Tidak berespons)
Beri Kesempatan 3-5 detik
Tetap Diam
(tidak berespons)
Off-task
(lepas-tugas)
Salah
(gerakan salah/
ke-arah salah)
Sebagian Benar
(setengah bisa/
ke-arah benar)
Benar
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Diam
(Tidak berespons)
Beri Kesempatan 3-5 detik
Tetap Diam
(tidak berespons)
“tidak”
(informational “no”)
Ke Paket Berikutnya
( Instruksi #2 / Kedua )
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Off-Task
(lepas-tugas)
Ump. anak melengos,
menengok, kontak mata hilang
“tidak”
(informational “no”)
Ke Paket Berikutnya
( Instruksi #2 / Kedua )
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Salah
(gerakan salah/ke-arah salah)
Ke-arah lain, selain ke arah tangan ke atas
SEGERA tahan dan singkirkan tangan anak
dan katakan
“tidak”
(informational “no”)
Ke Paket Berikutnya
( Instruksi #2 / Kedua )
Prinsipnya:
Jangan kesalahan dibiarkan selesai dilakukan
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Diam / Off-Task / Salah
( Instruksi #2 / Kedua )
(SEGERA setelah terjadi kontak mata)
ke paket selanjutnya
Siapkan anak
-Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang”
-Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah”
-Kontak matanya
Jangan memberi instruksi sebelum anak siap
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Setengah bisa
( Instruksi #1 / Pertama )
(SEGERA setelah terjadi kontak mata)
Prompt sebagian oleh Terapis/ Asisten terapis
+Reward oleh Terapis
Lanjutkan ke siklus selanjutnya
Siapkan anak
-Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang”
-Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah”
-Kontak matanya
Jangan memberi instruksi sebelum anak siap
Discrete Trial Training
Instruksi #1
Bisa
( Instruksi #1 / Pertama )
(SEGERA setelah terjadi kontak mata)
Reward oleh Terapis
Lanjutkan ke siklus selanjutnya
Siapkan anak
-Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang”
-Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah”
-Kontak matanya
Jangan memberi instruksi sebelum anak siap
Discrete Trial Training
Instruksi #2
Tetap Diam
(tidak berespons)
Off-task
(lepas-tugas)
Salah
(gerakan salah/
ke-arah salah)
Sebagian Benar
(setengah bisa/
ke-arah benar)
Benar
Discrete Trial Training
Instruksi #3
SEGERA LAKUKAN PROMPT
(Tidak diberi kesempatan)
(tetap diprompt selama model/contoh masih ada)
1-3 detik kemudian
BERIKAN IMBALAN
(reward/reinforcer)
Tangan anak dilepas saja (jangan diturunkan)
Ke SIKLUS Berikutnya
( Instruksi #1 / PERTAMA )
HAL-HAL PENTING YANG HARUS
DIPERHATIKAN
• Jangan memberi instruksi sebelum anak siap,
sebelum memberikan instruksi siapkan anak
(duduk dan perhatiannya )
• Jangan kesalahan selesai dilakukan oleh anak,
jika anak akan merespons salah suatu instruksi,
maka terapis/asisten terapis segera tahan dan
singkirkan tangan anak serta bilang “tidak”
• Jika aktivitas menggunakan kartu, saat anak
akan merespons salah, maka terapis segera
tahan tangan anak, ambil kartunya serta bilang
“tidak”
Mempersiapkan anak
1. Duduk
Dengan arahan kepatuhan lisan
“duduk manis” /”tangan dilipat”
“tangan kebawah”
2. Perhatian
Dengan instruksi “lihat”, jika perlu lakukan
fiksasi pada anak
Discrete Trial Training
• Nilai/Penilaian
(-) = diam
(o) = off-task
(x) = salah
(P) = prompt penuh
(p) Atau (P+) = prompt ringan/sebagian
(+) = benar
(A) = aproksimasi
• Kriteria Pass/Achieved/Lulus/Sudah-Bisa
– Jika 3x >80%, yaitu 3 sesi (session) berturut-turut
mendapat nilai > 80%
DT (Discrimination Training)
• Training
– Mengajar/melatih/latihan/pelatihan
• Discrimination (diskriminasi)
– Membedakan/pembedaan
(Ras diskriminasi: Membeda-bedakan orang berdasarkan
ras/keturunannya)
• DT (Discrimination Training)
– Melatih (anak autistik) untuk mampu
membedakan berbagai hal/konsep/benda yang
satu dengan yang lain/lain-lainnya
DT (Discrimination Training)
• Aktivitas terdiri dari blok-lima
• Contoh Program Imitasi Gerakan Motorik
Kasar
– Aktivitas #1: Tangan ke-atas
– Aktivitas #2: Tangan ke-samping
– Aktivitas #3: Tolak pinggang
– Aktivitas #4: Bersedekap
– Aktivitas #5: Melambai
DT (Discrimination Training)
• Lakukan DTT pada aktivitas #1
– Setelah anak bisa/lulus/pass/achieved
• Simpan, lakukan dalam program maintenance
• Lakukan DTT pada aktivitas #2
– Setelah anak bisa/lulus/pass/achieved
• Lakukan DT (Discrimination Training) terhadap aktivitas
#1 vs aktivitas #2
DT (Discrimination Training)
• Prinsipnya: Jangan kesalahan selesai dilakukan
– DTT aktivitas #1 (tangan ke-atas)
– DTT aktivitas #2 (tangan ke-samping)
– DT terhadap aktivitas #1 vs #2
• Instruksi aktivitas #1 (tangan ke atas):
– Jika arah tangan anak bergerak ke arah salah (yaitu ke arah
samping atau lainnya selain ke-atas)
» Jangan dibiarkan
» Segera (aster) tahan -serta- singkirkan tangan anak -dan-
terapis bilang “tidak” (informational “no”)
DT (Discrimination Training)
• DTT aktivitas #1 pass maintenance
• DTT aktivitas #2 pass DT 1 vs 2
pass maintenance
• DTT aktivitas #3 pass DT 1 vs 2 vs 3
pass maintenance
• DTT aktivitas #4 pass DT 1 vs 2 vs 3 vs 4
pass maintenance
• DTT aktivitas #5 pass DT 1 vs 2 vs 3 vs 4 vs 5
pass maintenance
• Kemudian lakukan lima blok kedua seperti di atas
pass DT blok-pertama Vs blok-kedua
EO (Establishing Operation)
Operasi Pemantapan
• Dilakukan dalam rangkaian DTT, jika suatu
program anak selalu salah sehingga harus
dilakukan rangkaian DTT, saat anak
mendapat nilai + dalam rangkain DTT ini
maka lakukan EO
EO (Establishing Operation)
• Setelah anak bisa melakukan TANPA prompt (nilai +)
(kapanpun bisanya, apakah pada instruksi #1 atau instruksi #2):
– Jangan lakukan terus-menerus
– Lakukan EO (TP/RSS)
• Repeat (ulangi) 1-3 kali *
• Jika tetap bisa (nilai tetap +)
• Switch (pindah) ke program/aktivitas lain (atau DT-nya)
• Switch-back (kembali) ke aktivitas target
• Jika tetap bisa (1 kali saja), hentikan, pindah ke program lain
(kita kembali ke aktivitas ini setelah program-program lain selesai
dikerjakan, dan masih ada sisa waktu)
(*) Jika responsnya -/x/o/p : Lakukan DTT
EO (Establishing Operation)
+
Repeat 1-3 kali
+
(+)
(+)
Switch
Program Lain
atau Aktivitas DT-nya
-/O/X/P+
DTT
Switch-Back
-/O/X/P+ DTT -/o/x/p
+
Stop
DTT
Contoh: Meniru Gerakan Motorik Kasar
• Persiapkan posisi
– Terapis dan anak duduk berhadapan (tanpa meja)
– Asisten terapis duduk tepat di belakang anak
• Persiapkan anak
– Asisten terapis memperbaiki sikap duduk dan perhatian anak
• Terapis ucapkan instruksi #1 "Tiru(kan)" + model (contoh)
– tunggu 3-5 detik, beri umpan balik : "tidak“
• Terapis ucapkan instruksi #2 "Tiru(kan)" + model (contoh)
– tunggu 3-5 detik, beri umpan balik : "tidak“
• Terapis ucapkan instruksi #3 "Tiru(kan)" + model (contoh)
– Asisten segera melakukan prompt persis sama dengan model
– Terapis segera memberi imbalan
Penilaian Program
• 80% benar (8 out of 10)
– (Response : Opportunity) x 100%
– Opportunity : jumlah trial selain nilai P
• Achieve/pass (Lulus)
– 3 kali berturut-turut nilai > 80%
• 2-3 hari konsisten
Lembar Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai
x x p x x p x x p x
x p x x p x x p x x
p x x p x x p 18 0 0%
x x p x x p - o p x
x p x p+ x x p + 13 1 7%
- x p + + p+ - + + p+
+ + x - p + + 15 8 53%
Lembar Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai
x x p x x p x x p x
x p x x p x x p x x
p x x p x x p 18 0 0%
x x p x x p - o p x
x p x p+ x x p + 13 1 7%
- x p + + p+ - + + p+
+ + x - p + + 15 8 53%
Lembar Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai
x x p x x p x x p x
x p x x p x x p x x
p x x p x x p 18 0 0%
x x p x x p - o p x
x p x p+ x x p + 13 1 7%
- x p + + p+ - + + p+
+ + x - p + + 15 8 53%
Lembar Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai
x x p x x p x x p x
x p x x p x x p x x
p x x p x x p 18 0 0%
x x p x x p - o p x
x p x p+ x x p + 13 1 7%
- x p + + p+ - + + p+
+ + x - p + + 15 8 53%
Lembar Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai
x x p x x p x x p x
x p x x p x x p x x
p x x p x x p 18 0 0%
x x p x x p - o p x
x p x p+ x x p + 13 1 7%
- x p + + p+ - + + p+
+ + x - p + + 15 8 53%
Maintenance
•Mempertahankan efek terapi agar tetap dikuasai
sepanjang waktiu
•Mulai dengan menguirangi sedikit demi sedikit
frekuensi
•Dilakukan setelah program dikuasai anak
•Frekuensi uji coba dikurangi
Penilaian Maintenance
• Maintenance (4-6 minggu)
• Achieve bila 80% dari total nilai > 80%
– ump. ada 3 terapis, masing-masing 1x /minggu
• 4 minggu = 12 sessions
– 10 dari 12 nilai, > 80%
• 5 minggu = 15 sessions
– 12 dari 15 nilai, > 80%
• 6 minggu = 18 sessions
– 15 dari 18 nilai, > 80%
Penilaian Maintenance Tunggu
• Tidak menunggu 4-6 minggu, segera selesai
saat anak lulus pada suatu aktivitas, meskipun
aktivitas maintenance belum dijalankan
Persiapan Hari-hari
Pertama
• Anak melawan
 Ingin keluar
 Menangis
 Mengamuk (lisan, fisik)
 Agresi (menyerang)
 Self-injury (melukai-diri)
Penanganan Hari-hari Pertama
• Anak sudah di ruang belajar sebelum terapis
datang
• Buat jam belajar menyenangkan dan menarik
• Berikan imbalan/pujian yang konstan
– tetap duduk, duduk tenang, kontak mata, mengikuti
perintah
• Campur tugas dan bermain
• Jam belajar singkat (5-10 menit), istirahat sama
panjang
• Jam belajar tingkatkan bertahap
Penanganan Hari-hari Pertama
• Jangan sampai anak memperoleh gagasan :
– mengamuk alat untuk menghentikan kegiatan
• Tingkatkan kepatuhan
– Uji coba harus berakhir positif
• Patuh = senyum + imbalan lain
• Tidak patuh = wajah tak senang + aktifitas tak berakhir
• Latih akting anda
– Mula-mula duduk sebentar, biarkan bangkit
• Lama duduk tingkatkan bertahap
• Usahakan semua kegiatan dilakukan dengan anak duduk di
kursi
Penanganan Hari-hari Pertama
• Latih dan bangun kepatuhan secara konsisten
• Latihan duduk
• Mengikuti arahan-arahan lisan + prompt
– "Tangan dilipat“
– "Tangan ke bawah“
– "Duduk (yang) manis“
– "Ke sini“
Program Awal
• Prasyarat
– Kontak mata
– Duduk
– Kepatuhan (compliance)
• Reseptif / kognitif (pemahaman/pengertian)
– Imitasi (meniru)
• Meniru gerakan motorik kasar
– Mengikuti perintah-sederhana (satu-tahap)
– Mengenal bagian tubuh, benda, gambar, warna, bentuk,
huruf, angka
– Menyamakan/mencocokkan dan mengelompokkan
(identik/non-identik)
• benda, gambar, warna, bentuk, huruf, angka
Kontak Mata : Cara Pertama
• Instruksi "Lihat“
– + benda-benda menarik setinggi mata terapis
(segala benda yang ingin diberikan/diraih anak)
• makanan, mainan (warna mencolok, bergerak-gerak,
berbunyi)
• Mungkin perlu
– mencolek/memegang dagu
– menolehkan kepala
Kontak Mata : Cara Pertama
• Yakinkan
– Anak melihat ke mata terapis (bukan hanya ke
benda)
– Benda sedekat-dekatnya ke mata terapis
– Benda cukup jauh dari anak (+ 0,5-1 meter)
– Mata anak dan terapis sama tinggi
• bila perlu terapis berlutut
Kontak Mata: Cara Pertama
• Awal-awal
– begitu memandang
• segera benda diberikan (ke arah mata anak)
• Setelah kontak mata positif on request (atas
instruksi "Lihat")
– Tingkatkan kontak mata
• perlambat pemberian
• tahan benda, baru berikan
Kontak Mata : Cara Kedua
• Duduk di bangku berhadapan dan sama tinggi
• Instruksi "Lihat" setiap 5-10 detik
– Anak memandang selama 1 detik,
2 detik setelah instruksi
• beri imbalan
– Tak memandang 2 detik setelah instruksi
• Terapis memandang ke arah lain + 5 detik
• Ulangi instruksi + pancingan dengan benda-benda
seperti cara pertama
Kontak Mata : Cara Ketiga
• Anak duduk/berdiri/berbaring
– Pandangan dihalangi wajah terapis (untuk
melakukan kontak mata) + instruksi "Lihat“
• Anak memalingkan wajah
– Wajah terapis mengikuti arah pandangan + imbalan
audiovisual
Latihan Duduk
• Anak berdiri, letakkan kursi tepat di belakang
anak
• Terapis duduk di kursi seukuran anak tepat di
depan anak
– Bila perlu
• jepit anak di antara paha terapis
• tungkai terapis menjepit/merangkum kursi di belakang
anak
• Beri instruksi "Duduk", prompt secara fisik,
– beri imbalan
• Berdirikan anak (tanpa instruksi “berdiri”) dan
ulangi instruksi
Latihan duduk
• Melatih compliance (kepatuhan)
• Dibiasakan duduk
• Umumnya kurikulum dalam posisi duduk
• Sudah mulai mengikuti perintah-sederhana
(satu-tahap)
Menyusun Program
• B.01. Imitasi (meniru) gerakan motorik kasar
• C.01. Mengikuti perintah-sederhana
(satu-tahap)
• C.02. Identifikasi bagian tubuh (reseptif)
• E.01. Mencocokkan (matching)
• E.03. Identifikasi Warna (reseptif)
• E.04. Identifikasi Bentuk (reseptif)
• E.05. Identifikasi Huruf (reseptif)
• E.06. Identifikasi Angka (reseptif)
Menyusun Program
• B.01. Imitasi (meniru) gerakan motorik kasar
(1) Angkat tangan, (2) Pegang hidung, (3) Tepuk-tangan,
(4) Melambai, 5) Tepuk-perut
• C.01. Mengikuti perintah-sederhana (satu-tahap)
(1) Duduk, (2) Angkat tangan, (3) Tepuk-tangan, (4) Melambai,
(5) Toss
• C.02. Identifikasi Bagian tubuh (reseptif)
(1) Kepala, (2) Hidung, (3) Telinga, (4) Perut, (5) Kaki
• E.01. Mencocokkan (matching)
(1) Gambar identik, (2) Warna, (3) Bentuk, (4) Huruf, (5) Angka
• E.03. Identifikasi Warna (reseptif)
(1) Biru, (2) Merah, (3) Kuning
• E.04. Identifikasi Bentuk (reseptif)
(1) Bulat, (2) Kotak, (3) Segi-tiga
• E.05. Identifikasi Huruf (reseptif)
(1) A, (2) I, (3) U, (4) E, (5) O
• E.06. Identifikasi Angka (reseptif)
1 - 5
Identifikasi Warna tahap 1A
Tahap 1 A
Identifikasi Warna, tahap 1B, rotasi
acak
Tahap 1 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Warna
Tahap 2 A
Penilaian Identifikasi
Pada tahap ( 1 A, 1 B, 2 A, 3 A, 4A),
jika anak langsung bisa maka
lakukan EO, jika anak tetap bisa
dilanjutkan dengan tahap berikutnya,
tanpa harus menunggu 3 sesi
berturut-turut .
Identifikasi Warna
Tahap 2 B : Lakukan rotasi acak
Penilaian Identifikasi
Pada tahap ini ( 2 B, 4 b), penilaian
harus mengikuti kriteria kelulusan,
yaitu minimal 80 % , 3 sesi berturut-
turut .
Identifikasi Warna
Tahap 3 A
Identifikasi Warna
Tahap 3 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Warna
Tahap 4 A
Identifikasi Warna
Tahap 4 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Bentuk
Tahap 1 A
Identifikasi Bentuk
Tahap 1 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Bentuk
Tahap 2 A
Identifikasi Bentuk
Tahap 2 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Bentuk
Tahap 3 A
Identifikasi Bentuk
Tahap 3 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Bentuk
Tahap 4 A
Identifikasi Bentuk
Tahap 4 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Huruf
A
Tahap 1 A
Identifikasi Huruf
A
A
A A
A A
A
A
A
Tahap 1 B : Lakukan rotasi acak
Identifikasi Huruf
A U
Tahap 2 A
Identifikasi Huruf
Tahap 2 B : Lakukan rotasi acak
A U
Identifikasi Huruf
Tahap 3 A
U
Identifikasi Huruf
Tahap 3 B : Lakukan rotasi acak
U
U
U U
U U
U
U
U
Identifikasi Huruf
Tahap 4 A
A U
Identifikasi Huruf
Tahap 4 B : Lakukan rotasi acak
A U
Matching (Menyamakan)
Formasi 1x1
Mencocokkan/ matching
Jika anak bisa merespons
dengan benar (100%) semua
kartu, maka langsung
dilanjukan dengan formasi
berikutnya tanpa harus
menunggu 3 sesi berturut-
turut .
Matching (Menyamakan)
Formasi 1x2
Matching (Menyamakan)
Formasi 1x3
Matching (Menyamakan)
Formasi 2x2
Matching (Menyamakan)
Formasi 2x3
Matching (Menyamakan)
Formasi 3x3
Matching (Menyamakan)
Acak Formasi 3x3
Matching (Menyamakan)
Formasi 4x4
Matching (Menyamakan)
Formasi 5x5
MASALAH
Kesenjangan antara yang
diharapkan dengan yang
terjadi/kenyataan
Identifikasi masalah
5 W 1 H
What
Where
When
Why
Who
How
Komponen
Identifikasi masalah
1 Persiapan Anak
2 Materi
3 Istruksi
4 Respons
5 Prompt
6 Reward
7 Teknik/struktur
8 Prinsip

More Related Content

Similar to Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK

11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
ZahroMasruroh
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
ZahroMasruroh
 
Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)
Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)
Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)
KORAN PEDULI DOT COM
 
Hiperaktif
HiperaktifHiperaktif
Hiperaktif
JieJie Najiha
 
Modul aba 1. rumah autis introduksi
Modul aba 1. rumah autis introduksiModul aba 1. rumah autis introduksi
Modul aba 1. rumah autis introduksiHardiono Pusponegoro
 
PPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptxPPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptx
ssusera1de1d
 
Presentation ppd
Presentation ppdPresentation ppd
Presentation ppd
arghearheza
 
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Ahmad Imran Md Isa
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
Azimatul Karimah
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorisme
Hamsah Saram
 
Teori proses pembelajaran
Teori proses pembelajaranTeori proses pembelajaran
Teori proses pembelajaranArfa Aziz
 
PROFILING Neuro linguistic programming B
PROFILING Neuro linguistic programming BPROFILING Neuro linguistic programming B
PROFILING Neuro linguistic programming B
RianRiswanda2
 
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewBermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Megat Panji Alam
 
Pengurusan T L
Pengurusan  T LPengurusan  T L
Pengurusan T L
Nurul Yuyun
 
Social behavioral approach (pembulatan)
Social behavioral approach  (pembulatan)Social behavioral approach  (pembulatan)
Social behavioral approach (pembulatan)
Octa Pranata
 
PPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.ppt
PPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.pptPPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.ppt
PPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.ppt
riaretno1
 
Tugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajar
Tugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajarTugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajar
Tugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajarZur Yani
 
Style of Studies
Style of StudiesStyle of Studies
Style of Studies
Alfathah Luisenbairn
 

Similar to Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK (20)

11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
 
Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)
Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)
Kebijakan pemerintah-tt-autis-(baru)
 
Hiperaktif
HiperaktifHiperaktif
Hiperaktif
 
Modul aba 1. rumah autis introduksi
Modul aba 1. rumah autis introduksiModul aba 1. rumah autis introduksi
Modul aba 1. rumah autis introduksi
 
Tingkahlaku bermasalah
Tingkahlaku bermasalahTingkahlaku bermasalah
Tingkahlaku bermasalah
 
PPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptxPPT Refrat Autisme ringkas.pptx
PPT Refrat Autisme ringkas.pptx
 
Presentation ppd
Presentation ppdPresentation ppd
Presentation ppd
 
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
Bermasalahtingkahlakudanemosi new-091011024533-phpapp01
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorisme
 
Teori proses pembelajaran
Teori proses pembelajaranTeori proses pembelajaran
Teori proses pembelajaran
 
PROFILING Neuro linguistic programming B
PROFILING Neuro linguistic programming BPROFILING Neuro linguistic programming B
PROFILING Neuro linguistic programming B
 
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi NewBermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
Bermasalah Tingkah Laku Dan Emosi New
 
Pengurusan T L
Pengurusan  T LPengurusan  T L
Pengurusan T L
 
Social behavioral approach (pembulatan)
Social behavioral approach  (pembulatan)Social behavioral approach  (pembulatan)
Social behavioral approach (pembulatan)
 
Masalah tingkahlaku
Masalah tingkahlakuMasalah tingkahlaku
Masalah tingkahlaku
 
PPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.ppt
PPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.pptPPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.ppt
PPT-MATERI PEMBELAJARAN MIKRO.ppt
 
Tugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajar
Tugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajarTugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajar
Tugas ppt hiperaktif mata kuliah kesukaran belajar
 
Style of Studies
Style of StudiesStyle of Studies
Style of Studies
 

Recently uploaded

PPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptx
PPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptxPPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptx
PPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptx
mahrizalibnu
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
ZulfiaIbrahim1
 
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerdasuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
CindyKirana4
 
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptxPPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
dwiretnowati10
 
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDARFAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
slampangkir3
 
MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM
MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBMMTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM
MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM
DARAHIFALAHMA1
 

Recently uploaded (6)

PPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptx
PPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptxPPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptx
PPT Proyek Perubahan STUNTING.ANWAR.pptx
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
 
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerdasuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
 
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptxPPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
 
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDARFAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
FAIROUZ HUDA GELAR BAZAR UMKM DIVILLA BUKIT TIDAR
 
MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM
MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBMMTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM
MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM, MTBS&MTBM
 

Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK

  • 1. PELATIHAN ABA BAGI ANAK AUTISTIK (Applied Behavior Analysis / Metode Lovaas) RAHMAHTRISILVIA
  • 2. Autisme • “Autos” berarti diri sendiri “Isme” berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yg tertarik hanya pd dunianya sendiri. • Autisme ; suatu gangguan perkembangan yg kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi • autisme adlh gangguan perkembangan perpasif yg ditandai oleh adanya abnormalitas dan kelainan yang muncul sblm anak berusia 3 tahun, dgn ciri-ciri fungsi yg abnormal dlm 3 bidang yaitu (1) interaksi sosial (2) komunikasi (3) prilaku yang terbatas dan berulang.
  • 3. • Hambatan dalam komunikasi sosial • Perilaku terbatas dan repetitif Gejala muncul pada awal perkembangan Dibagi 3 kategori :level 3 memerlukan dukungan sangat substansial, level 2 memerlukan dukungan substansial, level 1 memerlukan dukungan DSM V
  • 4. Gejala yang tampak • Pada komunikasi – Tidak bicara, terlambat bicara – Menarik tangan orang dewasa bila menginginkan sesuatu – Bahasa "planit" (babling, menceracau) – Ekolali : membeo apa yang didengar – Bicara sepatah-dua-patah kata (biasanya terhenti umur 18-24 bulan – Yang bisa bicara,pemahaman terbatas pada kata- kata, tidak keseluruhan
  • 5. Gejala yang tampak • Gangguan interaksi sosial – Kontak mata tidak ada / minim / menghindar – Tidak mau bermain / berinteraksi timbal-balik dengan anak sebaya – Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal-balik – Tidak berespons terhadap orang (didekati, dijauhi,ditinggal,oleh orang tua/orang asing
  • 6. Gejala yang tampak • Minat/aktivitas terbatas dan berulang-ulang – Asyik bermain sendiri – Ketertarikan/keterlekatan yang aneh terhadap benda- benda/bagian benda – Minat berlebihan pada suatu benda / bagian benda – Ritual (urut-urutan harus selalu sama),tidak mau dirubah rutinitasnya – Self-stimulatory (stimulasi diri sendiri), a.l. : • Mengepak-ngepakkan tangan (hand-flapping) • Memutar-mutar benda/diri (spinning, twirling) • Jalan berjinjit (toe-walking) • Senang menatap benda berputar (kipas angin, roda)
  • 7. Gejala yang tampak • Gangguan sensori (penginderaan) – Hiposensitif • Self-injury (melukai diri sendiri) / self-abuse – Tak peduli luka/lecet/kena benda panas – Menggaruk-garuk sampai berdarah – Hipersensitif • Tidak suka disentuh • Tidak suka menyentuh tekstur tertentu • Tidak suka/tahan suara tertentu mixer/blender, pemotong rumput, penyedot debu
  • 8. Intervensi Bagi Anak Autistik • Intervensi dini yang terpadu/komprehensif • Jenis intervensinya: – ABA (=Applied Behavior Analysis / Metode Lovaas) – Biomedical Intervention/Therapy/Treatment • Diet : GFCFSF • Medikamentosa (obat) • Suplemen – Terapi wicara, terapi okupasi, sensory integration, auditory integration training (Berard/Tomatis), edukasi khusus, dll.
  • 10. Sejarah ABA •Applied behavior analysis= analisis perilaku terapan •Dasar teori dari aliran behaviorisme •Dipublikasikan 1943 oleh Prof.Dr.Ivaar Lovaas di UCLA AS •Di kenal dengan metode Lovaas
  • 11. Applied Behavior Analysis (ABA) • Applied – Terapan • Behavior – Perilaku • Analysis – Mengurai / memecah menjadi bagian-bagian kecil – Mempelajari bagian-bagian tersebut serta hubungannya – Melakukan sesuatu serta mempelajari hasilnya – Kemudian memodifikasi bila perlu
  • 12. Applied Behavior Analysis (ABA) Ilmu terapan (tehnis-praktis) yang menggunakan prosedur perubahan perilaku, untuk mengajarkan seseorang agar menguasai berbagai kemampuan/aktivitas dengan ukuran nilai-nilai/standar yang ada (di masyarakat) • Prosedur yang digunakan – Berasal dari sejumlah penelitian – Telah teruji secara empiris
  • 13. sambungan • Tidak ada hukuman dalam terapi ini akan tetapi bila anak berespon negative ( salah / tidak tepat ) atau tidak berespon sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang dia sukai • Dapat dikatakan bahwa Applied Behavioral Analysis ( ABA ) adalah suatu teknik yang telah disusun secara sistematis untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dan meningkatkan perilaku yang diharapkan.
  • 14. Applied Behavior Analysis (ABA) • Kelebihan – Sistematik, terstruktur, terukur – Terbukti efektif dan efisien melalui berbagai penelitian
  • 15. Penelitian Lovaas • Anak-anak autistik – Umur <4 tahun – IQ rata-rata 60 – Intervensi intensif • 40 jam seminggu • 2-4 tahun
  • 16. Penelitian Lovaas • Hasil – 89% anak berhasil • 47% anak : fungsi kognitif normal – Uji IQ (berbagai standar) : normal • 42% anak : berbagai tingkat keberhasilan – Kelas khusus – 11% anak • Sedikit kemajuan
  • 17. Penelitian Lovaas • Saat ini : Anak-anak tsb sudah dewasa – Tampak normal – Tidak dapat dibedakan (sosial/akademik) oleh awam/profesional
  • 18. Dasar Penerapan ABA • Penerapan teori belajar khususnya prinsip operant conditioning untuk mengubah perilaku • Operant conditioning mengacu pada hubungan antara kejadian di lingkungan yang berdampak pada perubahan spesifik perilaku yang ingin dirubah • Perilaku + R+ = akan diulangi Perilaku + R- = akan berkurang/hilang
  • 19. Prinsip Operant Conditioning Perilaku Konsekuensi menyenangkan Konsekuensi tak menyenangkan Perilaku berulang Perilaku tak berulang
  • 20. Operant Conditioning (Prakejadian / Instruksi) (Perilaku) (Reinforcer) Ibu memanggil anak Anak datang Es-krim Tidak datang Feed-back Ulangi memanggil Bantu anak datang (prompt) Es-krim Antescedence Behavior Consequence
  • 21. Discrete Trial Training Instruksi #1 Instruksi #2 Instruksi #3 + Prompt Imbalan Bisa Imbalan Tidak Bisa "Tidak" Bisa Imbalan Tidak Bisa "Tidak"
  • 22. Prinsip Operant Conditioning • Konsekuensi yang menyenangkan – akan memperkuat perilaku • disebut REINFORCER /Reward • Jika perilaku diberi reinforcer (positive reinforcement) – perilaku yang sama akan terulang
  • 23. • Perilaku: tindakan yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan orang lain atau diri sendiri • Tindakan atau reaksi dengan cara spesifik,tertentu dan juga dapat berupa reflek yang tidak direncanakan, memliki tujuan,gerakan tubuh sederhana sampai pada gerakan yang kompleks Perilaku
  • 24. Perilaku Autistik • Berkelebihan (excess):perilaku yang seharusnya tidak muncul tapi muncul, muncul pada waktu, tempat, usia yang tidak tepat baik frekuensi, intensitas, durasinya) – Stimulasi diri – Tantrum – Agresif
  • 25. Perilaku Autistik • Berkekurangan (deficit):perilaku yang seharusnya muncul tapi tidak muncul, Gagal dalam menunjukan suatu perilaku yang dianggap sesuai dengan usia tertentu, waktu dan tempat – Tidak/belum bicara – Tidak bisa bermain – Tidak ada kontak sosial
  • 26. Tujuan perilaku yang tidak diinginkan pada anak autistic • Mencari perhatian • Ketidakmampuan untuk memperoleh apa yang diinginkan • Menghindar dari sesuatu • Kebutuhan ransangan dari dalam • Ketdakmampuan untuk dipahami(khusus anak yang non verbal)
  • 27. Tujuan ABA •Komunikasi 2 arah yang aktif •Sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum (generalisasi subjek, intruksi, objek, respon dan tempat) •Menghilangkan dan meminimalkan perilaku yang tidak wajar •Mengajarkan akademik •Kemampuan bina diri dan keterampilan •Meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak autis terhadap aturan. •Dari terapi ini hasil yang didapatkan signifikan bila mampu diterapkan secara intensif, teratur dan konsisten pada usia dini.
  • 28. Prinsip-prinsip dalam ABA • Memecahkan setiap keterampilan : menjadi bagian-bagian/langkah-langkah kecil • Diajar secara : Sistematik (apa yang diajarkan, tahapannya),Terstruktur (bagaimana/cara mengajarkannya),Terukur (dapat dinilai/sudah atau belum bisa) • Metode Pengajaran : sistem one-on-one (satu guru, satu murid, satu ruangan), instruksi spesifik : singkat, jelas, konsisten (awalnya perlu prompt + reinforcer) • Berulang-ulang sampai respons tanpa prompt • Bertahap : one-on-one ---kelompok kecil--- kelompok besar
  • 29. ISTILAH DALAM APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS ( ABA )
  • 31. Singkat • sedapat mungkin hanya 1 kata (kata kuncinya saja) misal : tiru, lihat, masukkan, buka, tutup • Jangan kalimat panjang berbunga-bunga, Anakku sayang sekarang kita mau belajar, coba nanti kamu menirukan saya ya. • Dengan singkat karena anak mengalami gangguan/perlambatan/hambatan (suara hilangm timbul) • Hanya sekali : jangan mengulang-ulang kata dengan ucapan yang berbeda ( masukken, masukkin, masupin dll) • Hemat kata, hemat gerakan • Bahasa Indonesia yang baik dan benar
  • 32. Jelas • Perintah sesuai apa yang ingin diajarkan : misal mengajarkan imitasi beda dengan mengikuti perintah sederhana (satu tahap) • Imitasi : instruksi “tiru”+ model • Perintah sederhana : instruksi, tepuk tangan tanpa model • Bila instruksi “tepuk tangan” + model (terapis bertepuk tangan) : jangan rancu atau tidak jelas • 1 saat hanya 1 aktifitas
  • 33. Konsisten • Tahap awal : satu instruksi harus persis sama : misal : masukkan jangan masukkin atau yang lain • Di luar kamar belajar : teknik tetap dilakukan untuk kesempatan insidental, sekali instruksi dilontarkan, harus dikerjakan
  • 34. Tegas • Intruksi tidak boleh ditawar dan harus dilaksanakan sampai selesai • Jangan hilang ditengah jalan • Bos yang tidak semena-mena • Harus menyayangi tapi tidak memanjakan • Suara netral (cukup keras, tegas, bukan membentak)
  • 35. Reinforcement/imbalan • Ransangan yang diberikan setelah perilaku muncul untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku tersebut
  • 36. Prinsip dalam pemberian Imbalan/reinforcement • Pemberian imbalan akan meningkatkan perilaku (kekuatan dan kejadian berikutnya) • Sangat individual : bukan yang kita rasa kualitasnya tetapi telihat perubahan pada anak (efeknya terlihat) • Disesuaikan dengan umur perkembangan anak : Pengecapan (makanan,minuman), Taktil (sentuhan, rabaan, tepukan), Gerakan (goyangan, ayunan), Audiovisual/Sosial (pujian, senyuman, tawa, anggukan,lagu)
  • 37. Menentukan Imbalan • Menawarkan “menu”: dengan meletakkan benda-benda, perhatikan yang mana anak ambil, campur lagi dan ulangi • Perhatikan benda/mainan yang dipilih anak saat bermain bebas (benda kecil, berbunyi, bergerak) • Makanan/minuman kegemaran anak • Coba (trial and error) : coba satu per satu ada penilaian/evaluasi, bisa berubah setiap waktu • Bila imbalan mengganggu pelatihan, jangan digunakan : sukar diambil kembali.
  • 38. Cara Memberi Imbalan • Bervariasi • Fungsional (melabel/menyebutkan nama) benda/mainan sebelum diberi, membuka kotak yang berisi makanan • Dikaitkan dengan perilaku : diberikansegera • Konsisten • Tidak bermakna ganda : pujian “bagus”+ nada suara senang + coklat, Ganda : hukuman bersama pernyataan simpatik : tidak tidak tidak tetapi mama tahu kamu sudah berusaha, manisnya kamu. • Jelas untuk perilaku yang mana : jangan memberi imbalan di tengah-tengah percakapan
  • 39. Reward Sosial 3 E dalam reward Sosial • ENERGY - Dengan sepenuh tenaga • EXCITMENT - Dengan penuh ceria • ENTHUSIASM - Dengan penuh semangat
  • 40. Selang-waktu uji-coba (intertrial Interval) • Waktu antara imbalan s/d instruksi untuk uji coba berikutnya : anak perlu waktu untuk mengkonsumsi imbalan (menelan jus), 3-5 detik (hiperaktif/stimulasi diri lebih pendek) * Gunakan untuk : mencatat pada lembar penilaian, persiapan bahan untuk instruksi berikutnya.
  • 41. Prompt ( Bantuan) • Bantuan yang diberikan oleh terapis maupun asisten terapis, agar anak berhasil melaksanakan respons dengan benar. • Untuk mengajarkan hal/aktivitas baru (gunakan prompt penuh,misalnya hand-on- hand (tangan-pada-tangan)
  • 42. Jenis Prompt • Lisan : ini apa? Promt: gelas • Fisik : dengan meraih tangan anak (hand on hand) • Gestural (gerak isyarat tubuh) : membuka pintu • Posisi/letak : anak didekatkan ke sesuatu yg dituju • Model (contoh) : mencontohkan respons untuk ditiru • Dimensional (ukuran) : pintunya berbeda dengan yang lain • Visual : terapis melirik atau menatap ke pintu
  • 43. Innitial Prompt ( Prompt awal) • Bantuan/prompt yang diberikan saat diperkirakan anak tidak bisa (anak berespons salah/offtas/diam ) suatu aktivitas Misalnya - Pada aktivitas baru - Saat anak selalu salah (XXP) dalam merespons suatu instruksi (lihat pada penilaian siklus terakhir )
  • 44. Immediate Prompt (Prompt segera ) • Bantuan/prompt yang diberikan segera oleh asisten terapis setelah instruksi diberikan oleh terapis, lalu dilanjutkan dengan time delay prompt
  • 45. Beda Innitial Prompt ( Prompt awal) Pada Program Verbal dan Non Verbal • Pada Program Non Verbal - Dilakukan oleh asisten terapis - Dilakukan setelah instruksi - Pasti berhasil karena dilakukan hand to hand • Pada Program Verbal - Dilakukan oleh terapis - Dilakukan sebelum instruksi - Belum pasti berhasil/tergantung respons anak - Tidak ada pada program menjawab pertanyaan
  • 46. Perbedaan Initial prompt dengan immediate prompt pada verbal • Intial prompt pada verbal 1. Dilakukan sebelum instruksi 2. Dilakukan oleh terapis 3. Jika InP tidak berhasil maka dilanjutkan prompt oleh aster, jika tidak berhasil juga dilanjutkan oleh terapis, jika perlu terapis lakukan escalation prompt
  • 47. Perbedaan Initial prompt dengan immediate prompt pada verbal • Immediate prompt pada verbal 1. Dilakukan segera setelah instruksi 2. Dilakukan oleh aster 3. Jika ImP tidak berhasil dilanjutkan prompt oleh terapis, jika perlu terapis lakukan escalation prompt
  • 48. Escalation Prompt /prompt semakin meningkat • Dilakukan pada program verbal dan menjawab pertanyaan • Jika prompt telah diambil alih oleh terapis namun anak tetap berespon salah atau diam
  • 49. Contoh escalation prompt • T: Merah,warna apa? (InP) atau warna apa? (tanpa InP) • A: anak diam/salah • Aster: merah (prompt) • A: diam/salah • T: bilang merah (jika sudah digeneralisasi antara tiru dengan bilang, jika belum maka tidak dilakukan bilang,loncati lansung ke tiru
  • 50. Lanjutan EP • A: diam/salah • T: tiru merah • A: diam/salah • T: konsep tiru, dengan menginstruksikan 3-5 imitasi motorik kasar yang anak pasti bisa tanpa tersendat/lancar. Kemudian kembali ke tiru… • T: tiru merah,jika anak tetap diam/salah stop pindah ke program lain
  • 51. Discrete Trial Training • Training – Mengajar/melatih/latihan/pelatihan • Trial – Uji coba/pencobaan/mencoba • Discrete – Terpisah/terputus/terputus-putus/terpaket-paket • Discrete Trial Training – Mengajarkan/melatih (anak autistik) dengan cara melakukan uji-coba yang dilakukan secara terpisah paket- per-paket
  • 52. Discrete Trial Training/siklus Instruksi #1 Instruksi #2 Instruksi #3 + Prompt Imbalan Bisa Imbalan Tidak Bisa "Tidak" Bisa Imbalan Tidak Bisa "Tidak"
  • 53. Discrete Trial Training • Paket-per-paket – Ada awal • Siapkan anak – Ada proses/aktivitas/respons – Ada akhir • Feedback dari terapis • #1, #2, #3+p+i (imbalan) (NNP/NNS) – Instruksi hanya diberikan oleh terapis – Imbalan awalnya hanya diberikan oleh terapis
  • 54. Discrete Trial Training Siapkan anak -Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang” -Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah” -Kontak matanya (atau kontak materi) JANGAN memberi instruksi sebelum anak siap Setelah anak siap Lakukan: Instruksi #1 (Pertama) (SEGERA setelah terjadi kontak mata/materi) (ump. “Tiru”, meniru tangan ke atas)
  • 55. Discrete Trial Training Siapkan anak -Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang” -Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah” -Kontak matanya Jangan memberi instruksi sebelum anak siap Instruksi #1 (Pertama) (SEGERA setelah terjadi kontak mata) (ump. “Tiru”, menirukan tangan ke-atas) Diam (tidak berespons) Off-task (lepas-tugas) Salah (gerakan salah/ ke-arah salah) Sebagian Benar (setengah bisa/ ke-arah benar) Benar
  • 56. Discrete Trial Training Instruksi #1 Diam (Tidak berespons) Beri Kesempatan 3-5 detik Tetap Diam (tidak berespons) Off-task (lepas-tugas) Salah (gerakan salah/ ke-arah salah) Sebagian Benar (setengah bisa/ ke-arah benar) Benar
  • 57. Discrete Trial Training Instruksi #1 Diam (Tidak berespons) Beri Kesempatan 3-5 detik Tetap Diam (tidak berespons) “tidak” (informational “no”) Ke Paket Berikutnya ( Instruksi #2 / Kedua )
  • 58. Discrete Trial Training Instruksi #1 Off-Task (lepas-tugas) Ump. anak melengos, menengok, kontak mata hilang “tidak” (informational “no”) Ke Paket Berikutnya ( Instruksi #2 / Kedua )
  • 59. Discrete Trial Training Instruksi #1 Salah (gerakan salah/ke-arah salah) Ke-arah lain, selain ke arah tangan ke atas SEGERA tahan dan singkirkan tangan anak dan katakan “tidak” (informational “no”) Ke Paket Berikutnya ( Instruksi #2 / Kedua ) Prinsipnya: Jangan kesalahan dibiarkan selesai dilakukan
  • 60. Discrete Trial Training Instruksi #1 Diam / Off-Task / Salah ( Instruksi #2 / Kedua ) (SEGERA setelah terjadi kontak mata) ke paket selanjutnya Siapkan anak -Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang” -Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah” -Kontak matanya Jangan memberi instruksi sebelum anak siap
  • 61. Discrete Trial Training Instruksi #1 Setengah bisa ( Instruksi #1 / Pertama ) (SEGERA setelah terjadi kontak mata) Prompt sebagian oleh Terapis/ Asisten terapis +Reward oleh Terapis Lanjutkan ke siklus selanjutnya Siapkan anak -Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang” -Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah” -Kontak matanya Jangan memberi instruksi sebelum anak siap
  • 62. Discrete Trial Training Instruksi #1 Bisa ( Instruksi #1 / Pertama ) (SEGERA setelah terjadi kontak mata) Reward oleh Terapis Lanjutkan ke siklus selanjutnya Siapkan anak -Duduk dan Posisinya: “duduk manis/tenang” -Arahan kepatuhan: “tangan dilipat/ke-bawah” -Kontak matanya Jangan memberi instruksi sebelum anak siap
  • 63. Discrete Trial Training Instruksi #2 Tetap Diam (tidak berespons) Off-task (lepas-tugas) Salah (gerakan salah/ ke-arah salah) Sebagian Benar (setengah bisa/ ke-arah benar) Benar
  • 64. Discrete Trial Training Instruksi #3 SEGERA LAKUKAN PROMPT (Tidak diberi kesempatan) (tetap diprompt selama model/contoh masih ada) 1-3 detik kemudian BERIKAN IMBALAN (reward/reinforcer) Tangan anak dilepas saja (jangan diturunkan) Ke SIKLUS Berikutnya ( Instruksi #1 / PERTAMA )
  • 65. HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN • Jangan memberi instruksi sebelum anak siap, sebelum memberikan instruksi siapkan anak (duduk dan perhatiannya ) • Jangan kesalahan selesai dilakukan oleh anak, jika anak akan merespons salah suatu instruksi, maka terapis/asisten terapis segera tahan dan singkirkan tangan anak serta bilang “tidak” • Jika aktivitas menggunakan kartu, saat anak akan merespons salah, maka terapis segera tahan tangan anak, ambil kartunya serta bilang “tidak”
  • 66. Mempersiapkan anak 1. Duduk Dengan arahan kepatuhan lisan “duduk manis” /”tangan dilipat” “tangan kebawah” 2. Perhatian Dengan instruksi “lihat”, jika perlu lakukan fiksasi pada anak
  • 67. Discrete Trial Training • Nilai/Penilaian (-) = diam (o) = off-task (x) = salah (P) = prompt penuh (p) Atau (P+) = prompt ringan/sebagian (+) = benar (A) = aproksimasi • Kriteria Pass/Achieved/Lulus/Sudah-Bisa – Jika 3x >80%, yaitu 3 sesi (session) berturut-turut mendapat nilai > 80%
  • 68. DT (Discrimination Training) • Training – Mengajar/melatih/latihan/pelatihan • Discrimination (diskriminasi) – Membedakan/pembedaan (Ras diskriminasi: Membeda-bedakan orang berdasarkan ras/keturunannya) • DT (Discrimination Training) – Melatih (anak autistik) untuk mampu membedakan berbagai hal/konsep/benda yang satu dengan yang lain/lain-lainnya
  • 69. DT (Discrimination Training) • Aktivitas terdiri dari blok-lima • Contoh Program Imitasi Gerakan Motorik Kasar – Aktivitas #1: Tangan ke-atas – Aktivitas #2: Tangan ke-samping – Aktivitas #3: Tolak pinggang – Aktivitas #4: Bersedekap – Aktivitas #5: Melambai
  • 70. DT (Discrimination Training) • Lakukan DTT pada aktivitas #1 – Setelah anak bisa/lulus/pass/achieved • Simpan, lakukan dalam program maintenance • Lakukan DTT pada aktivitas #2 – Setelah anak bisa/lulus/pass/achieved • Lakukan DT (Discrimination Training) terhadap aktivitas #1 vs aktivitas #2
  • 71. DT (Discrimination Training) • Prinsipnya: Jangan kesalahan selesai dilakukan – DTT aktivitas #1 (tangan ke-atas) – DTT aktivitas #2 (tangan ke-samping) – DT terhadap aktivitas #1 vs #2 • Instruksi aktivitas #1 (tangan ke atas): – Jika arah tangan anak bergerak ke arah salah (yaitu ke arah samping atau lainnya selain ke-atas) » Jangan dibiarkan » Segera (aster) tahan -serta- singkirkan tangan anak -dan- terapis bilang “tidak” (informational “no”)
  • 72. DT (Discrimination Training) • DTT aktivitas #1 pass maintenance • DTT aktivitas #2 pass DT 1 vs 2 pass maintenance • DTT aktivitas #3 pass DT 1 vs 2 vs 3 pass maintenance • DTT aktivitas #4 pass DT 1 vs 2 vs 3 vs 4 pass maintenance • DTT aktivitas #5 pass DT 1 vs 2 vs 3 vs 4 vs 5 pass maintenance • Kemudian lakukan lima blok kedua seperti di atas pass DT blok-pertama Vs blok-kedua
  • 73. EO (Establishing Operation) Operasi Pemantapan • Dilakukan dalam rangkaian DTT, jika suatu program anak selalu salah sehingga harus dilakukan rangkaian DTT, saat anak mendapat nilai + dalam rangkain DTT ini maka lakukan EO
  • 74. EO (Establishing Operation) • Setelah anak bisa melakukan TANPA prompt (nilai +) (kapanpun bisanya, apakah pada instruksi #1 atau instruksi #2): – Jangan lakukan terus-menerus – Lakukan EO (TP/RSS) • Repeat (ulangi) 1-3 kali * • Jika tetap bisa (nilai tetap +) • Switch (pindah) ke program/aktivitas lain (atau DT-nya) • Switch-back (kembali) ke aktivitas target • Jika tetap bisa (1 kali saja), hentikan, pindah ke program lain (kita kembali ke aktivitas ini setelah program-program lain selesai dikerjakan, dan masih ada sisa waktu) (*) Jika responsnya -/x/o/p : Lakukan DTT
  • 75. EO (Establishing Operation) + Repeat 1-3 kali + (+) (+) Switch Program Lain atau Aktivitas DT-nya -/O/X/P+ DTT Switch-Back -/O/X/P+ DTT -/o/x/p + Stop DTT
  • 76. Contoh: Meniru Gerakan Motorik Kasar • Persiapkan posisi – Terapis dan anak duduk berhadapan (tanpa meja) – Asisten terapis duduk tepat di belakang anak • Persiapkan anak – Asisten terapis memperbaiki sikap duduk dan perhatian anak • Terapis ucapkan instruksi #1 "Tiru(kan)" + model (contoh) – tunggu 3-5 detik, beri umpan balik : "tidak“ • Terapis ucapkan instruksi #2 "Tiru(kan)" + model (contoh) – tunggu 3-5 detik, beri umpan balik : "tidak“ • Terapis ucapkan instruksi #3 "Tiru(kan)" + model (contoh) – Asisten segera melakukan prompt persis sama dengan model – Terapis segera memberi imbalan
  • 77. Penilaian Program • 80% benar (8 out of 10) – (Response : Opportunity) x 100% – Opportunity : jumlah trial selain nilai P • Achieve/pass (Lulus) – 3 kali berturut-turut nilai > 80% • 2-3 hari konsisten
  • 78. Lembar Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p 18 0 0% x x p x x p - o p x x p x p+ x x p + 13 1 7% - x p + + p+ - + + p+ + + x - p + + 15 8 53%
  • 79. Lembar Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p 18 0 0% x x p x x p - o p x x p x p+ x x p + 13 1 7% - x p + + p+ - + + p+ + + x - p + + 15 8 53%
  • 80. Lembar Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p 18 0 0% x x p x x p - o p x x p x p+ x x p + 13 1 7% - x p + + p+ - + + p+ + + x - p + + 15 8 53%
  • 81. Lembar Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p 18 0 0% x x p x x p - o p x x p x p+ x x p + 13 1 7% - x p + + p+ - + + p+ + + x - p + + 15 8 53%
  • 82. Lembar Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Op Rp Nilai x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p x x p 18 0 0% x x p x x p - o p x x p x p+ x x p + 13 1 7% - x p + + p+ - + + p+ + + x - p + + 15 8 53%
  • 83. Maintenance •Mempertahankan efek terapi agar tetap dikuasai sepanjang waktiu •Mulai dengan menguirangi sedikit demi sedikit frekuensi •Dilakukan setelah program dikuasai anak •Frekuensi uji coba dikurangi
  • 84. Penilaian Maintenance • Maintenance (4-6 minggu) • Achieve bila 80% dari total nilai > 80% – ump. ada 3 terapis, masing-masing 1x /minggu • 4 minggu = 12 sessions – 10 dari 12 nilai, > 80% • 5 minggu = 15 sessions – 12 dari 15 nilai, > 80% • 6 minggu = 18 sessions – 15 dari 18 nilai, > 80%
  • 85. Penilaian Maintenance Tunggu • Tidak menunggu 4-6 minggu, segera selesai saat anak lulus pada suatu aktivitas, meskipun aktivitas maintenance belum dijalankan
  • 86. Persiapan Hari-hari Pertama • Anak melawan  Ingin keluar  Menangis  Mengamuk (lisan, fisik)  Agresi (menyerang)  Self-injury (melukai-diri)
  • 87. Penanganan Hari-hari Pertama • Anak sudah di ruang belajar sebelum terapis datang • Buat jam belajar menyenangkan dan menarik • Berikan imbalan/pujian yang konstan – tetap duduk, duduk tenang, kontak mata, mengikuti perintah • Campur tugas dan bermain • Jam belajar singkat (5-10 menit), istirahat sama panjang • Jam belajar tingkatkan bertahap
  • 88. Penanganan Hari-hari Pertama • Jangan sampai anak memperoleh gagasan : – mengamuk alat untuk menghentikan kegiatan • Tingkatkan kepatuhan – Uji coba harus berakhir positif • Patuh = senyum + imbalan lain • Tidak patuh = wajah tak senang + aktifitas tak berakhir • Latih akting anda – Mula-mula duduk sebentar, biarkan bangkit • Lama duduk tingkatkan bertahap • Usahakan semua kegiatan dilakukan dengan anak duduk di kursi
  • 89. Penanganan Hari-hari Pertama • Latih dan bangun kepatuhan secara konsisten • Latihan duduk • Mengikuti arahan-arahan lisan + prompt – "Tangan dilipat“ – "Tangan ke bawah“ – "Duduk (yang) manis“ – "Ke sini“
  • 90. Program Awal • Prasyarat – Kontak mata – Duduk – Kepatuhan (compliance) • Reseptif / kognitif (pemahaman/pengertian) – Imitasi (meniru) • Meniru gerakan motorik kasar – Mengikuti perintah-sederhana (satu-tahap) – Mengenal bagian tubuh, benda, gambar, warna, bentuk, huruf, angka – Menyamakan/mencocokkan dan mengelompokkan (identik/non-identik) • benda, gambar, warna, bentuk, huruf, angka
  • 91. Kontak Mata : Cara Pertama • Instruksi "Lihat“ – + benda-benda menarik setinggi mata terapis (segala benda yang ingin diberikan/diraih anak) • makanan, mainan (warna mencolok, bergerak-gerak, berbunyi) • Mungkin perlu – mencolek/memegang dagu – menolehkan kepala
  • 92. Kontak Mata : Cara Pertama • Yakinkan – Anak melihat ke mata terapis (bukan hanya ke benda) – Benda sedekat-dekatnya ke mata terapis – Benda cukup jauh dari anak (+ 0,5-1 meter) – Mata anak dan terapis sama tinggi • bila perlu terapis berlutut
  • 93. Kontak Mata: Cara Pertama • Awal-awal – begitu memandang • segera benda diberikan (ke arah mata anak) • Setelah kontak mata positif on request (atas instruksi "Lihat") – Tingkatkan kontak mata • perlambat pemberian • tahan benda, baru berikan
  • 94. Kontak Mata : Cara Kedua • Duduk di bangku berhadapan dan sama tinggi • Instruksi "Lihat" setiap 5-10 detik – Anak memandang selama 1 detik, 2 detik setelah instruksi • beri imbalan – Tak memandang 2 detik setelah instruksi • Terapis memandang ke arah lain + 5 detik • Ulangi instruksi + pancingan dengan benda-benda seperti cara pertama
  • 95. Kontak Mata : Cara Ketiga • Anak duduk/berdiri/berbaring – Pandangan dihalangi wajah terapis (untuk melakukan kontak mata) + instruksi "Lihat“ • Anak memalingkan wajah – Wajah terapis mengikuti arah pandangan + imbalan audiovisual
  • 96. Latihan Duduk • Anak berdiri, letakkan kursi tepat di belakang anak • Terapis duduk di kursi seukuran anak tepat di depan anak – Bila perlu • jepit anak di antara paha terapis • tungkai terapis menjepit/merangkum kursi di belakang anak • Beri instruksi "Duduk", prompt secara fisik, – beri imbalan • Berdirikan anak (tanpa instruksi “berdiri”) dan ulangi instruksi
  • 97. Latihan duduk • Melatih compliance (kepatuhan) • Dibiasakan duduk • Umumnya kurikulum dalam posisi duduk • Sudah mulai mengikuti perintah-sederhana (satu-tahap)
  • 98. Menyusun Program • B.01. Imitasi (meniru) gerakan motorik kasar • C.01. Mengikuti perintah-sederhana (satu-tahap) • C.02. Identifikasi bagian tubuh (reseptif) • E.01. Mencocokkan (matching) • E.03. Identifikasi Warna (reseptif) • E.04. Identifikasi Bentuk (reseptif) • E.05. Identifikasi Huruf (reseptif) • E.06. Identifikasi Angka (reseptif)
  • 99. Menyusun Program • B.01. Imitasi (meniru) gerakan motorik kasar (1) Angkat tangan, (2) Pegang hidung, (3) Tepuk-tangan, (4) Melambai, 5) Tepuk-perut • C.01. Mengikuti perintah-sederhana (satu-tahap) (1) Duduk, (2) Angkat tangan, (3) Tepuk-tangan, (4) Melambai, (5) Toss • C.02. Identifikasi Bagian tubuh (reseptif) (1) Kepala, (2) Hidung, (3) Telinga, (4) Perut, (5) Kaki • E.01. Mencocokkan (matching) (1) Gambar identik, (2) Warna, (3) Bentuk, (4) Huruf, (5) Angka • E.03. Identifikasi Warna (reseptif) (1) Biru, (2) Merah, (3) Kuning • E.04. Identifikasi Bentuk (reseptif) (1) Bulat, (2) Kotak, (3) Segi-tiga • E.05. Identifikasi Huruf (reseptif) (1) A, (2) I, (3) U, (4) E, (5) O • E.06. Identifikasi Angka (reseptif) 1 - 5
  • 100. Identifikasi Warna tahap 1A Tahap 1 A
  • 101. Identifikasi Warna, tahap 1B, rotasi acak Tahap 1 B : Lakukan rotasi acak
  • 103. Penilaian Identifikasi Pada tahap ( 1 A, 1 B, 2 A, 3 A, 4A), jika anak langsung bisa maka lakukan EO, jika anak tetap bisa dilanjutkan dengan tahap berikutnya, tanpa harus menunggu 3 sesi berturut-turut .
  • 104. Identifikasi Warna Tahap 2 B : Lakukan rotasi acak
  • 105. Penilaian Identifikasi Pada tahap ini ( 2 B, 4 b), penilaian harus mengikuti kriteria kelulusan, yaitu minimal 80 % , 3 sesi berturut- turut .
  • 107. Identifikasi Warna Tahap 3 B : Lakukan rotasi acak
  • 109. Identifikasi Warna Tahap 4 B : Lakukan rotasi acak
  • 111. Identifikasi Bentuk Tahap 1 B : Lakukan rotasi acak
  • 113. Identifikasi Bentuk Tahap 2 B : Lakukan rotasi acak
  • 115. Identifikasi Bentuk Tahap 3 B : Lakukan rotasi acak
  • 117. Identifikasi Bentuk Tahap 4 B : Lakukan rotasi acak
  • 119. Identifikasi Huruf A A A A A A A A A Tahap 1 B : Lakukan rotasi acak
  • 121. Identifikasi Huruf Tahap 2 B : Lakukan rotasi acak A U
  • 123. Identifikasi Huruf Tahap 3 B : Lakukan rotasi acak U U U U U U U U U
  • 125. Identifikasi Huruf Tahap 4 B : Lakukan rotasi acak A U
  • 127. Mencocokkan/ matching Jika anak bisa merespons dengan benar (100%) semua kartu, maka langsung dilanjukan dengan formasi berikutnya tanpa harus menunggu 3 sesi berturut- turut .
  • 136. MASALAH Kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi/kenyataan
  • 137. Identifikasi masalah 5 W 1 H What Where When Why Who How
  • 138. Komponen Identifikasi masalah 1 Persiapan Anak 2 Materi 3 Istruksi 4 Respons 5 Prompt 6 Reward 7 Teknik/struktur 8 Prinsip