Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang memiliki sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji. Terdapat pergiliran keturunan antara generasi gametofit haploid dan generasi sporofit diploid. Pteridophyta dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan ciri morfologi dan anatomi masing-masing.
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Pteridophyta (tumbuhan paku)
1. Anggota Kelompok : 1. Alif Kurniawan
2. Ibnu Azhar
3. Muh . Alif Zhafran
4. Za’im Ukhrawi
2. PTERYDOPHYTA (TANAMAN
PAKU)
Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah,
karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta
mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat
perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan
tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab
sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur
panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan
tumbuhan heterospor.
Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran
keturunan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran.
Individu yang menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi
yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot yang
merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini
terbentuk individu yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora
melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang merupakan permulaan
dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk protalium melalui
perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas,
yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat),
Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
3. Ciri-ciri Pterydophyta
1) Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang
kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
2) Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki
sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
3) Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan
berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak
terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan
tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio Pterydophyta bersifat unipolar,
akar yang keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang
muncul dari batang. Akar memiliki kaliptra.
4) Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
5) Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas
xylem dan floem.
6) Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk
pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai
sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil.
7) Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan
sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel
induk spora. Masing-masing membelah reduksi menghasilkan 4 spora haploid yang
dapat bergandengan tetraeder.
8) Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan
pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
9) Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu :
perisporium, eksosporium, dan endosporium.
4. Daur Hidup Pterydophyta
Tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan. Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku menghasilkan dua
generasi yaitu : generasi gametofit dan generasi sporofit.
1. Generasi Gametofit
Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium. Protalium adalah tumbuhan paku baru yang berbentuk
seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Protalium tidak berumur panjang.
Artinya, generasi gametofit tidak berlangsung lama.
2. Generasi Sporofit
Generasi sporofit merupakan generasi penghasil spora, yaitu berupa tumbuhan paku itu sendiri. Spora
dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora mudah menyebar diterbangkan angin. Spora
yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, yaitu berupa protalium. Generasi lebih
dominan terhadap generasi sporofit.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya, tumbuhan paku dapat dibedakan atas paku homospora, paku
heterospora, dan paku peralihan antara homospora dan heterospora.
a. Paku Homospora
Paku Homospora merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan satu macam spora berukuran
sama. Contohnya paku kawat (Lycopodium).
b. Paku Heterospora
Paku Heterospora merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan dua macam spora dengan ukuran
berbeda. Spora kecil (mikrospora) merupakan spora berkelamin jantan, sedangkan spora besar (makrospora)
berupa spora betina. Contohnya paku rane (Selaginella) dan semanggi (Marsilea crenata).
c. Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan kelompok tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Akan tetapi sebagian spora ada yang berkelamin jantan dan ada yang berkelamin betina.
Contohnya paku ekor kuda (Equisetum debile).
7. Klasifikasi Pterydophyta
1) Divisi Psilotophyta
Anggota divisi ini tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi
akar digantikan oleh rizoid. Psilotophyta memiliki sporangium
yang terletak pada ujung-ujung cabangnya. Psilotophyta
merupakan kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir
punah. Salah satu jenis divisi Psilotophyta yang masih ada
hingga sekarang ini adalah Psilotum.
8. 2) Divisi Lycopodophyta
Jumlah anggota divisi Lycopodophyta mencapai sekitar
1.000 spesies. Mereka memiliki daun berupa mikrofil yang
tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium
yang muncul dari ketiak daun dan berkumpul membentuk
strobilus (bentuk seperti pentungan kayu). Kebanyakan
hidup menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit. Contoh
anggota divisi ini adalah Lycopodium dan Selaginella.
9. 3) Divisi Equisetophyta
Jumlah anggota divisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies.
Biasa tumbuh subur di tempat-tempat yang lembap. Daun
berukuran menengah, bersisik, dan tersusun melingkar pada
setiap buku. Salah satu contoh dari divisi ini adalah
Equisetum.
10. 4) Divisi Pteridophyta
Divisi Pteridophyta meliputi tumbuhan paku menurut
pengertian kita sehari-hari. Mereka memiliki makrofil yang
dilengkapi dengan tulang daun dan daging daun (mesofil).
Tinggi tumbuhan paku ini bervariasi mulai dari yang pendek
dan tampak seperti lumut hingga tinggi menjulang seperti
pohon. Anggota divisi ini ada yang tingginya mencapai 6
kaki. Beberapa contoh dari Pteridophyta adalah paku tiang
(Alsophilla glauca), paku resam (Gleichenia linearis), suplir
(Adiantum cueatum), dan semanggi (Marsilea crenata).
11. Manfaat Pteridophyta
Sebagai bahan obat-obatan
Contohnya : Lycopodium clavatum dan Dryopteris filix-mas
Sebagai tanaman hias
Contohnya : paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum
cuneatum)
Sebagai tanaman sayuran
Contohnya : semanggi (Marsilea crenata)
Sebagai pupuk hijau dalam lahan pertanian
Contohnya : paku air (Azolla pinata)
Sebagai bahan baku pembentukan batu bara
Contohnya : tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba.