SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam
Bryophytina (dari bahasa Yunani bryum, "lumut").

Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah:
"serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.




Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi
lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di
dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun,
perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini
parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari
Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati),
3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki
"taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai
wilayah di Indonesia dan dunia.
Pergiliran keturunan




Pergiliran keturunan tumbuhan lumut

Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal
orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang
haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu
tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.

Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel
telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini
terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel
sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah)
menuju arkegonium untuk membuahi ovum.

Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya
disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk
mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium
pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis.
Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas
yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan
menumbuhkan gametofit baru.
Ciri-ciri, Reproduksi, dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya
beberapa milimeter saja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir
semua jenis tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun
kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat - tempat yang basah.

Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara
keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang
menghasilkan gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang
menghasilkan spora).

a) Ciri - ciri tubuh

Ciri - ciri tubuh lumut sebagai berikut :

       Sel - sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
        Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu
       lapis sel. Sel - sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang
       tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel - sel mati yang besar - besar dengan
       penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel - sel yang mati ini berguna sebagai
       tempat persediaan air dan cadangan makanan.
        Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
       pertumbuhan membesar. Pada ujung batang terdapat titk tumbuh dengan sebuah sel
       pemula di puncaknya. Sel pemula itu biasanya berbentuk bidan empat (tetrader =
       kerucut terbalik) dan membentuk sel - sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran
       lumut yang terbatas mungkin disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang
       berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
       Rizoid tampak seperti rambut atau benang - benang. Berfungsi sebagai akar untuk
       melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam - garam mineral
       (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang - kadang dengan
       sekat yang tidak sempurna.
       Struktur sporofit (sporangium) tubuh lumut terdiri atas:

1. vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. seta atau tangkai.
3. apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan
kotak spora.
4. kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak
spora.
5. kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora. Sporofit
tumbuh pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki kloroplas sehingga
dapat berfotosintesis, tetapi juga mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat.
Meiosis terjadi dalam kapsul matang pada sporofit, menghasilkan spora haploid. Spora lumut
terbungkus dinding khusus yang tahan terhadap perusakan alam. Spora dapat bertahan lama
dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan
di bagian bawahnya terdapat rizoid sebagai ganti akar. Jika sporofit sedang tidak
memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk
melakukan reproduksi seksual.
b) Reproduksi

Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya
dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan
membentuk gamet - gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam
gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu
sebagai berikut.

1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar
yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang
tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel
ini membelah menghasilkan sel telur.

2. Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding
anteridium terdiri dari selapis sel - sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar
sel induk spermatozoid - spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar
terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat
dua bulu cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui
suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung seperti pada
skema. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu, tumbuhan lumut
disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau
arkegonium saja disebut berumah dua (diesis). Daur hidup tumbuhan lumut dapat
digambarkan sebagai mana tertera di bawah ini.




                                  Daur hidup tumbuhan lumut
c) Klasifikasi

Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati (hepaticeae)
dan lumut daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu
Briofita atau Bryospida (lumut sejati), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati) dan
Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut tanduk). Berikut ini akan kita bahas kita secara
singkat ketiga kelas ini.

(1) Briofita (lumut sejati / lumut daun)

Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di
tempat - tempat yang lembap. Siklus hidup briofita mengalami pergantian antara generasi
haploid dan diploid. Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada
gametofit. Contoh lumut sejati (Briofita) :

a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan bercabang, daunnya besar di bagian atas.
Tudung spora terdapat pada pucuk tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik.
b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun tumbuhan. Tudung
spora terletak pada cabang - cabangnya, bertangkai pendek dan calyptra berbulu. Banyak
terdapat di hutan - hutan dan pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter.
c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada batang pohon di
atas tanah.
d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon - pohon.

(2) Hepatofita (lumut hati)

Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah - tanah
yang cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing -
masing menghasilkan anteridium dan arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin jantan
sedangkan dalam arkegonium terdapat sel telur.
Pembuahan berlangsung dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah dan sedikit berair
merupakan suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air hujan atau percikan air membantu
penyerbukan. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran tutunan. Di
dalam sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas
saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.
Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel yang disebut
mangkok di permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.

(3) Anthocerofita (lumut tanduk)

Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut hati,
perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul
memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah
Anthoceros laevis (lumut tanduk).

d) Manfaat Tumbuhan Lumut bagi Manusia
Tumbuhan lumut tidak berperan penting dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies tertentu
yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati sakit hati (hepatitis), yaitu Marchantia
polymorpha. Selain itu jenis - jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan
sebagai pembalut atau pengganti kapas.

More Related Content

What's hot (18)

Kingdom plantae
Kingdom plantae Kingdom plantae
Kingdom plantae
 
Biologi Plantae
Biologi PlantaeBiologi Plantae
Biologi Plantae
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pterodphyta
Pterodphyta Pterodphyta
Pterodphyta
 
BTR (Botani Tumbuhan Rendah) bryophyta hepaticae
BTR (Botani Tumbuhan Rendah) bryophyta hepaticaeBTR (Botani Tumbuhan Rendah) bryophyta hepaticae
BTR (Botani Tumbuhan Rendah) bryophyta hepaticae
 
Lumut daun
Lumut daunLumut daun
Lumut daun
 
Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
 
Dunia Tumbuhan (Plantae)
Dunia Tumbuhan (Plantae)Dunia Tumbuhan (Plantae)
Dunia Tumbuhan (Plantae)
 
Hepaticopsida
HepaticopsidaHepaticopsida
Hepaticopsida
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
Hepaticopsida
HepaticopsidaHepaticopsida
Hepaticopsida
 
Bryophyta & pteridophyta
Bryophyta & pteridophyta Bryophyta & pteridophyta
Bryophyta & pteridophyta
 
Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
Kelas X materi Lumut (BRYOPHTA)
Kelas X materi Lumut (BRYOPHTA)Kelas X materi Lumut (BRYOPHTA)
Kelas X materi Lumut (BRYOPHTA)
 
Bryophyta
Bryophyta Bryophyta
Bryophyta
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
6... yosua
6... yosua6... yosua
6... yosua
 

Similar to Doc (20)

Tumbuha Lumut Bryophyta
Tumbuha Lumut BryophytaTumbuha Lumut Bryophyta
Tumbuha Lumut Bryophyta
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
PTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptxPTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptx
 
1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - PteridophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
Pteridophyta (tumbuhan paku)
Pteridophyta (tumbuhan paku)Pteridophyta (tumbuhan paku)
Pteridophyta (tumbuhan paku)
 
Mengenal klasifikasi tumbuhan
Mengenal klasifikasi tumbuhanMengenal klasifikasi tumbuhan
Mengenal klasifikasi tumbuhan
 
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salakMetagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak
 
Pteridophyta (walono)
Pteridophyta (walono)Pteridophyta (walono)
Pteridophyta (walono)
 
Kingdom plantae part 1
Kingdom plantae part 1Kingdom plantae part 1
Kingdom plantae part 1
 
BIOLOGI LUMUT.pptx
BIOLOGI LUMUT.pptxBIOLOGI LUMUT.pptx
BIOLOGI LUMUT.pptx
 
Plantae
PlantaePlantae
Plantae
 
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan LumutMakalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
 
Kingdom Plantae
Kingdom PlantaeKingdom Plantae
Kingdom Plantae
 
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
 
Presentation takson
Presentation taksonPresentation takson
Presentation takson
 
plantae
plantaeplantae
plantae
 

Doc

  • 1. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam Bryophytina (dari bahasa Yunani bryum, "lumut"). Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya. Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
  • 2. Pergiliran keturunan Pergiliran keturunan tumbuhan lumut Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
  • 3. Ciri-ciri, Reproduksi, dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa milimeter saja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua jenis tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat - tempat yang basah. Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang menghasilkan gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang menghasilkan spora). a) Ciri - ciri tubuh Ciri - ciri tubuh lumut sebagai berikut : Sel - sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel - sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel - sel mati yang besar - besar dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel - sel yang mati ini berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. Pada ujung batang terdapat titk tumbuh dengan sebuah sel pemula di puncaknya. Sel pemula itu biasanya berbentuk bidan empat (tetrader = kerucut terbalik) dan membentuk sel - sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran lumut yang terbatas mungkin disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh. Rizoid tampak seperti rambut atau benang - benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam - garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang - kadang dengan sekat yang tidak sempurna. Struktur sporofit (sporangium) tubuh lumut terdiri atas: 1. vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium. 2. seta atau tangkai. 3. apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora. 4. kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora. 5. kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora. Sporofit tumbuh pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki kloroplas sehingga dapat berfotosintesis, tetapi juga mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat. Meiosis terjadi dalam kapsul matang pada sporofit, menghasilkan spora haploid. Spora lumut terbungkus dinding khusus yang tahan terhadap perusakan alam. Spora dapat bertahan lama dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid sebagai ganti akar. Jika sporofit sedang tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
  • 4. b) Reproduksi Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet - gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut. 1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur. 2. Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteridium terdiri dari selapis sel - sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid - spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat dua bulu cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung seperti pada skema. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis). Daur hidup tumbuhan lumut dapat digambarkan sebagai mana tertera di bawah ini. Daur hidup tumbuhan lumut
  • 5. c) Klasifikasi Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati (hepaticeae) dan lumut daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu Briofita atau Bryospida (lumut sejati), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati) dan Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut tanduk). Berikut ini akan kita bahas kita secara singkat ketiga kelas ini. (1) Briofita (lumut sejati / lumut daun) Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di tempat - tempat yang lembap. Siklus hidup briofita mengalami pergantian antara generasi haploid dan diploid. Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada gametofit. Contoh lumut sejati (Briofita) : a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan bercabang, daunnya besar di bagian atas. Tudung spora terdapat pada pucuk tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik. b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun tumbuhan. Tudung spora terletak pada cabang - cabangnya, bertangkai pendek dan calyptra berbulu. Banyak terdapat di hutan - hutan dan pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter. c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada batang pohon di atas tanah. d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon - pohon. (2) Hepatofita (lumut hati) Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah - tanah yang cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing - masing menghasilkan anteridium dan arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin jantan sedangkan dalam arkegonium terdapat sel telur. Pembuahan berlangsung dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah dan sedikit berair merupakan suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air hujan atau percikan air membantu penyerbukan. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran tutunan. Di dalam sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel yang disebut mangkok di permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah Marchantia polymorpha dan Porella. (3) Anthocerofita (lumut tanduk) Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis (lumut tanduk). d) Manfaat Tumbuhan Lumut bagi Manusia
  • 6. Tumbuhan lumut tidak berperan penting dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati sakit hati (hepatitis), yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis - jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.