SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
Metagenesis Tumbuhan Paku dan Lumut dan salak
Apa itu metagenesis?, Bagaimana prosesnya pada tumbuhan paku, lumut dan
salak?, Apakah perbedaan metagenesis tumbuhan paku dan lumut?, untuk
mengetahui proses dan perbedaannya, lebih jelasnya mari kita bahas satu per
satu.
Metagenesis adalah pergiliran keturunan antara generasi seksual dan aseksual;
perkembangbiakan seksual yang kemudian diikuti dengan perkembangbiakan
aseksual dalam suatu generasi. Setiap generasi mengalami pergiliran keturunan,
yaitu dari generasi gametofit (generasi penghasil gamet) ke generasi sporofit
(generasi penghasil spora). Metagenesis terjadi pada tumbuhan lumut dan paku-
pakuan.tidak semua organisme mampu mensintesis bahan makanannya sendiri.
Ada dua kelompok organisme yakni heterotrof dan autotrof. Kelompok organisme
heterotrof tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sintesis bahan makanan
yang dibutuhkannya. Oleh karena itu seluruh kebutuhan hidupnya bergantung
pada ketersediaan zat organik dari organisme lain atau lingkungannya. Contoh
organisme heterotrof seperti: hewan, jamur, dan beberapa jenis bakteri.
Ketiadaan pigmen fotosintetiklah yang menyebabkan mereka menggantungkan
hidupnya kepada organisme lain.Kelompok organisme autotrof memiliki
kemampuan menyusun zat makanan sendiri. Dengan bantuan energi dari luar,
misalnya energi cahaya matahari, tumbuhan dapat menghasilkan karbohidrat
yang penting bagi penyediaan energi untuk dirinya sendiri maupun untuk
organisme lain.
Sebagian besar organisme autotrof yang ada di bumi ini termasuk kelompok
tumbuhan berbiji atau permatophyta.(Gembong Tjitrosoepomo, 2005). Selain itu
alga, lumut (Briophyta), dan tumbuhan paku (Pteridophyta) juga memiliki
kemampuan yang sama dalam membuat makanan sendiri. Semua tumbuhan
memiliki kemampuan membentuk zat organik dari zat-zat anorganik melalui
fotosintesis (bersifat autotrof). Tumbuhan merupakan organisme multiseluler,
karena tubuh tumbuhan tersusun oleh banyak sel, baik sel yang telah mengalami
diferensiasi maupun belum mengalaminya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel
yang tersusun oleh hemiselulosa sehingga bentuk sel tumbuhan relatif tetap, tidak
mudah mengalami perubahan. Tergantung tingkat kemajuan yang dicapai dalam
diferensiasi jaringan, ada tumbuhan yang berpembuluh (vaskuler), ada pula yang
belum berpembuluh (nonvaskuler). Cara reproduksi tumbuhan juga berbeda-
beda, ada yang secara vegetatif maupun secara generatif. Dilihat dari
kelengkapan organ yang dimiliki, tumbuhan berbiji ( Spermatophyta) merupakan
golongan tumbuhan paling tinggi tingkatannya. Pada tumbuhan ini akar, batang,
dan daun telah nyata ada, serta menghasilkan biji sebagai alat
2
perkembangbiakan. Tumbuhan dengan akar, batang dan daun sejati disebut
tumbuhan berkormus (kormophyta). Atas dasar ciri-ciri itulah maka tumbuhan
berbiji disebut (kormophyta berbiji). Selain spermatophyta, tumbuhan paku
(Pteridophyta) juga telah menunjukkan ciri-ciri mempunyai akar, batang, dan daun
sejati, terutama golongan paku pohon. Jadi, tumbuhan paku dapat dimasukkan ke
dalam kelompok kormophyta. Dengan spora yang dibentuk dalam kotak spora,
tumbuhan paku dijuluki sebagai kormophyta berspora. Metagenesis Tumbuhan
Paku dan Lumut A. Metagenesisi Tumbuhan Paku Tumbuhan paku, paku-
pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem
pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk
reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora
sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai kelompok
organisme seperti lumut dan fungi.( Wikipedia.org )
1. Ciri-ciri tumbuhan paku
 Dibandingkan dengan lumut, tumbuhan paku menunjukkan ciri yang lebih
maju. Pada tumbuhan paku telah ditemukan akar, batang, dan daun yang
sebenarnya.
 Batang tumbuhan paku memiliki pembuluh/berkas pengangkut, ciri ini
belum dijumpai pada lumut. Habitus/ perawakannya sangat
beranekaragam, mulai dari tumbuhan paku dengan daun-daun kecil
dengan struktur yang sangat sederhana sampai tumbuhan paku dengan
daun mencapai 2 meter dengan struktur yang rumit.
 Tumbuhan paku ada yang belum memiliki batang yang nyata (hanya
berupa rizom), tapi juga ada yang memiliki batang sebenarnya (paku
pohon).
 Daun tumbuhan paku bermacam-macam, dibedakan menurut ukuran, atau
menurut fungsinya. Menurut ukurannya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi mikrofil (daun berukuran kecil) dan makrofil (daun berukuran
besar). Adapun menurut fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi daun fertil atau sporofil (daun penghasil spora) dan daun steril
atau tropofil (daun untuk fotosintesis). Daun penghasil spora biasanya juga
dapat berfungsi untuk fotosintesis, daun semacam ini disebut troposporofil.
 Habitat tumbuhan paku ada yang di tanah, ada yang epifit pada pohon lain
dan ada yang hidup di air. Karena itu ada tiga macam tumbuhan paku,
yaitu paku tanah, paku epifit, dan paku air. Umumnya tumbuhan paku
menyukai tempat yang teduh dengan tingkat kelembaban udara yang
tinggi.
2. Reproduksi tumbuhan paku
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis.
Gametofitnya dinamakan protalium yang merupakan hasil perkecambahan spora
haploid. Bentuk protalium menyerupai jantung, berwarna hijau, melekat pada
3
substrat dengan menggunakan rizoid, ukurannya hanya beberapa sentimeter
saja.
Protalium menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-
macam. Generasi sporofit berupa tumbuhan paku. Dalam suatu protalium akan
dibentuk arkegonium (badan penghasil ovum) dan anteridium (badan penghasil
spermatozoid). Ovum dan spermatozoid dengan media air akan bertemu, lalu
melebur menjadi zigot.
Selanjutnya zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku yang
merupakan sporofit. Pada daun fertil dibentuk sporangium (kotak spora), di
dalamnya terdapat sel induk spora yang akan membelah secara meiosis
membentuk spora haploid. Akhirnya sporangium pecah dan spora-spora keluar.
Jika jatuh di tempat yang sesuai spora akan berkecambah membentuk protalium.
Dengan demikian siklus hidup berulang lagi.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus, batang berpembuluh, daunnya
terdiri daun steril (trofofil) dan daun fertil (sporofil). Batangnya berupa rizoma atau
batang berkayu (pada paku pohon). Tumbuhan paku menghasilkan spora,
mengalami metagenensis, generasi sporofit berumur panjang, gametofit berupa
protalium yang berukuran kecil dan berumur pendek. Menurut spora yang
dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu tumbuhan paku homospor, heterospor, dan peralihan.
a. Skema/Diagram metagenesis tumbuhan paku homospor
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama tidak
dapat dibedakan jenisnya antara spora jantan atau spora betina. Contohnya
Lycopodium clavatum (paku kawat).
4
b. Skema metagenesis tumbuhan paku heterospor
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk, ukuran, dan jenisnya
berbeda yaitu mikrospora (spora berukuran kecil, berjenis jantan), dan
makrospora (spora berukuran besar, dan berjenis betina). Contohnya: selaginella
sp (paku rane) dan marsilea sp (semanggi).
c. Skema metagenesis tumbuhan paku peralihan
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama,
namun terdapat spora jantan dan spora betina. Contohnya Equisetum debile
(paku ekor kuda)
5
B. Metagenesis Tumbuhan Lumut
Kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang nyata
digolongkan dalam golongan Thallophyta, misalnya lumut (Bryophyta). Tumbuhan
lumut terdiri atas dua kelas, yaitu kelas Hepaticae (lumut hati) dan kelas Musci
(lumut daun). Keduanya berbeda bentuk susunan tubuh dan perkembangan
gametangium (lumut hati) serta sporogoniumnya. Tumbuhan lumut (Bryophyta)
belum menampakkan ciri adanya akar sejati. Sederetan sel-sel yang menyerupai
rambut, menggantikan fungsi akar yang belum dimilikinya. Inilah yang dinamakan
rizoid (akar semu) yang berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempat
hidupnya. Rizoid juga berfungsi untuk menambatkan tubuh lumut pada tempat
hidupnya. Batang dan daun sejati belum ditemukan pada lumut, hanya pada
lumut daun telah menunjukkan kemajuan dengan adanya struktur batang serta
daun sederhana, tanpa jaringan pengangkut.
Lumut menyukai tempat yang teduh dan lembab, misalnya tembok, permukaan
batuan, genteng, dan kulit pohon. Di tempat yang miskin zat organik pun Lumut
tetap dapat hidup di tempat yang mengandung sedikit zat organik, asalkan
memiliki kelembaban yang cukup. Karena sifat toleran yang sangat tinggi
tersebut, maka lumut dapat tumbuh dimana-mana. Inilah yang menjadi alasan
mengapa lumut disebut tumbuhan kosmopolit
6
Talus berwarna hijau karena adanya klorofil menjadikan lumut mampu melakukan
sintesis senyawa organik dengan bantuan sinar matahari. Jadi, lumut bersifat
autotrof karena tidak bergantung pada organisme lain. Lumut menghasilkan spora
sebagai alat perkembangbiakan.
Pada talus bagian atas lumut yang sudah dewasa akan terbentuk badan
penghasil spora yang dinamakan sporogonium. Sporogonium merupakan
perkembangan dari zigot, hasil peleburan spermatozoid yang dibentuk oleh
anteridium dan ovum yang dibentuk oleh arkegonium. Spora dibentuk secara
meiosis dalam kotak spora (sporogonium). Jika kotak spora telah masak, dengan
gerak higroskopik kotak spora pecah dan spora-spora terlempar keluar.
Kemudian spora menyebar pada areal yang luas dengan bantuan angin. Jika
spora jatuh di tempat lembab akan berkecambah menjadi protonema yang
menyerupai benang dan tumbuh menjadi lumut baru. Jadi, dalam daur hidupnya
lumut mengalami metagenesis atau pergantian keturunan antara generasi
gametofit dan generasi sporofit.
Selain secara seksual, lumut juga berkembang biak secara aseksual, yaitu
dengan membentuk tunas atau membentuk fragmen talus. Lembaran talus
merupakan gametofit karena dapat membentuk arkegonium yang menghsilkan
ovum, dan membentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid. Adapun
sporogonium yang merupakan hasil pertumbuhan dari zigot merupakan sporofit,
karena dapat membentuk spora.
Generasi gametofit mulai dengan spora yang dihasilkan meiosis. Spora ini haploid
dan semua sela yang dihasilkan dari sel ini juga haploid termasuk arkegonium
dan anteridium (gamet). Jika dua gamet ini melebur membentuk zigot, maka
mulailah generasi sporofit. Jumlah kromosom zigot adalah diploid dan semua sel
yang diturunkannya melalui mitosis adalah diploid. Kemudian sel-sel tertentu
mengalami meiosis yang haploid dan mulailah generasi gametofit.
Tanaman Salak
Tanaman Salak ialah salah satu tumbuhan yang tumbuh dengan daun berduri
pada lahan tertentu. Dimana Salak yang memiliki nama latin Salacca edulis reinw.
Nama yang indah ini tentunya juga memiliki klasifikasi tersendiri entah itu secara
klasifikasi dan morfologi.salak merupakan jenis tanaman yang tumbuh di daerah
7
hutan hujan tropis dan cukup rimbun, biasanya tanaman ini digunakan oleh babi
hutan atau rusa untuk berlindung dari predator karena tanaman ini sangat rimbun
dan berduri.
Ciri Khusus Tanaman Salak
1. Salak termasuk dalam kategori tanaman palma, salak merupakan tanaman
asal inonesia asli yang memiliki nama latin Salacca zalacca.
2. Akar tanaman salak merupakan akar serabut yang sebaran akarnya tidak
luas dan dangkal, akarnya mudah rusak jika kekurangan air. Akar muda
akan selalu tumbuh di atas akar yang lama dan semakin keluar. Cukup
timbun akar ini dengan tanah dan akar lama dapat dipangkas sehingga
tanaman salak akan tetap awet mdua dan produksi buah salak dapat
dipertahankan
3. Batang salak rapat ditutupi oleh pelepah dan pada tanaman yang sudah
tua batangnya akan melata dan bertunas. Tunas ini dapat digunakan
sebagai vegetasi baru
4. Daun salak sangat unik karena berpelepah dan helaian daunnya panjang
dengan tangkai yang berduri. Bentuk daun seperti pedang pangkal daun
menyempit, cembung dan bersegmen banyak dan tidak sama Bunga
betina hanya didapat dari tanaman betina. Sekelompok bunga betina
hanya terdiri dari 1-3 malai. Satu malai mengandung 10-20 bakal buah.
Panjang bunga secara keseluruhan 20-30cm, panjang malai 7-10cm.
Warna bunga betina hijau kekuningan berbintik merah, dan mempunya 3
petal. Bunga betina mekar selma 1-3 hari. Jika lebih dari 3 hari tidak ada
persahan, maka bunga akan layu dan tidak dapat dipergunakan dalam
proses penyerbukan atau persahan.
5. Bunga jantan hanya didapat dari tanaman jantan. Sekelompok bunga
jantan hanya terdiri dari 4-12 malai. Satu malai terdiri dari ribuan serbuk
sari. Panjang bunga jantan secara keseluruhan 15-35cm, panjang malai 7-
15cm. Bunga jantan mekar selama 1-3 hari, setelah lebih dari 3 hari bunga
akan layu dan tidak dapat dipergunakan dalam proses penyerbukan atau
persarian
6. Proses persarian dapat terjadi seara alami dengan bantuan angin air
hujan, atau serangga hanya jika tanaman jantan dan betina bedektatan.
Jika berjauhan maka proses persarian dibantu oleh manusia dengan cara
mengibaskan bunga jantan yang sudah mekar pada hari ke dua ke bagian
bunga betina yang sudah mekar juga.
7. Bentuk buah bulat atau bulat telur dengan ujung runcing, kulit bersisik
berwarna coklat, daging buah berwaran putih kekuningan, kuning
kecoklatan atau merah. Rasa buah manis atau agak asam, bijinya
berbentuk bulat telur berisi 3. dengan salah satu sisi bulat dan sisi lain
bersudut.
8
Referensi
http://jokowarino.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-salak/
http://www.ilmupengetahuanalam.com/2016/02/metagenesis-tumbuhan-paku-
dan-lumut.html *

More Related Content

What's hot (19)

Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
 
Bryophyta
BryophytaBryophyta
Bryophyta
 
MATERI PLANTAE
MATERI PLANTAEMATERI PLANTAE
MATERI PLANTAE
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
Bab 7 plantae
Bab 7 plantae Bab 7 plantae
Bab 7 plantae
 
Bryophyta
BryophytaBryophyta
Bryophyta
 
Plantae, Kingdom Tumbuhan
Plantae, Kingdom TumbuhanPlantae, Kingdom Tumbuhan
Plantae, Kingdom Tumbuhan
 
Plantae
PlantaePlantae
Plantae
 
Bryophyta
Bryophyta Bryophyta
Bryophyta
 
TUMBUHAN LUMUT DAN TUMBUHAN PAKU DARI KEL2
TUMBUHAN LUMUT DAN TUMBUHAN PAKU DARI KEL2TUMBUHAN LUMUT DAN TUMBUHAN PAKU DARI KEL2
TUMBUHAN LUMUT DAN TUMBUHAN PAKU DARI KEL2
 
Kisi-Kisi Mid Biologi SMA US
Kisi-Kisi Mid Biologi SMA USKisi-Kisi Mid Biologi SMA US
Kisi-Kisi Mid Biologi SMA US
 
Bryopsida (BIOLOGI KLS 10)
Bryopsida (BIOLOGI KLS 10)Bryopsida (BIOLOGI KLS 10)
Bryopsida (BIOLOGI KLS 10)
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Makalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumutMakalah tumbuhan lumut
Makalah tumbuhan lumut
 
PPT PLANTAE
PPT PLANTAEPPT PLANTAE
PPT PLANTAE
 
Bryophyta 2012 1
Bryophyta 2012 1Bryophyta 2012 1
Bryophyta 2012 1
 
Lumut hati-hepaticopsida
Lumut hati-hepaticopsidaLumut hati-hepaticopsida
Lumut hati-hepaticopsida
 
Tumbuhan paku
Tumbuhan pakuTumbuhan paku
Tumbuhan paku
 

Viewers also liked

Makalah Kerajaan Gowa Tallo
Makalah Kerajaan Gowa TalloMakalah Kerajaan Gowa Tallo
Makalah Kerajaan Gowa TalloDewi Puspitasari
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXSulistiyo Wibowo
 
Rpp dunia tumbuhan (microteaching)
Rpp dunia tumbuhan (microteaching)Rpp dunia tumbuhan (microteaching)
Rpp dunia tumbuhan (microteaching)DiahAnggr
 

Viewers also liked (7)

TUMBUHAN PAKU
TUMBUHAN PAKUTUMBUHAN PAKU
TUMBUHAN PAKU
 
Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
Makalah Kerajaan Gowa Tallo
Makalah Kerajaan Gowa TalloMakalah Kerajaan Gowa Tallo
Makalah Kerajaan Gowa Tallo
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
 
Rpp dunia tumbuhan (microteaching)
Rpp dunia tumbuhan (microteaching)Rpp dunia tumbuhan (microteaching)
Rpp dunia tumbuhan (microteaching)
 
alga, lumut dan paku
alga, lumut dan pakualga, lumut dan paku
alga, lumut dan paku
 
Lumut ( bryophyta)
Lumut ( bryophyta)Lumut ( bryophyta)
Lumut ( bryophyta)
 

Similar to Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak (20)

Pterodphyta
Pterodphyta Pterodphyta
Pterodphyta
 
6... yosua
6... yosua6... yosua
6... yosua
 
DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE).pptx
DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE).pptxDUNIA TUMBUHAN (PLANTAE).pptx
DUNIA TUMBUHAN (PLANTAE).pptx
 
07. PLANTAE.pptx
07. PLANTAE.pptx07. PLANTAE.pptx
07. PLANTAE.pptx
 
BIOLOGI LUMUT.pptx
BIOLOGI LUMUT.pptxBIOLOGI LUMUT.pptx
BIOLOGI LUMUT.pptx
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
 
plantae
plantaeplantae
plantae
 
Plantae
PlantaePlantae
Plantae
 
PTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptxPTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptx
 
Tumbuhan paku
Tumbuhan pakuTumbuhan paku
Tumbuhan paku
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Pteridophyta (walono)
Pteridophyta (walono)Pteridophyta (walono)
Pteridophyta (walono)
 
Biologi Plantae
Biologi PlantaeBiologi Plantae
Biologi Plantae
 
tumbuhan paku
tumbuhan pakutumbuhan paku
tumbuhan paku
 
Doc
DocDoc
Doc
 
Doc
DocDoc
Doc
 
PPT PLANTAE
PPT PLANTAEPPT PLANTAE
PPT PLANTAE
 
1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut
 
Pteridophyta (tumbuhan paku)
Pteridophyta (tumbuhan paku)Pteridophyta (tumbuhan paku)
Pteridophyta (tumbuhan paku)
 

Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak

  • 1. 1 Metagenesis Tumbuhan Paku dan Lumut dan salak Apa itu metagenesis?, Bagaimana prosesnya pada tumbuhan paku, lumut dan salak?, Apakah perbedaan metagenesis tumbuhan paku dan lumut?, untuk mengetahui proses dan perbedaannya, lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu. Metagenesis adalah pergiliran keturunan antara generasi seksual dan aseksual; perkembangbiakan seksual yang kemudian diikuti dengan perkembangbiakan aseksual dalam suatu generasi. Setiap generasi mengalami pergiliran keturunan, yaitu dari generasi gametofit (generasi penghasil gamet) ke generasi sporofit (generasi penghasil spora). Metagenesis terjadi pada tumbuhan lumut dan paku- pakuan.tidak semua organisme mampu mensintesis bahan makanannya sendiri. Ada dua kelompok organisme yakni heterotrof dan autotrof. Kelompok organisme heterotrof tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sintesis bahan makanan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu seluruh kebutuhan hidupnya bergantung pada ketersediaan zat organik dari organisme lain atau lingkungannya. Contoh organisme heterotrof seperti: hewan, jamur, dan beberapa jenis bakteri. Ketiadaan pigmen fotosintetiklah yang menyebabkan mereka menggantungkan hidupnya kepada organisme lain.Kelompok organisme autotrof memiliki kemampuan menyusun zat makanan sendiri. Dengan bantuan energi dari luar, misalnya energi cahaya matahari, tumbuhan dapat menghasilkan karbohidrat yang penting bagi penyediaan energi untuk dirinya sendiri maupun untuk organisme lain. Sebagian besar organisme autotrof yang ada di bumi ini termasuk kelompok tumbuhan berbiji atau permatophyta.(Gembong Tjitrosoepomo, 2005). Selain itu alga, lumut (Briophyta), dan tumbuhan paku (Pteridophyta) juga memiliki kemampuan yang sama dalam membuat makanan sendiri. Semua tumbuhan memiliki kemampuan membentuk zat organik dari zat-zat anorganik melalui fotosintesis (bersifat autotrof). Tumbuhan merupakan organisme multiseluler, karena tubuh tumbuhan tersusun oleh banyak sel, baik sel yang telah mengalami diferensiasi maupun belum mengalaminya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun oleh hemiselulosa sehingga bentuk sel tumbuhan relatif tetap, tidak mudah mengalami perubahan. Tergantung tingkat kemajuan yang dicapai dalam diferensiasi jaringan, ada tumbuhan yang berpembuluh (vaskuler), ada pula yang belum berpembuluh (nonvaskuler). Cara reproduksi tumbuhan juga berbeda- beda, ada yang secara vegetatif maupun secara generatif. Dilihat dari kelengkapan organ yang dimiliki, tumbuhan berbiji ( Spermatophyta) merupakan golongan tumbuhan paling tinggi tingkatannya. Pada tumbuhan ini akar, batang, dan daun telah nyata ada, serta menghasilkan biji sebagai alat
  • 2. 2 perkembangbiakan. Tumbuhan dengan akar, batang dan daun sejati disebut tumbuhan berkormus (kormophyta). Atas dasar ciri-ciri itulah maka tumbuhan berbiji disebut (kormophyta berbiji). Selain spermatophyta, tumbuhan paku (Pteridophyta) juga telah menunjukkan ciri-ciri mempunyai akar, batang, dan daun sejati, terutama golongan paku pohon. Jadi, tumbuhan paku dapat dimasukkan ke dalam kelompok kormophyta. Dengan spora yang dibentuk dalam kotak spora, tumbuhan paku dijuluki sebagai kormophyta berspora. Metagenesis Tumbuhan Paku dan Lumut A. Metagenesisi Tumbuhan Paku Tumbuhan paku, paku- pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti lumut dan fungi.( Wikipedia.org ) 1. Ciri-ciri tumbuhan paku  Dibandingkan dengan lumut, tumbuhan paku menunjukkan ciri yang lebih maju. Pada tumbuhan paku telah ditemukan akar, batang, dan daun yang sebenarnya.  Batang tumbuhan paku memiliki pembuluh/berkas pengangkut, ciri ini belum dijumpai pada lumut. Habitus/ perawakannya sangat beranekaragam, mulai dari tumbuhan paku dengan daun-daun kecil dengan struktur yang sangat sederhana sampai tumbuhan paku dengan daun mencapai 2 meter dengan struktur yang rumit.  Tumbuhan paku ada yang belum memiliki batang yang nyata (hanya berupa rizom), tapi juga ada yang memiliki batang sebenarnya (paku pohon).  Daun tumbuhan paku bermacam-macam, dibedakan menurut ukuran, atau menurut fungsinya. Menurut ukurannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil (daun berukuran kecil) dan makrofil (daun berukuran besar). Adapun menurut fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun fertil atau sporofil (daun penghasil spora) dan daun steril atau tropofil (daun untuk fotosintesis). Daun penghasil spora biasanya juga dapat berfungsi untuk fotosintesis, daun semacam ini disebut troposporofil.  Habitat tumbuhan paku ada yang di tanah, ada yang epifit pada pohon lain dan ada yang hidup di air. Karena itu ada tiga macam tumbuhan paku, yaitu paku tanah, paku epifit, dan paku air. Umumnya tumbuhan paku menyukai tempat yang teduh dengan tingkat kelembaban udara yang tinggi. 2. Reproduksi tumbuhan paku Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Gametofitnya dinamakan protalium yang merupakan hasil perkecambahan spora haploid. Bentuk protalium menyerupai jantung, berwarna hijau, melekat pada
  • 3. 3 substrat dengan menggunakan rizoid, ukurannya hanya beberapa sentimeter saja. Protalium menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang bermacam- macam. Generasi sporofit berupa tumbuhan paku. Dalam suatu protalium akan dibentuk arkegonium (badan penghasil ovum) dan anteridium (badan penghasil spermatozoid). Ovum dan spermatozoid dengan media air akan bertemu, lalu melebur menjadi zigot. Selanjutnya zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku yang merupakan sporofit. Pada daun fertil dibentuk sporangium (kotak spora), di dalamnya terdapat sel induk spora yang akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid. Akhirnya sporangium pecah dan spora-spora keluar. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora akan berkecambah membentuk protalium. Dengan demikian siklus hidup berulang lagi. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus, batang berpembuluh, daunnya terdiri daun steril (trofofil) dan daun fertil (sporofil). Batangnya berupa rizoma atau batang berkayu (pada paku pohon). Tumbuhan paku menghasilkan spora, mengalami metagenensis, generasi sporofit berumur panjang, gametofit berupa protalium yang berukuran kecil dan berumur pendek. Menurut spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu tumbuhan paku homospor, heterospor, dan peralihan. a. Skema/Diagram metagenesis tumbuhan paku homospor Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama tidak dapat dibedakan jenisnya antara spora jantan atau spora betina. Contohnya Lycopodium clavatum (paku kawat).
  • 4. 4 b. Skema metagenesis tumbuhan paku heterospor Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk, ukuran, dan jenisnya berbeda yaitu mikrospora (spora berukuran kecil, berjenis jantan), dan makrospora (spora berukuran besar, dan berjenis betina). Contohnya: selaginella sp (paku rane) dan marsilea sp (semanggi). c. Skema metagenesis tumbuhan paku peralihan Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, namun terdapat spora jantan dan spora betina. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda)
  • 5. 5 B. Metagenesis Tumbuhan Lumut Kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang nyata digolongkan dalam golongan Thallophyta, misalnya lumut (Bryophyta). Tumbuhan lumut terdiri atas dua kelas, yaitu kelas Hepaticae (lumut hati) dan kelas Musci (lumut daun). Keduanya berbeda bentuk susunan tubuh dan perkembangan gametangium (lumut hati) serta sporogoniumnya. Tumbuhan lumut (Bryophyta) belum menampakkan ciri adanya akar sejati. Sederetan sel-sel yang menyerupai rambut, menggantikan fungsi akar yang belum dimilikinya. Inilah yang dinamakan rizoid (akar semu) yang berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempat hidupnya. Rizoid juga berfungsi untuk menambatkan tubuh lumut pada tempat hidupnya. Batang dan daun sejati belum ditemukan pada lumut, hanya pada lumut daun telah menunjukkan kemajuan dengan adanya struktur batang serta daun sederhana, tanpa jaringan pengangkut. Lumut menyukai tempat yang teduh dan lembab, misalnya tembok, permukaan batuan, genteng, dan kulit pohon. Di tempat yang miskin zat organik pun Lumut tetap dapat hidup di tempat yang mengandung sedikit zat organik, asalkan memiliki kelembaban yang cukup. Karena sifat toleran yang sangat tinggi tersebut, maka lumut dapat tumbuh dimana-mana. Inilah yang menjadi alasan mengapa lumut disebut tumbuhan kosmopolit
  • 6. 6 Talus berwarna hijau karena adanya klorofil menjadikan lumut mampu melakukan sintesis senyawa organik dengan bantuan sinar matahari. Jadi, lumut bersifat autotrof karena tidak bergantung pada organisme lain. Lumut menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan. Pada talus bagian atas lumut yang sudah dewasa akan terbentuk badan penghasil spora yang dinamakan sporogonium. Sporogonium merupakan perkembangan dari zigot, hasil peleburan spermatozoid yang dibentuk oleh anteridium dan ovum yang dibentuk oleh arkegonium. Spora dibentuk secara meiosis dalam kotak spora (sporogonium). Jika kotak spora telah masak, dengan gerak higroskopik kotak spora pecah dan spora-spora terlempar keluar. Kemudian spora menyebar pada areal yang luas dengan bantuan angin. Jika spora jatuh di tempat lembab akan berkecambah menjadi protonema yang menyerupai benang dan tumbuh menjadi lumut baru. Jadi, dalam daur hidupnya lumut mengalami metagenesis atau pergantian keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Selain secara seksual, lumut juga berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas atau membentuk fragmen talus. Lembaran talus merupakan gametofit karena dapat membentuk arkegonium yang menghsilkan ovum, dan membentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid. Adapun sporogonium yang merupakan hasil pertumbuhan dari zigot merupakan sporofit, karena dapat membentuk spora. Generasi gametofit mulai dengan spora yang dihasilkan meiosis. Spora ini haploid dan semua sela yang dihasilkan dari sel ini juga haploid termasuk arkegonium dan anteridium (gamet). Jika dua gamet ini melebur membentuk zigot, maka mulailah generasi sporofit. Jumlah kromosom zigot adalah diploid dan semua sel yang diturunkannya melalui mitosis adalah diploid. Kemudian sel-sel tertentu mengalami meiosis yang haploid dan mulailah generasi gametofit. Tanaman Salak Tanaman Salak ialah salah satu tumbuhan yang tumbuh dengan daun berduri pada lahan tertentu. Dimana Salak yang memiliki nama latin Salacca edulis reinw. Nama yang indah ini tentunya juga memiliki klasifikasi tersendiri entah itu secara klasifikasi dan morfologi.salak merupakan jenis tanaman yang tumbuh di daerah
  • 7. 7 hutan hujan tropis dan cukup rimbun, biasanya tanaman ini digunakan oleh babi hutan atau rusa untuk berlindung dari predator karena tanaman ini sangat rimbun dan berduri. Ciri Khusus Tanaman Salak 1. Salak termasuk dalam kategori tanaman palma, salak merupakan tanaman asal inonesia asli yang memiliki nama latin Salacca zalacca. 2. Akar tanaman salak merupakan akar serabut yang sebaran akarnya tidak luas dan dangkal, akarnya mudah rusak jika kekurangan air. Akar muda akan selalu tumbuh di atas akar yang lama dan semakin keluar. Cukup timbun akar ini dengan tanah dan akar lama dapat dipangkas sehingga tanaman salak akan tetap awet mdua dan produksi buah salak dapat dipertahankan 3. Batang salak rapat ditutupi oleh pelepah dan pada tanaman yang sudah tua batangnya akan melata dan bertunas. Tunas ini dapat digunakan sebagai vegetasi baru 4. Daun salak sangat unik karena berpelepah dan helaian daunnya panjang dengan tangkai yang berduri. Bentuk daun seperti pedang pangkal daun menyempit, cembung dan bersegmen banyak dan tidak sama Bunga betina hanya didapat dari tanaman betina. Sekelompok bunga betina hanya terdiri dari 1-3 malai. Satu malai mengandung 10-20 bakal buah. Panjang bunga secara keseluruhan 20-30cm, panjang malai 7-10cm. Warna bunga betina hijau kekuningan berbintik merah, dan mempunya 3 petal. Bunga betina mekar selma 1-3 hari. Jika lebih dari 3 hari tidak ada persahan, maka bunga akan layu dan tidak dapat dipergunakan dalam proses penyerbukan atau persahan. 5. Bunga jantan hanya didapat dari tanaman jantan. Sekelompok bunga jantan hanya terdiri dari 4-12 malai. Satu malai terdiri dari ribuan serbuk sari. Panjang bunga jantan secara keseluruhan 15-35cm, panjang malai 7- 15cm. Bunga jantan mekar selama 1-3 hari, setelah lebih dari 3 hari bunga akan layu dan tidak dapat dipergunakan dalam proses penyerbukan atau persarian 6. Proses persarian dapat terjadi seara alami dengan bantuan angin air hujan, atau serangga hanya jika tanaman jantan dan betina bedektatan. Jika berjauhan maka proses persarian dibantu oleh manusia dengan cara mengibaskan bunga jantan yang sudah mekar pada hari ke dua ke bagian bunga betina yang sudah mekar juga. 7. Bentuk buah bulat atau bulat telur dengan ujung runcing, kulit bersisik berwarna coklat, daging buah berwaran putih kekuningan, kuning kecoklatan atau merah. Rasa buah manis atau agak asam, bijinya berbentuk bulat telur berisi 3. dengan salah satu sisi bulat dan sisi lain bersudut.