Dokumen tersebut membahas sumber-sumber polutan nitrogen dalam air laut, termasuk limbah domestik, industri pertanian dan pupuk, serta industri kertas. Nitrogen dapat berbentuk nitrat, nitrit, amonia, dan organik. Konsentrasi berlebih amonia dapat beracun bagi organisme laut. Industri kehutanan dan kimia merupakan sumber utama pembuangan limbah nitrogen ke perairan.
1. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XXIX, Nomor 3, Tahun 2004 : 25 - 33
ISSN 0216-1877
SUMBER POLUTAN DAN KANDUNGAN NITROGEN-AMONIA
DALAM AIR LAUT
Oleh
Tjutju Susana
1)
ABSTRACT
SOURCES OF NTTROGEN POLLUTANT IN THE SEA WATER. In the oceans, nitrogen exists mainly as molecular nitrogen and as inorganic salts nitrate, nitrite, and
ammonia, and some organic nitrogen (amino acids and urea). The sources of nitrogen enrichment within the waters are varied. Principal amongst these is domestic
sewage, agricultural industry, fertilizer industry, and pulp and paper-producing
industries. The effects of all these various activities caused abundance of amonianitrogen. Certain concentration of ammonia-nitrogen compound are toxic to sea
water organisms.
Keyword : polutan, ammonia-nitrogen content and sea water organisms.
SUMBER NITROGEN POLUTAN DI AIR LAUT. Di lautan, nitrogen sebagai
molekul nitrogen dan garam anorganik seperti nitrat, nitrit, dan amonia, dan beberapa
nitrogen organik (asam amino dan urea). Sumber-sumber pengayaan nitrogen dalam
air bervariasi. di antara ini adalah limbah domestik, industri pertanian, industri pupuk,
dan industri pulp dan kertas produksi. Efek dari semua ini berbagai kegiatan
menyebabkan kelimpahan amonia-nitrogen. Konsentrasi tertentu senyawa
amonia-nitrogen yang beracun bagi organisme air laut.
Kata kunci : polutan, kandungan nitrogen-amonia dan organisme laut.
Keberadaan senyawa nitrogen dalam air
laut selain secara alami, dapat juga berasal dari
beberapa sumber pembuangan yang mengalir
ke dalam laut. Beberapa sumber nitrogen
tersebut di antaranya adalah industri-industri
pertanian, kimia, tekstil, kulit, makanan dan
kehutanan. Masing-masing
industri
mengalirkan buangannya ke dalam perairan
dengan variasi bentuk dan konsentrasi
senyawa nitrogen yang berbeda. Bentuk
buangan senyawa nitrogen dari masing-masing
industri tersebut pada mulanya bukan
merupakan senyawa kimia berbahaya, karena
bentuknya masing-masing spesifik untuk jenis
buangan industri tertentu. Namun setelah
sampai di perairan akan bergabung dengan
buangan senyawa kimia tetentu yang berasal
dari industri lainnya sehingga akan bereaksi
membentuk senyawa kimia baru yang
berbahaya bagi kehidupan organisme di
dalamnya.
PENDAHULUAN
Komposisi kimia air laut sangat
kompleks, di dalamnya terdapat bermacammacam unsur dan senyawa kimia yang
bermanfaat bagi kehidupan biota laut. Zat hara
yang dibutuhkan sebagai nutrisi bagi biota laut
merupakan salah satu senyawa kimia yang
terdapat dalam air laut. Nitrogen dalam bentuk
persenyawaannya merupakan salah satu unsur
nutrisi tersebut. Keberadaan senyawa nitrogen
tersebut sangat dibutuhkan
untuk
pembentukan protoplasma. Konsumen
senyawa nitrogen dalam air laut adalah algae
bentos dan fitoplankton. Kedua macam
tumbuhan laut tersebut menurut SMAYDA
(1983) mengambil senyawa nitrogen secara
bertahap dengan urutan pertama yaitu nitrogennitrat (NO 3-N), kemudian nitrogen- nitrit (NO2N) ,dan terakhir nitrogen-ammonia (NH 3 -N).
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
25
2. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Keberadaan nitrogen dalam bentuk
persenyawaannya cukup berperan dalam
proses memperburuk kualitas perairan, sebab
dalam batas-batas konsentrasi dan bentuk
tertentu senyawa ini dapat bersifat racun bagi
organisme perairan. Sebagai contoh
bertambahnya angka kematian ikan di muara
Teluk Velsao (Goa) disebabkan oleh berdirinya
pabrik pupuk di sekitar Teluk tersebut yang
menghasilkan sejumlah besar bentuk nitrogenammonia (NH -N).
3
SIFAT KIMIA NITROGEN
Nitrogen adalah unsur kimia bukan
logam yang mempunyai bilangan atom 14 dalam
sistem periodik, masing-masing atomnya
memiliki lima elektron valensi dalam konfigurasi
ns2n p 3 Di alam, unsur nitrogen terdapat baik
.
di udara, laut maupun darat. Selain dalam
bentuk gas, unsur kimia ini bisa terdapat
sebagai bentuk persenyawaan dengan unsur
lainnya membentuk senyawa baru yang
mempunyai sifat kimia berbeda dengan unsur
Tabel 1. Bilangan oksidasi nitrogen berikut senyawa kimianya (Sumber: ACHMAD, 1992)
26
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
3. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Senyawa nitrogen oksida merupakan
senyawa kimia beracun dalam atmosfir, di antara
beberapa bentuk oksida nitrogen (Tabel 1)
hanya satu yang kurang beracun yaitu
dinitrogen oksida (N2O). Gas ini tidak berwarna,
berbau agak manis dan bersifat anestetik
sehingga banyak digunakan oleh dokter gigi.
Nitrogen oksida yang paling berbahaya adalah
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO ) karena bila terhisap dapat
2
mematikan. Kedua macam gas ini berbau
menyengat, dapat mengiritasi paru-paru dan
batang tenggorok, bila terhisap gas ini dapat
mematikan.
Untuk memperkirakan reaksi kimia yang
terjadi antara unsur nitrogen dengan unsur
atau senyawa kimia lainnya perlu diketahui
karakter atau sifat kimia dan fisika unsur nitrogen.
Kedua untuk skala industri, dilakukan
dengan cara pencairan udara. Dalam skala
industri, sebagian besar nitrogen digunakan
untuk membuat ammonia, urea, ammonium
sulfat dan asam nitrat.
Oleh karena nitrogen bersifat tidak
reaktif maka nitrogen digunakan sebagai
selubung gas inert untuk menghilangkan
oksigen pada pembuatan alat elektronika.
Sejumlah besar nitrogen cair digunakan dalam
industri makanan karena suhunya rendah
(- 196°C), sehingga dapat mempercepat proses
pendinginan (ACHMAD, 1992).
Tabel 2. Sifat-sifat fisika dan kimia unsur
nitrogen:
NITROGEN DALAM AIR LAUT
Nitrogen merupakan kebutuhan pokok
bagi seluruh organisme, sebab unsur nitrogen
diperlukan dalam mensintesis molekul-molekul
protein yang kompleks dan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan reproduksi
organisme tersebut. Menurut ODUM (1971)
nitrogen yang terdapat dalam molekul-molekul
protein dalam organisme yang telah mati akan
diuraikan menjadi bentuk-bentuk nitrogen
anorganik. Proses kimia ini dilakukan oleh
serangkaian organisme pengurai, terutama
bakteri pembentuk nitrat, hasilnya berupa zat
hara nitrat yang merupakan bentuk nitrogen
anorganik siap pakai. Konsumennya adalah
tumbuhan hijau yang terdapat dalam air laut
seperti plankton dan algae.
Sehubungan dengan sifatnya yang unik,
maka nitrogen dalam lingkungan perairan pun
terdapat dalam berbagai bentuk dan gabungan
kimiawi yang luas dan meliputi tingkat oksidasi
yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut secara
umum senyawa nitrogen dalam air laut terdapat
dalam dua bentuk, yaitu nitrogen-organik dan
Walaupun beberapa senyawa oksida
nitrogen ada yang bersifat racun, namun
senyawa kimia tersebut banyak dimanfaatkan
di berbagai bidang yaitu di laboratorium,
industri, kedokteran dan Iain-lain.
Dalam proses pembuatannya, nitrogen
dibagi dalam dua skala penggunaan. Pertama
untuk skala laboratorium, dilakukan dengan
cara memanaskan larutan yang mengandung
garam ammonia dan garam nitrit. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
27
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
4. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
dipengaruhi oleh adanya penyebaran nitrat
dari darat.
Untuk mengetahui
seberapa besar
konsentrasi nitrogen dalam air laut, perlu
kiranya sedikit diulas masalah unit satuan
yang umum digunakan dalam menyatakan
konsentrasinya, karena terdapat beberapa
bentuk satuan yang digunakan dalam literatur.
SHARP (1983) menyatakan bahwa sebagian
besar unit dasar yang dipergunakan adalah
mikrogram-atom nitrogen per liter (μg.atom
-1
N liter ), namun demikian akhir-akhir ini
banyak literatur yang mempergunakan satuan
mikrogram nitrogen per liter (μg N liter ). -1
Hal ini memang membingungkan bagi
pemakai yang kurang memahaminya, untuk
itu dipakai patokan dasar bahwa 1 μg.atom N
liter-1 ~ dengan 14 μg.N liter-1 . Kuantitas atau
banyaknya molar juga
sering digunakan,
dengan catatan bahwa 1 mikromolar N (μM)
-1
= lμg.atom N liter . Untuk kepentingan di
bidang geokimia umumnya dipergunakan unit
satuan mikromol per kilogram (μM kg -1).
Konsentrasi senyawa nitrogen yang
terdapat dalam air laut bervariasi, tergantung
dari jauh dekatnya dari sumber-sumber
penyebab berlimpahnya senyawa nitrogen.
Namun demikian secara umum
SHARP
(1983) telah membaginya ke dalam 4 wilayah
sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.
nitrogen- anorganik. Nitrogen-organik berada
dalam bentuk terikat di unsur pokok sel
mahluk hidup yang masih hidup. Contohnya
purin, peptida dan asam-asam
amino.
Sedangkan ni-trogen-anorganik terdapat
dalam keadaan larut (ammonia, nitrat, dan
nitrit), dan gas.
Konsentrasi senyawa nitrogen dalam air laut
Secara alami konsentrasi nitrogennitrat dalam air laut hanya beberapa mg/1.
Senyawa ini merupakan salah satu senyawa
sel nutrisi yang berfungsi dalam merangsang
pertumbuhan biomassa laut, sehingga secara
langsung dapat mengontrol perkembangan
produksi primer. Oleh sebab itu konsentrasi
nitrat yang berlimpah dalam
air laut
berhubungan erat dengan kesuburan suatu
perairan.SCHlNDLER etal.(1978) menjelaskan
bahwa produksi primer perairan adalah khas
karena dibatasi oleh
fosfor, sedangkan
kekurangan nitrogen pada plankton dapat
dipenuhi karena adanya fiksasi nitrogen.
Pengaruh kelimpahan nitrat yang tidak dapat
terkendalikan di perairan laut yang diakibatkan
oleh manusia (misalnya penggunaan pupuk)
akan dapat mengganggu ekosistem perairan,
yaitu terjadinya kondisi eutrofikasi.Fenomena
eutrofikasi di perairan laut sering terjadi di
daerah pantai
yang
secaralangsung
Tabel 3. Konsentrasi beberapa bentuk senyawa nitrogen (μg.atom N /I)
dalam air laut (Sumber SHARP, 1983)
28
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
5. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Tabel 5. Perkiraan pembuangan nitrogen dari
industri-industri di Finlandia dan
Swedia
BEBERAPA SUMBER NITROGEN DALAM
PERAIRAN
Selain kandungan alamiah dalam air laut
itu sendiri, keberadaan nitrogen yang
berlimpah dalam air laut dapat berasal dari
berbagai sumber yang mengalir ke dalam
perairan. Berbagai industri di Finlandia yang
menghasilkan limbah nitrogen diperkirakan
oleh LANDNER (1977) menyumbangkan
buangan sebesar 9200 ton. Jenis industri yang
mendominasi pembuangan nitrogen tersebut
adalah industri pulp dan kertas. Dalam
penelitiannya di danau Vanern (Swedia),
HANS SON dalam LANDNER (1977)
mengklasifikasikan berbagai jenis industri yang
membuang limbah senyawa nitrogen, jumlah
totalnya sebesar 8000 - 9000 ton / tahun yang
berasal dari berbagai sumber (Tabel 4).
Tabel 4. Sumber-sumber nitrogen yang
mengalir ke Danau Vanern
(Swedia)
Beberapa industri yang berpotensi
besar dalam pembuangan limbah nitrogen
adalah industri yang bergerak dalam bidang
kehutanan, agrokimia, kimia, pertambangan,
tekstil, kulit dan makanan. SARKA dan
HANSSON dalam LANDNER (1977) telah
melakukan penelitian mengenai hal tersebut di
Finlandia dan Swedia. Hasilnya menunjukkan
bahwa dari sejumlah industri tersebut, industri
kehutanan dan kimia berperan lebih besar
dibandingkan dengan industri lainnya
sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.
29
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
6. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
LANDNER (1977) menyatakan bahwa industri
agrokimia menempati urutan nomor dua
sebagai sumber limbah nitrogen di perairan
Finlandia (Tabel 5).
Bentuk nitrogen-ammonia dalam air laut
sebenarnya bukan merupakan senyawa kimia
beracun. Sifat racun ammonia ini timbul bila
terdapat dalam keadaan terdisosiasi, yaitu
apabila ammonia terdapat dalam larutan dimana
terdapat ion hidrogen. Pada awalnya proses
yang terjadi adalah berasal dari perubahan
bentuk nitrogen-nitrat dan nitrogen-nitrit dalam
keadaan anaerob, menjadi bentuk nitrogenammonia, selanjutnya ammonia ini bersenyawa
dengan air membentuk ion ammonium seperti
reaksi berikut:
Nitrogen sebagai racun
Unsur nitrogen dan fosfor dalam air laut
berfungsi sebagai nutrisi bagi biota di
dalamnya. Dalam batas-batas konsentrasi
tertentu yang layak untuk keperluan biota,
maka keberadaan unsur-unsur nutrisi tersebut
tidak bermasalah, namun bila konsentrasinya
berlimpah maka akan menyebabkan terjadinya
eutrofikasi yang menyebabkan unsur-unsur
nutrisi tersebut berubah fungsinya.
Beberapa waktu yang lalu terjadi
kematian ikan secara masal di beberapa perairan
antara lain Teluk Jakarta dan Lampung. Saat
itu belum
diketahui secara jelas apa
penyebabnya. Beberapa peneliti menginformasikan bahwa salah satu penyebab
kematian ikan disebabkan oleh tingginya
konsentrasi ammonia. Kasus yang hampir sama
terjadi di India. SINGBAL etal. (1976) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa, seringnya
terjadi kematian ikan di Teluk Velsao (India)
seiring dengan berdirinya pabrik agrokimia di
sekitar perairan tersebut. Menurutnya hal ini
disebabkan oleh adanya senyawa nitrogen dan
arsen dalam air laut, namun di antara kedua
senyawa kimia itu yang menimbulkan masalah
primer adalah senyawa nitrogen-ammonia
dalam perairan tersebut yang kadarnya
mencapai 174 pgA/l. Sumber lainnya
(LANDNER, 1977) menyatakan bahwa industri
agrokimia menempati urutan nomor dua
sebagai sumber limbah nitrogen di perairan
Finlandia.
Keberadaan nitrogen-ammonia dalam air
laut berasal dari hasil metabolisme organisme
hidup dan proses dekomposisi organisme
yang telah mati serta sisa-sisa makanan.
Beberapa kasus menyatakan bahwa
konsentrasi ammonia yang berlebih dapat
menimbulkan permasalahan serius dalam
perairan. Kondisi demikian dapat diakibatkan
oleh sumbangan nitrogen yang berasal dari
daratan. Sumbangan nitrogen yang cukup
banyak jumlahnya berasal dari pertanian,
agrokimia, kehutanan dan lain sebagainya.
Dalam bentuk terdisosiasi seperti ini
bentuk nitrogen-ammonia lebih beracun
terhadap ikan dibandingkan dalam bentuk ammonium, dan hal ini erat kaitannya dengan
derajat keasaman (pH) perairan. Daya racun
ammonia meningkat dengan meningkatnya pH
(PESCOD,1978). DOWNING & MERKENS
dalam SUTOMO (1989) menyatakan bahwa
ikan "rainbow trout", Salmo gairdneri dapat
hidup dalam perairan yang mengandung kadar
ammonia sepuluh kali lipat pada pH = 7,
daripada dalam air dengan pH = 8. Menurut
SUTOMO (1989), efek subletal ammonia
terhadap ikan adalah terjadinya penyempitan
permukaan insang, akibatny a kecepatan proses
pertukaran gas dalam insang menjadi menurun.
Selain itu efek lainnya adalah terjadinya
penurunan jumlah sel darah, penurunan kadar
oksigen dalam darah, mengurangi ketahanan
fisik dan daya tahan terhadap penyakit, serta
kerusakan struktural berbagai jenis organ
tubuh.
Adanya ion ammonium dalam air bersih
(tidak terpolusi) berkaitan dengan proses
30
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
7. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
beberapa jenis limbah industri dan proses
pemurnian air. Beberapa tumbuhan tidak dapat
tumbuh dengan baik jika di dalamnya terdapat
nitrit. Adanya nitrit pada tubuh manusia dan
hewan dapat merusak sistim pernafasan dan
paru-paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nitrit ini mempengaruhi cara kerja sel-sel
tertentu sehingga mengurangi daya tahan
tubuh terhadap penyakit dan mempengaruhi
kerja enzim tertentu dalam tubuh. Penggunaan
senyawa nitrit dalam bidang industri cukup
luas, antara lain dalam industri farmasi, obat,
fotografi, tektsil, dan pengolahan daging.
Manfaat senyawa nitrit dalam industri
pengolahan daging ialah untuk menimbulkan
warna merah segar yang akan menambah
selera, dan mencegah pertumbuhan bakteri
Clostridium botolinum yang dapat
menyebabkan keracunan pada makanan.
Bentuk lainnya dari senyawa nitrogen
adalah nitrat yang merupakan hasil akhir dari
proses oksidasi biokimia ammonia yang
dibentuk sebagai hasil pemecahan protein.
Secara teoritis, konsentrasi nitrat terdapat
dalam jumlah yang cukup tinggi dalam air
permukaan, kecuali pada saat fitoplankton
melimpah dalam badan air. SHARP (1983)
menyatakan bahwa konsentrasi nitrat dan nitrit
dalam air permukaan yang normal masingmasing sebesar 0-4 mg/1 dan 0 - 0,01 mg/1.
Bertambahnya konsentrasi nitrat dalam badan
air menunjukkan terjadinya polusi faecal pada
tingkat awal. Kadar nitrat yang tinggi dalam air
minum berbahaya bagi anak-anak, dapat
menyebabkan anemia (meta haemoglobinemia).
Sebagaimana halnya nitrit, maka penggunaan
nitrat pun mencakup berbagai bidang. Dalam
bentuk senyawanya nitrat antara lain
digunakan dalam industri pupuk, kembang api,
insektisida, bahan peledak, produk-produk
medis, makanan, dan zat warna. Asam nitrat
bersama-sama dengan
dimetilhidrazin
(CH3) 2NNH 2 digunakan untuk peluncuran
pelurukendali.
dekomposisi biokimia dalam protein. Oleh
karena itu konsentrasi ion ammonium akan
bertambah bila organisme perairan mati,
terutama dalam daerah agregasi yaitu lapisan
perairan yang densitas fito dan bakterio
planktonnya bertambah. Terjadinya fluktuasi
musiman ion ammonium menggambarkan
nutrisi dalam badan air telah terpolusi oleh
bahan organik yang berasal dari limbah rumah
tangga dan industri, terutama industri makanan.
Ion ammonium ini dapat terbentuk selama
proses reduksi anaerobik pada nitrat dan nitrit.
Rendahnya konsentrasi ion ammonium dalam
badan air dicirikan dengan tingginya kadar
oksigen dan nilai potensial redoks. Hubungan
antara konsentrasi ion ammonium dan ammonia bebas ditentukan oleh nilai pH seperti
tampak dalam Tabel 6.
Beberapa hasil penelitian menyatakan
bahwa akumulasi ammonia dalam air budidaya
mengakibatkan berbagai macam kerusakan
terhadap organisme, terutama kerusakan pada
fungsi dan struktur organ (SUTOMO, 1989).
Bentuk lainnya dari senyawa nitrogen dalam
air laut yang dapat menimbulkan masalah
adalah senyawa nitrit. Dalam air laut, nitrit
timbul sebagai hasil oksidasi biokimia dari ammonia atau reduksi nitrat. Dalam air permukaan
dengan konsentrasi oksigen yang cukup pada
nilai potensial redoks yang tinggi maka yang
dominan adalah proses oksidasi. Konsentrasi
nitrit yang tinggi kemungkinan terjadi dalam
31
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
8. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
penyebaran senyawa-senyawa tersebut dalam
kolom air laut. Konsentrasi nitrogen yang
terukur dalam kolom air pada waktu tertentu
merupakan hasil dari proses-proses biologi dan
fisika tersebut.
Nitrogen dalam perairan estuarin
Estuarin yang merupakan salah satu
komponen ekosistem pesisir didefinisikan oleh
ODUM (1971) sebagai suatu perairan pesisir
semi tertutup yang berhubungan dengan laut
lepas dan sangat dipengaruhi oleh pasang
surut air laut. Sebagai akibat terjadinya pasang
surut air laut, maka terjadi percampuran antara
air tawar yang berasal dari daratan melalui
aliran sungai dengan air laut yang berasal dari
laut lepas. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa estuarin merupakan suatu daerah
peralihan antara perairan tawar dan laut. Aliran
air tawar yang berasal dari daratan secara terus
menerus melimpahkan nutrien, mineral dan
sedimen ke dalam estuarin dan menggantikan
bahan dasar yang diperlukan untuk proses
fotosintesis dalam menunjang produktivitas
perairan.
Reaksi biokimia dan proses fisika yang
terjadi dalam estuarin umumnya mengatur
sistem nitrogen dalam perairan. Proses
pelarutan nitrat
dan ammonia sering
berlangsung cepat setelah memasuki kawasan
estuarin karena banyak digunakan oleh
fitoplankton dan makrofita. Reaksi mineralisasi
di dasar perairan akan mengembalikan nitrogen serta fosfat ke dalam kolom air dan
selanjutnya berpindah ke lapisan atas.
Arus air dalam muara atau sungai
bergerak relatif cepat, berbeda halnya dengan
arus yang terjadi dalam badan air yang
pergerakannya lebih lambat. Kondisi ini
berakibat terhadap nitrogen, konsentrasinya
menurun di bagian hilir karena adanya buangan
yang menyebabkan serangkaian perubahan
kimiawi dan biologi.
Menurut SVERDRUP et a/.(1942)
konsentrasi berbagai senyawa nitrogen
anorganik maupun organik yang terdapat
dalam air laut dipengaruhi oleh faktor-faktor
biologi, akan tetapi tenggelamnya organismeorganisme yang telah mati dan proses-proses
fisika antara lain arus juga menentukan
DAFTAR PUSTAKA
ACHMAD, H 1992. Kimia Unsur dan
Radiokimia. PT.Citra Aditya Bakti.
Bandung: 230 hal.
JENKINS, D., W.J.KAUFMAN., P. H .Me.
GAUHEY, AJ.HORNE,andJ.GASSER.
1973. E nvironmental impact of detergent builders in California waters. Water Research, 7 :265 - 281 pp.
LANDNER, L 1977 . Sources of nitrogen as a
water pollutant: industrial waste water.
Proceedings of the conference on nitrogen as a
water pollutant.
(S.HJenkins ed). August, Copenhagen:
55-65 pp.
ODUM,E.P. 1971 "Fundamentals of Ecol.
ogy". 3 th eds. W.B.Saunders
Company,Philadelphia :574 pp.
PESCOD, M.B. 1978. Environmental Indices
Theory and Practise. Ann Arbour Science Inc.Michigan: 59 pp.
SVERDRUP, H. U., M.W. JOHNSON, and R. H.
FLEMING. 1942. The Oceans. Their
Physics, Chemistry and General Biology.
Prentice-Hall, New York, 1807 pp.
SINGBAL, S. Y, S. P. PONDEKARandC. V. G.
REDDY 1976. Chemical characteristics of the inshore water in Velsao Bay
(Goa). Mahasagar Bulletin of the National Institute of Oceanography Goa
9 :35-39.
SCHINDLER, D.W., E.J. FEE, and
T.RUSZCYNSKI 1978. Phosphorus
32
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
9. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
input and its consequences for phytoplankton standing crop and production
in the experimental lake area and in similar
lakes. J.Fish. Res. Bd Can,: 35: 190-196
pp.
SHARP, J.H. 1983. The distributions of inorganic nitrogen and dissolved and particulate organic nitrogen in the sea. In :
"Nitrogen in the marine environment"
(Carpenter,E.J and D.G.Capone eds).
Academis Press New York, 1 - 29 pp.
RUANE, J. R. and P. A. KRENKEL1977. Nitrification and other factor affecting nitrogen in the Holston River. Proceedings of the Conference on nitrogen as a
water pollutant. (S.H.Jenkins eds).
Copenhagen: 209 - 224.
SUTOMO 1989. Pengaruh ammonia terhadap
ikan dalam budidaya sistem tertutup.
Oseana. Vol XIV. No. 1:19 - 26 hal.
SMAYDA, T. 1983. The phytoplankton of
estuaries. In : " Estuaries and enclosed
33
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
seas Ecosystem of the world 26"
(B.H.Ketchum ed.). Elsevier Sci, Publ.
Com, Amsterdam, Oxford: 65 -102.