SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Oseana, Volume XXIX, Nomor 3, Tahun 2004 : 25 - 33

ISSN 0216-1877

SUMBER POLUTAN DAN KANDUNGAN NITROGEN-AMONIA
DALAM AIR LAUT
Oleh
Tjutju Susana

1)

ABSTRACT
SOURCES OF NTTROGEN POLLUTANT IN THE SEA WATER. In the oceans, nitrogen exists mainly as molecular nitrogen and as inorganic salts nitrate, nitrite, and
ammonia, and some organic nitrogen (amino acids and urea). The sources of nitrogen enrichment within the waters are varied. Principal amongst these is domestic
sewage, agricultural industry, fertilizer industry, and pulp and paper-producing
industries. The effects of all these various activities caused abundance of amonianitrogen. Certain concentration of ammonia-nitrogen compound are toxic to sea
water organisms.
Keyword : polutan, ammonia-nitrogen content and sea water organisms.
SUMBER NITROGEN POLUTAN DI AIR LAUT. Di lautan, nitrogen sebagai
molekul nitrogen dan garam anorganik seperti nitrat, nitrit, dan amonia, dan beberapa
nitrogen organik (asam amino dan urea). Sumber-sumber pengayaan nitrogen dalam
air bervariasi. di antara ini adalah limbah domestik, industri pertanian, industri pupuk,
dan industri pulp dan kertas produksi. Efek dari semua ini berbagai kegiatan
menyebabkan kelimpahan amonia-nitrogen. Konsentrasi tertentu senyawa
amonia-nitrogen yang beracun bagi organisme air laut.
Kata kunci : polutan, kandungan nitrogen-amonia dan organisme laut.
Keberadaan senyawa nitrogen dalam air
laut selain secara alami, dapat juga berasal dari
beberapa sumber pembuangan yang mengalir
ke dalam laut. Beberapa sumber nitrogen
tersebut di antaranya adalah industri-industri
pertanian, kimia, tekstil, kulit, makanan dan
kehutanan. Masing-masing
industri
mengalirkan buangannya ke dalam perairan
dengan variasi bentuk dan konsentrasi
senyawa nitrogen yang berbeda. Bentuk
buangan senyawa nitrogen dari masing-masing
industri tersebut pada mulanya bukan
merupakan senyawa kimia berbahaya, karena
bentuknya masing-masing spesifik untuk jenis
buangan industri tertentu. Namun setelah
sampai di perairan akan bergabung dengan
buangan senyawa kimia tetentu yang berasal
dari industri lainnya sehingga akan bereaksi
membentuk senyawa kimia baru yang
berbahaya bagi kehidupan organisme di
dalamnya.

PENDAHULUAN

Komposisi kimia air laut sangat
kompleks, di dalamnya terdapat bermacammacam unsur dan senyawa kimia yang
bermanfaat bagi kehidupan biota laut. Zat hara
yang dibutuhkan sebagai nutrisi bagi biota laut
merupakan salah satu senyawa kimia yang
terdapat dalam air laut. Nitrogen dalam bentuk
persenyawaannya merupakan salah satu unsur
nutrisi tersebut. Keberadaan senyawa nitrogen
tersebut sangat dibutuhkan
untuk
pembentukan protoplasma. Konsumen
senyawa nitrogen dalam air laut adalah algae
bentos dan fitoplankton. Kedua macam
tumbuhan laut tersebut menurut SMAYDA
(1983) mengambil senyawa nitrogen secara
bertahap dengan urutan pertama yaitu nitrogennitrat (NO 3-N), kemudian nitrogen- nitrit (NO2N) ,dan terakhir nitrogen-ammonia (NH 3 -N).

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004

25
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Keberadaan nitrogen dalam bentuk
persenyawaannya cukup berperan dalam
proses memperburuk kualitas perairan, sebab
dalam batas-batas konsentrasi dan bentuk
tertentu senyawa ini dapat bersifat racun bagi
organisme perairan. Sebagai contoh
bertambahnya angka kematian ikan di muara
Teluk Velsao (Goa) disebabkan oleh berdirinya
pabrik pupuk di sekitar Teluk tersebut yang
menghasilkan sejumlah besar bentuk nitrogenammonia (NH -N).
3
SIFAT KIMIA NITROGEN

Nitrogen adalah unsur kimia bukan
logam yang mempunyai bilangan atom 14 dalam
sistem periodik, masing-masing atomnya
memiliki lima elektron valensi dalam konfigurasi
ns2n p 3 Di alam, unsur nitrogen terdapat baik
.
di udara, laut maupun darat. Selain dalam
bentuk gas, unsur kimia ini bisa terdapat
sebagai bentuk persenyawaan dengan unsur
lainnya membentuk senyawa baru yang
mempunyai sifat kimia berbeda dengan unsur

Tabel 1. Bilangan oksidasi nitrogen berikut senyawa kimianya (Sumber: ACHMAD, 1992)

26

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Senyawa nitrogen oksida merupakan
senyawa kimia beracun dalam atmosfir, di antara
beberapa bentuk oksida nitrogen (Tabel 1)
hanya satu yang kurang beracun yaitu
dinitrogen oksida (N2O). Gas ini tidak berwarna,
berbau agak manis dan bersifat anestetik
sehingga banyak digunakan oleh dokter gigi.
Nitrogen oksida yang paling berbahaya adalah
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO ) karena bila terhisap dapat
2
mematikan. Kedua macam gas ini berbau
menyengat, dapat mengiritasi paru-paru dan
batang tenggorok, bila terhisap gas ini dapat
mematikan.
Untuk memperkirakan reaksi kimia yang
terjadi antara unsur nitrogen dengan unsur
atau senyawa kimia lainnya perlu diketahui
karakter atau sifat kimia dan fisika unsur nitrogen.

Kedua untuk skala industri, dilakukan
dengan cara pencairan udara. Dalam skala
industri, sebagian besar nitrogen digunakan
untuk membuat ammonia, urea, ammonium
sulfat dan asam nitrat.
Oleh karena nitrogen bersifat tidak
reaktif maka nitrogen digunakan sebagai
selubung gas inert untuk menghilangkan
oksigen pada pembuatan alat elektronika.
Sejumlah besar nitrogen cair digunakan dalam
industri makanan karena suhunya rendah
(- 196°C), sehingga dapat mempercepat proses
pendinginan (ACHMAD, 1992).

Tabel 2. Sifat-sifat fisika dan kimia unsur
nitrogen:

NITROGEN DALAM AIR LAUT
Nitrogen merupakan kebutuhan pokok
bagi seluruh organisme, sebab unsur nitrogen
diperlukan dalam mensintesis molekul-molekul
protein yang kompleks dan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan reproduksi
organisme tersebut. Menurut ODUM (1971)
nitrogen yang terdapat dalam molekul-molekul
protein dalam organisme yang telah mati akan
diuraikan menjadi bentuk-bentuk nitrogen
anorganik. Proses kimia ini dilakukan oleh
serangkaian organisme pengurai, terutama
bakteri pembentuk nitrat, hasilnya berupa zat
hara nitrat yang merupakan bentuk nitrogen
anorganik siap pakai. Konsumennya adalah
tumbuhan hijau yang terdapat dalam air laut
seperti plankton dan algae.
Sehubungan dengan sifatnya yang unik,
maka nitrogen dalam lingkungan perairan pun
terdapat dalam berbagai bentuk dan gabungan
kimiawi yang luas dan meliputi tingkat oksidasi
yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut secara
umum senyawa nitrogen dalam air laut terdapat
dalam dua bentuk, yaitu nitrogen-organik dan

Walaupun beberapa senyawa oksida
nitrogen ada yang bersifat racun, namun
senyawa kimia tersebut banyak dimanfaatkan
di berbagai bidang yaitu di laboratorium,
industri, kedokteran dan Iain-lain.
Dalam proses pembuatannya, nitrogen
dibagi dalam dua skala penggunaan. Pertama
untuk skala laboratorium, dilakukan dengan
cara memanaskan larutan yang mengandung
garam ammonia dan garam nitrit. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:

27
Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

dipengaruhi oleh adanya penyebaran nitrat
dari darat.
Untuk mengetahui
seberapa besar
konsentrasi nitrogen dalam air laut, perlu
kiranya sedikit diulas masalah unit satuan
yang umum digunakan dalam menyatakan
konsentrasinya, karena terdapat beberapa
bentuk satuan yang digunakan dalam literatur.
SHARP (1983) menyatakan bahwa sebagian
besar unit dasar yang dipergunakan adalah
mikrogram-atom nitrogen per liter (μg.atom
-1
N liter ), namun demikian akhir-akhir ini
banyak literatur yang mempergunakan satuan
mikrogram nitrogen per liter (μg N liter ). -1
Hal ini memang membingungkan bagi
pemakai yang kurang memahaminya, untuk
itu dipakai patokan dasar bahwa 1 μg.atom N
liter-1 ~ dengan 14 μg.N liter-1 . Kuantitas atau
banyaknya molar juga
sering digunakan,
dengan catatan bahwa 1 mikromolar N (μM)
-1
= lμg.atom N liter . Untuk kepentingan di
bidang geokimia umumnya dipergunakan unit
satuan mikromol per kilogram (μM kg -1).
Konsentrasi senyawa nitrogen yang
terdapat dalam air laut bervariasi, tergantung
dari jauh dekatnya dari sumber-sumber
penyebab berlimpahnya senyawa nitrogen.
Namun demikian secara umum
SHARP
(1983) telah membaginya ke dalam 4 wilayah
sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.

nitrogen- anorganik. Nitrogen-organik berada
dalam bentuk terikat di unsur pokok sel
mahluk hidup yang masih hidup. Contohnya
purin, peptida dan asam-asam
amino.
Sedangkan ni-trogen-anorganik terdapat
dalam keadaan larut (ammonia, nitrat, dan
nitrit), dan gas.
Konsentrasi senyawa nitrogen dalam air laut
Secara alami konsentrasi nitrogennitrat dalam air laut hanya beberapa mg/1.
Senyawa ini merupakan salah satu senyawa
sel nutrisi yang berfungsi dalam merangsang
pertumbuhan biomassa laut, sehingga secara
langsung dapat mengontrol perkembangan
produksi primer. Oleh sebab itu konsentrasi
nitrat yang berlimpah dalam
air laut
berhubungan erat dengan kesuburan suatu
perairan.SCHlNDLER etal.(1978) menjelaskan
bahwa produksi primer perairan adalah khas
karena dibatasi oleh
fosfor, sedangkan
kekurangan nitrogen pada plankton dapat
dipenuhi karena adanya fiksasi nitrogen.
Pengaruh kelimpahan nitrat yang tidak dapat
terkendalikan di perairan laut yang diakibatkan
oleh manusia (misalnya penggunaan pupuk)
akan dapat mengganggu ekosistem perairan,
yaitu terjadinya kondisi eutrofikasi.Fenomena
eutrofikasi di perairan laut sering terjadi di
daerah pantai
yang
secaralangsung

Tabel 3. Konsentrasi beberapa bentuk senyawa nitrogen (μg.atom N /I)
dalam air laut (Sumber SHARP, 1983)

28

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Tabel 5. Perkiraan pembuangan nitrogen dari
industri-industri di Finlandia dan
Swedia

BEBERAPA SUMBER NITROGEN DALAM
PERAIRAN
Selain kandungan alamiah dalam air laut
itu sendiri, keberadaan nitrogen yang
berlimpah dalam air laut dapat berasal dari
berbagai sumber yang mengalir ke dalam
perairan. Berbagai industri di Finlandia yang
menghasilkan limbah nitrogen diperkirakan
oleh LANDNER (1977) menyumbangkan
buangan sebesar 9200 ton. Jenis industri yang
mendominasi pembuangan nitrogen tersebut
adalah industri pulp dan kertas. Dalam
penelitiannya di danau Vanern (Swedia),
HANS SON dalam LANDNER (1977)
mengklasifikasikan berbagai jenis industri yang
membuang limbah senyawa nitrogen, jumlah
totalnya sebesar 8000 - 9000 ton / tahun yang
berasal dari berbagai sumber (Tabel 4).
Tabel 4. Sumber-sumber nitrogen yang
mengalir ke Danau Vanern
(Swedia)

Beberapa industri yang berpotensi
besar dalam pembuangan limbah nitrogen
adalah industri yang bergerak dalam bidang
kehutanan, agrokimia, kimia, pertambangan,
tekstil, kulit dan makanan. SARKA dan
HANSSON dalam LANDNER (1977) telah
melakukan penelitian mengenai hal tersebut di
Finlandia dan Swedia. Hasilnya menunjukkan
bahwa dari sejumlah industri tersebut, industri
kehutanan dan kimia berperan lebih besar
dibandingkan dengan industri lainnya
sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.

29

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

LANDNER (1977) menyatakan bahwa industri
agrokimia menempati urutan nomor dua
sebagai sumber limbah nitrogen di perairan
Finlandia (Tabel 5).
Bentuk nitrogen-ammonia dalam air laut
sebenarnya bukan merupakan senyawa kimia
beracun. Sifat racun ammonia ini timbul bila
terdapat dalam keadaan terdisosiasi, yaitu
apabila ammonia terdapat dalam larutan dimana
terdapat ion hidrogen. Pada awalnya proses
yang terjadi adalah berasal dari perubahan
bentuk nitrogen-nitrat dan nitrogen-nitrit dalam
keadaan anaerob, menjadi bentuk nitrogenammonia, selanjutnya ammonia ini bersenyawa
dengan air membentuk ion ammonium seperti
reaksi berikut:

Nitrogen sebagai racun
Unsur nitrogen dan fosfor dalam air laut
berfungsi sebagai nutrisi bagi biota di
dalamnya. Dalam batas-batas konsentrasi
tertentu yang layak untuk keperluan biota,
maka keberadaan unsur-unsur nutrisi tersebut
tidak bermasalah, namun bila konsentrasinya
berlimpah maka akan menyebabkan terjadinya
eutrofikasi yang menyebabkan unsur-unsur
nutrisi tersebut berubah fungsinya.
Beberapa waktu yang lalu terjadi
kematian ikan secara masal di beberapa perairan
antara lain Teluk Jakarta dan Lampung. Saat
itu belum
diketahui secara jelas apa
penyebabnya. Beberapa peneliti menginformasikan bahwa salah satu penyebab
kematian ikan disebabkan oleh tingginya
konsentrasi ammonia. Kasus yang hampir sama
terjadi di India. SINGBAL etal. (1976) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa, seringnya
terjadi kematian ikan di Teluk Velsao (India)
seiring dengan berdirinya pabrik agrokimia di
sekitar perairan tersebut. Menurutnya hal ini
disebabkan oleh adanya senyawa nitrogen dan
arsen dalam air laut, namun di antara kedua
senyawa kimia itu yang menimbulkan masalah
primer adalah senyawa nitrogen-ammonia
dalam perairan tersebut yang kadarnya
mencapai 174 pgA/l. Sumber lainnya
(LANDNER, 1977) menyatakan bahwa industri
agrokimia menempati urutan nomor dua
sebagai sumber limbah nitrogen di perairan
Finlandia.
Keberadaan nitrogen-ammonia dalam air
laut berasal dari hasil metabolisme organisme
hidup dan proses dekomposisi organisme
yang telah mati serta sisa-sisa makanan.
Beberapa kasus menyatakan bahwa
konsentrasi ammonia yang berlebih dapat
menimbulkan permasalahan serius dalam
perairan. Kondisi demikian dapat diakibatkan
oleh sumbangan nitrogen yang berasal dari
daratan. Sumbangan nitrogen yang cukup
banyak jumlahnya berasal dari pertanian,
agrokimia, kehutanan dan lain sebagainya.

Dalam bentuk terdisosiasi seperti ini
bentuk nitrogen-ammonia lebih beracun
terhadap ikan dibandingkan dalam bentuk ammonium, dan hal ini erat kaitannya dengan
derajat keasaman (pH) perairan. Daya racun
ammonia meningkat dengan meningkatnya pH
(PESCOD,1978). DOWNING & MERKENS
dalam SUTOMO (1989) menyatakan bahwa
ikan "rainbow trout", Salmo gairdneri dapat
hidup dalam perairan yang mengandung kadar
ammonia sepuluh kali lipat pada pH = 7,
daripada dalam air dengan pH = 8. Menurut
SUTOMO (1989), efek subletal ammonia
terhadap ikan adalah terjadinya penyempitan
permukaan insang, akibatny a kecepatan proses
pertukaran gas dalam insang menjadi menurun.
Selain itu efek lainnya adalah terjadinya
penurunan jumlah sel darah, penurunan kadar
oksigen dalam darah, mengurangi ketahanan
fisik dan daya tahan terhadap penyakit, serta
kerusakan struktural berbagai jenis organ
tubuh.
Adanya ion ammonium dalam air bersih
(tidak terpolusi) berkaitan dengan proses

30

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

beberapa jenis limbah industri dan proses
pemurnian air. Beberapa tumbuhan tidak dapat
tumbuh dengan baik jika di dalamnya terdapat
nitrit. Adanya nitrit pada tubuh manusia dan
hewan dapat merusak sistim pernafasan dan
paru-paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nitrit ini mempengaruhi cara kerja sel-sel
tertentu sehingga mengurangi daya tahan
tubuh terhadap penyakit dan mempengaruhi
kerja enzim tertentu dalam tubuh. Penggunaan
senyawa nitrit dalam bidang industri cukup
luas, antara lain dalam industri farmasi, obat,
fotografi, tektsil, dan pengolahan daging.
Manfaat senyawa nitrit dalam industri
pengolahan daging ialah untuk menimbulkan
warna merah segar yang akan menambah
selera, dan mencegah pertumbuhan bakteri
Clostridium botolinum yang dapat
menyebabkan keracunan pada makanan.
Bentuk lainnya dari senyawa nitrogen
adalah nitrat yang merupakan hasil akhir dari
proses oksidasi biokimia ammonia yang
dibentuk sebagai hasil pemecahan protein.
Secara teoritis, konsentrasi nitrat terdapat
dalam jumlah yang cukup tinggi dalam air
permukaan, kecuali pada saat fitoplankton
melimpah dalam badan air. SHARP (1983)
menyatakan bahwa konsentrasi nitrat dan nitrit
dalam air permukaan yang normal masingmasing sebesar 0-4 mg/1 dan 0 - 0,01 mg/1.
Bertambahnya konsentrasi nitrat dalam badan
air menunjukkan terjadinya polusi faecal pada
tingkat awal. Kadar nitrat yang tinggi dalam air
minum berbahaya bagi anak-anak, dapat
menyebabkan anemia (meta haemoglobinemia).
Sebagaimana halnya nitrit, maka penggunaan
nitrat pun mencakup berbagai bidang. Dalam
bentuk senyawanya nitrat antara lain
digunakan dalam industri pupuk, kembang api,
insektisida, bahan peledak, produk-produk
medis, makanan, dan zat warna. Asam nitrat
bersama-sama dengan
dimetilhidrazin
(CH3) 2NNH 2 digunakan untuk peluncuran
pelurukendali.

dekomposisi biokimia dalam protein. Oleh
karena itu konsentrasi ion ammonium akan
bertambah bila organisme perairan mati,
terutama dalam daerah agregasi yaitu lapisan
perairan yang densitas fito dan bakterio
planktonnya bertambah. Terjadinya fluktuasi
musiman ion ammonium menggambarkan
nutrisi dalam badan air telah terpolusi oleh
bahan organik yang berasal dari limbah rumah
tangga dan industri, terutama industri makanan.
Ion ammonium ini dapat terbentuk selama
proses reduksi anaerobik pada nitrat dan nitrit.
Rendahnya konsentrasi ion ammonium dalam
badan air dicirikan dengan tingginya kadar
oksigen dan nilai potensial redoks. Hubungan
antara konsentrasi ion ammonium dan ammonia bebas ditentukan oleh nilai pH seperti
tampak dalam Tabel 6.

Beberapa hasil penelitian menyatakan
bahwa akumulasi ammonia dalam air budidaya
mengakibatkan berbagai macam kerusakan
terhadap organisme, terutama kerusakan pada
fungsi dan struktur organ (SUTOMO, 1989).
Bentuk lainnya dari senyawa nitrogen dalam
air laut yang dapat menimbulkan masalah
adalah senyawa nitrit. Dalam air laut, nitrit
timbul sebagai hasil oksidasi biokimia dari ammonia atau reduksi nitrat. Dalam air permukaan
dengan konsentrasi oksigen yang cukup pada
nilai potensial redoks yang tinggi maka yang
dominan adalah proses oksidasi. Konsentrasi
nitrit yang tinggi kemungkinan terjadi dalam

31

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

penyebaran senyawa-senyawa tersebut dalam
kolom air laut. Konsentrasi nitrogen yang
terukur dalam kolom air pada waktu tertentu
merupakan hasil dari proses-proses biologi dan
fisika tersebut.

Nitrogen dalam perairan estuarin
Estuarin yang merupakan salah satu
komponen ekosistem pesisir didefinisikan oleh
ODUM (1971) sebagai suatu perairan pesisir
semi tertutup yang berhubungan dengan laut
lepas dan sangat dipengaruhi oleh pasang
surut air laut. Sebagai akibat terjadinya pasang
surut air laut, maka terjadi percampuran antara
air tawar yang berasal dari daratan melalui
aliran sungai dengan air laut yang berasal dari
laut lepas. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa estuarin merupakan suatu daerah
peralihan antara perairan tawar dan laut. Aliran
air tawar yang berasal dari daratan secara terus
menerus melimpahkan nutrien, mineral dan
sedimen ke dalam estuarin dan menggantikan
bahan dasar yang diperlukan untuk proses
fotosintesis dalam menunjang produktivitas
perairan.
Reaksi biokimia dan proses fisika yang
terjadi dalam estuarin umumnya mengatur
sistem nitrogen dalam perairan. Proses
pelarutan nitrat
dan ammonia sering
berlangsung cepat setelah memasuki kawasan
estuarin karena banyak digunakan oleh
fitoplankton dan makrofita. Reaksi mineralisasi
di dasar perairan akan mengembalikan nitrogen serta fosfat ke dalam kolom air dan
selanjutnya berpindah ke lapisan atas.
Arus air dalam muara atau sungai
bergerak relatif cepat, berbeda halnya dengan
arus yang terjadi dalam badan air yang
pergerakannya lebih lambat. Kondisi ini
berakibat terhadap nitrogen, konsentrasinya
menurun di bagian hilir karena adanya buangan
yang menyebabkan serangkaian perubahan
kimiawi dan biologi.
Menurut SVERDRUP et a/.(1942)
konsentrasi berbagai senyawa nitrogen
anorganik maupun organik yang terdapat
dalam air laut dipengaruhi oleh faktor-faktor
biologi, akan tetapi tenggelamnya organismeorganisme yang telah mati dan proses-proses
fisika antara lain arus juga menentukan

DAFTAR PUSTAKA

ACHMAD, H 1992. Kimia Unsur dan
Radiokimia. PT.Citra Aditya Bakti.
Bandung: 230 hal.
JENKINS, D., W.J.KAUFMAN., P. H .Me.
GAUHEY, AJ.HORNE,andJ.GASSER.
1973. E nvironmental impact of detergent builders in California waters. Water Research, 7 :265 - 281 pp.
LANDNER, L 1977 . Sources of nitrogen as a
water pollutant: industrial waste water.
Proceedings of the conference on nitrogen as a
water pollutant.
(S.HJenkins ed). August, Copenhagen:
55-65 pp.
ODUM,E.P. 1971 "Fundamentals of Ecol.
ogy". 3 th eds. W.B.Saunders
Company,Philadelphia :574 pp.
PESCOD, M.B. 1978. Environmental Indices
Theory and Practise. Ann Arbour Science Inc.Michigan: 59 pp.
SVERDRUP, H. U., M.W. JOHNSON, and R. H.
FLEMING. 1942. The Oceans. Their
Physics, Chemistry and General Biology.
Prentice-Hall, New York, 1807 pp.
SINGBAL, S. Y, S. P. PONDEKARandC. V. G.
REDDY 1976. Chemical characteristics of the inshore water in Velsao Bay
(Goa). Mahasagar Bulletin of the National Institute of Oceanography Goa

9 :35-39.
SCHINDLER, D.W., E.J. FEE, and
T.RUSZCYNSKI 1978. Phosphorus

32

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

input and its consequences for phytoplankton standing crop and production
in the experimental lake area and in similar
lakes. J.Fish. Res. Bd Can,: 35: 190-196
pp.
SHARP, J.H. 1983. The distributions of inorganic nitrogen and dissolved and particulate organic nitrogen in the sea. In :
"Nitrogen in the marine environment"
(Carpenter,E.J and D.G.Capone eds).
Academis Press New York, 1 - 29 pp.

RUANE, J. R. and P. A. KRENKEL1977. Nitrification and other factor affecting nitrogen in the Holston River. Proceedings of the Conference on nitrogen as a
water pollutant. (S.H.Jenkins eds).
Copenhagen: 209 - 224.
SUTOMO 1989. Pengaruh ammonia terhadap
ikan dalam budidaya sistem tertutup.
Oseana. Vol XIV. No. 1:19 - 26 hal.

SMAYDA, T. 1983. The phytoplankton of
estuaries. In : " Estuaries and enclosed

33

Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004

seas Ecosystem of the world 26"
(B.H.Ketchum ed.). Elsevier Sci, Publ.
Com, Amsterdam, Oxford: 65 -102.

More Related Content

What's hot

kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjkppnpelaihari
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASadedudi
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebasninisbanuwati96
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanUnayah91
 
Energi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan KespontananEnergi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan Kespontananninisbanuwati96
 
NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)
NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)
NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)M. Adli
 
Contoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Contoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkunganContoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Contoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkunganKonsultan Limbah B3
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmalinda listia
 
Contoh Soal Manajemen Proyek
Contoh Soal Manajemen ProyekContoh Soal Manajemen Proyek
Contoh Soal Manajemen Proyekkaern
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichFirda Shabrina
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 

What's hot (20)

7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
 
Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
Rpp teori kinetik gas
Rpp teori kinetik gasRpp teori kinetik gas
Rpp teori kinetik gas
 
Energi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan KespontananEnergi Bebas dan Kespontanan
Energi Bebas dan Kespontanan
 
NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)
NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)
NOTULEN KKD B.12 (17 DES 2012 - 13 JAN 2013)
 
Contoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Contoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkunganContoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Contoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Contoh Soal Manajemen Proyek
Contoh Soal Manajemen ProyekContoh Soal Manajemen Proyek
Contoh Soal Manajemen Proyek
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 

Viewers also liked

Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Anggi Nurbana Wahyudi
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hari
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hariHidrokabon dalam kehidupan sehari hari
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hariretno budiasih
 
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITriesonetwo
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Per menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu airPer menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu airMohamad Amin
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarRestu Frodo
 

Viewers also liked (20)

Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hari
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hariHidrokabon dalam kehidupan sehari hari
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hari
 
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
108547896 makalah-biokimia-hasil-perikanan
 
Lesson 8.2
Lesson 8.2Lesson 8.2
Lesson 8.2
 
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWITLIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
 
5 topic3
5 topic35 topic3
5 topic3
 
Standar persyaratan minimal
Standar persyaratan minimalStandar persyaratan minimal
Standar persyaratan minimal
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Per menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu airPer menkes 416 90 baku mutu air
Per menkes 416 90 baku mutu air
 
Bab10
Bab10Bab10
Bab10
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Viskimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standar
 

Similar to Jurnal analisis kandungan amonia

Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas airAFRIJONI SPT
 
Tugas unit proses nitrifiaksi
Tugas unit proses nitrifiaksiTugas unit proses nitrifiaksi
Tugas unit proses nitrifiaksiUtami Hasibuan
 
Makalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenMakalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenNesTi Nafi'ah
 
Presentation nitrogen prely
Presentation nitrogen prelyPresentation nitrogen prely
Presentation nitrogen prelyduaderajad
 
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptxmateri Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptxssuser97a23f
 
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. NikinmaaSummary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. NikinmaaNyak Nisa Ul Khairani
 
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...Repository Ipb
 
Agromineralogi
AgromineralogiAgromineralogi
AgromineralogiEDIS BLOG
 
AGROMINERALOGI
AGROMINERALOGIAGROMINERALOGI
AGROMINERALOGIEDIS BLOG
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjebahriah imam
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17Hotma Purba
 
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...ssuser0ad02e
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas keslingindosasmi
 
Materi kimia analitik i
Materi kimia analitik iMateri kimia analitik i
Materi kimia analitik iWidodo Caco
 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganAsida Gumara
 

Similar to Jurnal analisis kandungan amonia (20)

Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
 
Amoniak nitrat nitrit
Amoniak nitrat nitritAmoniak nitrat nitrit
Amoniak nitrat nitrit
 
Tugas unit proses nitrifiaksi
Tugas unit proses nitrifiaksiTugas unit proses nitrifiaksi
Tugas unit proses nitrifiaksi
 
Siklus nitrogen
Siklus nitrogenSiklus nitrogen
Siklus nitrogen
 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
 
Makalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenMakalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogen
 
Presentation nitrogen prely
Presentation nitrogen prelyPresentation nitrogen prely
Presentation nitrogen prely
 
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptxmateri Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
 
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. NikinmaaSummary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
Summary Chapter 2 Buku An Introduction to Aquatic Toxicology, M. Nikinmaa
 
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
 
Agromineralogi
AgromineralogiAgromineralogi
Agromineralogi
 
AGROMINERALOGI
AGROMINERALOGIAGROMINERALOGI
AGROMINERALOGI
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas kesling
 
Materi kimia analitik i
Materi kimia analitik iMateri kimia analitik i
Materi kimia analitik i
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
 

Recently uploaded

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Jurnal analisis kandungan amonia

  • 1. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id Oseana, Volume XXIX, Nomor 3, Tahun 2004 : 25 - 33 ISSN 0216-1877 SUMBER POLUTAN DAN KANDUNGAN NITROGEN-AMONIA DALAM AIR LAUT Oleh Tjutju Susana 1) ABSTRACT SOURCES OF NTTROGEN POLLUTANT IN THE SEA WATER. In the oceans, nitrogen exists mainly as molecular nitrogen and as inorganic salts nitrate, nitrite, and ammonia, and some organic nitrogen (amino acids and urea). The sources of nitrogen enrichment within the waters are varied. Principal amongst these is domestic sewage, agricultural industry, fertilizer industry, and pulp and paper-producing industries. The effects of all these various activities caused abundance of amonianitrogen. Certain concentration of ammonia-nitrogen compound are toxic to sea water organisms. Keyword : polutan, ammonia-nitrogen content and sea water organisms. SUMBER NITROGEN POLUTAN DI AIR LAUT. Di lautan, nitrogen sebagai molekul nitrogen dan garam anorganik seperti nitrat, nitrit, dan amonia, dan beberapa nitrogen organik (asam amino dan urea). Sumber-sumber pengayaan nitrogen dalam air bervariasi. di antara ini adalah limbah domestik, industri pertanian, industri pupuk, dan industri pulp dan kertas produksi. Efek dari semua ini berbagai kegiatan menyebabkan kelimpahan amonia-nitrogen. Konsentrasi tertentu senyawa amonia-nitrogen yang beracun bagi organisme air laut. Kata kunci : polutan, kandungan nitrogen-amonia dan organisme laut. Keberadaan senyawa nitrogen dalam air laut selain secara alami, dapat juga berasal dari beberapa sumber pembuangan yang mengalir ke dalam laut. Beberapa sumber nitrogen tersebut di antaranya adalah industri-industri pertanian, kimia, tekstil, kulit, makanan dan kehutanan. Masing-masing industri mengalirkan buangannya ke dalam perairan dengan variasi bentuk dan konsentrasi senyawa nitrogen yang berbeda. Bentuk buangan senyawa nitrogen dari masing-masing industri tersebut pada mulanya bukan merupakan senyawa kimia berbahaya, karena bentuknya masing-masing spesifik untuk jenis buangan industri tertentu. Namun setelah sampai di perairan akan bergabung dengan buangan senyawa kimia tetentu yang berasal dari industri lainnya sehingga akan bereaksi membentuk senyawa kimia baru yang berbahaya bagi kehidupan organisme di dalamnya. PENDAHULUAN Komposisi kimia air laut sangat kompleks, di dalamnya terdapat bermacammacam unsur dan senyawa kimia yang bermanfaat bagi kehidupan biota laut. Zat hara yang dibutuhkan sebagai nutrisi bagi biota laut merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat dalam air laut. Nitrogen dalam bentuk persenyawaannya merupakan salah satu unsur nutrisi tersebut. Keberadaan senyawa nitrogen tersebut sangat dibutuhkan untuk pembentukan protoplasma. Konsumen senyawa nitrogen dalam air laut adalah algae bentos dan fitoplankton. Kedua macam tumbuhan laut tersebut menurut SMAYDA (1983) mengambil senyawa nitrogen secara bertahap dengan urutan pertama yaitu nitrogennitrat (NO 3-N), kemudian nitrogen- nitrit (NO2N) ,dan terakhir nitrogen-ammonia (NH 3 -N). Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004 25
  • 2. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id Keberadaan nitrogen dalam bentuk persenyawaannya cukup berperan dalam proses memperburuk kualitas perairan, sebab dalam batas-batas konsentrasi dan bentuk tertentu senyawa ini dapat bersifat racun bagi organisme perairan. Sebagai contoh bertambahnya angka kematian ikan di muara Teluk Velsao (Goa) disebabkan oleh berdirinya pabrik pupuk di sekitar Teluk tersebut yang menghasilkan sejumlah besar bentuk nitrogenammonia (NH -N). 3 SIFAT KIMIA NITROGEN Nitrogen adalah unsur kimia bukan logam yang mempunyai bilangan atom 14 dalam sistem periodik, masing-masing atomnya memiliki lima elektron valensi dalam konfigurasi ns2n p 3 Di alam, unsur nitrogen terdapat baik . di udara, laut maupun darat. Selain dalam bentuk gas, unsur kimia ini bisa terdapat sebagai bentuk persenyawaan dengan unsur lainnya membentuk senyawa baru yang mempunyai sifat kimia berbeda dengan unsur Tabel 1. Bilangan oksidasi nitrogen berikut senyawa kimianya (Sumber: ACHMAD, 1992) 26 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
  • 3. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id Senyawa nitrogen oksida merupakan senyawa kimia beracun dalam atmosfir, di antara beberapa bentuk oksida nitrogen (Tabel 1) hanya satu yang kurang beracun yaitu dinitrogen oksida (N2O). Gas ini tidak berwarna, berbau agak manis dan bersifat anestetik sehingga banyak digunakan oleh dokter gigi. Nitrogen oksida yang paling berbahaya adalah nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO ) karena bila terhisap dapat 2 mematikan. Kedua macam gas ini berbau menyengat, dapat mengiritasi paru-paru dan batang tenggorok, bila terhisap gas ini dapat mematikan. Untuk memperkirakan reaksi kimia yang terjadi antara unsur nitrogen dengan unsur atau senyawa kimia lainnya perlu diketahui karakter atau sifat kimia dan fisika unsur nitrogen. Kedua untuk skala industri, dilakukan dengan cara pencairan udara. Dalam skala industri, sebagian besar nitrogen digunakan untuk membuat ammonia, urea, ammonium sulfat dan asam nitrat. Oleh karena nitrogen bersifat tidak reaktif maka nitrogen digunakan sebagai selubung gas inert untuk menghilangkan oksigen pada pembuatan alat elektronika. Sejumlah besar nitrogen cair digunakan dalam industri makanan karena suhunya rendah (- 196°C), sehingga dapat mempercepat proses pendinginan (ACHMAD, 1992). Tabel 2. Sifat-sifat fisika dan kimia unsur nitrogen: NITROGEN DALAM AIR LAUT Nitrogen merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh organisme, sebab unsur nitrogen diperlukan dalam mensintesis molekul-molekul protein yang kompleks dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi organisme tersebut. Menurut ODUM (1971) nitrogen yang terdapat dalam molekul-molekul protein dalam organisme yang telah mati akan diuraikan menjadi bentuk-bentuk nitrogen anorganik. Proses kimia ini dilakukan oleh serangkaian organisme pengurai, terutama bakteri pembentuk nitrat, hasilnya berupa zat hara nitrat yang merupakan bentuk nitrogen anorganik siap pakai. Konsumennya adalah tumbuhan hijau yang terdapat dalam air laut seperti plankton dan algae. Sehubungan dengan sifatnya yang unik, maka nitrogen dalam lingkungan perairan pun terdapat dalam berbagai bentuk dan gabungan kimiawi yang luas dan meliputi tingkat oksidasi yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut secara umum senyawa nitrogen dalam air laut terdapat dalam dua bentuk, yaitu nitrogen-organik dan Walaupun beberapa senyawa oksida nitrogen ada yang bersifat racun, namun senyawa kimia tersebut banyak dimanfaatkan di berbagai bidang yaitu di laboratorium, industri, kedokteran dan Iain-lain. Dalam proses pembuatannya, nitrogen dibagi dalam dua skala penggunaan. Pertama untuk skala laboratorium, dilakukan dengan cara memanaskan larutan yang mengandung garam ammonia dan garam nitrit. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 27 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
  • 4. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id dipengaruhi oleh adanya penyebaran nitrat dari darat. Untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi nitrogen dalam air laut, perlu kiranya sedikit diulas masalah unit satuan yang umum digunakan dalam menyatakan konsentrasinya, karena terdapat beberapa bentuk satuan yang digunakan dalam literatur. SHARP (1983) menyatakan bahwa sebagian besar unit dasar yang dipergunakan adalah mikrogram-atom nitrogen per liter (μg.atom -1 N liter ), namun demikian akhir-akhir ini banyak literatur yang mempergunakan satuan mikrogram nitrogen per liter (μg N liter ). -1 Hal ini memang membingungkan bagi pemakai yang kurang memahaminya, untuk itu dipakai patokan dasar bahwa 1 μg.atom N liter-1 ~ dengan 14 μg.N liter-1 . Kuantitas atau banyaknya molar juga sering digunakan, dengan catatan bahwa 1 mikromolar N (μM) -1 = lμg.atom N liter . Untuk kepentingan di bidang geokimia umumnya dipergunakan unit satuan mikromol per kilogram (μM kg -1). Konsentrasi senyawa nitrogen yang terdapat dalam air laut bervariasi, tergantung dari jauh dekatnya dari sumber-sumber penyebab berlimpahnya senyawa nitrogen. Namun demikian secara umum SHARP (1983) telah membaginya ke dalam 4 wilayah sebagaimana tercantum dalam Tabel 3. nitrogen- anorganik. Nitrogen-organik berada dalam bentuk terikat di unsur pokok sel mahluk hidup yang masih hidup. Contohnya purin, peptida dan asam-asam amino. Sedangkan ni-trogen-anorganik terdapat dalam keadaan larut (ammonia, nitrat, dan nitrit), dan gas. Konsentrasi senyawa nitrogen dalam air laut Secara alami konsentrasi nitrogennitrat dalam air laut hanya beberapa mg/1. Senyawa ini merupakan salah satu senyawa sel nutrisi yang berfungsi dalam merangsang pertumbuhan biomassa laut, sehingga secara langsung dapat mengontrol perkembangan produksi primer. Oleh sebab itu konsentrasi nitrat yang berlimpah dalam air laut berhubungan erat dengan kesuburan suatu perairan.SCHlNDLER etal.(1978) menjelaskan bahwa produksi primer perairan adalah khas karena dibatasi oleh fosfor, sedangkan kekurangan nitrogen pada plankton dapat dipenuhi karena adanya fiksasi nitrogen. Pengaruh kelimpahan nitrat yang tidak dapat terkendalikan di perairan laut yang diakibatkan oleh manusia (misalnya penggunaan pupuk) akan dapat mengganggu ekosistem perairan, yaitu terjadinya kondisi eutrofikasi.Fenomena eutrofikasi di perairan laut sering terjadi di daerah pantai yang secaralangsung Tabel 3. Konsentrasi beberapa bentuk senyawa nitrogen (μg.atom N /I) dalam air laut (Sumber SHARP, 1983) 28 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
  • 5. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id Tabel 5. Perkiraan pembuangan nitrogen dari industri-industri di Finlandia dan Swedia BEBERAPA SUMBER NITROGEN DALAM PERAIRAN Selain kandungan alamiah dalam air laut itu sendiri, keberadaan nitrogen yang berlimpah dalam air laut dapat berasal dari berbagai sumber yang mengalir ke dalam perairan. Berbagai industri di Finlandia yang menghasilkan limbah nitrogen diperkirakan oleh LANDNER (1977) menyumbangkan buangan sebesar 9200 ton. Jenis industri yang mendominasi pembuangan nitrogen tersebut adalah industri pulp dan kertas. Dalam penelitiannya di danau Vanern (Swedia), HANS SON dalam LANDNER (1977) mengklasifikasikan berbagai jenis industri yang membuang limbah senyawa nitrogen, jumlah totalnya sebesar 8000 - 9000 ton / tahun yang berasal dari berbagai sumber (Tabel 4). Tabel 4. Sumber-sumber nitrogen yang mengalir ke Danau Vanern (Swedia) Beberapa industri yang berpotensi besar dalam pembuangan limbah nitrogen adalah industri yang bergerak dalam bidang kehutanan, agrokimia, kimia, pertambangan, tekstil, kulit dan makanan. SARKA dan HANSSON dalam LANDNER (1977) telah melakukan penelitian mengenai hal tersebut di Finlandia dan Swedia. Hasilnya menunjukkan bahwa dari sejumlah industri tersebut, industri kehutanan dan kimia berperan lebih besar dibandingkan dengan industri lainnya sebagaimana tercantum dalam Tabel 5. 29 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
  • 6. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id LANDNER (1977) menyatakan bahwa industri agrokimia menempati urutan nomor dua sebagai sumber limbah nitrogen di perairan Finlandia (Tabel 5). Bentuk nitrogen-ammonia dalam air laut sebenarnya bukan merupakan senyawa kimia beracun. Sifat racun ammonia ini timbul bila terdapat dalam keadaan terdisosiasi, yaitu apabila ammonia terdapat dalam larutan dimana terdapat ion hidrogen. Pada awalnya proses yang terjadi adalah berasal dari perubahan bentuk nitrogen-nitrat dan nitrogen-nitrit dalam keadaan anaerob, menjadi bentuk nitrogenammonia, selanjutnya ammonia ini bersenyawa dengan air membentuk ion ammonium seperti reaksi berikut: Nitrogen sebagai racun Unsur nitrogen dan fosfor dalam air laut berfungsi sebagai nutrisi bagi biota di dalamnya. Dalam batas-batas konsentrasi tertentu yang layak untuk keperluan biota, maka keberadaan unsur-unsur nutrisi tersebut tidak bermasalah, namun bila konsentrasinya berlimpah maka akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang menyebabkan unsur-unsur nutrisi tersebut berubah fungsinya. Beberapa waktu yang lalu terjadi kematian ikan secara masal di beberapa perairan antara lain Teluk Jakarta dan Lampung. Saat itu belum diketahui secara jelas apa penyebabnya. Beberapa peneliti menginformasikan bahwa salah satu penyebab kematian ikan disebabkan oleh tingginya konsentrasi ammonia. Kasus yang hampir sama terjadi di India. SINGBAL etal. (1976) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, seringnya terjadi kematian ikan di Teluk Velsao (India) seiring dengan berdirinya pabrik agrokimia di sekitar perairan tersebut. Menurutnya hal ini disebabkan oleh adanya senyawa nitrogen dan arsen dalam air laut, namun di antara kedua senyawa kimia itu yang menimbulkan masalah primer adalah senyawa nitrogen-ammonia dalam perairan tersebut yang kadarnya mencapai 174 pgA/l. Sumber lainnya (LANDNER, 1977) menyatakan bahwa industri agrokimia menempati urutan nomor dua sebagai sumber limbah nitrogen di perairan Finlandia. Keberadaan nitrogen-ammonia dalam air laut berasal dari hasil metabolisme organisme hidup dan proses dekomposisi organisme yang telah mati serta sisa-sisa makanan. Beberapa kasus menyatakan bahwa konsentrasi ammonia yang berlebih dapat menimbulkan permasalahan serius dalam perairan. Kondisi demikian dapat diakibatkan oleh sumbangan nitrogen yang berasal dari daratan. Sumbangan nitrogen yang cukup banyak jumlahnya berasal dari pertanian, agrokimia, kehutanan dan lain sebagainya. Dalam bentuk terdisosiasi seperti ini bentuk nitrogen-ammonia lebih beracun terhadap ikan dibandingkan dalam bentuk ammonium, dan hal ini erat kaitannya dengan derajat keasaman (pH) perairan. Daya racun ammonia meningkat dengan meningkatnya pH (PESCOD,1978). DOWNING & MERKENS dalam SUTOMO (1989) menyatakan bahwa ikan "rainbow trout", Salmo gairdneri dapat hidup dalam perairan yang mengandung kadar ammonia sepuluh kali lipat pada pH = 7, daripada dalam air dengan pH = 8. Menurut SUTOMO (1989), efek subletal ammonia terhadap ikan adalah terjadinya penyempitan permukaan insang, akibatny a kecepatan proses pertukaran gas dalam insang menjadi menurun. Selain itu efek lainnya adalah terjadinya penurunan jumlah sel darah, penurunan kadar oksigen dalam darah, mengurangi ketahanan fisik dan daya tahan terhadap penyakit, serta kerusakan struktural berbagai jenis organ tubuh. Adanya ion ammonium dalam air bersih (tidak terpolusi) berkaitan dengan proses 30 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
  • 7. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id beberapa jenis limbah industri dan proses pemurnian air. Beberapa tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik jika di dalamnya terdapat nitrit. Adanya nitrit pada tubuh manusia dan hewan dapat merusak sistim pernafasan dan paru-paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nitrit ini mempengaruhi cara kerja sel-sel tertentu sehingga mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit dan mempengaruhi kerja enzim tertentu dalam tubuh. Penggunaan senyawa nitrit dalam bidang industri cukup luas, antara lain dalam industri farmasi, obat, fotografi, tektsil, dan pengolahan daging. Manfaat senyawa nitrit dalam industri pengolahan daging ialah untuk menimbulkan warna merah segar yang akan menambah selera, dan mencegah pertumbuhan bakteri Clostridium botolinum yang dapat menyebabkan keracunan pada makanan. Bentuk lainnya dari senyawa nitrogen adalah nitrat yang merupakan hasil akhir dari proses oksidasi biokimia ammonia yang dibentuk sebagai hasil pemecahan protein. Secara teoritis, konsentrasi nitrat terdapat dalam jumlah yang cukup tinggi dalam air permukaan, kecuali pada saat fitoplankton melimpah dalam badan air. SHARP (1983) menyatakan bahwa konsentrasi nitrat dan nitrit dalam air permukaan yang normal masingmasing sebesar 0-4 mg/1 dan 0 - 0,01 mg/1. Bertambahnya konsentrasi nitrat dalam badan air menunjukkan terjadinya polusi faecal pada tingkat awal. Kadar nitrat yang tinggi dalam air minum berbahaya bagi anak-anak, dapat menyebabkan anemia (meta haemoglobinemia). Sebagaimana halnya nitrit, maka penggunaan nitrat pun mencakup berbagai bidang. Dalam bentuk senyawanya nitrat antara lain digunakan dalam industri pupuk, kembang api, insektisida, bahan peledak, produk-produk medis, makanan, dan zat warna. Asam nitrat bersama-sama dengan dimetilhidrazin (CH3) 2NNH 2 digunakan untuk peluncuran pelurukendali. dekomposisi biokimia dalam protein. Oleh karena itu konsentrasi ion ammonium akan bertambah bila organisme perairan mati, terutama dalam daerah agregasi yaitu lapisan perairan yang densitas fito dan bakterio planktonnya bertambah. Terjadinya fluktuasi musiman ion ammonium menggambarkan nutrisi dalam badan air telah terpolusi oleh bahan organik yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri, terutama industri makanan. Ion ammonium ini dapat terbentuk selama proses reduksi anaerobik pada nitrat dan nitrit. Rendahnya konsentrasi ion ammonium dalam badan air dicirikan dengan tingginya kadar oksigen dan nilai potensial redoks. Hubungan antara konsentrasi ion ammonium dan ammonia bebas ditentukan oleh nilai pH seperti tampak dalam Tabel 6. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa akumulasi ammonia dalam air budidaya mengakibatkan berbagai macam kerusakan terhadap organisme, terutama kerusakan pada fungsi dan struktur organ (SUTOMO, 1989). Bentuk lainnya dari senyawa nitrogen dalam air laut yang dapat menimbulkan masalah adalah senyawa nitrit. Dalam air laut, nitrit timbul sebagai hasil oksidasi biokimia dari ammonia atau reduksi nitrat. Dalam air permukaan dengan konsentrasi oksigen yang cukup pada nilai potensial redoks yang tinggi maka yang dominan adalah proses oksidasi. Konsentrasi nitrit yang tinggi kemungkinan terjadi dalam 31 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
  • 8. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id penyebaran senyawa-senyawa tersebut dalam kolom air laut. Konsentrasi nitrogen yang terukur dalam kolom air pada waktu tertentu merupakan hasil dari proses-proses biologi dan fisika tersebut. Nitrogen dalam perairan estuarin Estuarin yang merupakan salah satu komponen ekosistem pesisir didefinisikan oleh ODUM (1971) sebagai suatu perairan pesisir semi tertutup yang berhubungan dengan laut lepas dan sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sebagai akibat terjadinya pasang surut air laut, maka terjadi percampuran antara air tawar yang berasal dari daratan melalui aliran sungai dengan air laut yang berasal dari laut lepas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa estuarin merupakan suatu daerah peralihan antara perairan tawar dan laut. Aliran air tawar yang berasal dari daratan secara terus menerus melimpahkan nutrien, mineral dan sedimen ke dalam estuarin dan menggantikan bahan dasar yang diperlukan untuk proses fotosintesis dalam menunjang produktivitas perairan. Reaksi biokimia dan proses fisika yang terjadi dalam estuarin umumnya mengatur sistem nitrogen dalam perairan. Proses pelarutan nitrat dan ammonia sering berlangsung cepat setelah memasuki kawasan estuarin karena banyak digunakan oleh fitoplankton dan makrofita. Reaksi mineralisasi di dasar perairan akan mengembalikan nitrogen serta fosfat ke dalam kolom air dan selanjutnya berpindah ke lapisan atas. Arus air dalam muara atau sungai bergerak relatif cepat, berbeda halnya dengan arus yang terjadi dalam badan air yang pergerakannya lebih lambat. Kondisi ini berakibat terhadap nitrogen, konsentrasinya menurun di bagian hilir karena adanya buangan yang menyebabkan serangkaian perubahan kimiawi dan biologi. Menurut SVERDRUP et a/.(1942) konsentrasi berbagai senyawa nitrogen anorganik maupun organik yang terdapat dalam air laut dipengaruhi oleh faktor-faktor biologi, akan tetapi tenggelamnya organismeorganisme yang telah mati dan proses-proses fisika antara lain arus juga menentukan DAFTAR PUSTAKA ACHMAD, H 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. PT.Citra Aditya Bakti. Bandung: 230 hal. JENKINS, D., W.J.KAUFMAN., P. H .Me. GAUHEY, AJ.HORNE,andJ.GASSER. 1973. E nvironmental impact of detergent builders in California waters. Water Research, 7 :265 - 281 pp. LANDNER, L 1977 . Sources of nitrogen as a water pollutant: industrial waste water. Proceedings of the conference on nitrogen as a water pollutant. (S.HJenkins ed). August, Copenhagen: 55-65 pp. ODUM,E.P. 1971 "Fundamentals of Ecol. ogy". 3 th eds. W.B.Saunders Company,Philadelphia :574 pp. PESCOD, M.B. 1978. Environmental Indices Theory and Practise. Ann Arbour Science Inc.Michigan: 59 pp. SVERDRUP, H. U., M.W. JOHNSON, and R. H. FLEMING. 1942. The Oceans. Their Physics, Chemistry and General Biology. Prentice-Hall, New York, 1807 pp. SINGBAL, S. Y, S. P. PONDEKARandC. V. G. REDDY 1976. Chemical characteristics of the inshore water in Velsao Bay (Goa). Mahasagar Bulletin of the National Institute of Oceanography Goa 9 :35-39. SCHINDLER, D.W., E.J. FEE, and T.RUSZCYNSKI 1978. Phosphorus 32 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004
  • 9. sumber:www.oseanografi.lipi.go.id input and its consequences for phytoplankton standing crop and production in the experimental lake area and in similar lakes. J.Fish. Res. Bd Can,: 35: 190-196 pp. SHARP, J.H. 1983. The distributions of inorganic nitrogen and dissolved and particulate organic nitrogen in the sea. In : "Nitrogen in the marine environment" (Carpenter,E.J and D.G.Capone eds). Academis Press New York, 1 - 29 pp. RUANE, J. R. and P. A. KRENKEL1977. Nitrification and other factor affecting nitrogen in the Holston River. Proceedings of the Conference on nitrogen as a water pollutant. (S.H.Jenkins eds). Copenhagen: 209 - 224. SUTOMO 1989. Pengaruh ammonia terhadap ikan dalam budidaya sistem tertutup. Oseana. Vol XIV. No. 1:19 - 26 hal. SMAYDA, T. 1983. The phytoplankton of estuaries. In : " Estuaries and enclosed 33 Oseana, Volume XXIX no. 3, 2004 seas Ecosystem of the world 26" (B.H.Ketchum ed.). Elsevier Sci, Publ. Com, Amsterdam, Oxford: 65 -102.