Ibu lilis dirawat di rumah sakit dengan keluhan diare, mual, demam dan nyeri perut yang berlangsung sejak pagi. Diagnosa keperawatan meliputi defisit volume cairan dan elektrolit akibat keluarnya cairan berlebihan, gangguan nutrisi karena mual dan muntah, serta nyeri akibat distensi abdomen. Perencanaan perawatan mencakup pemantauan cairan dan elektrolit, diet berkalori kecil sering, serta analgesia
2. A. Kasus
Ibu lilis masuk Rumah Sakit dengan
keluhan diare dan mual munta, yang
di sertai nyeri pada bagian perut, dan
demam yang berlangsung sejak tadi
pagi, klien mngatakan ia merasa
lemas, dan dia takut dengan penyakit
yang di alaminya.
3. B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual
dan muntah.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan distensi abdomen.
4. C. Perencanaan
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
a. Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi
b. Intervensi
• Observasi tanda-tanda vital.
R/ : indikitor dehidrasi/hipovelimia. Keadekuatan penggantian cairan.
• Observasi tanda-tanda dehidrasi.
R/ : turgor kulit yang kurang elastic merupakan tanda keadekuatan cairan
dalam tubuh.
• Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan).
R/: Perubahan pada kapasitas Gaster/mortilitas usus dan mual sangat
mempengaruhi masukan dan kebutuhan cairan, peningkatan resiko
dehidrasi.
• Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak
kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari.
R/: pemenuhan kebutuhan cairan.
• Kolaborasi pemberian infuse.
R/: tindakan darurat untuk memperbaiki keseimbangan cairan/elektrolit.
5. 2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan
mual dan muntah.
a. Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
b. Intervensi :
• Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
R/: Mengidentifikasi difesiensi dan mengawasi masukan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan.
• Timbang berat badan klien.
R/: Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
• Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering
R/: Makan sedikt dapat menurunkan kelemahan dan meniingkatkan
pemasukan juga mencegah distensi abdomen.
• Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).
R/: Untuk melihat peningkatan frekuensi peristaltic usus dan distensi
abdomen.
• Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.
R/: membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi klien.
6. 3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
a. Tujuan : Nyeri dapat teratasi
b. Intervensi
• Observasi tanda-tanda vital.
R/: dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan
keefektivan.
• Kaji tingkat rasa nyeri.
R/:Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan
pilihan/keefektifan intervensi.
• Atur posisi yang nyaman bagi klien.
R/:Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian, dan
dapat meningkatkan kemampuan koping.
• Beri kompres hangat pada daerah abdoment.
R/: membantu menurunkan suhu tubuh.
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik sesuai
indikasi.
R/ : Perlu untuk mengatasi nyeri.