SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120
mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (
Smith Tom, 1995 ).
Berdasarkan definisi di atas,penulis dapat menyimpulkan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
B. Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis
Klasifikasi Hipertensi hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Systole (mmHg) Dan/atau Diastole(mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 >=160 Atau >=100
Hipertensi sistolterisolasi >=140 Atau <90
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.Bila demikian, gejala baru muncul
setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit
kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung,rasa berat ditengkuk, sulit tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.
Selain itu manifestasi klinik pada penderita hipertensi adalah sebagia berikut:
 Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
 Sakit kepala
 Epistaksis
 Pusing / migrain
 Rasa berat ditengkuk
 Sukar tidur
 Mata berkunang kunang
 Lemah dan lelah
 Muka pucat
 Suhu tubuh rendah
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan
otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,yang memerlukan penanganan segera.
C. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagairespon peningkatan
cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
o Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran pembuluh darah
Berdasarkan penyebabnya hipertensidibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer: yang tidak diketahui penyebabnya,disebut juga hipertensi idiopatik.
Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan sarafsimpatis, sistemrenin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na. Peningkatan Na
dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti: obesitas,alkohol, merokok serta
polisitemia.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang
menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas),gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,alkohol atau garam dalam makanan;
bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuksementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya
akan kembali normal.
1. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan esterogen,penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal. Hiperaldosteronisme primer dan sindrom
cushing,feokromusitoma, koarktasio aorta, hipertensiyang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.
D. Patofisiologi
Mekanisme yangmengontrol konstriksidan relaksasi pembuluhdarahterletakdipusatvasomotor,pada
medulladiotak.Dari pusatvasomotorini bermulajarassaraf simpatis,yangberlanjutke bawahke korda
spinalisdankeluardari kolumnamedullaspinalisgangliasimpatisdi toraksdanabdomen.Rangsangan
pusatvasomotordihantarkandalambentukimpulsyangbergerakke bawahmelalui systemsaraf
simpatiske gangliasimpatis.Padatitikini,neuronpreganglionmelepaskanasetilkolin,yangakan
merangsangserabutsaraf pasca ganglionke pembuluhdarah,dimanadengandilepaskannya
noreepineprinmengakibatkankonstriksi pembuluhdarah.Berbagai factorseperti kecemasandan
ketakutandapatmempengaruhiresponpembuluhdarahterhadaprangsangvasokonstriksi.Individu
denganhipertensisangatsensitiveterhadapnorepinefrin,meskipuntidakdiketahui denganjelas
mengapahal tersebutbisaterjadi.Padasaatbersamaandimanasystemsaraf simpatismerangsang
pembuluhdarahsebagai responsrangsangemosi,kelenjaradrenal jugaterangsang,mengakibatkan
tambahanaktivitasvasokonstriksi.Medullaadrenal mensekresi epinefrin,yangmenyebabkan
vasokonstriksi.Korteksadrenal mensekresikortisoldansteroidlainnya,yangdapatmemperkuat
responsvasokonstriktorpembuluhdarah.Vasokonstriksi yangmengakibatkanpenurunanaliranke
ginjal,menyebabkanpelepasanrennin.RenninmerangsangpembentukanangiotensinIyangkemudian
diubahmenjadi angiotensinII,suatuvasokonstriktorkuat,yangpadagilirannyamerangsangsekresi
aldosteronolehkorteksadrenal.Hormonini menyebabkanretensi natriumdanairolehtubulusginjal,
menyebabkanpeningkatanvolume intravaskuler.Semuafaktorini cenderungmencetuskankeadaan
hipertensi untukpertimbangangerontology.Perubahanstructural danfungsionalpadasystem
pembuluhperiferbertanggungjawabpadaperubahantekanandarahyangterjadi padausialanjut.
Perubahantersebutmeliputi aterosklerosis,hilangnyaelastisitasjaringanikatdanpenurunandalam
relaksasi ototpolospembuluhdarah,yangpadagilirannyamenurunkankemampuandistensidandaya
regangpembuluhdarah.Konsekuensinya,aortadanarteri besarberkurangkemampuannyadalam
mengakomodasi volumedarahyangdipompaolehjantung( volume sekuncup),mengakibatkan
penurunancurangjantungdan peningkatantahananperifer( Brunner&Suddarth,2002 ).
F. Faktor Predisposisi
1. Factor yang tidak dapat diubah
 Usia, jenis kelmin, RAS, riwayat TIA dan stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, heterozygote
atau homozygote untuk homositinuria.
1. Factor yang dapat diubah
 Hipertensi, Dm, hiperurisemia, merokok, pnyalahgunaan alcohol dan obat, kontrasepsioral, Ht meningakat,
bruit karotis asimtomatis dan displidemia.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laborat
1. Hb/Ht : untukmengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
5. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6. EKG : Dapat menunjukan pola regangan,dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,perbaikan ginjal.
8. Photo dada : Menunjukan destruksikalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.
H. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Non Farmakologis
o DietPembatasan atau pengurangan konsumsigaram. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan
darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
o Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan
sesuaidengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
o Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu:
 Mempunyai efektivitas yang tinggi.
 Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
 Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
 Tidak menimbulakn intoleransi.
 Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
 Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensisepertigolongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
I. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Proses keperawatan
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini disebut sebagai
suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pasien baik sebagaiindividu, keluarga maupun mayarakat (Nursalam, 2001). Iyer et all
(1996) mengemukakan dalam proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber, untukmengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2001).
1) Biodata
Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, no. medrek, Dx medis,
tanggal masuk, dan tanggalpengkajian.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.
b) Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang sedang dijabarkan dari keluhan utama dengan
menggunakan PQRST, yaitu:
P = paliative/provokatif; hal-hal yang menyebabkan bertambah/bekurannya keluhan utama.
Pada kasus hipertensi, ditemukan adanya rasa pusing.Keluhan dirasakan semakin berat bila melakukan aktivitas
yang berat.
Q = Quality/Quantity; tingkat keluhan utama.
R = region; yaitu lokasi keluhan utama.
Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di seluruh bagian kepala
S = savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu aktivitas atau tidak, seperti
bargantug pada derajat beratnya.
T = timing; yaitu kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala
terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung koroner, merokok, penyalahgunaan obat,
tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup yang kurang beraktivitas.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan adanya penyakit jantung,stroke, dan
lain-lain.
e) Aspek psikologis
Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggipada klien, emosi yang labil.
f) Aspek Sosial
Pada aspek social tidak ditemukan hubungan ketergantungan karena klien masih bisa melakukan aktifitasnya
namun agak sedikit terganggu.
g) Aspek spiritual
Pada aspek ini, ditemukan adanya keterbatasan melakukan aktivitas keagamaan.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi:
1. Keadaan umum
 Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi,susunan sarafdikaji (Nevrus I-XII )gangguan
penlihatan, gangguan ingatan
 Mengkaji tanda-tanda vital
Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan keadaran kehilangan sensasi,susunan sarafdikaji (I-
XII) gangguan penglihatan,gangguan ingatan, tonus otot menurun dan kehilangan reflek tonus,BB biasanya
mengalami penurunan,tanda-tanda vital biasanya melebihi batas normal.
Batas normal TTV menurut Hidayat, 2000 adalah sebagai berikut:
Umur Suhu Nadi Pernafasan TD
18th/lebih 37,0oC 70-75x/mnt 15-20x/mnt 120/80 mmHg
65th /lebih 36,0oC 70-75x/mnt 15-20x/mnt 140/90 mmHg
GCS (glaslow coma scale):
Respon membuka:
 Spontan 4
 Berdasarkan perintah verbal 3
 Berdasarka rangsangan nyeri 2
 Tidak member respon 1
Respon motorik:
 Menurut perintah 6
 Melikalisir rangsangan nyeri 5
 Menarik/berlawanan rangsangan nyeri 4
 Fleksi abnormal (terhadap nyeri) 3
 Ekstensi (terhadap nyeri) 2
 Tidak member respon 1
Respon verbal:
 Orientasi baik 5
 Konversi kacau (bicara bingung) 4
 Kata-kata kacau (tidak sesuai) 3
 Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata) 2
 Tidak memberikan respon 1
NILAI:
15 : Compos mentis
12-14 : Somnolen
8-11 : Soporus
3-7 : Coma
1. System pengindraan (penglihatan)
Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan sepertipenglihatan menurun, buta total, kehilangan daya lihat
sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda, (diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama,
kesulitan untuk melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.
1. System penciuman
Terdapat gangguan pada systempenciuman, terdapat hambatan jalan nafas.
1. System pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengarronki ( aspirasi sekresi)
1. System kardiovaskular
Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi jantung), perubahan EKG,
adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau penyakit jantung vaskuler.
1. System pencernaan
Ketidakmampua menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri.
1. System urinaria
Terdapat perubahan systemberkemih seperti inkontinensia.
1. System persarafan
 Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)
 Nevrus II Optic (penglihatan)
 Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi pupil)
 Nevrus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)
 Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)
 Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)
 Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)
 Nevrus VIII Oditori (pendengaran)
 Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan,kemampuan menelan, gerak lidah)
 Nevrus X Vagus (sensasifaring, gerakan pita suara)
 Nevrus Asesori(gerakan kepala dan bahu)
 Nevrus XII Hipoglosal (posisi lidah)
1. System musculoskeletal
Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot,pada klien hipertensi didapat klien merasa kesulitan untuk melakuakn
aktvitas karena kelemahan, kesemuatan atau kebas.
1. System integument
Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut.
J. Analisa data
No. Data fokus Etiologi Masalah
1. DS:
– Riwayat hipertensi
– Ateroskelosis
– Penyakit jantung
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Peningkatan tekanan
darah
koroner/katup dan penyakit
serebrovaskular
– Epsodepalpitasi
– Perpirasi
DO:
– Kenaikan TD
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan tekanan darah
2. DS:
– Kelemahan
– Letih
– Nafas pendek
– Gaya hidup monoton
DO:
– Frekuensi jantung
meningkat
– Perubahan irama
jantung
– Takipnea
Peningkatan CO
Peningkatan afterload
Frekuensi jantung meningkat
Kelelahan
Tachipnea
Aktivitas terhambat
Intoleransi aktivitas
3. DS:
– Keluhan
pusing/pening,berdenyut
– Sakit kepala
suboksipital
– Gangguan penglihatan
DO:
– Perubahan keterjagaan
– Afek
– Orientasi
– Proses piker
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
Gangguan rasa
nyaman: nyeri(sakit)
kepala
4. DS:
– Gangguan ginjal
Ginjal/rennin
Angiotention I
Potensial perubahan
perfusi jaringan
(infeksi/obstruksi atau riwayat
penyakit gnjal sebelumnnya)
DO:
– Gangguan pola
eliminasi
Angiotension II
Aldosteron
Retersi Na dan H2O
Intravascular
Perubahan perfusi jaringan
K. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi
L. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung ,
mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi
jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
o Pantau TD, ukur pada kedua tangan,gunakan manset dan tehnik yang tepat.
o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentraldan perifer.
o Auskultasitonus jantung dan bunyinapas.
o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
o Catat edema umum.
o Berikan lingkungan tenang,nyaman, kurangi aktivitas.
o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuaikebutuhan
o Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuaiindikasi
o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuaiindikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan
dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per
menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea,atau nyeridada, kelelahan berat dan
kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan.(Parameter menunjukan respon fisiologis
pasienterhadap stress,aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil,
frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama
berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
o Berikan bantuan sesuaikebutuhan dan anjurkan penggunaan kursimandi, menyikat gigi / rambut
dengan duduk dan sebagainya.(teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan
sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
o Dorong pasien untukpartisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan
toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
o Batasi aktivitas.
o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
o Beri obat analgesia dan sedasisesuaipesanan.
o Beri tindakan yang menyenangkan sesuaiindikasi seperti kompres es,posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam
batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri
jika tersedia.
o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuaipesanan.
o Amati adanya hipotensimendadak.
o Ukur masukan dan pengeluaran.
o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuaipesanan.
o Ambulasi sesuaikemampuan; hindari kelelahan.
M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari setiap diagnose yang muncul.
N. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue yang penting untukmenjamin kualitas
dan ketetapan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk menentukan keaktifan
rencana perawatan dan memenuhi kebutuhan pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Desa “P” kecamatan “C” – Tasikmalaya
No. medrek : 055347
Ruangan : cempaka
Dx. Medis : hipertensi
Tanggal masuk : 08 April 2011 jam 12.00 WIB
Tanggal pengkajian : 08 April 2011 jam 14.00 WIB
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. E
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : desa pakemitan kidul kec. Ciawi Tasikmalaya
Hubungan dengan klien : anak
c. Keluhan utama
Pusing / sakit kepala
d. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti biasa, beberapa saat kemudian klien
merasakan sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin
berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB
oleh keluarga klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00 WIB, pada saat
dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien tidak bias tidur karena sakit kepala yang
dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut. Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga
untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.
e. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang lalu sejak usia klien 55 tahun, klien
rutin mengontrol tekanan darahnya karena klien mempumyai alat pengukur tekanan darah sendiri dirumahnya,
terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya 170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit maag
karena pola makan yang tidak teratur.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan di keluarga hanay klien yang mempunyai riwayat hipertensi, dan di keluarga juga tidak
mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, sepertiTBC, DM, asma dan lain-lain.
g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu
tekanan darahnya akan naik.
h. Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya selama di Rumah Sakit.
Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya,
i. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin beribadah, begitu juga selama
dirawat di rumah sakit.
B. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
– Keadaan umum : lemah
– Kesadaran : compos mentis
Nilai GCS : 15
Respon membuka : 4
Respon motorik : 6
Repon verbal : 5
– TD : 180/100 mmHg
– R : 25x/menit
– N : 85x/menit
– S : 36oC
b System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena juularis, tidak ada bunyi
tambahan.
C. Kebiasaan sehari-hari
No. ADL(Activity Daily Living) Sebelum Masuk RS Di RS
1. Nutrisi
1. Makan
– Frekuensi
– Jenis
– Porsi/Jumlah
– Makanan pantangan
3x/hari
Nasi dan lauk-pauk (sayur, ikan, tempe,
dll)
Tidak Ada
Kalori
Diet rendah garam
1.500 kall/hari
1. Minum
– Frekuensi
– Jumlah 6-7 gls/hari
± 1.500 – 1.750 ml/hari
2. Eliminasi
1. BAB
– Frekuensi
– Konsistensi
1. BAK
– Frekuensi
– Jumlah urine output
– Warna
– Terpasang kateter
1-2 x/hari
Lembek
1/2 -1 cc/kg berat badan/jam
± 900 – 1.000 ml/hari
Jernih
tidak
1 x/hari
Lembek
Tidak tentu
± 900 – 1.000 ml/hari
Jernih
Ya
3. Istirahat Tidur
– Waktu Tidur : Malam
Siang
– Lama Tidur : Malam
Siang
– Masalah tidur
21.00 – 05.00 WIB
12.00 – 13.00 WIB
± 8 jam
± 1 jam
Tidak
21.00 – 05.00 WIB
11.30 – 13.30 WIB
± 8 jam
± 2 jam
Tidak
4. Personal Hygiene
1. Mandi
– Frekuensi
– Penggunaan Sabun
– Cara
1. Oral Hygiene
– Frekuensi
2x sehari
Ya
Sendiri
2x sehari
2x sehari
Ya
Sendiri
Tidak
– Penggunaan pasta gigi
– Cara melakukan
1. Pemeliharaan Rambut
– Frekuensi
– Penggunaan shampoo
– Cara melakukan
1. Pemeliharaan Kuku
– Frekuensi
– Cara melakukan
Ya
Sendiri
2x Seminggu
Ya
Sendiri
Tidak tentu
sendiri
Tidak
–
Belum cuci rambut
–
–
Tidak tentu
–
5. Aktivitas Klien mengatakan mulai beraktivitas
pada jam 05.30 – 16.30 WIB sebagai
Petani
Klien melakukan
aktivitasnya Sendiri
D. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium tanggal 08-04-2011
Hb = 11,5 gr/dl (13,5 – 18 gr/dl)
L = 5.900/mm3 (4.500 – 10.000/mm3)
T = 155.000/mm3 (150.000 – 400.000/mm3)
Ht = 30 % (40 – 48 %)
GD puasa = 105 mg/dl (75 – 105 mg/dl)
Kalium = 4,05 (3,5 – 5,1 mmol/l)
Natrium = 146 (135 – 148 mmol/l)
b. Terapi 08-04-2011
Clorotiazid 2×1
Ctm 3×1
Antasida doen 3×1
Pct 3×1
B1 3×1
E. Analisa data
No. Data fokus Etiologi masalah
1. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien mempunyai
riwayat hipertensi
DO:
– TD klien meningkat
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan TD
2. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien merasa sakit
kepala yang sangat hebat
DO:
– Klien meringis sampai
menangis menahan sakit
kepala yang dirasakan
– TD: 170/100 mmHg
– ADL klien sedikit
terhambat
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
Sakit kepala
3. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien tidak tidur
semalaman dan terus
merasakan sakit kepala nya.
DO:
– TD: 170/100 mmHg
– Mata klien tampak
cekung
Peningkatan tekanan vaskular serebral
Saraf simpatis
Tidak mampu mengatasi nyeri
Gangguan pola istirahat
insomnia
Gangguan pola
istirahat
4. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien merasa sakit
perut karena klien tidak makan
apapun dan hanya minum saja
sejak sakit kepala dirasakan.
DO:
– Peristaltik usus
12x/menit
– Terpasang infus
Tidak ada makanan masuk ke
lambung
Tidak ada proses pencernaan
Peningakatan asam lambung
Peningkatan peristaltik usus
Nyeri abdomenalis
Nyeri abdomenalis
F. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah
1. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung
2. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascularserebral
3. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri
4. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi
G. Perencanaan
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Peningakatan TD
berhubunagn dengan
penurunan curah
jantung
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
mempunyai riwayat
hipertensi
DO:
TD klien meningkat
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1×24
jam TD klien
dapat kembali
normal
Tupan:
Berpartisipasi
dalam aktivitas
yang
menurunkan
TD/beban kerja
jantung
1. Pantau TD klien
Amati warna kulit, kelembaban ,
suhu,dan masa pengisian.
1. Berikan lingkungan tenang,
nyaman, kurangi aktivitas/
keributan lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung dan lamanya
tinggal.
1. Pertahankan pembatasan
1. Adanya pucat,
dingin, kulit
lembab, dan
masa pengisian
kapiler lambat
mungkin
berkaitan dengan
vasokontriksi
atau
mencerminkan
deskompensasi/
penurunan CO.
1. Membantu untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatkan
relaksasi.
1. Menurunkan
Tupen:
– Keluarga
klien
mengatakan
sakit kepala
yang dirasakna
klien berkurang
aktivitas, spt.Istirahat di tempat
tidur/kursi; jadwal periode
istirahat tanpa gangguan; bantu
klien melakukan aktivitas
perawatan diri
sesuai kebutuhan.
1. Lakukan tindakan- tindakan
yang nyaman seperti pijatan
punggung dan leher,
meninggikan kepla tempat tidur
1. Kolaborasi dalam pemberian
tiazid, mis. Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/hidroDIU
RIL)
2. Perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang
keterlibatan/ bidang masalah
vascular
stresss dan
ketegangan yang
mempengaruhi
tekanan darah
dan perjalanan
penyakit
hipertensi
1. Mengurangi
ketidaknyamanan
dan dapat
menurunkan
rangsangan
simpatis.
1. Tiazid mungkin
digunakan sendiri
atau dicampur
dengan obat lain
untuk
menurunkan TD
pada pasien
dengan fungsi
ginjal relative
normal.
2. Nyeri/ sakit kepala
berhubungan dengan
peningkatan vascular
serebral
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit kepala
yang sangat hebat
DO:
– Klien meringis
sampai menangis
menahan sakit kepala
yang dirasakan
– TD: 170/100
mmHg
– ADL klien
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1×24
jam dengan
criteria:
Tupan:
Klen dapat
kembali
beraktifitas
dengan normal
Tupen:
– Keluarga
klien
1. Mempertahankan tirah baring
selama fase akut
1. Berikan tindakan
nonfarmakologis untuk
menghilangkan sakit kepala,
mis. Kompres dingin pada dahi
pijat punggung bdan leher,
redupkan lampu kamar, teknik
relaksasi, dan aktivitas di waktu
senggang
1. Tindakan yang
menurunkan
tekanan vascular
serebral dan yang
memperlambat/
memblok respon
simpatis efektif
dalam
menghilangkan
sakit kepala dan
komplikasinya.
1. Menurunkan/
mengontrol nyeri
dan menurunkan
rangsang system
saraf simpatis
Meminimalkan
sedikit terhambat mengatakan
sakit kepala
yang dirasakan
klien berkurang.
1. Kolaborasi dalam pemberian
analgesic
stimulasi/meningakatkan
relaksasi
3. Insomnia
berhubungan dengan
ketidakmampuan
mengatasi nyeri
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
tidak tidur semalaman
dan terus merasakan
sakit kepala nya.
DO:
– TD: 170/100
mmHg
Mata klien tampak
cekung
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selam 1×24 jam,
dengan criteria:
Tupan:
Tidak
mengalami lagi
gangguan pola
aktifitas
Tupen:
– Keluarga
klien
mengatakan
klien tidak
terbangun lagi
pada malam
hari.
1. Batasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal
1. Kolaborasi dalam pemberian
antihistamin
1. Membacakan aya suci al-quran
sebelum waktu tidur
2. Agar klien dapat istirahat
Vasodilatasi pada system
saraf simpatis
1. Memberikan
ketenangan batin
pada klien dan
memperkuat
keimanan klien
sebagaiumat
islam.
4. Nyeri abdomenalis
berhubungan dengan
tidak terpenuhinya
kebutuhan nutrisi.
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit perut
karena klien tidak
makan apapun dan
hanya minum saja
sejak sakit kepala
dirasakan.
DO:
– Peristaltik usus
12x/menit
Terpasang infuse
Setelah klien
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 1×24
jam, dengan
criteria:
Tupan:
Nutrisi
terpenuhu
sehingga
metabolism
tubuh kembali
normal
1. Kolaborasi dalam Pemberian
antasida dan antimual
1. Memberikan ko,pres hangat di
nagian perut klien
1. Berikan makanan sesuaidengan
diet yang disarankan
1. Merangsang
peristaltic usus
sehingga gerakan
peristaltiknya
kembali normal
1. Memenuhi
kebutuhan nutrisi
klien
Menirmalkan kadar asam
lambung sehingga dapat
mengurangi kembung dan
mual
Tupen:
– Keluarga
klien
mengatakan
klien sudah mau
makan kembali
sesuaidiet yang
disarankan
H. Implementasi
No. Hari/tgl/jam Dx Implementasi Paraf
1. Senin,
08-04-2011
07.30 WIB
I T = mengakaji TTV,
TD:170/100 mmHg
R = klien kooperatif
T = mengamati warna kulit (sedikit
pucat), kelembaban(berkeringat sehingga
lembab), dan suhu (36oC)
R = klien kooperatif
08.00 WIB III T = memberikan kompres hangat di perut klien
R = klien mau dikompres
T = memberikan antasida dan antimual ½ jam
sebelum makan
R = klien mau minum obat
08.30 WIB T = menyajikan dan memberikan makana rendah
garam
R = klien mau makan
08.45 WIB I T = memberikan obat oral klorotiazid 2×1
R = klien mau minum obat
II T = memberikan obat oral pct 3×1
R = klien mau minum obat
IV T = memberikan obat oral Ctm 3×1
R = klien mau minum obat
11.30 WIB I T = meninggikan kepala tempat tidur dan
menganjurkan klien untukROM
R = klien kooperatif dan mau melakukan apa yang
disuruh
I T = melakukan pijitan di punggung dan leher klien
R = klien mau dipijit dan merasa nyaman sampai
tertidur
12.00 WIB III T = menyajikan dan membari makanan rendah
garam dan menyajikan obat sesuairesep
R = klien kooperatif
13.00 WIB I T = mengaji TTV klien
TD: 150/95 mmHg
R = klien kooperatif
16.00 WIB I T = menyarankan pada klien untuk membatasi
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal
R = klien kooperatif
18.30 WIB I T = mengkaji TTV klien
TD: 140/90 mmHg
R = klien kooperatif
20.00 WIB IV T = menganjurkan keluarga untuk membacakan ayat
suci al-qur’an kepada klien
R = keluarga kooperatif
2. Selasa,
09-04-2011
07.30 WIB
I T = mengkaji TTV klien
TD: 140/80 mmHg
R = klien kooperatif
III T = menyaajikan dan memberikan makanan rendah
garam dan menyiapkan obat sesuairesep
R = klien kooperatif
10.00 WIB I T = memberikan penyuluhan kepada klien dan
keluarga sebelum pulang
R + klien dan keluarga kooperatif
1. I. Evaluasi
No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf
1. Selasa,
09-04-2011
I S : keluarga klien mengatakan TD klien sudah
normal
10.30 WIB
O : TD: 140/90 mmHg
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dan klien pulang
II S : keluarga klien mengatakan klien tidak mengeluj
sakit kepala lagi
O : TD: 140/90 mmHg
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dan klien pulang
III S : keluarga klien mengatakan kliem tidak lagi susah
tidur
O : TD: 140/90 mmHg
Mata klien tidak cekumg.
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dan klien pulang
IV S :keluarga klien mengatakan klien tidak mengeluh
sakit perut lagi
O : perut tidak kembung
Peristaltic usus 8x/menit]
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dank lien pulang.
Askep hipertensi

More Related Content

What's hot

Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Mas Mawon
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
gustians
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
Ririnisahawaitun
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Askep gea
Askep geaAskep gea
Askep gea
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
laporan pendahuluan LP ASKAEP BBLR
 
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Makalah gagal jantung 2
Makalah gagal jantung 2Makalah gagal jantung 2
Makalah gagal jantung 2
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
Soal kasus LEUKEMIA
Soal kasus LEUKEMIASoal kasus LEUKEMIA
Soal kasus LEUKEMIA
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
 

Viewers also liked

Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Marito Simanungkalit
 
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsiAsuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
anche_meys
 
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosisPenatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Miranti Nur Fitriana
 
Laporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaLaporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsia
Is Muhar
 

Viewers also liked (20)

Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
Askep alzheimer AKPER PEMDA MUNA
 
Askep epilepsi
Askep epilepsiAskep epilepsi
Askep epilepsi
 
Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
 
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsiAsuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosisPenatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
 
Laporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsiaLaporan pendahuluan dispepsia
Laporan pendahuluan dispepsia
 

Similar to Askep hipertensi

Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
Warnet Raha
 
Askep pada pasien hipertensi 3
Askep pada pasien hipertensi 3Askep pada pasien hipertensi 3
Askep pada pasien hipertensi 3
Warnet Raha
 

Similar to Askep hipertensi (20)

Teori 2
Teori 2Teori 2
Teori 2
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
 
I. teori hipertensi
I. teori hipertensiI. teori hipertensi
I. teori hipertensi
 
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Hipertensi 1
Hipertensi 1Hipertensi 1
Hipertensi 1
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada pasien hipertensi 3
Askep pada pasien hipertensi 3Askep pada pasien hipertensi 3
Askep pada pasien hipertensi 3
 
Askep pada pasien hipertensi 3
Askep pada pasien hipertensi 3Askep pada pasien hipertensi 3
Askep pada pasien hipertensi 3
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Hipertensi
Hipertensi Hipertensi
Hipertensi
 

Recently uploaded

PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
SalwaAplikasi
 
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janinKimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandunganKimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Farmasi obat cara Menggugurkan Kandungan
Farmasi obat cara Menggugurkan KandunganFarmasi obat cara Menggugurkan Kandungan
Farmasi obat cara Menggugurkan Kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
Jual Cytotec Asli Di RIAU 081399993834
 
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganKimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandunganKimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
Jual Cytotec Asli Di RIAU 081399993834
 
Farmasi tersedia obat penggugur kandungan
Farmasi tersedia obat penggugur kandunganFarmasi tersedia obat penggugur kandungan
Farmasi tersedia obat penggugur kandungan
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
jualobat34
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
 
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janinKimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
 
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandunganKimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
 
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
 
Farmasi obat cara Menggugurkan Kandungan
Farmasi obat cara Menggugurkan KandunganFarmasi obat cara Menggugurkan Kandungan
Farmasi obat cara Menggugurkan Kandungan
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
 
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
 
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
 
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandunganKimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
Kimia Farma Pekanbaru jual obat penggugur kandungan ~ obat aborsi kandungan
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
 
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
Obat Cytotec Denpasar Bali • obat penggugur kandungan Denpasar Bali 087776558899
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
 
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
 
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandunganKimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
Kimia Farma Makassar jual obat penggugur kandungan - obat aborsi kandungan
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
 
Farmasi tersedia obat penggugur kandungan
Farmasi tersedia obat penggugur kandunganFarmasi tersedia obat penggugur kandungan
Farmasi tersedia obat penggugur kandungan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bali
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
 
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxBukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
 
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptxPPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
 

Askep hipertensi

  • 1. TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997) Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ). Berdasarkan definisi di atas,penulis dapat menyimpulkan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih. B. Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis Klasifikasi Hipertensi hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia Kategori Systole (mmHg) Dan/atau Diastole(mmHg) Normal <120 dan <80 Prehipertensi 120-139 Atau 80-89 Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi tahap 2 >=160 Atau >=100 Hipertensi sistolterisolasi >=140 Atau <90 Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung,rasa berat ditengkuk, sulit tidur, mata berkunang-kunang dan pusing. Selain itu manifestasi klinik pada penderita hipertensi adalah sebagia berikut:  Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg  Sakit kepala  Epistaksis  Pusing / migrain  Rasa berat ditengkuk  Sukar tidur  Mata berkunang kunang
  • 2.  Lemah dan lelah  Muka pucat  Suhu tubuh rendah Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,yang memerlukan penanganan segera. C. Etiologi Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagairespon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi: o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na. o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat. o Stress Lingkungan. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran pembuluh darah Berdasarkan penyebabnya hipertensidibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1. Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer: yang tidak diketahui penyebabnya,disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan sarafsimpatis, sistemrenin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na. Peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti: obesitas,alkohol, merokok serta polisitemia. Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin). Kegemukan (obesitas),gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuksementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. 1. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen,penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal. Hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing,feokromusitoma, koarktasio aorta, hipertensiyang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder: 1. Penyakit Ginjal
  • 3. o Stenosis arteri renalis o Pielonefritis o Glomerulonefritis o Tumor-tumor ginjal o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan) o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal 2. Kelainan Hormonal o Hiperaldosteronisme o Sindroma Cushing o Feokromositoma 3. Obat-obatan o Pil KB o Kortikosteroid o Siklosporin o Eritropoietin o Kokain o Penyalahgunaan alkohol o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar) 4. Penyebab Lainnya o Koartasio aorta o Preeklamsi pada kehamilan o Porfiria intermiten akut o Keracunan timbal akut. D. Patofisiologi Mekanisme yangmengontrol konstriksidan relaksasi pembuluhdarahterletakdipusatvasomotor,pada medulladiotak.Dari pusatvasomotorini bermulajarassaraf simpatis,yangberlanjutke bawahke korda spinalisdankeluardari kolumnamedullaspinalisgangliasimpatisdi toraksdanabdomen.Rangsangan pusatvasomotordihantarkandalambentukimpulsyangbergerakke bawahmelalui systemsaraf simpatiske gangliasimpatis.Padatitikini,neuronpreganglionmelepaskanasetilkolin,yangakan merangsangserabutsaraf pasca ganglionke pembuluhdarah,dimanadengandilepaskannya noreepineprinmengakibatkankonstriksi pembuluhdarah.Berbagai factorseperti kecemasandan ketakutandapatmempengaruhiresponpembuluhdarahterhadaprangsangvasokonstriksi.Individu denganhipertensisangatsensitiveterhadapnorepinefrin,meskipuntidakdiketahui denganjelas mengapahal tersebutbisaterjadi.Padasaatbersamaandimanasystemsaraf simpatismerangsang pembuluhdarahsebagai responsrangsangemosi,kelenjaradrenal jugaterangsang,mengakibatkan tambahanaktivitasvasokonstriksi.Medullaadrenal mensekresi epinefrin,yangmenyebabkan vasokonstriksi.Korteksadrenal mensekresikortisoldansteroidlainnya,yangdapatmemperkuat responsvasokonstriktorpembuluhdarah.Vasokonstriksi yangmengakibatkanpenurunanaliranke ginjal,menyebabkanpelepasanrennin.RenninmerangsangpembentukanangiotensinIyangkemudian diubahmenjadi angiotensinII,suatuvasokonstriktorkuat,yangpadagilirannyamerangsangsekresi aldosteronolehkorteksadrenal.Hormonini menyebabkanretensi natriumdanairolehtubulusginjal, menyebabkanpeningkatanvolume intravaskuler.Semuafaktorini cenderungmencetuskankeadaan hipertensi untukpertimbangangerontology.Perubahanstructural danfungsionalpadasystem pembuluhperiferbertanggungjawabpadaperubahantekanandarahyangterjadi padausialanjut. Perubahantersebutmeliputi aterosklerosis,hilangnyaelastisitasjaringanikatdanpenurunandalam relaksasi ototpolospembuluhdarah,yangpadagilirannyamenurunkankemampuandistensidandaya
  • 4. regangpembuluhdarah.Konsekuensinya,aortadanarteri besarberkurangkemampuannyadalam mengakomodasi volumedarahyangdipompaolehjantung( volume sekuncup),mengakibatkan penurunancurangjantungdan peningkatantahananperifer( Brunner&Suddarth,2002 ). F. Faktor Predisposisi 1. Factor yang tidak dapat diubah  Usia, jenis kelmin, RAS, riwayat TIA dan stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, heterozygote atau homozygote untuk homositinuria. 1. Factor yang dapat diubah  Hipertensi, Dm, hiperurisemia, merokok, pnyalahgunaan alcohol dan obat, kontrasepsioral, Ht meningakat, bruit karotis asimtomatis dan displidemia. G. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Laborat 1. Hb/Ht : untukmengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia. 2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal. 3. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. 4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM. 5. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati 6. EKG : Dapat menunjukan pola regangan,dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. 7. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,perbaikan ginjal. 8. Photo dada : Menunjukan destruksikalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung. H. Penatalaksanaan  Penatalaksanaan Non Farmakologis o DietPembatasan atau pengurangan konsumsigaram. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma. o Aktivitas Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuaidengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang. o Penatalaksanaan Farmakologis Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:  Mempunyai efektivitas yang tinggi.  Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.  Memungkinkan penggunaan obat secara oral.  Tidak menimbulakn intoleransi.  Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.  Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
  • 5. Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensisepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin. I. Konsep dasar asuhan keperawatan 1. Proses keperawatan Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien baik sebagaiindividu, keluarga maupun mayarakat (Nursalam, 2001). Iyer et all (1996) mengemukakan dalam proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi. 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untukmengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001). 1) Biodata Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, no. medrek, Dx medis, tanggal masuk, dan tanggalpengkajian. 2) Riwayat kesehatan a) Keluhan Utama Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat. b) Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang sedang dijabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan PQRST, yaitu: P = paliative/provokatif; hal-hal yang menyebabkan bertambah/bekurannya keluhan utama. Pada kasus hipertensi, ditemukan adanya rasa pusing.Keluhan dirasakan semakin berat bila melakukan aktivitas yang berat. Q = Quality/Quantity; tingkat keluhan utama. R = region; yaitu lokasi keluhan utama. Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di seluruh bagian kepala S = savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu aktivitas atau tidak, seperti bargantug pada derajat beratnya.
  • 6. T = timing; yaitu kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya. Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. c) Riwayat Kesehatan Dahulu Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung koroner, merokok, penyalahgunaan obat, tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup yang kurang beraktivitas. d) Riwayat Kesehatan Keluarga Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan adanya penyakit jantung,stroke, dan lain-lain. e) Aspek psikologis Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggipada klien, emosi yang labil. f) Aspek Sosial Pada aspek social tidak ditemukan hubungan ketergantungan karena klien masih bisa melakukan aktifitasnya namun agak sedikit terganggu. g) Aspek spiritual Pada aspek ini, ditemukan adanya keterbatasan melakukan aktivitas keagamaan. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik meliputi: 1. Keadaan umum  Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi,susunan sarafdikaji (Nevrus I-XII )gangguan penlihatan, gangguan ingatan  Mengkaji tanda-tanda vital Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan keadaran kehilangan sensasi,susunan sarafdikaji (I- XII) gangguan penglihatan,gangguan ingatan, tonus otot menurun dan kehilangan reflek tonus,BB biasanya mengalami penurunan,tanda-tanda vital biasanya melebihi batas normal. Batas normal TTV menurut Hidayat, 2000 adalah sebagai berikut: Umur Suhu Nadi Pernafasan TD 18th/lebih 37,0oC 70-75x/mnt 15-20x/mnt 120/80 mmHg 65th /lebih 36,0oC 70-75x/mnt 15-20x/mnt 140/90 mmHg
  • 7. GCS (glaslow coma scale): Respon membuka:  Spontan 4  Berdasarkan perintah verbal 3  Berdasarka rangsangan nyeri 2  Tidak member respon 1 Respon motorik:  Menurut perintah 6  Melikalisir rangsangan nyeri 5  Menarik/berlawanan rangsangan nyeri 4  Fleksi abnormal (terhadap nyeri) 3  Ekstensi (terhadap nyeri) 2  Tidak member respon 1 Respon verbal:  Orientasi baik 5  Konversi kacau (bicara bingung) 4  Kata-kata kacau (tidak sesuai) 3  Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata) 2  Tidak memberikan respon 1 NILAI: 15 : Compos mentis 12-14 : Somnolen 8-11 : Soporus 3-7 : Coma 1. System pengindraan (penglihatan) Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan sepertipenglihatan menurun, buta total, kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda, (diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik. 1. System penciuman Terdapat gangguan pada systempenciuman, terdapat hambatan jalan nafas. 1. System pernafasan
  • 8. Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengarronki ( aspirasi sekresi) 1. System kardiovaskular Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi jantung), perubahan EKG, adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau penyakit jantung vaskuler. 1. System pencernaan Ketidakmampua menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri. 1. System urinaria Terdapat perubahan systemberkemih seperti inkontinensia. 1. System persarafan  Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)  Nevrus II Optic (penglihatan)  Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi pupil)  Nevrus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)  Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)  Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)  Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)  Nevrus VIII Oditori (pendengaran)  Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan,kemampuan menelan, gerak lidah)  Nevrus X Vagus (sensasifaring, gerakan pita suara)  Nevrus Asesori(gerakan kepala dan bahu)  Nevrus XII Hipoglosal (posisi lidah) 1. System musculoskeletal Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot,pada klien hipertensi didapat klien merasa kesulitan untuk melakuakn aktvitas karena kelemahan, kesemuatan atau kebas. 1. System integument Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut. J. Analisa data No. Data fokus Etiologi Masalah 1. DS: – Riwayat hipertensi – Ateroskelosis – Penyakit jantung Medulla Saraf simpatis Ganglia simpatis Peningkatan tekanan darah
  • 9. koroner/katup dan penyakit serebrovaskular – Epsodepalpitasi – Perpirasi DO: – Kenaikan TD Tekanan darah Kontriksi Peningkatan tekanan darah 2. DS: – Kelemahan – Letih – Nafas pendek – Gaya hidup monoton DO: – Frekuensi jantung meningkat – Perubahan irama jantung – Takipnea Peningkatan CO Peningkatan afterload Frekuensi jantung meningkat Kelelahan Tachipnea Aktivitas terhambat Intoleransi aktivitas 3. DS: – Keluhan pusing/pening,berdenyut – Sakit kepala suboksipital – Gangguan penglihatan DO: – Perubahan keterjagaan – Afek – Orientasi – Proses piker Saraf simpatis Ach Saraf pasca ganglion Aorepinefrine Konriksi Sakit kepala Gangguan rasa nyaman: nyeri(sakit) kepala 4. DS: – Gangguan ginjal Ginjal/rennin Angiotention I Potensial perubahan perfusi jaringan
  • 10. (infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit gnjal sebelumnnya) DO: – Gangguan pola eliminasi Angiotension II Aldosteron Retersi Na dan H2O Intravascular Perubahan perfusi jaringan K. Diagnosa keperawatan 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. 3. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. 4. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi L. Perencanaan 1. Diagnosa Keperawatan 1. : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular. Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard. Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien. Intervensi : o Pantau TD, ukur pada kedua tangan,gunakan manset dan tehnik yang tepat. o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentraldan perifer. o Auskultasitonus jantung dan bunyinapas. o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler. o Catat edema umum. o Berikan lingkungan tenang,nyaman, kurangi aktivitas. o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuaikebutuhan o Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuaiindikasi o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuaiindikasi. Diagnosa Keperawatan 2. : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi. Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. Intervensi :
  • 11. o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea,atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan.(Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress,aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung). o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual). o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung). o Berikan bantuan sesuaikebutuhan dan anjurkan penggunaan kursimandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya.(teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen). o Dorong pasien untukpartisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan). Diagnosa Keperawatan 3. : Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat. Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman. Intervensi : o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan. o Batasi aktivitas. o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin. o Beri obat analgesia dan sedasisesuaipesanan. o Beri tindakan yang menyenangkan sesuaiindikasi seperti kompres es,posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi. Diagnosa keperawatan 4. : Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi. Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu. Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal. Intervensi : o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur. o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia. o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuaipesanan. o Amati adanya hipotensimendadak. o Ukur masukan dan pengeluaran. o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuaipesanan. o Ambulasi sesuaikemampuan; hindari kelelahan. M. Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari setiap diagnose yang muncul.
  • 12. N. Evaluasi Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue yang penting untukmenjamin kualitas dan ketetapan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk menentukan keaktifan rencana perawatan dan memenuhi kebutuhan pasien. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian a. Identitas klien Nama : Ny. U Umur : 60 tahun Jenis kelamin : perempuan Agama : islam Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : Desa “P” kecamatan “C” – Tasikmalaya No. medrek : 055347 Ruangan : cempaka Dx. Medis : hipertensi Tanggal masuk : 08 April 2011 jam 12.00 WIB Tanggal pengkajian : 08 April 2011 jam 14.00 WIB b. Identitas penanggung jawab Nama : Tn. E Umur : 40 tahun Jenis kelamin : laki-laki Agama : Islam
  • 13. Alamat : desa pakemitan kidul kec. Ciawi Tasikmalaya Hubungan dengan klien : anak c. Keluhan utama Pusing / sakit kepala d. Riwayat kesehatan sekarang Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00 WIB, pada saat dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien tidak bias tidur karena sakit kepala yang dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut. Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga. e. Riwayat kesehatan dahulu Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang lalu sejak usia klien 55 tahun, klien rutin mengontrol tekanan darahnya karena klien mempumyai alat pengukur tekanan darah sendiri dirumahnya, terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya 170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit maag karena pola makan yang tidak teratur. f. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga klien mengatakan di keluarga hanay klien yang mempunyai riwayat hipertensi, dan di keluarga juga tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, sepertiTBC, DM, asma dan lain-lain. g. Aspek psikologis keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik. h. Aspek social Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya, i. Aspek spiritual Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
  • 14. B. Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan umum – Keadaan umum : lemah – Kesadaran : compos mentis Nilai GCS : 15 Respon membuka : 4 Respon motorik : 6 Repon verbal : 5 – TD : 180/100 mmHg – R : 25x/menit – N : 85x/menit – S : 36oC b System kardiovaskuler Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena juularis, tidak ada bunyi tambahan. C. Kebiasaan sehari-hari No. ADL(Activity Daily Living) Sebelum Masuk RS Di RS 1. Nutrisi 1. Makan – Frekuensi – Jenis – Porsi/Jumlah – Makanan pantangan 3x/hari Nasi dan lauk-pauk (sayur, ikan, tempe, dll) Tidak Ada Kalori Diet rendah garam 1.500 kall/hari
  • 15. 1. Minum – Frekuensi – Jumlah 6-7 gls/hari ± 1.500 – 1.750 ml/hari 2. Eliminasi 1. BAB – Frekuensi – Konsistensi 1. BAK – Frekuensi – Jumlah urine output – Warna – Terpasang kateter 1-2 x/hari Lembek 1/2 -1 cc/kg berat badan/jam ± 900 – 1.000 ml/hari Jernih tidak 1 x/hari Lembek Tidak tentu ± 900 – 1.000 ml/hari Jernih Ya 3. Istirahat Tidur – Waktu Tidur : Malam Siang – Lama Tidur : Malam Siang – Masalah tidur 21.00 – 05.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB ± 8 jam ± 1 jam Tidak 21.00 – 05.00 WIB 11.30 – 13.30 WIB ± 8 jam ± 2 jam Tidak 4. Personal Hygiene 1. Mandi – Frekuensi – Penggunaan Sabun – Cara 1. Oral Hygiene – Frekuensi 2x sehari Ya Sendiri 2x sehari 2x sehari Ya Sendiri Tidak
  • 16. – Penggunaan pasta gigi – Cara melakukan 1. Pemeliharaan Rambut – Frekuensi – Penggunaan shampoo – Cara melakukan 1. Pemeliharaan Kuku – Frekuensi – Cara melakukan Ya Sendiri 2x Seminggu Ya Sendiri Tidak tentu sendiri Tidak – Belum cuci rambut – – Tidak tentu – 5. Aktivitas Klien mengatakan mulai beraktivitas pada jam 05.30 – 16.30 WIB sebagai Petani Klien melakukan aktivitasnya Sendiri D. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium tanggal 08-04-2011 Hb = 11,5 gr/dl (13,5 – 18 gr/dl) L = 5.900/mm3 (4.500 – 10.000/mm3) T = 155.000/mm3 (150.000 – 400.000/mm3) Ht = 30 % (40 – 48 %) GD puasa = 105 mg/dl (75 – 105 mg/dl) Kalium = 4,05 (3,5 – 5,1 mmol/l) Natrium = 146 (135 – 148 mmol/l) b. Terapi 08-04-2011 Clorotiazid 2×1 Ctm 3×1 Antasida doen 3×1
  • 17. Pct 3×1 B1 3×1 E. Analisa data No. Data fokus Etiologi masalah 1. DS: – Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hipertensi DO: – TD klien meningkat Medulla Saraf simpatis Ganglia simpatis Tekanan darah Kontriksi Peningkatan tekanan darah Peningkatan TD 2. DS: – Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit kepala yang sangat hebat DO: – Klien meringis sampai menangis menahan sakit kepala yang dirasakan – TD: 170/100 mmHg – ADL klien sedikit terhambat Saraf simpatis Ach Saraf pasca ganglion Aorepinefrine Konriksi Sakit kepala Sakit kepala 3. DS: – Keluarga klien mengatakan klien tidak tidur semalaman dan terus merasakan sakit kepala nya. DO: – TD: 170/100 mmHg – Mata klien tampak cekung Peningkatan tekanan vaskular serebral Saraf simpatis Tidak mampu mengatasi nyeri Gangguan pola istirahat insomnia Gangguan pola istirahat
  • 18. 4. DS: – Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit perut karena klien tidak makan apapun dan hanya minum saja sejak sakit kepala dirasakan. DO: – Peristaltik usus 12x/menit – Terpasang infus Tidak ada makanan masuk ke lambung Tidak ada proses pencernaan Peningakatan asam lambung Peningkatan peristaltik usus Nyeri abdomenalis Nyeri abdomenalis F. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah 1. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung 2. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascularserebral 3. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri 4. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi G. Perencanaan No. Dx Tujuan Intervensi Rasional 1. Peningakatan TD berhubunagn dengan penurunan curah jantung DS: – Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hipertensi DO: TD klien meningkat Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam TD klien dapat kembali normal Tupan: Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung 1. Pantau TD klien Amati warna kulit, kelembaban , suhu,dan masa pengisian. 1. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/ keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. 1. Pertahankan pembatasan 1. Adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan deskompensasi/ penurunan CO. 1. Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis; meningkatkan relaksasi. 1. Menurunkan
  • 19. Tupen: – Keluarga klien mengatakan sakit kepala yang dirasakna klien berkurang aktivitas, spt.Istirahat di tempat tidur/kursi; jadwal periode istirahat tanpa gangguan; bantu klien melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan. 1. Lakukan tindakan- tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepla tempat tidur 1. Kolaborasi dalam pemberian tiazid, mis. Klorotiazid (diuril); hidroklorotiazi(esidrix/hidroDIU RIL) 2. Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/ bidang masalah vascular stresss dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi 1. Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsangan simpatis. 1. Tiazid mungkin digunakan sendiri atau dicampur dengan obat lain untuk menurunkan TD pada pasien dengan fungsi ginjal relative normal. 2. Nyeri/ sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral DS: – Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit kepala yang sangat hebat DO: – Klien meringis sampai menangis menahan sakit kepala yang dirasakan – TD: 170/100 mmHg – ADL klien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam dengan criteria: Tupan: Klen dapat kembali beraktifitas dengan normal Tupen: – Keluarga klien 1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut 1. Berikan tindakan nonfarmakologis untuk menghilangkan sakit kepala, mis. Kompres dingin pada dahi pijat punggung bdan leher, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi, dan aktivitas di waktu senggang 1. Tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang memperlambat/ memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. 1. Menurunkan/ mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf simpatis Meminimalkan
  • 20. sedikit terhambat mengatakan sakit kepala yang dirasakan klien berkurang. 1. Kolaborasi dalam pemberian analgesic stimulasi/meningakatkan relaksasi 3. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri DS: – Keluarga klien mengatakan klien tidak tidur semalaman dan terus merasakan sakit kepala nya. DO: – TD: 170/100 mmHg Mata klien tampak cekung Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1×24 jam, dengan criteria: Tupan: Tidak mengalami lagi gangguan pola aktifitas Tupen: – Keluarga klien mengatakan klien tidak terbangun lagi pada malam hari. 1. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal 1. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin 1. Membacakan aya suci al-quran sebelum waktu tidur 2. Agar klien dapat istirahat Vasodilatasi pada system saraf simpatis 1. Memberikan ketenangan batin pada klien dan memperkuat keimanan klien sebagaiumat islam. 4. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi. DS: – Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit perut karena klien tidak makan apapun dan hanya minum saja sejak sakit kepala dirasakan. DO: – Peristaltik usus 12x/menit Terpasang infuse Setelah klien diberikan tindakan keperawatan selama 1×24 jam, dengan criteria: Tupan: Nutrisi terpenuhu sehingga metabolism tubuh kembali normal 1. Kolaborasi dalam Pemberian antasida dan antimual 1. Memberikan ko,pres hangat di nagian perut klien 1. Berikan makanan sesuaidengan diet yang disarankan 1. Merangsang peristaltic usus sehingga gerakan peristaltiknya kembali normal 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien Menirmalkan kadar asam lambung sehingga dapat mengurangi kembung dan mual
  • 21. Tupen: – Keluarga klien mengatakan klien sudah mau makan kembali sesuaidiet yang disarankan H. Implementasi No. Hari/tgl/jam Dx Implementasi Paraf 1. Senin, 08-04-2011 07.30 WIB I T = mengakaji TTV, TD:170/100 mmHg R = klien kooperatif T = mengamati warna kulit (sedikit pucat), kelembaban(berkeringat sehingga lembab), dan suhu (36oC) R = klien kooperatif 08.00 WIB III T = memberikan kompres hangat di perut klien R = klien mau dikompres T = memberikan antasida dan antimual ½ jam sebelum makan R = klien mau minum obat 08.30 WIB T = menyajikan dan memberikan makana rendah garam R = klien mau makan 08.45 WIB I T = memberikan obat oral klorotiazid 2×1 R = klien mau minum obat II T = memberikan obat oral pct 3×1 R = klien mau minum obat IV T = memberikan obat oral Ctm 3×1 R = klien mau minum obat 11.30 WIB I T = meninggikan kepala tempat tidur dan menganjurkan klien untukROM R = klien kooperatif dan mau melakukan apa yang disuruh
  • 22. I T = melakukan pijitan di punggung dan leher klien R = klien mau dipijit dan merasa nyaman sampai tertidur 12.00 WIB III T = menyajikan dan membari makanan rendah garam dan menyajikan obat sesuairesep R = klien kooperatif 13.00 WIB I T = mengaji TTV klien TD: 150/95 mmHg R = klien kooperatif 16.00 WIB I T = menyarankan pada klien untuk membatasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal R = klien kooperatif 18.30 WIB I T = mengkaji TTV klien TD: 140/90 mmHg R = klien kooperatif 20.00 WIB IV T = menganjurkan keluarga untuk membacakan ayat suci al-qur’an kepada klien R = keluarga kooperatif 2. Selasa, 09-04-2011 07.30 WIB I T = mengkaji TTV klien TD: 140/80 mmHg R = klien kooperatif III T = menyaajikan dan memberikan makanan rendah garam dan menyiapkan obat sesuairesep R = klien kooperatif 10.00 WIB I T = memberikan penyuluhan kepada klien dan keluarga sebelum pulang R + klien dan keluarga kooperatif 1. I. Evaluasi No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf 1. Selasa, 09-04-2011 I S : keluarga klien mengatakan TD klien sudah normal
  • 23. 10.30 WIB O : TD: 140/90 mmHg A : masalah teratasi P : – I : – E : terapi cukup berhasil dan klien pulang II S : keluarga klien mengatakan klien tidak mengeluj sakit kepala lagi O : TD: 140/90 mmHg A : masalah teratasi P : – I : – E : terapi cukup berhasil dan klien pulang III S : keluarga klien mengatakan kliem tidak lagi susah tidur O : TD: 140/90 mmHg Mata klien tidak cekumg. A : masalah teratasi P : – I : – E : terapi cukup berhasil dan klien pulang IV S :keluarga klien mengatakan klien tidak mengeluh sakit perut lagi O : perut tidak kembung Peristaltic usus 8x/menit] A : masalah teratasi P : – I : – E : terapi cukup berhasil dank lien pulang.