1. TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120
mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (
Smith Tom, 1995 ).
Berdasarkan definisi di atas,penulis dapat menyimpulkan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
B. Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis
Klasifikasi Hipertensi hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori Systole (mmHg) Dan/atau Diastole(mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 >=160 Atau >=100
Hipertensi sistolterisolasi >=140 Atau <90
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.Bila demikian, gejala baru muncul
setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit
kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung,rasa berat ditengkuk, sulit tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.
Selain itu manifestasi klinik pada penderita hipertensi adalah sebagia berikut:
Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
Sakit kepala
Epistaksis
Pusing / migrain
Rasa berat ditengkuk
Sukar tidur
Mata berkunang kunang
2. Lemah dan lelah
Muka pucat
Suhu tubuh rendah
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan
otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,yang memerlukan penanganan segera.
C. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagairespon peningkatan
cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
o Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran pembuluh darah
Berdasarkan penyebabnya hipertensidibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer: yang tidak diketahui penyebabnya,disebut juga hipertensi idiopatik.
Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan sarafsimpatis, sistemrenin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na. Peningkatan Na
dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti: obesitas,alkohol, merokok serta
polisitemia.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang
menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas),gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,alkohol atau garam dalam makanan;
bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuksementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya
akan kembali normal.
1. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan esterogen,penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal. Hiperaldosteronisme primer dan sindrom
cushing,feokromusitoma, koarktasio aorta, hipertensiyang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
3. o Stenosis arteri renalis
o Pielonefritis
o Glomerulonefritis
o Tumor-tumor ginjal
o Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
o Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
o Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
o Hiperaldosteronisme
o Sindroma Cushing
o Feokromositoma
3. Obat-obatan
o Pil KB
o Kortikosteroid
o Siklosporin
o Eritropoietin
o Kokain
o Penyalahgunaan alkohol
o Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
o Koartasio aorta
o Preeklamsi pada kehamilan
o Porfiria intermiten akut
o Keracunan timbal akut.
D. Patofisiologi
Mekanisme yangmengontrol konstriksidan relaksasi pembuluhdarahterletakdipusatvasomotor,pada
medulladiotak.Dari pusatvasomotorini bermulajarassaraf simpatis,yangberlanjutke bawahke korda
spinalisdankeluardari kolumnamedullaspinalisgangliasimpatisdi toraksdanabdomen.Rangsangan
pusatvasomotordihantarkandalambentukimpulsyangbergerakke bawahmelalui systemsaraf
simpatiske gangliasimpatis.Padatitikini,neuronpreganglionmelepaskanasetilkolin,yangakan
merangsangserabutsaraf pasca ganglionke pembuluhdarah,dimanadengandilepaskannya
noreepineprinmengakibatkankonstriksi pembuluhdarah.Berbagai factorseperti kecemasandan
ketakutandapatmempengaruhiresponpembuluhdarahterhadaprangsangvasokonstriksi.Individu
denganhipertensisangatsensitiveterhadapnorepinefrin,meskipuntidakdiketahui denganjelas
mengapahal tersebutbisaterjadi.Padasaatbersamaandimanasystemsaraf simpatismerangsang
pembuluhdarahsebagai responsrangsangemosi,kelenjaradrenal jugaterangsang,mengakibatkan
tambahanaktivitasvasokonstriksi.Medullaadrenal mensekresi epinefrin,yangmenyebabkan
vasokonstriksi.Korteksadrenal mensekresikortisoldansteroidlainnya,yangdapatmemperkuat
responsvasokonstriktorpembuluhdarah.Vasokonstriksi yangmengakibatkanpenurunanaliranke
ginjal,menyebabkanpelepasanrennin.RenninmerangsangpembentukanangiotensinIyangkemudian
diubahmenjadi angiotensinII,suatuvasokonstriktorkuat,yangpadagilirannyamerangsangsekresi
aldosteronolehkorteksadrenal.Hormonini menyebabkanretensi natriumdanairolehtubulusginjal,
menyebabkanpeningkatanvolume intravaskuler.Semuafaktorini cenderungmencetuskankeadaan
hipertensi untukpertimbangangerontology.Perubahanstructural danfungsionalpadasystem
pembuluhperiferbertanggungjawabpadaperubahantekanandarahyangterjadi padausialanjut.
Perubahantersebutmeliputi aterosklerosis,hilangnyaelastisitasjaringanikatdanpenurunandalam
relaksasi ototpolospembuluhdarah,yangpadagilirannyamenurunkankemampuandistensidandaya
4. regangpembuluhdarah.Konsekuensinya,aortadanarteri besarberkurangkemampuannyadalam
mengakomodasi volumedarahyangdipompaolehjantung( volume sekuncup),mengakibatkan
penurunancurangjantungdan peningkatantahananperifer( Brunner&Suddarth,2002 ).
F. Faktor Predisposisi
1. Factor yang tidak dapat diubah
Usia, jenis kelmin, RAS, riwayat TIA dan stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, heterozygote
atau homozygote untuk homositinuria.
1. Factor yang dapat diubah
Hipertensi, Dm, hiperurisemia, merokok, pnyalahgunaan alcohol dan obat, kontrasepsioral, Ht meningakat,
bruit karotis asimtomatis dan displidemia.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laborat
1. Hb/Ht : untukmengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
5. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6. EKG : Dapat menunjukan pola regangan,dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,perbaikan ginjal.
8. Photo dada : Menunjukan destruksikalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologis
o DietPembatasan atau pengurangan konsumsigaram. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan
darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
o Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan
sesuaidengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
o Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu:
Mempunyai efektivitas yang tinggi.
Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
Tidak menimbulakn intoleransi.
Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
5. Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensisepertigolongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
I. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Proses keperawatan
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini disebut sebagai
suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pasien baik sebagaiindividu, keluarga maupun mayarakat (Nursalam, 2001). Iyer et all
(1996) mengemukakan dalam proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber, untukmengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2001).
1) Biodata
Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, no. medrek, Dx medis,
tanggal masuk, dan tanggalpengkajian.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.
b) Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang sedang dijabarkan dari keluhan utama dengan
menggunakan PQRST, yaitu:
P = paliative/provokatif; hal-hal yang menyebabkan bertambah/bekurannya keluhan utama.
Pada kasus hipertensi, ditemukan adanya rasa pusing.Keluhan dirasakan semakin berat bila melakukan aktivitas
yang berat.
Q = Quality/Quantity; tingkat keluhan utama.
R = region; yaitu lokasi keluhan utama.
Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di seluruh bagian kepala
S = savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu aktivitas atau tidak, seperti
bargantug pada derajat beratnya.
6. T = timing; yaitu kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala
terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung koroner, merokok, penyalahgunaan obat,
tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup yang kurang beraktivitas.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan adanya penyakit jantung,stroke, dan
lain-lain.
e) Aspek psikologis
Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggipada klien, emosi yang labil.
f) Aspek Sosial
Pada aspek social tidak ditemukan hubungan ketergantungan karena klien masih bisa melakukan aktifitasnya
namun agak sedikit terganggu.
g) Aspek spiritual
Pada aspek ini, ditemukan adanya keterbatasan melakukan aktivitas keagamaan.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi:
1. Keadaan umum
Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi,susunan sarafdikaji (Nevrus I-XII )gangguan
penlihatan, gangguan ingatan
Mengkaji tanda-tanda vital
Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan keadaran kehilangan sensasi,susunan sarafdikaji (I-
XII) gangguan penglihatan,gangguan ingatan, tonus otot menurun dan kehilangan reflek tonus,BB biasanya
mengalami penurunan,tanda-tanda vital biasanya melebihi batas normal.
Batas normal TTV menurut Hidayat, 2000 adalah sebagai berikut:
Umur Suhu Nadi Pernafasan TD
18th/lebih 37,0oC 70-75x/mnt 15-20x/mnt 120/80 mmHg
65th /lebih 36,0oC 70-75x/mnt 15-20x/mnt 140/90 mmHg
7. GCS (glaslow coma scale):
Respon membuka:
Spontan 4
Berdasarkan perintah verbal 3
Berdasarka rangsangan nyeri 2
Tidak member respon 1
Respon motorik:
Menurut perintah 6
Melikalisir rangsangan nyeri 5
Menarik/berlawanan rangsangan nyeri 4
Fleksi abnormal (terhadap nyeri) 3
Ekstensi (terhadap nyeri) 2
Tidak member respon 1
Respon verbal:
Orientasi baik 5
Konversi kacau (bicara bingung) 4
Kata-kata kacau (tidak sesuai) 3
Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata) 2
Tidak memberikan respon 1
NILAI:
15 : Compos mentis
12-14 : Somnolen
8-11 : Soporus
3-7 : Coma
1. System pengindraan (penglihatan)
Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan sepertipenglihatan menurun, buta total, kehilangan daya lihat
sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda, (diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama,
kesulitan untuk melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.
1. System penciuman
Terdapat gangguan pada systempenciuman, terdapat hambatan jalan nafas.
1. System pernafasan
8. Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengarronki ( aspirasi sekresi)
1. System kardiovaskular
Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi jantung), perubahan EKG,
adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau penyakit jantung vaskuler.
1. System pencernaan
Ketidakmampua menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri.
1. System urinaria
Terdapat perubahan systemberkemih seperti inkontinensia.
1. System persarafan
Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)
Nevrus II Optic (penglihatan)
Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi pupil)
Nevrus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)
Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)
Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)
Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)
Nevrus VIII Oditori (pendengaran)
Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan,kemampuan menelan, gerak lidah)
Nevrus X Vagus (sensasifaring, gerakan pita suara)
Nevrus Asesori(gerakan kepala dan bahu)
Nevrus XII Hipoglosal (posisi lidah)
1. System musculoskeletal
Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot,pada klien hipertensi didapat klien merasa kesulitan untuk melakuakn
aktvitas karena kelemahan, kesemuatan atau kebas.
1. System integument
Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut.
J. Analisa data
No. Data fokus Etiologi Masalah
1. DS:
– Riwayat hipertensi
– Ateroskelosis
– Penyakit jantung
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Peningkatan tekanan
darah
9. koroner/katup dan penyakit
serebrovaskular
– Epsodepalpitasi
– Perpirasi
DO:
– Kenaikan TD
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan tekanan darah
2. DS:
– Kelemahan
– Letih
– Nafas pendek
– Gaya hidup monoton
DO:
– Frekuensi jantung
meningkat
– Perubahan irama
jantung
– Takipnea
Peningkatan CO
Peningkatan afterload
Frekuensi jantung meningkat
Kelelahan
Tachipnea
Aktivitas terhambat
Intoleransi aktivitas
3. DS:
– Keluhan
pusing/pening,berdenyut
– Sakit kepala
suboksipital
– Gangguan penglihatan
DO:
– Perubahan keterjagaan
– Afek
– Orientasi
– Proses piker
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
Gangguan rasa
nyaman: nyeri(sakit)
kepala
4. DS:
– Gangguan ginjal
Ginjal/rennin
Angiotention I
Potensial perubahan
perfusi jaringan
10. (infeksi/obstruksi atau riwayat
penyakit gnjal sebelumnnya)
DO:
– Gangguan pola
eliminasi
Angiotension II
Aldosteron
Retersi Na dan H2O
Intravascular
Perubahan perfusi jaringan
K. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi
L. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung ,
mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi
jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
o Pantau TD, ukur pada kedua tangan,gunakan manset dan tehnik yang tepat.
o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentraldan perifer.
o Auskultasitonus jantung dan bunyinapas.
o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
o Catat edema umum.
o Berikan lingkungan tenang,nyaman, kurangi aktivitas.
o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuaikebutuhan
o Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuaiindikasi
o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuaiindikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan
dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
11. o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per
menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea,atau nyeridada, kelelahan berat dan
kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan.(Parameter menunjukan respon fisiologis
pasienterhadap stress,aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil,
frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama
berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
o Berikan bantuan sesuaikebutuhan dan anjurkan penggunaan kursimandi, menyikat gigi / rambut
dengan duduk dan sebagainya.(teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan
sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
o Dorong pasien untukpartisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan
toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
o Batasi aktivitas.
o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
o Beri obat analgesia dan sedasisesuaipesanan.
o Beri tindakan yang menyenangkan sesuaiindikasi seperti kompres es,posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam
batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri
jika tersedia.
o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuaipesanan.
o Amati adanya hipotensimendadak.
o Ukur masukan dan pengeluaran.
o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuaipesanan.
o Ambulasi sesuaikemampuan; hindari kelelahan.
M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari setiap diagnose yang muncul.
12. N. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue yang penting untukmenjamin kualitas
dan ketetapan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk menentukan keaktifan
rencana perawatan dan memenuhi kebutuhan pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Desa “P” kecamatan “C” – Tasikmalaya
No. medrek : 055347
Ruangan : cempaka
Dx. Medis : hipertensi
Tanggal masuk : 08 April 2011 jam 12.00 WIB
Tanggal pengkajian : 08 April 2011 jam 14.00 WIB
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. E
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
13. Alamat : desa pakemitan kidul kec. Ciawi Tasikmalaya
Hubungan dengan klien : anak
c. Keluhan utama
Pusing / sakit kepala
d. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti biasa, beberapa saat kemudian klien
merasakan sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin
berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB
oleh keluarga klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00 WIB, pada saat
dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien tidak bias tidur karena sakit kepala yang
dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut. Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga
untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.
e. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang lalu sejak usia klien 55 tahun, klien
rutin mengontrol tekanan darahnya karena klien mempumyai alat pengukur tekanan darah sendiri dirumahnya,
terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya 170/100 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit maag
karena pola makan yang tidak teratur.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan di keluarga hanay klien yang mempunyai riwayat hipertensi, dan di keluarga juga tidak
mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, sepertiTBC, DM, asma dan lain-lain.
g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu
tekanan darahnya akan naik.
h. Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya selama di Rumah Sakit.
Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya,
i. Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin beribadah, begitu juga selama
dirawat di rumah sakit.
14. B. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
– Keadaan umum : lemah
– Kesadaran : compos mentis
Nilai GCS : 15
Respon membuka : 4
Respon motorik : 6
Repon verbal : 5
– TD : 180/100 mmHg
– R : 25x/menit
– N : 85x/menit
– S : 36oC
b System kardiovaskuler
Tachicardi, cyanotic negative pada akral bibir klien, tidak terdapat peningakatan vena juularis, tidak ada bunyi
tambahan.
C. Kebiasaan sehari-hari
No. ADL(Activity Daily Living) Sebelum Masuk RS Di RS
1. Nutrisi
1. Makan
– Frekuensi
– Jenis
– Porsi/Jumlah
– Makanan pantangan
3x/hari
Nasi dan lauk-pauk (sayur, ikan, tempe,
dll)
Tidak Ada
Kalori
Diet rendah garam
1.500 kall/hari
15. 1. Minum
– Frekuensi
– Jumlah 6-7 gls/hari
± 1.500 – 1.750 ml/hari
2. Eliminasi
1. BAB
– Frekuensi
– Konsistensi
1. BAK
– Frekuensi
– Jumlah urine output
– Warna
– Terpasang kateter
1-2 x/hari
Lembek
1/2 -1 cc/kg berat badan/jam
± 900 – 1.000 ml/hari
Jernih
tidak
1 x/hari
Lembek
Tidak tentu
± 900 – 1.000 ml/hari
Jernih
Ya
3. Istirahat Tidur
– Waktu Tidur : Malam
Siang
– Lama Tidur : Malam
Siang
– Masalah tidur
21.00 – 05.00 WIB
12.00 – 13.00 WIB
± 8 jam
± 1 jam
Tidak
21.00 – 05.00 WIB
11.30 – 13.30 WIB
± 8 jam
± 2 jam
Tidak
4. Personal Hygiene
1. Mandi
– Frekuensi
– Penggunaan Sabun
– Cara
1. Oral Hygiene
– Frekuensi
2x sehari
Ya
Sendiri
2x sehari
2x sehari
Ya
Sendiri
Tidak
16. – Penggunaan pasta gigi
– Cara melakukan
1. Pemeliharaan Rambut
– Frekuensi
– Penggunaan shampoo
– Cara melakukan
1. Pemeliharaan Kuku
– Frekuensi
– Cara melakukan
Ya
Sendiri
2x Seminggu
Ya
Sendiri
Tidak tentu
sendiri
Tidak
–
Belum cuci rambut
–
–
Tidak tentu
–
5. Aktivitas Klien mengatakan mulai beraktivitas
pada jam 05.30 – 16.30 WIB sebagai
Petani
Klien melakukan
aktivitasnya Sendiri
D. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium tanggal 08-04-2011
Hb = 11,5 gr/dl (13,5 – 18 gr/dl)
L = 5.900/mm3 (4.500 – 10.000/mm3)
T = 155.000/mm3 (150.000 – 400.000/mm3)
Ht = 30 % (40 – 48 %)
GD puasa = 105 mg/dl (75 – 105 mg/dl)
Kalium = 4,05 (3,5 – 5,1 mmol/l)
Natrium = 146 (135 – 148 mmol/l)
b. Terapi 08-04-2011
Clorotiazid 2×1
Ctm 3×1
Antasida doen 3×1
17. Pct 3×1
B1 3×1
E. Analisa data
No. Data fokus Etiologi masalah
1. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien mempunyai
riwayat hipertensi
DO:
– TD klien meningkat
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan TD
2. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien merasa sakit
kepala yang sangat hebat
DO:
– Klien meringis sampai
menangis menahan sakit
kepala yang dirasakan
– TD: 170/100 mmHg
– ADL klien sedikit
terhambat
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
Sakit kepala
3. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien tidak tidur
semalaman dan terus
merasakan sakit kepala nya.
DO:
– TD: 170/100 mmHg
– Mata klien tampak
cekung
Peningkatan tekanan vaskular serebral
Saraf simpatis
Tidak mampu mengatasi nyeri
Gangguan pola istirahat
insomnia
Gangguan pola
istirahat
18. 4. DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien merasa sakit
perut karena klien tidak makan
apapun dan hanya minum saja
sejak sakit kepala dirasakan.
DO:
– Peristaltik usus
12x/menit
– Terpasang infus
Tidak ada makanan masuk ke
lambung
Tidak ada proses pencernaan
Peningakatan asam lambung
Peningkatan peristaltik usus
Nyeri abdomenalis
Nyeri abdomenalis
F. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah
1. Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung
2. Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascularserebral
3. Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri
4. Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi
G. Perencanaan
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Peningakatan TD
berhubunagn dengan
penurunan curah
jantung
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
mempunyai riwayat
hipertensi
DO:
TD klien meningkat
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1×24
jam TD klien
dapat kembali
normal
Tupan:
Berpartisipasi
dalam aktivitas
yang
menurunkan
TD/beban kerja
jantung
1. Pantau TD klien
Amati warna kulit, kelembaban ,
suhu,dan masa pengisian.
1. Berikan lingkungan tenang,
nyaman, kurangi aktivitas/
keributan lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung dan lamanya
tinggal.
1. Pertahankan pembatasan
1. Adanya pucat,
dingin, kulit
lembab, dan
masa pengisian
kapiler lambat
mungkin
berkaitan dengan
vasokontriksi
atau
mencerminkan
deskompensasi/
penurunan CO.
1. Membantu untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatkan
relaksasi.
1. Menurunkan
19. Tupen:
– Keluarga
klien
mengatakan
sakit kepala
yang dirasakna
klien berkurang
aktivitas, spt.Istirahat di tempat
tidur/kursi; jadwal periode
istirahat tanpa gangguan; bantu
klien melakukan aktivitas
perawatan diri
sesuai kebutuhan.
1. Lakukan tindakan- tindakan
yang nyaman seperti pijatan
punggung dan leher,
meninggikan kepla tempat tidur
1. Kolaborasi dalam pemberian
tiazid, mis. Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/hidroDIU
RIL)
2. Perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang
keterlibatan/ bidang masalah
vascular
stresss dan
ketegangan yang
mempengaruhi
tekanan darah
dan perjalanan
penyakit
hipertensi
1. Mengurangi
ketidaknyamanan
dan dapat
menurunkan
rangsangan
simpatis.
1. Tiazid mungkin
digunakan sendiri
atau dicampur
dengan obat lain
untuk
menurunkan TD
pada pasien
dengan fungsi
ginjal relative
normal.
2. Nyeri/ sakit kepala
berhubungan dengan
peningkatan vascular
serebral
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit kepala
yang sangat hebat
DO:
– Klien meringis
sampai menangis
menahan sakit kepala
yang dirasakan
– TD: 170/100
mmHg
– ADL klien
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1×24
jam dengan
criteria:
Tupan:
Klen dapat
kembali
beraktifitas
dengan normal
Tupen:
– Keluarga
klien
1. Mempertahankan tirah baring
selama fase akut
1. Berikan tindakan
nonfarmakologis untuk
menghilangkan sakit kepala,
mis. Kompres dingin pada dahi
pijat punggung bdan leher,
redupkan lampu kamar, teknik
relaksasi, dan aktivitas di waktu
senggang
1. Tindakan yang
menurunkan
tekanan vascular
serebral dan yang
memperlambat/
memblok respon
simpatis efektif
dalam
menghilangkan
sakit kepala dan
komplikasinya.
1. Menurunkan/
mengontrol nyeri
dan menurunkan
rangsang system
saraf simpatis
Meminimalkan
20. sedikit terhambat mengatakan
sakit kepala
yang dirasakan
klien berkurang.
1. Kolaborasi dalam pemberian
analgesic
stimulasi/meningakatkan
relaksasi
3. Insomnia
berhubungan dengan
ketidakmampuan
mengatasi nyeri
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
tidak tidur semalaman
dan terus merasakan
sakit kepala nya.
DO:
– TD: 170/100
mmHg
Mata klien tampak
cekung
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selam 1×24 jam,
dengan criteria:
Tupan:
Tidak
mengalami lagi
gangguan pola
aktifitas
Tupen:
– Keluarga
klien
mengatakan
klien tidak
terbangun lagi
pada malam
hari.
1. Batasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal
1. Kolaborasi dalam pemberian
antihistamin
1. Membacakan aya suci al-quran
sebelum waktu tidur
2. Agar klien dapat istirahat
Vasodilatasi pada system
saraf simpatis
1. Memberikan
ketenangan batin
pada klien dan
memperkuat
keimanan klien
sebagaiumat
islam.
4. Nyeri abdomenalis
berhubungan dengan
tidak terpenuhinya
kebutuhan nutrisi.
DS:
– Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit perut
karena klien tidak
makan apapun dan
hanya minum saja
sejak sakit kepala
dirasakan.
DO:
– Peristaltik usus
12x/menit
Terpasang infuse
Setelah klien
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 1×24
jam, dengan
criteria:
Tupan:
Nutrisi
terpenuhu
sehingga
metabolism
tubuh kembali
normal
1. Kolaborasi dalam Pemberian
antasida dan antimual
1. Memberikan ko,pres hangat di
nagian perut klien
1. Berikan makanan sesuaidengan
diet yang disarankan
1. Merangsang
peristaltic usus
sehingga gerakan
peristaltiknya
kembali normal
1. Memenuhi
kebutuhan nutrisi
klien
Menirmalkan kadar asam
lambung sehingga dapat
mengurangi kembung dan
mual
21. Tupen:
– Keluarga
klien
mengatakan
klien sudah mau
makan kembali
sesuaidiet yang
disarankan
H. Implementasi
No. Hari/tgl/jam Dx Implementasi Paraf
1. Senin,
08-04-2011
07.30 WIB
I T = mengakaji TTV,
TD:170/100 mmHg
R = klien kooperatif
T = mengamati warna kulit (sedikit
pucat), kelembaban(berkeringat sehingga
lembab), dan suhu (36oC)
R = klien kooperatif
08.00 WIB III T = memberikan kompres hangat di perut klien
R = klien mau dikompres
T = memberikan antasida dan antimual ½ jam
sebelum makan
R = klien mau minum obat
08.30 WIB T = menyajikan dan memberikan makana rendah
garam
R = klien mau makan
08.45 WIB I T = memberikan obat oral klorotiazid 2×1
R = klien mau minum obat
II T = memberikan obat oral pct 3×1
R = klien mau minum obat
IV T = memberikan obat oral Ctm 3×1
R = klien mau minum obat
11.30 WIB I T = meninggikan kepala tempat tidur dan
menganjurkan klien untukROM
R = klien kooperatif dan mau melakukan apa yang
disuruh
22. I T = melakukan pijitan di punggung dan leher klien
R = klien mau dipijit dan merasa nyaman sampai
tertidur
12.00 WIB III T = menyajikan dan membari makanan rendah
garam dan menyajikan obat sesuairesep
R = klien kooperatif
13.00 WIB I T = mengaji TTV klien
TD: 150/95 mmHg
R = klien kooperatif
16.00 WIB I T = menyarankan pada klien untuk membatasi
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal
R = klien kooperatif
18.30 WIB I T = mengkaji TTV klien
TD: 140/90 mmHg
R = klien kooperatif
20.00 WIB IV T = menganjurkan keluarga untuk membacakan ayat
suci al-qur’an kepada klien
R = keluarga kooperatif
2. Selasa,
09-04-2011
07.30 WIB
I T = mengkaji TTV klien
TD: 140/80 mmHg
R = klien kooperatif
III T = menyaajikan dan memberikan makanan rendah
garam dan menyiapkan obat sesuairesep
R = klien kooperatif
10.00 WIB I T = memberikan penyuluhan kepada klien dan
keluarga sebelum pulang
R + klien dan keluarga kooperatif
1. I. Evaluasi
No. Hari/tgl/jam Dx Catatan perkembangan Paraf
1. Selasa,
09-04-2011
I S : keluarga klien mengatakan TD klien sudah
normal
23. 10.30 WIB
O : TD: 140/90 mmHg
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dan klien pulang
II S : keluarga klien mengatakan klien tidak mengeluj
sakit kepala lagi
O : TD: 140/90 mmHg
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dan klien pulang
III S : keluarga klien mengatakan kliem tidak lagi susah
tidur
O : TD: 140/90 mmHg
Mata klien tidak cekumg.
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dan klien pulang
IV S :keluarga klien mengatakan klien tidak mengeluh
sakit perut lagi
O : perut tidak kembung
Peristaltic usus 8x/menit]
A : masalah teratasi
P : –
I : –
E : terapi cukup berhasil dank lien pulang.