SlideShare a Scribd company logo
BAB I

                            PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
         Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
  sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada
  populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
  tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,
  stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang
  dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Institute nasional jantung, paru,
  dan darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan
  kondisinya. Egitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan
  interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup.
         Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi ; lebih dari 90 % diantara
  mereka menderita hipertensi esensial ( primer ) dimana tidak dapat ditentukan
  penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikkan tekanan darah dengan penyebab
  tertentu atau hipertensi sekunder, seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit
  parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor, dan kehamilan.
         Hipertensi merupakan resiko morbibitas dan mortalitas premature, yang
  meningkat sesuai dengan     peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi
  essensial biasanya dimulai sebagai proses labil atau intermiten pada individu pada
  akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap “menetap”.pada suatu saat dapat
  juga terjadi mendadak dan berat , perjalanannya dipercepat atau “maligna” yang
  menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat.


1.2 TUJUAN
  Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
         Mengetahui pengertian,etiologi,klasifikasi dan patofisiologi dari penyakit
         hipertensi.
         Mengetahui tanda dan gejala serta penatalaksanaan yang tepat bagi penderita
         hipertensi



                                                                                    1
BAB II

                                 PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

              Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
    paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
    sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik-usia. Namun,
    secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
    lebih tinggi daripada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik ( 140/90 ).

              Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
              lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
              Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
              dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen, 1996).
              Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
              sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih
              (Barbara Hearrison 1997).

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih
dari 90 mmHg.KRITERIA HIPERTENSI MENURUT WHO
                  DIASTOLIK         SISTOLIK


NORMAL              <<80                  <<120
STD I (R)          81-89              121-139
STD II (S)         90-99              140-159
STD III (B)         >>100                 >> 160

                                                                                         2
2.2 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI

       Karena tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup,
dan TPR, maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat
menyebabkan hipertensi.

       PENINGKATAN KECEPATAN DENYUT JANTUNG dapat terjadi akibat
rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut
jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun,
peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume
sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan hipertensi.

       PENINGKATAN VOLUME SEKUNCUP YANG BERLANGSUNG LAMA dapat
terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan
penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan
pelepasan renin atau aldosteron atau penurunan darah ke ginjal dapat mengubah penanganan
air dan garam oelh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan
volume diastolik-akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
Peningkatan volume diastolik-akhir disebut sebagai peningkatan preload jantung.
Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.

       PENINGKATAN TPR YANG BERLANGSUNG LAMA dapat terjadi pada
peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsifitas yangb berlebihan
dari arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan
penyempitan pembuluh. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat,
dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah
melintasi pembuluh-pembuluh yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload
jantung, dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan
afterload berlangsung lama maka ventrikel kiri mungkin mengalami hipertrofi atau
membesar. Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga
ventrikel harus memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai teregang melebihi panjang normalnya
yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.Setiap
kemungkinan penyebab hipertensi yang disebutkan diatas dapat terjadi akibat peningkatan
akibat susunan saraf simpatis.Bagi banyak orang peningkatan rangsangan saraf simpatis,atau

                                                                                         3
mungkin responsifitas berlebihan dari tubuh terhadap rangsangan simpatis normal,dapat ikut
berperan menyebabkan hipertensi.Bagi sebagian,hal ini dapat terjadi pada stres jangka
panjang,yang diketahui melibatkan pengaktifan sistem simpatis,atau mungkin akibat
kelebihan genetik reseptor norepinefrin di jantung atau otot polos vaskuler.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu
: ( Lany Gunawan, 2001 )

       Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
       penyebabnya. Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
       seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
       angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
       Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. Dapat
       diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal dan gagal ginjal.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan
pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :

           a. Faktor keturunan
               Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
               besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
               hipertensi.

           b. Ciri perseorangan
               Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur
               (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin ( laki-laki lebih
               tinggi dari perempuan ) dan ras (   ras   kulit hitam lebih banyak dari kulit
               putih )

           c. Kebiasaan hidup
               Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
               konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan
               berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol,
               minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

                                                                                           4
2.3 PATOFISIOLOGI


       Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis.
Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal,
maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen.
Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi
pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat
meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.

   Ada 2 teori yang menjelaskan hypertensi :
   Teori I oleh karena suatu sebab pusat vasokontraktor di otak (medula) memerikan
   rangsangan pada syaraf-syaraf tubuh yang akan diteruskan ke ganglia sympatic di thorax
   dan abdomen. Dari sini rangsangan yang akan mengeluarkan acetilcoline. Acetilcoline
   akan merangsang post ganglismie PD yang akan melepaskan korephineprene.
   Morephineprine yang keluar inilah yang menyebabkan vasokontriksi PD sehingga
   meningkatkan pengetahuan perifer. Dalam keadaan seperti inilah TD meningkat.
   Teori II (Sistem Renin Angiotensin)
   Jika suatu saat volume darah turun / TD turun maka renin di dalam tubuh akan
   dilepaskan. Renin ini dilepaskan dalam Junxta Glomerulus dalam ginjal. Dalam plasma
   renin akan bergabung dengan protein tertentu menjadi angiotensin I. Denga perantaraaan
   Angiotensin Converting Enzim (ACE) angiotensin I menjadi angiotensin II. Zat ini
   menyebabkan 2 akibat :
   Pertama  menyebabkan vasokontriksi kuat secara langsung dan tidak langsung.
   Vasokontriksi ini sudah cukup untuk menaikkan TD.
   Kedua  Angiotensin II akan menstimulasi sekresi hormon aldosteron yang mempunyai
   sifat retensi garam + air jika air meningkat maka akan meningkatkan volume darah, hal
   ini akan meningkatkan tekanan darah juga.


OK suatu sebab di                          JK volume darah
       otak                                    menurun / TD
                                                 menurun


                                                                                            5
Merangsang saraf-                      Renin dalam tubuh
   saraf tubuh                            dilepaskan


Yang diteruskan ke                       Renin dalam
 ganglia simpatis                       plasma + protein


  Ke spinal cord                            Menjadi
                                         angiotensin I


  Pregangkomie                           Angiotensin II
  (mengeluarkan
   acetilcolin)
                                         Menyebabkan
    Mrg post                             vasokontriksi     Stimuli sekresi H.
   gangliomie                                                 Aldosteron
  (mengeluarkan
 norephineprine)
                                                             Menyebabkan
                                                              garam + air


                                                             Volume darah
                                                               meningkat


                       Hipertensi
                     Beban ventrikel                        Tekanan V. Kiri
                     kiri meningkat                            meningkat


                          LVH                              Sirkulasi pulmonal
                                                               meningkat


                       Kontraksi                              Beban paru


                                                                                6
meningkat 
                                                                  edem paru


                        CO menurun                             Complience dan
                                                                recoil menurun


                                                                     Sesak




                                                              Pola nafas inefektif
                                                                  (gangguan
                                                                pertukaran gas)




       Otak                 Ginjal                GI              Extremitas


Penurunan sirkulasi                         Rangsangan pada   Penurunan sirkulasi
    O2 ke otak                                  kipopse               O2


     Hipoksia                               HCl di lambung      Menyebabkan
                                              meningkat       pernafasan anaerob


      Pusing          Gangguan istirahat    Anoreksia, mual   Peningkatan asam
                             tidur              muntah        laktat dalam tulang


 Nyeri / gangguan      Efektifitas aliran     Nutrisi < dr        Kelelahan
   rasa nyaman         darah menurun           kebutuhan          kelemahan




                                                                                     7
Vasokontriksi                                     Kerusakan
                         ginjal                                  intoleran aktifitas


                 Filtrasi glomerulus


                  Reabsorbsi Na +
                          H2O


                 Transudasi cairan


                        Edema


                  Kelebihan cairan

2.4 MANIFESTASI KLINIS
  Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

     o   Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
     o   Sakit kepala
     o   Epistaksis
     o   Pusing / migrain
     o   Rasa berat ditengkuk
     o   Sukar tidur
     o   Mata berkunang kunang
     o   Lemah dan lelah
     o   Muka pucat
     o   Suhu tubuh rendah

2.5 PENATALAKSANAAN KLINIS

  Penanggulangan       hipertensi    secara   garis   besar   dibagi    menjadi    dua   jenis
  penatalaksanaan:

  a. Penatalaksanaan Non Farmakologis


                                                                                            8
1. Diet
      Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
      menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
      plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

   2. Aktivitas
      Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
      batasan     medis   dan    sesuai   dengan    kemampuan    seperti   berjalan,
      jogging,bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis
   Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
   pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :

   1. Mempunyai efektivitas yang tinggi
   2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
   3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral
   4. Tidak menimbulakn intoleransi
   5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien
   6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang
   Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
   golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan
   penghambat konversi rennin angitensin.

   Penanganan pasien hipertensi :

          Untuk mencegah kematian, perlu perawatan di icu.
          Tirah baring
          Oksigen 3-4 l / mnt
          Infus line dex 5% 20tts/mnt
          Diet lunak rg.1500-2000 kalori,
          Furosemid 20 mg iv,
          Na nitroprusid 1-3 ug / kg bb / mnt dg sering pump
          Clonidin 150 ug bolus iv pelan2.



                                                                                  9
Diulang 15-20 mnt dilanjutkan drip 150 ug mulai 8 tts /mnt naikkan
              sampai max 40 tts/mnt.
              Diazepam 10mg bila kejang.
              Pasang dc, th/ lain sesuai keluhan/ symptomatik
              Bila tensi terkendali dilanjutkan oral anti ht.


2.6 PROSEDUR DIAGNOSTIK
  Pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer akan memperlihatkan
  peningkatan tekanan sistolik dan diastolic jauh sebelum adanya gejala-gejala
  penyakit.Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting.Retina harus
  diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan
  adanya kerusakan organ seperti ginjal atau jantung yang dapat disebabkan oleh
  tingginya    tekanan      darah.Hipertrofi    ventrikel    kiri   dapat      dikaji     dengan
  elektrokardiografi,protein dalam urine dapat dideteksi dengan urinalisa.Dapat terjadi
  ketidakmampuan untuk mengkonsentrasi urine dan peningkatan nitrogen urea
  darah.Pemeriksaan      khusu     seperti     renogram,pielogram         intravena,arteriogram
  renal,pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine dapat juga
  dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler.Adanya factor
  resiko lain juga harus dikaji dan dievaluasi.


2.7 KOMPLIKASI
  Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
  berupa   perdarahan     retina   bahkan      gangguan     penglihatan     sampai      kebutaan,
  gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.Komplikasi lainnya :


                a. Stroke
                b. Infark miokardium
                c. Gagal ginjal
                d. Ensefalopati
                e. Kejang




                                                                                              10
BAB III
                                        PENUTUP
3.1 Kesimpulan

              Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
      paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
      sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik-usia. Namun,
      secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
      lebih tinggi daripada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik ( 140/90 ).

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu
: ( Lany Gunawan, 2001 )

      Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
      penyebabnya. Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
      seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
      angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
      Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. Dapat
      diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal dan gagal ginjal.


3.2 Saran

Upaya pencegahan hipertensi:

   Kurangi berat badan.
   Olah raga teratur misalnya lari pagi seminggu sekali.
   Mengubah kebiasaan hidup misalnya kurangi kopi atau alkohol, menghindari
   stress,berhenti merokok, dan berusaha hidup santai.
   Mengurangi makanan yang banyak garam atau banyak lemak.
   Kontrol teratur ke Puskesmas atau petugas kesehatan lainnya.




                                                                                         11

More Related Content

What's hot

ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Warnet Raha
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiWarnet Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSIASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSIperawat sejati
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensisiti aisyah
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiWarnet Raha
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI pjj_kemenkes
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensiarfian vhio
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaJeny Ayu
 

What's hot (16)

Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Askep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensiAskep pada pasien hipertensi
Askep pada pasien hipertensi
 
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSIASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiMakalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensi
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Cardiovaskuler ii-ppt-hipertensi
Cardiovaskuler ii-ppt-hipertensiCardiovaskuler ii-ppt-hipertensi
Cardiovaskuler ii-ppt-hipertensi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
 
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
 

Similar to Hipertensi (20)

HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptxHIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
HIPERTENSI_Ppt [Autosaved].pptx
 
hipertensi erika.pptx
hipertensi erika.pptxhipertensi erika.pptx
hipertensi erika.pptx
 
HIPERTENSI_Ppt.pptx
HIPERTENSI_Ppt.pptxHIPERTENSI_Ppt.pptx
HIPERTENSI_Ppt.pptx
 
HIPERTENSI baru_Ppt.pptx
HIPERTENSI baru_Ppt.pptxHIPERTENSI baru_Ppt.pptx
HIPERTENSI baru_Ppt.pptx
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
Teori 2
Teori 2Teori 2
Teori 2
 
Hipertensi 1
Hipertensi 1Hipertensi 1
Hipertensi 1
 
Apa itu hipertensi
Apa itu hipertensiApa itu hipertensi
Apa itu hipertensi
 
602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)
 
602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)
 
Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA
Hipertensi 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
 
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensiAsuhan keperawatan pada penderita hipertensi
Asuhan keperawatan pada penderita hipertensi
 
Hipertensi nda
Hipertensi ndaHipertensi nda
Hipertensi nda
 
BAB II..docx
BAB II..docxBAB II..docx
BAB II..docx
 

More from f' yagami

Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkapf' yagami
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenikf' yagami
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)f' yagami
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungif' yagami
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingf' yagami
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisf' yagami
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thoraxf' yagami
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisf' yagami
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoidf' yagami
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerakf' yagami
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspf' yagami
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitf' yagami
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayf' yagami
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 

More from f' yagami (20)

Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenik
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungi
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
Askep tbc
Askep tbcAskep tbc
Askep tbc
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoid
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerak
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 

Recently uploaded

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfPangarso Yuliatmoko
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024AndrianiWimarSarasWa1
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfMIN1Sumedang
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxkinayaptr30
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...AgusRahmat39
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docxRinawatiRinawati10
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 

Hipertensi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Institute nasional jantung, paru, dan darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Egitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup. Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi ; lebih dari 90 % diantara mereka menderita hipertensi esensial ( primer ) dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikkan tekanan darah dengan penyebab tertentu atau hipertensi sekunder, seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor, dan kehamilan. Hipertensi merupakan resiko morbibitas dan mortalitas premature, yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi essensial biasanya dimulai sebagai proses labil atau intermiten pada individu pada akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap “menetap”.pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan berat , perjalanannya dipercepat atau “maligna” yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat. 1.2 TUJUAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : Mengetahui pengertian,etiologi,klasifikasi dan patofisiologi dari penyakit hipertensi. Mengetahui tanda dan gejala serta penatalaksanaan yang tepat bagi penderita hipertensi 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik-usia. Namun, secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik ( 140/90 ). Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen, 1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih (Barbara Hearrison 1997). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.KRITERIA HIPERTENSI MENURUT WHO DIASTOLIK SISTOLIK NORMAL <<80 <<120 STD I (R) 81-89 121-139 STD II (S) 90-99 140-159 STD III (B) >>100 >> 160 2
  • 3. 2.2 ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI Karena tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, dan TPR, maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. PENINGKATAN KECEPATAN DENYUT JANTUNG dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan hipertensi. PENINGKATAN VOLUME SEKUNCUP YANG BERLANGSUNG LAMA dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron atau penurunan darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oelh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik-akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan volume diastolik-akhir disebut sebagai peningkatan preload jantung. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik. PENINGKATAN TPR YANG BERLANGSUNG LAMA dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsifitas yangb berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat, dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung, dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama maka ventrikel kiri mungkin mengalami hipertrofi atau membesar. Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai teregang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.Setiap kemungkinan penyebab hipertensi yang disebutkan diatas dapat terjadi akibat peningkatan akibat susunan saraf simpatis.Bagi banyak orang peningkatan rangsangan saraf simpatis,atau 3
  • 4. mungkin responsifitas berlebihan dari tubuh terhadap rangsangan simpatis normal,dapat ikut berperan menyebabkan hipertensi.Bagi sebagian,hal ini dapat terjadi pada stres jangka panjang,yang diketahui melibatkan pengaktifan sistem simpatis,atau mungkin akibat kelebihan genetik reseptor norepinefrin di jantung atau otot polos vaskuler. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal dan gagal ginjal. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) c. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ) 4
  • 5. 2.3 PATOFISIOLOGI Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung. Ada 2 teori yang menjelaskan hypertensi : Teori I oleh karena suatu sebab pusat vasokontraktor di otak (medula) memerikan rangsangan pada syaraf-syaraf tubuh yang akan diteruskan ke ganglia sympatic di thorax dan abdomen. Dari sini rangsangan yang akan mengeluarkan acetilcoline. Acetilcoline akan merangsang post ganglismie PD yang akan melepaskan korephineprene. Morephineprine yang keluar inilah yang menyebabkan vasokontriksi PD sehingga meningkatkan pengetahuan perifer. Dalam keadaan seperti inilah TD meningkat. Teori II (Sistem Renin Angiotensin) Jika suatu saat volume darah turun / TD turun maka renin di dalam tubuh akan dilepaskan. Renin ini dilepaskan dalam Junxta Glomerulus dalam ginjal. Dalam plasma renin akan bergabung dengan protein tertentu menjadi angiotensin I. Denga perantaraaan Angiotensin Converting Enzim (ACE) angiotensin I menjadi angiotensin II. Zat ini menyebabkan 2 akibat : Pertama  menyebabkan vasokontriksi kuat secara langsung dan tidak langsung. Vasokontriksi ini sudah cukup untuk menaikkan TD. Kedua  Angiotensin II akan menstimulasi sekresi hormon aldosteron yang mempunyai sifat retensi garam + air jika air meningkat maka akan meningkatkan volume darah, hal ini akan meningkatkan tekanan darah juga. OK suatu sebab di JK volume darah otak menurun / TD menurun 5
  • 6. Merangsang saraf- Renin dalam tubuh saraf tubuh dilepaskan Yang diteruskan ke Renin dalam ganglia simpatis plasma + protein Ke spinal cord Menjadi angiotensin I Pregangkomie Angiotensin II (mengeluarkan acetilcolin) Menyebabkan Mrg post vasokontriksi Stimuli sekresi H. gangliomie Aldosteron (mengeluarkan norephineprine) Menyebabkan garam + air Volume darah meningkat Hipertensi Beban ventrikel Tekanan V. Kiri kiri meningkat meningkat LVH Sirkulasi pulmonal meningkat Kontraksi Beban paru 6
  • 7. meningkat  edem paru CO menurun Complience dan recoil menurun Sesak Pola nafas inefektif (gangguan pertukaran gas) Otak Ginjal GI Extremitas Penurunan sirkulasi Rangsangan pada Penurunan sirkulasi O2 ke otak kipopse O2 Hipoksia HCl di lambung Menyebabkan meningkat pernafasan anaerob Pusing Gangguan istirahat Anoreksia, mual Peningkatan asam tidur muntah laktat dalam tulang Nyeri / gangguan Efektifitas aliran Nutrisi < dr Kelelahan rasa nyaman darah menurun kebutuhan kelemahan 7
  • 8. Vasokontriksi Kerusakan ginjal intoleran aktifitas Filtrasi glomerulus Reabsorbsi Na + H2O Transudasi cairan Edema Kelebihan cairan 2.4 MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah : o Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg o Sakit kepala o Epistaksis o Pusing / migrain o Rasa berat ditengkuk o Sukar tidur o Mata berkunang kunang o Lemah dan lelah o Muka pucat o Suhu tubuh rendah 2.5 PENATALAKSANAAN KLINIS Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan: a. Penatalaksanaan Non Farmakologis 8
  • 9. 1. Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma. 2. Aktivitas Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang. b. Penatalaksanaan Farmakologis Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu : 1. Mempunyai efektivitas yang tinggi 2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal 3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral 4. Tidak menimbulakn intoleransi 5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien 6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin. Penanganan pasien hipertensi : Untuk mencegah kematian, perlu perawatan di icu. Tirah baring Oksigen 3-4 l / mnt Infus line dex 5% 20tts/mnt Diet lunak rg.1500-2000 kalori, Furosemid 20 mg iv, Na nitroprusid 1-3 ug / kg bb / mnt dg sering pump Clonidin 150 ug bolus iv pelan2. 9
  • 10. Diulang 15-20 mnt dilanjutkan drip 150 ug mulai 8 tts /mnt naikkan sampai max 40 tts/mnt. Diazepam 10mg bila kejang. Pasang dc, th/ lain sesuai keluhan/ symptomatik Bila tensi terkendali dilanjutkan oral anti ht. 2.6 PROSEDUR DIAGNOSTIK Pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolic jauh sebelum adanya gejala-gejala penyakit.Riwayat dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting.Retina harus diperiksa dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ seperti ginjal atau jantung yang dapat disebabkan oleh tingginya tekanan darah.Hipertrofi ventrikel kiri dapat dikaji dengan elektrokardiografi,protein dalam urine dapat dideteksi dengan urinalisa.Dapat terjadi ketidakmampuan untuk mengkonsentrasi urine dan peningkatan nitrogen urea darah.Pemeriksaan khusu seperti renogram,pielogram intravena,arteriogram renal,pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine dapat juga dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan penyakit renovaskuler.Adanya factor resiko lain juga harus dikaji dan dievaluasi. 2.7 KOMPLIKASI Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.Komplikasi lainnya : a. Stroke b. Infark miokardium c. Gagal ginjal d. Ensefalopati e. Kejang 10
  • 11. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik-usia. Namun, secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik ( 140/90 ). Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal dan gagal ginjal. 3.2 Saran Upaya pencegahan hipertensi: Kurangi berat badan. Olah raga teratur misalnya lari pagi seminggu sekali. Mengubah kebiasaan hidup misalnya kurangi kopi atau alkohol, menghindari stress,berhenti merokok, dan berusaha hidup santai. Mengurangi makanan yang banyak garam atau banyak lemak. Kontrol teratur ke Puskesmas atau petugas kesehatan lainnya. 11