Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Toilet training adalah proses melatih anak untuk buang air kecil dan besar secara mandiri pada usia 18 bulan hingga 4 tahun.
2. Langkah-langkahnya meliputi mengenalkan toilet, memberikan pujian saat berhasil, serta menghindari hukuman bila gagal.
3. Faktor kunci keberhasilannya adalah kesabaran orang tua dan menciptakan suasana santai, bukan
2. 1. Toilet training adalah usaha orang tua untuk
mulai mengenalkan dan melatih anak untuk
bisa buang air, baik buang air besar (BAB)
ataupun buang air kecil (BAK), secara mandiri.
2. Toilet training sering disebut juga Potty
training, yaitu merupakan cara yang dilakukan
oleh orangtua untuk melatih anak balita (di
bawah lima tahun) agar mampu buang air kecil
(BAK) dan buang air besar (BAB) di tempat
yang ditentukan
3. Aspek-aspek Pembelajaran
dalam Toilet Training
Mengenalkan dan melatih BAK dan
BAB secara mandiri;
1. Melatih BAK dan BAB pada tempat
yang ditentukan (toilet)
2. Melatih untuk menahan BAK dan BAB.
4. Kapan Toilet Training Diberikan
1. Toilet Training diberikan ketika anak memasuki
usia dua tahun, orangtua mulai mengajarkan
mereka untuk buang air kecil atau besar di
toilet;
2. Toilet Training diberikan kepada anak pada
saat memasuki usia 18 bulan ketika otot-otot
mereka sudah mampu mengontrol kerja anus
dan kantung kemih;
5. 3. Masing-masing anak sangat berbeda-beda
tingkat perkembangannya. Ada yang sudah
bisa dimulai pada usia 2 tahun, 3 tahun
atau bahkan 4 tahun. Kebanyakan dari
anak-anak akan mampu secara mandiri
pada usia 4 tahun.
4. Studi teranyar merekomendasikan para
orangtua untuk mulai mengenalkan toilet
training saat anak berusia 27-32 bulan;
6. #
Kapan Anak Sudah Siap?
1. anak sudah dapat duduk
tegak/mantap;
2. mulai dapat mengontrol
kandung kemihnya, misalnya
selama 2-3 jam, popok anak
tetap kering;
3. sudah mampu membuka dan
mengenakan celana sendiri;
4. dapat menyadari ketika ia mau
BAK atau BAB;
5. mampu memahami intruksi
sederhana;
7. 6. Anak sudah lebih terkontrol jadwal
buang airnya, misalnya BAB setiap
pagi hari;
7. Memiliki keinginan untuk BAK atau
BAB secara mandiri
8. Mampu mengkomunikasikan ketika dia
ingin buang air kecil maupun buang air
besar;
9. Memahami bila diajak untuk
menggunakan toilet;
10. Merasa tidak nyaman apabila
popoknya basah dan kotor;
11. Mempunyai minat terhadap toilet
12. Sudah memahami kemana ia harus
12. Yang Harus Dilakukan Orangtua....
• Dr T Berry Brazelton, memberikan gambaran
langkah-langkah pendekatan dilakukan orangtua
sebagai berikut:
1. Pilihlah kata-kata yang sesuai untuk berbicara
dengan anak anda, terutama untuk kata seperti
kotoran dan air seni.
2. Belilah pispot duduk untuk anak-anak. Tempatkan
pispot tersebut di tempat yang disenangi anak
seperti misalnya di kamar bermainnya. Jangan
lupa untuk membiarkan anak melihat bagaimana
anda menggunakan toilet agar ia bisa meniru.
3. Coba minta anak untuk duduk di pispot beberapa
saat setiap kali anak selesai makan.
13. 4. Berikan anak dukungan dan minta
ia memberitahu kepada anda
kapan ia merasa ingin BAB atau
BAK. Berikan pujian setiap kali
anak telah sukses melakukan toilet
training.
5. Jangan mengharapkan hasil yang
kilat, semua butuh waktu. Jangan
pernah memarahi anak apabila
belum berhasil.
6. Setelah beberapa kali berhasil
melakukan, cobalah untuk
mengganti popoknya dengan
menggunakan celana dalam yang
terbuat dari katun. Buat momen
ini spesial agar anak merasa sudah
besar dan merasa bangga.
14. 1. Pujilah keberhasilan. Anda mungkin ingin
mencoba memberikan hadiah berupa cap
binatang pada tangan mereka (anak-anak
saya menyukainya!);
2. Undanglah mereka untuk duduk di toilet saat
anda menggunakan toilet;
3. Gantilah popok dengan pull-up training
pants yang dapat mereka naik dan turunkan
sendiri;
4. Belilah training pants dengan warna
kesukaan mereka untuk membuat proses
toilet training lebih menyenangkan bagi
mereka
15. 5. Ajarilah mereka untuk mencuci tangan setelah
pergi dari toilet. Belilah sabun tangan khusus
dengan aroma kesukaan mereka untuk tujuan
ini;
5. Bersiaplah dengan kecelakaan! Bersabarlah
dengan kecelakaan dan ulangi lagi;
6. Ingatkan mereka untuk pergi ke toilet saat
mereka terlalu asyik dengan aktifitas mereka.
16. 1. Jangan menegur atau jika terjadi
"kecelakaan".
2. Jangan memulai pelatihan toilet ketika ada
perubahan besar yang terjadi dalam
keluarga seperti kedatangan bayi baru atau
pindah ke rumah baru;
3. Jangan merasa tertekan. Menjaga sikap
yang santai.
17. 1. Ajari anak tentang kata-kata yang terkait seperti
basah, kotor, `ee`, pipis, kebelet dan lainnya;
2. Jelaskan dan beri contoh misalnya bagaimana
duduk di toilet, jongkok dan perlihatkan kotoran
yang akan dibuang di toilet;
3. Jangan paksa anak untuk menggunakan toilet
apabila anak merasa enggan menggunakan
toilet. Anda dapat membujuknya pelan-pelan.
Anda dapat menggunakan toilet bersama apabila
anak tidak merasa keberatan;
18. #
4. Biarkan anak asyik dan bermain-
main dengan toilet. Inilah fase anal
dimana anak merasa asyik dan
menikmati produknya sendiri (BAB
dan BAK);
5. Apabila anak merasa takut dan
frustasi, maka hentikanlah
sementara proses toilet training.
Ambillah jeda waktu dan mulailah
kembali supaya anak tidak merasa
trauma;
6. Seringkali anak merasa penasaran
untuk melihat ke bawah untuk
mengetahui produknya. Biarkan
saja;
19. 7. Ajari dan ikut sertakan anak untuk
membersihkan kotoran dan toilet supaya
anak menjadi terbiasa;
8. Pastikan bahwa area toilet aman untuk
anak. Jauhkan peralatan mandi maupun
peralatan toilet lain dari jangkauan anak,
supaya tidak dipakai mainan yang mungkin
membahayakan;
9. Berikan pujian apabila anak berhasil
BELAJAR dan menggunakan toilet sesuai
instruksi yang benar.
20. Langkah Salah Orangtua
1. Terlalu Dini
• Sebaiknya jangan mengajari si
kecil melakukan toilet training jika
memang dia belum siap
2. Memulai di Waktu yang Salah
3. Membuatnya Menjadi Beban
4. Mengikuti Aturan Orang Lain
5. Menghukum Anak
21. Kenapa Anak Masih Tetap Salah...?
Menyalahkan anak
adalah tindakan yang
keliru
Perlakuan yang salah
dalam pembelajaran
akan mengakibatkan si
anak menjadi "trauma,
phobia, paranoid" atau
justru si anak
cenderung menjadi
pembangkang.