SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB I
                                PENDAHULUAN


    Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan
oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-
daerah yang panas dan lembab dan jarang terjadi pada iklim-iklim sejuk dan
kering.
    Patogenesis dari otitis eksterna sangat kompleks. Sejak tahun 1844 banyak
peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953)
mengatakan    bahwa        berenang   merupakan   penyebab    dan    menimbulkan
kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab,
dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk
terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap
air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang
akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang
sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. Otitis eksterna merupakan
suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular,
atau ke tulang temporal.
    Otitis eksterna akut difusa adalah penyakit yang terutama timbul pada musim
panas dan merupakan bentuk otitis eksterna yang paling umum. Otitis eksterna
difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh
Pseudomonas, Staphylococcus, Proteus, bahkan jamur. Terjadinya kelembaban
yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang
telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.




                                         1
BAB II
                            TINJAUAN PUSTAKA


2.1      Embriologi
         Pembentukan telinga dimulai dari pembentukan telinga dalam, telinga
      tengah dan terakhir pembentukan telinga luar. 1
      a. Telinga Dalam
             Pada manusia, telinga dalam embrio berkembang kira-kira pada umur
         22 hari sebagai penebalan ektoderm permukaan pada kedua sisi
         rhombencephalon. Penebalan ini disebut plakoda otik. Plakoda otik
         kemudian berinvaginasi membentuk vesikula otik atau otokista.




                         Gambar 1. Perkembangan vesikula auditori


             Pada tahap perkembangan selanjutnya vesikula otik bagian ventral
         membentuk sacculus dan cochlearis dan bagian dorsal membentuk
         utriculus, canalis semisircularis dan ductur endolimphatikus. Pembentukan
         saluran-saluran tersebut disebabkn karena adanya bagian-bagian tertentu
         dari daerah tersebut yang berdegenerasi. 1




                                          2
Gambar 2. Perkembangan telinga dalam


    Ductus cochlearis yang sedang tumbuh menembus mesenkim di
sekitarnya dan berpilin seperti bentuk spiral. Sekarang ductus cochlearis
tetap berhubungan dengan sacculus melalui ductus reuniens.
    Ductus semisircularis, urticle, sacculus, ductus endolimphatikus,
utrico-saccular, ductus reuniens dan ductus cochlearis diisi dengan cairan
endolimph, Sedangkan semua struktur membran dari saluran tersebut
dinamakan membran labirin. Dinding sel membran labirin sangat tipis dan
terdiri atas sel-sel epitel tunggal yang ditutupi oleh lapisan serabut jaringan
ikat yang dibentuk dari mesenkim di sekitarnya. Beberapa dari sel-sel
epitel dimodifikasi menjadi sel-sel rambut (sel-sel neuroepitel) dan
beberapa menjadi sel-sel pendukung. Dasar dari sel-sel neuroepitel
dikelilingi oleh ujung serabut saraf yang datang dari ganglion spinal dan
ganglion vestibular. Ganglion tersebut berhubungan dengan otak melalui
serabut saraf yang dibentuk oleh saraf auditori. Semua membran labirin
pertama ditransformasi menjadi rawan kemudian menjadi tulang. Dengan
cara ini semua membran labirin ditutupi oleh tulang dan disebut tulang
labirin. Ruang di antara membran labirin dan tulang labirin berisi cairan
perilimph. 1


                                   3
b. Telinga Tengah




                       Gambar 3. Pembentukan telinga tengah


          Dibentuk dari kantung faring I yang tumbuh dengan cepat ke arah
   lateral. Bagian distal kantung disebut processus tubotympaticus, kemudian
   melebar membentuk cavum tympani sederhana, sedangkan bagian
   proksimal   tetap    sempit   dan       membentuk   saluran   eustachius yang
   menghubungkan cavum tympani dengan nasofaring. 1

c. Telinga Luar




                        Gambar 4. Pembentukan telinga luar




                                       4
Meatus     akustikus    eksternus      terbentuk     dari perkembangan
      first pharingeal groove bagian dorsal. Pada awal bulan ke-tiga, terjadi
      proliferasi sel-sel epitel di bawah meatus yang nantinya akan membentuk
      sumbat meatus. Lalu pada bulan ke-tujuh, sumbat meluruh dan lapisan
      epitel di lantai meatus berkembang menjadi gendang telinga definitif.
      Gendang telinga dibentuk dari lapisan epitel ektoderm di dasar acoustic
      meatus, lapisan epitel endoderm di cavum timpani dan lapisan
      intermediate jaringan ikat yang membentuk stratum fibrosum. Sedangkan
      aurikula terbentuk dari hasil proliferasi mesenkim di ujung dorsal arkus
      faring I dan II yang mengelilingi first pharyngeal groove dan membentuk
      auricular hillock yang berjumlah tiga di masing-masing sisi eksternal
      acoustic   meatus   dan   kemudian     auricullar   hillock   akan   bersatu
      lalu membentuk auricula definitif. Pada awalnya, telinga luar berada di
      regio leher bawah. Setelah terbentuk mandibula, telinga luar naik
      ke samping kepala setinggi dengan mata. 1


2.2   Anatomi Telinga




                             Gambar 5. Anatomi telinga




                                      5
a. Telinga luar
       Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai
   membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.
   Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada
   sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya
   terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira ± 2,5 - 3cm.2
   Kulit liang telinga
             Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar
   serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.
   Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
   Kanalis auricularis externus dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang
   rawan dan tulang yang mendasarinya karena tidak adanya jaringan
   subkutan di area tersebut. Dengan demikian daerah ini menjadi sangat
   peka. 3
             Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama
   dengan lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel
   skuamosa. Kulit liang telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga dan
   kedalam meluas menjadi lapisan luar membran timpani.
             Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang
   rawan dari pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya
   0,5 – 1 mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan papillanya, dermis dan
   subkutan merekat dengan perikondrium. Epidermis dari liang telinga
   bagian tulang rawan biasanya terdiri dari 4 lapis yaitu sel basal, skuamosa,
   sel granuler dan lapisan tanduk.
             Lapisan liang telinga bagian tulang mempunyai kulit yang lebih
   tipis, tebalnya kira-kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat
   dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar
   dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani.
             Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan enam buah
   otot intrinsik. Otot ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis


                                      6
superior dan m. aurikularis posterior. Otot-otot ini menghubungkan daun
telinga dengan tulang tengkorak dan kulit kepala. Otot-otot ini bersifat
rudimenter, tetapi pada beberapa orang tertentu ada yang masih
mempunyai kemampuan untuk menggerakan daun telinganya keatas dan
kebawah dengan menggerakan otot-otot ini. Otot intrinsik terdiri dari m.
helisis mayor, m. helisis minor, m. tragikus, m.antitragus, m. obligus
aurkularis, dan m.transpersus aurikularis. Otot-otot ini berhubungan
bagian-bagian daun telinga.
Perdarahan
        Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari
cabang temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis
eksternal.
        Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi
oleh cabang aurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu
cabang dari arteri auricular posterior mendarahi permukaan posterior
telinga. Banyak dijumpai anastomosis diantara cabang-cabang dari arteri
ini. Pendarahan kebagian lebih dalam dari liang telinga luar dan
permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang aurikular dalam
arteri maksilaris interna.
        Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya
bermuara kevena jugularis eksterna dan vena mastoid. Akan tetapi,
beberapa vena telinga mengalir kedalam vena temporalis superficial dan
vena aurikularis posterior.
Sistem limfatik
        Kelenjar limfa regio tragus dan bagian anterior dari auricula
mengalir ke kelenjar parotid, sementara bagian posterior auricular
mengalir ke kelenjar retroauricular. Regio lobulus mengalir kelenjar
cervicalis superior. 3
Persarafan
        Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara
saraf-saraf kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian


                                 7
ketiga saraf trigeminus (N.V) mensarafi permukaan anterolateral
   permukaan telinga, dinding anterior dan superior liang telinga dan segmen
   depan membrana timpani.Permukaan posteromedial daun telinga dan
   lobulus dipersarafin oleh pleksus servikal nervus aurikularis mayor.
   Cabang aurikularis dari nervus fasialis (N.VII), nervus glossofaringeus
   (N.IX) dan nervus vagus (N.X) menyebar ke daerah konka dan cabang-
   cabang saraf ini menyarafi dinding posterior dan inferior liang telinga dan
   segmen posterior dan inferior membrana timpani. 3


b. Telinga Tengah
   Telinga tengah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari: 2
          •   Membran timpani; yaitu membran fibrosa tipis yang berwarna
              kelabu mutiara. Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari
              arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang
              telinga.
              Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut
              pars flaccida (membrane Sharpnell) dimana lapisan luarnya
              merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan
              dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa
              merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi
              ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan
              sedikit serat elastin.
          •   Tulang pendengaran; yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes.
              Tulang pendengaran           ini   dalam   telinga   tengah   saling
              berhubungan.
          •   Tuba eustachius; yang menghubungkan rongga telinga tengah
              dengan nasofaring.




                                       8
c. Telinga Dalam




                      Gambar 6. Anatomi telinga dalam
           Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah
   lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.
   Ujung    atau puncak   koklea   disebut   helikotrema,   yang     berfungsi
   menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibule. 2
           Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap
   dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang
   koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah
   dan skala media (duktuskoklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala
   timpani berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar
   skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner Membrane)
   sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran ini
   terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk
   mekanisme saraf perifer pendengaran. Pada skala media terdapat bagian
   yang berbentuk lidah yang diebut membran tektoria, dan pada membran
   basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut
   luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.5




                                   9
2.3      Fisiologi
          Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
      telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang
      koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke
      telinga   tengah   melalui   rangkaian   tulang     pendengaran   yang   akan
      mengamplikasikan melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
      perbandingan luas membran timpani dan daya tingkap lonjong. Energi getar
      yang diamplikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan menggetarkan
      tingkap lonjong sehigga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran ini
      diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong edolimfa, sehingga
      akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran
      tektoria. Proses ini proses ini merupakan rangsang mekanik yang akan
      menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal
      ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan lisrik dari badan sel.
      Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
      neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi
      pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditoris sampai ke korteks
      pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis. 2,5




                          Gambar 7. Fisiologi pendengaran



                                          10
2.4       Definisi
          Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau
      telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang
      telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum
      korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel. 2


2.5       Epidemiologi
          Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d
      Desember 2000 di Poliklinik THT RS H. Adam Malik Medan didapati 10746
      kunjungan baru dimana, dijumpai 867 kasus (8,07%) otitis eksterna, 282
      kasus (2,62%) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44%) otitis eksterna
      sirkumskripta. Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas
      dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering. Nan Sati CN
      dalam penelitiannya di RS Sumber Waras / FK UNTAR Jakarta mulai 1
      Januari 1980 sampai dengan 30 Desember 1980 mendapatkan 1.370 penderita
      baru dengan diagnosis otitis eksterna yang terdiri dari 633 pria dan
      737 wanita. 4


2.6       Etiologi
          Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis
      eksterna difusa adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa
      (Bacillus pyocaneus) dan staphylococci. Yang lebih jarang ditemukan adalah
      bakteri streptococci dan Proteus vulgaris. Selain itu, jamur dapat terlibat
      dalam infeksi pada telinga luar, yaitu jamur Candida albicans dan
      Aspergillus niger. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis
      media supuratif kronis. 3,6




          Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : 2,4,7
      •   Derajat keasaman (pH)


                                           11
pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi
         sebagai protektor terhadap kuman. Peningkatan pH menjadi basa (di atas
         6.0) akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh
         karena proteksi terhadap infeksi menurun.
      • Udara
         Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah
         tumbuh.
      • Trauma
         Trauma ringan misalnya mengorek-ngorek telinga dengan benda tumpul
         seperti cotton bud merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna.
      • Berenang
         Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Air kolam renang
         menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang
         sering dari bakteri


2.7       Patofisiologi
          Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara
      membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran
      telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud bisa mengganggu
      mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke
      arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. 3
          Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
      penimbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau
      berenang. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau
      mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang
      cocok bagi pertumbuhan bakteri. Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa
      gatal di liang telinga sehingga menambah kemungkinan trauma karena
      garukan. 3,4




                                          12
Gambar 8. Patofisiologi terjadinya otitis eksterna


2.8       Gejala Klinis
         Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara
      lain: 4,6
         Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap
      awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit
      dan nyeri tekan daun telinga.
         Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
      pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada
      kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
      merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada
      otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
         Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa
      tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar
      hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering
      merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala
      sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding
      dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan



                                         13
bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum
      dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang
      mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagipula, kulit dan tulang rawan 1/3
      luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
      sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit
      dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
      hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna. Nyeri terutama ketika daun
      telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan. Rasa gatal
      dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen
      tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya
      akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
         Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
      eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen,
      penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering
      menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.
      Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang
      digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan
      peredaman hantaran suara.


2.9         Manifestasi Klinis
      Pemeriksaan fisik pada pasien biasanya menunjukkan:
        •     Kulit MAE edema dan hiperemis merata sampai ke membran timpani
              dengan sekret pada CAE. Jika terjadi edema CAE yang hebat, membran
              timpani dapat tidak tampak.
        •     Nyeri tekan tragus (+)
        •     Nyeri tarik auricula (+)
        •     Adenopati regional yang nyeri tekan 7


                  Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :
        a. Otitis Eksterna Ringan :
              Kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit


                                            14
b. Otitis Eksterna Sedang :
         Liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
      c. Otitis Eksterna Komplikasi :
         Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
      d. Otitis Eksterna Kronik :
         Kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif

             Otitis eksterna akut berlangsung kurang dari 4 minggu atau terjadi
      kurang dari 4 kali dalam setahun, sedangkan otitis eksterna kronis
      berlangsung selama lebih dari 4 minggu atau terjadi lebih dari 4 kali dalam
      satu tahun. Pada penderita DM atau pasien dengan immunocompromised,
      otitis eksterna dapat berkembang menjadi tipe maligna.8


2.10Penatalaksanaan
       Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
   menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian,
   biasanya perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga
   mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat,
   tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator.
   Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga
   dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena
   lumen sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan
   antibiotik yang paling efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan
   vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan
   kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid
   dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan
   berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang telinga
   bersih dan kering. 4
       Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan
   untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik




                                        15
khususnya diperlukan jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis pada
   tulang rawan telinga. 5
          Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
   mungkin       terjadi     pada pasien,    terutama   setelah   berenang.   Untuk
   menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan
   cara menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga
   harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton
   bud terlalu sering. 2,7

2.11 Komplikasi

      •     Perikondritis
      •     Selulitis
      •     Dermatitis aurikularis 4


2.12 Prognosis
           Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya
     sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis
     ekserna dapat dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis
     eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis
     eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 8




                                       BAB III

                                            16
LAPORAN KASUS


3.1      Identitas Pasien
      Nama               : An. A
      Jenis Kelamin      : Laki-Laki
      Umur               : 12 tahun
      Pekerjaan          : Pelajar


3.2      ANAMNESIS
      Keluhan Utama:
             Telinga sebelah kanan sakit


      Keluhan Tambahan:
             Telinga kanan terasa tidak enak dan penuh


      RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
             OS datang dengan keluhan sakit pada telinga kanan sejak 3 hari
      sebelum masuk rumah sakit. OS juga mengeluh rasa tidak enak dan penuh di
      telinga yang sama. OS merasakan nyeri jika bagian depan telinga kanan
      ditekan. Pada awalnya OS merasa gatal di telinga kanan. OS juga merasa
      pendengarannya berkurang. OS menyangkal adanya riwayat keluar cairan
      dari telinga. Riwayat demam disangkal, batuk pilek juga disangkal. OS tidak
      mengeluh rasa telinga berdengung. Riwayat gigi berlubang disangkal.
      Riwayat nyeri tenggorokan maupun nyeri menelan disangkal.
             OS mengaku keluhan timbul setelah berenang di sungai. OS memang
      memiliki kebiasaan berendang di sungai setiap hari. Riwayat trauma pada
      kepala atau telinga juga disangkal.
             OS menyangkal adanya riwayat penyakit kencing manis.
             OS mengaku belum berobat ke klinik manapun dan belum minum obat
      apapun untuk menghilangkan keluhan.
      RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


                                            17
•     OS baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini.
   •     Riwayat alergi obat, makanan, debu, maupun udara dingin disangkal oleh
         OS.


3.3 PEMERIKSAAN FISIK
   KEADAAN UMUM
        Kesadaran     : Compos mentis
        Nadi          : 86x/menit
        Suhu          : 36.2˚C
        Berat badan   : 24 kg


   STATUS LOKALIS THT
   1.    TELINGA
                                              KANAN                          KIRI
        Bentuk Daun Telinga                   Normal                        Normal
                                         Deformitas (-)                  Deformitas (-)
        Kelainan Kongenital                Tidak ada                       Tidak ada
        Tumor                              Tidak ada                       Tidak ada
        Nyeri tekan tragus                   Nyeri                        Tidak nyeri
        Penarikan daun telinga               Nyeri                        Tidak nyeri
        Regio mastoid                Tidak ada kelainan                Tidak ada kelainan
        Liang telinga            Sempit, nanah (-), serumen (-),       Lapang, nanah (-),
                                 sekret (-), hiperemis (+), oedem    serumen (-), sekret (-),
                                                 (+)                hiperemis (-), oedem (-)
        Membran timpani                      Sulit dinilai          MT intak, hiperemis (-),
                                                                    edema (-), refleks cahaya
                                                                            (+) jam 7




        Kesan :


                                        18
-     Telinga kanan nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula (+), canalis
                 auricularis eksternus sempit, edema (+), hiperemis (+), membran
                 timpani sulit dinilai
           -     Telinga kiri dalam batas normal


3.4         DIAGNOSIS KERJA
      Otitis Eksterna Auricular Dextra


3.5         PENATALAKSANAAN
      •        Irigasi liang telinga menggunakan H2O2 3%
      •        Terapi: ciprofloxacin tab 500 mg 2x1 selama 5 hari
      •        Rencana pengambilan serumen


3.6         ANJURAN
      • Saat mandi atau berenang jangan sampai kemasukan air ke dalam telinga
      • Pasien dilarang mengorek – ngorek telinga dengan instrumen yang tidak
           tepat seperti cotton bud


3.7         PROGNOSIS
      Ad Vitam              : ad bonam
      Ad Fungsionam : ad bonam
                                         BAB IV
                                   ANALISIS KASUS


          Dari anamnesis didapatkan OS, seorang anak laki-laki berumur 12 tahun,
OS datang dengan keluhan sakit pada telinga kanan sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. OS merasakan nyeri jika bagian depan telinga kanan ditekan. Pada
awalnya OS merasa gatal di telinga kanan. OS juga merasa pendengarannya
berkurang. OS menyangkal adanya riwayat keluar cairan dari telinga. Riwayat
demam disangkal, batuk pilek juga disangkal. OS tidak mengeluh rasa telinga



                                             19
berdengung. Riwayat gigi berlubang disangkal. Riwayat nyeri tenggorokan
maupun nyeri menelan disangkal.
      OS mengaku keluhan timbul setelah berenang di sungai. OS memang
memiliki kebiasaan berendang di sungai setiap hari. Riwayat trauma pada kepala
atau telinga juga disangkal.
    Dari pemeriksaan fisik telinga ditemukan telinga kanan nyeri tekan tragus
(+), nyeri tarik auricula (+), CAE sempit, hiperemis (+), edema (+), KGB regional
membesar (-). Telinga kiri dalam batas normal
    Otitis eksterna merupakan peradangan liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah radang
telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga menjadi basa, keadaan udara yang
lembab dan hangat, serta faktor predisposisi yaitu trauma ringan ketika mengorek
telinga.
    Otitis ekterna difusa mengenai kulit liang telinga bagian dua pertiga dalam.
Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasannya.
Bakteri penyebabnya yang tersering adalah Pseudomonas.
    Gejala otitis eksterna difusa adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat
sempit, kadang kelenjar getah bening regional dapat membesar, dan tedapat nyeri
tekan.
    Pengobatannya degan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon
yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik
dengan kulit yang meradang. Kadang diperlukan pula obat antibiotika sistemik.
                               DAFTAR PUSTAKA


    1. Adnan.          Perkembangan       Telinga.      2008.      Di      akses
           http://www.scribd.com/doc/33877494/perkembangan-telinga.         Pada
           tanggal 8 November 2012
    2. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar
           Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI.
           2008.




                                        20
3. Enriquez A, et al. Basic Otolaryngology. Manila: Department of
   Otorhinolaryngology UP - PGH. 1993.
4. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring
   Dengan Salep Ichtyol (Ichtammol) Pada Otitis Eksterna Akut. Di akses di:
   http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/tht-farhan.pdf.
   Pada tanggal 8 November 2012
5. Adams G, Boies L, Higler P. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta:
   EGC.1997.
6. Lee K.J, Essential otolaryngology: head and neck surgery. Stamford:
   Appleton & Lange. 1995.
7. Becker W, Naumann H, Pfaltz C. Ear, Nose, and Throat, A Pocket
   Reference. Second, revised edition. New York: Thieme. 1994.
8. Stöppler     M.      Swimmer’s       Ear      Infection.     Di     akses:
   http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.htm Pada Tanggal 11
   November 2012




                                   21

More Related Content

What's hot

236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finishhomeworkping3
 
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus  kolesistitis ec kolelitiasisUjian kasus  kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasisfaniputri2
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiMerdy Prianda
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 
Crs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresiCrs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresiImam Surkani
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omskhomeworkping3
 

What's hot (20)

Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish
 
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus  kolesistitis ec kolelitiasisUjian kasus  kolesistitis ec kolelitiasis
Ujian kasus kolesistitis ec kolelitiasis
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Polip nasal
Polip nasalPolip nasal
Polip nasal
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopati
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Crs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresiCrs skizoafektif tipe depresi
Crs skizoafektif tipe depresi
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 

Viewers also liked

Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3Anantaah
 
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anakAnamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anakAjo Yayan
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)Riedha Poenya
 
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and NursesNasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and NursesS Rai Indrasari
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)Yolly Finolla
 

Viewers also liked (8)

Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
Modul 2 lbm 1 master file sgd 3
 
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anakAnamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
Anamnesis dan pemeriksaan fisik kanker pada anak
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)oma (otitis media akut)
oma (otitis media akut)
 
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and NursesNasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
Nasopharyngeal Carcinoma Awareness for GPs and Nurses
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
Anamnesis
AnamnesisAnamnesis
Anamnesis
 
Cancer Powerpoint
Cancer PowerpointCancer Powerpoint
Cancer Powerpoint
 

Similar to Otitis Eksterna

Similar to Otitis Eksterna (20)

Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
Indera manusia telinga (biologi)
Indera manusia telinga (biologi)Indera manusia telinga (biologi)
Indera manusia telinga (biologi)
 
Mengenal indra pembau
Mengenal indra pembauMengenal indra pembau
Mengenal indra pembau
 
Anatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaranAnatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaran
 
Anatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaranAnatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaran
 
OMSK
OMSKOMSK
OMSK
 
Ringkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi TelingaRingkasan Materi Telinga
Ringkasan Materi Telinga
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
 
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan OrganogenesisProses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
Proses pembentukan Organ penciuman dan Organogenesis
 
Anfis sis pendengaran
Anfis sis pendengaran Anfis sis pendengaran
Anfis sis pendengaran
 
Otitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okOtitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut ok
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Indera Pendengaran (Telinga)
Indera Pendengaran (Telinga)Indera Pendengaran (Telinga)
Indera Pendengaran (Telinga)
 
refarat tes fungsi pendengaran
refarat tes fungsi pendengaranrefarat tes fungsi pendengaran
refarat tes fungsi pendengaran
 
Anatomi fisiologi telinga
Anatomi fisiologi telingaAnatomi fisiologi telinga
Anatomi fisiologi telinga
 
Indera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMPIndera Pendengar/Telinga SMP
Indera Pendengar/Telinga SMP
 
indera penciuman
indera penciumanindera penciuman
indera penciuman
 
Tutor 22 M1B19.pptx
Tutor 22 M1B19.pptxTutor 22 M1B19.pptx
Tutor 22 M1B19.pptx
 
New microsoft office power point presentation (2)
New microsoft office power point presentation (2)New microsoft office power point presentation (2)
New microsoft office power point presentation (2)
 

Otitis Eksterna

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah- daerah yang panas dan lembab dan jarang terjadi pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat kompleks. Sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab, dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. Otitis eksterna merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Otitis eksterna akut difusa adalah penyakit yang terutama timbul pada musim panas dan merupakan bentuk otitis eksterna yang paling umum. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh Pseudomonas, Staphylococcus, Proteus, bahkan jamur. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri. 1
  • 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Embriologi Pembentukan telinga dimulai dari pembentukan telinga dalam, telinga tengah dan terakhir pembentukan telinga luar. 1 a. Telinga Dalam Pada manusia, telinga dalam embrio berkembang kira-kira pada umur 22 hari sebagai penebalan ektoderm permukaan pada kedua sisi rhombencephalon. Penebalan ini disebut plakoda otik. Plakoda otik kemudian berinvaginasi membentuk vesikula otik atau otokista. Gambar 1. Perkembangan vesikula auditori Pada tahap perkembangan selanjutnya vesikula otik bagian ventral membentuk sacculus dan cochlearis dan bagian dorsal membentuk utriculus, canalis semisircularis dan ductur endolimphatikus. Pembentukan saluran-saluran tersebut disebabkn karena adanya bagian-bagian tertentu dari daerah tersebut yang berdegenerasi. 1 2
  • 3. Gambar 2. Perkembangan telinga dalam Ductus cochlearis yang sedang tumbuh menembus mesenkim di sekitarnya dan berpilin seperti bentuk spiral. Sekarang ductus cochlearis tetap berhubungan dengan sacculus melalui ductus reuniens. Ductus semisircularis, urticle, sacculus, ductus endolimphatikus, utrico-saccular, ductus reuniens dan ductus cochlearis diisi dengan cairan endolimph, Sedangkan semua struktur membran dari saluran tersebut dinamakan membran labirin. Dinding sel membran labirin sangat tipis dan terdiri atas sel-sel epitel tunggal yang ditutupi oleh lapisan serabut jaringan ikat yang dibentuk dari mesenkim di sekitarnya. Beberapa dari sel-sel epitel dimodifikasi menjadi sel-sel rambut (sel-sel neuroepitel) dan beberapa menjadi sel-sel pendukung. Dasar dari sel-sel neuroepitel dikelilingi oleh ujung serabut saraf yang datang dari ganglion spinal dan ganglion vestibular. Ganglion tersebut berhubungan dengan otak melalui serabut saraf yang dibentuk oleh saraf auditori. Semua membran labirin pertama ditransformasi menjadi rawan kemudian menjadi tulang. Dengan cara ini semua membran labirin ditutupi oleh tulang dan disebut tulang labirin. Ruang di antara membran labirin dan tulang labirin berisi cairan perilimph. 1 3
  • 4. b. Telinga Tengah Gambar 3. Pembentukan telinga tengah Dibentuk dari kantung faring I yang tumbuh dengan cepat ke arah lateral. Bagian distal kantung disebut processus tubotympaticus, kemudian melebar membentuk cavum tympani sederhana, sedangkan bagian proksimal tetap sempit dan membentuk saluran eustachius yang menghubungkan cavum tympani dengan nasofaring. 1 c. Telinga Luar Gambar 4. Pembentukan telinga luar 4
  • 5. Meatus akustikus eksternus terbentuk dari perkembangan first pharingeal groove bagian dorsal. Pada awal bulan ke-tiga, terjadi proliferasi sel-sel epitel di bawah meatus yang nantinya akan membentuk sumbat meatus. Lalu pada bulan ke-tujuh, sumbat meluruh dan lapisan epitel di lantai meatus berkembang menjadi gendang telinga definitif. Gendang telinga dibentuk dari lapisan epitel ektoderm di dasar acoustic meatus, lapisan epitel endoderm di cavum timpani dan lapisan intermediate jaringan ikat yang membentuk stratum fibrosum. Sedangkan aurikula terbentuk dari hasil proliferasi mesenkim di ujung dorsal arkus faring I dan II yang mengelilingi first pharyngeal groove dan membentuk auricular hillock yang berjumlah tiga di masing-masing sisi eksternal acoustic meatus dan kemudian auricullar hillock akan bersatu lalu membentuk auricula definitif. Pada awalnya, telinga luar berada di regio leher bawah. Setelah terbentuk mandibula, telinga luar naik ke samping kepala setinggi dengan mata. 1 2.2 Anatomi Telinga Gambar 5. Anatomi telinga 5
  • 6. a. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira ± 2,5 - 3cm.2 Kulit liang telinga Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Kanalis auricularis externus dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang rawan dan tulang yang mendasarinya karena tidak adanya jaringan subkutan di area tersebut. Dengan demikian daerah ini menjadi sangat peka. 3 Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi lapisan luar membran timpani. Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang rawan dari pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya 0,5 – 1 mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan papillanya, dermis dan subkutan merekat dengan perikondrium. Epidermis dari liang telinga bagian tulang rawan biasanya terdiri dari 4 lapis yaitu sel basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk. Lapisan liang telinga bagian tulang mempunyai kulit yang lebih tipis, tebalnya kira-kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani. Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan enam buah otot intrinsik. Otot ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis 6
  • 7. superior dan m. aurikularis posterior. Otot-otot ini menghubungkan daun telinga dengan tulang tengkorak dan kulit kepala. Otot-otot ini bersifat rudimenter, tetapi pada beberapa orang tertentu ada yang masih mempunyai kemampuan untuk menggerakan daun telinganya keatas dan kebawah dengan menggerakan otot-otot ini. Otot intrinsik terdiri dari m. helisis mayor, m. helisis minor, m. tragikus, m.antitragus, m. obligus aurkularis, dan m.transpersus aurikularis. Otot-otot ini berhubungan bagian-bagian daun telinga. Perdarahan Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari cabang temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksternal. Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi oleh cabang aurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri auricular posterior mendarahi permukaan posterior telinga. Banyak dijumpai anastomosis diantara cabang-cabang dari arteri ini. Pendarahan kebagian lebih dalam dari liang telinga luar dan permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang aurikular dalam arteri maksilaris interna. Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya bermuara kevena jugularis eksterna dan vena mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telinga mengalir kedalam vena temporalis superficial dan vena aurikularis posterior. Sistem limfatik Kelenjar limfa regio tragus dan bagian anterior dari auricula mengalir ke kelenjar parotid, sementara bagian posterior auricular mengalir ke kelenjar retroauricular. Regio lobulus mengalir kelenjar cervicalis superior. 3 Persarafan Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara saraf-saraf kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian 7
  • 8. ketiga saraf trigeminus (N.V) mensarafi permukaan anterolateral permukaan telinga, dinding anterior dan superior liang telinga dan segmen depan membrana timpani.Permukaan posteromedial daun telinga dan lobulus dipersarafin oleh pleksus servikal nervus aurikularis mayor. Cabang aurikularis dari nervus fasialis (N.VII), nervus glossofaringeus (N.IX) dan nervus vagus (N.X) menyebar ke daerah konka dan cabang- cabang saraf ini menyarafi dinding posterior dan inferior liang telinga dan segmen posterior dan inferior membrana timpani. 3 b. Telinga Tengah Telinga tengah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari: 2 • Membran timpani; yaitu membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars flaccida (membrane Sharpnell) dimana lapisan luarnya merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin. • Tulang pendengaran; yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran ini dalam telinga tengah saling berhubungan. • Tuba eustachius; yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. 8
  • 9. c. Telinga Dalam Gambar 6. Anatomi telinga dalam Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, yang berfungsi menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibule. 2 Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media (duktuskoklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner Membrane) sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang diebut membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.5 9
  • 10. 2.3 Fisiologi Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplikasikan melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan daya tingkap lonjong. Energi getar yang diamplikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan menggetarkan tingkap lonjong sehigga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran ini diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong edolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini proses ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan lisrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditoris sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis. 2,5 Gambar 7. Fisiologi pendengaran 10
  • 11. 2.4 Definisi Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel. 2 2.5 Epidemiologi Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d Desember 2000 di Poliklinik THT RS H. Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru dimana, dijumpai 867 kasus (8,07%) otitis eksterna, 282 kasus (2,62%) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44%) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering. Nan Sati CN dalam penelitiannya di RS Sumber Waras / FK UNTAR Jakarta mulai 1 Januari 1980 sampai dengan 30 Desember 1980 mendapatkan 1.370 penderita baru dengan diagnosis otitis eksterna yang terdiri dari 633 pria dan 737 wanita. 4 2.6 Etiologi Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis eksterna difusa adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocaneus) dan staphylococci. Yang lebih jarang ditemukan adalah bakteri streptococci dan Proteus vulgaris. Selain itu, jamur dapat terlibat dalam infeksi pada telinga luar, yaitu jamur Candida albicans dan Aspergillus niger. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis. 3,6 Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : 2,4,7 • Derajat keasaman (pH) 11
  • 12. pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi sebagai protektor terhadap kuman. Peningkatan pH menjadi basa (di atas 6.0) akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun. • Udara Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah tumbuh. • Trauma Trauma ringan misalnya mengorek-ngorek telinga dengan benda tumpul seperti cotton bud merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna. • Berenang Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri 2.7 Patofisiologi Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. 3 Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri. Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga sehingga menambah kemungkinan trauma karena garukan. 3,4 12
  • 13. Gambar 8. Patofisiologi terjadinya otitis eksterna 2.8 Gejala Klinis Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara lain: 4,6 Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama. Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan 13
  • 14. bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagipula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna. Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan. Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau. Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara. 2.9 Manifestasi Klinis Pemeriksaan fisik pada pasien biasanya menunjukkan: • Kulit MAE edema dan hiperemis merata sampai ke membran timpani dengan sekret pada CAE. Jika terjadi edema CAE yang hebat, membran timpani dapat tidak tampak. • Nyeri tekan tragus (+) • Nyeri tarik auricula (+) • Adenopati regional yang nyeri tekan 7 Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : a. Otitis Eksterna Ringan : Kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit 14
  • 15. b. Otitis Eksterna Sedang : Liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif c. Otitis Eksterna Komplikasi : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak d. Otitis Eksterna Kronik : Kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif Otitis eksterna akut berlangsung kurang dari 4 minggu atau terjadi kurang dari 4 kali dalam setahun, sedangkan otitis eksterna kronis berlangsung selama lebih dari 4 minggu atau terjadi lebih dari 4 kali dalam satu tahun. Pada penderita DM atau pasien dengan immunocompromised, otitis eksterna dapat berkembang menjadi tipe maligna.8 2.10Penatalaksanaan Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang telinga bersih dan kering. 4 Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik 15
  • 16. khususnya diperlukan jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga. 5 Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering, dengan cara menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering. 2,7 2.11 Komplikasi • Perikondritis • Selulitis • Dermatitis aurikularis 4 2.12 Prognosis Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 8 BAB III 16
  • 17. LAPORAN KASUS 3.1 Identitas Pasien Nama : An. A Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 12 tahun Pekerjaan : Pelajar 3.2 ANAMNESIS Keluhan Utama: Telinga sebelah kanan sakit Keluhan Tambahan: Telinga kanan terasa tidak enak dan penuh RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG OS datang dengan keluhan sakit pada telinga kanan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. OS juga mengeluh rasa tidak enak dan penuh di telinga yang sama. OS merasakan nyeri jika bagian depan telinga kanan ditekan. Pada awalnya OS merasa gatal di telinga kanan. OS juga merasa pendengarannya berkurang. OS menyangkal adanya riwayat keluar cairan dari telinga. Riwayat demam disangkal, batuk pilek juga disangkal. OS tidak mengeluh rasa telinga berdengung. Riwayat gigi berlubang disangkal. Riwayat nyeri tenggorokan maupun nyeri menelan disangkal. OS mengaku keluhan timbul setelah berenang di sungai. OS memang memiliki kebiasaan berendang di sungai setiap hari. Riwayat trauma pada kepala atau telinga juga disangkal. OS menyangkal adanya riwayat penyakit kencing manis. OS mengaku belum berobat ke klinik manapun dan belum minum obat apapun untuk menghilangkan keluhan. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU 17
  • 18. OS baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini. • Riwayat alergi obat, makanan, debu, maupun udara dingin disangkal oleh OS. 3.3 PEMERIKSAAN FISIK KEADAAN UMUM Kesadaran : Compos mentis Nadi : 86x/menit Suhu : 36.2˚C Berat badan : 24 kg STATUS LOKALIS THT 1. TELINGA KANAN KIRI Bentuk Daun Telinga Normal Normal Deformitas (-) Deformitas (-) Kelainan Kongenital Tidak ada Tidak ada Tumor Tidak ada Tidak ada Nyeri tekan tragus Nyeri Tidak nyeri Penarikan daun telinga Nyeri Tidak nyeri Regio mastoid Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Liang telinga Sempit, nanah (-), serumen (-), Lapang, nanah (-), sekret (-), hiperemis (+), oedem serumen (-), sekret (-), (+) hiperemis (-), oedem (-) Membran timpani Sulit dinilai MT intak, hiperemis (-), edema (-), refleks cahaya (+) jam 7 Kesan : 18
  • 19. - Telinga kanan nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula (+), canalis auricularis eksternus sempit, edema (+), hiperemis (+), membran timpani sulit dinilai - Telinga kiri dalam batas normal 3.4 DIAGNOSIS KERJA Otitis Eksterna Auricular Dextra 3.5 PENATALAKSANAAN • Irigasi liang telinga menggunakan H2O2 3% • Terapi: ciprofloxacin tab 500 mg 2x1 selama 5 hari • Rencana pengambilan serumen 3.6 ANJURAN • Saat mandi atau berenang jangan sampai kemasukan air ke dalam telinga • Pasien dilarang mengorek – ngorek telinga dengan instrumen yang tidak tepat seperti cotton bud 3.7 PROGNOSIS Ad Vitam : ad bonam Ad Fungsionam : ad bonam BAB IV ANALISIS KASUS Dari anamnesis didapatkan OS, seorang anak laki-laki berumur 12 tahun, OS datang dengan keluhan sakit pada telinga kanan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. OS merasakan nyeri jika bagian depan telinga kanan ditekan. Pada awalnya OS merasa gatal di telinga kanan. OS juga merasa pendengarannya berkurang. OS menyangkal adanya riwayat keluar cairan dari telinga. Riwayat demam disangkal, batuk pilek juga disangkal. OS tidak mengeluh rasa telinga 19
  • 20. berdengung. Riwayat gigi berlubang disangkal. Riwayat nyeri tenggorokan maupun nyeri menelan disangkal. OS mengaku keluhan timbul setelah berenang di sungai. OS memang memiliki kebiasaan berendang di sungai setiap hari. Riwayat trauma pada kepala atau telinga juga disangkal. Dari pemeriksaan fisik telinga ditemukan telinga kanan nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula (+), CAE sempit, hiperemis (+), edema (+), KGB regional membesar (-). Telinga kiri dalam batas normal Otitis eksterna merupakan peradangan liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga menjadi basa, keadaan udara yang lembab dan hangat, serta faktor predisposisi yaitu trauma ringan ketika mengorek telinga. Otitis ekterna difusa mengenai kulit liang telinga bagian dua pertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasannya. Bakteri penyebabnya yang tersering adalah Pseudomonas. Gejala otitis eksterna difusa adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening regional dapat membesar, dan tedapat nyeri tekan. Pengobatannya degan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik dengan kulit yang meradang. Kadang diperlukan pula obat antibiotika sistemik. DAFTAR PUSTAKA 1. Adnan. Perkembangan Telinga. 2008. Di akses http://www.scribd.com/doc/33877494/perkembangan-telinga. Pada tanggal 8 November 2012 2. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI. 2008. 20
  • 21. 3. Enriquez A, et al. Basic Otolaryngology. Manila: Department of Otorhinolaryngology UP - PGH. 1993. 4. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring Dengan Salep Ichtyol (Ichtammol) Pada Otitis Eksterna Akut. Di akses di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/tht-farhan.pdf. Pada tanggal 8 November 2012 5. Adams G, Boies L, Higler P. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.1997. 6. Lee K.J, Essential otolaryngology: head and neck surgery. Stamford: Appleton & Lange. 1995. 7. Becker W, Naumann H, Pfaltz C. Ear, Nose, and Throat, A Pocket Reference. Second, revised edition. New York: Thieme. 1994. 8. Stöppler M. Swimmer’s Ear Infection. Di akses: http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.htm Pada Tanggal 11 November 2012 21