1. Ibnu Arabi adalah seorang mistikus Sufi terbesar dari Spanyol abad ke-12 yang dikenal dengan teori Wahdatul Wujud dan pandangannya bahwa semua agama memuja Tuhan yang sama;
2. Menurut Ibnu Arabi hanya ada satu kenyataan yang sesungguhnya yaitu Tuhan, sedangkan seluruh alam semesta termasuk manusia hanyalah manifestasi dari Tuhan;
3. Teorinya mengenai "Taj
1. Abu Bakr Muhammad bin al-’Arabi al-
Hatimi al-Tha’i (Ibnu ‘Arabi)
Gelar : Syekhul Akbar (Guru teragung), Muhy al-Din
(Penghidup Agama)
Lahir : Murcia (Spanyol Selatan) 560 H/1165 M
Wafat : Damaskus 638/1240M
Guru/Orang-orang yang mempengaruhi Ibnu ‘Arabi:
Yasamin Mursyaniyah, Fathimah al-Qurthubiyah, Ibnu
Rusyd, Shadr al-Din al-Qunawi (Murid), Syihab al-Din
umar Suhrawardi, Malik Dhahir dan al-Khidr
5. Segala sesuatu di alam ini adalah berasal dari Tuhan dan
akan kembali kepadanya
Unsur Makhluk (Ada)
Al-Haqq = Bathiniyah. Sesuatu yang langsung dari Tuhan
(Essensi)
Al-Khalq = Lahiriyah. Asal kejadian semua makhluk
(Substansi)
Dari keduanya masing-masing menelorkan sifat Lahut dan
Nasut
6. Al-Wujud al-Haqiqi huwa wujud Allah. Amma
wujudu al-Khalq famujarrah dhillu li al-S}ohib
al-Mir’ah. Fa al-Khalqu s}ibhu wa al-Haqqu
al-munazzahu wa al-Khalqu al-Musyabbah.
Wujud yang hakiki hanyalah wujud
Allah, sedngkan wujud makhluk hanyalah
bayang-bayang dari yang punya bayangan dan
gambaran dalam kaca yang mengaca
8. Proses penjadian memiliki dua kemungkinan
yakni perintah yang diarahkan kepada sesuatu
yang telah ada dan sesuatu yang tiada
Perintah itu bermakna ide atau konsep tentang
ada yang sudah ada dan kepadanyalah perintah
dialamatkan agar ide itu bisa ada secara
lahiriyah
9. DALIL
Aku memang menciptakanmu sebelumnya ketika kamu
bukan apa-apa. Dan Maha tahu akan semua dan
setiap ciptaa-Nya.
Dia tahu apa yang diciptkan-Nya dan cerdik serta
sadar sepenuhnya karena Dia adalah pencipta yang
bijaksana.
10. Tujuan tunggal dari dialektikanya adalah untuk
memperlihatkan kekurangan akal manusia serta
kegagalannya untuk memahami essensial secara
keseluruhan sebagai suatu keseluruhan dan untuk
membuktikan bahwa apa yang disebut
multiplisitas dari obyek-obyek fenomena itu
sesungguhnya tidak mempunyai realitas apapun
dalam diri mereka dan hanya mempunyai
pembenaran dan penjelasan sebagai multiplisitas
dalam cara kita memahaminya
11. 1. Semua yang ada adalah perwujudan atau
manifestasi dari Dzat Tunggal;
2. Dzat tunggal tidak terpecah dan tidak pula terurai
dalam bagian-bagian;
3. Tidak ada yang berlebih atau berkurang dan tidak
ada sesuatu kecuali Dzat Tunggal yang secara
mutlak tidak terbagi dan tidak tidak terpetakan
Haqiiqatu al-’Aqooiq
12. keragaman hubungan ketuhanan. Dan
keragaman ini dikarenakan keragaman
pernyataan. Sedangkan pernyataan ini
berbeda disebabkan keragaman waktu
agama itu diturunkan, gerakan, dan kadar
perhatian. Semua itu disebabkan bedanya
tujuan dan keberbedaan penyingkapan diri
(tajalli). Dari sini dapat disimpulkan
sebenarnya semua agama adalah
sama, dengan jalan yang berbeda menuju
Tuhan yang satu
13. Teori ”Tajalli” yang diusung Ibnu „Arabi bersifat
Sirkuler dan berbeda dengan ”Emanasi”
Neoplatonis yang bersifat Progressif.
Tujuan akhir sufisme adalah etika murni:
1. Penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan selaku
penggerak utama
2. Penanggalan total, Fana al-Ma‟asi Baqa al-Ta‟ah
(Meninggalkan dosa dan menaati perintah)
3. Peniadaan kesadaran terhadap “diri sendiri”
serta pemusatan pada perenungan terhadap
Tuhan semata.