SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KELOMPOK 6




Maqashid merupakan bentuk jama’ dari
maksud, tujuan
secara bahasa adalah tempat
menuju ke sumber air tanpa terputus
secara
makna syar‟i adalah Sesuatu yang ditetapkan Allah SWT
untuk hambanya berupa ajaran agama. Korelasi makna
bahasa dan makna syar’I merupakan jalan ke arah
sumber pokok kehidupan.
berarti tujuan dan
fungsi syariat berupa mendatangkan kemaslahatan, baik
dalam bentuk mewujudkan maupun memelihara
kemaslahatan tersebut.
Maqashid Syari‟ah adalah konsep untuk mengetahui
nilai-nilai dan sasaran syara' yang tersurat dan tersirat
dalam Al-Qur’an dan Hadits, ditetapkan oleh al-Syari'
terhadap manusia adapun tujuan akhir hukum tersebut
adalah satu, yaitu mashlahah atau kebaikan dan




Ibnu Qayyim dan al-syatibi sepakat bahwa Tujuan
Hukum Islam adalah untuk mewujudkan
kemashlahatan hamba dunia dan akhirat.
Menurutnya, seluruh hukum itu mengandung
keadilan, rahmat, kemashlahatan dan Hikmah, jika
keluar dari keempat nilai yang dikandungnya, maka
hukum tersebut tidak dapat dinamakan Hukum
Islam .
Dalam rangka mewujudkan kemashlahatan dunia
dan akhirat itulah, maka para ulama Ushul Fiqh
merumuskan tujuan hukum Islam tersebut kedalam
lima misi, semua misi ini wajib dipelihara untuk
melestarikan dan menjamin terwujudnya


Ijtihad merupakan pencurahan kemampuan seorang
mujtahid dalam rangka memperoleh hukum-hukum
syar’i. ijtihad ini biasa digunakan oleh ahli ushul fiqih
untuk mencari kemaslahatan suatu masalah.
Berbagai macam istilah telah digunakan oleh ahli
ushul fiqih untuk menyebut metode penemuan
hukum. Namun pada dasarnya semua metode
tersebut bermuara pada upaya penemuan maslahat
dan menjadikannya sebagai alat untuk menetapkan
hukum yang permasalahannya tidak disebutkan
dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Maka atas dasar
inilah dapat dikatakan bahwa setiap metode
penetapan hukum yang dipakai oleh para ahli ushul
fiqih bersumber dari Maqashid Al-Syari‟ah.
Adapun hubungan antara Maqashid Al-syari’ah dengan beberapa metode
ijtihad dapat dikemukakan dalam beberapa aspek maslahat yang dapat
dilihat dari:
1. Qiyas
 Dalam ilmu fiqih, qiyas pada umumnya dirumuskan sebagai kiat untuk
menetapkan hukum yang kasusnya tidak terdapat dalam nash dengan cara
menyamakan dengan kasus yang terdapat dalam nash, disebabkan
persamaan illat hukum. Berdasarkan rumusan ini maka dalam
menggunakan metode qiyas, paling tidak empat unsur yang harus ada yaitu
„ashl, far‟u, hukmu al-„ashl, dan illat. Dari keempat unsur itu unsur yang
terakhir yaitu illat, sangat penting dan sangat menentukan. Ada atau tidak
adanya suatu hukum dalam kasus baru sangat tergantung pada ada atau
tidak adanya illat pada kasus tersebut.
 Berbicara tentang illat perlu ditelusuri pengertiannya dalam perbedaan
serta hubungan dengan hikmat. Dalam ilmu ushul fiqih, illat dirumuskan
sebagai suatu sifat tertentu yang jelas dapat diketahui secara obyektif (
zhahir ), dapat diketahui dengan jelas dan ada tolak ukurnya dan sesuai
dengan ketentuan hukum yang keberadaannya merupakan penentu
adanya hukum. Sedangkan hikmat adalah yang menjadi tujuan atau
maksud disyari’atkan hukum dalam wujud kemasalahatan bagi manusia.
Jadi perbedaan antara keduanya terletak pada peranannya dalam
menentukan ada atau tidak adanya hukum. Illat merupakan “tujuan yang



Adapun contoh yang sering digunakan oleh ahli
ushul fiqih adalah mengenai shalat qashr. Untuk
menetapkan boleh atau tidaknya shalat qashr telah
ditetapkan bahwa berpergian merupakan illat
dibolehkannya shalat qashr. Sedangkan
kesulitannya merupakan hikmat dibolehkannya
shalat tersebut. Jadi boleh atau tidaknya shalat
qashr tergantung pada ada atau tidak adanya illat,
yaitu berpergian sebab berpergian dianggap
sebagai indicator adanya kesulitan. Sedangkan
dalam bidang mu’amalah biasanya dikemukakan
tentang hak syuf‟at yaitu hak pembelian bagi
seseorang yang berserikat dengan penjual dalam
sebidang tanah atau tempat tinggal. Dalam hal ini
persekutuan merupakan illat adanya hak syufa’at.
Sedangkan hikmatnya adalah untuk menghindari


Perlu ditambahkan bahwa meskipun contoh diatas
mewakili dua aspek ilmu fiqih, ibadah dan mu’amalah
namun perlu dibedakan antara illat dalam bidang ibadah
dan illat dalam bidang mu’amalah. Dalam bidang bidang
ibadah illat tidak boleh lebih dari sekedar manfa‟at tidak
ada pengaruhnya terhadap istinbath hukum. Dengan
kata lain illat dalam bidang ibadah tidak efektif. Karena
itu pada dasarnya qiyas dalam bidang ibadah tidak
dapat diberlakukan. Sedangkan dalam bidang
mu’amalah illat berlaku efektif dalam menetapkan
hukum. Hal ini didasarkan pada satu teori, bahwa pada
dasarnya aspek mu‟amalah dapat diketahui hikmat dan
rahasianya, sedangkan aspek ibadah tidak demikian.


Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa
dalam qiyas penemuan illat dari hikmat sangat
menentukan keberhasilan mujtahid dalam menetapkan
hukum. Dari sinilah dapat dilihat betapa eratnya
hubungan antara metode qiyas dengan metode
Maqashid Al-Syari’ah. Para ahli ushul fiqih
mengolaborasikan keterkaitan antara keduanya.
Menurut mereka hikmat baru dapat dijadikan illat setelah
diketahui dan ditelusuri maksud disyari‟atkan hukum itu.
Dalam menentukan maksud dan tujuan hukum itu tidak
dapat diabaikan pemahaman tentang mashlahat dan
mafsadat yang merupakan inti dari kajian maqashid alsyari’ah.
2. Istihsan
 Istihsan menurut istilah yaitu beralihnya pemikiran seorang
mujtahid dari tuntutan qiyas yang nyata kepada qiyas yang
samar atau dari hukum umum kepada perkecualian karena ada
mashlahat yang memenangkan perpindahan itu. Metode ini erat
kaitannya dengan maqashid al-syari’ah.
 Adapun beberapa macam istihsan yang langsung ataupun tidak
langsung berkaitan dengan teori maqashid al-syari’ah yaitu :
a. Istihsan bi al-Nash yaitu istihsan berdasarkan pada nash lain
yang menghendaki tidak berlakunya dalil yang pertama. Dalil
yang pertama bersifat khusus sedangkan dalil yang kedua
bersifat umum.
 Contoh :
 Jual-beli salam, pada dasarnya jual beli salam itu dilarang
sebagaimana hadits nabi yang menjelaskan bahwa “janganlah
kamu menjual sesuatu yang bukan milikmu” akan tetapi nabi
sendiri yang mengecualikan ketentuan itu untuk jual beli salam.
Adapun hikmat dibenarkan jual-beli tersebut adalah untuk
membantu pedagang yang tidak punya modal yang cukup
b.

Istihsan bi al-mashlahat yaitu istihsan yang
didasarkan pada mashlahat dalam berbagai
peringkatnya padahal qiyas sendiri tidak
menghendaki demikian. Adakalanya
mashlahat itu masuk peringkat dharuriyat dan
adakalanya masuk hajiyat.
Sebenarnya berbicara tentang istihsan maka
sudah dipastikan bahwa tujuannya adalah
untuk memperoleh kemashlahatan. Hanya
saja kemashlahatan yang dimaksud
adakalanya ditentukan oleh nash dan
adakalanya tidak. Dalam hal yang disebut
3. Al-Mashlahat Al-Mursalat
 Sebagaimana halnya metode ijtihad lainnya almashlahat al-mursalat juga merupakan metode
penetapan hukum yang kasusnya tidak diatur secara
eksplisit dalam Al-Qur’an dan hadits. Hanya saja metode
ini lebih menekankan pada aspek mashlahat secara
langsung. Sehubungan dengan metode ini dalam ilmu
ushul fiqih dikenal ada tiga macam mashlahat yaitu
mashlahat mu‟tabara yaitu mashlahat yang diungkapkan
secara langsung baik dalam Al-Qur’an ataupun hadits.
Maslahat mulghat yaitu maslahat yang bertentangan
dengan ketentuan yang termaktub dalam kedua sumber
hukum islam. Yang terakhir maslahat mursalat yaitu
maslahat yang tidak ditetapkan oleh kedua sumber
hukum islam tersebut.
Pada dasarnya mayoritas ahli ushul fiqih menerima
metode maslahat mursalat. Untuk menggunkan metode
tersebut mereka memberikan beberapa syarat. Adapun
beberapa syarat menurut Al-Ghazali agar maslahat
dapat dijadikan dasar hukum adalah sebagai berikut :
1. Kemaslahatan itu termasuk dalam kategori dharuriyyat.
Artinya bahwa untuk menetapkan suatu kemaslahatan
tingkat keperluannya harus diperhatikan. Apakah sampai
mengancam lima unsur pokok maslahat atau belum
sampai pada batas tsb.
2. Kemaslahatan itu bersifat qath‟i. Artinya yang dimaksud
dengan maslahat tersebut benar-benar telah diyakini
sebagai maslahat, tidak didasarkan pada dugaan (zhan)
semata-mata.
3. Kemaslahatan itu bersifat kulli. Artinya bahwa
kemaslahatan itu berlaku secara umum dan kolektif
tidak bersifat individual.
4. Berdasarkan persyaratan diatas maslahat yang

4. Saddu Al-Zari‟at
 Saddu Al-Zari’at dapat diartikan sebagai upaya
mujtahid untuk menetapkan larangan terhadap
satu kasus hukum yang pada dasarnya mubah.
Larangan itu dimaksudkan untuk menghindari
perbuatan atau tindakan lain yang dilarang.
Metode ini lebih bersifat preventif artinya segala
sesuatu yang mubah tetapi membawa kepada
perbuatan yang haram maka hukumnya menjadi
haram. Diantara kasus yang diselesaikan dengan
metode ini adalah kasus pemberian hadiah
kepada hakim. Seorang hakim dilarang menerima
hadiah dari para pihak yang sedang berperkara,
sebelum pekara itu diputuskan. Karena
Para ahli ushul fiqih membagi zari’at menjadi empat
macam yaitu :
1. Zari’at yang secara pasti akan membawa mafsadat,
seperti menggali sumur dijalan umum yang gelap.
Terhadap zari’at seperti ini para ahli ushul fiqih
sepakat melarangnya.
2. Zari’at yang jarang membawa mafsadat, seperti
menanam dan membudidayakan anggur. Meskipun
buah anggur kemungkinan dapat dibuat minuman
keras namun hal tersebut termasuk jarang. Karena itu
ahli ushul fiqih menanam anggur tidak perlu dilarang.
3. Zari’at yang berdasarkan dugaan yang kuat akan
membawa pada mafsadat seperti menjual buah
anggur kepada orang atau perusahaan yang biasa
memproduksi minuman keras. Dan zari’at ini harus
dilarang.
4. Zari’at yang sering kali membawa mafsadat namun
kekhawatiran terjadinya tidak sampai dugaan yang
kuat melainkan atas dasar asumsi biasa saja.
Misalnya transaksi jual-beli secara kredit.



Terlepas dari kategori mana zari’at yang harus
dilarang yang jelas dapat dipahami bahwa metode
saddu al-zari’at secara langsung berhubungan
dengan memelihara kemaslahatan sekaligus
menghindari kemafsadatan. Itulah gambaran
ringkasan tentang teori tentang ijtihad dan
hubungannya dengan maqashid al-syari’ah. Ijtihad
dapat dikatakan sebagai metode dalam
penetapan hukum Islam. Sebagai metode tentu
memiliki melebihan dan kekurangan. Begitu pula
dengan teori maqashid al-syari’ah. Teori ini
dikembangkan oleh syaitibi dari kalangan
malikiyah. Kelebihan dari teori ini adalah adanya

More Related Content

What's hot

An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)Taufik Rahman
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 
Kitab kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab   kitab hadis al- mu’tabarahKitab   kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab kitab hadis al- mu’tabarahUtami Rahmawati
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabihqoida malik
 
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamDalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamAnas Wibowo
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaFerri Lee
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Nurul Fajriyah
 
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTHukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTAnas Wibowo
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahNeyna Fazadiq
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahtriutaribismillah
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADNovianti Rossalina
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Marhamah Saleh
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Nuelnuel11
 

What's hot (20)

An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Makalah poligami
Makalah poligami Makalah poligami
Makalah poligami
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum AlaihMAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
 
Kitab kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab   kitab hadis al- mu’tabarahKitab   kitab hadis al- mu’tabarah
Kitab kitab hadis al- mu’tabarah
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
Fiqh - Muamalah
Fiqh - MuamalahFiqh - Muamalah
Fiqh - Muamalah
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabih
 
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamDalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum Islam
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)
 
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTHukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPT
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariah
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
 
Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)Ciri dan sifat hukum adat(1)
Ciri dan sifat hukum adat(1)
 

Similar to Hubungan maqasid dg metode ijtihad

perkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdfperkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdfEkoPriyojadmiko
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihadInternet Explorer
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxadindaarief
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islamtaufiq_zhaen
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihEncep Abdul Rojak
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docxMakalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docxmediapro5
 
Pendidikan agama tatap muka vi
Pendidikan agama tatap muka viPendidikan agama tatap muka vi
Pendidikan agama tatap muka viNurul Arifin S
 
Fiqh Awlawiyyat
Fiqh AwlawiyyatFiqh Awlawiyyat
Fiqh Awlawiyyatdr2200s
 

Similar to Hubungan maqasid dg metode ijtihad (20)

Masolih
MasolihMasolih
Masolih
 
Edit usul fiqh 2 0506
Edit usul fiqh 2 0506Edit usul fiqh 2 0506
Edit usul fiqh 2 0506
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
perkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdfperkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdf
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptx
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islam
 
Hukum makan katak
Hukum makan katakHukum makan katak
Hukum makan katak
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docxMakalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
Makalah Qowaid Fiqihiyyah Kl.4 HTN1.Smt6.docx
 
Pendidikan agama tatap muka vi
Pendidikan agama tatap muka viPendidikan agama tatap muka vi
Pendidikan agama tatap muka vi
 
Fiqh Awlawiyyat
Fiqh AwlawiyyatFiqh Awlawiyyat
Fiqh Awlawiyyat
 

More from Nur Laily

PENGASUHAN DAN PEKERJAAN
PENGASUHAN DAN PEKERJAANPENGASUHAN DAN PEKERJAAN
PENGASUHAN DAN PEKERJAANNur Laily
 
Metodologi Hukum Syafi'i
Metodologi Hukum Syafi'iMetodologi Hukum Syafi'i
Metodologi Hukum Syafi'iNur Laily
 
Mencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir AlternatifMencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir AlternatifNur Laily
 
FIKIH NAWAZIL
FIKIH NAWAZILFIKIH NAWAZIL
FIKIH NAWAZILNur Laily
 
Asuransi syari'ah
Asuransi syari'ahAsuransi syari'ah
Asuransi syari'ahNur Laily
 
Penyelesaian sengketa perbankan syari'ah
Penyelesaian sengketa perbankan syari'ahPenyelesaian sengketa perbankan syari'ah
Penyelesaian sengketa perbankan syari'ahNur Laily
 
Baitul mal wat tamsil
Baitul mal wat tamsilBaitul mal wat tamsil
Baitul mal wat tamsilNur Laily
 

More from Nur Laily (7)

PENGASUHAN DAN PEKERJAAN
PENGASUHAN DAN PEKERJAANPENGASUHAN DAN PEKERJAAN
PENGASUHAN DAN PEKERJAAN
 
Metodologi Hukum Syafi'i
Metodologi Hukum Syafi'iMetodologi Hukum Syafi'i
Metodologi Hukum Syafi'i
 
Mencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir AlternatifMencari Model Tafsir Alternatif
Mencari Model Tafsir Alternatif
 
FIKIH NAWAZIL
FIKIH NAWAZILFIKIH NAWAZIL
FIKIH NAWAZIL
 
Asuransi syari'ah
Asuransi syari'ahAsuransi syari'ah
Asuransi syari'ah
 
Penyelesaian sengketa perbankan syari'ah
Penyelesaian sengketa perbankan syari'ahPenyelesaian sengketa perbankan syari'ah
Penyelesaian sengketa perbankan syari'ah
 
Baitul mal wat tamsil
Baitul mal wat tamsilBaitul mal wat tamsil
Baitul mal wat tamsil
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Hubungan maqasid dg metode ijtihad

  • 2.   Maqashid merupakan bentuk jama’ dari maksud, tujuan secara bahasa adalah tempat menuju ke sumber air tanpa terputus secara makna syar‟i adalah Sesuatu yang ditetapkan Allah SWT untuk hambanya berupa ajaran agama. Korelasi makna bahasa dan makna syar’I merupakan jalan ke arah sumber pokok kehidupan. berarti tujuan dan fungsi syariat berupa mendatangkan kemaslahatan, baik dalam bentuk mewujudkan maupun memelihara kemaslahatan tersebut. Maqashid Syari‟ah adalah konsep untuk mengetahui nilai-nilai dan sasaran syara' yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadits, ditetapkan oleh al-Syari' terhadap manusia adapun tujuan akhir hukum tersebut adalah satu, yaitu mashlahah atau kebaikan dan
  • 3.   Ibnu Qayyim dan al-syatibi sepakat bahwa Tujuan Hukum Islam adalah untuk mewujudkan kemashlahatan hamba dunia dan akhirat. Menurutnya, seluruh hukum itu mengandung keadilan, rahmat, kemashlahatan dan Hikmah, jika keluar dari keempat nilai yang dikandungnya, maka hukum tersebut tidak dapat dinamakan Hukum Islam . Dalam rangka mewujudkan kemashlahatan dunia dan akhirat itulah, maka para ulama Ushul Fiqh merumuskan tujuan hukum Islam tersebut kedalam lima misi, semua misi ini wajib dipelihara untuk melestarikan dan menjamin terwujudnya
  • 4.  Ijtihad merupakan pencurahan kemampuan seorang mujtahid dalam rangka memperoleh hukum-hukum syar’i. ijtihad ini biasa digunakan oleh ahli ushul fiqih untuk mencari kemaslahatan suatu masalah. Berbagai macam istilah telah digunakan oleh ahli ushul fiqih untuk menyebut metode penemuan hukum. Namun pada dasarnya semua metode tersebut bermuara pada upaya penemuan maslahat dan menjadikannya sebagai alat untuk menetapkan hukum yang permasalahannya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Maka atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa setiap metode penetapan hukum yang dipakai oleh para ahli ushul fiqih bersumber dari Maqashid Al-Syari‟ah.
  • 5. Adapun hubungan antara Maqashid Al-syari’ah dengan beberapa metode ijtihad dapat dikemukakan dalam beberapa aspek maslahat yang dapat dilihat dari: 1. Qiyas  Dalam ilmu fiqih, qiyas pada umumnya dirumuskan sebagai kiat untuk menetapkan hukum yang kasusnya tidak terdapat dalam nash dengan cara menyamakan dengan kasus yang terdapat dalam nash, disebabkan persamaan illat hukum. Berdasarkan rumusan ini maka dalam menggunakan metode qiyas, paling tidak empat unsur yang harus ada yaitu „ashl, far‟u, hukmu al-„ashl, dan illat. Dari keempat unsur itu unsur yang terakhir yaitu illat, sangat penting dan sangat menentukan. Ada atau tidak adanya suatu hukum dalam kasus baru sangat tergantung pada ada atau tidak adanya illat pada kasus tersebut.  Berbicara tentang illat perlu ditelusuri pengertiannya dalam perbedaan serta hubungan dengan hikmat. Dalam ilmu ushul fiqih, illat dirumuskan sebagai suatu sifat tertentu yang jelas dapat diketahui secara obyektif ( zhahir ), dapat diketahui dengan jelas dan ada tolak ukurnya dan sesuai dengan ketentuan hukum yang keberadaannya merupakan penentu adanya hukum. Sedangkan hikmat adalah yang menjadi tujuan atau maksud disyari’atkan hukum dalam wujud kemasalahatan bagi manusia. Jadi perbedaan antara keduanya terletak pada peranannya dalam menentukan ada atau tidak adanya hukum. Illat merupakan “tujuan yang 
  • 6.  Adapun contoh yang sering digunakan oleh ahli ushul fiqih adalah mengenai shalat qashr. Untuk menetapkan boleh atau tidaknya shalat qashr telah ditetapkan bahwa berpergian merupakan illat dibolehkannya shalat qashr. Sedangkan kesulitannya merupakan hikmat dibolehkannya shalat tersebut. Jadi boleh atau tidaknya shalat qashr tergantung pada ada atau tidak adanya illat, yaitu berpergian sebab berpergian dianggap sebagai indicator adanya kesulitan. Sedangkan dalam bidang mu’amalah biasanya dikemukakan tentang hak syuf‟at yaitu hak pembelian bagi seseorang yang berserikat dengan penjual dalam sebidang tanah atau tempat tinggal. Dalam hal ini persekutuan merupakan illat adanya hak syufa’at. Sedangkan hikmatnya adalah untuk menghindari
  • 7.  Perlu ditambahkan bahwa meskipun contoh diatas mewakili dua aspek ilmu fiqih, ibadah dan mu’amalah namun perlu dibedakan antara illat dalam bidang ibadah dan illat dalam bidang mu’amalah. Dalam bidang bidang ibadah illat tidak boleh lebih dari sekedar manfa‟at tidak ada pengaruhnya terhadap istinbath hukum. Dengan kata lain illat dalam bidang ibadah tidak efektif. Karena itu pada dasarnya qiyas dalam bidang ibadah tidak dapat diberlakukan. Sedangkan dalam bidang mu’amalah illat berlaku efektif dalam menetapkan hukum. Hal ini didasarkan pada satu teori, bahwa pada dasarnya aspek mu‟amalah dapat diketahui hikmat dan rahasianya, sedangkan aspek ibadah tidak demikian.
  • 8.  Berdasarkan pernyataan diatas dapat dipahami bahwa dalam qiyas penemuan illat dari hikmat sangat menentukan keberhasilan mujtahid dalam menetapkan hukum. Dari sinilah dapat dilihat betapa eratnya hubungan antara metode qiyas dengan metode Maqashid Al-Syari’ah. Para ahli ushul fiqih mengolaborasikan keterkaitan antara keduanya. Menurut mereka hikmat baru dapat dijadikan illat setelah diketahui dan ditelusuri maksud disyari‟atkan hukum itu. Dalam menentukan maksud dan tujuan hukum itu tidak dapat diabaikan pemahaman tentang mashlahat dan mafsadat yang merupakan inti dari kajian maqashid alsyari’ah.
  • 9. 2. Istihsan  Istihsan menurut istilah yaitu beralihnya pemikiran seorang mujtahid dari tuntutan qiyas yang nyata kepada qiyas yang samar atau dari hukum umum kepada perkecualian karena ada mashlahat yang memenangkan perpindahan itu. Metode ini erat kaitannya dengan maqashid al-syari’ah.  Adapun beberapa macam istihsan yang langsung ataupun tidak langsung berkaitan dengan teori maqashid al-syari’ah yaitu : a. Istihsan bi al-Nash yaitu istihsan berdasarkan pada nash lain yang menghendaki tidak berlakunya dalil yang pertama. Dalil yang pertama bersifat khusus sedangkan dalil yang kedua bersifat umum.  Contoh :  Jual-beli salam, pada dasarnya jual beli salam itu dilarang sebagaimana hadits nabi yang menjelaskan bahwa “janganlah kamu menjual sesuatu yang bukan milikmu” akan tetapi nabi sendiri yang mengecualikan ketentuan itu untuk jual beli salam. Adapun hikmat dibenarkan jual-beli tersebut adalah untuk membantu pedagang yang tidak punya modal yang cukup
  • 10. b. Istihsan bi al-mashlahat yaitu istihsan yang didasarkan pada mashlahat dalam berbagai peringkatnya padahal qiyas sendiri tidak menghendaki demikian. Adakalanya mashlahat itu masuk peringkat dharuriyat dan adakalanya masuk hajiyat. Sebenarnya berbicara tentang istihsan maka sudah dipastikan bahwa tujuannya adalah untuk memperoleh kemashlahatan. Hanya saja kemashlahatan yang dimaksud adakalanya ditentukan oleh nash dan adakalanya tidak. Dalam hal yang disebut
  • 11. 3. Al-Mashlahat Al-Mursalat  Sebagaimana halnya metode ijtihad lainnya almashlahat al-mursalat juga merupakan metode penetapan hukum yang kasusnya tidak diatur secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan hadits. Hanya saja metode ini lebih menekankan pada aspek mashlahat secara langsung. Sehubungan dengan metode ini dalam ilmu ushul fiqih dikenal ada tiga macam mashlahat yaitu mashlahat mu‟tabara yaitu mashlahat yang diungkapkan secara langsung baik dalam Al-Qur’an ataupun hadits. Maslahat mulghat yaitu maslahat yang bertentangan dengan ketentuan yang termaktub dalam kedua sumber hukum islam. Yang terakhir maslahat mursalat yaitu maslahat yang tidak ditetapkan oleh kedua sumber hukum islam tersebut.
  • 12. Pada dasarnya mayoritas ahli ushul fiqih menerima metode maslahat mursalat. Untuk menggunkan metode tersebut mereka memberikan beberapa syarat. Adapun beberapa syarat menurut Al-Ghazali agar maslahat dapat dijadikan dasar hukum adalah sebagai berikut : 1. Kemaslahatan itu termasuk dalam kategori dharuriyyat. Artinya bahwa untuk menetapkan suatu kemaslahatan tingkat keperluannya harus diperhatikan. Apakah sampai mengancam lima unsur pokok maslahat atau belum sampai pada batas tsb. 2. Kemaslahatan itu bersifat qath‟i. Artinya yang dimaksud dengan maslahat tersebut benar-benar telah diyakini sebagai maslahat, tidak didasarkan pada dugaan (zhan) semata-mata. 3. Kemaslahatan itu bersifat kulli. Artinya bahwa kemaslahatan itu berlaku secara umum dan kolektif tidak bersifat individual. 4. Berdasarkan persyaratan diatas maslahat yang 
  • 13. 4. Saddu Al-Zari‟at  Saddu Al-Zari’at dapat diartikan sebagai upaya mujtahid untuk menetapkan larangan terhadap satu kasus hukum yang pada dasarnya mubah. Larangan itu dimaksudkan untuk menghindari perbuatan atau tindakan lain yang dilarang. Metode ini lebih bersifat preventif artinya segala sesuatu yang mubah tetapi membawa kepada perbuatan yang haram maka hukumnya menjadi haram. Diantara kasus yang diselesaikan dengan metode ini adalah kasus pemberian hadiah kepada hakim. Seorang hakim dilarang menerima hadiah dari para pihak yang sedang berperkara, sebelum pekara itu diputuskan. Karena
  • 14. Para ahli ushul fiqih membagi zari’at menjadi empat macam yaitu : 1. Zari’at yang secara pasti akan membawa mafsadat, seperti menggali sumur dijalan umum yang gelap. Terhadap zari’at seperti ini para ahli ushul fiqih sepakat melarangnya. 2. Zari’at yang jarang membawa mafsadat, seperti menanam dan membudidayakan anggur. Meskipun buah anggur kemungkinan dapat dibuat minuman keras namun hal tersebut termasuk jarang. Karena itu ahli ushul fiqih menanam anggur tidak perlu dilarang. 3. Zari’at yang berdasarkan dugaan yang kuat akan membawa pada mafsadat seperti menjual buah anggur kepada orang atau perusahaan yang biasa memproduksi minuman keras. Dan zari’at ini harus dilarang. 4. Zari’at yang sering kali membawa mafsadat namun kekhawatiran terjadinya tidak sampai dugaan yang kuat melainkan atas dasar asumsi biasa saja. Misalnya transaksi jual-beli secara kredit. 
  • 15.  Terlepas dari kategori mana zari’at yang harus dilarang yang jelas dapat dipahami bahwa metode saddu al-zari’at secara langsung berhubungan dengan memelihara kemaslahatan sekaligus menghindari kemafsadatan. Itulah gambaran ringkasan tentang teori tentang ijtihad dan hubungannya dengan maqashid al-syari’ah. Ijtihad dapat dikatakan sebagai metode dalam penetapan hukum Islam. Sebagai metode tentu memiliki melebihan dan kekurangan. Begitu pula dengan teori maqashid al-syari’ah. Teori ini dikembangkan oleh syaitibi dari kalangan malikiyah. Kelebihan dari teori ini adalah adanya