2. Al-khulafa al-rasyidun adalah penafsir hukum
awal dengan kapasitas kemanusiaan, dalam
arti pada saat ini tidak ada lagi wahyu yang
turun.
3. Mampu meneruskan kepemimpinan dan meluaskan
wilayah kekusaan Negara, memperbanyak pemeluk
agama islam, dan menjaga keutuhan ajarannya.
Berhasil menjalankan ajaran islam dalam kehidupan
dengan mengaplikasikan nilai-nilai al-quran dalam
bersikap dan bertingkah laku, sehingga menjadi
panutan dan suri tauladan yang luhur.
Menciptakan pola-pola pemikiran hokum yang menjadi
acuan dalam memahami ajaran islam ketika berhadapan
dengan tantangan dan perubahan zaman.
4. Bagaimana perubahan masyrakat yang dihadapi al-rasyidun, apa faktor
penyebabnya, bagaimana cara al-khulafa al-rasyidun menganalisisnya,
dan bagaimana pula ketika membuat ketetapannya.
Tentang al-khulafa al-rasyidun, siapa dan bagaimana kedudukannya
dalam bidang politik, bagaimana prosese pengangkatannya, sejauh
mana kapabilitas dan kapasitasnya sebagai kepala Negara, dimana
kedudukannya, apa system pemerintahannya, dan mengapa mereka
disebut al-khulafa al-rasyidun.
Tentang ijtihad al-khulafa al-rasyidun, bidang apa saj aijtihad mereka,
bagaimana kekuatan argumentasi pendapat mereka, bagaimana
tanggapan ulama pada saat itu, bagaimana metode ijtihad mereka,
dimana perbeaanya dengan ijtihad ulama lain saat itu.
Tentang hokum, apakah hukum islam mengalami perubahan ketentuan,
kapan dan dimana perubahan itu pernah terjadi, apa yang
melatarbelakangi terjadinya perubahan, apakah ketentuan yang berubah
tersebut dapat dikatergorikan sebagai hukum islam.
5. Kata ‘hukum’ berasal dari bahasa arab, yaitu al-hukum,
yang mempunyai makna its batu amrin li amrin au
nafyuhu ‘anhu (menetapkan sesuatu kepada sesuatu
atau menafikan sesuatu dari sesuatu), dan al-qada bi al-
‘adalah (memutuskan dengan adil).
Sedangkan hukum syariat dipahami sebagai segala
ketentuan yang dikeluarkan dari al-quran dan sunnah.
6. syariat itu adalah sebuah hukum yang berisi tentang
perintah dan larangan yang tujuan akhirya tidak lain
adalah menggiring manusia untuk mengabdi kepada
allah swt sebagai sang pembuat hukum.
fiqh dimaksudkan dengan ketetapan hukum yang
dihasilakan melalui ijtihad, yaitu ketentuan hukum
yang dikeluarkan ulama dari pemahaman mereka
terhadap ras.
7. Yaitu adanya upaya dalam memahami hukum-hukum
dari dalilnya, serta menafsirkannya kedalam hukum
yang baru.
Perkembanagan dan perubahan masyarakat adalah
faktor penting lahirnya ijtihad, sebab pada saat itu
terjadi pula kasus baru yang berbeda yang tentu nya
memerlukan aturan pula. Segala aturan yang
dikeluarkan mujtahid maka hukum tersebut adalah
hokum islam, artinya jika umat menjadikannya sebagai
aturan allah meridhainya.
8. Menurut Ian Robertson ada beberapa faktor yang
menyebabkan perubahan sosial :
Lingkungan, populasi, pemikiran, peristiwa dan inovasi
kultur, perbuatan manusia dan teknologi.
9. Ada dua hal yang mesti dimiliki dalam suatu kelompok
manusia yaitu, pemimpin dan aturan. karena manusia
itu adalah makhluk yang lemah yang harus saling bahu
membahu untuk memenuhi kebutuhannya.
10. Dar al-nadwah. Tempat yang digunakan untuk memanggil
kaum qurays berkumpul dalam membicarakan persoalan
yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Riyasah liwa’, yaitu pemegang pimpinan militer yang
dipercayakan untuk mengatur kekuatan bersenjata seluruh
masyarakat quraisy.
Riyasah hijabah, yaitu jabatan yang mengurusi ka’bah dan
harta bendanya, disebut juga sidanah, maknanya khidmah
kepada baitullah.
Riyasah siqayah. Yaitu jabatan mengurus memberi makan
dan minum jamaah haji.
11. Kepercayaan
Norma kemuliaan
Penghargaan terhadap wanita : wa’du albanat,
perkawinan arab, pembatasan poligami, Ummu walad,
Wanita ahli kitab, Talak tiga sekaligus dan Hak nafkah
batin istri
Ekonomi
Warisan
Sanksi khamar
12. Prinsip kebersamaan
Prinsip tujuan hokum yang terarah
Prinsip rasionalitas
Prinsip mendengar suara hati (istihsan)
Prinsip keterbukaan
15. Shalat terawih berjemaah
Menambah adzan jumat menjadi dua kali
Mendahulukan khutbah dari shalat id
16. Menetapkan hukum wajib zakat : Abu bakar memanggil beberapa
orang ahli syura untuk membicarakan persoalan ini, bagaimana
hukumnya dan pa tindakan yang harus diambil kepada Negara.
Menurutnya mereka harus diperangi, menurut umar tidak ada dalil
yang kuat untuk memerangi mereka, oleh karena itu harus dicari
pendekatan lain yang lebih lunak dalam bentuk amar ma’ruf nahi
munkar.
Menghapuskan hak mualllaf dari zakat : Salah satu siyasah agama
dalam bersikap terhadap orang musyrik adalah member mereka satu
saham dari harta zakat, mereka itulah yang disebut muallaf.
Menambah unit barang yang dizakati : Ketika penduduk mesir dan
syam dating kepada umar bermusyawarah dan semua menyetujuinya,
kecuali ali. Umar akhirnya memungut juga zakatnya dengan ketentuan
budak sebesar 10 dirham dan memberikan dua takar gandum setiap
bulan kepada pemiliknya.
17. Mencabut kebolehan menikahi wanita kitabiyah
Ijtihad tentang talak tiga
Hak mengasuh anak
18. Pembentukan Negara dengan satu kepala pemerintahan
Pembentukan aparat Kenegaraan
Persoalan ghanimah
Menetapkan penanggalan
Memberi bantuan untuk rakyat
21. Umar dan ali adalah tokoh sentral dalam mewarnai prestasi
pemerintahan al-khulafa ar-rasyidun yang menjadi inti kebesaran
pemerintahan periode ini. Sayangnya, estafet kepemimpinan al-
khulafa ar-rasyidun diantarai oleh enam tahun kedua
pemerintahan ustman yang menyebabkan evolusi pemikiran
keislaman mengalami pelambatan, sementara pada saat
kepemimpinan ali waktu telah berubah, arus polik menjadi liar
dan akhirnya energi habis hanya untuk mengurangi peperangi.
Rahasia kesuksesan mereka dinyatakan oleh imam syafi’i. status
mereka dalam sejarah sebagai generasi awal keislaman yang
dikatakan syafi’I memang telah berakhir, tetapi untuk
pemahaman terhadap alquran terutama tentang ijtihad di bidang
hukum mereka tetap hidup dalam jiwa ulama dan para mujtahid
di setiap waktu dan ijtihad mereka