Dokumen tersebut membahas tentang empat konsep penting dalam sistem pemerintahan Islam yaitu khilafah, imamah, wizarah, dan ahl al-hall wa al-‘aqd. Khilafah adalah sistem kepemimpinan umum berdasarkan hukum syariat Islam sedangkan imamah merujuk pada konsep kepemimpinan yang dipimpin oleh seorang imam. Wizarah adalah pembantu kepala negara dalam menjalankan tugas-tugasnya. Ahl
2. 1. KHILAFAH
Arti kata khilafah berasal dari kata kha-la-fa, yang berarti
menggantikan. Khilafah adalah sebuah sistem kepemimpinan umum
di mana dalam penerapannya menggunakan hukum syariat
islam sebagai dasar. Khilafah merupakan sistem Pemerintahan yang
populer diterapkan pada masa awal kejayaan Islam setelah wafatnya
nabi Muhammad SAW.
Gambaran penerapan arti khilafah adalah ketika sebuah
Negara Khilafah berdiri atas persetujuan seluruh umat Islam, dibai'at
lah seorang Khalifah. Setelah dibai'atnya khalifah secara sah, maka
pendirian Negara Khilafah maupun pembai'atan Khalifah lain
setelahnya menjadi tidak sah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi
Muhammad tentang pembai'atan Khalifah.
3. Sejarah
Khilafah
Khilafah pertama
Sistem Khilafah diterapkan di era awal-awal berkembangnya agama Islam.
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 632, terjadi kekosongan
pemimpin umat Islam setelahnya. Posisi khalifah kemudian diduduki oleh
sahabat-sahabat nabi.
Masa kekhalifahan pertama di mulai oleh Abu bakar (632-634), Umar bin
Khattab(634-644), Utsman bin 'Affan (644-656), dan Ali bin Abi Thalib (656-661).
Masa inilah yang disebut juga masa Kekhalifahan Rashidun.
01
Khilafah Kedua
Kekhalifahan kedua yakni kekhalifahan umayyah yang diperintah oleh
bani Umayya, klan Mekah yang diturunkan dari Umayyah bin Abd Shams.
Khilafah melanjutkan penaklukan Arab, menggabungkan Kaukasus,
Transoxiana, Sindh, Maghreb dan Semenanjung Iberia (Al-Andalus) ke dalam
dunia Muslim.
02
Khilafah Ketiga
Kemudian, muncul revolusi Abbasiyah dari 746-750, yang dimana muncul
akibat dari pencopotan hak pilih Muslim non-Arab, Kekhalifahan Abbasiyah
didirikan pada 750. Kekhalifahan Abbasiyah diperintah oleh Abbasiyah,
sebuah dinasti asal Mekah yang diturunkan dari Hasyim, kakek buyut
Muhammad. Pada masa ini, Khalifah al-Mansur mendirikan ibu kota kedua
Baghdad pada tahun 762 yang menjadi pusat ilmiah, budaya dan seni utama,
seperti halnya wilayah secara keseluruhan selama periode yang dikenal
sebagai Zaman Keemasan Islam.
03
Khilafah Keempat
Kekhalifahan besar yang keempat yaitu kekhalifahan Utsmaniyah.
Didirikan setelah penaklukan mereka atas Mamluk Mesir pada tahun 1517.
Penaklukan tersebut memberikan kontrol kepada Ottoman atas kota-kota suci
Mekah dan Madinah, yang sebelumnya dikendalikan oleh Mamluk.
04
4. Struktur Pemerintahan
dalam Khilafah
Sistem Pemerintahan Khilafah, dipimpin oleh seseorang yang
disebut sebagai khalifah. Khalifah diangkat oleh umat melalui bai’at.
Seorang khalifah bisa dikoreksi dan diprotes oleh umat jika
kebijakannya menyimpang dari ketentuan syariat.
Khalifah juga dibantu oleh para pembantu khalifah di berbagai
bidang seperti pemerintahan, administrasi, kota, keamanan,
perindustrian, peradilan, kesehatan, keuangan, penerangan, dan
majelis umat.
Cabang Islam Sunni menetapkan bahwa sebagai kepala negara,
seorang khalifah dapat berkuasa dengan salah satu dari empat cara
baik melalui pemilihan, melalui pencalonan atau melalui seleksi oleh
komite.
Namun, para pengikut Islam Syiah percaya bahwa seorang khalifah
haruslah seorang imam yang dipilih oleh Tuhan dari Ahl al-Bayt
(merujuk pada keluarga nabi Muhammad SAW).
5. 2. IMAMAH
Imamah berasal dari kata amama yang berarti dimuka. Imamah
berarti keimaman, kepemimpinan pemerintahan. Imamah adalah
sebuah sistem dan metode untuk memahami kenabian, kemudian ia
berubah menjadi warna politis kekuasaan. Imamah juga
berarti konsep kepemimpinan yang dipimpin oleh seorang imam
Dalam wacana fiqh siyasah, kata imamah biasanya diidentikkan
dengan khilafah. Keduanya menunjukkan pengertian kepemimpinan ter-
tinggi dalam negara Islam. Istilah imamah lebih banyak digunakan oleh
kalangan Syi’ah, sedangkan istilah khilafah lebih populer
penggunaannya dalam masyarakat Sunni. Hanya saja terdapat
perbedaan mendasar antara kedua aliran ini dalam memahami imamah.
Kelompok Syi'ah memandang hahwa imamah merupakan bagian dari
prinsip ajaran agama, sedangkan Sunni tidak memandang demikian
6. Imamah sering diartikan sebagai kepemimpinan.
Akan tetapi dalam Konsep imam yang
berkembang dalam sejarah Islam, seperti dapat
dilihat dalam kitab-kitab kuning, mempunyai
beberapa pengertian ;
Imam dalam arti “pemimpin umat”.
Imam dalam hal ini sering disepadangkan dengan Khalifah. Hanya saja imam
dipergunakan oleh kalangan Syi’ah, sedangkan khalifah oleh Sunni. Oleh karena
itu, golongan Syi’ah menamakan kepemimpinan mereka dengan imamah,
sedangkan Sunni menggunakan khalifah
a
c
b
Imam dalam arti “pemimpin shalat jemaaah”.
Imam dalam arti ini mempunyai beberapa ketentuan seperti orang yang bagus
qira’atnya, wara’, dituakan. Biasanya imam dalam arti ini diberi tugas sampingan di
masyarakat untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
Imam dalam arti “pendiri madzhab”
Seperti para pendiri madzhab empat, yaitu imam Malik, Imam hanafi, Imam
Syafi’I, dan Imam Hambali.
7. Teori politik imamah
Defenisi lain Imamah adalah Negara besar yang mengatur urusan-urusan agama dan dunia.
Tetapi, lebih tepat lagi apabila dikatakan bahwa Imamah adalah pengganti Nabi di dalam
menegakkan agama.
Di dalam paham Syi'ah, imamah (kepemimpinan) memiliki makna yang lebih khusus, karena di
dalamnya kepemimpinan dibatasi hanya sebagai hak mutlak Ahlul Bait, yaitu Ali dan keturunannya.
Dengan batasan semacam itu, maka model kepemimpinan dalam imamah didasarkan pada sistem
"penunjukan" nabi saw kepeda Ali dan turun-menurun oleh keturunannya
Pemakaian konsep Imamah secara evolutif telah mengalami perkembangan makna.
Di sini imamah yang berarti sama dengan khalifah sebagai konsep politik. Namun,
dalam perkembangannya kemudian imamah diberi muatan ideologis dan teologis
sehingga tidak murni lagi sebagai konsep politik, melainkan berkembang menjadi
pemimpin spiritual yang mempunyai makna sakral.
9. 3. WIZARAH
Kata wizarah terambil dari kata al-wazir, yang berarti berat.
Dikatakan demikian, karena seorang wazir memikul beban tugas-tugas
kenegaraan yang berat. Kepadanyalah dilimpahkan sebagian
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintahan dan pelaksanaanya. Dalam
bahasa Arab dan persia modern, wazir mempunyai pengertian yang
sama dengan menteri yang mengepalai departemen dalam
pemerintahan.
Dapat ditarik pemahaman bahwa Wazir merupakan pembantu
kepala Negara, Raja atau Khalifah dalam menjalankan tugas-tugasnya.
10. Sejarah Wizarah
Ketika Rasulullah wafat, kaum muslimin memilih Abu Bakar
menjadi Khalifah dan ia menjadikan umar wazirnya.
Kemudian diteruskan oleh Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib.
Pada masa dinasti umayyah, Wizarah merupakan pangkat
paling tinggi diseluruh dinasti tersebut.
Pada masa dinasti Abbasiyyah muncul, kedaulatan
berkembang, Pangkatpangkat kerajaan tinggi, Pengawasan
terhadap tata buku dipercayakan kepada seorang Wazir
Setiap orang tunduk kepadanya. Seorang Wazir.
Akhirnya, dinasti Turki muncul di mesir. Raja-raja Turki
mempermalukan Wizarah yang telah kehilangan identitasnya,
karena para amir mencampakkannya
11. Macam-Macam
Wizarah
Konsep wizarat (para pembantu khalifah)
dalam sistem pemerintahan Islam terbagi
menjadi dua,
Wazir al-Tafwidh
(pembantu khalifah
bidang pemerintahan)
Wazir al-Tanfidz
(pembantu khalifah
bidang administrasi).
12. 4. AHLU AL-HALLI WA AL-‘AQD
Secara bahasa Ahl al-hall wa al-‘Aqd memiliki pengertian ”orang-
orang yang melepas dan megikat” atau ”orang yang dapat memutuskan
dan mengikat”. Sedangkan menurut para Ahli fiqih siyasah, Ahl al-hall wa
al-’Aqd adalah orang-orang yang memiliki kewenangan untuk
memutuskan dan menentukan sesuatu atas nama umat (warga negara).
atau lembaga perwakilan yang menampung dan menyalurkan aspirasi
atau suara suatu masyarakat.
13. Dari uraian para ulama tentang ahl al-hall wa al-‘aqd ini tampak hal-hal
sebagai berikut:
1. ahl al-hall wa al-‘aqd adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang
mempunyai wewenang untuk memilih dan membaiat imam.
2. ahl al-hall wa al-‘aqd mempunyai wewenang mengarahkan kehidupan
masyarakat kepada yang maslahat.
3. ahl al-hall wa al-‘aqd mempunyai wewenang membuat undang-
undang yang mengikat kepada seluruh umat di dalam hal-hal yang
tidak diatur secara tegas oleh Al-Qur’an dan Hadis.
4. ahl al-hall wa al-‘aqd tempat konsultasi imam di dalam menentukan
kebijakannya.
5. ahl al-hall wa al-‘aqd mengawasi jalannya pemerintahan, wewenang
nomor I dan 2 mirip dengan wewenang MPR, wewenang nomor 3 dan
5 adalah wewenang DPR, dan wewenang nomor 4 adalah wewenang
DPA di Indonesia sebelum amandemen UUD 1945.
14. Tugas dan Kewenangan
Ahl al-Hall wa al-’Aqd
Lembaga Ahl al-hall wa al-’Aqd
sebagai lembaga dalam sejarah
politik Islam memiliki tugas
sebagai berikut:
1. Tugas untuk mengangkat
dan memilih khalifah
2. Tugas untuk memecat dan
memberhentiakan khalifah
3. Tugas untuk membuat
undang-undang.
Sedangkan kewenagan lembaga Ahl al-hall wa al-
’Aqd adalah sebagai berikut:
1. Ahl al-hall wa al-’Aqd memberikan masukan
atau pertimbanganpertimbangan kepada
khalifah
2. Ahl al-hall wa al-’Aqd mempunyai hak untuk
menerima tuntutan rakyat
3. Ahl al-hall wa al-’Aqd mempunyai hak untuk
membatasi jumlah kandidat yang akan menjadi
calon khalifah.
4. Khalifah atau presiden hendaknya mengajukan
konsep rancangan hukum atau undang-
undang kepada lembaga Ahl al-hall wa al-’Aqd
agar dapat pengesahan.