SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
KULIAH RANGKAIAN DIGITAL




      Oleh :Amin Nuryanto
         NIM : DTI 201005
        Teknik Informatika
STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO
PENILAIAN AKHIR
  Nilai >80        A
  70 >Nilai <=80   B
  55 >Nilai <=70   C
  40 >Nilai <=55   D
  Nilai <= 40      E
SISTEM PENILAIAN
 ABSENSI               : 15 %
 TUGAS TERSTRUKTUR     : 5%
 UTT                  : 15 %
 UTP                  : 25 %
 UUT                  : 15 %
 UUP                  : 25 %
 TOTAL             : 100 %
DISKRIPSI SINGKAT
   Mata kuliah ini
   memberikan
   pengetahuan mengenai
   Rangkaian Digital
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kuliah
Rangkaian Digital mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui
dasar-dasar sistem digital dan
dapat memahami dalam
perancangan dan analisis pada
sistem digital.
RANGKAIAN DIGITAL
=
SISTEM DIGITAL



?
Rangkaian Digital
    Rangkaian Digital  Rangkaian Elektronika
    Rangkaian Elektronika = Sekumpulan komponen aktif dan
     pasif yang membentuk suatu fungsi pengolahan sinyal.
    Jenis Pengolahan sinyal
a.   Pembangkit sinyal (Rangk. Oscillator)
b.   Penguat sinyal (Rangk. Amplifier)
c.   Pengolah digital (Rangk. Digital)
    Berdasarkan sifat sinyal yang diolah :
a.   Rangkaian Analog = mengolah sinyal
     kontinyu
b.   Rangkaian Digital = mengolah sinyal
     listrik diskrit
Rangkaian Digital
Besaran Kontinyu                         Besaran Kontinyu
                    Rangk. Analog
Vi1=0,1 volt input Amplifier Dengan output Vi1=0,2 volt
Vi2=0,2 volt                               Vi2=0,4 volt
                     Penguatan
Vi3=4,0 volt                               Vi3=8,0 volt
                     sebesar 2 X


 Besaran Diskrit                            Besaran Diskrit
                          Rangk.
Vi1=0,1 volt=LOW           Digital output Vi1=4,5 volt=HIGH
                  input
Vi2=0,2 volt=LOW          Inverter        Vi2=4,0 volt=HIGH
Vi3=4,5 volt=HIGH                         Vi3=0,1 volt=LOW
                        (Pembalik)
         Gb. Ilustrasi perbedaan antara rangkaian
    elektronika analog dan rangkaian elektronika dgital
Rangkaian   Digital disebut juga Rangk.
 Logika
Rangk. Logika adl. Kesatuan dari
 komponen-komponen elektronika pasif
 dan aktif yang membentuk suatu fungsi
 pemrosesan sinyal digital dan elemen
 logika.
Bentuk elemen logika terkecil adlh
 gerbang logika (Logic Gate); OR, AND
 dan NOT
Fungsi
                                           Pemrosesan
                                           Sinyal Digital
                 Rangk. Digital/Logika

INPUT                                         OUTPUT
Sinyal                                         Sinyal
Digital                                        Digital

  Gb. Penjelasan pengertian Rangkaian digital/Logika

Output memberikan fungsi pemrosesan sinyal digital,
contoh Penjumlahan Biner (binary addition), pemilihan
data digital (multiplexing), pendistribusian data digital
 (demultiplexing), Pengkodean data (encoding), dan
               penafsiran data (decoding).
Sistem Digital
             Pengalihan Tenaga/Energi


 INPUT           Rangkaian Komponen
                                             OUTPUT
                  Rangkaian Komponen
 Suatu           Elektronika Elektronika
                    Rangkaian Komponen
                  Elektronika Elektronika     Suatu
                   Elektronika Elektronika
 Energi                                       Energi
                     Sistem Elektronika


               Gb. Sistem elektronika

  Pengertian Sistem Digital lebih mudah dipahami
dengan memahami pengertian Sistem elektronika,
  yaitu : kesatuan dari beberapa rangkaian digital/
logika, elektronika dan elemen logika Untuk tujuan
                 pengalihan tenaga.
PERBEDAAN RANGKAIAN DAN SISTEM DIGITAL
    Rangkaian Digital             Sistem digital
1. Mrp bagian dari sistem   1. Bagian-bagiannya
   digital, bagian-            terdiri atas bbrp
   bagiannya terdiri atas      rangk.digital, gerbang
   bbrp elemen/gerbang         logika dan komponen
   logika                      elektronika lainya.
2. Output membentuk         2. Outputnya mrp fungsi
   fungsi pemrosesan           pengalihan tenaga
   sinyal digital           3. Input dan outputnya
3. Input dan outputnya         berupa suatu
   berupa sinyal digital       tenaga/energi
BILANGAN
 BINER (0,1,10,11,100,101,110,111,1000,…)
 OKTAL (0,1,2,3,4,5,6,7,10,11..,17,20,…)
 DESIMAL (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11..19,…)
 HEKSADESIMAL
  (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f,10,…)
PENGUBAHAN BILANGAN
 BINER     DESIMAL
 DESIMAL      BINER
 OKTAL     DESIMAL
 DESIMAL      OKTAL
 HEKSADESIMAL       DESIMAL
 DESIMAL        HEKSADESIMAL
BINER                      DESIMAL
               ….25, 24, 23, 22, 21, 20,1/21, 1/22, 1/23,….
               …32, 16, 8, 4, 2, 1, 0.5, 0.25, 0.125,…

1001,1(2) = …….(10)         1001 = (1x 23)+(0x 22)+(0x 21)+(1x 20)
                               = 8 + 0 + 0 + 1
1x0,5=0,5                      = 9,5

            DESIMAL                             BINER
                       27(10) = …….(2)
                       27 : 2 = 13   sisa 1
                       13 : 2 = 6    sisa 1
                        6:2= 3       sisa 0
                        3:2= 1       sisa 1
                        1:2= 0       sisa 1
                                          1 1 0 1 1
OKTAL                 DESIMAL
             …., 82, 81, 80, 1/81,    1/82,…
             …, 64, 8, 1, 0.125, 0.015625,…

63(8) = …….(10)        63 = (6x 81)+(3x 80)
                          = 48 + 3
                          = 51

       DESIMAL                           OKTAL
                  81(10) = …….(8)
                  81 : 8 = 10 sisa 1
                  10 : 8 = 1 sisa 2
                   1 : 8 = 0 sisa 1

                                        1 2 1
HEKSADESIMAL                              DESIMAL
             …., 162, 161, 160, 1/161,    1/162,…
             …, 256, 16, 1, 0.0625, 0.00390625,…

E6(16)   = …….(10)       E6 = (Ex 161) + (6x 160)
                            = 14(16) + 6(1)
                            = 230

DESIMAL                         HEKSADESIMAL
                     2479(10) = …….(16)
                     2479 : 16 = 154 sisa 15 (F
                      154 : 16 = 9 sisa 10 (A)
                        9 : 16 = 0 sisa 9

                                                    9 A F
   Praktek Pertama
    Bukalah Software DSCH2, kemudian anda pelajari cara
    penggunaannya !
SISTEM BILANGAN

Adl Cara untuk mewakili besaran
 dari suatu item fisik.

Yang  sering dipakai sistem
 bilangan desimal ?

Sistem   bilangan pada Komputer ?
   Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan
    dasar/basis/radix yang tertentu tergantung dari jumlah
    bilangan yang digunakan, misal :
    a. Desimal basis 10 (deca -> 10)
    b. Biner basis 2 (binary -> 2)
    d. Oktal basis 8 (okta -> 8)
    c. Hexadesimal basis 16 (hexa ->6 dan
       deca ->10)
BILANGAN

DESIMAL    (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9)
BINER (0,1)
OKTAL (0,1,2,3,4,5,6,7)
HEKSADESIMAL
 (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f)
PENGUBAHAN BILANGAN
   BINER     DESIMAL

   DESIMAL        BINER

   OKTAL     DESIMAL

   DESIMAL        OKTAL

   HEKSADESIMAL           DESIMAL

   DESIMAL         HEKSADESIMAL
MSD (Most Significant Digit) = Bobot terbesar
LSD (Least Significant Digit) = Bobot terkecil


     2       1     2 <= Bil desimal bulat
     102    101   100 <= Bobot bil desimal bulat
     MSD          LSD

0,    2       5 <= Bil desimal Pecahan
     10-1    10-2 <= Bobot bil desimal Pecahan
BINER                      DESIMAL
               ….25, 24, 23, 22, 21, 20,1/21, 1/22, 1/23,….
               …32, 16, 8, 4, 2, 1, 0.5, 0.25, 0.125,…

1001(2) = …….(10)         1001 = (1x 23)+(0x 22)+(0x 21)+(1x 20)
                               = 8 + 0 + 0 + 1
                               = 9

          DESIMAL                               BINER
                       27(10) = …….(2)
                       27 : 2 = 13   sisa 1
                       13 : 2 = 6    sisa 1
                        6:2= 3       sisa 0
                        3:2= 1       sisa 1
                        1:2= 0       sisa 1
                                          1 1 0 1 1
OKTAL                 DESIMAL
             …., 82, 81, 80, 1/81,    1/82,…
             …, 64, 8, 1, 0.125, 0.015625,…

63(8) = …….(10)        63 = (6x 81)+(3x 80)
                          = 48 + 3
                          = 51

       DESIMAL                           OKTAL
                  81(10) = …….(8)
                  81 : 8 = 10 sisa 1
                  10 : 8 = 1 sisa 2
                   1 : 8 = 0 sisa 1

                                        1 2 1
HEKSADESIMAL                              DESIMAL
             …., 162, 161, 160, 1/161,    1/162,…
             …, 256, 16, 1, 0.0625, 0.00390625,…

E6(16)   = …….(10)        E6 = (Ex 161) + (6x 160)
                             = 14(16) + 6(1)
                             = 230

DESIMAL                         HEKSADESIMAL
                     2479(10) = …….(16)
                     2479 : 16 = 154 sisa 15 (F)
                      154 : 16 = 9 sisa 10 (A)
                        9 : 16 = 0 sisa 9

                                                     9 A F
LATIHAN :

1.   101101(2) = …… (10)
2.     1213(8) = …… (10)
3.      C7(16) = …… (10)

4.      450(10) = …… (2)
5.     142(10) = …… (8)




      512,256,128,64,32,16,8,4,2,1
SISTEM KODE
Alasan ?
Sistem Bilangan = Bilangan positif
Sistem Kode = Bil. Negatif, symbol,
huruf, dll
Contoh Sistem Kode :
 BCD    (Binary Coded Desimal)
 Gray
 Excess-3
 Peraga   7-segmen
 ASCII
    Sistem Kode disusun menggunakan bil. Biner yang
     membentuk kelompok tertentu.
    Kelompok bil Biner yang membentuk suatu kode
     dibedakan penyebutannya.
a.   Kode biner 4-bit => NIBBLE (1100, 1010)
b.   Kode biner 8-bit => BYTE (11001101)
     1 byte = 8-bit, 1 Kilo byte=1 KB=1024 byte=210 byte
a.   Kode biner 16-bit => WORD (1001100110101010)
b.   Kode biner 32-bit => DOUBLE WORD
BCD (BINARY CODED DECIMAL)
 Sering
       ditulis dengan BCD-8421
 Menggunakan kode biner 4-bit
 Kode Invalid = 1010, 1011, 1100, 1101, 1110 dan 1111
 Kode Valid yakni yang mempresentasikan bilangan desimal 0 –
  9

a. Ubah 010100101001BCD ke sistem desimal
   0101 0010 1001 <= BCD-8421
    5      2      9 <= Desimal
2 1 2 =0010 0001 0010
0010 1101 0011
a.   Ubah 011111000001BCD   ke sistem desimal

     0111 1100 0001 <= BCD-8421
       7         1 <= Sistem bilangan
                            Invalid, menunjukkan
                        terjadi kesalahan pada
                        kode BCD

     Dalam teknik digital ada 2 rangkaian pembangkit
     kode BCD dari desimal (decimal to BCD encoder)
     dan Pengubah dari BCD ke desimal (BCD to
     decimal dekoder)
PRAKTEK 1
   Buka File EN_10_BCD.Sym dan DEC_BCD_DEC.Sym
   Buat Rangkaian untuk melihat konsep kerja konversi dari
    Desimal ke BCD

    Setelah anda praktek Jelaskan apakah kode BCD
    sama dengan sistem biner ?
    (Untuk Pertemuan 3)
Apakah kode BCD sama dengan
    sistem biner ? Jelaskan !
EXCESS-3 (XS-3)
 Hampir sama dgn BCD
 Untuk bil desimal yang akan dirubah ke XS-3 ditambah 3
  kemudian dikonversi sama dgn BCD
 Untuk XS-3 yang akan dirubah ke bil desimal dikonversi sama
  dgn BCD kemudian dikurangi 3.
 Kode yang tidak dapat digunakan pada XS-3 : 0000, 0001,
  0010, 1101, 1110, dan 1111
a. Tulis sistem kode XS-3 dari bil Desimal 12 !

  1       2 <= bil Desimal
  3+       3+
  4       5
 0100    0101 <= Sistem Kode XS-3
b. Ubah Kode XS-3 : 100111000101XS-3   ke sistem desimal

  1001 1100 0101 <= XS-3
    9       12    5
    3-    3-   3-
   6      9    2 <= Sistem bilangan
                            Desimal
c. Ubah Kode XS-3 : 011100011010XS-3   ke sistem desimal

  0111 0001 1010 <= XS-3
     7       1     10    Kode XS-3 Salah
     3-   3-    3-
    4   -2     7 <= Sistem bilangan
                             Desimal
GRAY
   Kode yang unik yaitu setiap kali kode berubah nilainya secara
    berurutan hanya terdapat 1 bit yang berubah.

Contoh dari 2 ke 3, 5 ke 6 yaitu
0010 ke 0011, 0101 ke 0110
b. Ubah 13(10) dalam bentuk kode Gray

           13    Sistem Desimal
       + + +  Abaikan bawaannya(carry)
    0 1 1 0 1



      1   0   1   1   Sistem Gray
7-SEGMENT DISPLAY
   Menampilkan Data dalam bentuk LED 7
                                       A   B     C    D    E    F   G   DP
     A
                   A
     B
     C         F       B
     D
     E             G
     F
               E       C                             COMMON CATHODE
     G
                                           +5v
    DP             D


     PERAGA 7-SEGMEN


                           A   B   C   D    E    F     G   DP

                                   COMMON ANODE
ASCII
 Kode Standar Amerika untuk Pertukaran
  Informasi atau ASCII (American Standard Code for
  Information Interchange) merupakan suatu standar
  internasional dalam kode huruf dan simbol seperti
  Hex dan Unicode
 ASCII lebih bersifat universal, contohnya 124
  adalah untuk karakter "|". Ia selalu digunakan oleh
  komputer dan alat komunikasi lain untuk
  menunjukkan teks.
 Kode ASCII memiliki komposisi bilangan biner
  sebanyak 8 bit. Dimulai dari 0000 0000 hingga 1111
  1111. Total kombinasi yang dihasilkan sebanyak
  256, dimulai dari kode 0 hingga 255 dalam sistem
  bilangan Desimal.
 Tabel Kode ASCII
PRAKTEK 2
 Buka file 7SEGTES.SCH
 Buatkan Tabel Sistem Bilangan dan Kode Untuk
  Bilangan Desimal 0-15 {Biner, Oktal, Heksadesimal,
  BCD(8421+XS-3), Gray, Peraga 7-
  Segmen(ABCDEFG+DISPLAY)}
PENJUMLAHAN menambahkan bilangan biner yang lebih
         Untuk
               BINER
      1(10) + 1(10) = 2(10)   besar, bawaan (carry) dipindahkan ke kolom
                               didepannya seperti yang dilakukan dengan
    1(2) + 1(2) = 10(2)
                               bilangan desimal
Untuk meringkaskan hasil2 kita pada penambahan biner :
0+0= 0
                         1+1+1 = 10+1   1+1+1+1 = 10+1+1
0+1= 1
                               = 11             = 11+1
1+0= 1
1 + 1 = 10                                      = 100



Lat:
a.     101 + 110 =
b.     111 + 110 =
c.     1000 + 100 =
d.     1001001 + 1110011 + 111111 =
PENGURANGAN BINER
      1(10) - 1(10) = 0(10)
      1(2) - 1(2) = 0(2)
Untuk meringkaskan hasil2 kita pada pengurangan biner :
 0-0= 0        111 Kolom I : 1-1 = 0     1101 Kolom I : 1-0 = 1
 1-0= 1      - 101 Kolom II : 1-0 = 1 - 1010 Kolom II : 10 (pinjam 1)-1 =1
10 - 1 = 1     010 Kolom III: 1-1 = 0    0011 Kolom III: 0 (dipinjam 1)-0=0
                                              Kolom IV: 1-1 = 0


Lat:
a.     1000 - 111    = 001
b.     10111 - 10011 = 100
c.     110 – 001     = 101
PERKALIAN BINER
                    LATIHAN :
0x0=0               •   101,1 x 11,01 =…
0x1=0               •   110 x 10 =……..
1x0=0                        101,1
1x1=1                         11,01 x
                             1011
   111      10110            0000
 x 101     x 110            1011
   111      00000         1011      +
  000      10110         10001111 => 10001,111
111 +     10110 +
100011   10000100
GERBANG LOGIKA
PENDAHULUAN

• Penerapan rangkaian logika pada piranti2/alat2 digit,
  dan komputer digit untuk meng-otomatiskan proses2
  industri atau pekerjaan peng-otomatisan yang lain.


Taraf2 Tegangan
• Rangkaian logika mempunyai 1/lebih jalan masuk, jalan
  keluarnya hanya akan 1.
• Diterapkan 2 taraf tegangan = taraf rendah (0 – 2,5) dan
  taraf tinggi (4,5 – 5,5)
• Taraf rendah dinyatakan dengan 0 dan taraf tinggi
  dinyatakan dengan 1
TABEL KEBENARAN
• Diperkenalkan pertama oleh George Boole – 1854
• Dikembangkan Claude Shannon dan Bell Labs
• Tabel yang menunjukkan pengaruh input suatu rangk.
  Terhadap output
• Memuat kemungkinan keadaan input (2n)
PINTU – AND (AND GATE)
               +
                                A   B   C   F
A
                                0   0   0   0
B                           F
                                0   0   1   0
C
                                0   1   0   0
               -
                                0   1   1   0
                                1   0   0   0
 F=A.B.C
 Keluaran akan 1 apabila
                                1   0   1   0
  semua masukkan 1              1   1   0   0
                                1   1   1   1
PINTU – OR (OR GATE)
              +                 A   B   C   F
A                               0   0   0   0
B                           F   0   0   1   1
C                               0   1   0   1
               -                0   1   1   1
                                1   0   0   1
 F=A+B+C
 Keluaran akan 1 apabila
                                1   0   1   1
  salah satu masukkan 1         1   1   0   1
                                1   1   1   1
PINTU – NOT (NOT GATE)
              +                  A   F
                                 0   1
A                          F     1   0

               -

 F=A
 Hanya mempunyai 1 pintu
  masuk
 Keluaran akan kebalikan dari
  masukkan
PINTU – NAND (NAND GATE)
               +
                                A   B   C   F
A
                                0   0   0   1
B                           F
                                0   0   1   1
C
                                0   1   0   1
               -
                                0   1   1   1
                                1   0   0   1
 F=A.B.C
 Keluaran akan 0 apabila
                                1   0   1   1
  semua masukkan 1              1   1   0   1
                                1   1   1   0
PINTU – NOR (NOR GATE)
              +                 A   B   C   F
A                               0   0   0   1
B                           F   0   0   1   0
C                               0   1   0   0
               -                0   1   1   0
                                1   0   0   0
 F=A+B+C
 Keluaran akan 1 apabila
                                1   0   1   0
  semua masukkan 0              1   1   0   0
                                1   1   1   0
PINTU – OR KHUSUS (EXCLUSIVE OR)
                  +               A   B   C   F
A                                 0   0   0   0
B                             F   0   0   1   1
C                                 0   1   0   1
                  -               0   1   1   0
   F=A +   B + C
                                  1   0   0   1
   Keluaran akan 1 apabila       1   0   1   0
    pada masukkan ada 1           1   1   0   0
    yang ganjil
                                  1   1   1   1
MENDISKRIPSIKAN RANGKAIAN LOGIKA
   Simbol Elemen Logika dan Persamaan Logika/Ekspresi
    Boole


      A
      B                           F = A.B + C
      C

       Rangkaian Logika        Persamaan Logika
TUGAS 3 (RANGKAIAN LOGIKA)
1.Susunlah Tabel Kebenaran untuk rangkaian logika dibawah ini
  dengan cara mendiskripsikan ke dalam persamaan logika
  dahulu.


                                A
   A                            B
   B
   C                            C
   D                            D
2.Implementasikan persamaan logika berikut ini
  ke dalam Rangkaian Logika.
  F = ABC + ABC + AB
  F = ABC + ABC + ABC
ALJABAR BOOLE
 Aljabar Boole=Aljabar Saklar
 a dan b ( a . b ) disebut perkalian logika

 a atau b ( a + b ) disebut penjumlahan logika




• Jenis Teorema-teorema Aljabar Boole
1. Teorema Variabel Tunggal
2. Teorema Variabel Jamak
1. TEOREMA VARIABEL TUNGGAL
   Diturunkan dari operasi dasar OR, AND, NOT.

        Operasi OR                      Operasi AND


   A                                 A
               1                                 0
   1                                 0
Teorema (1) A + 1 = 1             Teorema (2) A . 0 = 0
   A                                 A
               A                                 A
   0                                 1
Teorema (3) A + 0 = A             Teorema (4) A . 1 = A
Operasi OR                 Operasi AND
  A                          A
                 A                          A
Teorema (5) A + A = A      Teorema (6) A . A = A

  A                1         A              0
Teorema (7) A + A = 1      Teorema (8) A . A = 0
Teorema pada operasi AND dapat diperoleh
dari operasi OR atau sebaliknya dengan
melakukan :
1. Mengubah tanda + menjadi dot (.) atau sebaliknya
2. Mengubah 1 menjadi 0 atau sebaliknya
Teorema         Ekspresi     Sifat Rangkap
Satu dan Nol    T (1) : A+1=1   T (2) : A.0=0
Identitas       T (3) : A+0=A   T (4) : A.1=A
Idempoten       T (5) : A+A=A   T (6) : A.A=A
Komplemen       T (7) : A+A=1   T (8) : A.A=0

Involusi        T (9) : A = A


TABEL TEOREMA ALJABAR BOOLE VARIABEL TUNGGAL
2. TEOREMA VARIABEL JAMAK

Teorema            Ekspresi         Sifat Rangkap
Komulatif     T (10) : A+B=B+A   T (11) : AB=BA
Asosiatif           T (12) :            T (13) :
              A+(B+C)=(A+B)+C    A(BC)=(AB)C
Distributif       T (14) :                T (15) :
          A+(BC)=(A+B)(A+C)      A(B+C)=AB+AC
Absorpsi  T (16) : A+AB=A        T (17) : A(A+B)=A
          T (18) : A+AB=A+B      T (19) : A(A+B)=AB
De Morgan T(20):A+B+…=A.B….      T(21): A.B….=A+B+…

 Tabel Teorema Aljabar Boole Variabel Tunggal
Teorema ( 14 )
A B C       B.C   A+(B.C)   A+B A+C (A+B).(A+C)
0   0   0    0      0        0   0       0
0   0   1    0      0        0   1       0
0   1   0    0      0        1   0       0
0   1   1    1      1        1   1       1
1   0   0    0      1        1   1       1
1   0   1    0      1        1   1       1
1   1   0    0      1        1   1       1
1   1   1    1      1        1   1       1
Teorema ( 15 )
A B     C B+C    A.(B+C)   A.B A.C   A.B+A.C
0   0   0   0      0       0    0       0
0   0   1   1      0       0    0       0
0   1   0   1      0       0    0       0
0   1   1   1      0       0    0       0
1   0   0   0      0       0    0       0
1   0   1   1      1       0    1       1
1   1   0   1      1       1    0       1
1   1   1   1      1       1    1       1
Teorema (16)   A   B   A.B   A+AB
               0   0    0      0
               0   1    0      0
               1   0    0      1
               1   1    1      1

Teorema (17)   A   B   A+B   A(A+B)
               0   0    0      0
               0   1    1      0
               1   0    1      1
               1   1    1      1
Teorema (18)            T (18) : A+AB=A+B
    A       B       A       AB       A+AB    A+B
    0       0       1          0         0       0
    0       1       1          1         1       1
    1       0       0          0         1       1
    1       1       0          0         1       1

    Teorema (19)
A       B       A         A+B      A(A+B)    AB
0       0       1          1         0       0
0       1       1          1         0       0
1       0       0          0         0       0
1       1       0          1         1       1
PENYEDERHANAAN
 Berguna untuk meringkas sebuah rangkaian yang rumit
  menjadi lebih sederhana.Contoh
 F = AC+ABC
 Persamaan diatas diperoleh dengan
  - MengANDkan A dan C
  - MengANDkan A,B dan C
  - MengORkan AC dan ABC
 F = AC +ABC
      = AC (1+B)
      = AC (1)
      = AC
Latihan :
   F = ABC + ABC + ABC
   F = ABC + ABA + ABC
UNIVERSALITAS
GERBANG NOR DAN NAND

    Semua gerbang logika atau rangkaian logika dapat
     disusun dengan menggunakan gerbang NOR saja atau
     NAND saja dengan bantuan Aljabar Boole.
GERBANG NOT DENGAN NOR

   A                     Y

            Y=A

   A
                         Y

  Y = A+A
  Y = A.A   Ingat Teorema De Morgan
  Y=A       Ingat Teorema (6) : A.A=A
GERBANG NOT DENGAN NAND

   A                    Y

            Y=A

   A
                        Y

  Y = A.A
  Y = A+A   Ingat Teorema De Morgan
  Y=A       Ingat Teorema (5) : A+A=A
PRAKTEK PART 4
   Buktikan bahwa A+B=A.B dan A.B = A+B ?

More Related Content

What's hot

Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapCheria Asyifa
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopAnarstn
 
Pertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram BlokPertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram BlokAprianti Putri
 
Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80Habibullah Srg
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsilaurensius08
 
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem TransmisiJenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem TransmisiAndrean Yogatama
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adderpersonal
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasiTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasiBeny Nugraha
 
Praktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorganPraktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorganAnarstn
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaFebriTiaAldila
 
Organisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasiOrganisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasidaru2501
 
Rangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflopRangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflopMuhammad Zami
 
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi DigitalPengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi DigitalNur Fadli Utomo
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 

What's hot (20)

Penyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh MapPenyederhanaan Karnaugh Map
Penyederhanaan Karnaugh Map
 
Soal soal adc 2
Soal soal adc 2Soal soal adc 2
Soal soal adc 2
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
 
Pertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram BlokPertemuan 04. Diagram Blok
Pertemuan 04. Diagram Blok
 
Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80Mikroprosesor Zilog Z80
Mikroprosesor Zilog Z80
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem TransmisiJenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Jaringan hebb
Jaringan hebbJaringan hebb
Jaringan hebb
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adder
 
8 kuantisasi
8 kuantisasi8 kuantisasi
8 kuantisasi
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasiTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
 
Praktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorganPraktikum2-teorema boolean dan demorgan
Praktikum2-teorema boolean dan demorgan
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
 
Organisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasiOrganisasi Komputer- representasi informasi
Organisasi Komputer- representasi informasi
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Rangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflopRangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflop
 
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi DigitalPengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 

Viewers also liked

Materi Rangkaian Digital Part 2
Materi Rangkaian Digital Part 2Materi Rangkaian Digital Part 2
Materi Rangkaian Digital Part 2Amien Nuryanto
 
Modul rangakaian digital
Modul rangakaian digitalModul rangakaian digital
Modul rangakaian digitalPahlawan Sagala
 
Rangkaian logika digital
Rangkaian logika digitalRangkaian logika digital
Rangkaian logika digitalRez Inc
 
Teknik Digital
Teknik Digital Teknik Digital
Teknik Digital Rinanda S
 
Menggambar Teknik, UPB
Menggambar Teknik, UPBMenggambar Teknik, UPB
Menggambar Teknik, UPBadji21
 
Bab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digitalBab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digitalFrendy Kusuma
 
Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digitalecko gmc
 
Praktikum rangkaian digital
Praktikum rangkaian digitalPraktikum rangkaian digital
Praktikum rangkaian digitalRudi Arif candra
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...
LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...
LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...Sutny_Wulan_Sary_Puasa
 
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1riyanto riyanto
 
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER Dionisius Kristanto
 
Pertemuan ke-1 sistem digital
Pertemuan ke-1 sistem digitalPertemuan ke-1 sistem digital
Pertemuan ke-1 sistem digitalFathimah Azkiya
 
simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'
simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'
simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'kholifahifa
 
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKIMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKmafailmi
 
sistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlahsistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlahDhiah Febri
 

Viewers also liked (20)

Materi Rangkaian Digital Part 2
Materi Rangkaian Digital Part 2Materi Rangkaian Digital Part 2
Materi Rangkaian Digital Part 2
 
Rangkaian digital
Rangkaian digitalRangkaian digital
Rangkaian digital
 
Modul rangakaian digital
Modul rangakaian digitalModul rangakaian digital
Modul rangakaian digital
 
Rangkaian logika digital
Rangkaian logika digitalRangkaian logika digital
Rangkaian logika digital
 
Sistem digital 1
Sistem digital   1Sistem digital   1
Sistem digital 1
 
Teknik Digital
Teknik Digital Teknik Digital
Teknik Digital
 
Menggambar Teknik, UPB
Menggambar Teknik, UPBMenggambar Teknik, UPB
Menggambar Teknik, UPB
 
Tugas rangkaian digital
Tugas rangkaian digitalTugas rangkaian digital
Tugas rangkaian digital
 
Bab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digitalBab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digital
 
Modul teknik-digital
Modul teknik-digitalModul teknik-digital
Modul teknik-digital
 
Bab vii-flip-flop
Bab vii-flip-flopBab vii-flip-flop
Bab vii-flip-flop
 
Bistable multivibrators
Bistable multivibratorsBistable multivibrators
Bistable multivibrators
 
Praktikum rangkaian digital
Praktikum rangkaian digitalPraktikum rangkaian digital
Praktikum rangkaian digital
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...
LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...
LAPORAN KERJA PRAKTEK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI JIBAS DI SMP NEGERI 3 TER...
 
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1
Silabus dasar dasar kelistrikan kelas x semester 1
 
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
 
Pertemuan ke-1 sistem digital
Pertemuan ke-1 sistem digitalPertemuan ke-1 sistem digital
Pertemuan ke-1 sistem digital
 
simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'
simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'
simulasi pembuatan digital nama dengan software 'DIGITAL WORK 3.4'
 
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKIMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
 
sistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlahsistem digital-Rangkaian penjumlah
sistem digital-Rangkaian penjumlah
 

Similar to Materi Rangkaian Digital I

Perancangan sistem digital
Perancangan sistem digitalPerancangan sistem digital
Perancangan sistem digitaltry susanto
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementS N M P Simamora
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputerArman Tan
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerFarichah Riha
 
Modul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital finalModul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital finalPPGHybrid2
 
Information Mathematics Theory
Information Mathematics TheoryInformation Mathematics Theory
Information Mathematics TheoryS N M P Simamora
 
Bilangan desimal
Bilangan desimalBilangan desimal
Bilangan desimalndriehs
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2adealfarisi
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3adealfarisi
 
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)formatik
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganMirhan Siregar
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Mandarwarman Faisal
 

Similar to Materi Rangkaian Digital I (20)

Perancangan sistem digital
Perancangan sistem digitalPerancangan sistem digital
Perancangan sistem digital
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
 
Power poin modul 6
Power poin modul 6Power poin modul 6
Power poin modul 6
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer
 
Materi undig
Materi undigMateri undig
Materi undig
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam Komputer
 
Modul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital finalModul 2 kb 1 elektronika digital final
Modul 2 kb 1 elektronika digital final
 
Sistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdfSistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdf
 
Sistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdfSistem Bilangan.pdf
Sistem Bilangan.pdf
 
Information Mathematics Theory
Information Mathematics TheoryInformation Mathematics Theory
Information Mathematics Theory
 
Bilangan desimal
Bilangan desimalBilangan desimal
Bilangan desimal
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
Pertemuan 4(Sistem Bilangan)
 
AOK 02
AOK 02AOK 02
AOK 02
 
Tugas pti 6
Tugas pti 6Tugas pti 6
Tugas pti 6
 
Punya leli
Punya leliPunya leli
Punya leli
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 

Materi Rangkaian Digital I

  • 1. KULIAH RANGKAIAN DIGITAL Oleh :Amin Nuryanto NIM : DTI 201005 Teknik Informatika STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO
  • 2. PENILAIAN AKHIR Nilai >80 A 70 >Nilai <=80 B 55 >Nilai <=70 C 40 >Nilai <=55 D Nilai <= 40 E
  • 3. SISTEM PENILAIAN ABSENSI : 15 % TUGAS TERSTRUKTUR : 5% UTT : 15 % UTP : 25 % UUT : 15 % UUP : 25 % TOTAL : 100 %
  • 4. DISKRIPSI SINGKAT Mata kuliah ini memberikan pengetahuan mengenai Rangkaian Digital
  • 5. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kuliah Rangkaian Digital mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dasar-dasar sistem digital dan dapat memahami dalam perancangan dan analisis pada sistem digital.
  • 7. Rangkaian Digital  Rangkaian Digital  Rangkaian Elektronika  Rangkaian Elektronika = Sekumpulan komponen aktif dan pasif yang membentuk suatu fungsi pengolahan sinyal.  Jenis Pengolahan sinyal a. Pembangkit sinyal (Rangk. Oscillator) b. Penguat sinyal (Rangk. Amplifier) c. Pengolah digital (Rangk. Digital)
  • 8. Berdasarkan sifat sinyal yang diolah : a. Rangkaian Analog = mengolah sinyal kontinyu b. Rangkaian Digital = mengolah sinyal listrik diskrit
  • 9. Rangkaian Digital Besaran Kontinyu Besaran Kontinyu Rangk. Analog Vi1=0,1 volt input Amplifier Dengan output Vi1=0,2 volt Vi2=0,2 volt Vi2=0,4 volt Penguatan Vi3=4,0 volt Vi3=8,0 volt sebesar 2 X Besaran Diskrit Besaran Diskrit Rangk. Vi1=0,1 volt=LOW Digital output Vi1=4,5 volt=HIGH input Vi2=0,2 volt=LOW Inverter Vi2=4,0 volt=HIGH Vi3=4,5 volt=HIGH Vi3=0,1 volt=LOW (Pembalik) Gb. Ilustrasi perbedaan antara rangkaian elektronika analog dan rangkaian elektronika dgital
  • 10. Rangkaian Digital disebut juga Rangk. Logika Rangk. Logika adl. Kesatuan dari komponen-komponen elektronika pasif dan aktif yang membentuk suatu fungsi pemrosesan sinyal digital dan elemen logika. Bentuk elemen logika terkecil adlh gerbang logika (Logic Gate); OR, AND dan NOT
  • 11. Fungsi Pemrosesan Sinyal Digital Rangk. Digital/Logika INPUT OUTPUT Sinyal Sinyal Digital Digital Gb. Penjelasan pengertian Rangkaian digital/Logika Output memberikan fungsi pemrosesan sinyal digital, contoh Penjumlahan Biner (binary addition), pemilihan data digital (multiplexing), pendistribusian data digital (demultiplexing), Pengkodean data (encoding), dan penafsiran data (decoding).
  • 12. Sistem Digital Pengalihan Tenaga/Energi INPUT Rangkaian Komponen OUTPUT Rangkaian Komponen Suatu Elektronika Elektronika Rangkaian Komponen Elektronika Elektronika Suatu Elektronika Elektronika Energi Energi Sistem Elektronika Gb. Sistem elektronika Pengertian Sistem Digital lebih mudah dipahami dengan memahami pengertian Sistem elektronika, yaitu : kesatuan dari beberapa rangkaian digital/ logika, elektronika dan elemen logika Untuk tujuan pengalihan tenaga.
  • 13. PERBEDAAN RANGKAIAN DAN SISTEM DIGITAL Rangkaian Digital Sistem digital 1. Mrp bagian dari sistem 1. Bagian-bagiannya digital, bagian- terdiri atas bbrp bagiannya terdiri atas rangk.digital, gerbang bbrp elemen/gerbang logika dan komponen logika elektronika lainya. 2. Output membentuk 2. Outputnya mrp fungsi fungsi pemrosesan pengalihan tenaga sinyal digital 3. Input dan outputnya 3. Input dan outputnya berupa suatu berupa sinyal digital tenaga/energi
  • 14. BILANGAN  BINER (0,1,10,11,100,101,110,111,1000,…)  OKTAL (0,1,2,3,4,5,6,7,10,11..,17,20,…)  DESIMAL (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11..19,…)  HEKSADESIMAL (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f,10,…)
  • 15. PENGUBAHAN BILANGAN  BINER DESIMAL  DESIMAL BINER  OKTAL DESIMAL  DESIMAL OKTAL  HEKSADESIMAL DESIMAL  DESIMAL HEKSADESIMAL
  • 16. BINER DESIMAL ….25, 24, 23, 22, 21, 20,1/21, 1/22, 1/23,…. …32, 16, 8, 4, 2, 1, 0.5, 0.25, 0.125,… 1001,1(2) = …….(10) 1001 = (1x 23)+(0x 22)+(0x 21)+(1x 20) = 8 + 0 + 0 + 1 1x0,5=0,5 = 9,5 DESIMAL BINER 27(10) = …….(2) 27 : 2 = 13 sisa 1 13 : 2 = 6 sisa 1 6:2= 3 sisa 0 3:2= 1 sisa 1 1:2= 0 sisa 1 1 1 0 1 1
  • 17. OKTAL DESIMAL …., 82, 81, 80, 1/81, 1/82,… …, 64, 8, 1, 0.125, 0.015625,… 63(8) = …….(10) 63 = (6x 81)+(3x 80) = 48 + 3 = 51 DESIMAL OKTAL 81(10) = …….(8) 81 : 8 = 10 sisa 1 10 : 8 = 1 sisa 2 1 : 8 = 0 sisa 1 1 2 1
  • 18. HEKSADESIMAL DESIMAL …., 162, 161, 160, 1/161, 1/162,… …, 256, 16, 1, 0.0625, 0.00390625,… E6(16) = …….(10) E6 = (Ex 161) + (6x 160) = 14(16) + 6(1) = 230 DESIMAL HEKSADESIMAL 2479(10) = …….(16) 2479 : 16 = 154 sisa 15 (F 154 : 16 = 9 sisa 10 (A) 9 : 16 = 0 sisa 9 9 A F
  • 19. Praktek Pertama Bukalah Software DSCH2, kemudian anda pelajari cara penggunaannya !
  • 20.
  • 21. SISTEM BILANGAN Adl Cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Yang sering dipakai sistem bilangan desimal ? Sistem bilangan pada Komputer ?
  • 22. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar/basis/radix yang tertentu tergantung dari jumlah bilangan yang digunakan, misal : a. Desimal basis 10 (deca -> 10) b. Biner basis 2 (binary -> 2) d. Oktal basis 8 (okta -> 8) c. Hexadesimal basis 16 (hexa ->6 dan deca ->10)
  • 23. BILANGAN DESIMAL (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) BINER (0,1) OKTAL (0,1,2,3,4,5,6,7) HEKSADESIMAL (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f)
  • 24. PENGUBAHAN BILANGAN  BINER DESIMAL  DESIMAL BINER  OKTAL DESIMAL  DESIMAL OKTAL  HEKSADESIMAL DESIMAL  DESIMAL HEKSADESIMAL
  • 25. MSD (Most Significant Digit) = Bobot terbesar LSD (Least Significant Digit) = Bobot terkecil 2 1 2 <= Bil desimal bulat 102 101 100 <= Bobot bil desimal bulat MSD LSD 0, 2 5 <= Bil desimal Pecahan 10-1 10-2 <= Bobot bil desimal Pecahan
  • 26. BINER DESIMAL ….25, 24, 23, 22, 21, 20,1/21, 1/22, 1/23,…. …32, 16, 8, 4, 2, 1, 0.5, 0.25, 0.125,… 1001(2) = …….(10) 1001 = (1x 23)+(0x 22)+(0x 21)+(1x 20) = 8 + 0 + 0 + 1 = 9 DESIMAL BINER 27(10) = …….(2) 27 : 2 = 13 sisa 1 13 : 2 = 6 sisa 1 6:2= 3 sisa 0 3:2= 1 sisa 1 1:2= 0 sisa 1 1 1 0 1 1
  • 27. OKTAL DESIMAL …., 82, 81, 80, 1/81, 1/82,… …, 64, 8, 1, 0.125, 0.015625,… 63(8) = …….(10) 63 = (6x 81)+(3x 80) = 48 + 3 = 51 DESIMAL OKTAL 81(10) = …….(8) 81 : 8 = 10 sisa 1 10 : 8 = 1 sisa 2 1 : 8 = 0 sisa 1 1 2 1
  • 28. HEKSADESIMAL DESIMAL …., 162, 161, 160, 1/161, 1/162,… …, 256, 16, 1, 0.0625, 0.00390625,… E6(16) = …….(10) E6 = (Ex 161) + (6x 160) = 14(16) + 6(1) = 230 DESIMAL HEKSADESIMAL 2479(10) = …….(16) 2479 : 16 = 154 sisa 15 (F) 154 : 16 = 9 sisa 10 (A) 9 : 16 = 0 sisa 9 9 A F
  • 29. LATIHAN : 1. 101101(2) = …… (10) 2. 1213(8) = …… (10) 3. C7(16) = …… (10) 4. 450(10) = …… (2) 5. 142(10) = …… (8) 512,256,128,64,32,16,8,4,2,1
  • 30. SISTEM KODE Alasan ? Sistem Bilangan = Bilangan positif Sistem Kode = Bil. Negatif, symbol, huruf, dll Contoh Sistem Kode :  BCD (Binary Coded Desimal)  Gray  Excess-3  Peraga 7-segmen  ASCII
  • 31. Sistem Kode disusun menggunakan bil. Biner yang membentuk kelompok tertentu.  Kelompok bil Biner yang membentuk suatu kode dibedakan penyebutannya. a. Kode biner 4-bit => NIBBLE (1100, 1010) b. Kode biner 8-bit => BYTE (11001101) 1 byte = 8-bit, 1 Kilo byte=1 KB=1024 byte=210 byte a. Kode biner 16-bit => WORD (1001100110101010) b. Kode biner 32-bit => DOUBLE WORD
  • 32. BCD (BINARY CODED DECIMAL)  Sering ditulis dengan BCD-8421  Menggunakan kode biner 4-bit  Kode Invalid = 1010, 1011, 1100, 1101, 1110 dan 1111  Kode Valid yakni yang mempresentasikan bilangan desimal 0 – 9 a. Ubah 010100101001BCD ke sistem desimal 0101 0010 1001 <= BCD-8421 5 2 9 <= Desimal 2 1 2 =0010 0001 0010 0010 1101 0011
  • 33. a. Ubah 011111000001BCD ke sistem desimal 0111 1100 0001 <= BCD-8421 7 1 <= Sistem bilangan Invalid, menunjukkan terjadi kesalahan pada kode BCD Dalam teknik digital ada 2 rangkaian pembangkit kode BCD dari desimal (decimal to BCD encoder) dan Pengubah dari BCD ke desimal (BCD to decimal dekoder)
  • 34. PRAKTEK 1  Buka File EN_10_BCD.Sym dan DEC_BCD_DEC.Sym  Buat Rangkaian untuk melihat konsep kerja konversi dari Desimal ke BCD Setelah anda praktek Jelaskan apakah kode BCD sama dengan sistem biner ? (Untuk Pertemuan 3)
  • 35. Apakah kode BCD sama dengan sistem biner ? Jelaskan !
  • 36. EXCESS-3 (XS-3)  Hampir sama dgn BCD  Untuk bil desimal yang akan dirubah ke XS-3 ditambah 3 kemudian dikonversi sama dgn BCD  Untuk XS-3 yang akan dirubah ke bil desimal dikonversi sama dgn BCD kemudian dikurangi 3.  Kode yang tidak dapat digunakan pada XS-3 : 0000, 0001, 0010, 1101, 1110, dan 1111
  • 37. a. Tulis sistem kode XS-3 dari bil Desimal 12 ! 1 2 <= bil Desimal 3+ 3+ 4 5 0100 0101 <= Sistem Kode XS-3
  • 38. b. Ubah Kode XS-3 : 100111000101XS-3 ke sistem desimal 1001 1100 0101 <= XS-3 9 12 5 3- 3- 3- 6 9 2 <= Sistem bilangan Desimal
  • 39. c. Ubah Kode XS-3 : 011100011010XS-3 ke sistem desimal 0111 0001 1010 <= XS-3 7 1 10 Kode XS-3 Salah 3- 3- 3- 4 -2 7 <= Sistem bilangan Desimal
  • 40. GRAY  Kode yang unik yaitu setiap kali kode berubah nilainya secara berurutan hanya terdapat 1 bit yang berubah. Contoh dari 2 ke 3, 5 ke 6 yaitu 0010 ke 0011, 0101 ke 0110
  • 41. b. Ubah 13(10) dalam bentuk kode Gray 13 Sistem Desimal + + + Abaikan bawaannya(carry) 0 1 1 0 1 1 0 1 1 Sistem Gray
  • 42. 7-SEGMENT DISPLAY  Menampilkan Data dalam bentuk LED 7 A B C D E F G DP A A B C F B D E G F E C COMMON CATHODE G +5v DP D PERAGA 7-SEGMEN A B C D E F G DP COMMON ANODE
  • 43. ASCII  Kode Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi atau ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode  ASCII lebih bersifat universal, contohnya 124 adalah untuk karakter "|". Ia selalu digunakan oleh komputer dan alat komunikasi lain untuk menunjukkan teks.  Kode ASCII memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari 0000 0000 hingga 1111 1111. Total kombinasi yang dihasilkan sebanyak 256, dimulai dari kode 0 hingga 255 dalam sistem bilangan Desimal.  Tabel Kode ASCII
  • 44. PRAKTEK 2  Buka file 7SEGTES.SCH  Buatkan Tabel Sistem Bilangan dan Kode Untuk Bilangan Desimal 0-15 {Biner, Oktal, Heksadesimal, BCD(8421+XS-3), Gray, Peraga 7- Segmen(ABCDEFG+DISPLAY)}
  • 45.
  • 46. PENJUMLAHAN menambahkan bilangan biner yang lebih Untuk BINER  1(10) + 1(10) = 2(10) besar, bawaan (carry) dipindahkan ke kolom didepannya seperti yang dilakukan dengan  1(2) + 1(2) = 10(2) bilangan desimal Untuk meringkaskan hasil2 kita pada penambahan biner : 0+0= 0 1+1+1 = 10+1 1+1+1+1 = 10+1+1 0+1= 1 = 11 = 11+1 1+0= 1 1 + 1 = 10 = 100 Lat: a. 101 + 110 = b. 111 + 110 = c. 1000 + 100 = d. 1001001 + 1110011 + 111111 =
  • 47. PENGURANGAN BINER  1(10) - 1(10) = 0(10)  1(2) - 1(2) = 0(2) Untuk meringkaskan hasil2 kita pada pengurangan biner : 0-0= 0 111 Kolom I : 1-1 = 0 1101 Kolom I : 1-0 = 1 1-0= 1 - 101 Kolom II : 1-0 = 1 - 1010 Kolom II : 10 (pinjam 1)-1 =1 10 - 1 = 1 010 Kolom III: 1-1 = 0 0011 Kolom III: 0 (dipinjam 1)-0=0 Kolom IV: 1-1 = 0 Lat: a. 1000 - 111 = 001 b. 10111 - 10011 = 100 c. 110 – 001 = 101
  • 48. PERKALIAN BINER LATIHAN : 0x0=0 • 101,1 x 11,01 =… 0x1=0 • 110 x 10 =…….. 1x0=0 101,1 1x1=1 11,01 x 1011 111 10110 0000 x 101 x 110 1011 111 00000 1011 + 000 10110 10001111 => 10001,111 111 + 10110 + 100011 10000100
  • 49. GERBANG LOGIKA PENDAHULUAN • Penerapan rangkaian logika pada piranti2/alat2 digit, dan komputer digit untuk meng-otomatiskan proses2 industri atau pekerjaan peng-otomatisan yang lain. Taraf2 Tegangan • Rangkaian logika mempunyai 1/lebih jalan masuk, jalan keluarnya hanya akan 1. • Diterapkan 2 taraf tegangan = taraf rendah (0 – 2,5) dan taraf tinggi (4,5 – 5,5) • Taraf rendah dinyatakan dengan 0 dan taraf tinggi dinyatakan dengan 1
  • 50. TABEL KEBENARAN • Diperkenalkan pertama oleh George Boole – 1854 • Dikembangkan Claude Shannon dan Bell Labs • Tabel yang menunjukkan pengaruh input suatu rangk. Terhadap output • Memuat kemungkinan keadaan input (2n)
  • 51. PINTU – AND (AND GATE) + A B C F A 0 0 0 0 B F 0 0 1 0 C 0 1 0 0 - 0 1 1 0 1 0 0 0  F=A.B.C  Keluaran akan 1 apabila 1 0 1 0 semua masukkan 1 1 1 0 0 1 1 1 1
  • 52. PINTU – OR (OR GATE) + A B C F A 0 0 0 0 B F 0 0 1 1 C 0 1 0 1 - 0 1 1 1 1 0 0 1  F=A+B+C  Keluaran akan 1 apabila 1 0 1 1 salah satu masukkan 1 1 1 0 1 1 1 1 1
  • 53. PINTU – NOT (NOT GATE) + A F 0 1 A F 1 0 -  F=A  Hanya mempunyai 1 pintu masuk  Keluaran akan kebalikan dari masukkan
  • 54. PINTU – NAND (NAND GATE) + A B C F A 0 0 0 1 B F 0 0 1 1 C 0 1 0 1 - 0 1 1 1 1 0 0 1  F=A.B.C  Keluaran akan 0 apabila 1 0 1 1 semua masukkan 1 1 1 0 1 1 1 1 0
  • 55. PINTU – NOR (NOR GATE) + A B C F A 0 0 0 1 B F 0 0 1 0 C 0 1 0 0 - 0 1 1 0 1 0 0 0  F=A+B+C  Keluaran akan 1 apabila 1 0 1 0 semua masukkan 0 1 1 0 0 1 1 1 0
  • 56. PINTU – OR KHUSUS (EXCLUSIVE OR) + A B C F A 0 0 0 0 B F 0 0 1 1 C 0 1 0 1 - 0 1 1 0  F=A + B + C 1 0 0 1  Keluaran akan 1 apabila 1 0 1 0 pada masukkan ada 1 1 1 0 0 yang ganjil 1 1 1 1
  • 57. MENDISKRIPSIKAN RANGKAIAN LOGIKA  Simbol Elemen Logika dan Persamaan Logika/Ekspresi Boole A B F = A.B + C C Rangkaian Logika Persamaan Logika
  • 58. TUGAS 3 (RANGKAIAN LOGIKA) 1.Susunlah Tabel Kebenaran untuk rangkaian logika dibawah ini dengan cara mendiskripsikan ke dalam persamaan logika dahulu. A A B B C C D D 2.Implementasikan persamaan logika berikut ini ke dalam Rangkaian Logika. F = ABC + ABC + AB F = ABC + ABC + ABC
  • 59.
  • 60. ALJABAR BOOLE  Aljabar Boole=Aljabar Saklar  a dan b ( a . b ) disebut perkalian logika  a atau b ( a + b ) disebut penjumlahan logika • Jenis Teorema-teorema Aljabar Boole 1. Teorema Variabel Tunggal 2. Teorema Variabel Jamak
  • 61. 1. TEOREMA VARIABEL TUNGGAL  Diturunkan dari operasi dasar OR, AND, NOT. Operasi OR Operasi AND A A 1 0 1 0 Teorema (1) A + 1 = 1 Teorema (2) A . 0 = 0 A A A A 0 1 Teorema (3) A + 0 = A Teorema (4) A . 1 = A
  • 62. Operasi OR Operasi AND A A A A Teorema (5) A + A = A Teorema (6) A . A = A A 1 A 0 Teorema (7) A + A = 1 Teorema (8) A . A = 0 Teorema pada operasi AND dapat diperoleh dari operasi OR atau sebaliknya dengan melakukan : 1. Mengubah tanda + menjadi dot (.) atau sebaliknya 2. Mengubah 1 menjadi 0 atau sebaliknya
  • 63. Teorema Ekspresi Sifat Rangkap Satu dan Nol T (1) : A+1=1 T (2) : A.0=0 Identitas T (3) : A+0=A T (4) : A.1=A Idempoten T (5) : A+A=A T (6) : A.A=A Komplemen T (7) : A+A=1 T (8) : A.A=0 Involusi T (9) : A = A TABEL TEOREMA ALJABAR BOOLE VARIABEL TUNGGAL
  • 64. 2. TEOREMA VARIABEL JAMAK Teorema Ekspresi Sifat Rangkap Komulatif T (10) : A+B=B+A T (11) : AB=BA Asosiatif T (12) : T (13) : A+(B+C)=(A+B)+C A(BC)=(AB)C Distributif T (14) : T (15) : A+(BC)=(A+B)(A+C) A(B+C)=AB+AC Absorpsi T (16) : A+AB=A T (17) : A(A+B)=A T (18) : A+AB=A+B T (19) : A(A+B)=AB De Morgan T(20):A+B+…=A.B…. T(21): A.B….=A+B+… Tabel Teorema Aljabar Boole Variabel Tunggal
  • 65. Teorema ( 14 ) A B C B.C A+(B.C) A+B A+C (A+B).(A+C) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
  • 66. Teorema ( 15 ) A B C B+C A.(B+C) A.B A.C A.B+A.C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
  • 67. Teorema (16) A B A.B A+AB 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 Teorema (17) A B A+B A(A+B) 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
  • 68. Teorema (18) T (18) : A+AB=A+B A B A AB A+AB A+B 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 Teorema (19) A B A A+B A(A+B) AB 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
  • 69. PENYEDERHANAAN  Berguna untuk meringkas sebuah rangkaian yang rumit menjadi lebih sederhana.Contoh  F = AC+ABC  Persamaan diatas diperoleh dengan - MengANDkan A dan C - MengANDkan A,B dan C - MengORkan AC dan ABC  F = AC +ABC = AC (1+B) = AC (1) = AC Latihan : F = ABC + ABC + ABC F = ABC + ABA + ABC
  • 70. UNIVERSALITAS GERBANG NOR DAN NAND  Semua gerbang logika atau rangkaian logika dapat disusun dengan menggunakan gerbang NOR saja atau NAND saja dengan bantuan Aljabar Boole.
  • 71. GERBANG NOT DENGAN NOR A Y Y=A A Y Y = A+A Y = A.A Ingat Teorema De Morgan Y=A Ingat Teorema (6) : A.A=A
  • 72. GERBANG NOT DENGAN NAND A Y Y=A A Y Y = A.A Y = A+A Ingat Teorema De Morgan Y=A Ingat Teorema (5) : A+A=A
  • 73. PRAKTEK PART 4  Buktikan bahwa A+B=A.B dan A.B = A+B ?