2. Alfred Binet
Alfred Binet bersama dengan Theophile Simon mendefinisikan
inteligensi sebagai terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan
tindakan,
2. kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan
tersebut telah dilaksanakan, dan
3. kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan
autocriticism
Tes Pengukuran Standford Binet :
MA
IQ = CA X 100
IQ = Intelligence Quotient
MA= Mental age atau umur mental
CA= Chronological age atau usia kronologi
3. KLASIFIKASI IQ
Genius 140 keatas
Sangat cerdas
Cerdas ( superior)
130-139
120-129
Diatas rata-rata
Rata-rata
110-119
90-109
Dibawah rata-rata 80-85
Garis batas ( bodoh) 70-79
Moron ( lemah pikir ) 50-69
Imbisil ( idiot) 45 kebawah
Klasifikasi IQ menurut Alfred Binet:
4. CHARLES SPEARMAN
• Teori dua factor (the two-factor theory), yang
dikembangkan oleh Charles Spearman (seorang
psikolog Inggris) mendasarkan teorinya pada
analisis factor intelegensi. Menurut Spearman,
kecerdasan ialah kemampuan umum untuk
berpikir dan menimbang.
• Menurut Spearman tiap-tiap “performance”
adanya g factor dan s factor. Spearman
berpendapat bahwa faktor “g” itu tergantung
kepada dasar, sedangkan faktor s dipengaruhi
oleh pengalaman (lingkungan).
5. • Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu:
• General ability atau general faktor (“g” faktor). Faktor ini
terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya
(mendasari semua perilaku orang). Faktor ini selalu didapati dalam semua
“performance”.
• Special ability atau special faktor (s faktor). Faktor ini merupakan
faktor yang khusus mengenai bidang tertentu (berfungsi pada perilaku-
perilaku khusus saja). Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak,
misalnya ada S1, S2, S3, dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang “s”
factor dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol
dalam bidang tersebut.
• Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya g factor dan s
factor. Spearman berpendapat bahwa faktor “g” itu tergantung
kepada dasar, sedangkan faktor s dipengaruhi oleh pengalaman
(lingkungan).
6. EDWARD LEE THORNDIKE
• Menurut Edward Lee Thorndike, teori Thorndike
menyatakan bahwa intelegensi terdiri dari berbagai
kemampuan spesifik yang ditampikan dalam wujud
perilaku intelegensi. Thorndike juga mengatakan ada
beberapa factor-faktor dalam intelegensi : Teori Multi-
Faktor
• Teori ini menyatakan bahwa intelegensi itu tersusun
dari beberapa faktor yang terdiri dari elemen-elemen,
tiap elemen terdiri dari atom-atom, dan tiap atom itu
terdiri dari stimulus-respon. Jadi, suatu aktivitas adalah
merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang
berhubungan antara satu dengan yang lain.
7. BURT
• Menurut Burt dalam intelegensi terdapat 3 faktor
• Special ability atau special faktor (faktor S)
• General abilty atau general faktor (faktor G)
• Common ability atau common faktor disebut juga
group faktor (faktor C)
• Faktor ini merupakan sesuatu kelompok kemampuan
tertentu seperti kemmampuan kelompok dalam bidang
bahasa, sehingga rumus performance menjadi
P=G+S+C
8. THURSTONE
Thurstone menyebutkan bahwa faktor-faktor intelegensi sebagai kemampuan
mental primer yang terdiri atas kemampuan: verbal, numerikal, ruang, memori,
penalaran, penguasaan kata, dan kecepatan perseptual. Masing-masing faktor
diuraikan sebagai berikut:
1. spatial relation (S) Kemampuan untuk melihat gambar tiga dimensi
2. Perceptual speed (P) Kecepatan dan ketepatan dalam mempertimbangkan
kesamaan dan perbedaan atau dalam merespon detil-detil visual.
3. Verbal comprehension (V) Kemampuan memahami bacaan, kosakata,
analogi verbal, dan sebagainya.
4. Word fluency (W) Kecepatan dalam menghubug-hubngkan kata dengan
berbagai rima dan intonasi.
5. Number facility (N) Kecepatan ketepatan dalam perhitungan
6. Associative memory (M) Kemampuan menggunakan memori untuk
menghubungkan berbagi assosiasi.
7. Induction (I) Kemampuan untuk menarik suatu kesimpulan suatu prinsip
atau tugas.
• Menurutnya faktor-faktor tesebut berkombinasi sehingga menghasilkan
tindakan atau perbuatan yang intelegen.
9. JOY PAUL GUILFORD
Teori Guilford menerangkan tentang inteligensi
yang diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam menjawab melalui situasi sekarang untuk
semua peristiwa masa lalu dan mengantisipasi
masa yang akan datang. Dalam konteks ini maka
belajar adalah termasuk berpikir, atau berupaya
berpikir untuk menjawab segala masalah yang
dihadapi.
10. • Yang pertama (perilaku cerdas/inteligen) ditandai dengan
adanya sikap dan perubahan kreatif, kritis, dinamis, dan
memiliki motivasi, sedangkan yang kedua keadaannya
sebaliknya. Pengertian kebiasaan juga mengandung arti
kebiasaan kreatif, bukan kebiasaan pasif reaktif (mekanis)
seperti pada pandangan kaum behavioris.
• Guilford mengeluarkan satu model untuk menjelaskan
kreativitas manusia yang disebutnya sebagai Model
Struktur Intelek (Structure of Intellect). Dalam model ini,
Guilford menjelaskan bahwa kreativitas manusia pada
dasarnya berkaitan dengan
proses berpikir konvergen dan divergen. Konvergen adalah
cara berfikir untuk memberikan satu-satunya jawaban yang
benar. Sedangkan berpikir divergen adalah proses berfikir
yang memberikan serangkaian alternatif jawaban yang
beraneka ragam.