Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
3. PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan atau sistem urinaria,
adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
4. ORGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SISTEM PERKEMIHAN
2 GINJAL
2 URETER
1 VESIKA URINARIA
1 URETHRA
5. Langkah kerja
• Persiapkan alat
• Persiapkan lingkungan
• Awali interaksi dengan pasien dengan
mengucapkan salam
• Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan
selengkapnya pada klien
• Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa
klien
• Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
1. Umum : Status kesehatan secara umum : lemah,
letarghi
2. Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi,
pernapasan, dan suhu tubuh
3. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
a.
b.
c.
d.
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
7. 1. Inspeksi
a.
Kulit dan membran mukosa.
Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran
keringat.
Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi
gangguan ginjal yang menyebabkan anemia.
Penurunan turgor kulit merupakan indikasi
dehidrasi.
8. b. Abdomen
Pasien posisi terlentang, catat ukuran, kesimetrisan,
adanya massa atau pembengkakan, kembung.
c. Meatus urinary
Laki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan ujung gland
penis dengan memakai sarung tangan untuk membuka
meatus urinary.
Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka labia dengan
memakai sarung tangan. Perhatikan meatus urinary
9. 2. Palpasi
a. Ginjal
Harus hati-hati
Posisi pasien supinasi, Untuk melakukan
palpasi Ginjal Kanan: Posisi di sebelah
kanan pasien Letakkan tangan kiridibawah
abdomen diantara tulang iga dan lengkung
iliaka. Tangan kanan dibagian atas.
Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan
sementara tangan kiri mendorong ke atas. pada puncak
inspirasi tekan tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus
aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan
(tentukan ukuran, nyeri tekan). Pasien diminta membuang
nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan
rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.
10.
Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah
kiri penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan
mengangkat dari belakan. Tangan kiri diletakkan dengan
lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta
pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan
tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk
menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang
teraba).
11. b. Normalnya keras
dan halus. Pada org
dewasa mungkin
kandung kemih tidak
dapat dipalpasi,
kecuali terjadi distensi
urin maka palpasi
dilakukan di daerah
simphysis pubis dan
umbilicus.
12. 3. Perkusi
a. Ginjal
1) Atur posisi klien duduk
membelakangi pemeriksa.
2) Letakkan telapak tangan tidak
dominan pada sudut kostovertebral
(CVA), lakukan perkusi atau
tumbukan di atas telapak tangan
dengan menggunakan kepalan
tangan dominan.
3) Ulangi prosedur untuk ginjal kanan
Tenderness dan nyeri pada perkusi
CVA merupakan indikasi
glomerulonefritis atau
glomerulonefrosis.
13. b. Kandung kemih
1) Perkusi area diatas
kandung kemih, dimulai
5cm diatas simfisis
2) Untuk mendeteksi
perbedaan bunyi, perkusi
kearah dasar kandung
kemih
3) Jika berisi urin
menghasilkan bunyi
pekak
14. 4. Auskultasi
Gunakan diafragma/bel
stetoskop untuk
mengauskultasi bagian
atas sudut kostovertebral
dan kuadran atas
abdomen. Jika terdengar
bunyi bruit (bising) pada
aorta abdomen dan arteri
renalis, maka indikasi
adanya gangguan aliran
darah ke ginjal (stenosis
arteri ginjal)