2. LATAR BELAKANG
• Seiring semakin berkembangnya aplikasi
pemanfaatan sinar-X dalam rangka
penegakkan diagnosa suatu penyakit, maka
teknik pemeriksaan suatu organ menjadi
lebih bervariasi dengan didukung berbagai
spesifikasi pesawat diagnostik yang lebih
modern. Dalam hal ini salah satu
pemeriksaan yang memanfaatkan sinar-X
adalah pemeriksaan radiologi dengan media
kontras maupun tanpa media kontras, salah
satu dari jenis pemeriksaan radiologi yang
menggunakan media kontras adalah IVP.
3. LATAR BELAKANG
• IVP ( Intra Vena Phylografi ) adalah
pemeriksaan radiografi dari Traktus
Urinarius (Renal, Ureter, Vesica Urinaria,
dan Uretra) dengan penyuntikan media
kontras positif secara Intra Vena. Tujuan
pemeriksaan untuk menggambarkan
anatomi dari Pelvis Renalis dan sistem
Calyses serta seluruh Tractus Urinarius
dengan penyuntikan kontras media
positif secara Intra Vena. Pemeriksaan
ini dapat diketahui kemampuan ginjal
mengkonsentrasikan bahan kontras
tersebut.
4. LATAR BELAKANG
• Dalam pemeriksaan IVP ( Intra Vena
Phylografi ) digunakan untuk
beberapa indikasi yaitu seperti HN
atau yang sering disebut dengan
Hidronefrosis. Hidronefrosis adalah
penggelembungan ginjal akibat
tekanan balik terhadap ginjal
karena aliran air kemih tersumbat.
Dalam keadaan normal, air kemih
mengalir dari ginjal dengan tekanan
yang sangat rendah.
5. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Prosedur Pemeriksaan
Radiologi Intravenous Pylography
(IVP) Pada Kasus Hidronefrosis Di RSU
Aminah Blitar?
2. Proyeksi Apa Saja Yang Digunakan
Pada Pemeriksaan IVP?
6. TUJUAN PENELITIAN
• Untuk Bagaimana Prosedur
Pemeriksaan Radiologi
Intravenous Pylography (IVP)
Pada Kasus Hidronefrosis Di
RSU Aminah Blitar.
• Untuk mengetahui apakah
radiograf yang dihasilkan cukup
memberikan informasi
diagnostik yang diharapkan.
7. MANFAAT PENELITIAN
• Manfaat yang diperoleh untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
mengenai tata laksana pemeriksaan IVP pada
kasus Hidronefrosis.
• Dapat digunakan sebagai tambahan
referensi bahan ajar dan keperluan
pendidikan khuhsusnya dibidang radiologi
agar menjadi kearah yang lebih baik.
• Dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam permeriksaan
radiologi Intravenous Pylography (IVP)
pada kasus Hidroneprosis.
MANFAAT BAGI
PENELITI
MANFAAT BAGI INSTITUSI
STIKES WIDYA CIPTA
HUSADA
MANFAAT BAGI INSTALASI
RADIOLOGI RSU AMINAH
BLITAR
8.
9. ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Sistem urinaria merupakan suatu sistem
terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urine. Zat-
zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan
beredar kembali dalam tubuh melalui
pembuluh darah kapiler ginjal, masuk ke
dalam pembuluh darah dan beredar ke
seluruh tubuh. Sistem perkemihan
merupakan sistem rangkaian organ yang
terdiri atas ginjal, ureter, vesika urinaria,
dan uretra (Syaifuddin, 2009).
10. PATOLOGI
• Hydronephrosis adalah distensi dari
renal pelvis dan kalik ginjal yang
disebabkan adanya obstruksi dari
ureter atau renal pelvis. Bisa saja
terjadi pada kedua ginjal wanita
ketika ureternya mengalami
kompresi oleh fetus. Sebab lain
biasanya dikarenakan calculi di renal
pelvis atau ureter, tumor, dan
struktur atau abnormalitas bawaan
(Bontrager, 2018).
11. PROSEDUR PEMERIKSAAN Intravenous Pyelography
1. Pesawat Sinar
2. Kaset 24 x 30 sebanyak 1 buah dan kaset 30 x 40
sebanyak 5 buah
3. Marker (anatomi & identitas)
4. Processing film (otomatis)
5. Kontras medium Iopamiro 370mg / 30 ml
6. Wing neddle ukuran nomer 25
7. Kalmethason (obat anti alergi)
8. Spuit (3 cc & 20 cc)
9. Alkohol
10. Perawatankegawatdaruratan (Tabung O2, alat
suction, dll)
11. Handscoen
12. Bengkok
13. Baju ganti pasien
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
12. PERSIAPAN PASIEN
1. Hasil Creatinin dan BUN normal sebesar <1,5 mg/dl dan <18
mg/dl (pemeriksaan lab).
2. 2 hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang
rendah serat, misalnya bubur kecap.
3. 12 jam sebelum pemeriksaan pasien melakukan urus-urus
dengan menggunakan garam inggris 30 gram atau magnesium
yang dicampur dengan air hangat, pasien diharuskan minum
air putih 3 s/d 5 gelas, setelah itu pasien puasa sampai
pemeriksaan selesai.
4. Pagi hari 4 - 5 jam sebelum dilakukan pemeriksaan penderita
memasukan Dulcolax Suppositoria yang dimasukkan melalu
Anus / dubur supaya usus benar-benar bersih.
5. Selama puasa pasien di anjurkan untuk tidak merokok dan
banyak bicara untuk meminimalisasi udara dalam usus.
6. Sebelum pemeriksaan dimulai, pasien buang air kecil untuk
mengosongkan VU.
13. TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Posisi pasien :
• Tiduran / supine di meja pemeriksaan.
• MSP tubuh berada pada garis tengah meja.
• Kedua kaki lurus, di bawah knee diberi
pengganjal.
• Kedua tangan diletakkan di samping badan.
2. Posisi Objek :
• Abdomen true AP tidak ada rotasi
• Prosecus xipoideus dan symphisis pubis masuk
3. Arah Sinar :
• Arah sinar tegak lurus kaset.
• FFD : 90 – 100 cm
• Pusat sinar : Umbilikus atau setinggi Lumbal
3-4
4. Eksposi :
• Ekspirasi dan tahan napas.
• Luas lapangan penyinaran secukupnya.